Rangkaian Fitur Snapdragon 8 Gen 1, Chipset 4nm Pertama Qualcomm dengan Arsitektur ARMv9

Lewat acara tahunan Snapdragon Tech Summit 2021, Qualcomm secara resmi mengumumkan chipset generasi berikutnya untuk smartphone Android flagship tahun depan. Penerus Snapdragon 888 ini menggunakan skema penamaan baru, sambutlah Snapdragon 8 Gen 1.

Seperti yang terjadi setiap tahunnya, Qualcomm menghadirkan beberapa peningkatan besar pada Snapdragon 8 Gen 1. Ia menjadi chipset 4nm pertama dari Qualcomm dan menggunakan arsitektur ARMv9 terbaru dari ARM.

Secara khusus, CPU Kryo octa-core pada Snapdragon 8 Gen 1 masih mempertahankan tiga desain cluster. Terdiri dari 1x core utama yang berdasarkan Cortex-X2 yang berjalan pada 3.0 GHz. Bersama 3x core performance berasis Cortex-A710 pada 2.5 GHz, dan 4x core efficiency menggunakan Cortex-A510 yang berjalan pada 1.8 GHz.

Secara keseluruhan, kombinasi CPU baru tersebut akan menawarkan kinerja hingga 20% lebih cepat dan efisiensi daya 30% lebih baik daripada yang ada di Snapdragon 888. Pindah ke GPU, Adreno baru pada Snapdragon 8 Gen 1 menjanjikan peningkatan kinerja hingga 30% dan efisiensi daya 25% lebih baik.

Selain itu, Snapdragon 8 Gen 1 dilengkapi dengan modem 5G terintegrasi baru generasi keempat yakni Snapdragon X65. Modem ini dibangun di atas kompatibilitas mmWave dan sub-6GHz, secara teori dapat memberikan kecepatan puncak hingga 10 Gbps dan mendukung spesifikasi 3GPP Release 16 terbaru. Konektivitas lokalnya meliputi WiFi 6 dan 6E, serta Bluetooth LE Audio, dan teknologi Snapdragon Sound untuk menghadirkan AptX Lossless wireless audio.

Terkait kemampuan pencitraan, Qualcomm menghadirkan teknologi Snapdragon Sight. Nama yang diberikan untuk image signal processor (ISP) 18-bit di dalam chipset. Secara total, ISP dapat memproses hingga 3,2 gigapixel per detik.

Digabungkan dengan pengoptimalan lainnya, ia dapat menangkap 240 foto 12MP per detik – dua kali lipat dari yang dapat dikelola oleh ISP Snapdragon 888. Bila dipasangkan dengan sensor 108MP, ISP dapat mengambil foto beresolusi penuh pada 30 fps. Atau menggunakan tiga kamera 36MP secara bersamaan dengan kecepatan 30 fps.

Qualcomm mendesain ulang ISP untuk bekerja pada 18-bit per channel, naik dari 14-bit. Ini mengarah pada peningkatan dynamic range 4 stop dan penanganan HDR yang lebih baik. Ia juga dapat mengambil gambar dalam format RAW 18-bit yang tidak dikompresi untuk diedit sehingga para profesional dapat menggunakan setiap data yang ditangkap oleh sensor gambar.

Kemampuan perekaman videonya juga meningkat, resolusi maksimumnya tetap 8K pada 30fps, tetapi sekarang mendukung pengambilan HDR (HDR10 dan HDR10+). Didukung Electronic Image Stabilization dan pengguna dapat mengambil foto 64MP saat merekam video 8K 30 fps.

ISP juga memiliki serangkaian engine khusus untuk tugas foto tertentu. Salah satunya adalah Bokeh Engine, untuk menambahkan blur di background pada foto dan video. Qualcomm bermitra dengan Leica untuk menghadirkan koleksi tiga filter Leitz Looks baru, termasuk Noctilux, Street, dan Vintage.

AI juga sudah digunakan untuk auto exposure dan autofocus, dengan AI face detection yang kecepatan dan akurasinya turut ditingkatkan. AI Engine generasi ketujuh yang baru dapat melakukan 4x pekerjaan dengan efisiensi daya 70% lebih tinggi.

Sebenarnya ada ISP keempat di Snapdragon 8 Gen 1 yang menjadi bagian dari Sensor Hub generasi ketiga dan memungkinkan fitur kamera selalu aktif. ISP ini dapat meningkatkan kecepatan face unlock dan dapat mendeteksi orang lain sehingga smartphone akan otomatis menyembunyikan notifikasi.

