Binar Academy with Its Mission to Advance Indonesian Digital Talents

One of the sectors that was rapidly growing during the pandemic was edtech. More Indonesian from various backgrounds are adapting to online learning.

As a platform that focuses on developing digital abilities and talents, Binar Academy claims to have successfully educated more than 8 thousand students in 2020 and generated an 80% increase in income.

Was founded in 2017, this startup was developed by Alamanda Shantika who was Gojek’s former VP of Technology and Products along with two other Gojek alumni, Dita Aisyah and Seto Lareno.

“The Covid-19 pandemic has encouraged educational institutions, teachers, students, and also parents in Indonesia to adapt to online learning. It is time for us to innovate in presenting education and create learning experiences that are both interesting and enjoyable. I believe that a combination of experiences contemporary learning, technology, and community will produce it all, “said Founder & CEO of Binar Academy Alamanda Shantika.

Binar Academy offers two main educational programs. Among these are Binar Bootcamp and Binar Insight. The Binar Bootcamp Program, an intensive course for beginners, has four classes of 4 to 6 months, including Product Management, UI / UX Design and Research, Android Engineering, and Fullstack Web Development.

Aslo, Binar Insight, a series of interactive webinars of 1.5 to 2 hours, with more diverse classes such as Product Management, Digital Marketing, and Data Science. The most popular classes are Product Management for Bootcamp Binars and Binar Insights.

In terms of demography, most Binar Academy users are high school graduates, students, and career shifter. This year, the company plans to increase collaboration with educational institutions including the government, universities and vocational schools. In addition, Binar Academy will also collaborate with companies affected by digitalization to upskilling employees to remain relevant.

In Indonesia, the bootcamp program becomes an alternative to non-formal education, especially for those who want to pursue a career in technology and programming. Apart from Binar, there are several other startups that offer similar services, including Hacktiv8, Impact Byte, and Skilvul. One of the unique options they offer is the “Income Share Agreement”, which allows students to gain knowledge first and pay accommodation fees later as they started to earn income.

Seed funding

Binar Academy’s Bootcamp class

In mid-April 2020, Binar Academy received seed funding led by Teja Ventures with the participation of several investors such as the Indonesia Women Empowerment Fund (IWEF – a fund that aims to create social impact, managed by Moonshot Ventures and YCAB Ventures), Eduspaze, The Savearth Fund, as well as several angel investors from ANGIN.

The fresh funds will be used to increase tech-education growth, as well as recruit experts in the fields of education and technology to provide digitalization of content and curricula to continuously train digital talents.

Binar Academy also targetimg to increase the growth of technology education products, as well as to recruit more experts in the fields of education and technology so that they can digitize content and curriculum for 45 thousand students in Indonesia.

“In the last three years, we have continued to develop our main product, namely Binar Bootcamp to meet the learning experience of our students and the market demand for digital talents. Inspiring Indonesian youth and helping them to discover their true potential will always be my mission,” said Alamanda.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Carro Resmikan Automall Point, Suguhkan Pengalaman “Online-Offline” dalam Jual-Beli Mobil

Pada kuartal I 2021, platform car marketplace Carro mengklaim berhasil membukukan total penjualan unit mobil bekas hingga di atas 100% dibandingkan kuartal IV 2020. Dan rata-rata penjualan mobil bekas didominasi jenis MPV dan SUV bertransmisi otomatis dengan harga jual kisaran Rp100 juta hingga Rp600 juta.

Menurut Co-founder Carro Aditya Lesmana, salah satu alasan mengapa penjualan mobil bekas lebih diminati saat pandemi, di tengah tekanan ekonomi  masyarakat membutuhkan opsi kendaraan yang lebih ekonomis, namun tetap aman dan berkualitas. Oleh karena itu bisa dikatakan secara nilai ekonomi, mobil bekas menjadi pilihan terbaik.

“Walaupun demikian banyak masyarakat masih ragu untuk pergi dari satu dealer ke dealer lain karena faktor keamanan dan kualitas. Faktor inilah yang menjadi salah satu kekuatan Carro, karena konsumen dapat memilih, melihat informasi, bahkan melakukan pembayaran maupun tukar tambah secara online, dan mobil pilihan konsumen akan langsung kami kirimkan ke alamat yang dituju,” kata Aditya.

Carro juga telah bekerja sama dengan e-commerce Tokopedia dan Blibli, yang semakin memudahkan konsumen untuk membeli mobil bekas berkualitas, serta melakukan tukar tambah secara cepat, dengan berbagai jenis pilihan pembayaran.

Sepanjang tahun 2020 merupakan periode yang penuh tantangan bagi banyak sektor, termasuk industri otomotif. Hal ini tercermin dari data yang dikeluarkan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil wholesales turun 48,35 persen pada 2020 dibandingkan 2019, sedangkan penjualan mobil ritel turun 44,55 persen.

Sementara itu menurut Lembaga Pembiayaan yang dihimpun Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pembiayaan mobil bekas pada Januari 2020 sempat menyentuh Rp58,35 triliun, namun angkanya terus turun hingga level terendahnya pada Agustus 2020, yaitu Rp51,32 triliun.

Hadirkan Carro Automall Point

Sepanjang 2020 lalu, melakukan beberapa inovasi dan ekspansi. Salah satunya dengan menghadirkan Carro Automall. Melalui Carro Automall, konsumen bisa mendapatkan pengalaman hybrid online-offline saat membeli mobil.

Sebelumnya, salah satu kompetitor mereka Carsome juga telah meluncurkan Carsome Experience Center, untuk hadirkan pengalaman serupa.

