Alfacart Kini Jadi Layanan Agregator “Online Grocery”

Resmi mengubah model bisnis bulan Juni 2017 lalu, kini Alfacart dipegang langsung PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart). Dari penggabungan tersebut, Alfacart termasuk dalam bagian enam pilar bisnis digital Alfamart. Pilar lain adalah Alfamikro, Alfamind, Alfa PoP (Point of Purchase), Alfagift, dan Alfatrex.

“Sebelumnya Alfacart secara eksklusif menggunakan jaringan toko Alfamart sebagai tempat delivery point, pick up point, payment point, return point. Kini Alfamart membuka jaringan tersebut, bisa digunakan oleh semua [layanan] e-commerce, hanya saja harus menggunakan jasa 3PL Alfatrex,” kata Head of Business Alfacart Viendra Primadia kepada DailySocial.

Alfatrex merupakan unit bisnis baru Alfamart berupa layanan logistik. Alfatrex bisa digunakan berbagai layanan e-commerce dan kalangan individu untuk mengirimkan barang melalui gerai Alfamart terdekat.

Menjadi agregator

Alfacart kini fokus pada penjualan kategori kebutuhan sehari-hari (FMCG). Selama ini tercatat produk groceries menyumbang 80% transaksi di Alfacart.

“Dulu konsep kami berupa marketplace yang sangat luas. Saat ini tetap ada konsep tersebut, namun kami lebih selektif memilih produk dan kategori penjual,” kata Vienda.

Perubahan lain yang terjadi di Alfacart adalah layanan tersebut telah berubah menjadi agregator untuk pasar B2B khusus produk FMCG. Semua layanan e-commerce dan marketplace di Indonesia bisa memanfaatkan Alfacart untuk menjual produk FMCG.

“Konsepnya Alfacart menjadi penyedia produk groceries bagi [layanan] e-commerce besar lain, seperti Lazada, Shopee, Bukalapak, Blibli dan masih ada beberapa e-commerce lainnya yang masih proses integrasi. Melalui kerja sama ini, ketika konsumen membeli produk dari beragam brand, pesanan dapat dikirim dalam satu pengiriman saja,” kata Viendra.

Kolaborasi Alfacart dengan layanan e-commerce lainnya diharapkan dapat menumbuhkan pasar groceries online di Indonesia yang belum sebesar negara Asia lainnya.

“Mereka melihat adanya potensi. Namun tidak mudah menyediakan produk tersebut dengan lengkap dari beragam brand tanpa didukung jaringan yang luas. Karena produk kebutuhan sehari-hari (FMCG) itu marginnya kecil, kalau tidak ada jaringan, akan berat di logistik,” ujar Direktur Alfacart Bambang Setiawan Djojo.

Target Alfacart

Saat ini Alfacart telah memiliki sekitar 780 ribu orang yang mengunjungi situs dan aplikasi Alfacart setiap bulannya. Sementara jumlah penjual Alfacart saat ini adalah 700 penjual. Alfacart melakukan proses penyaringan penjual, menyesuaikan pengurangan porsi penjual dari konsep Alfacart sebelumnya.

“Untuk penjual pun kami pilih lebih selektif menjadi hanya 700 seller. Kami memastikan penjual mempunyai track record yang baik, pemenuhan stock pun baik dan jaminan kualitas,” kata Viendra.

Alfamart kini memiliki lebih dari 13 ribu gerai di 24 propinsi di Indonesia, termasuk tiga ribu di antaranya bersifat franchise. Dengan ketersediaan 4 ribu SKU dengan 400 supplier aktif, diharapkan konsep baru ini bisa melancarkan kolaborasi Alfacart dengan seluruh layanan e-commerce di Indonesia.

“Produk kebutuhan sehari-hari mulai banyak dicari secara online. Pasarnya ada dan akan semakin besar dengan melihat tren belanja masyarakat usia produktif sekarang ini yang memilih cara termudah, apapun tinggal pesan secara online,” kata Bambang.

Application Information Will Show Up Here

EventEvent Mudahkan Pengelola Acara Lakukan Promosi Melalui Aplikasi

Berangkat dari pemikiran masih belum optimalnya platform penyelenggara acara di Indonesia, EventEvent diluncurkan. Secara khusus aplikasi ini dikembangkan untuk mempromosikan acara kelas menengah ke bawah.

Kepada DailySocial, Founder & CEO EventEvent Deddy Wiryawan mengungkapkan, saat ini masih banyak kesulitan yang dihadapi oleh pihak penyelanggara untuk mendaftarkan acaranya secara online. Terutama untuk mendaftarkan acara yang sifatnya small-medium ke platform yang well-established. Cenderung sulit karena harga yang mahal juga mekanisme yang rumit dengan dibutuhkan pengajuan kontrak dan lainnya.