Tentu saja, ada masalah privasi dengan kamera yang selalu aktif dan Qualcomm menganggapnya serius. Oleh sebab itu, tidak ada data dari ISP ini yang akan meninggalkan perangkat dan dilindungi oleh fitur keamanan baru dari chip Snapdragon. Selain itu, fitur ini akan tergantung pada OEM untuk mengaktifkan atau menonaktifkan dan memberikan kontrol yang sesuai kepada pengguna.

Qualcomm mengatakan bahwa smartphone Android flagship pertama yang ditenagai oleh chipset Snapdragon 8 Gen 1 akan diluncurkan sebelum tahun berganti.

Sumber: Qualcomm, GSMArena

App Annie: Hypercasual Games Masih Populer di Q3 2021

Tahun lalu, game jadi salah satu industri yang justru tumbuh selama pandemi COVID-19. Sekarang, pandemi COVID-19 sudah mulai teratasi, memunculkan dugaan bahwa pertumbuhan industri game akan melambat. Namun, menurut analisa dari App Annie, total belanja para gamers di 2021 akan tetap naik. Pada 2020, total belanja dari mobile gamers mencapai US$100 miliar. Di tahun ini, angka itu diperkirakan akan naik 20%, menjadi US$120 miliar.

Sementara itu, pada Q3 2021, total downloads dari mobile game mencapai 14,3 miliar games. Hypercasual games memberikan kontribusi sebesar 3,6 miliar downloads. Kepada VentureBeat, Lexi Sydow, Head of Insights, App Annie, mengatakan, tren hypercasual gamesgame-game yang bisa dimainkan dalam waktu satu menit atau bahkan kurang — masih belum akan mati.

Genre Terpopuler Sepanjang Q3 2021

Menurut laporan App Annie, Runner Action merupakan sub-genre yang paling banyak diunduh dalam kategori action game. Total downloads dari Subway Surfers hampir mencapai dua miliar downloads, sementara total donwloads dari Temple Run hampir mencapai satu miliar downloads. Dari segi spending, 4X March-Battle Strategy adalah sub-genre dengan total belanja paling besar. Secara global, total belanja dari game-game dengan sub-genre tersebut mencapai US$2,4 miliar.

Sementara itu, M3-Meta Match menjadi sub-genre yang paling banyak diunduh dalam kategori match-3 games. Di kategori casino games, slots games merupakan sub-genre paling populer. Total spending para pemain slot games mencapai US$1,4 miliar. Sementara di kategori balapan, competitive racing adalah sub-genre dengan total belanja gamers paling besar.

Sydow mengungkap, kunci untuk membuat mobile game yang populer adalah fokus pada monetisasi serta engagement dan retensi pemain. Salah satu fitur yang mendorong pemain untuk membeli item dalam game adalah purchase bundles. Fitur lainnya yang bisa mendorong pemain untuk merogoh kocek mereka adalah fitur piggy bank.

Fitur piggy bank memungkinkan pemain untuk mengumpulkan mata uang dalam game dengan memainkan game seperti biasa. Mata uang yang terkumpul akan tersimpan dalam bagian khusus, yaitu piggy bank. Nantinya, pemain akan bisa mengklaim mata uang yang tersimpan dalam piggy bank. Biasanya, fitur piggy banks digunakan oleh game-game kasual atau game kasino, menurut laporan Game Refinery.

Sementara itu, fitur Task System dan Rewards bisa mendorong pemain untuk membuka game beberapa kali dalam sehari, yang akhirnya dapat meningkatkan tingkat engagement para pemain. Terakhir, untuk membuat pemain terus memainkan sebuah mobile game, developer bisa menggunakan fitur Collection Mechanics dan membuat Foreshadowed Content.

Popularitas Hypercasual Game 

Pada Q3 2021, sekitar 33% dari total downloads mobile game berasal dari hypercasual games. Di kuartal itu, secara total, hypercasual games diunduh sebanyak 3,6 miliar kali, hampir 2 kali lipat dari total downloads hypercasual games pada periode yang sama pada tahun lalu. Salah satu hypercasual games yang paling banyak diunduh pada Q3 2021 adalah Count Masters.

Bukti lain dari popularitas hypercasual games adalah dari 10 mobile game publishers dengan downloads paling banyak pada Q3 2021, 8 di antaranya merupakan publishers dari hypercasual games. Sementara dari segi total spending, 3 dari 10 publishers dengan total belanja terbesar merupakan publishers dari game match-3.

