[Founders Library] Membangun dan Mengembangkan Produk

Satu yang tak pernah akan selesai dari perjalanan startup adalah pengembangan produk. Untuk tetap menjaga kemampuan bersaing dengan kompetitor dan meningkatkan pengalaman pengguna produk harus senantiasa dikembangkan. Berdasarkan feedback dari pengguna ataupun berdasarkan hasil inovasi yang dipersiapkan.

Membangun sebuah produk membutuhkan. Bagaimana produk itu dirancang, dikembangkan, dan dijadwalkan adalah proses yang tidak mudah. DailySocial merangkum beberapa tips mengenai pengembangan produk ini. Mulai dari manajemen hingga pengembangan berkelanjutan. Berikut daftarnya:

Artikel

Video & Podcast

Gerak Inovasi Layanan Iklan Bergerak di Tengah Pandemi

Platform layanan iklan bergerak, yang mengandalkan media mobil atau motor, sempat banyak bermunculan di periode 2017-2018 seiring booming-nya perluasan layanan ride sharing di Indonesia. Kini kebanyakan pemainnya menghilang, tinggal menyisakan beberapa yang fokus pada pertumbuhan bisnis masing-masing.

Dari penelusuran Dailysocial, nama-nama seperti PayRide, Sti-Car, dan Wrabmobil sudah tidak bisa diakses situsnya. Begitu pula Doqar dan Klana.

Di situasi pandemi, ketika orang dihimbau untuk lebih banyak di rumah, hal ini menjadi permasalahan tersendiri bagi industri layanan iklan bergerak. StickEarn, salah satu layanan yang bertahan, menyebutkan bahwa mereka menunda investasi produk dan mencoba bertahan, sambil tetap merencanakan untuk melaju.

“Pandemi Covid-19 memukul kebanyakan industri, termasuk StickEarn yang ada di kategori jasa periklanan luar ruang. Tidak ada angka yang bisa kami berikan, namun krisis ini membuat kami untuk sementara waktu menunda investasi kami di product development. Cash is the king. Fokus kami sekarang adalah bagaimana kami bisa tetap bertahan dan mempersiapkan diri untuk melaju kencang setelah krisis ini selesai,” jelas Co-Founder StickEarn Archie Carlson.

Hal yang sama juga dihadapi Ubiklan. Meski terdampak pandemi, mereka mengklaim masih tetap aktif melayani dan menyiapkan rencana untuk dieksekusi setelah kondisi ini membaik.

Ubiklan saat ini masih aktif melayani dari sisi iklan. Memang harus diakui kalau pandemi Covid-19 ini cukup membawa dampak negatif bagi Ubiklan. Tapi, saat ini masih ada beberapa iklan yang tetap berjalan. Selain itu, tim Ubiklan juga aktif berkomunikasi dengan berbagai brand untuk planning campaign setelah keadaan sudah lebih baik,” terang CEO Ubiklan Glorio Yulianto.

Sementara itu, Promogo yang sudah menjadi bagian Gojek, masih terus menjalankan bisnisnya di bawah kepemimpinan Head of Vehicle & Head of Promogo Kiranjeet Purba.

“Kegiatan operasional kami tetap berjalan selama Covid-19, berkolaborasi dengan sejumlah brand terkemuka dalam meluncurkan kampanye iklan untuk mempromosikan tentang kesehatan dan physical distancing,” jelas Kiranjeet.

Gerak inovasi untuk beradaptasi

Pandemi ini memaksa banyak bisnis untuk secepat mungkin untuk beradaptasi. Paling tidak mencari agar tetap relevan, agar bisnis tetap bertahan. Langkah cepat ini juga diambil penyedia layanan iklan ruang yang sejauh ini masih bertahan. Strategi dalam adaptasi pun bermacam-macam.

Selama masa pandemi, StickEarn memberlakukan kebijakan work from home untuk seluruh karyawan. Sementara untuk bisnis, mereka masih aktif menjalin komunikasi dengan brand yang ingin beriklan.

