Sea Lakukan Efisiensi Bisnis, Shopee Indonesia Rumahkan Sebagian Karyawan

Induk perusahaan marketplace Shopee, Sea Ltd., segera merumahkan sekitar 3% dari karyawannya di Indonesia sebagai bagian dari efisiensi perusahaan secara regional untuk memangkas kerugian dan memperbaiki reputasi di mata investor.

Dalam laporan tahunan Sea di tahun 2021, perusahaan tercatat memiliki lebih dari 63 ribu karyawan secara keseluruhan. Per kuartal I-2022, jumlah karyawan Shopee Indonesia tercatat sebanyak 6.232 orang. Hal ini berarti sekitar 180-an dari mereka terancam terkena PHK mulai dari head of department hingga posisi entry level atau junior staff.

Dilansir dari Bloomberg, perusahaan yang berbasis di Singapura ini menginformasikan para staf yang terkena dampak mulai dari hari Senin (19/9). Menurut memo yang beredar, perubahan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan dari perusahaan untuk mengoptimalkan efisiensi operasi untuk  mempertahankan keutuhan seluruh bisnis.

Perusahaan turut mengungkapkan bahwa hal ini merupakan keputusan yang sangat sulit untuk dibuat. Tanpa menjelaskan lebih lanjut, pihak manajemen mencoba menawarkan ganti rugi yang sesuai dalam memo yang disebarkan hari itu, “Secara umum, kami akan menawarkan paket yang adil bagi karyawan yang berpisah dengan kami dan memberikan bantuan jika diperlukan.”

Co-Founder Sea Group Forrest Li juga sempat mengumumkan dalam memo internal bahwa jajaran direksi tidak akan menerima gaji serta memperketat kebijakan pengeluaran perusahaan. Perusahaan, yang dikenal dengan Tencent Holdings Ltd. sebagai investor terbesarnya, tengah mencoba melindungi diri dari perlambatan ekonomi.

Sea disebut telah kehilangan sekitar $170 miliar nilai pasar sejak Oktober. Angka ini menjadi yang tertinggi serta memperbanyak pertanyaan tentang strategi monetisasi perusahaan di era kenaikan suku bunga dan mempertajam persaingan dari Alibaba Group Holding Ltd. di kawasan Asia.

Meskipun pendapatan Sea Group atau induk perusahaan Shopee pada kuartal II 2022 naik 29% year on year, hal ini tidak membebaskan mereka dari efisiensi. Melansir dari situs resminya, dalam laporan keuangan milik Sea Group, tercatat pendapatan perusahaan itu mencapai $2,94 miliar pada kuartal dua 2022.

Perjalanan Shopee di Indonesia

Shopee merupakan salah satu dari dua bisnis terbesar Sea di Indonesia. Perusahaan mengawali bisnis digitalnya di bidang hiburan dengan platform Garena yang mempopulerkan game “Free Fire”. Sea Group meluncurkan platform e-commerce Shopee di Asia Tenggara dan Taiwan pada bulan Juni dan awal Juli 2015, dan di Brasil pada kuartal keempat tahun 2019.

Pada tahun 2021, perusahaan sempat memperluas bisnis ke pasar baru di Amerika Latin seperti Meksiko, Chili dan Kolombia, dan ke Polandia dan Spanyol. Namun, informasi terakhir menunjukkan bahwa Shopee telah menarik timnya dari pasar di Eropa dan Amerika Latin. Polemik lain juga terjadi di India karena meningkatnya ketegangan dengan perusahaan China.

Di samping e-commerce, perusahaan juga memperluas lini bisnis ke platform layanan keuangan digital di Vietnam dan di Thailand di tahun 2014. Di akhir tahun 2019, SeaMoney resmi diperkenalkan sebagai merek keseluruhan untuk bisnis layanan keuangan digital perusahaan. Kemudian di tahun lalu, perusahaan semakin memperluas penawaran layanan keuangan digital di seluruh kredit, insurtech dan layanan bank digital, termasuk meluncurkan SeaBank di Indonesia.

Bisnis e-commerce memang menjadi salah satu penggerak penting ekonomi digital. Di Indonesia persaingan bisnis ini cukup ketat. Menurut data iPrice, didasarkan pada sejumlah analisis terhadap trafik dan engagement di media sosial, Shopee berada di peringkat kedua setelah Tokopedia. Namun demikian, peringkat ini cukup fluktuatif, di beberapa periode sebelumnya Shopee sempat memimpin di peringkat teratas.

E-commerce di Indonesia / iPrice
E-commerce di Indonesia / iPrice
Application Information Will Show Up Here

Dropezy Siapkan Jalan Keluar di Tengah Isu “Winter Quick Commerce”

Startup quick commerce Dropezy dikabarkan tengah menyiapkan strategi agar dapat tetap bertahan di tengah kondisi “tech winter”. Saat ini dikabarkan, perusahaan menutup seluruh 20 dark store yang berada di sekitar Jakarta, menurut pemberitaan DealStreetAsia.