“Kami melihat pertumbuhan transaksi digital begitu pesat di Indonesia, di sisi lain konsumen juga tetap ingin mendapatkan pengalaman langsung dari sebuah gerai offline. Melalui kehadiran Carro Automall Point, kami meningkatkan sinergi online-offline dalam proses jual-beli mobil bekas. Sehingga di samping kecepatan, dan kepraktisan yang didapat dari penerapan teknologi digital secara online, konsumen juga dapat menikmati pengalaman langsung dari gerai offline kami,” kata Aditya.

Dengan diluncurkannya Carro Automall Point ini juga diharapkan perusahaan bisa menjangkau lebih luas lagi konsumen yang tinggal di luar pulau Jawa. Pasar mobil bekas yang masih tradisional turut menambah tantangan untuk mendapatkan mobil bekas berkualitas. Hal inilah yang menjadi perhatian Carro. Dalam waktu dekat ini Carro juga akan membuka Carro Automall Point di beberapa kota di Indonesia, antara lain Tangerang dan Semarang.

“Melalui Carro Automall, konsumen dari luar pulau Jawa dapat memilih, dan membeli mobil bekas berkualitas dengan mudah. Dan kami bahkan sudah berhasil mengirimkan mobil hingga ke Papua. Ditambah lagi dengan hadirnya Carro Automall Point di berbagai kota di Indonesia, akan membuat Carro dapat semakin dekat dan mudah dijangkau,” kata Aditya.

Disinggung apakah Carro memiliki rencana untuk penggalangan dana tahun ini, Aditya menegaskan sebagai platform jual-beli mobil bekas, Carro memiliki komitmen untuk terus meningkatkan layanan dan ekspansi bisnis agar bisa menjangkau seluruh masyarakat dan fundraising menjadi salah satu pilar perusahaan untuk mewujudkan komitmen tersebut.

Tahun 2019 lalu Carro mendapatkan pendanaan lanjutan senilai $30 juta atau setara dengan 428,2 miliar Rupiah. Investasi ini merupakan kelanjutan dari penggalangan seri B yang sebelumnya diumumkan pada Mei 2018 ($30 juta) dan Maret 2019 ($30 juta). Jika ditotal dari pendanaan pertama, kurang lebih Carro telah mengumpulkan total lebih dari $100 juta dari para investor.

“Kami sebagai startup selalu berada dalam fundraising-mode dan memastikan performa dan profitabilitas perusahaan di setiap lini selalu siap untuk mendapatkan pendanaan pada saat kapan pun.”

Application Information Will Show Up Here

Pandemi Akselerasi Bisnis Platform Proptech

Salah satu sektor yang sempat terganggu pertumbuhannya selama pandemi adalah sektor properti. Namun memasuki akhir tahun 2020, kondisi diklaim mulai membaik, dibarengi dengan mulai banyaknya permintaan dari pengguna. Sejumlah platform teknologi properti (proptech) optimis kondisi tahun ini lebih baik.

“Saat awal pandemi memang kami mengalami kendala. Namun akhir tahun 2020 lalu keadaan semakin membaik, [mulai] sekitar bulan September 2020 lalu tepatnya,” kata Co-Founder & CEO RoomME Glen Ramersan.

Country Manager Rumah123 Maria Manik mengatakan, “Secara keseluruhan Q-on-Q Maret 2020-Maret 2021 tren sewa dan dijual masih cukup konsisten.”

Sementara Rentfix mencatat adanya lonjakan permintaan di segmen sewa pergudangan. Permintaan pergudangan di kategori komersial lebih tinggi jumlahnya dibandingkan kategori lainnya seiring dengan naiknya permintaan di retail online.

“Kami tetap optimis bahwa di tahun 2021 ini permintaan apartemen maupun properti lainnya akan mengalami peningkatan,” kata CEO Rentfix Effendy Tanuwidjaja.

Pandemi “paksa” adopsi solusi teknologi

Masih dominannya developer dan agen menggunakan cara-cara tradisional untuk mempromosikan properti mereka dinilai menjadi penghambat adopsi teknologi di sektor ini. Strategi platform proptech untuk mempercepat pertumbuhan bisnis adalah melakukan edukasi ke mitra dan pengguna.

“Meskipun sebagian besar mitra kami adalah mereka yang tidak terlalu familiar dengan teknologi dan penggunaan aplikasi pada khususnya, namun karena pandemi mereka ‘dipaksa’ untuk bisa menggunakan dan membiasakan diri dengan aplikasi RoomME,” kata Glen.

Kegiatan tambahan, seperti mengikuti pameran properti dan talkshow properti secara online diklaim mampu meningkatkan jumlah pengguna dan mitra yang mengadopsi solusi teknologi. Konsumen sudah mulai merasakan manfaat kemudahan dalam mencari, menyewa, membeli, ataupun menjual properti melalui platform digital.

“Perubahan dari konsumen terkait dengan penyewaan dan jual beli properti di Rentfix selama pandemi adalah masyarakat semakin beradaptasi dengan teknologi menggunakan platform digital dalam mencari kebutuhan properti. Rentfix pun mencatat ada 100 ribu kunjungan pengguna per tahun 2020. [..] Sejumlah portal properti teknologi, baik sewa maupun jual beli atau proptech, menginformasikan lonjakan pengunjung di situs mereka,” kata Effendy.

Bagi Rumah123 yang sebagian besar pengguna mereka adalah pengembang dan agen, segala hal yang berkaitan dengan properti akan memerlukan edukasi secara terus menerus. Edukasi yang diberikan pun beragam bentuknya, termasuk berbentuk media artikel.

