Imajin Develops “3D Marketplace” Online Platform

Imajin, a company engaged in B2B manufacturing (business to business), decided to develop Imajin.id online platform. It has a marketplace concept that connects some requirements in the 3D field.

Imajin will be a portal for 3D designers to show their artwork for share or sale. When the design continue to the production, Imajin team will facilitate due to partnership with 3D Printing vendor.

Imajin has a vision to develop the manufacturing world into the B2C (business to customer) sector by introducing 3D printing technology. This company founded by three people, Chendy Jaya, Joselin Olivia, and Stefanus Hodir.

Imajin has been operating more than 4 years in manufacturing sector B2B, but started to enter B2C in early 2018, making Imajin.id online platform. We’ve been operating in Jabodetabek, Bandung, and Surabaya,” Jaya said.

He also explained that Imajin marketplace was created to help anyone produce their dream products. He gave an example, if anyone has the desire to create a different phone case from others, Imajin can help, from the design to the large production. Imajin expertise should be useful for broaden network of customers.

In his observation, the current 3D technology is very common in the manufacturing world, starts from 3D design, 3D Scanning, Reverse Engineering, 3D Printing, CNC Manufacture, to the 3D Metal. To date, Imajin has made some products using 3D design, from automotive, furniture, souvenir to accessories. The methods are different according to user demand.

Regarding features on Imajin marketplace, users can directly view the 3D product models or design through 3D view. In order to produce 3D printing, users can directly upload designs, choose materials, and get the price. The 3D view feature is expected to provide a different experience that is not found in any other marketplace.

To date, Imajin has nearly 1000 users with 145 3D designers, five 3D printing partners, and 17 CNC machine partners. This year, the company plans for several innovations, including to open the Imajin center as the first 3D Printing Experience Center in Indonesia, to be located in BSD, and trying to make further penetration to B2C segment and education.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Imajin Kembangkan Platform Online “3D Marketplace”

Imajin, salah satu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur B2B (business to business), memutuskan untuk mengembangkan platform online Imajin.id. Platform ini mengusung konsep marketplace yang mempertemukan beberapa kebutuhan di bidang 3D.

Imajin akan menjadi portal bagi para Desainer 3D menunjukkan hasil karya mereka untuk dibagikan atau dijual. Jika desain tersebut dilanjutkan ke tahap produksi, pihak Imajin memberikan kemudahan karena memiliki mitra 3D Printing.

Imajin sendiri memiliki visi mengembangkan dunia manufaktur ke sektor B2C (business to customer) dengan memperkenalkan teknologi 3D printing. Perusahaan ini didirikan oleh tiga orang founder, yaitu Chendy Jaya, Joselin Olivia, dan Stefanus Hodir.

Imajin sudah berjalan lebih dari 4 tahun di bidang manufaktur B2B, namun mulai bergerak di B2C pada awal 2018, membuat platform online Imajin.id. Kami sudah beroperasi di Jabotabek, Bandung, Surabaya,” terang Chendy.

Chendy menjelaskan bahwa marketplace Imajin diciptakan untuk bisa membantu siapapun memproduksi barang yang mereka impikan. Ia mencontohkan, apabila ada yang memiliki keinginan menciptakan case ponsel yang berbeda dengan yang lain, Imajin bisa membantu, mulai dari sisi desain hingga produksi besar. Keahlian Imajin diharapkan bisa dinikmati pelanggan yang lebih luas.

Menurutnya, saat ini teknologi 3D sudah sangat umum dilakukan pada dunia manufaktur, mulai dari 3D Design, 3D Scanning, Reverse Engineering, 3D Printing, CNC Manufacture, bahkan sampai ke 3D Metal. Sejauh ini Imajin sudah menghasilkan beberapa hal menggunakan 3D Design, mulai dari otomotif, furnitur, sovenir hingga perhiasan. Metode yang digunakan berbeda-beda dengan keperluan pengguna.

Mengenai fitur di marketplace Imajin, pengguna dapat dengan langsung melihat model atau desain produk 3D melalui 3D View.  Jika ingin memproduksi 3D printing, pengguna dapat langsung melakukan upload desain, memilih material, dan kemudian mendapatkan harga yang sesuai. Fitur 3D View diharapkan memberikan pengalaman yang berbeda yang tidak ditemui di marketplace lain.

