Platform Insurtech “Full-Stack” Sunday Gencarkan Ekspansi di Indonesia

Platform insurtech full-stack asal Thailand, Sunday ingin menjangkau lebih banyak pengguna, baik individual maupun korporasi, di pasar Indonesia.

Sedikit informasi, Sunday didirikan pada 2017 dan berada di bawah naungan holding company di bidang keuangan dan teknologi, Sunday Ins Holdings yang berbasis di Singapura.

“Alasan kami memilih nama Sunday karena kami ingin menjadi brand yang sederhana dan dapat relate dengan generasi masa depan,” ungkap Co-founder dan CEO Sunday Cindy Kua kepada DailySocial.id.

Cindy memaparkan lebih lanjut tentang pengembangan Sunday dan rencana bisnisnya di Indonesia untuk memperkaya ekosistem insurtech lebih luas.

Posisi Sunday

Resmi meluncur di Indonesia pada tahun ini, Sunday menawarkan sejumlah produk asuransi, mulai dari polis untuk kendaraan bermotor dan perjalanan, Sunday Health for Business, hingga program perlindungan kesehatan untuk pemberi kerja dengan pengajuan klaim asuransi nasabah lebih mudah. Selain itu, Sunday menawarkan paket smartphone berbasis langganan melalui mitra.

Sebagai insurtech full-stack, Sunday memiliki nilai pembeda dibandingkan pemain sejenis yang menerapkan konsep Managing General Agent (MGA) atau insurtech yang menyasar segmen B2B. Di Indonesia, model tersebut digunakan oleh beberapa startup, seperti PasarPolis, Qoala, dan Aman.

“Karena kami full-stack, kami beroperasi selayaknya perusahaan asuransi. Kami monetisasi melalui underwriting, kami kelola semua. Itu alasan kami berada dalam regulasi OJK. Kami harus memastikan dapat membayar klaim nasabah kami,” tutur Cindy.

Menurut Cindy, perusahaan asuransi konvensional memang memiliki lisensi untuk proses underwriting, tetapi mereka tidak punya fleksibilitas dalam bertransformasi digital. Saat ini, Sunday telah menyediakan lebih dari 1 juta polis dan aktif memproteksi lebih dari 100.000 nasabah asuransi kesehatan.

“Bank dan perusahaan asuransi konvensional butuh waktu bertahun-tahun untuk bisa bertransformasi mengadopsi teknologi. Sundah, sebagai perusahaan teknologi, tidak bisa menunggu. Kami harus menyamakan kecepatan konsumen,” katanya.

Implementasi teknologi

Dengan mengadopsi AI dan machine learning, Sunday berupaya untuk memperkuat business process dan pengembangan produk yang lebih personalized, hingga memperkuat aspek data compliance dan keamanan.

Selain itu, data yang dimiliki Sunday tersimpan dalam microservices architecture sehingga memungkinkan pihaknya untuk mengadopsi teknologi yang berbeda di masa depan. Misalnya, blockchain dan turunannya. “Kami membangun arsitektur yang memungkinkan kami untuk menerapkan AI dan machine learning.”

Saat ini, Sunday telah menempatkan sejumlah SDM lokal di Indonesia untuk memperluas layanan dan menjangkau lebih banyak pengguna. Untuk tahap awal, Sunday baru bermitra dengan Pegadaian di Indonesia untuk program employee benefits. Sunday juga menggencarkan kerja sama strategis dengan perusahaan teknologi, seperti platform mobil bekas dan logistik.

Sebagai informasi, Sunday telah mengantongi pendanaan seri B senilai $75 juta dari KSK Ventures, Vertex Ventures, Quona Capital, Tencent, SCB10X, LINE Ventures, Z Venture Capital, Granite Oak, Aflac Ventures, dan OSK- SBI Venture Partners.

Flying Cape Akuisisi Kiddo untuk Melancarkan Ekspansi Regional

Platform edtech yang fokus menyediakan aktivitas belajar dan hiburan anak Kiddo mengumumkan telah diakuisisi Flying Cape untuk mendukung ekspansi regionalnya. Flying Cape adalah platform edtech yang menyediakan layanan pemesanan dan konsultasi  pendidikan, baik untuk kelas formal maupun nonformal. Layanan ini ditujukan bagi calon peserta didik usia dini hingga setara sekolah menengah atas.

Akuisisi ini ditempuh melalui penerbitan saham baru di Flying Cape kepada pemegang saham Kiddo, termasuk melibatkan OCBC NISP Ventura yang merupakan investor awal Kiddo. Komitmen ini menunjukkan bahwa setelah akuisisi ini, OCBC NISP Ventura dan pemegang saham lainnya akan terus mendukung Flying Cape Group dalam pertumbuhan bisnisnya.

Kepada DailySocial.id, Co-Founder & CEO Kiddo Analia Tan mengungkapkan, Flying Cape dam Kiddo memiliki visi yang sama untuk membangun ekosistem edukasi global. Dengan bersatu dirinya optimis  dapat merealisasikan visi tersebut secara lebih cepat.

Disampaikan juga, Kiddo tetap berjalan secara independen, namun akan banyak sinergi yang akan dilakukan bersama dengan Flying Cape.

“Bersama dengan Flying Cape, kami akan menjadi jembatan bagi mitra edukasi di negara masing-masing untuk saling terhubung dan berkolaborasi, sehingga mitra kami bisa menjajaki peluang bisnis ke wilayah pasar yang lebih besar. Di sisi lain, pelajar juga bisa memiliki akses edukasi yang lebih bervariasi, baik dari dalam  maupun luar negeri.”

Meluncur tahun 2018 lalu, Kiddo menyasar kalangan orang tua yang membutuhkan pilihan baru untuk menghabiskan waktu yang berkualitas bersama anak. Varian produk Kiddo dilengkapi dengan berbagai aktivitas seperti program belajar, paket liburan, hingga kelas pelatihan.

