3 Aplikasi iOS untuk Cara Berbeda dalam Membaca Berita

Semakin tinggi keterhubungan orang-orang di internet ternyata memunculkan sebuah fenomena yang dinamakan fear of missing out. Pernah mendengarnya?

Fear of missing out (FoMO) adalah kekhawatiran seseorang melewatkan suatu momen atau informasi mengenai hal-hal yang ada, umumnya hal tersebut dialami di media sosial atau internet.

Kegelisahan semacam ini sebenarnya bisa diminimalisasi dengan beragam apps yang ada. Khusus untuk berita dan informasi di dunia maya, Anda tak perlu repot-repot mengikuti terlalu banyak mengikuti akun media di Facebook atau Twitter. Para pengguna iOS dapat memanfaatkan aplikasi-aplikasi untuk membaca berita di bawah ini, dengan gaya membaca berbeda-beda, agar terhindar dari FoMO.

1. Flipboard

Flipboard, untuk mereka yang begitu menikmati kemajuan berita dan UI/UX di saat bersamaan / Flipboard
Flipboard, untuk mereka yang begitu menikmati kemajuan berita dan UI/UX di saat bersamaan / Flipboard

Aplikasi news aggregator yang satu ini dikenal dengan user interface dan user experience yang khas. Flipboard sejak awal hadir dengan mencocokkan interest dari sang pengguna dengan berita yang ada.

Dengan perubahan di versi 4.0, Flipboard memunculkan inovasi yang lebih maju lagi, yakni smart magazine, di mana pengguna dapat mengakses koleksi bacaan yang telah dikurasi tim Flipboard—dan tetap sesuai dengan interest-nya.

2. Instapaper

Instapaper, untuk si minimalis yang tidak ingin ketinggalan isu terkini / The Sweet Setup
Instapaper, untuk si minimalis yang tidak ingin ketinggalan isu terkini / The Sweet Setup

Dibanding aplikasi sebelumnya, Instapaper tampak lebih simpel. Ya, bagi Anda yang terbiasa menggunakan Flipboard, mungkin Anda akan merasakan kesederhanaan tersebut jika dibandingkan dengan Instapaper.

Berbeda dengan news aggregator, Instapaper digunakan sebagai media penyimpan berita yang memungkinkan Anda untuk membaca berita yang Anda simpan di mana pun dan kapan pun. Selain itu, di Instapaper, Anda juga dapat memberi highlight di beberapa kata yang Anda inginkan.

Dengan tampilan yang lebih terlihat seperti ‘surat kabar online’, Instapaper cocok sekali untuk Anda yang menganut paham minimalism.

3. Quartz

Quartz, untuk yang interaktif dan ingin coba hal baru dalam membaca berita / Quartz
Quartz, untuk yang interaktif dan ingin coba hal baru dalam membaca berita / Quartz

Keunggulan Quartz ada pada fiturnya yang menyajikan berita seperti jika Anda sedang chatting bersama seseorang, dan ‘orang’ serba tahu tersebut sangat up-to-date dengan berita terbaru di dunia.

Quartz bukanlah sebuah news aggregator, bukan pula media penyimpan berita. Quartz adalah bot berita yang akan memberi Anda suplai berita melalui gaya interaksi. Berita-berita yang ada di aplikasi ini berasal dari tim Quartz sendiri dengan cakupan bahasan yang luas.

Ketiga aplikasi ini dapat membantu menjauhkan Anda dari FoMO dengan pembaruan info yang ada. Tapi sayangnya, itu belum cukup. Bahkan jika Anda menggunakan iPhone 7 yang mutakhir itu. Lalu, apa yang dapat membuat Anda bisa terus mendapat informasi dengan cepat?

Sudah jelas, jaringan internet yang kuat adalah jawabannya. Saat ini, jaringan internet mobile di Indonesia sudah memasuki era 4G LTE, dengan kecepatan internet yang lebih tinggi sehingga memungkinkan Anda untuk dapat mengakses berita-berita tersebut dengan cepat tanpa hambatan.

Salah satu provider di Indonesia yang juga menawarkan servis 4G LTE ini adalah Smartfren 4G. Dengan jaringan Smartfren 4G-nya, provider ini kini tidak lagi sepenuhnya ‘milik’ Andromax, namun sudah bisa mendukung beragam jenis smartphone 4G, dan salah satunya adalah iPhone 7.

image001

Smartfren 4G bersama dengan iPhone 7 menawarkan paket layanan yang bernama iPlan yang memberikan promo menarik, seperti cashback hingga Rp 4,5 juta.

Fitur dan performa kelas tinggi dari iPhone digabung dengan keunggulan yang diberikan oleh Smartfren 4G ini dapat mendukung pengalaman pengguna dalam menyusuri artikel-artikel melalui news aggregator serta menikmati entertainment seperti video streaming, dan yang pastinya mencegah FoMO menjumpai Anda.

Jika Anda tertarik dengan paket iPlan yang ditawarkan oleh Smartfren 4G, Anda dapat menelusuri lebih jauh mengenai paket ini dalam website Smartfren 4G di sini.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh Smartfren 4G.

Masuk Top 100 Tizen Store, 4 Aplikasi Indonesia Ini Kantongi Lebih dari 500 Juta Rupiah

Samsung telah menjalankan inisiasi dalam peningkatan ragam aplikasi Tizen melalui Tizen Mobile App Incentive Program, sebuah program pengembangan aplikasi untuk sistem operasi Tizen dari Samsung yang dibuka umum untuk IT developer secara internasional. Program ini merupakan bagian dari Samsung Academy yang ada di dicoding.com/samsungacademy.