“Selain itu kami juga melakukan beberapa acara online semenjak pandemi seperti IG live, webinar dan online talkshow yang dikemas dengan menarik dan mengundang pembicara dari pakar properti, financial advisor / planner hingga influencer ataupun YouTuber,” kata Maria.

Tren pengguna proptech

Data yang dimiliki platform proptech mengungkapkan kebanyakan masyarakat Indonesia masih lebih memilih penyewaan dan jual beli rumah dibandingkan apartemen.

Dalam satu tahun terakhir, Rumah.com mencatat indeks harga apartemen, khususnya di Jabodetabek mengalami penurunan. Indeks harga apartemen secara nasional di Q1 2021 turun sebesar 5,3% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Sebagai perbandingan, indeks harga rumah tapak masih mengalami peningkatan tipis sebesar 0.5% YoY.

“Melihat indeks suplai listing apartemen untuk dijual yang juga mulai menurun, bisa diasumsikan bahwa jumlah unit apartemen saat ini sedang ada di puncaknya untuk beberapa waktu ke depan. Melihat perlambatan bahkan penurunan harga apartemen, wajar jika para pelaku properti berusaha memaksimalkan pemasukan dari sewa, khususnya melaui platform yang dapat memaksimalkan okupansi inventori sewa,” kata Consumer Marketing Manager Rumah.com Imam Wiratmadja.

Selama 1 tahun ke belakang, pencarian rumah masih merupakan pilihan utama, yaitu 88% dari total pencarian di Rumah123. Sedangkan urutan selanjutnya adalah tanah sekitar 7%, apartemen 3% dan komersial 2%. Jika dilihat dari YoY, volume pencarian rumah mengalami peningkatan sekitar 3%, apartemen menurun sekitar 2%, dan untuk tanah dan komersial mengalami penurunan yang tidak terlalu signifikan.

Sedangkan Rentfix mencatat, meskipun permintaan sewa apartemen saat ini memang mengalami penurunan, namun masih tetap ada.

“Beberapa hal yang nantinya akan menjadi pendorong utama yang akan bisa memperkuat daya sewa dan jual beli properti adalah, meningkatkan kepercayaan maupun keyakinan (confident) pasar, keamanan publik, serta mendorong peluang investasi yang lebih baik. Hal ini akan berlaku untuk semua sektor properti baik residensial maupun komersial,” kata Effendy.

Sementara itu bagi platform seperti RoomME, yang melakukan kurasi ketat untuk properti kos/co-living, rumah masih menjadi pilihan konsumennya. Selain harga yang jauh lebih terjangkau, kultur kekeluargaan di rumah membuatnya jauh lebih populer.

“Penghuni yang memang mencari kos biasanya mereka mencari convenience yang tidak akan pernah didapatkan di apartemen. Sedangkan penghuni yang mencari apartemen itu biasa mereka mencari privacy, yang memang kurang di kos,” kata Glen.

Perluas Kemitraan Antarnegara, Kiddo Hadirkan Kursus Bahasa Inggris untuk Anak

Setelah sebelumnya menggandeng platform asal Malaysia, GogoKids, untuk menambah pilihan edukasi anak kepada pengguna, Kiddo kembali menjalin kerja sama strategis dengan Kyna English yang merupakan penyedia layanan kursus berbahasa Inggris berstandar Cambridge asal Vietnam.

Kepada DailySocial, Co-founder & CEO Kiddo Analia Tan menyebutkan, setahun ke belakang mereka melihat pertumbuhan transaksi untuk kategori bahasa Inggris yang cukup tinggi mencapai 60%. Dengan alasan itulah kerja sama ini dilancarkan oleh Kiddo.

“Sebagai platform edukasi anak, kami paham bahwa kualitas konten itu sangat penting. Kyna English merupakan platform belajar bahasa Inggris yang menggunakan kurikulum Cambridge, salah satu kurikulum bahasa Inggris yang diakui seluruh dunia. Maka dari itu, kami yakin kerja sama ini akan menjadi salah satu opsi pembelajaran yang baik untuk pengguna Kiddo maupun calon pelanggan kami.”

Hadir sejak tahun 2013 lalu, Kyna English telah membantu anak-anak dengan sebuah metode yang telah terbukti dapat meningkatkan keterampilan mereka, yaitu mendengarkan, berbicara, dan membaca. Lebih dari 100 ribu orang tua di Vietnam telah mempercayai Kyna English untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris anak-anak mereka.

“Ambisi kami adalah memberdayakan generasi muda melalui teknologi, maka kemitraan dengan Kiddo merupakan langkah strategis kami untuk mewujudkan impian kami. Kami berharap dengan Kyna English, jutaan anak Indonesia dapat mengakses program bahasa Inggris berkualitas tinggi bertaraf internasional dengan biaya yang terjangkau dan penuh kenyamanan,” kata Co-founder & CEO Kyna English Tram Ho.

Rencana ekspansi dan perkuat tim

Tim dan manajemen Kiddo

Salah satu tujuan mengapa Kiddo memutuskan untuk menjalin kemitraan dengan platform asing di antaranya adalah, memperkenalkan lebih lanjut platform Kiddo dan harapannya bisa mewujudkan rencana perusahaan untuk go international. Selain itu Kiddo juga ingin menambah jumlah pengguna melalui kerja sama ini. Setelah Malaysia dan Vietnam, mereka memiliki rencana kolaborasi lainnya dengan berbagai platform edukasi anak di mancanegara.

“Kami selalu terbuka dengan kolaborasi internasional, dan saat ini kami aktif mencari konten-konten internasional lainnya, terutama untuk kategori pembelajaran yang banyak diminati oleh pasar Indonesia,” kata Analia.