Dikonfirmasi lebih jauh oleh DailySocial.id, Co-founder Dropezy Nitesh Chellaram hanya menyampaikan bahwa perusahaan tengah menyiapkan strategi baru yang akan segera diumumkan segera ke publik. “Kita belum bisa memberi tahu strategi baru kami, tapi kami punya sesuatu yang menarik yang bisa segera dibagikan,” kata dia, Senin (19/9).

Perusahaan beralih menjadi quick commerce pasca pendanaan pra-seri A yang diperoleh pada September 2021 sebesar $2,5 juta. Dana tersebut digunakan untuk membangun belasan dark store tersebar di Jabodetabek.

Dropezy sendiri lahir saat pandemi di awal 2021 sebagai online grocery. Proposisinya adalah platform kebutuhan sehari-hari (daily needs platform), sehingga konsumen dapat belanja dalam kuantitas kecil secara beberapa kali dalam sebulan.

“Kami percaya pada konsep ‘Buy small, eat fresh’ dan ‘Top up, don’t stock up’. Kami yakin bahwa orang Indonesia tidak suka melakukan pembelian massal di awal bulan, tetapi memilih membeli dalam jumlah kecil setiap hari atau pada hari yang berbeda,” kata Nitesh.

Kompetitor terdekat Dropezy, yakni Astro mulai mengembangkan produk private label, dinamai Astro Goods. Sejauh ini, produk yang sudah dirilis dari makanan ringan, makanan segar, paket siap masak, hingga kerajinan tangan. Selanjutnya, Astro Kitchen untuk produk makanan dan minuman siap santap. Disebutkan, perusahaan memiliki lebih dari 40 dark store yang terbesar di Jabodetabek.

Melesunya industri online grocery

Sebelumnya, HappyFresh dikabarkan melakukan restrukturisasi bisnis dengan menunjuk firma konsultan untuk meninjau kondisi keuangannya. Di saat yang bersamaan, pemutusan kerja dan penggalangan dana sedang ditempuh untuk bayar hutang kepada para mitra. Operasional di sejumlah lokasi di Jakarta juga tengah dihentikan.

Kondisi ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di tingkat global. Di antaranya, Foodpanda, Delivery Hero, Ola, dan Zomato, yang menutup unit bisnis quick commerce-nya dengan melakukan efisiensi.

Dalam suatu riset yang dilakukan oleh Stor.ai di Amerika Serikat, menyatakan hanya 2% dari 1000 konsumen yang sangat bersedia untuk bayar ongkos sedikit lebih mahal agar belanjaannya sampai dalam waktu 15 menit. Sebanyak 57,5% lainnya menyampaikan tidak mau bayar lebih mahal.

Seorang perwakilan dari Stor.ai mengatakan dari temuan tersebut menunjukkan bahwa pelanggan memprioritaskan stok barang daripada pengiriman yang cepat. Sebanyak 27% responden mengatakan mereka akan menggunakan layanan ultra-cepat lebih banyak jika pengalaman pengguna meningkat. Kemudian, 22% mengeluhkan kehabisan stok sebagai masalah terburuk yang dialami saat menggunakan platform pengiriman.

Menurut, Managing Director GlobalData Neil Saunders, fakta terbesar dari model bisnis dari perusahaan quick commerce ini sudah rusak sejak awal karena biaya yang mereka keluarkan tidak tercakup oleh biaya yang dibayar konsumen. “Selain itu, quick commerce adalah solusi yang mencari masalah. Sebagian besar orang tidak benar-benar membutuhkan hal-hal yang disampaikan dalam hitungan menit.”

Di samping itu, dengan kondisi inflasi yang terus meningkat dan perusahaan tidak dapat mengkompensasi biaya, kesempatan untuk bisnis quick commerce untuk bertahan lama sangat tipis.

Application Information Will Show Up Here

Astra dan WeLab Resmi Ambil Alih Saham Mayoritas Bank Jasa Jakarta

PT Astra International Tbk melalui anak perusahaannya PT Sedaya Multi Investama (Astra Financial) mengumumkan penyelesaian transaksi akuisisi Bank Jasa Jakarta (BJJ), bersama dengan WeLab melalui WeLab Sky Limited. Proses penyelesaian transaksi ditandai dengan diterimanya persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan.

Setelah penyelesaaian transaksi akuisisi, Astra Financial dan WeLab Sky masing-masing memiliki saham BJJ sebesar 49,56% dan menjadi pemegang saham mayoritas sekaligus pengendali bank. Nantinya, BJJ akan dijadikan sebagai bank digital inovatif dari Indonesia.

Secara terpisah, mengutip dari keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia pada hari ini (19/9), Astra Financial dan BJJ telah menandatangani Share Subscription Agreement (SSA), yang mana SMI akan mengambil bagian atas 1,13 juta lembar saham baru yang mewakili 49,56% dari seluruh modal yang telah ditempatkan dan disetor di BJJ dengan nilai transaksi sebesar Rp3,87 triliun.