Genre dan sub-genre yang populer selama Q3 2021. | Sumber: App Annie

Hypercasual games cenderung mendominasi daftar game dengan downloads terbanyak dari kuartal ke kuartal,” kata Sydow pada GamesBeat. “Namun, kami juga melihat beberapa game non-hypercasual yang tak kalah populer, seperti PUBG Mobile dan Roblox, serta My Talking Angela, simulasi binatang peliharaan baru. Dan hal ini menarik. Mungkin, hypercasual game menjadi game pertama yang orang-orang pertama kali mainkan sebelum mereka mencoba memainkan game-game yang lain.”

Selain hypercasual game dan match-3 game, Runner Action menjadi jenis game lain yang juga banyak diunduh selama Q3 2021. Sementara itu, dari segi total belanja para gamers, 4X March-Battle Strategy merupakan genre dengan total belanja terbesar pada Q3 2021. Selama 3 bulan, total belanja gamers dari genre tersebut mencapai US$2,4 miliar. Di dunia, Rise of Kingdoms adalah game 4X March-Battle Strategy dengan total belanja terbesar. Namun, Evony masih unggul dalam hal total downloads dan jumlah pengguna aktif.

Perubahan Regulasi Pemerintah Tiongkok

Pada September 2021, pemerintah Tiongkok memperketat regulasi terkait peluncuran game baru. Dengan adanya regulasi itu, proses persetujuan peluncuran mobile game baru akan menjadi lebih lambat. Tak hanya itu, pemerintah Tiongkok juga membatasi waktu bermain gamers di bawah umur, menjadi hanya tiga jam dalam seminggu. Sydow memperkirakan, keputusan pemerintah Tiongkok akan mempengaruhi industri mobile game di masa depan.

“Kami melihat indikasi bahwa regulasi game baru dari Tiongkok mulai diterapkan, hal ini akan memperlambat pertumbuhan industri mobile game di negara itu,” kata Sydow. “Namun, kami melihat bahwa tingkat adopsi mobile game di luar Tiongkok naik begitu pesat. Hal ini menyeimbangkan penurunan yang terjadi karena pengetatan regulasi game di Tiongkok.”

Tiongkok batasi waktu bermain gamers di bawah umur. | Sumber: Pexels

Pada Q3 2021, total belanja para mobile gamers mengalami kenaikan. Selain itu, pemasukan dari iklan di industri mobile game juga naik. Sydow menyebutkan, pandemi COVID-19 membuat mobile game dimainkan oleh banyak orang. Hal ini jadi salah satu faktor di balik akselerasi pertumbuhan industri mobile game.

“Tahun ini, kita masih melihat dampak dari pandemi, yaitu orang-orang memainkan lebih banyak game,” ujar Sydow. “Ada indikasi bahwa orang-orang pertama kali mencoba untuk bermain mobile game dengan memainkan game ber-genre hypercasual, puzzle, atau match-3. Kemudian, mereka akan mencoba untuk memainkan lebih banyak game lain.”

Sumber header: Microsoft

Bahas Realme Narzo 50A, Perangkat Entry-level dengan Performa Cukup Kencang dan Kamera Utama 50MP

Pada awal bulan November lalu, Realme meluncurkan perangkat entry-level bernama Narzo 50A. Harganya dibanderol mulai dari Rp2.099.000 untuk varian memori 4/64 GB dan Rp2.299.000 untuk varian 4/128 GB.

Sebagai anggota keluarga Narzo, ia pun berfokus untuk menghadirkan performa yang mencukupi dengan harga kompetitif di kelasnya. Narzo 50A juga membawa baterai besar mencapai 6.000 mAh, lalu apalagi yang ditawarkan olehnya? Yuk simak pembahasan lebih lengkap berikut ini.

Ditenagai Chipset Mediatek Helio G85

Guna menghadirkan performa yang gesit, Realme membenamkan chipset 4G seri Helio G dari MediaTek, yaitu Helio G85. SoC ini dibangun pada teknologi proses 12 nm, didesain untuk digunakan pada perangkat mainstream dan menawarkan performa yang cukup tinggi.

Helio G85 menggunakan 2 buah cluster yaitu 2 core Cortex A75 dengan kecepatan 2 GHz pada cluster kinerja dan 6 inti prosesor Cortex A55 pada cluster efisiensi berkecepatan 1,8 GHz. GPU yang digunakan adalah Mali-G52 MC2.

Untuk menguji seberapa kencang Helio G85 yang dipakai pada Narzo 50A, rekan saya – Dimas telah mengujinya dengan dua skenario. Skenario pertama bermain game-game yang ada pada Google Play dan kedua menggunakan perangkat ini untuk penggunaan sehari-hari.