Sejauh ini, Imajin telah memiliki hampir 1000 pengguna dengan 145 3D designer, lima 3D printing partner, dan 17 CNC machine partner. Tahun ini perusahaan merencanakan beberapa inovasi, termasuk membuka Imajin Center sebagai 3D Printing Experience Center pertama di Indonesia, yang akan berlokasi di BSD, dan mencoba melakukan penetrasi lebih jauh ke segmen B2C dan pendidikan.

OpenSignal Report: 4G Is Yet to Stable

OpenSignal, a company engaged in the analysis of mobile user experience, issued a report on the 4G network. It highlights the 4G network performance which are considered to be less consistent and talks about 5G network to be the solution.

From 77 countries observed, the download speed ranged from 31.2 Mbps and 5.8 Mbps. As the best / fastest time is at night. The jammed 4G network makes 5G network increasingly on demand.

Indonesia, listed at the bottom of the average internet speed through 4G. At busy hours (18.00-21.00), Indonesia’s 4G internet speed is at 5.7 Mbps. While the fastest is at (00.00 – 04.00) the speed is 18.5 Mbps.

In OpenSignal report, this number is only one level up from Thailand with 6 Mbps at busy hours and the fastest is at 11.7 Mbps; India with 3.7 Mbps at busy hours and the fastest is at 14.6 Mbps; and Algeria with 2.6 Mbps at busy hours and the fastest 16.4 Mbps.

OpenSignal

In the top three, there are South Korea, Singapore, and Norway, with the average of 40 Mbps at busy hours and 54 Mbps the fastest.

OpenSignal highlighted the speed difference phenomenon between busy / peak hours and off-peak hours

The use of 5G is not only expected to provide speed to 4G, but also a strong foundation for capacity and solving consistency problem.

OpenSignal will also underlined the speed inconsistency of 4G to have impact on the future app innovation, such as augmented reality and so on.

The 5G network is said to be able to increase network capabilities to support more users and simultaneus (streaming) data at high speed. For example, using high-definition quality streaming.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Menteri Perindustrian Berharap Muncul Startup Unicorn Baru di Sektor Pendidikan dan “Virtual Reality”

Pertumbuhan bisnis rintisan teknologi atau startup di Indonesia memang cukup signifikan. Saat ini dari 7 startup di Asia Tenggara yang menyandang predikat unicorn atau yang memiliki valuasi lebih dari $1 miliar. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam sebuah kesempatan memprediksi akan ada dua unicorn baru dari Indonesia, masing-masing berasal dari sektor pendidikan dan virtual reality.

Dikutip dari beberapa sumber, Airlangga menyebutkan bahwa dua startup yang diprediksi akan menjadi unicorn tersebut sudah memiliki akses ke Silicon Valley, kiblat industri teknologi dunia. Dua startup ini, meski tidak disebutkan secara gamblang namanya, juga banyak dijadikan tujuan studi banding bagi negara-negara lain.

“Dua-duanya sudah punya akses ke Sillicon Valley dan banyak menteri dari negara-negara lain datang untuk belajar ke dua perusahaan ini,” terang Airlangga.

Airlangga meyakini bahwa unicorn baru di Indonesia akan mampu membawa efek berantai bagi pertumbuhan industri dan berpeluang untuk menyerap tenaga kerja lebih banyak. Unicorn juga disebut akan mampu menjadi open platform untuk jutaan usaha kecil dan menengah di Indonesia.

Menurutnya pemerintah juga tengah memacu pengembangan infraastruktur dan teknologi digital yang mendukung implementasi industri 4.0. Sarana penunjang ini meliputi Internet of Things (IoT), big data, cloud computing, artificial intelligence (AI), maupun virtual & augmented reality.

Startup pendidikan dan VR di Indonesia

Saat ini ada empat startup asal Indonesia yang masuk kategori unicorn. Mereka adalah Tokopedia, Bukalapak, Go-Jek, dan juga Traveloka. Dua dari industri e-commerce (Bukalapak dan Tokopedia), satu dari on demand service (Go-Jek), dan OTA (Traveloka).