“Terkait bisnis, ada beberapa brand yang melihat potensi untuk beriklan dan mengajukan order beriklan lewat layanan-layanan StickEarn. Tentu saja, ini harus kami layani dan kami memberlakukan kebijakan yang ketat di area pemasangan sticker—keselamatan dan kesehatan adalah prioritas kami,” imbuh Archie.

Sebagai salah satu layanan yang muncul di periode 2017, StickEarn cukup optimis dengan bisnis dan capaian mereka saat ini. Mereka mengklaim berhasil mendapatkan 70% market share di Indonesia.

Optimisme serupa juga diperlihatkan Promogo. Kiranjeet menjelaskan bahwa sejak 2018 puluhan ribu mitra driver Gojek telah bergabung dengan skema Promogo untuk mendapatkan penghasilan tambahan dari iklan berjalan yang dipasang.

“Kami akan terus fokus untuk memberikan dampak positif bagi klien maupun mitra driver Gojek melalui inovasi teknologi dan efektivitas operasional berbasis data. Dalam waktu dekat, kami akan memperkenalkan iklan digital terprogram pada armada roda dua kami, yang akan memberikan peluang penghasilan tambahan bagi mitra driver GoRide kami,” ujar Kiranjeet.

Strategi berbeda justru diambil Ubiklan. Mereka mencoba mencari lini bisnis baru, yakni online grocery. Mereka meluncurkan UbiFresh, sebuah upaya untuk tetap relevan di kondisi pandemi.

“Pas kita ngobrol-ngobrol dengan mereka, banyak yang cerita kalau pasar agak sepi dan omset menurun. Di sisi lain, kita juga melihat kalau orang-orang yang biasanya bisa belanja dari pasar, jadi tidak leluasa lagi semenjak ada pandemi ini. Selain itu, layanan yang tersedia saat ini juga belum ada yang menjajaki pasar tradisional, sedangkan para pedagang ini kan tetap perlu disejahterakan, terutama di masa sulit seperti ini,” papar Glorio.

Glorio menambahkan saat ini mereka tengah fokus pada pengembangan UbiFresh, baik dari segi layanan, harga, kualitas produk hingga kecepatan dan akurasi pengantaran. Nantinya UbiFresh juga disiapkan untuk mendukung bisnis Ubiklan di periklanan.

[Founders Library] Memulai Bisnis Startup dan Strategi Peluncuran

Memulai bisnis merupakan salah satu langkah yang paling berat untuk dijalankan. Bayang-bayang akan kegagalan dan keraguan akan persiapan sering kali menghantui. Biasanya, para founder akan mencari sebanyak mungkin informasi baik dari mentor atau pun sumber lainnya untuk memastikan dirinya dan bisnis siap untuk memulai perjalanannya.

Daftar di bawah ini adalah beberapa artikel, video, dan podcast yang kami kumpulkan untuk memudahkan para founder mendapatkan apa yang mereka cari, terutama untuk memulai sebuah bisnis. Dikumpulkan dari beberapa sumber, mulai dari tips membangun tim, menetapkan pasar, hingga soal legalitas atau hukum.

Artikel:

Video & Podcast:

[Founders Library] Mencari dan Memvalidasi Ide untuk Bisnis Startup

Jika mengembangkan bisnis diibaratkan sebuah perjalanan, ide dan validasi adalah hal pertama yang harus dilakukan, baik untuk memulai perjalanan atau ketika bertemu persimpangan. Semua orang bisa memiliki ide, beberapa di antaranya bisa jadi sama. Yang membuatnya berbeda sejak awal adalah bagaimana “memeras” ide menjadi sesuatu yang bisa diterima dan penuh perhitungan untuk selanjutnya dieksekusi.

Kami merangkumkan beberapa tulisan, video, dan podcast yang ada di DailySocial terkait ide dan validasi. Semoga daftar ini bisa membantu Anda yang saat ini ada pada tahap kebingungan mencari ide atau butuh sudut pandang lain untuk memandang sebuah permasalahan.