“Kami sangat senang menyambut Kiddo sebagai anggota baru grup perusahaan. Dengan lebih dari 60 juta siswa, Indonesia memiliki sistem pendidikan terbesar di Asia Tenggara dan terbesar keempat di dunia setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat. Dengan kehadiran di Indonesia, kami ingin  menyediakan jaringan regional yang terintegrasi, memungkinkan pelajar dan penyelenggara pendidikan di Singapura dan Indonesia dapat terhubung  tanpa memandang lokasi geografis,” kata Founder & CEO Flying Cape Jamie Tan.

Pendanaan awal hingga kerja sama strategis

Sebelum diakuisisi Flying Cape, Kiddo termasuk startup edtech lokal yang cukup agresif menjalankan bisnisnya. Mereka telah mendapatkan pendanaan awal dari OCBC NISP Ventura.

Pada bulan Mei 2020 lalu, Kiddo juga telah menjalin kerja sama strategis dengan GogoKids dari Malaysia. Melalui kerja sama ini, pengguna dapat mengikuti kelas online yang berasal dari kedua negara. Penyedia layanan aktivitas anak asal Indonesia juga dapat memasarkan kelasnya lebih luas ke pelanggan di Malaysia.

Sementara itu tahun 2021 lalu, Kiddo juga menjalin kerja sama strategis dengan Kyna English yang merupakan penyedia layanan kursus berbahasa Inggris berstandar Cambridge asal Vietnam.

Kiddo juga telah meluncurkan fitur yang bernama “Milestone Tracker” yang memberikan kemudahan untuk orang tua dalam mengetahui potensi si kecil melalui tes tumbuh kembang dan potensi gratis dengan hasil real-time. Setelah mengetahui kecenderungan potensi anak, orang tua dapat mengakses ribuan panduan aktivitas yang sudah disesuaikan dengan hasil tes, untuk menstimulasi tumbuh kembang si kecil.

“Saat ini pengguna Kiddo tersebar di seluruh Indonesia dengan proporsi terbesar masih di Pulau Jawa. Kami juga mulai bekerja sama dengan sekolah dan perusahaan untuk menjangkau jutaan pelajar Indonesia untuk pemenuhan kebutuhan konten edukasi yang berkualitas,” kata Analia.

Astra Digital Resmi Meluncurkan Platform Jual-Beli Mobil Bekas “mobbi”

Untuk merangkum pasar yang lebih luas, PT Astra Digital Mobil resmi meluncurkan platform jual-beli mobil bekas “mobbi” (sebelumnya bernama mo88i). Aplikasi ini menyediakan berbagai pilihan mobil bekas dan terintegrasi dengan berbagai bisnis otomotif milik Grup Astra.

Dengan model business-to-consumer (B2C), mobbi menghubungkan showroom milik ekosistem Grup Astra kepada pembeli mobil bekas. Dengan integrasi ini, pihaknya berupaya menghadirkan layanan menyeluruh kepada pelanggan, baik dari aspek kualitas, finansial, dan asuransi sebagai faktor pertimbangan utama dalam proses jual-beli dan tukar-tambah mobil bekas.

“Saat ini mobbi sudah terintegrasi dengan ekosistem Grup Astra, seperti Toyota, Daihatsu, IBID, Auto TRUST, ACC group, Toyota Astra Financial Services, Asuransi Astra Buana, dan AstraPay. Rencananya, integrasi ini terus bertambah ke depan,” kata Presiden Direktur Astra Digital Mobil Naga Sujady.

Layanan mobbi menyediakan fleksibilitas pilihan pembayaran dengan opsi tunai maupun kredit, ditambah akses kredit yang bisa didapatkan di aplikasi. Dukungan integrasi ekosistem Grup Astra diharapkan dapat mempermudah proses jual-beli dan tukar-tambah mobil bekas.

“mobbi mengedepankan tiga keunggulan, yaitu inspeksi oleh ahli dari Astra, jaminan kualitas mobbi Certified, dan jaminan delapan hari uang kembali. Jadi, jika dalam waktu tersebut, mobil tidak sesuai dengan hasil inspeksi mobbi Certified, pelanggan dapat mengembalikan mobil dan memperoleh refund 100%,” tambah Direktur dan Co-CEO PT Astra Digital Mobil CK Yap.

Lanskap penjualan mobil bekas

Pertumbuhan bisnis jual-beli mobil bekas tercatat tumbuh 10% di sepanjang 2022 dibandingkan tahun lalu. Kehadiran online marketplace turut mendorong pertumbuhan bisnis jual-beli mobil bekas. Selain mobbi, sejumlah platform yang menawarkan layanan yang sama di antaranya Carro, Carsome, Otofrens, Moladin, hingga Broom.

Berdasarkan riset DailySocial, kebiasaan orang bertransaksi di online marketplace membentuk perilaku jual-beli melalui platform digital. Adapun, layanan ritel otomotif terbagi ke dalam beberapa model bisnis, yakni B2C atau C2C. Paling populer berupa layanan penjualan mobil baru (oleh bisnis), layanan penjualan mobil bekas (oleh bisnis maupun konsumen), dan layanan penjualan mobil bekas (oleh konsumen).

Selain itu, penurunan daya beli mobil baru akibat pandemi Covid-19 justru memicu peningkatan volume penjualan mobil bekas. Saat ini, lanskap industri tengah didominasi oleh dua kubu. Di satu sisi segelintir diler besar beserta beberapa platform raksasa tengah fokus pada layanan jual instan.

Pada dasarnya, mereka mengadopsi model diler konvensional dengan modal yang jauh lebih besar dan dukungan teknologi. Di sisi lain, ada banyak sekali makelar dan pedagang rumahan yang masih bekerja secara tradisional dan sering kali kurang transparan dalam menjalankan bisnisnya. Konsep sharing economy juga banyak diterapkan oleh pemain marketplace mobil saat ini.