Sejak diumumkan pada tahun 2016 dan yang diluncurkan pada tahun 2017 melalui tizenincentive.com, program untuk sistem operasi open source yang dikembangkan berdasarkan kernel Linux dan GNU C Library ini menuai sambutan baik dari para pengembang aplikasi, seperti yang dapat dilihat dari kreasi-kreasi yang ada.

Upaya Samsung dalam merangkul developer juga diperlihatkan melalui reward yang diberikan. Untuk program berdurasi sembilan bulan ini, Samsung menyiapkan hadiah total uang tunai sebesar USD 9 juta (sekitar IDR 119 miliar), dan setiap bulannya, USD 10.000 akan diberikan kepada setiap aplikasi yang berhasil menduduki jajaran Monthly Top 100 Tizen Store, sebuah chart bulanan untuk seratus aplikasi Tizen yang paling sering diunduh melalui Tizen Store.

Keinginan Samsung untuk memicu kreativitas dan meng-global-kan karya developer Indonesia dalam jangka pendek sudah membuahkan hasil. Di bulan Maret ini, empat aplikasi Tanah Air berhasil masuk ke chart bergengsi di Tizen Store tersebut di antara nama-nama aplikasi mentereng.

Empat aplikasi tersebut ialah SelfieBoom, Insta Square, Insta Tags, dan Download Manager.

SelfieBoom

Ini adalah aplikasi untuk merekam gambar dan menjadikannya animasi. Bila membaca satu kalimat deskripsi tersebut, aplikasi buatan Profilku Mobile ini mungkin mengingatkan Anda pada aplikasi yang sedang naik daun di Instagram.

“Idenya tidak orisinal, terinspirasi dengan aplikasi Boomerang di Android dan iOS, saya coba riset teknologi yang bisa digunakan untuk membuat semacam itu di atas web app dengan HTML5 dan JavaScript,” terang Arie Affianto, yang mengurusi segala rupa proses pengembangan SelfieBoom—Founder, Developer, dan Designer, literally.

Di SelfieBoom, pengguna juga dapat menambahkan efek dan teks pada animasi, yang biasanya dipergunakan untuk membuat meme.

“Alhamdulillah, sesuai namanya, ‘boom‘, (aplikasi ini meledak) sejak hari pertama publish di Tizen Store,” ujar Affian, sapaan akrabnya.

Insta Square

Sederhana namun digandrungi karena kegunaannya. Ya, itulah Insta Square. Aplikasi yang, lagi-lagi, dikembangkan oleh Profilku Mobile ini membuat versi kotak dari foto yang tidak berbentuk kotak, tanpa memotong foto. Bagaimana manfaat dari Insta Square begitu terasa bagi pengguna?
“Banyak yang pengen fotonya tidak terpotong di profile picture yang kebanyakan meminta bentuk square (kotak),” jelas Affian berkenaan ide awal penciptaan.
Di samping itu, pengguna juga dapat memberikan efek ke fotonya, memilih jenis frame, dan memberikan sedikit teks, yang juga terinspirasi dari aplikasi sejenis yang ada di platform Android.

Insta Tags

Masih dikembangkan Profilku Mobile, Insta Tags berawal dari spirit penemuan ide ala Bob Sadino: amati, tiru, dan modifikasi (ATM). Insta Tags membuat aplikasi foto yang dapat mencantumkan tagar (hashtag) dan doodle di dalamnya.

“Tahun 2010-an, saat Indonesia sedang dilanda demam Blackberry, terlintas ide untuk membuat aplikasi foto yang bisa nambahin hashtag di atas profile picture BBM. Misal nih, biasanya anak anak gaul kalau lagi putus cinta pasang foto-foto baper dan di ujungnya pojok tambahin hashtag #Galau, #LagiSedih, atau yang lainnya,” kisah Affian.

“Di Tizen Store, saya coba rebuild di atas platform webapp dengan HTML5, JavaScript, dan webGL. Efek foto yang ada di InstaTags sebagian besar hasil kreasi sendiri, termasuk di dalamnya ada fitur untuk enhance foto sehingga terlihat lebih dramatis.”

Download Manager

Bagi Anda yang sering mengunduh file, aplikasi berbasis web ini wajib ada di device Tizen Anda. Download Manager adalah aplikasi untuk mengunduh file dengan format apapun dari Internet, dengan menggunakan direct link download. Fitur utama dari Download Manager yakni kemampuannya mem-pause saat proses download sedang berlangsung.

“Ide awalnya karena saya butuh aplikasi download manager di Tizen saat itu, dan ternyata belum ada di Tizen Store, jadi ya saya buat sendiri,” ujar Wildhan Ichsan Syahputra, developer dari Download Manager.
Wildhan, sapaan akrabnya, yang mengaku baru mengenal sistem operasi Tizen awal 2017 ini merasa kebutuhan pengguna terhadap pengelolaan hasil unduhan terjawab melalui Download Manager. “Download Manager telah di-download 60.000 orang hanya dalam waktu dua minggu.”
Empat aplikasi ini telah membuktikan bahwa karya digital Indonesia yang memiliki taji dan berharga di kancah internasional (empat aplikasi mendapatkan total IDR 500 juta).

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh Samsung Indonesia.

Lima Aplikasi Smartphone yang Mempermudah Liburan

Coba lihat kalender di smartphone-mu! Sepanjang tahun 2017 ini, ada berapa tanggal yang kamu tandai dengan titel “Weekend gateway”? Lalu, semakin mendekati periode pertengahan tahun, sudah berapa liburan yang terealisasi?

I have had a holiday, and I’d like to take it up professionally,” ungkap penyanyi Kylie Minogue. Dengan banyaknya destinasi impian di kepala, rasanya sayang sekali jika keinginan liburan hanya berakhir menjadi rencana di atas kertas atau wacana di grup messenger—yang terkubur oleh chat room dengan klien atau bos di kantor.

