Startup India dan Indonesia Jadi Fokus Penyaluran Dana BAce Capital

BAce Capital, perusahaan venture capital yang disokong Ant Financial, menargetkan bisa menyalurkan dana investasi untuk startup-startup India dan Asia Tenggara–khususnya Indonesia yang berorientasi pada konsumen dan bersifat mobile first.

BAce Capital sejauh ini sudah mengantongi komitmen modal senilai $100 juta (1,4 triliun Rupiah) dari Ant Financial dan juga investor individu dari sejumlah negara, seperti Amerika Serikat, Tiongkok, India, dan Asia Tenggara. Perusahaan menargetkan bisa mengumpulkan hingga $150 juta (2,1 triliun Rupiah) untuk dana awal ini dengan Ant Financial menjadi limited partner terbesar.

Tim investasi BAce Capital sendiri terdiri dari mantan tiga eksekutif Alibaba dan Ant Financial, yakni mantan Managing Director Ant Financial India Benny Chen, mantan Senior Director India and Southeast Asia Strategic Investment Alibaba Group Kshitij Karundia, dan mantan CIO Lazada Indonesia dan Deputy Director Alibaba Group Mulyono.

Managing Partner BAce Capital Benny Chen menjelaskan, mereka menargetkan pendanaan untuk tahapan Seri A ke Seri B dengan peluang ticket size mulai dari $500.000 hingga $15 juta. India dan Indonesia akan menjadi area dengan fokus terbesar, mendapat alokasi 70-80% dari dana corpus.

Kepada DailySocial, Mulyono menjelaskan bahwa di Indonesia mereka akan fokus untuk startup mobile first dan consumer internet. Dua sektor ini dianggap masih memiliki peluang besar, baik di pasar India maupun Indonesia. Sementara untuk vertikal, BAce Capital akan bersifat industry agnostic dan akan lebih banyak fokus ke area yang dirasa cocok dengan use case mobile internet.

“Kami percaya bahwa sekarang level dari adoption and stickiness-nya internet indonesia masih sangat early stage. Masih sangat banyak potensi yang akan bisa dimaksimalkan. Kuncinya adalah bagaimana kita bisa menggunakan network effect dengan efisiensi paling tinggi  utk membuat nilai tambah ke customer,” jelas Mulyono.

Adalah rahasia umum bahwa Indonesia memiliki potensi besar di Asia Tenggara untuk urusan ekonomi digital atau yang berkaitan dengan aplikasi mobile dan internet. Dikutip dari DailySocial Startup Report 2018, pengguna internet di Indonesia diperkirakan sudah mencapai lebih dari 54% populasi, atau berada di angka 90 juta jiwa. Pertumbuhan internet economy di Indonesia pun diprediksi akan mencapai angka $100 miliar pada tahun 2025 atau sekitar 41% dari seluruh ekonomi digital Asia Tenggara.

Mengawali kiprah investasinya, BAce Capital telah memberikan investasi pertamanya untuk startup asal Bangalore, India, Healofy, yang merupakan platform informasi kehamilan dan parenting, khususnya untuk ibu-ibu.

Kantongi Pendanaan Baru, Platform Logistik TheLorry Siap Jangkau Lebih Banyak Kota di Indonesia

Platform logistik asal Malaysia TheLorry berhasil mengamankan pendanaan Seri B dengan nilai investasi sebesar $5,85 juta (83 miliar Rupiah). Dengan suntikan dana segar ini, TheLorry akan untuk menguatkan operasi mereka di Malaysia, Singapura, Thailand, dan Indonesia.

Pendanaan kali ini dipimpin FirstFloor Capital dan diikuti oleh PNB-INSPiRE Ethical Fund I, Cradle Seed Ventures, Axiata Digital Innovation Fund, dan SPH Ventures. Yang terakhir juga terlibat dalam putaraan pendanaan seri sebelumnya.

“Ada banyak value dalam karier truk dan mengemudi truk yang belum dilihat dan dihargai banyak orang. Kami ingin menjadi agen perubahan dalam mengangkat status dan pendapatan pengemudi truk dan truk di wilayah ini [Asia Tenggara],” terang Executive Director TheLorry Nadhir Ashafiq seperti dikutip dari e27.