Application Information Will Show Up Here

KunciCoin Fokus Membangun Ekosistem Blockchain Lokal

PT. Famindo Kunci Sukses melalui KunciCoin mengembangkan teknologi blockchain generasi berikutnya untuk mendukung penerapan di berbagai industri, seperti NFT marketplace, Metaverse, Decentralize Finance (DeFi), dan pasar retail.

KunciCoin didirikan oleh Julius Agus Salim yang juga merangkap sebagai CEO, dan Joko Crypto. KunciCoin menawarkan beragam utilitas dan kolaborasi yang meliputi Funesia, DoyanRebahan.com, KunciComedy, Artotelegroup, OMNIVR, Yukk, KunciGames, dan I-Crypto Mining.

Kepada DailySocial.id, Co-founder KunciCoin Joko Crypto menyampaikan rencana bisnisnya, termasuk peluncuran KunciPlay yang merupakan platform musik streaming berbasis NFT pertama di Indonesia.

Memperkuat kualitas proyek kripto

KunciCoin diluncurkan pada 2021 karena alasan jenuh dengan kualitas proyek kripto lokal di Indonesia. Banyak proyek yang tidak memiliki rencana jelas, dan visinya hanya sekadar berfokus pada keuntungan. Untuk itu, KunciCoin dibuat berdasarkan produk dan proyek yang terencana dan dapat dimanfaatkan untuk aktivitas sehari-hari. Menurut Joko, Indonesia punya kesempatan menyusul pemain blockchain atau proyek kripto global lain.

Cara kerjanya terdiri dari koin dan token. Koin menggunakan blockchain sendiri, seperti BNB, Ethereum, Solana, atau Polygon. Sementara, token menggunakan teknologi blockchain yang sudah ada. Saat ini, KunciCoin baru tersedia dalam token yang berdiri di atas blockchain BNB. Namun, KunciCoin sedang mengembangkan blockchain sendiri berbasis Solana.

“Strategi monetisasi dan model bisnis kami adalah membangun proyek dan produk dari aset kami sendiri, yaitu KunciCoin. Aset kripto tidak harus selalu di-trade sehari, tetapi bisa dipakai dalam kehidupan sehari-hari seperti yang telah dimanfaatkan beberapa negara,” ujarnya.

KunciCoin juga telah meluncurkan aplikasi Qoinpay untuk mengutilisasi aset kripto serta KunciPlay yang merupakan aplikasi streaming musik berbasis blockchain NFT pertama di Indonesia.

Dengan teknologi blockchain, KunciPlay menawarkan transparansi kepada pengguna dalam memberikan kejelasan terkait royalti musik kepada musisi, pengguna, dan perusahaan. Selain itu, para pengguna bisa mendapatkan royalti dari kepemilikan karya yang mereka beli. Ini disebut sebagai salah satu kelebihan KunciPlay dibandingkan platform streaming musik yang ada.

“Kami bekerja sama dengan beberapa crypto exchanger lokal dan luar negerti, seperti Indodax dan Bybit. Kami juga menggandeng mitra strategis dari para komunitas karena proyek kripto yang bereputasi baik memiliki ikatan kuat dan dapat membuatnya bertahan,” ujarnya.

Tahun depan, perusahaan akan meluncurkan payment atau utilization token untuk mengintegrasikan semua produk yang ada. Seluruh produk yang diluncurkan akan diintegrasikan dengan aset kripto KunciCoin.

KunciPlay untuk memperluas ekosistem

KunciPlay diklaim sebagai platform pertama di Indonesia dalam ekosistem blockchain dan Web3. Setiap karya cipta para musisi yang tercantum dan ter-listing di KunciPlay menjadi produk Non-Fungible Token (NFT), baik dalam format audio maupun video.

Pemanfaatan teknologi blockchain dalam layanan KunciPlay menjadi strategi untuk memperkenalkan dan menjembatani sistem Web2 yang saat ini digunakan di banyak platform digital yang sudah ada, dan siap bertransisi ke arah Web3.

Pada perilisan perdana KunciPlay, sudah tercantum beberapa karya lagu dari para musisi terkemuka, seperti Ifan Seventeen, Ariel Nidji, dan David Noah. Ke depannya, KunciPlay akan memperbanyak kerja sama dengan para musisi untuk memberikan pilihan kepada pengguna atas musisi dan lagu favorit mereka.

Pihaknya berharap inovasi ini dapat memberikan rasa adil dan kepastian kepada para musisi mengingat semua aktivitas platform tercatat di blockchain. Setiap musisi akan mendapatkan royalti dari setiap lagu yang diputar atau dimainkan oleh setiap pengguna atau individu di platform tersebut.

Pada KunciPlay perilisan perdana akan tersemat fitur Music Subscription atau Berlangganan Musik yang memungkinkan pengguna untuk belangganan di KunciPlay untuk dapat mendengarkan musik secara lengkap dan utuh. Ke depannya KunciPlay akan menyertakan fitur Video on Demand, Integrated NFT KunciNFT, Live Streaming, dan masih banyak lagi.

“Dari riset yang dilakukan, ada masalah keterbukaan dan kejelasan royalti yang selama ini dihadapi oleh para musisi. Maka itu, KunciPlay memanfaatkan teknologi blockchain dan NFT untuk memberikan keterbukaan, kejelasan, dan keadilan royalti bagi teman-teman musisi. KunciPlay kelak juga akan terintegrasi dengan seluruh ekosistem KunciCoin.”

Application Information Will Show Up Here

Program “Fight for Access” Jaring Startup Berdampak dari Founder Perempuan

Setelah meluncur di Afrika Selatan, Brazil, dan Inggris, Fight for Access Accelerator Program meresmikan kehadirannya di Indonesia. Program akselerator yang diinisiasi oleh Reckitt dan Health Innovation and Investment Exchange (HIEx), memberikan kesempatan kepada penggiat startup perempuan untuk menjadi katalis inovasi kewirausahaan sosial untuk meningkatkan kualitas kesehatan di Indonesia.

“Fight for Access Accelerator adalah upaya kita mengidentifikasi dan mendukung pegiat startup untuk menciptakan solusi inovatif dengan berbagai pemain di ekosistem kesehatan,” kata CEO HIEx Pradeep Kakkattil.