Di sektor pendidikan, nama-nama seperti RuangGuru, Zenius, Kelase, dan HarukaEdu tengah menggodok inovasi paling mutakhir dan solutif untuk pendidikan di Indonesia.

Sementara itu di sektor virtual reality, Indonesia memiliki beberapa startup potensial, seperti Octagon Studio, Shinta VR, Slingshot, OmniVR, ARnCO, dan Primetech. Startup-startup ini mencoba menggali lebih dalam pemanfaatan teknologi virtual reality, mulai dari untuk kepentingan game, pendidikan, dan lain-lain.

Terlepas dari prediksi Menperin tersebut, DailySocial mencatat belum ada startup di kedua sektor tersebut yang memiliki valuasi mendekati level unicorn.

Prediksi ketua idEA

Prediksi mirip diungkapkan Ketua Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Ignatius Untung, meskipun sektor yang diunggulkannya berbeda. Ia mengungkapkan Indonesia akan berpeluang melahirkan unicorn baru, tetapi sektornya adalah e-commerce, dompet digital, dan jasa pembelian tiket atau OTA  yang telah berhasil membuktikan diri memiliki frekuensi transaksi, volume transaksi, dan coverage yang cukup besar.

Marketplace bisa menjadi unicorn, cuma saya melihat yang jadi unicorn itu yang existing player, bukan yang baru. Kalau benar-benar baru dari nol, terus jadi unicorn, itu harus melewati yang 10 [marketplace] ini dulu, yang 10 ini saja baru dua yang jadi unicorn,” terang Untung.

Sambut UN dan SBMPTN, Ruangguru Lakukan Peremajaan Tampilan dan Pembaruan Fitur

Dalam rangka menyambut hajat tahunan pendidikan seperti UN dan SBMPTN, startup edutech Ruangguru melakukan beberapa pembaruan. Selain konten pembelajaran yang disesuaikan dengan kurikulum, pihaknya juga merilis peremajaan tampilan dan menambahkan beberapa fitur baru.

SBMPTN dan UN tahun ini akan menggunakan jenis soal HOTS (Higher Order Thinking Skill). Untuk membantu siswa mempersiapkannya, materi belajar pada RuangBelajar telah disesuaikan, termasuk dengan prediksi soal-soal melalui fitur TryOut Online.

Untuk tampilan, Ruangguru hadir lebih fresh dengan berapa perubahan. Salah satunya difokuskan untuk layanan RuangBelajar. Fitur yang berisi materi pembelajaran itu akan dihadirkan di halaman utama setelah pengguna melengkapi informasi mengenai jenjang, kurikulum, dan mata pelajaran yang dikehendaki.

Ruangguru juga menghadirkan aplikasi RuangBelajar for Desktop. Dengan pilihan akses melalui desktop atau web, pengguna bisa belajar dengan menggunakan layar yang lebih besar.

RuangBelajar for Desktop

Dari segi konten, pihak Ruangguru juga menghadirkan analisis terkait topik dan pola soal yang muncul dalam SBMPTN terakhir. Inovasi ini diharapkan bisa memberikan prediksi bentuk soal seperti apa yang akan muncul di SBMPTN.

“Tim Ruangguru juga sudah menyiapkan berbgai analisa mengenai topik-topik serta pola soal-soal yang sering muncul di SBMPTN selama 10 tahun terakhir, contohnya di dalam Matematika Dasar topik barisan dan deret selalu keluar setiap tahun dan muncul 3 kali lipat lebih sering dari topik eksponen. Analisis seperti ini dapat dibaca di platform RuangBaca yang terdapat di dalam aplikasi Ruangguru,” tulis pihak Ruangguru dalam rilisnya.

Menarapkan AI untuk membantu belajar

Satu fitur baru yang diperkenalkan oleh Ruangguru adalah RoboGuru. Fitur ini diklaim sebagai inovasi Ruangguru yang memanfaatkan teknologi AI. Menggantikan peran buku kumpulan soal, RoboGuru dikembangkan untuk membantu siswa memecahkan permasalahan soal, lengkap dengan memberikan pemahaman ke siswa.