“Per tanggal 16 September 2022, seluruh persyaratan pendahuluan berdasarkan SSA untuk menyelesaikan transaksi, termasuk persetujuan OJK, telah terpenuhi,” tulis manajemen Astra.

Dalam keterangan resmi, Presiden Direktur Astra Djony Bunarto Tjondro menyampaikan, investasi perusahaan di BJJ sejalan dengan aspirasi grup pada pilar jasa keuangan untuk menjadi penyedia layanan jasa keuangan ritel terdepan, serta mendukung perkembangan industri jasa keuangan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

“BJJ sebagai bank digital, melalui strategi omnichannel, akan melengkapi produk dan layanan jasa keuangan yang ditawarkan kepada pelanggan Astra. Hasil riset menunjukkan, sekitar 77% masyarakat di Indonesia masih tergolong ke dalam kategori unbanked dan underbanked. Melalui kerja sama ini, kami berharap BJJ dapat memenuhi kebutuhan pelanggan, serta mempercepat inklusi dan literasi keuangand Indonesia,” tambah Direktur Astra sekaligus Director-In-Charge Astra Financial Suparno Djasmin.

Founder dan Group CEO WeLab Simon Loong menambahkan, langkah strategis ini termasuk dalam rangka memperluas kehadiran bank digital di Asia, setelah pertama kali hadir di Hong Kong. Kemitraan strategis dengan Astra ini, dalam rangka meningkatkan sinergi lintas negara dan bisnis dengan para mitra dalam memperluas skala dan jangkauan.

“Kami antusias bahwa mitra jangka panjang kami, Astra, akan bekerja sama dengan kami untuk memberikan layanan perbankan berbasis teknologi terbaik melalui BJJ di Indonesia. Kami berharap dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan melalui kerja sama dengan Astra,” ucap Loong.

Daftar bank digital dan calon bank digital di Indonesia. Sumber: Laporan DSInnovate 2021

Unit bisnis keuangan grup Astra

Ini bukan pertama kalinya kemitraan antara kedua perusahaan. Sebelumnya, telah mendirikan perusahaan patungan fintech lending, PT Astra WeLab Digital Arta (AWDA) pada 2018 untuk brand MauCash. Keduanya menggabungkan kekuatan satu sama lain, yakni ekosistem bisnis Astra yang solid dan dukungan pengalaman, teknologi, dan jaringan yang kuat dari WeLab.

Sebelumnya, Grup Astra juga memiliki usaha di bidang perbankan, yakni Bank Permata. Kemudian, bersama pemegang saham lainnya, Standard Chartered, dijual ke Bangkok Bank Public Company Limited (Bangkok Bank) pada 2020. Harga belinya Rp1.346 per saham atau nilai transaksi mencapai Rp33 triliun. Masing-masing mengantongi Rp16,83 triliun.

Astra diketahui memiliki sejumlah anak perusahaan di sektor keuangan, seperti perusahaan pembiayaan, asuransi, dan fintech. Di bidang pembiayaan, Astra memiliki Astra Credit Companies (ACC) dan Toyota Astra Financial Services (TAFS) untuk pembiayaan roda empat, dan Federal International Finance (FIF) untuk pembiayaan roda dua.

Selanjutnya, di bidang asuransi ada Asuransi Astra Buana (AAB) untuk asuransi umum, dan Astra Life untuk asuransi jiwa. Di bidang digital, ada MauCash yang fokus pada fintech lending, AstraPay di produk uang elektronik, dan Moxa, berbentuk aplikasi yang mengintegrasikan seluruh kebutuhan finansial.

[Video] Algobash Permudah Proses Kurasi Talenta Digital

Melalui wawancara bersama DailySocial.id, Co-Founder Algobash Melinda Wardiman menjelaskan apa saja layanan yang ditawarkan perusahaan bagi talenta digital di Indonesia.

Tak hanya fokus pada individu, Melinda mengaku perusahaan menjalin kerja sama dengan banyak perusahaan lain yang membutuhkan jasanya.

Apa saja yang menjadi keunikan Algobash dari platform sejenis? Seperti apa perusahaan atau talenta digital yang menjadi konsumennya?

Simak pembahasan tentang Algobash yang terangkum di video wawancara berikut.

Untuk video menarik lainnya seputar strategi bisnis dan kontribusi startup di Indonesia, kunjungi kanal YouTube DailySocialTV di sesi DScussion.

Panduan Membuat Website Portofolio Sederhana dengan MilkShake

Link di bio media sosial seperti Instagram, Twitter, ataupun Tiktok sangat terbatas untuk menjelaskan banyak hal mengenai produk, brand atau siapa diri Anda.

Hal ini dikarenakan media sosial membatasi penggunan link hanya bisa satu untuk setiap akun. Maka dari itu, banyak kreator dan juga brand yang harus memutar otak untuk bisa memandu setiap orang sesuai dengan kebutuhannya. Salah satu caranya adalah dengan membuat website mengenai brand ataupun personal.