TheLorry pertama kali diperkenalkan pada tahun 2014 dan masuk ke Indonesia pada tahun 2018 kemarin. Sejauh ini TheLorry Indonesia sudah bekerja sama dengan beberapa partner untuk memberikan layanan logistik, beberapa partner TheLorry Indonesia antara lain Shopee, Ninja Express, Asmaraku, dan lainnya.

Head Of Business Development TheLorry Indonesia Rendi Ferdiansyah kepada DailySocial menyebutkan, saat ini mereka sudah memiliki 1.000 mitra armada terdaftar di Indonesia. Angka ini akan terus bertambah sejalan dengan rencana TheLorry untuk hadir di lebih banyak kota di Indonesia.

TheLorry Indonesia sudah hadir sejak Juni 2018 yang lalu, bahkan saat ini sudah memberikan servis di lima kota besar di Indonesia yaitu Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Bali. Pendanaan terbaru ini akan kita gunakan untuk meningkatkan brand awareness kita di seluruh masyarakat Indonesia serta rencana untuk ekspansi di kota-kota besar lainnya di pulau Jawa,” terang Rendi ketika dimintai keterangan rencana selanjutnya TheLorry Indonesia selepas pendanaan.

Rendi lebih jauh menjelaskan, sebelum menentukan kota selanjutnya untuk ekspansi bisnisnya TheLorry Indonesia akan lebih dulu melakukan riset di kota-kota besar yang memiliki kebutuhan logistik yang tinggi.

Application Information Will Show Up Here

AWS Siap Buka Region Baru di Indonesia

Amazon Web Services (AWS) hari ini mengumumkan rencana membuka regional infrastruktur baru di Asia Pasifik, tepatnya di Jakarta, Indonesia, yang direncanakan hadir pada akhir 2021 atau awal 2022. Regional AWS di Jakarta akan terdiri dari tiga Availability Zones ketika diluncurkan dan akan menjadi regional ke-9 di Asia Pasifik, menyusul Beijing, Mumbai, Ningxia, Seoul, Singapura, Sydney, Tokyo, dan juga Hong Kong SAR yang direncanakan segera hadir.

Cloud memiliki kekuatan untuk mentransformasikan bisnis, institusi pedidikan, dan seluruh badan pemerintah di seluruh Indonesia, dan dengan wilayah infrastruktur AWS lainnya yang datang ke Asia Pasifik, kami berharap dapat membantu mempercepat transformasi ini,” terang VP of Global Infrastructure and Customer Support Amazon Web Services Peter DeSantis.

Peter lebih jauh menjelaskan, membuka AWS Region di Indonesia akan mendukung ekosistem startup yang sedang tumbuh, perusahaan besar, dan lembaga pemerintah di Indonesia. Karena kehadiran AWS Region di Indonesia diharapkan bisa membantu mendorong lebih banyak pekerjaan bisnis dan teknologi, meningkatkan ekonomi lokal, dan memungkinkan oraganisasi di semua vertikal untuk menurunkan biaya, menambah agility dan meningkatkan fleksibilitas.

“Kami senang ketika AWS menjadi bagian berarti dari perjalanan ini,” imbuh Peter.

AWS Region sendiri merupakan infrastruktur teknologi yang terdiri dari beberapa Availability Zone yang ditempatkan pada lokasi yang terpisah dan terletak di lokasi dengan jarak yang cukup signifikan untuk mengurangi risiko satu peristiwa yang berdampak pada kelangsungan bisnis.

Pembukaan AWS Region di suatu kawasan diklaim akan berdampak pada tingginya ketersediaan dan latensi jaringan yang rendah, sehingga mampu meningkatkan kualitas layanan yang diberikan perusahaan.

Warung Pintar Expands to Banyuwangi

Warung Pintar announces its expansion to Banyuwangi. It is due to a similar vision between Warung Pintar and Banyuwangi regency to maximize micro business and tourism sector using technology.

Warung Pintar had established since November 2017. Entering the second year, Warung Pintar initiated various strategies for business development, such as acquiring Limakilo and expansion to new area.