RoboGuru bekerja dengan membaca masukan dari pengguna berupa gambar soal. Selanjutnya sistem akan membaca soal dan membantu siswa memecahkan soal tersebut. Selanjutnya RoboGuru juga akan mencari soal yang relevan di database soal yang dimiliki Ruangguru untuk ditampilkan. Lengkap dengan jawaban dan langkah-langkah pengerjaan sehingga siswa bisa lebih memahami cara memecahkan soal-soal yang sejenis.

Langkah kerja RoboGuru

“[Dengan RoboGuru] Siswa tinggal foto saja soal-soal latihan UN & SBMPTN-nya, nanti RoboGuru secara otomatis akan memunculkan jawaban serta tahap menjawabnya hanya dalam waktu beberapa detik. Selain itu, juga akan ditampilkan soal-soal lain yang serupa dengan tipe soal yang difoto oleh siswa. Dengan sistem ini kita berharap belajarnya siswa bisa jadi lebih praktis Layanan ini juga bisa dicoba gratis sekarang,” terang Co-Founder Ruangguru Iman Usman.

Pertumbuhan di tahun 2018

Di tahun 2018 Ruangguru mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Data internal Ruangguru mencatat bahwa dalam kurun waktu 6 bulan terakhir mereka berhasil mendapatkan pertumbuhan hingga 20 kali lipat dengan total pengguna mencapai 10 juta peserta didik.

Selain itu aplikasi Ruangguru juga berhasil menjadi aplikasi paling populer untuk kategori pendidikan di Google Play. Ruangguru juga berhasil menjadi 3 posisi teratas untuk Google Play User’s Choice Award 2018.

“Kami di Ruangguru akan selalu berinovasi agar konten pendidikan bisa diakses dengan mudah dari seluruh penjuru negeri. Para pengguna bisa mengunduh dan update aplikasi Ruangguru versi terbaru di Google Play untuk merasakan sendiri pengalaman belajar yang berbeda dari Ruangguru,” terang CEO Ruangguru Belva Devara.

Application Information Will Show Up Here

Laporan OpenSignal: Kecepatan 4G Belum Konsisten

OpenSignal sebuah perusahaan yang bergerak di bidang analisis pengalaman pengguna mobile mengeluarkan sebuah laporan mengenai jaringan 4G. Laporan tersebut menyoroti kinerja jaringan 4G yang dirasa masih kurang konsisiten dan membahas bagaimana jaringan 5G bisa menjadi solusi.

Dari 77 negara yang diteliti, kecepatan unduhan berkisar antara 31,2 Mbps dan 5,8 Mbps. Dengan waktu terbaik/tercepat ketika jam malam. Kemacetan jaringan 4G yang sedang berlangsung ini membuat kebutuhan untuk jaringan 5G semakin disoroti.

Indonesia, termasuk dalam urutan terbawah dalam rata-rata kecepatan internet yang dihasilkan melalui jaringan 4G. Di jam-jam padat (18.00 – 21.00), kecepatan internet 4G di Indonesia berada di angka 5,7 Mbps. Sedangkan di jam-jam cepat (00.00 – 04.00) kecepatan Indonesia berada di angka 18,5 Mbps.

Dalam laporan OpenSignal Angka ini hanya unggul dari Thailand dengan kecepatan di jam-jam padat 6 Mbps dan di jam-jam paling cepat di angka 11, 7 Mbps; India dengan kecepatan di jam-jam padat 3,7 Mbps dan di jam-jam paling cepat berada di angka 14, 6 Mbps; dan Aljazair dengan kecepatan di jam-jam padat 2,6 Mbps dan di jam-jam paling cepat berada di angka 16,4 Mbps.

Grafik OpenSignal

Sementara untuk tiga teratas diisi Korea Selatan, Singapura, dan Norwegia, yang rasio di jam padat dan jam-jam paling cepat berkisar di angka 40 Mbps dan 54 Mbps.

OpenSignal menyoroti fenomena perbedaan kecepatan antara jam sibuk/padat dengan jam-jam lengang. Bahkan untuk dua negara tercepat sekalipun, Korea Selatan dan Singapura, terjadi penurunan kecepatan hingga 13 Mbps. Indikasi bahwa kecepatan jaringan mobile 4G masih belum konsisten dan bergantung pada kapasistas jaringan. Masalah ini yang diharapkan bisa diselesaikan oleh jaringan 5G.