Namun, tidak semua orang memiliki kemampuan untuk membuat website yang menarik, jika Anda salah satu dari mereka, Anda harus mengenal aplikasi Milkshake yang akan jadi bahasan kita kali ini.

Tutorial Membuat Halaman Baru di Milkshake

  • Download atau unduh aplikasi Milkshake di PlayStore ataupun AppStore

  • Buka aplikasi Milkshake

  • Daftar Akun Milkshake Anda, bisa menggunakan email, Facebook, ataupun Apple

  • Kostumasi nama link Milkshake Anda, pastikan namanya belum pernah digunakan oleh orang lain sebelumnya

  • Pilih template yang Anda suka dan sesuai dengan kebutuhan portofolio Anda

  • Ubah kata-kata yang ada di template seuai dengan keinginan Anda, di Milkshake juga memungkinkan untuk menunggah atau mengupload foto

  • Jika sudah selesai Anda bisa untuk mengklik preview, Anda akan diarahkan untuk melihat hasil website Anda
  • Ketika Anda ada dalam halaman website, Anda akan menemui 3 tombol yang berbeda kegunaan

    • Shake It Up, berguna untuk Anda yang ketika preview kurang menyukai desain template yang sudah dipilih sebelumnya, karena tombol ini memungkinkan untuk mengganti template tanpa harus mengisi kembali isi dari website-nya.
    • Publish, sesuai dengan namanya tombol ini berfungsi untuk mempublikasikan website dan kartu sesuai dengan apa yang telah diisi
    • Costumize, fitur ini untuk mengganti warna dari template yang sudah Anda pilih, selain itu juga bisa mengubah jenis font yang ada sesuai dengan keinginan atau persona Anda.
    • Jika Anda sudah puas dengan tampilannya, Anda bisa klik publish dan website Milkshake Anda siap digunakan

Program Bangkit dari Google Lahirkan Solusi Teman Disabilitas “TeDi”

Pada tahun 2021 lalu, Google Indonesia meluncurkan program “Bangkit” dengan tujuan untuk menambah lebih banyak talenta digital yang memiliki kemampuan pemrograman tingkat lanjut. Di tahun 2022, program ini berhasil meluluskan 2.517 siswa sebagai program andalan Kampus Merdeka untuk alur belajar cloud computing, mobile development, dan machine learning.

Terdapat dua jenis proyek tugas akhir yang harus dilalui sebagai syarat kelulusan, yaitu Product-Based Capstone Project. Para siswa harus berinovasi membuat solusi produk bagi permasalahan di ranah publik, seperti lingkungan, kesehatan, ketahanan ekonomi, sesuai dengan tema pilihan. Proyek baru yang diluncurkan tahun ini adalah Company-Based Capstone Project di mana para peserta akan diasah kemampuannya untuk menjawab tantangan riil dari industri.

Di Bangkit 2022 ini, telah terpilih 15 proyek terbaik yang berhasil mendapatkan fasilitas mentor industri dan dana inkubasi sebesar 140 juta Rupiah dari Google dan Direktorat Riset Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPTM) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktristek). Salah satu yang menarik adalah TeDi atau Teman Disabilitas.

Najma, Mahasiswi Universitas Padjadjaran dan pemimpin kelompok TeDi, menyampaikan “TeDi atau Teman Disabilitas berawal dari pertanyaan yang muncul di benak tim kami, apakah saat ini teknologi sudah dapat membantu orang-orang yang membutuhkan, atau hanya hiburan semata. Dari sini, kami
berpikir bahwa sebaiknya kemajuan teknologi saat ini digunakan untuk membantu orang-orang yang sangat membutuhkan, salah satunya adalah penyandang disabilitas karena masih banyak diskriminasi dan kesulitan yang mereka rasakan.”

TeDi merupakan aplikasi mobile Indonesia pertama yang memiliki fitur-fitur untuk membantu tiga tipe disabilitas sekaligus, yaitu tunanetra, tunarungu, dan tunawicara. TeDi menawarkan fitur BISINDO translator untuk menerjemahkan bahasa isyarat, Object Detection untuk mendeteksi objek di sekitar, Currency Detection untuk membaca mata uang, dan Text Detection untuk membaca sebuah teks.

Nantinya, TeDi akan mentransformasi purarupa mereka menjadi produk yang siap untuk diperkenalkan pada user atau masyarakat dalam bimbingan Lab Inkubasi dan Kewirausahaan di 15 Kampus Mitra Bangkit. Selain TeDi, tim lain yang akan mendapatkan kesempatan ini adalah EcoSense, Herbapedia, HerAi, Yourney, DressOnMe, LukaKu, Glucare, Dwicara, Fi$hku, Tanamin, Ambroise, BahanbaKu, Circle, Kulitku.

Program pemerintah untuk talenta digital

Ketersediaan talenta digital merupakan key enabler dalam pengembangan sektor digital yang terus bertumbuh seperti di industri teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK). Menurut kajian Alfa Beta tahun 2021, tenaga kerja yang memiliki talenta digital mampu memberikan kontribusi sebesar Rp 1.965 triliun terhadap PDB Indonesia pada 2030.