Untuk merealisasikan program ini, Reckitt dan HIEx turut bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan mitra pengembangan lainnya guna menyelesaikan masalah dan tantangan unik di kawasan Asia Tenggara. Melalui Fight for Access Accelerator, Reckitt dan HIEx menjadikan Sustainable Development Goal (SDG) sebagai fokus utama, yaitu untuk memastikan kehidupan sehat dan mewujudkan kesejahteraan hidup.

“Kami percaya bahwa ketika kami memberdayakan perempuan, kami memberdayakan seluruh keluarga dan masyarakat luas. Hal inilah yang mendorong kami menempatkan pemberdayaan perempuan sebagai inti dari program ini; untuk memastikan bahwa founders perempuan memiliki tempat di mana mereka didengar dan dihargai. Yang terpenting, mereka juga akan dibantu untuk membawa perubahan yang dunia perlukan,” kata Presiden Direktur Reckitt Indonesia Srinivasan Appan.

Investasi ekuitas senilai $25 ribu

Program ini terbuka untuk seluruh startup yang dipimpin oleh perempuan, dengan mendaftar melalui situs resmi yang telah disiapkan. Nantinya akan dipilih 20 pendaftar terbaik berdasarkan empat indikator: dampak, skalabilitas operasional, inovasi, serta keberlanjutan secara finansial. Saat sesi penjurian, peserta diberikan kesempatan untuk mempresentasikan bisnisnya serta peta jalan selama satu tahun.

Setelah melalui proses tersebut 6 startup akan dipilih untuk mengikuti program akselerator. Termasuk di dalamnya akses ke bootcamp, mentoring, serta pendanaan yang ditujukan untuk mengatasi hambatan terhadap pertumbuhan serta mendorong hasil yang positif di sektor kesehatan. Pakar global, termasuk ahli kesehatan dan higienitas Reckitt dari berbagai lini bisnisnya, akan membagikan pengetahuannya mengenai tantangan spesifik yang dihadapi oleh setiap peserta.

Tidak hanya itu, setiap pemenang akan mendapatkan investasi ekuitas sebesar $25 ribu dari Reckitt Fight for Access Fund, setelah melalui due diligence. Dukungan lain yang diberikan kepada cohort Fight for Access adalah, setelah satu tahun, evaluasi dan pengukuran terhadap dampak akan dilakukan untuk menciptakan kesuksesan yang berkelanjutan.

“Sejalan dengan perkembangan pesat teknologi kesehatan, kami berencana memperkenalkan sandbox regulasi inovasi kesehatan sebagai tempat para inovator untuk memberikan feedback yang diperlukan bagi pemerintah dalam merumuskan peraturan tertentu. Sandbox ini juga akan memastikan bahwa setiap solusi tersebut aman dan nyaman digunakan oleh masyarakat,” kata Chief Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan RI Setiaji.

Laporan Google Trends: Peningkatan Jumlah Penelusuran Cara Daur Ulang dan Cara Berbelanja Berkelanjutan

Data Google Trends sepanjang bulan September 2020 hingga September 2022 mendeteksi sejumlah perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia selama pandemi. Kondisi ini telah mempengaruhi kebiasaan masyarakat dan mendorong mereka untuk mulai berpikir melakukan gaya hidup yang lebih sehat dan berkelanjutan.

Penelusuran daur ulang dan definisi efek rumah kaca

Persoalan daur ulang ternyata menjadi salah satu topik yang banyak dicari  masyarakat Indonesia melalui mesin pencari Google. Tercatat 2 dari 5 provinsi yang memiliki minat tinggi terhadap penelusuran seputar daur ulang terdapat di Pulau Jawa. Jawa Timur sebagai provinsi dengan minat tertinggi, diikuti Daerah Istimewa Yogyakarta. Provinsi lain yang menunjukkan minat tinggi adalah Bali, Kalimantan Timur, dan Kepulauan Riau.

Masyarakat Indonesia juga semakin peduli terhadap pentingnya keberlanjutan. Terbukti dari penelusuran terkait “organisasi amal dan “daur ulang” tercatat mencapai frekuensi tertinggi di tahun 2022. Google Trends juga mencatat, selama dua tahun terakhir, konten seputar keberlanjutan yang ditelusuri masyarakat Indonesia berkembang menjadi sangat variatif mulai dari bagaimana cara berbelanja secara berkelanjutan hingga bagaimana tanaman teh dapat menahan erosi.

Terkait kegiatan belanja online dan offline, Google Trends juga mencatat adanya penelusuran dalam jumlah yang cukup tinggi terkait dengan kata kunci charity shop atau organisasi amal dan daur ulang yang mengalami peningkatan di titik tertinggi di tahun 2022. Pakaian, kemasan, perabot rumah, produk perawatan kulit, dan sepatu menempati posisi lima besar produk berkelanjutan yang paling dicari masyarakat Indonesia.

Sementara itu, definisi terkait perubahan iklim juga banyak ditelusuri, termasuk di antaranya: definisi hidroponik, efek rumah kaca, cuaca, tanaman musiman, hingga definisi pencemaran menurut UU nomor 32 tahun 2009 tentang lingkungan hidup. Penelusuran juga memperlihatkan komputer tua, sobekan kertas, kaleng logam, buku usang, dan bola sepak kerap menjadi barang yang ingin diketahui masyarakat Indonesia perihal bagaimana proses daur ulangnya.

Tidak hanya barang-barang, bahkan makanan menjadi kata kunci yang sering ditelusuri terutama resep vegetarian seperti nasi goreng, burger, roti pisang, pizza, dan pasta.

Hibah Google.org kepada Edufarmers dan World Food Programme

Bertujuan untuk mendukung penelitian dan peningkatan awareness tentang cara meningkatkan hasil produksi di sektor pertanian, serta mengajarkan bisnis dan soft-skill kepada calon-calon pemimpin di bidang pertanian, Google.org mengumumkan pemberian hibah sebesar US$724.490 kepada Edu Farmers International Foundation.