“Didirikan pada tahun 2016, kami mulai mengembangkan aplikasi EventEvent. Sebuah event marketplace yang menargetkan Event Organizer dan Event Enthusiast, dengan sistem yang memungkinkan setiap user untuk mendaftarkan, menjual, membeli, dan berbagi event sendiri. Mereka juga bisa bersosialisasi dengan sesama pengguna.”

Secara konsep, platform yang ditawarkan oleh EventEvent tampak serupa dengan platform seperti Goers dan Loket. Namun dengan fitur unggulan yang ada, EventEvent mengklaim memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Di antaranya adalah fitur analytic dashboard bagi Event Organizers, fungsi media sosial, sistem check-in yang terintegrasi, dan sistem self-service yang sederhana.

“Mungkin ada marketplace lain yang memungkinkan Event Organizers untuk mendaftarkan acaranya sendiri, namun prosesnya panjang dan administrasinya merepotkan. Di EventEvent, tidak ada proses verifikasi yang membutuhkan Event Organizers untuk mengunggah dokumen-dokumen tertentu,” kata Deddy.

Sejak hadir dua tahun yang lalu, saat ini EventEvent telah memiliki lebih dari 10 ribu pengguna di seluruh Indonesia. Untuk acara yang didaftarkan melalui aplikasi, EventEvent mencatat banyak yang berasal dari Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, dan Bali.

“Tapi tak jarang juga ada user dan event dari berbagai kota lainnya, dan ada beberapa user yang datang dari India, Singapura, Tiongkok dan Amerika Serikat,” kata Deddy.

Cara kerja dan strategi monetisasi

Setiap pengguna yang telah mendaftar memiliki kesempatan yang sama untuk mencari maupun menjual event. Mereka juga bisa menikmati semua fitur yang disediakan mulai dari fungsi ticketbox, gate system saat check in event, serta fungsi sosial untuk saling mengikuti dan berbagi update acara di sekitar mereka.

Dalam proses pembelian tiket, pengguna bisa memilih metode pembayaran yang paling sesuai. Mulai dari virtual account bank, Alfamart Group (Alfa Midi, DanDan) maupun kartu kredit. Setelah tiket dibeli maka bisa langsung digunakan untuk check-in pada lokasi acara.

“Untuk pengguna yang mendaftarkan event mereka untuk dijual di EventEvent, mereka memiliki dashboard analytic untuk melihat demografis pengguna lain yang mengunjungi profilnya. Mereka juga bisa mencairkan sendiri uang tiket yang sudah masuk ke akunnya. Pencairan dana bisa dilakukan ke lebih dari 150 bank,” kata Deddy.

Menargetkan pasar B2B dan B2C, EventEvent mengklaim telah menerapkan pembagian komisi yang ideal. Tidak ada penarikan biaya untuk event gratis, tetapi untuk event berbayar, sistem komisi yang berlaku sebesar 3% minimal Rp5 ribu untuk setiap pembelian tiketnya.

“Untuk B2C kami mengambil komisi sebesar 3% per tiket berbayar. Sementara untuk B2B kami bergerak sebagai event promotional dan creative serta management services,” kata Deddy.

Target EventEvent

Dengan mengedepankan tiga fitur andalan, yaitu fitur sosial, analytics, gate system, serta pendataan event yang sederhana, EventEvent ingin menjadi platform yang lengkap sekaligus mudah untuk diakses oleh pengguna. Selain itu untuk memudahkan proses check-in di acara, EventEvent juga menerapkan teknologi QR Code langsung di aplikasi.

“Tidak perlu install aplikasi lain untuk check in, tidak perlu juga print ticket. Menggunakan aplikasi yang sama pengunjung event bisa langsung memindai kode QR event untuk check-in, dengan demikian EO pun dapat langsung melihat pengunjung yang datang,” kata Deddy.

Di tahun 2018 ini, masih banyak target yang ingin dicapai oleh EventEvent. Di antaranya adalah melakukan pengembangan fitur agar platform menjadi lebih baik dari sisi teknologi dan meningkatkan user experience. EventEvent juga ingin menjangkau kota-kota lainnya yang belum ada di platform.

“Saat ini kami masih menjalankan bisnis secara bootstrap, namun untuk mewujudkan rencana yang ada kami juga ingin melakukan penggalangan dana dan mencari investor yang tepat,” kata Deddy.

Application Information Will Show Up Here

Masa Depan Email untuk Pemasaran

Sebagai salah satu kanal pemasaran digital yang paling “tua”, peranan email dalam kegiatan pemasaran ternyata masih penting dan belum bisa ditinggalkan. Kemudahan serta kebiasaan orang banyak memanfaatkan email untuk kegiatan pekerjaan, berbelanja online hingga kegiatan finansial, membuat email akan selalu menjadi bagian dari rutinitas orang banyak.

Namun tidak dapat dimungkiri, sifatnya yang terkesan mengganggu dan kerap dihiraukan, menyulitkan startup hingga brand untuk mempromosikan produk atau layanan melalui email. Namun demikian dengan strategi yang tepat, penggunaan email untuk kegiatan pemasaran justru bisa memberikan hasil yang lebih baik. Dan diperkirakan dengan dukungan media sosial dan teknologi saat ini, email akan semakin berkembang menjadi channel pemasaran yang efektif.