Dari sisi pengembangan kemampuan, pemerintah juga berupaya mengakomodasi kebutuhan akan talenta digital melalui sejumlah inisiatif seperti program Digital Literacy Academy, Startup Studio, 1000 Startup, dan Digital Literacy National Movement. Inisiatif ini diambil untuk memfasilitasi dan mengakselerasi peningkatan kemampuan talenta digital, dari tahap dasar, menengah, hingga lebih lanjut

Kementerian Kominfo sendiri di tahun 2022 ini telah menyiapkan program Digital Talent Scholarship dan Digital Leadership Academy sebagai inisiatif konkret untuk mempercepat pengembangan talenta digital nasional. Cara berpikir yang visioner sangat penting agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar, tetapi juga menjadi pemain utama pada kontestasi di level regional maupun global.

Bukan hanya pemerintah, seluruh stakeholder di Indonesia berupaya mengembangkan berbagai inovasi sebagai bagian dari strategi transformasi digital, melakukan perubahan menyeluruh atas setiap proses, kompetensi, dan model bisnis dengan implementasi teknologi digital, sejalan dengan rekomendasi berbagai lembaga riset global yang menjadikan transformasi digital sebagai upaya organisasi dalam memenangkan persaingan global.

Buat Rekening Tanpa Antre dengan Daftar Bank Jago

Bank Jago merupakan salah satu bank digital yang bisa membantu urusan keuangan Anda, tanpa perlu repot antre ke Bank. Anda tidak perlu khawatir dengan bank satu ini, karena walaupun namanya tergolong baru, bank ini merupakan digitalisasi dari Bank Artos yang sudah lama berdiri.

Di dalam aplikasi Bank Jago juga banyak sekali fitur yang bisa Anda coba, mulai dari pemisahan kebutuhan, pembayaran bulanan otomatis, hingga fitur idaman yaitu tidak adanya biaya administrasi.

Bagi Anda yang tertarik untuk membuka rekening di Bank Jago, Anda hanya perlu menyiapkan smartphone, dokumen ktp dan jaringan internet. Berikut tahapan daftar di bank Jago.

  • Install aplikasi Bank Jago di smartphone masing-masing.

  • Buka aplikasi Bank Jago

  • Pilih layanan Bank Jago yang sesuai dengan keinginan Anda, Bank biasa atau syariah
  • Klik ‘Mulai Sekarang

  • Klik Buat Akun Jago

  • Masukkan email, nomor telepon, dan kode referral (opsional)

  • Verifikasi nomor telepon Anda
  • Buat password akun Anda

  • Verifikasi e-KTP Anda

  • Isi informasi yang diminta mengenai tujuan pembukaan rekening, informasi pekerjaan, dan informasi mengenai NPWP

  • Baca Syarat dan Kententuan Nasabah Bank Jago

  • Jika sudah selesai membaca bisa menceklis dua pernyataan yang ada dan klik ‘Lanjut

  • Ambil selfie, pastikan Anda berada di ruang dengan penerangan cukup

  • Akun Bank Jago Anda siap digunakan

Cara Membuat Galeri NFT dengan Mezink untuk Menjangkau Lebih Banyak Pembeli

NFT adalah aset digital yang mewakili sebuah barang yang umumnya merupakan barang digital. Belakangan ini NFT eksis diperbincangkan oleh banyak orang di berbagai platform media sosial, bahkan tak jarang yang ikut membuat dan mempromosikan produk atau galeri NFT-nya.

Jika Anda adalah salah satu pegiat NFT, maka Anda harus mengetahui bahwa Mezink adalah salah satu platform yang tepat untuk Anda memamerkan produk NFT Anda dalam bentuk galeri. Bagaimana caranya? Simak informasi selengkapnya pada artikel ini.

Cara Membuat Galeri NFT dengan Mezink

Untuk membuat galeri NFT dengan Mezink, Anda dapat menambahkan menu collection ke halaman Mezink Anda. Agar lebih jelas, Anda dapat melihat dan mengikuti langkah-langkah di bawah ini:

  • Masuk ke akun Mezink Anda melalui situs resmi atau aplikasi Mezink.
  • Kemudian, tambah tautan baru dengan klik Add New Link.
  • Lalu, pilih Collection.

  • Selanjutnya, isi nama galeri pada kolom Name dan tambahkan deskripsi.
  • Jika sudah, pilih tipe galeri yang diinginkan (List/Grid/Carousel). Anda juga dapat memlih ukuran gambar yang ditampilkan (Standard/Large).

  • Berikutnya, tambahkan link produk NFT Anda beserta gambar, nama, dan harga dengan klik Add Product. Jangan lupa klik Save setiap Anda menambahkan produk ke galeri Anda.

  • Terakhir, pilih thumbnail dari galeri tersebut. Anda dapat menggunakan pilihan gambar yang disediakan Mezink atau mengunggah thumbnail Anda sendiri.