Ya, kesibukan harianlah yang seringkali membuat liburan terasa ribet dan akhirnya tidak direalisasikan secara matang. Padahal, dengan berjibun mobile apps yang tersedia di Google Play atau App Store, liburanmu akan lebih terasa mudah, dari mulai perencanaan sampai kembali pulang ke rumah.

DailySocial telah mewawancarai orang-orang yang mengaku merasa sangat terbantu liburannya oleh mobile apps andalan mereka. Di antara mereka, tentu ada yang menggunakan aplikasi yang sama antara satu dan lainnya. Namun di sini DailySocial akan menyajikan cerita pengalaman terbaik dari beberapa aplikasi yang mewakili mereka.

1. “Kalau mau booking tiket pesawat atau kamar hotel, gue pasti larinya ke mobile apps.” – Love, 24 tahun, Marketing Staff

Pada zamannya, tiket pesawat hanya tersedia di satu tempat, pemesanan kamar hotel hanya terjadi via pesawat telepon, dan tiket kereta api hanya bisa dibeli di loket. Bagi yang mengalami masa itu tentu akan sulit mempercayai jika sekarang mobile apps mampu melakukan semua hal tadi hanya melalui beberapa tahapan saja.

Diakui Love, salah satu karyawan perusahaan swasta, dalam tahap perencanaan liburan, aplikasi booking platform kini tak ubahnya menu wajib yang harus dikunjungi. “Gue kebantu banget buat nyari tiket murah. Terus gue juga bisa tahu mau tidur di mana kalau lagi traveling,” ujar Love. “Udah gitu ada rekomendasi dari orang-orang juga ‘kan. Pokoknya, kalau mau booking tiket pesawat atau kamar hotel, gue pasti larinya ke mobile apps kayak Traveloka atau Tiket.com.”

2. “Ojek online udah paling pas buat traveling di kota-kota besar.” – Tama, 23 tahun, Business Development Staff

Dengan merambahnya on-demand service, aplikasi seperti Go-Jek, Grab Bike, maupun Uber ternyata banyak diandalkan para traveler untuk memuluskan itinerary mereka. Tama, misalnya. Pria yang bekerja di salah satu startup di Jakarta Selatan ini banyak menggunakan fitur dalam sebuah aplikasi on-demand service.

“Ojek online udah paling pas buat traveling di kota-kota besar. Kayak Go-Jek tuh. Gue biasanya dari stasiun atau bandara ke hotel, atau dari hotel ke spot wisata, biasanya pake ojek online. Kalau mager di hotel, pesen makan pakai Go-Food,” jelas Tama.

3. “Gue sih pake Google Maps biar gak nyasar ke pantai.” – Isan, 24 tahun, Social Media Manager

Dulu, sebagai penunjuk arah, GPS tracker adalah peranti yang berdiri sendiri. Seiring industri smartphone mulai bergeliat, kita semua tentu sudah tidak asing dengan aplikasi navigasi semacam Google Maps atau Waze. Isan, yang punya hobi plesir ke remote area seperti pantai dan gunung, mengaku tertolong dengan kehadiran teknologi ini.

“Kebetulan gue lagi seneng traveling ke pantai. Gue sih pake Google Maps biar gak nyasar ke pantai. Dari awalnya (merencanakan trip) tuh gue pakai Google (Maps) buat perkiraan jarak dan waktu dari tempat gue ke tujuan. Tapi gue tetep pakai (Google Maps) di jalan untuk navigasinya.”

4. “Wisata kuliner gue sekarang kebantu banget sama Qraved.” – Sharon, 23 tahun, Graphic Designer

Bagi beberapa orang, wisata kuliner itu kewajiban. Rasanya, perjalanan ke satu destinasi belum lengkap bila ritual ini tidak dijalankan. Sharon adalah salah satu traveler yang punya kebiasaan ini. Menariknya, terkadang ia datang ke satu daerah memang hanya bertujuan untuk mencicipi hidangan-hidangan unik di sana.

“Wisata kuliner gue sekarang kebantu banget sama Zomato atau Qraved. Dia (Qraved) bener-bener reliable buat cari makanan. Lingkupnya ‘kan udah luas, jadi banyak pilihan restorannya, terus kita juga bisa tahu harga makanan atau minumannya, dan recommended atau enggak,” ujar Sharon.​

5. “Berkat LINE Group Video Call, gue tetep bisa ‘dateng’ ke pernikahan saudara, meski lagi liburan.” – Aya, 23 tahun, Partnership Specialist

Satu lagi menu kegiatan yang tidak boleh terlewat saat liburan, yaitu berbagi momen. Umumnya, aktivitas ini terjadi di jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, atau Path. Tapi, Aya punya pengalaman berbeda soal berbagi momen.

Karyawan media online ini sudah membeli tiket pesawat dan booking kamar hotel dari jauh-jauh hari, dan sekitar satu bulan sebelum keberangkatan, ia baru dapat kabar tentang resepsi pernikahan saudaranya di pulau yang berbeda.

“Akhirnya gue pake group video call-nya LINE,” tutur Aya. “Bayangin, dari LINE Group Video Call, gue tetep bisa ‘dateng’ ke pernikahan saudara lho, meski lagi liburan. Kebetulan yang enggak bisa hadir waktu itu bukan cuma gue, jadi ada saudara gue yang live streaming resepsinya gitu. Terus gue sekalian pamer aja kalau gue lagi liburan,” sambung Aya sambil tertawa.

Aya, kakaknya, dan ketiga sepupunya memang ingin sekali kumpul bersama, dan berharap resepsi pernikahan ini jadi ajang temu-kangen. Tapi, di antara kelima orang tersebut, hanya satu sepupunya yang bisa menghadiri hajatan tersebut. Group Video Call LINE pun jadi pilihan Aya agar semuanya bisa terkoneksi.