Due to Banyuwangi regency’s transparency and the will to have better economy, Warung Pintar has opened 101 kiosks a month before launch, equipped with its services. Banyuwangi regency shows its support by forming special regulation to give opportunity for the owners to open kiosk in the government-owned public facility.

“In 2020, we’re confident that Banyuwangi’s economy will grow at 5.5 – 5.7 percent, above the national prediction at 5.1 – 5.5 percent. This has proven that the government understand public’s capacity and make an effort to realize it. The regency also bite this opportunity, for the first time, partners with startup, Warung Pintar,” Banyuwangi’s Regent, Abdullah Azwar Anas said.

warung pintar

In order to achieve the economy growth , Warung Pintar and Banyuwangi regency are to apply the hyperlocal strategy as local SMEs empowerment, such as coffee, dried banana, cassava chips, and other products in Warung Pintar Banyuwangi,” Warung Pintar’s Co-Founder and COO , Harya Putra.

Along within this partnership, the regency has held some events with Warung Pintar, such as Festival Juragan Pintar and Hackathon Pintar competition last March.

Warung Pintar is currently has more than 1,200 kiosks in Jakarta. The arrival in Banyuwangi marks their step to expand its business and connect more kiosks.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Warung Pintar Resmi Berekspansi ke Banyuwangi

Startup Warung Pintar mengumumkan kepastiannya berekspansi ke Banyuwangi. Ekspansi ini didorong oleh kesamaan visi antara Warung Pintar dan Pemkab Banyuwangi untuk memaksimalkan bisnis mikro dan sektor pariwisata dengan memanfaatkan teknologi.

Warung Pintar berdiri sejak November 2017 silam. Berjalan dua tahun, Warung Pintar mulai melancarkan berbagai macam strategi untuk pengembangan bisnis, salah satunya adalah akuisisi terhadap startup Limakilo dan ekspansi ke kota-kota baru.

Didukung keterbukaan Pemkab Banyuwangi dan semangat untuk memajukan perekominian, satu bulan sebelum peresmian Warung Pintar berhasil membuka 101 warung yang dilengkapi layanan-layanan dari Warung Pintar. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi juga memberikan dukungan dengan membuat regulasi khusus yang memberi kesempatan kepada pemilik warung membuka di fasilitas umum milik pemerintah.

“Tahun 2020 kami optimis ekonomi daerah Banyuwangi akan tumbuh di kisaran 5,5 – 5,7 persen, di atas prediksi ekonomi nasional yag hanya sebesar 5,1 – 5,5 persen. Ini merupakan bukti bahwa pemerintah mengerti kondisi dan kemampuan masyarakat sehingga berupaya keras untuk mewujudkannya. Pemkab Banyuwangi pun menggunakan kesempatan ini untuk, pertama kalinya, bekerja sama dengan startup, yaitu Warung Pintar,” terang Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.

Warung Pintar di Banyuwangi

Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tersebut Warung Pintar dan Pemkab Banyuwangi menerapkan strategi hyperlocal, berupa pemberdayaan UMKM setempat untuk berjualan di Warung Pintar dan menjadikan Warung Pintar sebagai pusat informasi pariwisata.

“Tak hanya berjualan produk kebutuhan sehari-hari, masyarakat dapat memperoleh produk UMKM setempat sepert kopi, sale pisang, keripik singkong dan produk olahan lainnya di Warung Pintar Banyuwangi,” terang Co-Founder dan COO Warung Pintar Harya Putra.

Masih dalam rangkaian kerja sama ini Pemkab Banyuwangi dan Warung Pintar telah menggelar beberapa acara, seperti Festival Juragan Pintar dan kompetisi Hackathon Pintar yang digelar akhir Maret silam.

Warung Pintar saat ini sudah memiliki lebih dari 1.200 warung di Jakarta. Kehadirannya di Banyuwangi ini menandai langkah Warung Pintar untuk memperluas binisnya dan menghubungkan lebih banyak warung.

Application Information Will Show Up Here

Gojek Is to Invest in Two Indian Startups

Indonesia based online transportation company, Gojek, is said to invest in two Indian startups, Rebel Foods and Mobile Premier League (MPL). The two startups will complete Gojek’s business line in its ambition to be “super app” — a concept that’ll put Gojek as the all-in-one app.