Edufarmers akan menggunakan dana dari Google.org untuk bekerja sama dengan petani dalam mengadopsi praktik dan teknologi inovatif untuk memaksimalkan hasil produksi, melalui koordinasi yang erat dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dan Kementerian Pertanian.

“Melalui hibah ini, Edufarmers akan berusaha meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia melalui R&D untuk meningkatkan produktivitas pertanian, pengembangan modul dan video pelatihan tentang keterampilan teknis pertanian dan soft-skill, pelatihan dan program pengembangan untuk petani dan pemuda, serta konferensi agri-innovation untuk mendukung regenerasi petani ke pemuda dan mengakselerasi penggunaan teknologi agrikultur,” kata COO Edufarmers Amri Ilmma.

Google.org juga menyediakan hibah sebesar US$500.000 untuk World Food Program USA untuk mendukung upaya United Nations World Food Programme (WFP) di Indonesia. WFP mengurangi dampak perubahan iklim terhadap ketahanan pangan di Indonesia dengan memberikan dukungan kepada pemerintah dan masyarakat agar dapat merespons peristiwa cuaca ekstrem dan kendala terkait iklim dengan lebih baik.

WFP mengurangi dampak perubahan iklim terhadap ketahanan pangan di Indonesia dengan memberikan dukungan kepada pemerintah dan masyarakat agar dapat merespons peristiwa cuaca ekstrem dan kendala terkait iklim dengan lebih baik. Menggunakan metodologi inovatif dan set data baru untuk meningkatkan kemampuan prediksi, WFP bersama Pemerintah mengerjakan PRISM (Platform for Real-Time Impact Situation Monitoring). PRISM menggunakan pencitraan satelit dan sensor lainnya untuk memberi informasi iklim dengan cepat kepada pemerintah dan sektor kemanusiaan untuk ditindaklanjuti.

“Kami berharap inisiatif ini dapat memperkuat ketahanan ekosistem pertanian di Indonesia dan kami tidak sabar ingin melihat peran teknologi dalam mewujudkan sistem pangan yang lebih berkelanjutan,” kata Managing Director Google Indonesia Randy Jusuf.

Calvin Kizana Resmi Menjabat Sebagai Pemimpin WhatsApp Indonesia

Aplikasi messenger WhatsApp, mengumumkan kehadiran Calvin Kizana sebagai Head of WhatsApp di Indonesia. Calvin memulai peran barunya hari ini di kantor Jakarta. Penunjukkan ini memperkuat pentingnya Indonesia bagi WhatsApp.

Calvin adalah veteran di industri startup Indonesia. Sebelum bergabung bersama WhatsApp yang diakuisisi Facebook (sekarang Meta) pada tahun 2014, Calvin sempat membangun dua startup yaitu Playday, sebuah platform live streaming, dan PicMix, sebuah platform media sosial. Calvin sebelumnya adalah COO GoPlay, perusahaan platform live streaming di bawah naungan GoTo.

Di posisi barunya ini, Calvin akan fokus memperkuat kemitraan lokal WhatsApp di Indonesia dan memperluas penggunaan WhatsApp Business Platform untuk membantu orang menemukan, mengirim pesan, dan berinteraksi dengan bisnis di dalam aplikasi.

“WhatsApp menghubungkan banyak orang di sini — teman, keluarga, dan komunitas, dan kami ingin menghubungkan bisnis dengan mudah. Ini adalah kesempatan luar biasa bagi saya untuk mengerjakan produk yang menyentuh kehidupan banyak orang di seluruh Indonesia, dan saya tidak sabar untuk memulainya,” kata Head of WhatsApp Indonesia Calvin Kizana.

Selama beberapa tahun terakhir, WhatsApp mengklaim telah melakukan investasi yang signifikan di Indonesia, termasuk di bidang kesehatan, literasi digital, pelatihan usaha kecil, dan pembangunan komunitas. Kemitraan literasi digital dengan Kominfo telah menjangkau lebih dari 2,4 juta orang di 34 provinsi.

“Sebagai pengusaha sukses, Calvin tahu apa yang diperlukan untuk membangun kemitraan yang berarti yang memberikan nilai nyata bagi masyarakat. Kami sangat senang Calvin bergabung,” kata Vice President of Global Affairs & Strategic Markets WhatsApp Victoria Grand.

Masifnya pengguna WhatsApp di Indonesia

Menurut laporan yang dirilis Business of Apps, Indonesia adalah negara terbesar ketiga di dunia untuk jumlah pengguna WhatsApp di dunia, setelah India dan Brazil. Diperkirakan pada tahun 2021 adalah 112 juta pengguna WhatsApp di Indonesia, atau hampir separuh populasi.

Secra total, per tahun 2021, aplikasi WhatsApp telah diunduh oleh 5 miliar orang dan terdapat lebih dari dua miliar pengguna aktif. Aplikasi ini adalah aplikasi messenger paling populer di lebih dari 100 negara. Selain mengirimkan pesan, tersedia juga fitur WhatsApp Voice dan Video Call.

Pesan bisnis adalah bidang investasi utama untuk WhatsApp, dengan 7 dari 10 orang Indonesia mengatakan bahwa mereka lebih suka mengirim pesan ke suatu bisnis daripada melalui telepon atau email.

WhatsApp didirikan tahun 2009 lalu oleh Brian Acton dan Jan Koum. Besarnya jumlah pengguna platform ini menarik perhatian Mark Zuckerberg untuk  mengakuisisinya senilai total $19 miliar dalam bentuk tunai dan saham.

Application Information Will Show Up Here

Bell Society, CarbonEthics, dan Surplus Terpilih Mengikuti Program Akselerator NINJA JICA 2022

Program akselerator NINJA JICA 2022 bermitra dengan ANGIN telah memilih 3 startup berdampak asal Indonesia yang berhak untuk mengikuti program akselerasi. Tiga startup tersebut adalah Bell Society, CarbonEthics, dan Surplus. Mereka berhasil lolos setelah melalui proses kurasi, total ada 200 startup yang terdaftar.