Kiddo juga telah meluncurkan fitur baru yang bernama “Milestone Tracker” yang memberikan kemudahan untuk orang tua dalam mengetahui potensi si kecil melalui tes tumbuh kembang dan potensi gratis dengan hasil real-time. Setelah mengetahui kecenderungan potensi anak, orang tua dapat mengakses ribuan panduan aktivitas yang sudah disesuaikan dengan hasil tes, untuk menstimulasi tumbuh kembang si kecil.

Setelah pandemi mempercepat adopsi dan pertumbuhan bisnis Kiddo, tahun ini perusahaan mengklaim telah mengalami pertumbuhan jumlah pengguna secara signifikan. Kiddo juga telah mengantongi pendanaan awal dari OCBC NISP Ventura pertengahan tahun lalu, perusahaan juga berencana untuk melakukan penggalangan dana dalam waktu dekat untuk tahapan selanjutnya.

Kiddo juga ingin menambah area layanan di kota-kota besar lainnya tahun ini, penambahan tim internal juga masih terus dilakukan oleh Kiddo untuk memperkuat perusahaan.

Binar Academy dan Misinya Tingkatkan Kemampuan Talenta Digital Indonesia

Salah satu sektor yang terdongkrak pertumbuhannya saat pandemi adalah edtech. Semakin banyak masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan untuk kemudian beradaptasi untuk belajar secara online.

Sebagai platform yang fokus pada pengembangan kemampuan dan talenta digital, Binar Academy mengklaim telah berhasil mengedukasi lebih dari 8 ribu siswa di tahun 2020 dan menghasilkan peningkatan pendapatan sebesar 80%.

Didirikan pada tahun 2017, startup ini dirintis oleh Alamanda Shantika yang merupakan mantan VP Technology and Product pertama Gojek bersama dengan dua alumni Gojek lainnya, yaitu Dita Aisyah dan Seto Lareno.

“Pandemi Covid-19 telah mendorong institusi pendidikan, guru, murid, dan juga para orang tua di Indonesia untuk beradaptasi belajar online. Sudah saatnya bagi kita untuk berinovasi dalam menyajikan pendidikan dan menciptakan pengalaman belajar yang menarik sekaligus menyenangkan. Saya yakin bahwa kombinasi dari pengalaman belajar kontemporer, teknologi, dan komunitas akan menghasilkan hal itu semua,” kata Founder & CEO Binar Academy Alamanda Shantika.

Binar Academy menawarkan dua program pendidikan utama. Di antaranya adalah Binar Bootcamp dan Binar Insight. Program Binar Bootcamp, kursus intensif bagi pemula, mempunyai empat kelas berdurasi 4 sampai 6 bulan yaitu: Product Management, UI/UX Design and Research, Android Engineering, dan Fullstack Web Development.

Kemudian Binar Insight, berbagai seri webinar interaktif berdurasi 1,5 sampai 2 jam, mempunyai kelas yang lebih beragam seperti Product Management, Digital Marketing, dan Data Science. Kelas yang paling banyak dipilih pengguna adalah Product Management untuk Binar Bootcamp dan Binar Insight.

Secara demografi kebanyakan pengguna Binar Academy adalah lulusan SMA, mahasiswa, dan orang-orang yang ingin berganti karier (career shifter). Tahun ini perusahaan berencana untuk meningkatkan kolaborasi dengan institusi pendidikan termasuk dengan pemerintah, universitas, dan sekolah vokasi. Selain itu, Binar Academy juga akan berkolaborasi dengan perusahaan yang terdampak oleh digitalisasi untuk upskilling employee agar kemampuannya kembali relevan.

Di Indonesia sendiri program bootcamp memang menjadi alternatif pendidikan nonformal, khususnya bagi mereka yang ingin menekuni bidang teknologi dan pemrograman. Selain Binar, ada beberapa startup lain yang tawarkan layanan serupa, di antaranya Hacktiv8, Impact Byte, dan Skilvul. Salah satu opsi menarik yang mereka tawarkan adalah skema “Income Share Agreement”, memungkinkan pelajar untuk terlebih dulu menimba ilmu dan baru membayar biaya akomodasi setelah mendapatkan penghasilan dari keahliannya.

Kantongi pendanaan tahap awal

Kelas Academy Bootcamp Binar Academy

Pertengahan April 2020 lalu Binar Academy telah menerima pendanaan tahap awal dipimpin oleh Teja Ventures dengan partisipasi dari beberapa investor seperti Indonesia Women Empowerment Fund (IWEF— dana yang bertujuan untuk menciptakan dampak sosial dan dikelola bersama oleh Moonshot Ventures dan YCAB Ventures), Eduspaze, The Savearth Fund, serta beberapa angel investor dari ANGIN.

Dana segar tersebut rencananya akan digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan pendidikan teknologi, serta merekrut pakar di bidang pendidikan dan teknologi agar dapat menyediakan digitalisasi konten dan kurikulum untuk melatih kemampuan talenta digital secara terus-menerus.

Binar Academy tahun ini juga memiliki target untuk meningkatkan pertumbuhan produk pendidikan teknologi, serta merekrut lebih banyak pakar di bidang pendidikan dan teknologi agar dapat menyediakan digitalisasi konten dan kurikulum untuk 45 ribu siswa di Indonesia.

“Dalam tiga tahun terakhir, kami terus mengembangkan produk utama kami yaitu Binar Bootcamp untuk memenuhi pengalaman belajar siswa kami dan permintaan pasar akan talenta digital. Menginspirasi pemuda Indonesia dan membantu mereka untuk menemukan potensi mereka yang sesungguhnya akan selalu menjadi misi saya,” kata Alamanda.