Artikel:

Video dan Podcast:

Titipku, Deliveree, dan Ubiklan Hadirkan Inovasi untuk Memudahkan Belanja Online

Dampak pandemi Covid-19 cukup besar dirasakan para pengusaha mengenah ke bawah, di berbagai industri. UKM yang sedang berupaya tumbuh banyak yang kelimpungan. Beberapa startup tampaknya terilhami untuk membantu mereka, berbarengan dengan upaya mereka agar tetap relevan di situasi seperti sekarang ini. Kami mencoba mendaftar beberapa startup tersebut.

Yang pertama ada Titipku. Startup asal Yogyakarta ini memang dari awal fokus pada pemberdayaan UKM. Layanan mereka mencoba mengoptimalkan teknologi untuk menghubungkan pedagang kecil, warung, dan semacamnya dengan para pembeli melalui aplikasi.

Terbaru, Titipku memperkenalkan fitur layanan berbasis lokasi. Layanan ini diklaim dikembangkan untuk semakin memudahkan pengguna mencari pedagang di sekitar mereka sehingga lebih mudah dalam berbelanja.

“Lokasi toko yang jauh dari rumah sebetulnya menjadi salah satu permasalahan saat belanja online. Jarak yang jauh akan berpengaruh pada ongkos kirim barang yang dipesan. Bahkan ongkos kirim bisa lebih mahal daripada barang yang ingin dibeli. Hal itu tentu sangat disayangkan. Kami berharap dengan fitur terbaru Titipku ini dapat meminimalkan permasalahan yang demikian,” terang Co-Founder CEO Titipku Henri Suhardja.

Titipku sendiri saat ini mengklaim sudah berhasil merangkul 150 ribu pengguna dan 100 ribu pebisnis terdaftar di aplikasinya .

Mitra Titipku di Pasar

Selanjutnya ada Deliveree. Di tengah pandemi, startup yang dikenal menawarkan layanan pengiriman barang ini meluncurkan platform belanja sembako online yang langsung bisa diakses di aplikasi mereka. Dari keterangan resminya, barang akan dikirimkan secara masaal dengan menggunakan armada city car. Fitur baru ini juga dilengkapi dengan live chat atau panggilan untuk bisa langsung terhubung dengan toko.

“Kami berharap ini akan membuat hidup sedikit lebih mudah bagi mereka yang khawatir akan terekspos dan terpapar virus. Dengan adanya layanan ini harapan kami bukan hanya sekadar membantu mengurangi penyebaran virus, akan tetapi juga teknologi terbaru kami diharapkan dapat membantu lebih dari 5000 mitra pengemudi untuk kembali bekerja selama masa sulit ini,” ujar Country Director Deliveree Indonesia Tom Kim.

Belanja semobako murah melalui Deliveree

Langkah yang serupa juga ditempuh oleh Ubiklan. Startup yang dikenal dengan layanan iklan bergerak menggunakan mobil atau motor ini mulai menjajaki bisnis baru bernama UbiFresh. Menawarkan belanja grocery secara online melalui aplikasi mereka.

Pihak UbIklan mengklaim unit bisnis baru mereka ini dibentuk berkat diskusi dengan partner mereka dan juga melihat kondisi pandemi seperti sekarang ini yang memaksa orang harus lebih banyak di rumah. UbiFresh dikemas sedemikian rupa untuk membantu pengguna tetap bisa mendapatkan barang belanjaan sekaligus memasarkan dagangan dari pedangang di pasar tradisional.

“Kami melihat banyak sekali orang yang dapat kami bantu dengan UbiFresh. Kami dapat melayani rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan belanja bahan pangan mereka dan secara bersamaan kami juga membantu pasar tradisional yang kebetulan beberapa di antaranya adalah mitra bisnis kami […] Yang pasti produk hasil pasar yang ditawarkan di UbiFresh selalu terjaga kualitas, kesegaran dan kelengkapannya dengan harga yang sama hematnya,” terang CEO Ubiklan Glorio Yulianto.

UbiFresh dari Ubiklan

Usaha untuk tetap relevan

Di situasi seperti sekarang ini belanja online merupakan sebuah pilihan. Ada risiko besar yang dihindari, dan ada kemudahan yang coba dimanfaatkan. Tiga startup di atas mungkin menjadi di antara mereka yang berusaha untuk relevan. Atau setidaknya berusaha untuk menolak menyerah sambil terus mencari cara untuk tetap tumbuh.