Hindarkan mengirimkan email blast

Salah satu kebiasaan dari brand hingga startup saat ini adalah mengirimkan email kepada orang banyak sekaligus dengan konten yang “random” dan tidak relevan. Selain akan langsung dihiraukan bahkan dikategorikan Spam oleh orang yang menerima email tersebut, cara seperti ini juga sangat tidak efektif.

Menurut Co-Founder dan CEO MailTarget Yopie Suryadi, sebelum mengirimkan email kepada target pasar ada baiknya untuk memanfaatkan data analytics dan lebih menitikberatkan pada “email experience”.

Selain itu penggunaan email list juga harus dicermati. Salah satu tips yang wajib untuk diperhatikan adalah untuk menghindari pembelian email list.

“Cara instan seperti pembelian email list bisa berbahaya untuk reputasi domain dan terancam di-blacklist bahkan bisa dikategorikan sebagai Spam.”

Yopie menyarankan untuk menggunakan double opt-in untuk memastikan engagement terjadi. Melalui proses double opt in, biasanya setelah orang  subscribe, akan dikirimkan email lagi untuk validasi atau menyatakan kesediaan memberikan alamat email untuk dikirimkan newsletter.

Hal lain yang juga wajib untuk dilakukan terkait dengan penggunaan email list adalah melalui A/B test dan variasi konten untuk mengetahui kebutuhan konsumen.

“Intinya fokus ke open rates, agar terjadi engagement dulu. Lalu setelah open rates berhasil naik, baru mulai memperhatikan metrik yang lain seperti CTR dan interest, lokasi, dan lainnya,” kata General Manager Marketing Rumah123 Fanny Meilana.

Ciptakan konten ideal untuk newsletter

Saat newsletter akan dikirimkan, penting juga untuk memahami karakteristik setiap segment audience yang diincar. Dalam hal ini konten tersebut harus bisa mewakili minat serta kesukaan dari orang tersebut.

“Sebut saja newsletter Toyota, yang ditujukan ke engineer maka akan lebih baik berbicara update teknis dari mobil, kemampuan mesin, perubahan suspensi dan lainnya. Hal lain yang perlu dicermati adalah agar tidak memasukkan terlalu banyak informasi dalam satu newsletter yang dikirimkan. Idealnya dalam satu newsletter hanyalah membawa satu pesan yang terbaik,” kata President Director EMC Group (Aidoru) Eddy Yansen.

Di dalam email pemasaran, terdapat berbagai macam bentuk newsletter atau nurture campaign hingga sales campaign. Selain itu dalam strateginya juga dikenal istilah email cycle, yaitu dalam rangkaian email pemasaran tentukan terlebih dahulu, apa saja konten yang ingin dikirimkan. Contohnya, minggu pertama newsletter, minggu kedua update produk, minggu ketiga promo dan lainnya.

“Satu hal yang harus diperhatikan, setiap email marketing yang kita kirimkan harus mempunyai goal dan call to action,” kata Yopie.

Aspek relevansi menjadi krusial untuk konten dalam newsletter. Ada baiknya untuk tidak terlalu terkesan menjual dan menceritakan konten yang terlalu panjang. Hal ini berpengaruh kepada kebiasaan orang, dalam waktu 10 detik melihat judul email dilanjutkan kepada isi konten email. Hal tersebut bisa berakhir sukses jika konten menarik dan bermanfaat untuk orang tersebut.

“Relevansi menjadi strategi kunci dalam konten. Semakin tinggi relevansi maka akan semakin tinggi engagement yang didapatkan. Relevansi bisa didapatkan dari trending topics, consumer needs, dan lainnya,” kata Fanny.

Penggunaan service provider email

Saat ini sudah banyak layanan email service provider yang memudahkan perusahaan untuk mengirimkan email marketing memanfaatkan tools yang ada. Mulai dari yang berbayar hingga gratis. Agar kegiatan tersebut memberikan hasil yang memuaskan, perhatikan benar Insight/Report Dashboard yang tersedia, fitur yang memudahkan segmentasi untuk mendukung personalisasi kegiatan pemasaran.

“Pastikan juga vendor memiliki kapasitas pengelolaan “IP whitelist” email yang baik. Karena di email blast technology yang terpenting adalah menjadi reputasi IP yang digunakan,” kata edy.

Hal lain yang harus diperhatikan jika memanfaatkan email service provider adalah memilih tools yang dilengkapi dengan fitur pendukung, harga terjangkau dan fitur yang beragam. Bukan hanya produk asing, produk lokal juga saat ini sudah memiliki teknologi dan fitur yang bermanfaat untuk kegiatan digital marketing.