Pemanfaatan jaringan 5G tidak hanya diharapkan mampu memberikan kecepatan yang lebih dibanding 4G, tetapi juga landasan yang kuat untuk kapasitas dan menyelesaikan masalah konsistensi jaringan 4G yang ditemui.

OpenSignal juga menggarisbawahi bahwa kecepatan yang tidak konsisten pada jaringan 4G akan berdampak pada inovasi aplikasi yang akan datang, seperti augmented reality dan semacamnya.

Jaringan 5G juga disebut akan mampu meningkatkan kemampuan jaringan untuk mendukung lebih banyak pengguna dan data simultan (streaming) dengan kecepatan tinggi. Seperti penggunaan streaming dengan kualitas high-definition.

BJTech Launches “Balesin”, a Chatbot Platform for SMEs

BJTech, known as artificial intelligence platform developer returns with a new product called Balesin. Still involving chatbot and AI, Balesin will be specifically used to target SMEs. The solution offered is an easy management of automatic reply through messaging platform.

The chatbot will manage conversation and purchasing data from users.

“SMEs can make chatbot as easy as making social media. There will be some form to link to chatbot. The data will be an answer (when potential buyers chatting with chatbot),” BJTech’s CMO, Arra Primanta said.

He further explained some of Balesin leading features. Among those are answers and replies to submit easily; customization for greetings and stuff; inventory management; adjustable display also delivery cost calculation.

Those features are expected to help online sellers to cut some time in handling customers with similar questions.

Balesin also introduced a report of ongoing conversation. It’s possible for customer to reply immediately, in case there’s an urgent matter.

It’s been going on for two months, as early February Balesin acquired 1500 SME customers. The CMO expects Balesin to increase customers in 2019 in order to be more impactful.

Currently, chatbot in Balesin only capable to answer problems related to the product. The team plans to complete its solution by integrating with payment gateway, and available in more messaging platforms, such as Whatsapp (currently only on Line).


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Platform AiSensum Mungkinkan Perusahaan dan Startup Lakukan Monetisasi Data

AiSensum, perusahaan yang bergerak di bidang artificial intelligence dan big data analysis mulai fokus di Indonesia. Startup yang kini memiliki kantor di Singapura, Jakarta, dan Bangalore ini menawarkan solusi bagi perusahaan dan startup yang ingin memonetisasi data mereka.

Solusi utama yang dikembangkan AiSensum adalah OctoPi. Sebuah platform berbasis machine learning yang dapat menghasilkan pendapatan tambahan bagi perusahaan dan startup melalui monetisasi data.

OctoPi bekerja menggunakan algoritma AI NLG (Aritificial Inetelligence Natural Language Generation) yang menghasilkan insight dari aset data yang ada dan memberikan analisis bisnis bagi perusahaan-perusahaan di sektor telekomunikasi, ritel, farmasi, dan keuangan.

Selanjutnya analisis akan ditampilkan melalui sebuah dashboard interaktif yang memberikan beberapa insight seperti pangsa pasar, analisis tren, elastisitas harga, efektivitas promosi, segmentasi pelanggan, white space discovery dan beberapa parameter kunci lainnya.

Dari data internal AiSensum disebutkan bahwa Octopi Telco (hasil kemitraan AiSensum dengan Sepulsa) telah berhasil memberikan mereka akses database transaksi sebanyak 36,5 juta yang mencakup penjualan Rp1,5 triliun.

AiSensum juga menjalin kerja sama dengan HapyFresh untuk dasbor analisis OctoPi Retail,  di dalamnya mencakup data transaksi pelanggan untuk 1500 merek.

“Hingga saat ini kami sudah melakukan kemitraan monetisasi data dengan Sepulsa dan HappyFresh dengan model kemitraan bagi hasil. Melalui kemitraan monetisasi data ini, kami menjual dashboard secara berlangganan kepada klien-klien di sektor ritel, FMCG, farmasi, telekomunikasi, dan keuangan,” terang Global Managing Director AiSensum Vivek Thomas.

AiSensum juga memiliki solusi Software RPA (Robotic Process Automation). Sebuah solusi bisnis modular lintas sektor melalui kerangka SaaS (Software as a Service) atau PaaS (Platform as a Service). Modul AI dari AiSensum tersebut diklaim dapat diimplementasikan dalam sistem yang sudah ada dan mampu meningkatkan kinerja sistem dari waktu ke waktu.