As reported by India Times, Gojek and Rebel Foods is in a discussion to build a joint venture company. Both are to be invested around $8-10 million to bring the “cloud kitchen” concept and skill from Rebel Food to the Southeast Asian market.

“One of the senior executive of Rebel Foods will led this company,” said one of the source quoted from India Times.

In addition, Gojek also said to invest in MPL, an India based game developer startup. The rumor has been started since 2018. Total investment has reached $30 million or around Rp431 billion. The investment will bring up MPL valuation up to $150 million. Previously, MPL has secured Series A funding from Sequoia Capital which also Gojek’s investor.

India is one of the country that contributes to Gojek’s current success. In India, Gojek has acquired four developers and build an R&D center in Bangalore.

Gojek moves rapidly in 2018. They expand to some countries in Southeast Asia by entering Vietnam, Singapore, and Thailand.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Gojek Dikabarkan Berinvestasi di Dua Startup India

Perusahaan transportasi online asal Indonesia Gojek dikabarkan segera menyuntikkan dana segar untuk dua statup asal India, Rebel Foods dan Mobile Premier League (MPL). Keahlian dua startup ini akan melengkapi lini bisnis Gojek yang berambisi untuk menjadi “super app” — sebuah konsep yang menjadi Gojek sebagai aplikasi dengan layanan yang serba ada.

Menurut pemberitaan India Times, Gojek dan Rebel Foods sedang dalam pembicaraan untuk membangun sebuah perusahaan joint venture. Keduanya akan bersama-sama menginvestasikan uang yang berkisar $8-10 juta untuk membawa konsep dan keahlian “cloud kitchen” dari Rebel Food ke pasar Asia Tenggara.

“Salah satu eksekutif senior dari Rebel Foods akan memimpin perusahaan ini,” kata salah satu sumber seperti dikutip dari India Times.

Selain Rebel Foods, Gojek juga dikabarkan akan memberikan investasi ke MPL, startup pengembang game asal India. Kabar mengenai investasi Gojek ke MPL sendiri sudah berhembus sejak akhir tahun 2018 kemarin Total investasi yang disalurkan Gojek dikabarkan mencapai mencapai $30 juta atau senilai Rp431 miliar.  Investasi ini akan membuat valuasi MPL di kisaran $150 juta. MPL sebelumnya juga telah mengamankan pendanaan Seri A dari Sequoia Capital yang juga termasuk investor Gojek.

India adalah salah satu negara yang tidak bisa dipisahkan dari kesuksesan Gojek saat ini. Di India Gojek sudah mengakusisi empat pengembang dan membangun kantor R&D di Bangalore.

Di tahun 2018 Gojek bergerak cepat. Sejumlah ekspansi dilakukan di beberapa negara Asia Tenggara dengan hadir di Vietnam, Singapura, dan Thailand.

 

Application Information Will Show Up Here

Sejumlah Inovasi untuk O2O Lazada Diperkenalkan di “LazMall Brand Future Forum”

Tahun ini Lazada genap berusia 7 tahun. Dalam rangkaian perayaan ulang tahunnya, mereka menggelar acara bertajuk “Lazada Brand Future Forum”. Dalam acara tersebut pihak Lazada mengumumkan beberapa terobosan baru untuk LazMall, konsep O2O (Online to Offline) mereka, berserta kembali menegaskan visi dan misinya di pasar Asia Tenggara.

Di tahun 2019 ini Lazada menawarkan sejumlah solusi yang terangkum dalam “Super Solutions”. Tujuannya untuk mengatasi tiga tantangan yang kerap dihadapi oleh brand dan seller yakni branding, pemasaran, dan penjualan. Super Solutions ini sengaja dikembangkan untuk seluruh brand dan seller LazMall, tidak memandang besar kecilnya usaha yang digeluti sehingga mereka bisa sama-sama bersaing di persaingan di pasar e-commerce yang semakin ketat. Semuanya bisa dijumpai dalam fitur LazMall yang diluncurkan Lazada tahun lalu.