Tren email pemasaran

Dengan semakin berkembangnya teknologi AI, automation, behavioral targeting, email pemasaran masih menjadi channel yang digunakan oleh marketers sebagai bagian dari kegiatan pemasaran. Namun tidak bisa dihindari akan adanya penurunan untuk open rate, CTR dan conversions.

“Dengan semakin besarnya penggunaan mobile phone, konten email marketing pun harus semakin lebih singkat dan padat (screen mobile lebih kecil vs desktop) dan journey pun harus sangat simple,” kata Fanny.

Selain itu email pemasran tetap akan menjadi sarana komunikasi Brand (B2C) ke penggunanya. Sementara dalam B2B, email marketing akan selalu menjadi sarana komunikasi penting yang tidak boleh ditinggalkan.

Email marketing bersama chat/messaging dan media sosial akan bertumbuh saling melengkapi, dan tidak akan saling mematikan. Ketiga platform inilah yang dipercaya akan menjadi cara komunikasi masa depan,” kata Eddy.

Kemampuan email yang bisa men-generate ROI dan conversion yang paling tinggi, harus diperlakukan berbeda dengan penggunaan media sosial. Walaupun email cukup efektif sifatnya, namun pada akhirnya email tidak bisa berdiri sendiri, diperlukan sinergi dengan channel lain.

“Itu sebabnya MailTarget meluncurkan fitur multi channel yang sekarang sudah bisa diakses versi betanya di dasbor kami. Menjadikan pekerjaan digital marketing menjadi mudah, hanya perlu dua jam di hari Senin yang cerah untuk membuat konten email, Instagram, Twitter, untuk 12 minggu ke depan,” tutup Yopie.

Nodeflux Bergabung dengan Portofolio Investasi East Ventures

Bertujuan untuk mempercepat misi meningkatkan bisnis melalui penelitian serta pengembangan produk berbasis computer vision dan deep learning, hari ini (06/5) Nodeflux mengumumkan telah resmi bergabung dalam portofolio investasi East Ventures​. Tidak ada informasi spesifik yang disampaikan mengenai pendanaan yang diberikan. Sebelumnya Nodeflux juga telah mendapatkan pendanaan awal dari pengembang platform smart city Qlue.

East Ventures yang fokus kepada pendanaan tahap awal startup menyambut baik masuknya Nodeflux dalam portofolio mereka. Intelligent video analytics yang dapat diimplementasikan ke berbagai sumber, baik itu CCTV, webcam, telepon, kamera, dan lain sebagainya, ke depannya dinilai memiliki potensi yang besar.

“Populasi Internet Indonesia menghasilkan data yang sangat besar dan membutuhkan otak untuk mengelola informasi dan mengekstrak nilai mereka. Nodeflux berhasil melakukannya. Mereka mengatur dan mengekstrak informasi dari gambar dan video, kemudian melatih mesin untuk dapat menyelesaikan masalah lintas sektor. Kami sangat senang dapat mendukung Meidy dan timnya untuk menjadikan teknologi AI di Indonesia dapat berkembang dan diaplikasikan,” ujar Managing Partner East Ventures, Willson Cuaca.

Menambah kemitraan dengan pemerintahan dan bisnis

Selanjutnya Nodeflux akan memperdalam teknologi sekaligus menambah kemitraan dengan bisnis hingga pemerintahan. Di antaranya adalah dengan pemerintah dari beberapa kota besar, yang menekankan konsep smart city, seperti Jakarta dan Bandung, untuk membuktikan teknologi mereka pada CCTV di seluruh kota. Selain itu, Nodeflux juga bekerja sama dengan Badan Kepolisian Indonesia untuk meningkatkan sistem operasional kepolisian.

“Sejak awal ketika kami membangun Nodeflux, kami melihat bahwa intelligent video analytics dapat menyelesaikan berbagai masalah di masyarakat. Kami yakin pendekatan ini akan banyak mengubah cara klien dalam memantau, mengukur, dan memahami lingkungan sekitar mereka,” kata CEO Nodeflux Meidy Fitranto..

Nodeflux juga merupakan perusahaan Indonesia pertama yang bergabung dengan program Nvidia Inception Program dari Nvidia, produsen GPU terkemuka di dunia. Nodeflux memiliki keunggulan dengan mempelajari teknologi ini lebih awal, masuk ke pasar terlebih dahulu dan mendapat dukungan besar dari Nvidia dalam mengembangkan teknologi yang mampu memenuhi permintaan terbaru dari klien.

Saat ini Nvidia dan Nodeflux tengah dalam proses untuk meningkatkan kemitraan mereka lebih lanjut agar dapat memberikan fleksibilitas yang lebih banyak dan membantu Nodeflux dalam menjangkau pasar global.

“Kami bukan hanya merupakan pemain pertama dan satu-satunya yang menyediakan solusi intelligent video analytics di Indonesia. Lebih dari pada itu, kami dapat dengan bangga mengatakan bahwa Nodeflux, produk yang kami kembangkan sendiri, mampu bersaing secara hebat dengan perusahaan teknologi asing dari Jepang, Israel, Singapura, Tiongkok, dan lainnya di pasar Indonesia dari segi kemajuan teknologi,” kata Meidy.