  • Apabila semua informasi telah terisi, klik Save untuk menyimpan dan mempublikasi galeri NFT Anda di halaman Mezink.
  • Selesai.

Demikian informasi mengenai cara membuat galeri NFT dengan Mezink untuk membantu Anda menjangkau lebih banyak pembeli. Jangan lupa untuk membagikan link halaman Mezink Anda di berbagai platform media sosial atau media promosi Anda agar lebih banyak orang yang dapat melihat galeri NFT Anda.

Fokus Bisnis dan Rencana Penggalangan Dana Surplus Indonesia

Saat ini Surplus sudah mengalami pertumbuhan yang positif sebagai sebuah food waste prevention app. Tahun 2022 dijadikan momentum khusus bagi perusahaan untuk bergerak maju, menghadirkan layanan dan produk yang relevan kepada target pengguna. Sekaligus membantu lebih banyak industri terkait untuk mengurangi laju food waste mereka.

Kepada DailySocial.id, CEO Surplus Indonesia Muhammad Agung Saputra menyampaikan rencana Surplus Indonesia. Mulai dari merampungkan penggalangan dana tahapan awal, memiliki gudang, dan menambah jumlah merchant.

Pertumbuhan bisnis positif

Jika saat awal muncul Surplus masih harus melakukan edukasi kepada merchant dan pengguna, saat ini perusahaan mengklaim sudah cukup nyaman dengan kesadaran dan pemahaman yang dimiliki oleh target pengguna. Meningkatnya awareness generasi muda untuk mengikuti gaya hidup sehat dan fokus kepada lingkungan menjadi benefit tersendiri bagi perusahaan saat ini.

Dari sisi merchant yang saat ini banyak berasal dari bakery, kafe, restoran, hingga hotel, yang awalnya mereka masih enggan untuk bermitra, kini mereka justru memiliki SOP khusus untuk Surplus. Dengan kolaborasi tersebut beberapa mitra bahkan mampu untuk menekan laju food waste atau stok produk mereka hingga 80%. Hal tersebut yang kemudian menjadi kebanggaan tersendiri bagi Surplus, yang juga telah menjadi katalis bagi industri F&B untuk pengelolaan food waste mereka.

Untuk bisa mendapatkan merchant dari jaringan hotel dan restoran, menurut Agung dibutuhkan proses yang cukup panjang dan penuh tantangan. Sempat mengalami kendala di awal, namun saat ini mulai banyak hotel dan restoran yang memutuskan untuk bergabung dengan Surplus.

“Proses untuk mendapatkan decision maker di mall atau jaringan hotel/restoran tidak mudah. Apalagi ini adalah hal yang baru, namun ketika mulai banyak jaringan hotel yang telah bergabung, kemudian menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka,” kata Agung.

Tercatat saat ini Surplus telah memiliki sekitar 100 ribu unduhan aplikasi dan 2 ribu merchant lebih yang tersebar di 11 kota seperti Jabodetabek, Bandung, Jogjakarta, Solo, Malang, Surabaya, hingga Bali. Jika dulunya mereka yang menjemput bola, kini dengan word of mouth di kalangan mitra, mulai banyak mitra yang kemudian menawarkan diri langsung untuk bergabung di ekosistem Surplus.

Jaringan hotel seperti The Ascott Limited, ARTOTEL Group, dan Swiss-Belhotel International telah menjadi bagian dari Surplus. Sudah ada sekitar 100 hotel yang menjalin kerja sama strategis dengan Surplus. Ke depannya Surplus juga ingin merangkul lebih banyak pemain FMCG hingga ritel untuk memanfaatkan layanan dan teknologi dari Surplus.

Untuk pengiriman Surplus masih mengandalkan layanan dari GrabExpress dan GoSend. Namun untuk melancarkan kampanye mereka untuk lebih peduli kepada lingkungan, pilihan Ambil Sendiri di lokasi layanan F&B terdekat, juga makin agresif mereka lancarkan.

“Kami mencatat saat ini pelanggan terbanyak adalah dari generasi muda seperti gen Z dan milenial. Mereka adalah generasi yang sudah memiliki kesadaran sangat tinggi terhadap peduli lingkungan dan sosial. Meskipun masih sangat niche tapi kami yakin ke depannya akan makin banyak lagi pelanggan yang bisa kami jangkau,” kata Agung.

Rencana penggalangan dana awal

Tim Surplus Indonesia

Untuk bisa memiliki gudang yang mampu menampung stok sementara dari FMCG dan ritel, saat ini Surplus tengah menggalang dana tahapan awal. Jika sesuai target, pendanaan tersebut akan mereka rampungkan akhir tahun 2022 ini. Sebelumnya Surplus termasuk startup yang tidak terlalu fokus kepada kegiatan penggalangan dana. Memanfaatkan grant atau hibah, perusahaan mampu menjalankan bisnis dan operasional dengan dukungan 12 orang tim.