“Group Video Call ini pakainya gampang banget; tinggal tekan opsi Video Call yang ada di grup chat di LINE, udah bisa langsung tersambung dengan anggota grup lain,” ujar Aya.

Kurang lebih, inilah fitur yang dipakai Aya saat berbagi momen dengan sepupunya saat ia sedang berlibur.

Tak hanya liburan tentunya, Group Video Call LINE juga bisa kamu manfaatkan untuk kegiatan sehari-hari, seperti meeting, ngobrolin rencana jalan-jalan, dan masih banyak lagi.

Tertarik mencoba? Cukup buka Apps Store atau Google Play, dan download aplikasi LINE di sana.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh LINE.

5 Game Pilihan di Windows Store untuk Waktu Senggangmu

Produktivitas bisa dijaga dengan berbagai cara. Ada yang melakukannya dengan memotivasi diri lewat kata-kata mutiara di #pathdaily; ada juga yang lebih memilih untuk menemukan potensi murni dari dirinya agar lebih produktif. Dari aspek teknologi, aplikasi-aplikasi untuk membantu produktivitas diri sudah banyak bertebaran.

Kamu pasti tidak asing dengan Evernote, Slack, Wunderlist, dan SumatraPDF, ‘kan? Di samping keempat aplikasi tadi—dan semacamnya—gaming application sebenarnya bisa kamu manfaatkan untuk produktivitas juga kok.

Di kala senggang, kamu bisa menjaga pikiran agar tetap segar dengan game-game yang punya playtime panjang/tak terbatas, gameplay sederhana, dan, pastinya, cukup untuk ‘membunuh’ waktu.

Windows Store menyediakan game-game berikut untuk kamu pengguna sistem operasi Windows, baik di notebook maupun tablet-mu. Inilah lima game yang kami rekomendasikan!

1. Cosmo Run

Arcade game ini menantangmu dengan bentuk permainan dan kontrol sederhana. Kamu hanya diminta untuk menjaga agar objek (berbentuk seperti kecebong dan berwarna putih) tetap bergerak sesuai jalurnya. Cara mengendalikannya, cukup dengan tap pada layar untuk membelokkan si objek.

Oke, mungkin terdengar sederhana ya? Tapi bersiaplah untuk kecanduan game dengan playtime tak terbatas ini, karena kamu akan terus menemukan tikungan-tikungan menantang yang tak bosannya mencoba menggagalkanmu mendapatkan highest score. Gotta compete against yourself!

2. Asphalt 8: Airborne

Penggila racing game pasti sudah paham mengapa game rilisan Gameloft ini bisa masuk ke top five list kami. Asphalt kerap memberikan kejutan bagi mereka maniak kecepatan di setiap serinya. Untuk seri rilisan tahun 2013 ini, kamu bisa menemukan fitur dan mode yang menyenangkan dan, pastinya, membunuh waktu.

Yang perlu digarisbawahi di Asphalt 8: Airborne ini adalah race-nya yang banyak dan juga Infected Mode-nya. Total race sejumlah 180 di Asphalt 8: Airborne agaknya cukup untuk mengisi waktu senggangmu, apalagi dengan seluruh air stunt yang ada di dalamnya. Ditambah lagi dengan Infected Mode yang mengajak user untuk berpacu tak terbatas kecepatan namun terbatas waktu.

3. Sonic Dash

Saatnya bernostalgia. Sonic Dash akan membawamu kembali ke universe Sonic The Hedgehog zaman Sega dulu, dengan graphic yang jauh lebih mantap—tentunya—dan gameplay serupa Subway Surfer.

Sebagai endless runner game, Sonic Dash tergolong seru dan mudah dicoba dari segi game control; dari dash boost, rintangan yang dihadirkan, sampai golden ring, cukup mendukung pengalaman dari setiap level yang ada.

4. Microsoft Jigsaw

Jigsaw puzzle itu abadi. Entah itu permainan ‘offline’ yang biasa kamu dapatkan di toko mainan atau oleh-oleh dari luar negeri, maupun yang ada di video game. Microsoft Jigsaw mengundangmu merasakan pengalaman berbeda dalam bermain puzzle game.

Microsoft Jigsaw punya banyak pilihan jigsaw untuk dimainkan, dengan beberapa gaya bermain yang bisa disesuaikan dengan keinginanmu juga, bisa dengan tipikal permainan puzzle biasa atau “catching a bugmode. Oh iya, kamu bisa custom puzzle pakai gambar atau foto koleksimu juga lho!

5. Risky Crash Traffic

Platform game rilisan Miracle Games Interactive ini menawarkan satu hal utama, yakni pengalaman unik dalam racing game. Berbeda dengan seri Asphalt, di Risky Crash Traffic kamu dapat mencoba aksi kebut-kebutan sambil menghindar dari mobil yang ada di sekitar. Ada mobil yang bisa kamu tabrak, ada juga yang malah memperlambat lajumu. Dengan kemudi yang mudah dan grafik realistis, inilah saatnya kamu mengisi waktu senggang dengan adrenaline rush.

Berkisar di genre permainan racing, arcade, puzzle, dan platform, kelima game di atas rasanya sayang sekali bila dimainkan di device yang salah. Apalagi, kalau untuk mengisi waktu luang, device yang digunakan harus bersahabat untuk pekerjaan sekaligus permainan.