Bertujuan untuk meningkatkan ekosistem kewirausahaan yang berdampak di Indonesia, program akselerasi yang diinisiasi oleh Japan International Cooperation Agency (JICA) ini melakukan proses pemilihan secara selektif dan ketat. Mereka ingin mendukung dan melengkapi perusahaan rintisan Indonesia yang berpengaruh untuk menghadapi daftar investor yang dikurasi, memperluas peluang kemitraan, dan meraih dukungan finansial.

Selanjutnya ketiga startup terebut akan menerima sesi mentoring mulai bulan November 2022 dan menghadiri Demo Day untuk investor lokal, regional, dan Jepang pada Februari 2023 di Jakarta dan Jepang. Startup terpilih tersebut nantinya dapat berkontribusi pada pengelolaan limbah dan area emisi rendah karbon.

Startup berdampak

Salah satu persamaan yang dimiliki oleh tiga startup terpilih tersebut adalah, fokus mereka yang menyasar kepada impact. Kategori startup berdampak saat ini mulai banyak bermunculan, mulai climate tech, waste management, renewable energy, hingga energy efficiency.

CarbonEthics misalnya, mendukung institusi dan individu dalam aksi iklim melalui perhitungan karbon dan penyerapan karbon melalui konservasi mangrove berbasis masyarakat. CarbonEthics berencana untuk memasuki pasar kredit karbon global dengan menyediakan proyek karbon terverifikasi dan memperluas cakupannya dari hanya ekosistem karbon biru ke solusi iklim berbasis alam yang lebih luas.

Sementara Bell Society mengembangkan dan memproduksi kulit biomaterial dengan mengubah limbah kulit kopi, sekam, dan ampas kopi. Kulit digunakan sebagai bahan tas, sepatu, waller. Bell Society memperoleh kopi dan sampah organik dari kafe, restoran, dan langsung dari koperasi petani kopi. Rencana pertumbuhan mereka akan mencakup skala dan distribusi global untuk menjadi merek global dan memiliki kolaborasi di seluruh dunia dalam 2 tahun ke depan.

Startup lainnya yang berfokus kepada food waste management adalah Surplus. Tercatat saat ini Surplus sudah mengalami pertumbuhan yang positif sebagai sebuah food waste prevention app. Tahun 2022 dijadikan momentum khusus bagi perusahaan untuk bergerak maju, menghadirkan layanan dan produk yang relevan kepada target pengguna. Sekaligus membantu lebih banyak industri terkait untuk mengurangi laju food waste mereka.

Surplus telah memiliki sekitar 100 ribu unduhan aplikasi dan 2 ribu merchant lebih yang tersebar di 11 kota seperti Jabodetabek, Bandung, Yogjakarta, Solo, Malang, Surabaya, hingga Bali. Jika dulunya mereka yang menjemput bola, kini dengan word of mouth di kalangan mitra, mulai banyak mitra yang kemudian menawarkan diri langsung untuk bergabung di ekosistem Surplus.

Disclosure: DailySocial.id merupakan media partner ANGIN untuk peliputan startup berdampak di Indonesia

Inovasi Layanan Tenaga Kesehatan “On-Demand” dari HealthPro

Berawal dari profesi dan latar belakang Vika Rachma Sari serta Rendy Alfuadi (co-founder) di dunia kesehatan, lahirlah inovasi digital yang bertujuan untuk memberdayakan tenaga kerja kesehatan atau perawat. Layanan tersebut bernama HealthPro.

Setelah terpilih sebagai startup program Accelerating Asia Cohort 7, HealthPro memiliki sejumlah rencana untuk mengembangkan bisnis mereka. Kepada DailySocial.id, Rendy menyampaikan strategi yang akan digencarkan ke depan.

Digitalisasi pemesanan tenaga kesehatan

Besarnya permintaan dari kalangan individu dan klinik/rumah sakit akan perawat atau tenaga kesehatan, ternyata tidak dibarengi dengan kesempatan atau peluang bagi para tenaga medis itu sendiri untuk mendapatkan pekerjaan.

Menurut Rendy, berdasarkan pengalaman yang ada, banyak para tenaga kesehatan yang mencari pekerjaan ataupun mencari tambahan penghasilan. Di pihak lain, fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, klinik, lab, dan lainnya masih kesulitan untuk mendapatkan dan mencari tenaga kesehatan yang sesuai kriteria mereka dengan cepat. Proses pencariannya pun masih dilakukan secara manual.

“Selain itu, kebutuhan pasien untuk perawatan di rumah juga semakin meningkat. Adanya fenomena serta masalah tersebut maka saya dan rekan saya meluncurkan HealthPro, online platform untuk mendapatkan tenaga kesehatan on demand yang berkualitas.”

Secara khusus HealthPro berfokus untuk membantu semua fasilitas layanan kesehatan. Sejauh ini perusahaan mencatat permintaan dari kalangan individu hingga layanan kesehatan masih cukup berimbang jumlahnya.

“Namun untuk kalangan individu, HealthPro juga membantu layanan kesehatan untuk melakukan pemesanan tersebut. Misalnya untuk homecare, individu dapat memesan langsung ke RS atau klinik, kemudian HealthPro akan membantu layanan kesehatan tersebut dengan menyediakan tenaga kesehatan yang dibutuhkan,”

Dengan menyasar segmen B2B dan B2B2C, strategi monetisasi yang dilancarkan oleh HealthPro adalah dengan mengambil margin dari setiap transaksi pemanfaatan tenaga kesehatan on-demand.

Selain kawasan Jabodetabek, sejak meluncur Juni tahun ini, HealthPro juga telah melayani daerah lain seperti Bandung, Semarang, Surabaya, hingga Medan. Saat ini layanan dapat dipesan melalui website. Namun perusahaan sedang mengembangkan aplikasi yang rencananya akan diluncurkan dalam waktu dekat.