Gandeng CariUstadz, Justika Hadirkan Kalkulator Waris Islam

Bertujuan untuk memudahkan umat Islam mengetahui lebih jelas informasi tentang waris, platform marketplace jasa hukum Justika menjalin kerja sama strategis dengan platform CariUstadz guna meluncurkan “Kalkulator Waris Islam”.

Kepada DailySocial, Co-Founder & CEO Justika Melvin Sumapung mengungkapkan, berdasarkan riset yang dilakukan internal terungkap bahwa masyarakat umumnya sulit mendapatkan sumber informasi terpercaya mengenai pembagian waris. Karena dasar hukumnya yang tidak jelas, belum ada sumber terpercaya, serta tidak ada informasi mengenai langkah lanjutan yang harus dilakukan.

Selain itu, menurut pendapat ahli, dengan mengetahui perhitungan dari awal kemungkinan adanya konflik saat pembagian waris menjadi lebih kecil.

Diharapkan Kalkulator Waris Islam menjadi sebuah solusi bagi masyarakat yang mengalami kesulitan dalam hal perhitungan harta waris dan pendampingan dalam pembagian harta waris tersebut sesuai dengan hukum Islam.

“Bulan ramadan adalah momen yang tepat untuk berkumpul bersama keluarga dan mempererat silaturahmi. Meski begitu, sebagian besar keluarga biasanya sungkan untuk mengangkat topik atau masalah yang ada di dalam keluarga secara bersama-sama. Melalui kalkulator waris, diharapkan para keluarga di Indonesia bisa menyelesaikan permasalahan yang ada dengan mudah dan transparan tanpa menyudutkan pihak mana pun.”

Secara khusus kalkulator ini menggunakan dasar hukum yang berlaku di Indonesia dan utamanya digunakan di pengadilan agama, yaitu Kompilasi Hukum Islam (KHI). Selain itu, kalkulator sudah melalui pengujian oleh ahli, yaitu ustaz, advokat, dan hakim pengadilan agama.

“Kalkulator waris Islam yang dipersembahkan Justika dan CariUstadz adalah solusi untuk membuka lembaran baru di keluarga Anda. Kalkulator ini dapat menghitung pembagian waris secara transparan, akurat, dan sesuai dengan syariat dan undang-undang yang berlaku di Indonesia,” kata Pimpinan CariUstadz Ali Nurdin.

CariUstadz merupakan platform untuk menghubungkan umat dengan ustaz/ustazah secara online. Selain itu, CariUstadz juga menyajikan berbagai kurikulum kajian yang terstruktur dan sistematis untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Platform ini juga menyediakan fitur tanya jawab. Hingga saat ini sudah ada sekitar 350 ustaz/ustazah yang bergabung dalam platform. Untuk jumlah pengguna, tahun lalu CariUstadz telah memiliki sebanyak 115.588 pengguna, sementara di Q1 2021 berjumlah sekitar 54.885 di luar pengguna korporasi.

Cara kerja dan strategi monetisasi

Untuk menggunakan fitur ini, pengguna bisa langsung mengunjungi situs khusus. Setelah mengisi beberapa data terkait harta dan kondisi ahli warisnya, kemudian secara otomatis akan muncul hasil perhitungan pembagian harta waris. Bagi pengguna yang ingin berdiskusi lebih jauh terkait pembagian harta waris dan mendapatkan saran langsung dari konsultan hukum maupun ustaz maka dapat mengakses fitur konsultasi dengan klik tombol yang akan muncul di website. Kalkulator saat ini bisa digunakan di seluruh Indonesia.

Melalui fitur ini, pengguna dengan mudah dapat menghitung secara otomatis pembagian harta waris secara gratis. Selain itu, terdapat fitur tambahannya yakni konsultasi dengan para ahli di bidang waris, yaitu konsultan hukum maupun ustaz secara online. Saat ini kalkulator bisa diakses secara gratis. Namun, setelah pengguna menggunakan kalkulator dan butuh saran lanjutan dapat konsultasi dengan ustaz atau advokat. Konsultasi dengan advokat akan diarahkan ke advokat Justika dengan biaya tersendiri.

“Melalui fitur terbaru ini, diharapkan bisa menjangkau pengguna Justika dan khususnya CariUstadz untuk melakukan perhitungan waris yang akurat. Dengan demikian ke depannya semakin banyak keluarga yang bisa menyelesaikan konflik warisnya secara damai. Lalu, kalkulator ini dapat dijadikan referensi yang terpercaya dan mudah digunakan untuk pembagian waris,” kata Melvin.

Gambar Header: Depositphotos.com

Endeavor Indonesia Gelar “ScaleUp Growth Program”

Bertujuan mendukung para founder dan entrepreneur yang sudah melewati fase product-market fit untuk bisa scale-up melewati inflection point mereka yang selanjutnya, Endeavor Indonesia menggelar program “Endeavor Indonesia ScaleUp Growth Program”.

Mereka yang telah memiliki kantor pusat di Indonesia, telah menjalankan bisnis selama lebih dari dua tahun, telah menerima pendanaan sebesar $2 juta lebih atau mereka yang telah menghasilkan lebih dari $2 juta pendapatan tahunan di tahun 2020, berkesempatan mendaftar dalam program ini.

Ini adalah pertama kalinya Endeavor Indonesia mengadakan program akselerator.

Kepada DailySocial, Entrepreneur Search and Growth Endeavor Indonesia Zakia Syifa mengungkapkan, program ini merupakan akselerator non-dilutif, sehingga Endeavor tidak akan melakukan penyertaan modal bagi perusahaan yang terpilih. Hal ini juga yang menjaga Endeavor untuk menjaga prinsip pertama dan utamanya, yaitu “Entrepreneur First” dengan menyediakan dukungan yang netral melalui mentor-mentor, agar para mereka dapat menentukan langkah terbaik bagi bisnisnya.