“Ini merupakan solusi dengan biaya rendah, yang cocok untuk perusahaan yang tidak mau atau tidak mampu berinvestasi pada platform AI dengan otomatisasi lengkap,” terang Chief Analytics Officer AiSensum Nitin Sharma.

Amankan Pendanaan dari 500 Startups

Didirikan oleh Vivek Thomas dan Rajiv Lamba, AiSensum berusaha untuk mulai agresif di pasar Indonesia. Dengan pendanaan awal yang diterima dari 500 Startup, pihak AiSensum berupaya untuk bisa bekerja sama dengan lebih banyak perusahaan dan startup.

“Pendanaan awal dari 500 Startups telah memampukan kami untuk bermitra dengan Sepulsa dan HappyFresh di Indonesia. Saat ini kami sedang berupaya untuk melakukan kemitraan di sektor industri lain, seperti farmasi, perbankan dan keuangan di Indonesia,” terang Vivek.

Menanggapi pendanaan ini Managing Partner 500 Startups Khaolee Ng menyebutkan, bahwa di era perang data seperti saat ini aliran data eksklusif merupakan hal yang paling berharga dan penggunaan data secara cerdas akan mampu menentukan bisnis mana yang bertahan atau berkembang.

“Kami bersyukur memiliki kesempatan untuk mendukung perusahaan yang besar dan penting di ruang data yang besar,” terang Khailee Ng.

Di tahun 2019 AiSensum berencana untuk fokus membangun AiSensum sebagai go-to-company untuk semua startup dan perusahaan di Indonesia dan Asia yang ingin memonetisasi data mereka.

“Di tahun 2019 ini kami berencana untuk memperluas operasi kami dan mencari kemitraan monetisasi data yang serupa di Asia dan Australia,” jelas Vivek.

GreatEdu Ramaikan Industri Edutech Indonesia

Perkembangan teknologi coba dioptimalkan dengan baik oleh GreatEdu untuk membantu sektor pendidikan. Mereka mengusung konsep “crowd learning”, mengharapkan partisipasi dan kolaborasi seluruh penggiat pendidikan. Di dalam aplikasinya GreatEdu menghadirkan enam fitur utama, yakni fitur GreatPrivate, GreatSkill, GreatEvent, Greatpedia, QnA Forum dan Exercise.

Digawangi oleh Robert Edy (CEO), Hajon (CTO), Ade Irma (CFO), Tatang Iskandar (CMO), dan Arif Susanto (COO); GreatEdu memiliki cita-cita untuk menyediakan tempat bagi semua orang belajar, mengajar, dan berbagi pengetahuan dalam sebuah aplikasi.

Di GreatEdu, siswa bisa mendapatkan pelajaran tambahan bersama tutor atau Kelas Lembaga. Mereka juga bisa mengasah keahlian bersama dengan tutor dan Kelas Kursus Skill.

GreatEdu juga menawarkan kemudahan bagi para tutor dan lembaga bimbel untuk mempromosikan kelas mereka. Semua orang dengan kemampuan dan keahlian juga bisa menjadi learning creator sehingga siapa pun bisa berbagi sekaligus menambah pengetahuan mereka.

“Ini [solusi yang ditawarkan GreatEdu] akan membantu jutaan pelajar di pelosok mengakses bahan belajar secara mudah,” terang Robert.

Fitur-fitur yang disiapkan GreatEdu antara lain fitur GreatPrivate, sebuah fitur yang memungkinkan pengguna GreatEdu belajar bersama dengan tutor atau kelas bimbel. Ada juga fitur GreatSkill yang menyediakan ruang untuk meningkatkan keahlian tertentu bersama tutor. GreatEvent untuk memudahkan siapa pun mencari dan mengumumkan acara bertajuk pendidikan.

GreatEdu juga menyediakan fitur GreatPedia sebagai tempat untuk berbagi bahan belajar dan pengetahuan, forum untuk tanya jawab seputar pendidikan. Adapun fitur Exercise untuk berbagi latihan soal dan ujian.