Titipku saat ini masih merencanakan untuk fundraising. Fokus mereka sekarang ada pada menaikkan jumlah transaksi. Sebagai startup yang dari awal mengembang misi untuk membantu para UKM fitur ini adalah langkah lanjutan dari upaya-upaya sebelumnya yang mereka lakukan.

Sementara bagi Deliveree dan Ubiklan, lahirnya lini bisnis baru adalah langkah strategi bagi mereka untuk tetap menjadi relevan. Terhadap keadaan, juga terhadap kondisi bisnis. Bukan tidak mungkin dikemudian hari lini bisnis baru mereka ini akan menjadi permanen dan menjadi bagian penting dalam perjalanan bisnis yang berkelanjutan. Karena memang saat ini permintaan tinggi, dan belanja grocery online bisa jadi salah satu new normal.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Sekolah.mu Ramaikan Industri Edtech, Usung Konsep “Blended Learning”

Sekolah.mu merupakan salah satu platform teknologi pendidikan yang beroperasi di Indonesia. Memulai kiprahnya sejak tahun 2019, mereka mengusung konsep blended learning (memadukan pembelajaran online dan offline) dengan variasi program di berbagai jenjang pendidikan. Sekolah.mu juga menjadi salah satu platform yang ditunjuk pemerintah untuk pelaksanaan program kartu prakerja.

COO Sekolah.mu Radinka Qiera kepada Dailysocial menjelaskan bahwa platform dan layanan mereka dirancang dengan memadukan keunggulan kurikulum, kekuatan teknologi, dan relevansinya dengan kompetensi yang dibutuhkan dalam kegiatan pendidikan, karier, dan kehidupan profesional peserta didik di masa mendatang.

“Program belajar-mengajar di Sekolah.mu didesain secara personal dan fleksibel untuk memungkinkan penggunanya mengembangkan lebih banyak kompetensi dan meraih prestasi lebih tinggi. Seluruh program yang ada di Sekolah.mu disusun berbasis kompetensi untuk meraih prestasi di masa depan dan dikemas dengan personalisasi, mulai dari pemilihan program hingga penilaian yang terakreditasi secara resmi dan telah teruji selama lebih dari 20 tahun,” terang Radinka.

Berada di bawah naungan PT Sekolah Integrasi Digital, Sekolah.mu sudah satu tahun berjalan dan berhasil memiliki 500 program belajar dari lebih dari 100 mitra korporasi dan dunia industri serta memiliki 500 mitra sekolah.

[ID COMM] Sekolah.mu - Dashboard Website

Produk dan kartu prakerja

Sekolah.mu saat ini tercatat memiliki dua produk, Kelas.mu dan Karier.mu. Kelas.mu ini dirancang untuk membantu meningkatkan kemampuan literasi, matematika, dan sains para penggunanya. Juga dilengkapi kegiatan praktik. Fitur Kelas.mu ini dirancang untuk murid dari tingkat pra-sekolah hingga mahasiswa.

Sementara itu Karier.mu merupakan layanan yang menawarkan proses pengembangan keahlian melalui program magang dan mentoring, sehingga pengguna siap memasuki dunia kerja. Pihak Sekolah.mu mengklaim telah menyediakan pakar di berbagai bidang yang berasal dari ratusan perusahaan dan universitas untuk membantu pengguna berkembang.

“Fitur ini menyediakan pendidikan vokasi yang terintegrasi bagi siapa pun yang ingin menyiapkan diri untuk memenuhi tuntutan berbagai profesi yang tersedia saat ini, maupun profesi di masa depan yang belum bisa diprediksi,” lanjut Radinka.

Sekolah.mu adalah salah satu platform pembelajaran yang ditunjuk pemerintah sebagai mitra penyelenggara pelatihan kartu prakerja. Di dalam situsnya Sekolah.mu juga memiliki laman khusus untuk pengguna kartu prakerja.