Acer Switch 1, contohnya. Gadget ini sedikitnya membuktikan bahwa notebook 2-in-1 yang simpel bisa untuk gadget andalan pekerjaanmu sekaligus gaming console buat refreshing mode-mu. Fleksibilitas dan baterai tahan lama adalah dua syarat wajib untuk menyatukan dua hal tadi, yang dapat dirasakan melalui Acer Switch 1.

rsz_acer_switch_1_-_lifestyle_3

Empat mode pemakaian menjawab kebutuhan fleksibilitas tadi, di mana kamu bisa menggunakan Acer Switch 1 dengan notebook mode, display mode, tablet mode, atau tent mode. Di sinilah kamu bisa memilih, apakah mau memainkan Asphalt 8: Airborne di notebook mode dan Sonic Dash di tablet mode? Atau, kamu punya cara sendiri untuk menunjang gaming experience yang lebih asyik? Itu pilihanmu.

Dan, yang pasti, jangan sampai energi notebook 2-in-1 kamu cepat habis karena bermain game di saat menunggu klien lalu presentasi di depan mereka, di waktu yang berdekatan. Untungnya, baterai dengan daya hidup hingga 12 jam sudah ditanamkan di dalam notebook 2-in-1 dengan Intel Quadcore Processor versi terbaru ini.

So, pekerjaan dan permainan memang seharusnya enggak dipisahkan. Masih ingat ‘kan kelakar saat masih kecil, “belajar jangan mengganggu main game”? Dengan konteks yang bisa disesuaikan seiring usia, kamu bisa kok tetap mengerjakan tugas-tugas harianmu tanpa melupakan hobi gaming, asalkan kamu didukung gadget yang tepat.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh Acer.

Apakah Konten Viral dapat Berkualitas?

Mendengar kata ‘viral’, apa yang langsung terlintas di benakmu? Meme? Hashtag? Atau, hoax?

Sudut pandang medis mengartikan viral sebagai sesuatu yang berhubungan dekat dengan virus. Sedangkan, dari terminologi digital, viral sering dikaitkan dengan konten yang mendapat jempol atau repost berlimpah, diperbincangkan di timeline media sosial, hingga menjadi wacana ringan di grup messenger. Kedua perspektif ini punya benang merah utama, penyebaran.

Saat startup-mu sukses menghasilkan produk yang cocok dengan kebutuhan pasar, mungkin kamu mulai berpikir untuk menciptakan content marketing yang membuat nama usahamu melambung, dan viral, apalagi jika kamu sudah mencapai seri pendanaan tertentu yang memungkinkanmu memperbesar skala dan mengenalkan produk startup seluas-luasnya.

Viral marketing memang menggiurkan karena penyebarannya yang cepat namun masif. Perlu kombinasi dari berbagai medium agar pesan marketing yang ingin disampaikan menjadi buah bibir. Belajar dari pengalaman, Dropbox mengadopsi integrasi antara kualitas produk, word of mouth, dan media sosial sebagai medium viral marketing.

Tantangannya sekarang konten viral seringkali diidentikkan dengan konten remeh-temeh, seperti contohnya konten hoax berbentuk artikel atau meme, yang bersifat clickbait.

Bukan hanya bisnis startup yang erat kaitannya dengan konten dan media saja, semua jenis bisnis dapat menciptakan konten seperti itu, selama menggunakan medium yang menghubungkan ke banyak orang. Jadi, semua berkesempatan menjadi viral, tapi semua juga ‘berkesempatan’ untuk melahirkan konten yang remeh-temeh.

Lantas, apakah konten viral tidak bisa berbanding lurus dengan kualitas konten yang baik? Apakah membuat meme untuk social media marketing menjamin menjadi viral? Bagaimana proses dibalik konten viral?

rsz_img-20170330-wa0001

CEO Brilio Joe Wadakethalakal akan berbagi dan mengajakmu berdiskusi seputar hal ini di #SelasaStartup dengan tema “Viral vs. Quality”, bertempat di kantor DailySocial. #SelasaStartup kali ini pas sekali untukmu yang berkutat di bidang startup, business development, marketing, dan content production.

Selain snack dan coffee, kamu juga akan mendapatkan insight seputar tren content marketing terkini serta kesempatan untuk berjejaring dengan sesama marketing geek dan tech enthusiast. Daftar gratis sekarang juga di sini!

 

8 Hal yang Perlu Ada dalam Penulisan API yang Baik

Kemudahan yang dirasakan pengguna-pengguna website seringkali tak lepas dari peran serta penyatuan API (application program interface) dengan layanan web. Para user ini mungkin tidak terpikir bagaimana ‘dapur’ di balik integrasi tersebut. Apakah serumit itu pengembangannya?

Begini. Bagi developer, menulis source code yang tidak terstruktur itu seperti membalikkan telapak tangan. Semudah itu membuatnya, tapi hal tersebut kurang lebih akan menghasilkan API web-nya yang menyebabkan website yang acak-acakan. Ya, kalau bukan user, setidaknya permasalahan ini akan dirasakan sendiri oleh sang developer.

Maka, kerumitan ini bisa dibilang bermuara dari bagaimana developer menulis API. Mestinya, rancangan API itu bisa dinikmati user saat digunakan dan dinikmati developer saat mengembangkannya, ‘kan?

Dokumentasi API yang apik adalah pintu untuk menjadi API writer yang baik. Pendokumentasian ini dimulai dari mengubah sudut pandang dari developer menjadi user. Developer perlu menggunakan pemikiran “bagaimana API ini dimanfaatkan dengan effort yang sesedikit mungkin” dibanding memikirkan “apa saja yang bisa dilakukan oleh API ini.”