“Program ini sepenuhnya didesain untuk menjadi tempat bagi pengusaha untuk tumbuh, menemukan kejelasan dan validasi tentang bisnis dan strategi mereka, serta jawaban atas tantangan-tantangan terbesar dalam proses scaling-up. Selain itu, peserta juga dapat mengembangkan bisnisnya dari sisi komersial melalui jaringan Endeavor yang mereka dapatkan melalui program ini, serta dapat mengakselerasi proses pendanaan bagi mereka yang sedang aktif mencari.”

Untuk mendukung kegiatan yang ada, ScaleUp Program juga akan memanfaatkan sejumlah mentor Endeavor yang sudah ada. Secara keseluruhan saat ini Endeavor Indonesia telah memiliki sekitar 80 orang mentor yang berasal dari pebisnis dan profesional dengan lebih dari 15 tahun pengalaman di bidangnya masing-masing.

“Melalui program ini Endeavor ingin berbuat lebih banyak untuk menyiapkan para entrepreneur untuk memasuki fase scale-up dan menjadi Endeavor Entrepreneur, sehingga ke depannya dapat segera menerima manfaat penuh dari Endeavor sebagai organisasi yang fokus menyediakan dukungan untuk perusahaan scale-up.”

Dukung entrepreneur daerah

Telah hadir sejak 2012, program Endeavor Indonesia yang fokus menyeleksi dan membantu high-impact entrepreneur telah memiliki beberapa rencana dan target yang bakal dilancarkan tahun ini. Salah satunya adalah membantu lebih banyak entrepreneur daerah yang hingga saat ini masih kurang mendapatkan kesempatan, seperti para entrepreneur yang bermukim di kota-kota besar.

“Kami ingin mencari lebih banyak startup yang berasal dari daerah, memiliki latar belakang unik namun memiliki impact yang besar. Bisa jadi mereka yang berasal dari kalangan menegah ke bawah dan memiliki perhatian dengan lingkungan akan menjadi prioritas kami ke depannya,” kata Chairman Endeavor Indonesia 2020 Arif P. Rachmat.

Selama ini Endeavor Indonesia telah membantu entrepreneur berpengaruh mengakselerasi pertumbuhan usaha mereka dengan memperkenalkan mereka ke pakar industri lokal dan global yang menjadi mentor mereka. Endeavor Indonesia juga memberikan akses komprehensif ke pasar, permodalan dan talenta. Salah satu entrepreneur berpengaruh yang didukung oleh Endeavor Indonesia adalah CEO dan Co-Founder eFishery Gibran Huzaifah.

Klaim Pertumbuhan Bisnis, Carsome Indonesia Resmikan “Experience Center”

Pandemi tahun lalu ternyata cukup mempengaruhi bisnis platform digital untuk penjualan mobil bekas Carsome. Kepada DailySocial, Co-founder & Group CEO Carsome Eric Cheng mengungkapkan, saat Malaysia, Indonesia, dan Thailand menjalani fase lockdown Covid-19 pada Maret-April tahun lalu, sebagian besar operasional bisnis Carsome terhenti. Meskipun demikian, mereka kemudian mampu mengendalikan situasi dengan cepat dan menjaga angka permintaan untuk mencapai v-shape recovery di Juni 2020.

“Di Q3 2020, kami akhirnya berhasil pulih sepenuhnya ke volume transaksi sebelum pandemi akibat permintaan kepemilikan kendaraan pribadi sebagai pilihan mobilitas yang lebih aman di tengah pandemi (dibandingkan dengan transportasi online atau transportasi umum).”

Momen tersebut kemudian menjadi titik balik untuk pemulihan cepat dan pertumbuhan kuat perusahaan. Sehingga pada kuartal Q4 2020 berhasil membukukan pendapatan tertinggi yang jumlahnya dua kali lipat dari periode sebelum pandemi. Selain itu, Carsome juga berhasil mencapai profitabilitas operasional group pada Q4 2020.

Akhir tahun 2020 lalu Carsome juga telah telah membukukan pendanaan seri D senilai $30 juta atau setara 424 miliar Rupiah. Investor yang terlibat meliputi Asia Partners, Burda Principal Investments, dan Ondine Capital. Sejauh ini menjadi all-equity financing terbesar dalam industri otomotif online di Asia Tenggara.

Setahun sebelumnya, tepatnya awal Desember 2019, Carsome mengumumkan perolehan pendanaan seri C senilai $50 juta. Putaran ini didukung MUFG Innovation Partners, Daiwa PI Partners, Endeavour Catalyst, Ondine Capital, serta investor di putaran sebelumnya termasuk Gobi Partners dan Convergence Ventures.

Luncurkan “Experience Center”

Diluncurkan pertama kalinya di Malaysia bulan Agustus 2020 lalu, bulan April tahun ini Carsome meresmikan “Carsome Experience Center” mereka di Indonesia. Bertempat di Jalan Sultan Iskandar Muda No.1A, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Carsome Pondok Indah Experience Center menjadi solusi bagi konsumen untuk membeli mobil bekas yang berkualitas serta bergaransi secara aman dan mudah.

Rencananya Carsome juga akan membuka Experience Center di Thailand tahun ini. Harapannya konsumen di semua negara juga bisa merasakan pengalaman yang aman dan mendapatkan jaminan kualitas ketika membeli mobil bekas.