 

Automo Ingin Fasilitasi Penyewaan Mobil untuk Wisatawan Asing

Masih sulitnya penyewaan mobil pribadi di kawasan wisata menjadi salah satu alasan mengapa Automo diluncurkan. Kepada DailySocial, Country Head Automo Singapore & Indonesia Charles Lin mengungkapkan, berawal dari pengalaman pribadinya saat melakukan wisata ke Bali dan kerap mengalami kesulitan untuk menyewa mobil secara langsung, akhirnya muncul ide untuk meluncurkan Automo.

“Saya melihat pilihan untuk penyewaan mobil masih terbatas di Indonesia, terutama bagi wisatawan asing. Hanya beberapa layanan taksi saja yang tersedia, bahkan [layanan] transportasi online pun masih kesulitan untuk masuk bandara dan tempat-tempat wisata.”

Dengan platform yang dimiliki, Automo bisa menghadirkan mitra supir dengan mobil pilihan, mulai dari yang standar hingga mobil mewah untuk para wisatawan asing dan lokal.

“Harapan kami ke depannya, Automo bukan sekedar transportasi yang mengantarkan dari poin A ke poin B, tapi bisa disewa untuk waktu tertentu oleh semua orang,” kata Charles.

Automo yang baru dua bulan menjalankan bisnis, menyasar pasar Singapura dan Indonesia. Di Indonesia Automo awalnya masih fokus kepada wilayah Jakarta. Selain mengumpulkan tim, Automo juga masih berupaya untuk merekrut mitra/vendor untuk bergabung. Sebagai startup baru, Automo ingin memastikan bahwa pengalaman pengguna nantinya bisa diterima dengan baik.

“Kami juga masih terus menerima masukan dari para vendor dan memahami dengan baik kebiasaan dan peraturan yang berlaku di Indonesia terkait dengan penyewaan mobil,” kata Charles.

Strategi monetisasi

Terkait strategi monetisasi yang dilancarkan, Automo nantinya akan mengambil 10% komisi dari setiap pemesanan yang dilakukan pengguna kepada vendor. Automo juga ingin memastikan, semua proses pemesanan hingga pembayaran bisa dilakukan di dalam aplikasi, sehingga tidak perlu keluar dari platform yang ada.

“Nantinya aplikasi akan menjadi media utama yang dilengkapi dengan berbagai fitur pendukung. Jika sudah berjalan, persentase komisi untuk Automo juga akan kita naikan,” kata Charles.

Selain menarik vendor baru, Automo juga memiliki rencana untuk menawarkan penghasilan tambahan kepada pengemudi transportasi online saat ini di Indonesia, yaitu Go-Jek dan GRAB, untuk bergabung menjadi mitra.

“Harapannya dengan konsep yang kami tawarkan, pengemudi transportasi online yang sudah terdaftar, bisa memanfaatkan mobil pribadi mereka selama satu hari penuh untuk pengguna Automo,” kata Charles.

Target Automo dan rencana penggalangan dana

Saat ini Automo mengklaim telah memiliki investor. Meskipun enggan untuk menyebutkan siapa investor tersebut, namun Charles menegaskan investor berasal dari dunia otomotif dan merupakan konglomerat perusahaan properti, bukan dari venture capital.

“Ke depannya mungkin kami lebih tertarik untuk melakukan penggalangan dana kepada angel investor untuk tahapan selanjutnya, belum ke VC. Rencananya kami ingin mendapatkan modal tambahan sekitar Rp1-2 miliar,” kata Charles.

Di tahun 2018 ini, Automo masih menambah tim dan mencoba untuk membuat teknologi yang relevan untuk mitra juga pengguna. Selain itu, Automo juga memiliki harapan untuk memperluas area layanan di kota-kota besar di Indonesia seperti, Medan, Jogjakarta, Surabaya, Bandung, Bali. Automo juga ingin menambah pilihan layanan, bukan hanya penyewaan mobil saja, tapi juga sepeda motor, kapal yacht, jet, mobil mewah juga kendaraan komersial.

“Yang paling penting adalah, Automo ingin meningkatkan volume bisnis dengan mitra kami, dengan menghadirkan layanan yang mudah terutama bagi wisatawan asing yang datang ke Indonesia,” tutup Charles.

Investree Salurkan Pinjaman 844 Miliar Rupiah di Semester Pertama 2018

Merayakan HUT-nya yang kedua, layanan peer-to-peer lending (P2P) Investree mengumumkan pencapaian perusahaan untuk semester pertama 2018. Selain jumlah borrower dan lender yang cukup signifikan, Investree juga menyampaikan rencana ekspansi ke Thailand akhir tahun ini dan finalisasi penggalangan dana tahap Seri B.