Disinggung mengenai kegaduhan mengenai penyelenggaraan pelatihan kartu prakerja, pihak Sekolah.mu menjelaskan bahwa mereka membantu pemerintah dalam kurasi ratusan mitra lembaga pelatihan, sekolah vokasi, dan profesional dalam memberikan layanan pendidikan dan keterampilan.

“Program-program Sekolah.mu yang disediakan bagi peserta Kartu Prakerja telah mengikuti standar prosedur dan ketentuan yang telah diatur oleh Kemenerian Koordinasi Bidang Perekonomian RI dan diawasi oleh Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja,” terang Radnika.

Sekolahmu di tengah industri edtech yang kian ramai

Dalam dua tahun terakhir industri edtech Indonesia menjadi sorotan banyak pihak. Baik itu investor maupun masyarakat umum. Akhirnya, munculah nama-nama penyedia layanan ke permukaan, mulai dari Ruangguru, Skill Academy by Ruangguru, Zenius, Pahamify, Dicoding, Kode.id, MauBelajarApa dan lain-lain.

Tak hanya menyasar sektor pendidikan formal, para pemain tersebut juga ada yang fokus pada pendidikan keterampilan, baik teknik, seni, maupun lainnya. Bukan tidak mungkin dengan banyaknya pemain di industri ini membawa dampak positif bagi ekosistem pendidikan di Indonesia. Tinggal bagaimana penerimaan masyarkat dan kualitas yang diberikan para penyedia layanan.

Pihak Sekolah.mu sendiri menegaskan bahwa mereka saat ini berpegang pada visi “Kolaborasi untuk Masa Depan Pendidikan Indonesia” dan fokus untuk mendorong pengembangan kualitas pendidikan di Indonesia yang merata dan mudah diakses oleh semua.

“Sekolah.mu akan fokus pada program-program pengembangan karier dan program belajar untuk siswa PAUD yang dapat dilihat pada laman resmi Sekolah.mu,” tutup Radnika.

Application Information Will Show Up Here

Potensi Event Virtual Jadi Salah Satu Kegiatan “New Normal”

Banyak hal terdampak pandemi Covid-19 ini. Salah satunya adalah industri berbasis event. Bagi penggiat di sektor ini, mencari cara beradaptasi agar tetap relevan adalah kunci melewati ini semua. Tidak mudah, tapi diupayakan.

Salah satu yang mulai beradaptasi dengan cara tersebut adalah Loket / GoTix. VP of Commercial Loket Mohamad Ario Adimas (Dimas) menjelaskan, kondisi tetap di rumah saja dalam waktu lama membuat masyarakat butuh hiburan. Di sisi lain, musisi dan semacamnya butuh tetap berkarya dan menyapa penggemarnya. Akhirnya event virtual menjadi salah satu solusi.

“Adaptasi ke event online pun menjadi salah satu jawaban. Melalui event online, Loket berupaya untuk mendorong agar industri event dan hiburan tetap hidup, para musisi dan kru event tetap dapat berkarya, serta masyarakat dapat terus memperoleh akses hiburan ke beragam event. Kondisi ini juga yang akhirnya memicu Loket untuk berkolaborasi dengan para event creator dalam menemukan solusi terbaik di tengah krisis ini,” terang Dimas.

Dimas melanjutkan, Loket menyediakan halaman khusus yang bisa memudahkan para event creator untuk membuat sebuah event virtual. Loket juga mengklaim telah berinovasi dengan menggabungkan layanan sistem manajemen tiket dengan streaming video, sehingga mulai dari perencanaan, pengaturan, produksi, hingga komunikasi dengan audiens yang berbentuk website atau yang disebut dengan virtual venue.

“[Kami] menerapkan analogi sebagaimana tiket dalam event offline. Penjualan dan distribusi tiket juga dibuat secara eksklusif, di mana satu link URL hanya bisa digunakan pada satu ​device konsumen. Hal ini menjadi salah satu cara agar para event creator tetap mendapatkan apresiasi yang sepatutnya atas apa yang mereka lakukan,” imbuh Dimas.