“Tahun 2022 ini kemudian menjadi waktu yang paling tepat bagi startup yang fokus kepada lingkungan dan ESG seperti Surplus. Dengan acara G20 yang fokus kepada climate tech dan lingkungan. Di sisi lain juga mulai banyak platform renewable energy hingga motor listrik yang hadir di Indonesia. Harapannya akan lebih banyak platform green tech di tanah air sehingga makin mengembangkan ekosistem,” kata Agung

Disinggung siapa investor yang sudah terlibat dalam pendanaan awal ini, Agung enggan untuk menjelaskan lebih lanjut. Namun demikian menurutnya, investor asing yang paling banyak memberikan perhatian khusus untuk startup seperti Surplus.

Sebelum melakukan penggalangan dana tahapan awal dari investor, Surplus juga sempat melakukan crowdfunding. Namun karena kesulitan untuk mendapatkan pendonor karena kurangnya awareness Surplus di mancanegara, target yang mereka inginkan pun tidak tercapai.

“Dari sana kita melihat negara asing memiliki awarness yang sangat tinggi akan climate tech dan environment & social impact. Untuk Surplus saja yang mereka tidak kenal, masih bersedia bagi mereka untuk memberikan dana dalam bentuk crowdfunding. Kehadiran pendiri startup asing yang melancarkan platform green tech di Indonesia kemudian juga menjadi pemicu bagi penggiat startup lokal untuk bisa menghadirkan platform green tech,” kata Agung.

Tercatat saat ini mulai banyak investor hingga angel investor yang tertarik untuk berinvestasi kepada green tech di Indonesia. Di antaranya adalah MDI Ventures yang berencana meluncurkan Impact Fund, hingga Achmad Zaky Foundation (AZF) yang telah berinvestasi kepada pengembang efisiensi energi memanfaatkan smart technology di Indonesia, Powerbrain.

East Ventures (Growth Fund) sebelumnya juga telah memimpin pendanaan kepada startup energi terbarukan Xurya. Sementara itu Kejora-SBI Orbit telah berinvestasi kepada perusahaan teknologi yang membangun infrastruktur pertukaran baterai di Indonesia, SWAP Energy. Dan baru-baru ini DeClout Ventures telah memberikan investasi kepada pengembang kendaraan motor listrik, Charged Indonesia.

ANGIN tahun 2021 lalu telah merilis laporan bertajuk “Investing in Impact in Indonesia”. Dalam laporan tersebut terungkap, fokus dari tiap investor berdampak juga berbeda. ANGIN mencatat secara tematik, ada 10 jenis usaha berdampak yang menjadi fokus masing-masing, terbagi menjadi inklusi keuangan, kehutanan, energi bersih, kemiskinan, gender lens, circular economy, perikanan, iklim, agrikultur, dan media. Masing-masing tema ini mencerminkan peluang dan tantangan di Indonesia.

“Kami berharap nantinya jika Surplus telah merampungkan pendanaan tahap awal, bisa menjadi pembuka bagi startup lainnya yang juga fokus kepada ESG untuk bisa mendapatkan pendanaan juga,” kata Agung.

Potensi startup green tech di Indonesia

Kolaborasi Surplus Indonesia dengan Kemenparekraf

Menurut Agung, ada beberapa alasan mengapa pada akhirnya tidak banyak penggiat startup yang tertarik untuk menawarkan layanan dan produk bertemakan lingkungan. Salah satunya adalah sulit untuk di monetisasi dan belum adanya regulasi yang kemudian bisa memberikan punishment atau incentive kepada pihak terkait.

Untuk startup kemudian bisa memberikan layanan yang relevan dan tetap fokus untuk menjaga lingkungan, harus memahami benar layanan atau produk yang bakal di hadirkan. Salah satunya adalah dengan melakukan riset secara komprehensif, melakukan trial and error dan memiliki passion yang besar agar tidak cepat menyerah.

“Mereka harus mengetahui masalah lingkungan secara spesifik, kemudian harus mengetahui grass root-nya. Di Surplus sendiri grass root yang kita pahami adalah kebiasaan masyarakat Indonesia yang menyukai diskon dan telah terbiasa melakukan pemesanan makanan dan minuman secara online. Dengan memahami grass root tersebut, nantinya akan tercipta perubahan secara langsung,” kata Agung.

Untuk bisa mempercepat awareness dan pertumbuhan bisnis, Surplus juga secara agresif melakukan kerja sama strategis dengan pemerintah dan pihak terkait. Di antaranya dengan Kemenparekraf dan dengan Kementerian BUMN.

“Pada akhirnya saya melihat Indonesia sudah mulai ke arah sana. Mengikuti ekosistem di negara lain yang sudah fokus kepada ESG dan climate tech. Jika renewable energy hype-nya makin meluas akan menyusul juga kepada platform lainnya,” kata Agung.