“Kami memahami susahnya membeli mobil bekas seperti, sulit mendapatkan info yang akurat, kondisi mobil yang ada di listing berbeda dengan kondisi mobil aslinya, banyak penambahan biaya-biaya tak terduga dari harga yang tertera di listing, dan tidak ada jaminan kualitas adalah beberapa di antaranya,” kata Eric.

Secara khusus Carsome ingin mempermudah masyarakat merasakan pengalaman yang nyaman dan mudah untuk membeli. Menawarkan beragam pilihan mobil bekas yang telah terpilih dan melewati standar pemeriksaan mobil yang ketat dan berkualitas tinggi. Mobil-mobil yang tidak mengalami kecelakaan besar, kebanjiran, atau memiliki kerusakan rangka.

Di sisi lain, Carsome juga ingin memperkuat industri mobil bekas di Indonesia, memperkenalkan cara terpercaya bagi konsumen dalam membeli mobil bekas dan tentunya membangun platform yang terpercaya dan terintegrasi untuk mobil-mobil bekas tersertifikasi.

“Setelah menelusuri informasi yang rinci dan melakukan pemesanan secara online di platform, pelanggan dapat mengunjungi Carsome Experience Center untuk melihat kondisi mobil yang sebenarnya, test drive, atau untuk mendapatkan informasi lebih dalam dari konsultan Carsome kami. Dengan itu, kami berharap dapat menjangkau konsumen yang biasanya ragu membeli mobil bekas karena kurangnya kepercayaan,” kata Eric.

Disinggung apa yang membedakan pasar Indonesia dibandingkan dengan negara lainnya, Eric menegaskan Indonesia adalah negara di Asia Tenggara dengan volume penjualan mobil bekas tertinggi, 2,5 juta unit terjual pada 2019 dengan market size sekitar $20 Miliar. Laju pertumbuhan tahunan gabungan (2010-2019) untuk penjualan mobil bekas di Indonesia adalah 8%, sedangkan kepemilikan mobil per 1.000 orang berada pada 77, dibandingkan dengan Malaysia (353), Thailand (243) dan Singapura (94).

“Melalui informasi dari laporan MomentumWorks, serta besarnya populasi dan cakupan geografis Indonesia, kami yakin bahwa Indonesia adalah pasar yang penuh dengan potensi pertumbuhan namun belum terfasilitasi. Hal ini membuat kami sangat yakin dengan prospek yang ada, dan kami berharap dapat memperluas cara baru membeli mobil ke lebih banyak kota di Indonesia,” tutup Eric.

Application Information Will Show Up Here

Aplikasi Rentique Jembatani Pengguna dengan Desainer dan Brand Fesyen

Besarnya minat perempuan Indonesia untuk bisa menyewa bahkan membeli produk fesyen desainer dan berbagai brand, menjadi salah satu alasan utama mengapa Rentique didirikan. Kepada DailySocial, Co-Founder & CEO Rentique Dea Amira mengungkapkan, layanannya juga ingin membantu desainer lokal untuk mengenal lebih jauh siapa pelanggan mereka melalui aplikasi.

“Platform penyewaan produk fesyen ini bukan hanya menawarkan produk berkualitas milik Rentique dan mitra desainer lokal, namun juga menyediakan layanan pengiriman, pengembalian, hingga laundry kepada pelanggan dan mitra. Saat ini Rentique sudah tersebar hampir di seluruh Indonesia dengan lebih dari 55 ribu pengguna aktif.”

Secara umum Rentique memiliki dua pilihan, yaitu one time rental dan dream closet. Pelanggan bisa mendapatkan produk fesyen berkualitas dengan harga terjangkau. Dari sisi demografi kebanyakan pelanggan Rentique adalah perempuan Indonesia yang berusia 20-40 tahun dan profesional atau mereka yang bekerja.

“Memanfaatkan sepenuhnya aplikasi, kami ingin mempermudah proses penyewaan produk fesyen bahkan pembelian kepada perempuan Indonesia,” kata Dea.

Untuk mempercepat pengiriman dan pengembalian barang, Rentique juga menjalin kemitraan dengan Gojek dan Shipper. Untuk pilihan pembayaran Rentique menawarkan pilihan seperti bank transfer, kartu kredit, dan Ovo. Saat ini Rentique telah mendapatkan pendanaan dari venture capital dan beberapa angel investor, namun enggan untuk menyebutkan detailnya.

Pemanfaatan data

dea22

Berbeda dengan platform serupa lainnya yang menawarkan layanan penyewaan hingga pembelian produk fesyen hingga produk preloved, Rentique yang sepenuhnya memanfaatkan proses secara digital, mengelola data pelanggan mereka yang diperoleh melalui aplikasi untuk membantu mitra desainer lokal hingga brand.

“Kebanyakan platform lainnya hanya beli-putus kepada desainer hingga brand. Sementara kami ingin membantu mereka mitra kami meningkatkan bisnis mereka dengan bergabung bersama Rentique. Desainer dapat menambah pendapatan baru, setiap bulannya menghasilkan keuntungan lebih dari 20%,” kata Dea.

Rentique juga membagikan informasi terkait quality control kepada desainer, hal-hal sederhana seperti tren pasar, atau cara agar jahitan kancing dapat diperkuat, mereka meyakini hal tersebut dapat membantu desainer untuk meningkatkan daya tahan barang, dan sebagai bahan pengambilan keputusan yang lebih baik untuk koleksi di masa mendatang.

Dengan demikian diharapkan ke depannya, para mitra bisa mengetahui lebih jelas, siapa pelanggan mereka, produk yang menjadi pilihan dan desain yang diinginkan. Untuk strategi monetisasi yang diterapkan Rentique berupa komisi dari mitra.