Adaptasi serupa juga dilakukan Goers. Dengan layanan Goers Experience Manager (GEM), mereka mencoba beradaptasi dengan perubahan pola event yang ada seperti sekarang ini.

GEM resmi diluncurkan oleh Goers pada tahun lalu. Tujuannya memberikan pengalaman bagi para pemilik acara maupun pengguna yang ingin mengikuti acara. Kini, di tengah situasi pandemi, GEM menjadi salah satu layanan penting yang bisa membantu penyelenggaraan event online.

“Goers Experience Manager adalah sebuah platform bagi experience creators untuk membuat experience, mendigitalisasi penjualan tiket secara online dan offline, dan terhubung dengan lebih dari 450 ribu pengguna Goers,” ujar Co-Founder dan COO Goers Niki Tsuraya Yaumi.

Ia menambahkan, melalui GEM para pemilik acara disediakan berbagai macam fitur untuk pengelolaan acara, mulai dari email blast, laporan dan settlement, kustomisasi URL, hingga penggunaan kode voucher.

Event virtual jadi salah satu new normal

Event online atau virtual mulai ramai sejak pandemi memaksa semua kegiatan offline batal dan pemerintah menghimbau untuk tinggal di rumah saja. Beragam bentuk kegiatan diselenggarakan, mulai dari konser musik, workshop atau pelatihan, webinar, dan semacamnya.

Dimas percaya ke depannya event online akan menjadi new normal yang terus diminati meskipun seandainya pandemi ini berakhir. Ia berkaca pada lonjakan pembuatan event online di Loket. Sejauh ini ada 2.000 event dalam kurun waktu satu bulan terakhir, di antaranya konser online yang berhasil menjual hingga 5000 tiket.

“Angka yang cukup tinggi untuk penjualan tiket event online di Indonesia. Ke depan, kami berkomitmen untuk terus berupaya meluncurkan inovasi-inovasi baru bagi industri event dan hiburan, dan tak henti untuk terus giat berkontribusi. Loket berharap para event creator dan audiens dapat memaksimalkan fitur event online ini dan menjadikannya sebagai solusi untuk tetap produktif,” jelas Dimas.

Hal senada disampaikan Niki. Ia menilai meski suatu saat pandemi usai, perkembangan teknologi dan kebiasaan melakukan banyak hal dari tempat lain secara fleksibel akan membuat event online akan terus tumbuh dan tetap memiliki peminat. Di sanalah GEM mengambil posisi sebagai platform yang memudahkan bagi pembuat event.

“Event offline terbatas oleh jarak dan waktu, sedangkan event online tidak. Kami melihat masa depan online event sangat cerah. Sebagai perbandingan, beberapa partner kami ada yang merasakan kenaikan jumlah peserta sebesar 50% karena mengadakan acara secara online,” imbuh Niki.

Kendati tidak 100% bisa menggantikan pengalaman acara secara langsung, penyelenggaraan secara online akan menjadi salah satu pilihan penyelenggaraan acara saat ini. Fleksibilitas yang ditawarkan di dalamnya menjadi daya tarik tersendiri bagi para penontonnya. Momok terbesarnya saat ini, khususnya di Indonesia, adalah kestabilan jaringan internet dan ketersediaan infrastruktur secara nasional.

Tokocrypto Amankan Pendanaan dari Binance

Platform jual beli aset kripto Tokocrypto mengumumkan telah mendapatkan pendanaan dari Binance, sebuah perusahaan yang juga berkecimpung di industri blockchain. Tidak ada nominal yang disebutkan untuk pendanaan kali ini. Hanya saja Tokocrypto menjelaskan akan memanfaatkan pendanaan kali ini untuk menggenjot pertumbuhan bisnis.

Beberapa hal yang direncanakan adalah mengembangkan produk dan layanan baru, pengembangan teknologi, menghadirkan inisiatif baru dalam hal edukasi blockchain di Indonesia, dan juga melakukan ekspansi secara nasional, meliputi Surabaya, Bali, Medan, Makassar, Balikpapan, dan lainnya.