“Tidak ada seller yang terlalu kecil untuk bercita-cita dan tidak ada brand yang terlalu besar untuk menjadi Super eBusiness. Itulah sebabnya kai sangat senang dapat meluncurkan Super Solutions yang membantu brand dan seller kami menjadi lebih gesit dalam mendigitalkan bisnis mereka dan menjangkau pelanggan dengan lebih baik,” ujar CEO Lazada Group Pierre Poignant.

Super Solutions yang ditawarkan Lazada meliputi fitur-fitur baru seperti Store Builder yang memungkinkan brand dan seller membuat halaman/etalase yang disesuaikan dengan brand identity masing-masing. Fitur yang terlihat sederhana tetapi penting karena mampu menguatkan indentitas brand yang berperan menjaga loyalitas pengguna.

Lazada juga memperkenalkan Seller Pick, yang memungkinkan brand dan seller memiluh sendiri produk apa yang ingin dipromosikan kepada konsumen dan Golden Slot, sebuah fitur yang memungkinkan toko LazMall atau produk di LazMall muncul dalam pencarian teratas. Tak hanya itu Lazada juga akan memanfaatkan teknologi dari Alibaba untuk menghadirkan permainan, news feed, dan in-app live streaming yang diharpkan bisa meningkatkan konsumen engagement.

Presentasi Jing Yin

“Didukung oleh teknologi dan infrastruktur logistik Alibaba, selama setahun terakhir Lazada telah meluncurkan inovasi teknologi terdepan di industri seperti fungsi pencarian gambar, gim-gim yang melibatkan konsumen dan in app live streaming untuk menjadi satu-satunya platform Shoppertainment, di mana pelanggan dapat menonton, berbelanja, dan bermain,” tutur Poignant

Selain itu Lazada juga memperkenalkan LazMall Guarantee, untuk meningkatkan pengalaman dan kepercayaan pembeli terhadap brand. Ada juga LazMall Self Sign-Up yang memungkinkan setiap brand mendaftar dan menawarkan barang mereka di LazMall. Tujuannya adalah untuk memberikan kesempatan bagi segmen usaha kecil menengah untuk berkompetisi secara global.

“Sejak LazMall diluncurkan pada 2018, kami telah melihat pertumbuhan yang luar biasa pada berbagai mitra brand utama kami. Kami ingin memperluas manfaat LazMall bagi lebih banyak lagi brand dan seller untuk mengangkat usaha e-commerce mereka. Kami ingin melatih dan mengembangkan mereka sehingga mereka dapat tumbuh bersama kami dan menjadi eBusinesses yang sukses dan berkelanjutan,” tutur President Lazada GroupJing Yin.

Application Information Will Show Up Here

Mengenal Aplikasi Pencarian Bakat Lakon

Aplikasi Lakon dikembangkan untuk membantu pencari bakat menemukan talenta baru di dunia hiburan. Bernaung di bawah PT Kreasi Kreatif Muda, aplikasi Lakon dikembangkan untuk memberikan solusi di dunia hiburan. Dengan memanfaatkan teknologi machine learning Lakon berupaya mempertemukan antara talenta baru dengan pencari bakat.

Layanan Lakon didirikan oleh beberapa co-founder, di antaranya adalah Roy Prawira, Rina Dwi Utami, dan Jonathan Nasution. Ketiganya memiliki pengalaman cukup lama di bidangnya masing-masing, Roy dengan pengalaman di bidang digital product, bisnis, dan teknis sejak tahun 1999, Rina dengan latar belakang IT yang sudah digeluti selama 12 tahun, dan Jonathan Nasution yang sudah berkecimpung di dunia kreatif lebih dari 10 tahun.

Salah satu Co-Founder Lakon, Jonathan Nasution kepada DailySocial mengatakan, aplikasi Lakon dikembangkan untuk membantu pencarian bakat baru di dunia hiburan, baik itu pemeran film sampai dengan komedian. Layanan yang dikembangkan Lakon diklaim lebih aman dan terpercaya karena didukung oleh Bekraf dan Asosiasi Casting Indonesia.