Untuk pelanggan dengan mengedepankan proses melalui aplikasi, diharapkan bisa memudahkan mereka mencari dan pada akhirnya melakukan transaksi melalui aplikasi Rentique. Sejak didirikan akhir tahun 2019 lalu, saat ini Rentique telah memiliki lebih dari 5000 produk fesyen dari desainer internasional maupun lokal, dan telah bekerja sama dengan lebih dari 60 brand lokal selama pandemi. Yang mana kebanyakan brand tersebut dipimpin oleh wanita.

Meskipun sempat mengalami penurunan bisnis saat awal masa pandemi tahun lalu, namun saat ini bisnis Rentique kembali pulih dan mulai menerima permintaan dari pelanggan untuk penyewaan produk fesyen secara online.

“Selain produk fesyen ke depannya kita juga ingin menghadirkan produk lifestyle kepada pelanggan. Kami ingin menjadi one stop platform untuk produk fesyen dan lifestyle di Indonesia,” kata Dea.

Besarnya Minat Pemodal Ventura Lokal hingga Asing Berinvestasi di Startup Indonesia

Dalam paparan riset yang dilakukan oleh Alpha JWC Ventures bersama Kearney terungkap, masih banyak pemodal ventura lokal hingga asing yang berencana untuk berinvestasi kepada startup Indonesia.

Dalam salah satu rangkaian webinar #StartupUntukNegeri yang diinisiasi Amazon Web Services dan DailySocial, Co-Founder & General Partner Alpha JWC Ventures Jefrey Joe mengatakan, saat ini masih tersedia dana simpanan para VC yang telah dibukukan sejak tahun 2020. Namun yang membedakan kegiatan investasi saat pandemi adalah, proses due diligence dan kurasi yang makin ketat.

“Investasi di sektor teknologi menggiurkan bagi investor, terbukti dengan jumlah yang terus bertambah bahkan hingga 2 kali lipat meskipun saat pandemi. Ke depannya saya melihat akan makin banyak venture capital yang lebih berhati-hati ketika ingin memberikan investasi kepada startup Indonesia.”

Ada beberapa alasan mengapa saat pandemi masih banyak permodal ventura yang kemudian menggelontorkan dana mereka kepada startup Indonesia. Mulai dari perkembangan makro ekonomi positif, meningkatnya kualitas startup dan founder, adopsi digital yang lebih cepat selama pandemi, hingga upaya pemerintah memajukan ekosistem di kota tier 2 dan 3 dan tentunya infrastruktur digital yang makin membaik.

“Kemajuan teknologi juga dibantu dengan penetrasi internet di tanah air serta kemampuan belanja serta pembagunan infrastruktur di Indonesia, menjadi faktor yang kemudian menarik untuk dilirik oleh para investor. Ke depannya saya melihat akan bertambah lagi pertumbuhan digital di ekonomi digital Indonesia,” kata Jefrey.

Ditambahkan olehnya, Indonesia merupakan negara di Asia Tenggara yang memiliki potensi untuk menjadi raksasa di regional. Saat ini menjadi momen yang tepat bagi Indonesia untuk tumbuh, didukung dengan jumlah populasi yang besar, yang didominasi oleh usia produktif dan berbakat.

Edukasi dorong adopsi digital

Menurut Shirley Santoso selaku Partner & Presiden Direktur Kearney, meskipun saat ini pertumbuhan ekonomi digital masih terkonsentrasi di kota tier 1 seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya, namun melihat potensi yang ada kota di tier 2 seperti Semarang, Makassar, dan Denpasar sudah mulai menunjukkan pertumbuhan yang baik. Demikian juga dengan kota-kota di tier 3 seperti Magelang, Prabumulih, dan lainnya. Yang menjadi tantangan tentunya adalah kemauan dan inisiatif dari mereka untuk mulai mengadopsi teknologi.

“Kebanyakan dari mereka masih belum bersedia untuk mengeluarkan biaya lebih untuk membeli paket data atau menggunakan smartphone. Mereka masih cukup nyaman menggunakan cara-cara tradisional.”

Untuk memicu lebih banyak lagi masyarakat di kota tier 2 dan 3 mengadopsi teknologi, kegiatan edukasi kemudian wajib untuk dilancarkan. Bukan hanya dari pemerintah, namun juga startup hingga perusahaan teknologi yang ingin meng-cater kebutuhan mereka.

“Dengan kekuatan ekonomi yang dimiliki oleh kota-kota di tier 2 dan 3, memiliki potensi besar bagi mereka untuk menjadi kontributor inti bagi digital ekonomi di Indonesia ke depannya,” kata Shirley.

Terkait dengan bisnis UMKM, saat ini sudah mulai banyak yang memanfaatkan teknologi untuk membantu bisnis mereka tumbuh lebih baik lagi. Namun kebanyakan dari mereka masih cukup pasif mengurus bisnis, dan hanya terbatas di penjualan, pembukuan, sourcing dan pengaturan inventori. Hanya sedikit di antara mereka yang kemudan menggunakan teknologi secara menyeluruh.

“Mayoritas masih melakukan kegiatan usaha secara tradisional, namun demikian awareness mereka akan produk digital cukup tinggi. Untuk itu penting diberikan edukasi solusi digital yang bisa membantu mereka,” kata Jefrey.

Jefrey menyimpulkan, teknologi dapat mengubah secara positif bagi bisnis UMKM, namun dibutuhkan kegiatan yang lebih untuk mendorong pertumbuhan tersebut yaitu melalui edukasi. Untuk itu bagi startup dan perusahaan teknologi yang ingin menyasar kepada pelaku UMKM, harus ada penawaran yang jelas dan solusi yang benar-benar dibutuhkan pengguna.

Gambar Header: Depositphotos.com