“Investasi di Tokocrypto ini menjadi penegasan akan kepercayaan dari pemimpin pasar aset kripto secara global terhadap potensi blockchain ekosistem di Indonesia yang sangat menjanjikan. Investasi dari Binance ini akan digunakan untuk menghadirkan dan meningkatkan layanan terbaik dari Tokocrypto di pasar Indonesia, serta mempercepat visi kami dalam menghadirkan ekosistem keuangan terbuka melalui teknologi blockchain,” kata Co-Founder dan CEO Tokocrypto Pang Xue Kai.

Dimulai pada tahun 2018, Tokocrypto sebelumnya juga berhasil mendapatkan pendanaan dari QCP Capital, perusahaan perdagangan aset digital dan investasi yang berbasis di Singapura. Seiring berjalannya waktu, pada thaun 2019 Tokocrypto meluncurkan Toko Launchpad, sebuah platform yang berfungsi untuk menjembatani proyek blockchain dengan mekanisme Initial Exchange Offering (IEO). Kemudian di tahun yang sama, mereka berhasil terdaftar di BAPPEBTI.

Pihak Tokocrypto sendiri saat ini cukup optimis dengan apa yang telah mereka lakukan dan capai selama ini. Termasuk rencana-rencana besar yang mereka siapkan untuk melaju selepas pendanaan ini.

“Saat ini bisnis Tokocrypto terus berkembang secara positif, baik dari sisi pengguna maupun transaksi harian. Saat ini, trading volume harian Tokocrypto telah berhasil mencapai $700,000. Selanjutnya, kami tentu akan terus berinovasi dengan menghadirkan fitur atau produk menarik lainnya, serta juga akan menghadirkan berbagai promo menarik,” ujar Kai.

Perkembangan industri aset kripto di Indonesia mungkin belum semasif industri e-commerce maupun teknologi finansial yang dikenal baik masyarakat umum. Masalah edukasi pengguna ini tampaknya masih jadi salah satu hambatan yang menjadi tantangan bersama para pemain di dalamnya.

Untuk saat ini industri perdagangan aset kripto di Indonesia sendiri sudah cukup ramai. Beberapa nama pemain lokal bermunculan dan beberapa pemain luar mulai masuk ke pasar Indonesia. Beberapa di antaranya adalah Luno, Indodax, Coinone, Pintu, dan Tokenomy.

Application Information Will Show Up Here

Strategi Bank OCBC NISP untuk Penetrasi Produk Dompet Digital ONe Wallet

Bank OCBC NISP meramaikan percaturan layanan dompet digital dengan meluncurkan ONe Wallet. Dengan didapatnya izin dari Bank Indonesia awal Maret 2020 lalu, mereka siap bertransformasi dengan mengadopsi teknologi digital dan memanjakan para nasabahnya dengan berbagai fitur.

Pihak OCBC NISP menjelaskan kehadiran dari ONe Wallet ini sejalan dengan strategi mereka “Beyond Traditional Banking” untuk terus bertransformasi dan berinovasi.

“ONe Wallet akan kami fokuskan untuk memberi kemudahan dan kenyamanan layanan untuk nasabah payroll khususnya pada sektor riil dengan penghasilan pada kisaran UMR. Upaya ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk mendorong Gerakan Nasional Non Tunai dan meningkatkan inklusi keuangan Indonesia,” papar Head of Strategy and Innovation Bank OCBC NISP Ka Jit.

Ka Jit melanjutkan bahwa ada beberapa fitur atau layanan yang menjadi unggulan dari ONe Wallet ini, antara lain terintegrasi dengan fitur perbankan korporasi untuk pendistribusian gaji karyawan, fitur transaksi sehari-hari, tarik tunai di ATM Bank OCBC NISP dan selanjutnya akan terintegrasi dengan 400 ribu merchant dan aplikasi ONe Mobile.

Siasat di tengah persaingan dompet digital

Untuk informasi, di tahun 2020 hingga saat ini BI sudah mengeluarkan izin untuk 4 penyelenggara uang atau dompet elektronik. Selain ONe Wallet juga ada AstraPay, YourPay, dan Eidupay.