Pendokumentasian API yang memuaskan bagi user dan developer semestinya melewati beberapa tahapan. Dokumentasi secara sederhana perlu berisi:

  1. Keterangan yang jelas mengenai method/resource
  2. Daftar parameter yang digunakan dalam method/resource tersebut, yang menyertakan tipenya, special formatting, rules, dan keterangan apakah resource/method ini digunakan
  3. Sample call yang menyertakan sambungan ke media type body
  4. Sample body yang menyertakan media type body
  5. Contoh code untuk sejumlah bahasa pemrograman
  6. Contoh SDK yang memperlihatkan cara mengakses method/resource dengan menggunakan SDK sesuai dengan bahasanya
  7. Link ke resource tambahan (contoh, blog)
  8. Comment section agar user dapat berbagi dan mendiskusikan code di dalamnya.

Delapan konten di atas baru sebagian dari isi dokumentasi API. Lebih luas lagi, pendokumentasian API juga masih separuhnya dari cara-cara menjadi API writer yang baik.

Untuk membantu developer menulis API yang developer-friendly, Head of Technologist DailySocial Tommy Dian Pratama akan berbagi lebih banyak tipsnya di acara #KamisKoding dengan tema “Writing Developer-Friendly API’s”, pada hari Kamis, 30 Maret 2017, di kantor DailySocial.

rsz_pasted_image_at_2017_03_20_01_07_pm

#KamisKoding adalah ajang yang tepat untuk para developer dan tech geek menikmati waktu santai di sore hari sambil berdiskusi ringan dan santai seputar tren IT development, programming, coding, dan hal lain yang berkaitan dengannya.

DailySocial mengkhususkan acara ini gratis untuk mereka yang terlibat dalam hal pengembangan IT atau yang ingin mempelajari seluk-beluk di dalamnya, dengan jatah kursi terbatas.

Tertarik? #KamisKoding sudah membuka pendaftarannya, dan bisa Anda akses di sini.

#SelasaStartup Episode 1, Menyelami Lingkup Pendanaan Seri A

Berbicara soal membangun bisnis startup jelas tidak bisa lepas dari urusan pendanaan. Lingkup perusahaan teknologi sangat akrab dengan beberapa fase bisnis perihal urusan pendanaan; fase seed, Seri A, Seri B, Seri C, dan seri-seri berikutnya hingga saham perusahaan siap dijual di pasar saham, atau tahap IPO (Initial Public Offering).

Sebelum terlalu jauh mengenal ronde-ronde dalam pendanaan tersebut, mereka yang berencana mendirikan startup, maupun yang telah mengenyam aliran dana di fase seed, umumnya punya satu pertanyaan sama: bagaimana kita mendapatkan pendanaan untuk tahap Seri A?

“Saat product dan market sudah fit, barulah waktunya pendanaan seri A,” terang Co-Founder dan CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra dalam event #SelasaStartup.

#SelasaStartup adalah acara bulanan yang membahas seputar industri teknologi dari perspektif, yang mencakup di antaranya seperti startup, investasi, pendanaan, inovasi teknologi, dan sejenisnya, dan diselenggarakan oleh DailySocial.

Pada Selasa (21/03) malam kemarin, #SelasaStartup memulai edisi perdananya menyoal satu topik yang menjadi buah bibir bagi tengah mencari sumber dana untuk bisnis teknologi rintisannya. Andi mengisi sharing session ditemani Wiku Baskoro, Co-Founder dan Editor-in-Chief DailySocial.

Andi, yang baru saja menerima dana segar tahap Seri A dari sebuah venture capital milik Bank BUMN bersama Amartha, menceritakan pengalamannya mengembangkan produk sampai teknis menyusun proposal ke investor.

“Ungkapan ‘we are here to change the world’ itu bukan hal yang ambisius,” ujar Andi, menyentil sedikit tentang dorongan dalam berinovasi.

Inovasi inilah yang kemudian berkaitan erat dengan bagaimana perspektif pemodal kala memutuskan untuk berinvestasi di sebuah startup. Berdasarkan apa yang dirasakannya, Andi menjelaskan bagaimana harapan investor yang ingin startup yang didanainya menjadi the next big things di Indonesia.

“Enggak perlu jadi the next Facebook di dunia deh, paling enggak jadi the next Facebook di regional.”

Memulai dengan bootstrapping maupun pendanaan dari angel investor menjadi keuntungan tersendiri bagi Andi. “Waktu seed itu masih leluasa untuk trial-error ke produk,” ujarnya.

Semakin besar skala perusahaan, semakin tinggi pula tanggung jawab yang mesti diemban. Menginjak tahapan Seri A, ruang untuk “coba-coba”sedikit menyempit dan valuasi bisnis pun kemudian menjadi satu pekerjaan rumah sendiri.

Pertanyaan yang muncul mengenai valuasi adalah tentang memulainya. “Bagaimana menghitung valuasi? Ceritakan saja dengan jujur apa yang menjadi strength dan weakness,” terang Andi.

“Di Indonesia itu lebih generik penentuan valuasinya. Bukan jumlah user berapa banyak, tapi produknya fit ke market enggak?”

Dibutuhkan nilai tambah produk untuk memenangkan hati investor dan mendapat valuasi yang tepat. Andi merasa Amartha telah melakukan hal itu dan ia sepenuhnya sadar bahwa investor berupaya mengeruk untung sebesar-besarnya di tengah peer-to-peer lending platform-nya yang dekat dengan kegiatan sosial.

“Bisnis dan sosial bukan hal yang harus dipisahkan dan harusnya bisa paralel. Amartha melihat bahwa para UKM ini bukan memposisikan tangan di bawah, tapi mereka mencari mitra kerja. Makin ke sini orang mulai berpikir bukan how much product you can make, tapi how much value you can bring to community,” jelas Andi.

Menarik di Mata Investor untuk Pendanaan Seri A

Jika startup Anda telah memberikan pembuktian performa baik pasca seed funding –salah satunya ditunjukkan dengan traksi konsumen yang terus meningkat—sehingga membuat investor dan dewan direksi merasa lega, maka babak selanjutnya kini bisa dimulai persiapkan. Yakni mencari pendanaan seri A, dengan tujuan untuk mengakselerasi laju bisnis lebih kencang.