Tenaga kesehatan on-demand

HealthPro mengusung tenaga kesehatan on-demand, sehingga memungkinkan para pekerja dapat memilih jenis pekerjaan atau mendapatkan penghasilan tambahan kapan pun dan di mana pun. Durasi yang fleksibel dalam pemilihan pekerjaan tergantung dari keinginan para tenaga kesehatannya itu sendiri. Adanya hal ini membuat para tenaga kesehatan bisa bekerja dengan menerapkan work life balance sehingga meminimalisir adanya burnout.

Terkait cara kerjanya, ketika fasilitas layanan kesehatan butuh tenaga kesehatan, maka bisa submit ke sistem HealthPro. Setelah itu platform akan memberikan rekomendasi tenaga kesehatan yang eligible. Di sistem tersebut, pengguna juga bisa memonitor performa dari tenaga kesehatan saat bekerja.

“Mitra yang tergabung di HealthPro saat ini sudah ada lebih dari 6 ribu tenaga kesehatan, sehingga fasilitas kesehatan bisa leluasa untuk memilih tenaga kesehatan yang sesuai.”

Disinggung apa yang membedakan HealthPro dengan layanan serupa yang saat ini juga sudah banyak tersedia, Rendy menegaskan HealthPro menjadi yang pertama dan major player di Indonesia. Selain HealthPro platform yang menawarkan layanan serupa di antaranya Lovecare, Perawatku, dan MHomecare.

HealthPro bukan hanya berfokus pada homecare saja, melainkan juga bisa menyediakan tenaga yang dengan bekerja short time period. Misalnya ada gap shift di fasilitas kesehatan saat jumlah pasien tiba-tiba meningkat ataupun jika ada tenaga kesehatan yang sakit/cuti, tanpa harus melakukan double shift ke tenaga kesehatan lainnya yang menyebabkan banyaknya burnout pada tenaga kesehatan di Indonesia.

“Selain itu, dengan sistem yang dimiliki HealthPro, fasilitas layanan kesehatan mana pun dapat menyediakan jasa perawatan homecare tanpa perlu mengalami heavy operational, karena HealthPro membantu layanan homecare secara end-to-end.”

Penggalangan dana tahap lanjutan

Setelah terpilih sebagai peserta Accelerating Asia dan mendapatkan pendanaan tahapan pra-awal, masih ada beberapa rencana yang ingin dilancarkan oleh perusahaan. Di antaranya adalah mengembangkan lagi bisnis yang saat ini sudah berjalan.

Sebelumnya HealthPro juga tergabung dalam program Antler Indonesia dan sempat mengikuti kegiatan Demo Day pada bulan September lalu.

“Berkat dukungan Accelerating Asia, HealthPro memiliki banyak opportunity mendapatkan network, mentor hingga investor. Tentunya HealthPro akan membuka penggalangan dana tahap selanjutnya. Jika tertarik dan ingin tahu lebih lanjut, boleh menghubungi kami segera.”

Cerita Albert Lucius Dapatkan Inspirasi dari Kudo untuk Membangun TipTip

Sosok Albert Lucius yang sebelumnya dikenal sebagai Co-founder dan CEO Kudo, memutuskan untuk membangun startup baru yang memiliki perbedaan dari sebelumnya. Fokusnya ingin menjembatani para konten kreator sekaligus pendukung mereka, agar bisa membagikan konten yang berkualitas dan mendapatkan penghasilan dari karya yang dihasilkan.

Pengalamannya membangun dan membesarkan bisnis, mulai Kudo sampai akhirnya turut mengembangkan Grab dan OVO, dijadikan inspirasi bagi Albert saat membangun TipTip.

TipTip sendiri sudah resmi diluncurkan pada bulan Juli 2022 lalu. Namun, TipTIp belum pernah berkampanye secara luas. Hal ini dikarenakan selama periode Juli hingga Oktober, TipTip banyak melakukan pengembangan inovasi produk dan uji coba dengan komunitas creator.

Baru di awal November lalu, tepatnya 3 November 2022, TipTip memperkenalkan kampanye pertama mereka “Lakuin di TipTip” ke publik yang luas. TipTip menargetkan dapat meraih 150,000 pengguna dan 15,000 kreator, serta memperluas cakupan hingga tingkat nasional hingga kuartal II tahun 2023 dan meraih 1 juta pengguna dalam waktu 2 tahun mendatang.

Kepada DailySocial.id, Albert membagikan informasi seputar potensi ekonomi kreatif di Indonesia saat ini dan ke depannya; serta pentingnya bagi Indonesia untuk bisa menggeser mindset konten yang bersifat viralitas menjadi konten berkualitas.

Kesuksesan M&A Kudo dan Grab

Albert bersama saat ini Kudo / Kudo
Albert Lucius di kantor kudo / Kudo

Salah satu visi yang sejak dulu ditanamkan Albert adalah, bagaimana teknologi bisa membantu dan memudahkan masyarakat luas. Bersama Kudo dengan mengedepankan jaringan agen, Albert dan tim memberikan opsi kepada masyarakat luas untuk berjualan secara online. Hal tersebut dinilai terbukti sukses dengan diakuisisinya Kudo oleh Grab pada tahun 2017 lalu.

Menurut Albert proses merger and acquisition (M&A) terbilang berjalan secara cepat dan lancar, menjadi kebanggaan tersendiri bagi Albert, yang telah membangun Kudo sejak tahun 2014 bersama co-founder Agung Nugroho. Setelah bergabung dalam ekosistem Grab, Albert kemudian dilibatkan untuk mengembangkan layanan platform superapp tersebut. Termasuk mengembangkan teknologi e-money dari perusahaan yang terafiliasi yaitu OVO.

“Saya menjabat sebagai Direktur Grab dan juga Chief Product Officer OVO. Kita ingin membuat produk yang bisa diterima oleh masyarakat Indonesia. Saat itu di tahun 2017 dan 2018 masih di era e-money berbeda dengan sekarang. Saat ini QRIS sudah di mana-mana, dulu perangkat masih banyak dan metode masih belum diterima.”