Melalui aplikasi Lakon, pengguna bisa membuat video yang menunjukkan bakatnya sebagai seorang talenta baru di dunia hiburan. Selanjutnya rumah produksi, stasiun televisi, dan pihak-pihak yang membutuhkan talenta baru dengan mudah mencari dan menghubungi talenta.

Ada beberapa permasalahan utama yang coba diselesaikan oleh Lakon, pertama adalah kebutuhan rumah produksi mencari talenta baru yang memadai, sementara di tengah banyaknya permintaan konten video diperlukan banyak talenta. Di sinilah Lakon akan berperan. Membantu menghubungkan talenta baru di daerah dengan rumah produksi atau pencari bakat yang ada. Lakon juga mencoba membantu mengurangi praktek perdagangan manusia yang berkedok hiburan.

“Dengan menggunakan Lakon, para talenta baru di daerah dapat dengan mudah bersaing dengan para talenta di kota besar melalui aplikasi ini. Selanjutnya, apabila masuk ke dalam daftar piihan untuk diaudisi, para talenta baru dapat datang melakukan audisi yang lebih jelas, aman, dan lebih terpercaya,” terang Jonathan.

Lakon memiliki beberapa fitur unggulan, seperti Lakon Impersonation, sebuah fitur yang memungkinkan pengguna menirukan potongan adegan-adegan singkat, dengan durasi kurang dari 30 detik, sehingga pengguna bisa memamerkan kemampuan menghibur.

Fitur lainnya adalah Tantang, sebuah fitur memungkinkan pengguna menantang video impersonate yang dilakukan oleh pengguna lain. Membuktikan pengguna bisa melakukan lebih dari yang telah dilakukan pengguna lain.

Sementara itu fitur yang tengah dikembangkan adalah fitur Lakon Lakonan, sebuah fitur yang ditujukan untuk pengguna tahap lanjut yang berguna untuk menaikkan kemampuannya. Dimulai dari menerima tantangan yang diberikan oleh para selebritas yang sudah berpengalaman.

Aplikasi Lakon saat ini masih dalam fase open beta sambil mengumpulkan masukan sebanyak-banyaknya dari pihak pengguna dalam berupaya terus meningkatkan kualitas dan pengalaman pengguna. Rencananya aplikasinya akan diluncurkan penuh pada akhir tahun 2019 ini.

Di bawah bendera PT Kreasi Kreatif Muda, Lakon saat ini sedang melakukan penjajakan untuk pendanaan di tahap awal.

“Lakon menargetkan setidaknya bisa mencapai 500.000 pengguna terdaftar di dalam aplikasi di tahun 2019 ini. Nantinya diharapkan dapat bertambah seiring waktu. Lakon percaya dengan kerja sama yang terjadi dengan semua stakeholder di dalam dunia hiburan seperti rumah produksi, stasiun televisi dan lainnya.”

“Lakon ingin mencapai target pengguna melebihi satu juta orang pengguna aktif dalam waktu dekat. Untuk itu Lakon membuka lebar-lebar pintu kerjasama untuk semua pihak dari rumah produksi sampai stasiun televisi untuk bisa melakukan kolaborasi lebih banyak lagi,” tutup Jonathan.

Application Information Will Show Up Here

Ovo is Rumored to Acquire P2P Lending Platform Taralite

Ovo, one of the leading players in the digital payment sector, is rumored to acquire a peer-to-peer lending service Taralite. The acquisition is set to help Ovo provide various payment products for buyers and merchants in the Ovo ecosystem.

Taralite CEO, Abraham Viktor, is still the CEO as quoted from KrAsia. Although, he also involved in Ovo’s operational as the Head of Strategy & Innovation Lab.

Taralite is a fintech company founded in 2015. They offer solution that focuses on capital lending for online sellers/merchants without banking access.

The last time Taralite received a funding is in 2017 from SBI Group of Rp84 billion rupiah. They also formed partnerships with some online platforms, such as Tokopedia, Lazada, Doku, Hacktiv8, and Jurnal.

Earlier this year, Ovo and Taralite partnered up to introduce Ovo PayLater for Tokopedia platform. According to our source, there will be more payment products delivered from these collaboration.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here