“Kami akan mengumumkan proses final fundraising Seri B pada bulan Juni ini. Berapa jumlahnya dan siapa saja VC yang terlibat [..], selengkapnya akan kami umumkan dalam waktu dekat,” kata CEO Investree Adrian Gunadi.

Didirikan pada tahun 2016, Investree telah memiliki 35 ribu lebih pemberi pinjaman (lender) dan berhasil membukukan catatan penyaluran pinjaman Rp844 miliar, nilai pinjaman tersalurkan Rp698 miliar, dan 16,4% rata-rata tingkat pengembalian.

“Selain ekspansi dalam waktu dekat ke Thailand, kami juga akan menambah lokasi di kota-kota besar di Indonesia. Salah satunya adalah Medan, Sumatera Utara, dalam hal ini Investree bermitra dengan Bank Sumut,” kata Adrian.

Saat ini Investree sudah hadir di Jabodetabek, Semarang, Surabaya dan Vietnam. Masih dalam tahap persiapan, diharapkan layanan Investree di Thailand dengan mitra lokal akan bisa diluncurkan akhir tahun 2018.

Pembiayaan untuk penjual online Investree Syariah

Setelah sebelumnya meluncurkan layanan P2P syariah, pada bulan April 2018 lalu, Investree juga telah menyediakan pilihan penambahan modal skema syariah kepada penjual online dari mitra layanan marketplace Investree. Di antaranya adalah Tokopedia, Bukalapak, Lazada, dan Doku per Mei 2018.

Hingga kini pendanaan syariah untuk penjual online di Investree berjumlah 87 peminjam (borrower) dengan jumlah modal yang sudah diberikan sekitar Rp5,1 miliar. Layanan ini merupakan pilihan baru dari Investree yang mengedepankan skema syariah untuk penjual online.

“Kami melihat setelah diluncurkannya layanan ini makin banyak jumlah merchant dari marketplace yang bergabung dengan Investree untuk mendapatkan penambahan modal usaha. Targetnya empat bulan ke depan kami sudah bisa membiayai hingga Rp15 miliar,” kata Adrian.

Investree juga menyampaikan perkembangan bisnis dan merincikan produk utama inisiatif Investree di semester pertama 2018, yaitu menjadi mitra distribusi instrumen investasi pemerintah Savings Bond Ritel seri SBR003 dan menjadi mitra distribusi SBR003 dengan nilai penjualan terbesar dari kategori nonbank, sebesar Rp 14,8 Miliar dari 563 investor yang terdapat dalam platform Investree. Hal ini mengalahkan tiga mitra distribusi lainnya dari kategori yang sama.

“Dengan adanya pencapaian kami yang melibatkan pihak pemerintahan, misi sosial kami, dan pastinya pengembangan secara eksternal seperti dukungan dari investor lokal maupun internasional yang terus menumbuhkan dedikasi kami untuk mewujudkan inklusi keuangan,” tutup Adrian.

Application Information Will Show Up Here

Bappebti Tetapkan Cryptocurrency Masuk Kategori Komoditi Perdagangan Berjangka

Setelah melakukan kajian selama empat bulan, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) menetapkan cryptocurrency (kripto) sebagai subjek komoditi yang dapat diperdagangkan di bursa perdagangan berjangka. Seperti dilansir dari Kontan, selanjutnya kripto layak dikategorikan atau dikelompokkan sebagai komoditi.

Bappebti juga akan membuat peraturan lebih lanjut atas penetapan kripto sebagai komoditi, seperti soal perusahaan exchanger, wallet dan mining. Peraturan lebih lanjut ini akan melibatkan berbagai kementerian dan lembaga, seperti Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hal lain yang akan dipertimbangkan adalah persoalan pajak yang akan diatur Direktorat Jenderal Pajak sesuai dengan permintaan pelaku bisnis.

Terkait penyimpanan uang nasabah, Bappebti juga akan mengatur proses tersebut. Nantinya dana nasabah atau investor tidak disimpan perusahaan exchanger, tetapi oleh Kliring Berjangka atau bank penyimpan dana nasabah yang sudah ada di Bappebti. Hal ini dilakukan untuk mencegah hilangnya dana nasabah, baik karena risiko penggelapan oleh pengelola maupun karena risiko peretasan (hacker).

Peraturan lainnya soal upaya mencegah pencucian uang dan pendanaan terorisme atau kejahatan lainnya melalui kripto. PPATK dan Mabes Polri akan dilibatkan untuk hal ini.

Mekanisme perdagangan

Bappebti akan melakukan diskusi lebih lanjut dengan pemerintah dan meminta bursa kripto yang sudah eksis, seperti Indodax atau komunitas kripto lainnya, untuk membuat proposal yang berisi spesifikasi kontrak atau produk dan tata cara atau mekanisme perdagangan.