Dalam menemukan investor untuk pendanaan seri A, rekam jejak serta apa yang telah ditorehkan sebelumnya akan berpengaruh besar pada penilaian konsumen.

Nah sekarang apakah Anda benar-benar siap meraup pendanaan $2 juta-$15 juta (estimasi secara umum total pendanaan seri A)? Investor akan melirik jika Anda sebagai founder telah memahami apa yang mereka dambakan, dan berikut ini penjelasannya.

Daya tarik produk

Para pemodal ventura jelas tidak ingin uangnya terbakar sia-sia. Salah satu yang mereka nilai adalah bagaimana akselerasi dari pertumbuhan pengguna produk. Investor juga menginginkan data yang jelas mengenai besaran user engagement terhadap produk Anda. Meski skala perusahaan Anda kecil, namun mereka menginginkan pertumbuhan produk yang besar.

Kualitas dan solidaritas tim

When your team is all-stars, no one behaves like a rockstar,” kata seseorang di dunia maya.

Investor juga ingin mengetahui dapur startup Anda. Mereka akan berpikir dua kali jika Anda tidak memiliki tim yang siap membuat produk berkualitas, meski mungkin tim Anda berisi individu-individu dengan pencapaian mentereng di CV. Kuncinya, mereka dengan senang hati mendanai Anda jika SDM di startup Anda siap beradaptasi, dinamis dan memiliki skill-set yang sesuai dengan kebutuhan bisnis.

Jejaring kuat (di bidangnya)

Jika sudah menjajaki satu kolam bisnis, jangan ragu untuk menyelam di dalamnya. Jejaring yang kuat di dalam sebuah kolam komunitas nyatanya adalah modal besar untuk menarik pendanaan.

Amartha, startup pengembang platform peer-to-peer landing, baru saja mendapat pendanaan seri A dari Mandiri Capital Indonesia (MCI) sebesar US$ 2 juta. Diakui pihak MCI, penilaian mereka salah satunya dikarenakan Amartha memiliki jaringan kuat untuk menyentuh masyarakat unbanked—berkaitan erat dengan model bisnis yang dijalankan.

Selain itu, apakah Amartha punya cara lain untuk mengundang kerja sama dengan venture capitalist di seri A?

Lebih lanjut, Co-founder & CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra akan menjelaskan soal ini di acara #SelasaStartup bertajuk “How to Get Series A Funding?” yang diselenggarakan oleh DailySocial pada hari Selasa, 21 Maret 2017 bertempat di kantor DailySocial.

Talkshow santai ini akan mengajak Anda untuk berbincang dan berdiskusi dengan para pegiat industri startup, dengan sesi networking dan coffee time yang hangat di dalamnya. Dan perlu diingat, acara ini gratis, hanya untuk Anda para tech and startup enthusiast!

Anda dapat langsung mendaftarkan diri Anda untuk #SelasaStartup di sini.

Tiga Langkah Dulang Emas Lewat Videografi

Kebiasaan “ubah hobi jadi uang” tampaknya bukan perilaku yang asing lagi bagi masyarakat, apalagi kaum millenials. Internet dan produk-produk teknologi mutakhir—smartphone, tablet, dan sejenisnya—kini membuat semuanya semakin terwujud. Di antara sekian banyak hobi, fotografi dan videografi punya pamor tersendiri dalam mengubah kegiatan yang digemari jadi ladang meraup untung.

Kegiatan mengabadikan momen tersebut sebenarnya memiliki cukup banyak macam dalam spektrumnya. Dalam videografi misalnya, kamu pasti sudah tidak aneh dengan istilah video blog atau vlog. Meski terkesan sederhana dan ‘spontan’ dalam proses produksinya, namun vlog yang baik tentu berpaku pada pakem-pakem videografi tertentu.

Dan, pastinya, penghasilan para vlogger yang sukses sudah tidak dapat diragukan lagi. Tahukah kamu kalau duo YouTubers pencetus video reaction bisa mengantongi hingga sekitar 113 milyar rupiah lewat vlog-vlog mereka?

Vlog hanyalah ujung dari gunung es. Masih banyak jalur yang kamu pilih sendiri untuk berbisnis di kancah videografi. Wedding documentation? Advertising? Atau, media production? Apapun pilihanmu, terjun menyelami bisnis videografi perlu dicoba untuk kamu yang memiliki hasrat besar dalam merekam momen.

Inilah tiga langkah agar sukses menjalankan bisnis tersebut!

Karakter Videografi

Setiap seniman punya ciri masing-masing. Pun dengan seni merekam gambar. Jika fotografi atau videografi sudah menjadi hobimu dan terbiasa melakukannya, tentu menemukan karakter ‘seni’ tersebut bukan menjadi kesulitan bagimu. Ingat adagium “bisa karena biasa”.

Rencana Bisnis

Jangan lupa, sekarang kamu tidak hanya menjadikan videografi sebagai kegemaran semata. Tapi kamu siap untuk mengubah hobi ini sebagai pemasukan bulananmu. Jadi, siapkan model bisnis yang kamu inginkan dari sekarang! Tetapkan, apakah kamu ingin menjalankan bisnis video kawinan, periklanan, media production, atau bahkan bisnis penyewaan kamera?

Perlu diingat pula bahwa kamu bukan hanya videografer, namun juga seorang pebisnis! Tools dalam mengelola bisnis seperti Trello dan Dropbox patut untuk kamu coba supaya komunikasi dan kolaborasi bisnis melaju mulus.