Application Information Will Show Up Here

Bibit Mulai Garap Segmen Nasabah Tajir Melalui “Bibit Premium”

Platform wealthtech Bibit menjadi pemain berikutnya yang menyasar nasabah tajir sebagai pengguna, dengan meluncurkan layanan Bibit Premium. Belum ada keterangan resmi yang disampaikan perusahaan terkait ini, pun saat dihubungi DailySocial.id, mereka belum bersedia memberikan responsnya.

Dalam laman blog perusahaan disampaikan bahwa Bibit Premium ini menyasar nasabah yang nilai investasinya di platform Bibit minimal Rp500 juta. Nantinya, mereka akan mendapat langsung undangan dari pihak Bibit untuk bergabung.

Bibit menawarkan sejumlah benefit untuk nasabah premium ini, di antaranya transaksi lewat Wealth Specialist untuk mengajukan transaksi buy, sell, atau switching lewat WhatsApp. Berikutnya, konsultasi langsung dengan Wealth Specialist seputar pengelolaan dan pengembangan aset, informasi eksklusif seputar promo dan penawaran.

Prospek nasabah tajir

Sebelumnya, Bareksa telah lebih dulu masuk ke nasabah premium atau high net-worth individuals (HNWI) sejak 2018 melalui Bareksa Prioritas. Bareksa menyasar nasabah dengan dana kelolaan minimum Rp5 miliar, lebih besar dari Bibit Premium.

Perusahaan menyediakan berbagai layanan untuk kalangan HNWI mulai dari laporan riset, fitur teknologi Bareksa untuk Bareksa Prioritas, hingga customer loyalty program sesuai kebutuhan nasabah.

Dalam menyediakan produk ini, Bareksa menggandeng penasihat investasi independen, Jagartha Advisors. Para penasihat tersebut memberikan layanan konsultasi keuangan kapan pun dibutuhkan.

Terbukti apa yang dilakukan Bareksa ini sukses. Disampaikan, bahwa Bareksa Prioritas mencatatkan pertumbuhan dana kelolaan hingga 10x lipat dalam tiga tahun terakhir hingga Juni 2022. Dari jumlah investor HNWI yang bergabung juga meningkat tiga kali lipat pada periode Juni 2019-Juni 2022.

Menurut Direktur Bareksa Prioritas Ricky Rachmatulloh, pertumbuhan signifikan ini menandakan kebutuhan nasabah HNWI untuk mengakses pengelolaan kekayaan secara digital, terutama selama pandemi yang membatasi investor berinteraksi secara tatap muka dengan para advisors. Di samping itu, mayoritas investor kini semakin teredukasi dalam menggunakan platform digital dan pendampingan advisor ini turut membantu para investor mendapatkan informasi dan memilih produk.

Adapun pangsa pasar HNWI ini berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus terjaga. Tingkat PDB per kapita Indonesia berhasil naik sebesar 8,6% ke $4.349,5 atau setara Rp62,2 juta di tahun 2021 dibandingkan tahun sebelumnya.

Selain Bareksa, baru-baru ini Moduit juga melakukan langkah serupa lewat peluncuran Moduit Beyond yang menyasar nasabah HNWI dengan dana kelolaan minimal Rp1 miliar.

Moduit Beyond terdiri dari tiga kategori yang didasarkan pada besaran nilai investasi dan jenis layanan yang didapat nasabah. Ketiga kategori tersebut adalah Beyond Prestige dengan dana investasi Rp1-5 miliar, Beyond Eminence dengan dana investasi Rp5-10 miliar, dan Beyond Insignia dengan dana investasi di atas Rp10 miliar.

Di Moduit itu sendiri, mayoritas nasabah existing-nya sudah berpengalaman dan dianggap mempunyai keinginan untuk berinvestasi lebih serius. Berdasarkan data Moduit, rata-rata jumlah dana investasi di platform Moduit bagi nasabah yang dibantu oleh advisor mencapai Rp1,2 miliar. Sedangkan rata-rata besaran investasi nasabah yang berinvestasi secara mandiri sebesar Rp50 juta.

Adapun, saat ini total nasabah Moduit lebih dari 30 ribu orang. Dari jumlah tersebut sekitar 10% di antaranya memiliki dana investasi di Moduit lebih dari Rp1 miliar. Namun dari sisi nominal investasi, nasabah-nasabah tersebut berkontribusi sekitar 90% terhadap total investasi di Moduit.

Moduit Beyond menawarkan keuntungan mulai dari personal advisor, curated & high-performance product, akses pertama terhadap layanan dan produk baru, laporan dan analisa market, dedicated call centre, lounge, dan lain-lain.

Selama ini, kalangan nasabah tajir biasanya digarap oleh perbankan melalui layanan wealth management. Fokus layanannya tidak hanya mengembangkan aset yang sudah ada, tapi juga melindunginya dengan asuransi. Bisnis ini selalu menunjukkan tren positif, bisa dilihat dari salah satu indikatornya adalah jumlah investor reksa dana. Dengan pendekatan yang lebih disruptif, kesempatan tersebut juga diincar oleh pemain fintech, salah satunya Bareksa dan Bibit.

Application Information Will Show Up Here