“Di GreatEdu kami menawarkan kemudahan, mudah diakses di manapun jika butuh bahan belajar, latihan soal, tanya jawab. Mudah juga mendatangkan tutor ke rumah, mengakses dan belajar kepada orang-orang yang punya skill khusus,” terang Tim Partnership GreatEdu Bella Friska Depari.

Untuk model bisnis, GreatEdu menggunakan konsep freemium, ada fitur premium yang bisa digunakan ketika pengguna sudah membayar. Fitur premium ini meliputi GreatPrivate, GreatSkill, dan GreatEvent. Sedangkan fitur yang bisa dinikmati secara gratis adalah fitur GreatPedia, Forum, dan Exercise.

Baru di-launching pada 16 Februari 2019, GreatEdu mengklaim sudah berhasil mendapatkan lebih dari 13 ribu pengguna dengan rincian lebih dari 9 ribu tutor dan lebih dari 4 ribu murid terdaftar.

Dengan hasil capaian yang positif ini GreatEdu pun optimis menatap tahun 2019. Salah satu target yang ingin dicapai adalah mengembangkan layanannya di 50 kota dengan total akuisisi pengguna mencapai angka 2 juta.

Kehadiran GreatEdu ini akan meramaikan sektor layanan pendidikan berbasis teknologi. Sekaligus menambah ragam bentuk startup teknologi pendidikan yang ada di Indonesia. Saat ini industri startup Indonesia sudah diisi nama-nama seperti RuangGuru, HarukaEdu, Kelase, PrivatQ, dan lain sebagainya.

Application Information Will Show Up Here

Canva Luncurkan Canva Print, Layanan Print-on-Demand untuk Indonesia

Canva, startup desain grafis yang berasal dari Australia, meresmikan layanan print-on-demand Canva Print untuk kawasan di Asia Tenggara. Negara yang mendapatkan kesempatan untuk menikmati Canva Print antara lain Singapura, Malaysia, Thailand, Indonesia, Vietnam, Filipina, dan Brunei.

Hadirnya Canva Print memungkinkan pengguna Canva merancang dan mencetak kartu nama, selebaran, poster, undangan hingga kop surat secara langsung. Nanti hasilnya dikirim ke alamat yang dituju.

Canva juga menyediakan lebih dari 100 bahasa termasuk bahasa tradisional Tiongkok, Bahasa Indonesia, Bahasa Melayu, Bahasa Thailand, Bahasa Vietnamese hingga Tagalog.

Untuk mendukung operasinya di negara-negara Asia Tenggara Canva bekerja sama dengan KHL Printing, perusahaan percetakan yang melayani kawasan Asia Tenggara dan memiliki kantor di Singapura.

“Canva adalah alat desain yang mudah digunakan dengan ribuan template untuk hampir semua hal; kartu nama, menu restauran, undangan pernikahan, poster acara, dan lainnya. Sementara desain Canva cocok untuk dibagikan secara online, banyak pengguna kami masih memerlukan salinan cetak. Bersama dengan KHL, kami merampingkan proses desain dan percetakan untuk memberikan pengguna kami akses mudah ke cetakan profesional,” terang Global Print Operations Canva Jim Towle.

Pengguna yang menggunakan Canva Print hanya tinggal melampirkan desain, jenis kertas, jumlah dan alamat pengiriman untuk melakukan pesanan.

Bagi pegguna dari Indonesia, hasil cetakan akan dikirim dari Singapura. Sayangnya saat ini Canva Print hanya melayani pembayaran dalam mata uang dolar. Menanggapi hal ini pihak Canva menjelaskan bahwa akan segera meluncurkan pembayaran dalam bentuk Rupiah.

Bagi Canva, Indonesia merupakan salah satu pasar potensial di kawasan Asia Tenggara. Pihak Canva bahkan menyebutkan bahwa saat ini Indonesia merupakan salah satu pasar dengan perkembangan paling cepat untuk pengguna aplikasi mobile.

Menindaklanjuti hal tersebut pihak Canva berencana untuk mengembangkan fitur di aplikasi mobile untuk pengguna di Indonesia. Salah satu contohnya mereka telah meluncurkan fitur “Iages Pro”. Sebuah fitur yang memungkinkan pengguna untuk mengakses library dari ribuan konten dan foto. Termasuk dalam rencana Canva adalah melanjutkan pelokalan produk.

Application Information Will Show Up Here