Camera Gear

Berperang tanpa senjata? Yang benar saja! Inilah instrumen yang jelas-jelas tidak bisa kamu lewatkan. Unsur-unsur teknis dalam camcorder perlu kamu perhatikan jelas, seperti optical zoom yang mantap hingga 20x dan daya rekam gambar hingga 1080p60 50Mbit yang dapat membantu multicam production lebih mantap.

Keunggulan camcorder dalam merekam tersebut akan terasa sia-sia tanpa fitur yang dapat menjaga ketajaman hasil gambar. Untuk menunjangnya, kamu perlu 5-axis image stabilizer dan juga fitur level-shot function yang secara otomatis dapat mengatur posisi gambar dalam posisi horizontal.

Kabarnya, Panasonic punya solusi untuk kegiatan video production tadi melalui rilisan Panasonic Camcorder HC-PV100. Kamera video Panasonic dengan dual SD card slot ini cocok sekali untuk kamu yang ingin terjun penuh merekam momen secara profesional. Apalagi sekarang Panasonic Camcorder HC-PV100 lagi ada promo cashback dua juta rupiah lho!

Menyenangkan jika kita dapat mengubah hobi menjadi startup. Terlebih bila berkutat dalam fotografi dan videografi. Robert Altman menggambarkan kesenangan itu secara tepat (meskipun dalam konteks yang berbeda). “Filmmaking is a chance to live many lifetimes,” ujarnya. So, sudah siap memiliki camera gear terbaru dan membuka bisnis lewat videografi? Yuk, cek dealer penjualan Panasonic Camcorder HC-PV100 di sini!

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh Panasonic.

MCI Demo Day, ‘Wisuda’ Inkubator dan Pengenalan Kepada Investor

Setelah mengikuti program Mandiri Digital Incubator yang diselenggarakan Mandiri Capital Indonesia (MCI) selama enam bulan, 14 startup telah dinyatakan ‘lulus’ dari masa pematangan bisnis lewat kegiatan MCI Demo Day pada hari Senin (27/2). Keempat belas startup tersebut antara lain adalah Limakilo, Iwak, Bulp, Pickpack, DompetSehat, Erzap, IdCloudHost, Jurnal, Danasedia, Konektifa, Taralite, Taxies, Atom, dan Folio. MCI Demo Day kemarin menjadi ajang ‘wisuda’ dan pitching bagi bisnis-bisnis rintisan Mandiri Digital Incubator agar lebih dekat dengan para investor.

Inisiatif MCI dalam menyelenggarakan MCI Demo Day yang bekerja sama dengan MDI Ventures dan DailySocial ini didukung penuh oleh Bank Mandiri. Pahala Mansury, Direktur Keuangan Bank Mandiri, mengatakan bahwa Bank Mandiri selalu berencana mengembangkan bisnis UMKM, baik yang berbasis teknologi maupun non teknologi.

“Kami pernah menjalankan Wirausaha Muda Mandiri. Lalu, kami berpikir untuk memiliki rumah untuk mengembangkan startup yang punya big impact bagi masyarakat. Kunci kesuksesannya ialah kolaborasi antara MCI, Bank Mandiri, dan Mandiri Digital Incubator,” ujar Pahala dalam sambutannya.

MCI Demo Day adalah acara puncak dari program pengembangan startup di Mandiri Digital Incubator. Selama enam bulan berlangsung, CEO Mandiri Capital Indonesia Eddie Danusaputro bercerita bahwa startup di Mandiri Digital Incubator mendapatkan training dan mentorship yang telah disiapkan kurikulumnya.

“Terutama untuk dua hal; product valuation dan market validation, termasuk business model-nya,” imbuhnya.

Mandiri Digital Incubator hadir sebagai medium untuk finetuning produk dari startup sekaligus mencari pendanaan. “Nah, memang kita yang mempunyai Mandiri Digital Incubator. Karena kita tidak mungkin yang mendanai semuanya, maka kita mengundang teman-teman venture capital ini untuk mendengarkan presentasi dari startup-startup ini, siapa tahu mereka berminat untuk funding,” cetus Eddie.

Selama program Mandiri Digital Incubator batch pertama berlangsung hingga puncaknya MCI Demo Day, beberapa startup telah mendapatkan funding dari investor, baik melalui MCI maupun investor lainnya.

“Saat ini kami dalam proses due dilligence [untuk investasi ke salah satu startup],” ujar Bisma Manda Samsu, Head of Finance, Treasury, and Operations MCI, yang menolak untuk menyebutkan nama-nama startup yang telah didanai karena belum dirilis.

Secara komposisi, ranah startup yang telah mendapatkan funding terhitung berimbang, yakni 50% fintech dan 50% non-fintech.

Bagi startup, rangkaian penyelenggaraan Mandiri Digital Incubator ini menjadi pengalaman yang menyenangkan tersendiri. CEO Danasedia Lutfi Adhiansyah adalah salah satu yang mengakuinya.

“Yang menarik sebenarnya adalah penyelenggaranya. Karena penyelenggaranya kan bank besar ya, Bank Mandiri. Jadi, ketika kita berada di bawah naungan Mandiri, kita mendapat exposure yang lumayan baik. Apalagi saya bergerak di bidang fintech,” terang Lutfi.

Senada Lutfi, CMO IdCloudHost M. Mufid Luthfi kurang lebih merasakan hal yang serupa. Kolaborasi antar startup adalah hal yang menurut Mufid perlu digarisbawahi dan meninggalkan kesan baik dari Mandiri Digital Incubator. “Meskipun kami perusahaan baru, tapi kami dapat pembinaan dari mentor-mentor terbaik. Di sini kita dilatih bagaimana membuat startup yang sustain,” aku Mufid.

Disclosure: DailySocial adalah media partner dari MCI Demo Day.