Setelah mengembangkan Grab dan OVO, tahun 2021 Albert kemudian memutuskan untuk beristirahat sejenak sambil mencari inspirasi baru untuk bisa membangun startup baru.

Kesamaan antara Kudo dan TipTip

Lepas dari OVO kemudian tahun 2021, Albert menemukan inspirasi untuk menggarap solusi di sektor ekonomi kreatif. Idenya untuk memberdayakan konten kreator yang saat ini sudah banyak mengedepankan pemikiran financial freedom. Besarnya passion dari Albert untuk bisa menciptakan teknologi yang bermanfaat untuk semua ia terapkan di TipTip.

“Dulu saat membangun Kudo saya membuat aplikasi supaya masyarakat menengah ke bawah yang agak gaptek pun bisa mendapatkan income dan bisa berdagang secara digital. Demikian juga dengan Grab dan OVO, tampak sekali bagaimana teknologi bisa memudahkan kehidupan orang banyak, terutama saat pandemi.”

Albert melihat saat ini kebanyakan konten kreator masih mengandalkan advertising, clicks, hingga viralitas untuk bisa mendapatkan penghasilan. Belum lagi dengan tuntutan di antara mereka yang harus memiliki jumlah pengikut atau pendukung yang besar.

Pada akhirnya konten tersebut hanya bersifat viral saja, namun tidak memiliki kualitas yang baik. Albert mencatat saat ini ada banyak konten kreator di berbagai daerah yang memiliiki skill dan talenta yang unik, meskipun jumlah pendukung mereka di media sosial seperti Instagram hingga Telegram dan WhatsApp Group sedikit jumlahnya.

“TipTip menawarkan platform yang tujuannya adalah menjembatani antara konten kreator dan pendukungnya secara langsung. Dengan demikian konten kreator bisa membuat konten, melakukan berbagai opsi dan interaksi kepada pendukungnya dan pendukung mereka bisa memberikan apresiasi langsung melalui tipping, donasi atau melalui pembelian paket digital dari konten kreator tersebut.”

Meskipun memiliki perbedaan, namun konsep tersebut yang juga telah ia terapkan di Kudo sebelumnya. Secara khusus, melalui TipTip ia ingin memberdayakan mereka yang memiliki potensi dan prestasi. Dengan mengedepankan konten yang berkualitas, Albert ingin mengajak lebih banyak kreator membuat konten yang bermanfaat dan tentunya bisa dimonetisasi.

Hingga Oktober 2022, TipTip mencetak pertumbuhan positif dengan volume pendapatan meningkat hingga 9x serta jumlah pengguna yang bertambah 4x lebih banyak dari sejak resmi diluncurkan bulan Juli lalu.

Pertumbuhan ini merupakan hasil dari rangkaian kegiatan hyperlocal TipTip di 8 kota di Indonesia termasuk Medan, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, dan Bali. TipTip sendiri menargetkan dapat meraih 150 ribu pengguna dan 15 ribu kreator, serta memperluas cakupan hingga tingkat nasional hingga Q2 tahun 2023.

Fokus perusahaan tahun 2023

Jajaran tim manajemen TipTip / TipTip
Jajaran tim manajemen TipTip / TipTip

Disinggung seperti apa peta persaingan platform untuk kreator konten di Asia Tenggara saat ini khususnya Indonesia, menurut Albert karena pilihan dari TipTip yang cukup unik, belum ada platform yang menawarkan layanan yang dihadirkan oleh Tiptip.

“Kita justru memanfaatkan jaringan yang sudah dimiliki oleh konten kreator tersebut di berbagai media sosial, dengan membagikan link tersebut kemudian akan langsung diarahkan ke platform TipTip dimana konten tersebut diunggah oleh kreator di TipTip.”

Meskipun saat ini sudah banyak startup yang juga menyasar kepada pemberian layanan khusus untuk konten kreator, namun di antara mereka masih menawarkan layanan secara spesifik. Misalnya khusus untuk live streaming, layanan untuk kemudahan pembiayaan atau pembayaran hingga podcast. TipTip tidak memfokuskan kepada satu layanan saja dan mengklaim tidak terikat kepada satu metode.

“Rata-rata kreator yang datang ke TipTip ingin berbagi dan membuat kelas spesial. Jadi secara eksekusi bisa jadi kita juga menyediakan ebook, live streaming, video, dan lainnya. Kuncinya kita adalah platform yang memberikan sarana bagi mereka untuk berinteraksi.”

Untuk bisa melancarkan semua proses tersebut yang sepenuhnya mengandalkan aplikasi dan website TipTip, perusahaan pun kemudian merekrut tim engineer berkualitas.  TipTip saat ini telah memiliki sekitar 120 pegawai. Fokus perusahaan tahun depan adalah ingin terus berkembang mengikuti tren dari pertumbuhan ekonomi kreatif saat ini.

Dalam debutnya, perusahaan juga telah mengantongi pendanaan tahap awal sebesar $10 juta (sekitar 143 miliar Rupiah). Angka tersebut diklaim sebagai salah satu pendanaan tahap awal terbesar yang pernah ada. Putaran ini dipimpin oleh East Ventures, dengan partisipasi dari Vertex, EMTEK, SMDV, dan beberapa family offices terkemuka.

Menurut Albert, dana segar akan dimanfaatkan perusahaan untuk mengakselerasi pertumbuhan TipTip dalam menjangkau dan memberdayakan ekonomi kreator di kawasan ini. Juga, memperluas tim dan mempercepat adopsi platform.

“Meskipun funding kita kuat tapi kita tidak berani jor-joran. Kita terus melakukan hiring pegawai namun dalam jumlah yang terbatas, kita juga menjaga nilai salary. Hal ini dilakukan agar tidak perlu dilakukannya layoff hingga mengurangi gaji pegawai.”

Application Information Will Show Up Here