Isinya mencakup informasi jenis kripto apa saja yang diperdagangkan dan fraksi harga atau tick size. Sedangkan tata tertib perdagangan antara lain mencakup jam perdagangan dan mekanisme penyelesaian perselisihan bila ada persoalan antara pengelola dan investor atau nasabah.

Komoditas mata uang kripto di Indonesia saat ini mulai diminati kalangan luas. Komunitas trader juga makin mudah dijumpai. Umumnya mereka melakukan jual-beli mata uang kripto untuk investasi, mengingat harganya sangat fluktuatif.

Di Indonesia sendiri setidaknya sudah ada tiga bisnis yang mencoba memfasilitasi kegiatan ICO, yaitu Tokenomy, Pundi X, dan Vexanium.

Pertemukan Pelaku Blockchain Secara Global, XBlockchain Summit Bakal Digelar di Bali

Bertujuan mempertemukan blockchain enthusiast dan para pakarnya secara global, acara XBlockchain Summit 2018 akan digelar bulan Oktober mendatang di Bali. Acara yang diinisiasi XBlockchain ini nantinya akan menghadirkan tamu undangan yang kompeten dan sudah memahami benar apa itu blockchain dan manfaat besar dari teknologi baru ini.

“Intinya melalui kegiatan ini kita bisa mengumpulkan para pelaku blockchain secara global. Di Indonesia sendiri saya melihat mulai banyak inisiatif teknologi blockchain, meskipun di Asia sudah dilakukan terlebih dahulu oleh Jepang dan Korea,” kata Co-Founder XBlockchain Constantin Papadimitrio.

Di antara tamu undangan yang dipastikan akan hadir dalam kegiatan tersebut adalah, Pendiri dari Ripple dan Stellar Jed McCaleb, Eks-Microsoft dan veteran Ethereum Foundation David Ben Kay, dan Ex Presiden NEM.io Foundation dan Pendiri Proxima Lon Wong.

Selain memberikan informasi terkini dari teknologi finansial dan blockchain, XBlockchain Summit juga menjadi ajang pemberian apresiasi untuk berbagai pencapaian internasional melalui XBlockchain Awards. Mulai dari menampilkan perusahaan terbaik hingga penyedia teknologi, konsultan, strategist, developer, dan individu, penghargaan ini pasti akan mendorong para pemain digital untuk terus berusaha menangkap peluang di wilayah yang memiliki pertumbuhan inovasi digital tercepat di dunia.

“Target yang ingin dicapai melalui acara ini adalah, kami bisa mendatangkan sekitar 1000 lebih partisipan untuk mengunjungi event tahunan yang digelar selama 2 hari penuh,” kata Dimitri.

Dukungan Bekraf dan Asosiasi Blockchain Indonesia

Acara tersebut juga akan didukung oleh Badan Ekonomi Kreatif. Bekraf menyadari penuh teknologi yang serupa jaringan dan sifat desentralisasinya disebut memiliki banyak keuntungan jika diimplementasikan. Bukan hanya untuk startup, layanan e-commerce, dan sektor perbankan, namun juga industri kreatif lainnya seperti hak cipta lagu.

“Kami dari Bekraf ingin mendukung pemanfaatan teknologi ini. Ke depannya Bekraf juga berupaya untuk bisa menggunakan teknologi ini untuk mengatasi persoalan hak cipta para pencipta lagu,” kata Kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (BEKRAF) Triawan Munaf.

Blockchain akan memastikan edit value penciptaan akan tercapai, karena sudah disepakati oleh semua orang dan tidak bisa diakui oleh orang lain. Aspek kesepakatan itulah yang diklaim merupakan teknologi paling ampuh untuk menghindari terjadinya pembajakan hingga penyebarluasan konten yang tidak bertanggung jawab.

Selain itu blockchain juga memiliki tingkat keamanan yang tinggi, karena sistem desentralisasi dinilai menjadi sangat efisien karena cyber attacker akan kesulitan melumpuhkan sistem blockchain yang berbentuk jaringan. Setidaknya lebih sulit dibanding harus melumpuhkan satu server tunggal yang tersentralisasi.

Turut hadir dalam acara tersebut Ketua Umum Asosiasi Blockchain Indonesia Steven Suhadi. Agar teknologi blockchain bisa dipahami dengan mudah, edukasi kepada masyarakat hingga pihak terkait yang cukup relevan untuk memanfaatkan teknologi ini, dinilai wajib untuk dilakukan.

“Dengan koneksi yang sederhana bisa menciptakan konsep bisnis yang dulunya sulit untuk dilakukan kini lebih mudah diterapkan dengan blockchain. Solusi kepemilikan digital diharapkan bisa sama dengan kepemilikan benda fisik, semua bisa diselesaikan dengan blockchain. Bedanya yang merekam semua itu bukan manusia namun komputer,” kata Steven.

Steven juga mengajak semua pihak terkait dari bisnis hingga pemerintah untuk membantu implementasi teknologi blockchain untuk lebih masif lagi. Endorse dan dukungan langsung dari pemerintah tentunya bisa mempercepat penerapan dan edukasi kepada masyarakat luas soal manfaat dari blockchain.