Daftar penyedia dompet digital dan uang elektronik ini bisa saja semakin bertambah. Tapi pilihan masyarakat tetap akan berdasarkan pada daya guna dan kemudahan askes dari layanan tersebut.

Layanan dompet digital juga mulai akrab dengan keseharian masyarakatnya. Integrasi dengan berbagai macam merchant dan sistem membuat dompet digital menjadi pilihan banyak orang. Beberapa nama yang cukup tenar saat ini adalah GoPay, Ovo, Dana, dan LinkAja.

Dompet digital seolah menjadi salah satu teknologi yang mulai jadi bagian dari budaya masyarakat Indonesia. Selain karena kemudahan yang ditawarkan juga karena integrasi dan penawaran yang beragam bisa menyajikan pilihan terbaik bagi para penggunanya.

Berlomba-lomba di ranah integrasi, inovasi, dan juga penawaran untuk akuisisi pengguna tak terelakkan lagi. Mau tidak mau, sebagai salah satu pemain baru ONe Wallet harus bergegas, baik dalam hal integrasi maupun memperkaya fitur. Salah satu yang sudah masuk dalam rencana besar ONe Wallet adalah terintegrasi dengan ONe Mobile dan juga terhubung dengan produk-produk finansial lainnya dari OCBC NISP.

“Sejalan dengan kebutuhan masyarakat yang terus berkembang, Bank OCBC NISP pun akan segera meluncurkan secara resmi dan terus mengembangkan fitur-fitur ONe Wallet, di antaranya pembayaran melalui QRIS dan penambahan variasi pembayaran tagihan yang dapat dilakukan melalui aplikasi ONe Wallet. Bank juga akan mengintegrasikan layanan ONe Wallet dengan One Mobile sehingga lebih maksimal dalam memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia,” jelas Ka Jit.

Application Information Will Show Up Here

GoKampus Comes with Educational Support Services for Students

The education technology industry (edtech) in Indonesia has encouraged various kinds of services. Another one rises with new innovation called GoKampus. The service founded by Nathanael Santoso and Jeganathan Sethu is developing an education ecosystem that facilitates students with university inquiries.

GoKampus’ CEO, Santoso told DailySocial that they have full commitment to provide services to facilitate students in more effective way, particularly for non-academic activities.

Was founded in December 2018, GoKampus has made it possible to register for lectures online, looking for scholarships, applying for college funding, managing campus events, and also a system that connects with companies for internships.

To date, GoKampus claims to have collaborated with 150 universities, 10 of which are abroad universities. In terms of users or students, there are a total of 145 thousand registered users.

“We collaborate with universities, students, and various related parties such as foundations, corporations, fintechs, and individuals to create a sustainable and mutual edtech ecosystem. It is by connecting related players in one place in order to present educational solutions,” Susanto said.

At the current stage, GoKampus is supported by several investors, including Sovereign’s Capital, EverHaus, Azure Ventures, and several angel investors.

Partnerships for better services

GoKampus has the ambition to be a complete platform instead of limited to features but also collaboration. In terms of educational funding, they have collaborated with some players in the education loan services sector such as KoinWorks, DanaCita, and Pintek. They are also actively exploring partnerships with other related parties, such as banking. In terms of features, instant registration becomes the leading one.

“The latest feature has launched since February 2020, we present an Instant Approval program for students to be able to get instant access to selected well-known campuses. Through this program, students only have to upload report cards and later get a letter of university acceptance instantly whether they meet the minimum criteria. (maximum 1 hour),” he continued.

The Covid-19 pandemic which limits the mobility of many people seems to be used properly by GoKampus to convince users that their services can be trusted to register for college.

“We started holding virtual counseling for students to get services around lectures or careers. We also work together to present Campus Webinars with various parties to educate students amid the study from home situations. Together with GoKampus, campus life can be easier, more productive, and enjoyable,” Susanto said.

In terms of the business model, Susanto said they take fees for the B2B service. This year, they are targeting to work with 300 to 400 campuses with 300 thousand registered users.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here