“Saat ini belum banyak industri yang tertarik untuk mempelajari dan mencoba blockchain. kebanyakan dari perbankan, institusi finansial, supply chain dan logistik saja. Ke depannya saya melihat akan lebih banyak lagi industri yang mulai melirik teknologi blockchain,” kata Dimitri.

Aulia E. Marinto Leaves Blanja and Returns to Telkom Group

Founded in September 2012, Blanja is an e-commerce joint venture between Telkom Group and eBay. On Monday (5/28), Aulia E Marinto, CEO of Blanja, announces his departure to Telkom Group as the new VP Consumer, in charge for IndiHome business. The new CEO of Blanja will be appointed soon.

“My resignation was fully the shareholder’s decision. Later, I’ll be holding a new position in Telkom Group. I cannot mention my replacement yet, the new CEO of Blanja. Everything was set by Telkom Group. Please wait for the official announcement,” Marinto said.

As one of the leading porfolios of Telkom Group, Blanja has a positive record as one out of many e-commerce platform in Indonesia. He expects, under the new CEO, Blanja will make faster development.

Regarding his position as the Chairman of idEA, Marinto said to step down soon and wait for the election of the new Chairman in in the near future.

Blanja development

Under Marinto, Blanja is claimed to have increasing Gross Merchandise Value (GMV) two times per year, and the increase number of member over 70% since 2014. By putting the unique selling point in the front, Blanja has competence in group synergy, both with Telkom and other state-owned enterprises.

“The implementation of this synergy was proven capable of bringing up Blanja to this point. Either brand or SMEs recognize us to be the first choice in expanding business online,” he added.

Currently, there are 45,0000 registered SMEs as Blanja merchants in all over Indonesia.

Blanja had performed logo rebranding and launched a new feature last year and they increase the transaction value up to $150 million or about Rp2 trillion in 2017.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Layanan “Fashion Preloved” HuntStreet Ekspansi ke Singapura dan Kota-Kota Besar di Indonesia

Besarnya minat pembeli barang-barang mewah secondhand (preloved) saat ini telah memberikan peluang tersendiri bagi layanan marketplace untuk menghadirkan platform khusus penjualan barang-barang tersebut. Salah satu layanan yang mencoba untuk menyasar sektor tersebut adalah HuntStreet, yang didirikan oleh Janice Winata dan Sabrina Joseph pada bulan Juli tahun 2015 lalu.

Di tahun yang ketiga, HuntStreet telah melakukan ekspansi ke Singapura dan berencana untuk menambah lokasi penjualan di kota-kota besar lainnya di Indonesia, selain Jakarta dan Bandung. Masih menggunakan modal perusahaan sendiri (private owned), HuntStreet belum memiliki rencana untuk melakukan fundraising.

Disinggung apa yang membedakan HuntStreet dengan pemain lainnya seperti Reebonz, Banananina dan Tinkerlust, PR HuntStreet Ashley Jaury mengungkapkan, banyaknya jumlah barang preloved yang dimiliki HuntStreet merupakan salah satu keunggulan dari HuntStreet. Selain itu HuntStreet juga menawarkan harga yang bervariasi, mulai dari Rp100 ribu hingga ratusan juta rupiah.

Untuk memastikan barang yang diterima dan dijual bisa dijamin keasliannya, HuntStreet melakukan proses penyaringan ketat selama 1 minggu kepada pemilik barang.

“Ketika barang datang belum tentu barang tersebut akan langsung di jual oleh kami. Setelah melakukan proses penyeleksian selama 1 minggu, tim kami nanti akan memberikan harga jual barang preloved tersebut di HuntStreet kepada pemilik barang,” kata Ashley.

Menawarkan jasa penjualan dan penitipan

Selain menjual barang-barang preloved, HuntStreet juga menawarkan jasa penjualan, penitipan (konsinyasi), maupun fasilitas tukar-tambah barang-barang fesyen mewah milik pelanggan. Dalam hal ini, pelanggan bisa memperoleh uang tunai hasil penjualan, atau pun produk fesyen mewah baru. Saat ini HuntStreet mengklaim telah memiliki ratusan penjual dengan konsep konsinyasi, yang tersebar di seluruh Indonesia, Singapura hingga India.

Selain pembelian barang di situs, HuntStreet juga kerap menggelar kegiatan branded sale di Jakarta. Di gelaran branded sale tahun ketiga, HuntStreet telah menyediakan sekitar 15 ribu barang preloved yang terdiri dari pakaian, tas, aksesoris hingga sepatu.

“Untuk menambah jumlah produk preloved HuntStreet, kami juga telah melakukan kolaborasi dengan para influencer fesyen. Dengan memanfaatkan popularitas mereka, pembeli bisa melihat barang pilihan dari influencer tersebut untuk dibeli,” kata Ashley.