Berkat 2 core Cortex A75, hal ini membuat Narzo 50A dapat bermain game dengan cukup nyaman. Meski GPU Mali-G52 MC2 yang digunakan menjadi hambatan beberapa game untuk dapat dimainkan pada frame rate yang lebih tinggi.

Tiga judul game yang dicoba ialah Genshin Impact, Pokemon Unite, dan PUBG Mobile. Pada saat bermain Genshin Impact yang terkenal berat, dengan profile lowest dan menggunakan pilihan frame rate 60 fps, Genshin Impact dapat dijalankan pada rata-rata 30 fps.

Lalu, pada Pokemon Unite yang dipasang pada mode rekomendasi rendah, Narzo 50A mampu berjalan pada 60 fps. Sayangnya pada PUBG Mobile di Narzo 50A, hanya tersedia opsi smooth ultra yang membatasi frame rate sampai 40 fps saja.

Sementara untuk pengujian dalam penggunaan sehari-hari, aplikasi yang dicoba pada Narzo 50A meliputi Trello, Slack, GMail, Whatsapp, Telegram, Facebook, Tiktok, dan Chrome. Semua aplikasi tersebut dapat berjalan lancar tanpa lag yang mengganggu.

Baterai 6.000 mAh

Bagi beberapa kalangan, baterai besar masih menjadi daya tarik tersendiri. Terutama bagi yang punya mobilitas tinggi dan bekerja di lapangan seharian. Lalu, berapa lama waktu yang disediakan oleh baterai 6.000 mAh pada Narzo 50A?

Berdasarkan pengujian dengan cara memutar file video MP4 dengan resolusi 1920×1080 piksel yang diulang sampai baterai habis, Narzo 50A dapat bertahan hingga 26 jam 25 menit. Dengan charger bawaan 18 watt, baterai dapat terisi penuh dalam waktu kurang lebih 2,5 jam.

Kamera 50MP

Sekarang mari bahas keunggulan Realme Narzo 50A berikutnya, yakni kamera utama 50MP menggunakan sensor Samsung ISOCELL JN1. Dua kamera menemaninya masing-masing sebatas 2MP sebagai depth sensor dan macro. Sedangkan, kamera selfie-nya menggunakan sensor Omnivision OV8856 yang memiliki resolusi 8MP.

Mari fokus pada kamera utama, sensor ISOCELL JN1 ini menggunakan teknologi ISOCELL 2.0 sehingga mampu meningkatkan sensitivitas cahaya dibandingkan dengan teknologi yang lama. ISOCELL JN1 juga menggunakan teknologi Tetracell RGB Bayer, yang mana secara default hasil fotonya menjadi 12,5MP.

Kamera yang satu ini, secara mengejutkan, mampu menghasilkan gambar yang cukup bagus. Asalkan cahaya yang ada cukup, gambar yang dihasilkan memang cukup tajam dan rendah noise. Untuk latar belakang yang lebih terang, usahakan untuk menyalakan HDR agar dynamic range-nya lebih baik. Untuk kondisi saat cahaya rendah, selalu gunakan Nightscape agar gambarnya lebih baik.

Penutup

Itulah daftar keunggulan yang ditawarkan oleh Realme Narzo 50A. Ia menghadirkan performa yang terbilang cukup kencang untuk menunjang aktivitas sehari-hari, baterai besar, dan kamera utama 50MP dapat menghasilkan foto yang bagus.

Sebagai tambahan informasi, perangkat ini sudah menjalankan Realme UI 2.0 berbasis Android 11 dan mengusung layar IPS 6,5 inci yang ditopang resolusi sebatas HD+. Resolusi layar yang rendah ini menjadi kekurangan dari Narzo 50A, mengingat rentang harganya di sekitar Rp2 jutaan.

Untuk mengetahui lebih banyak lagi mengenai kelebihan dan kekurangannya, Anda dapat membaca ulasan lengkapnya oleh rekan saya, Dimas – pada tautan berikut ini; review Realme Narzo 50A.

Xbox Cloud Gaming Janjikan Kualitas Visual yang Lebih Baik di Browser Microsoft Edge

Layanan seperti Xbox Cloud Gaming (xCloud) memungkinkan kita untuk memainkan beragam game AAA hanya dengan bermodalkan koneksi internet yang cepat dan stabil. Laptop yang Anda gunakan tidak punya kartu grafis diskret? Tidak masalah, sebab semua pemrosesannya berlangsung di server, dan yang dikerjakan laptop Anda pada dasarnya cuma sebatas streaming. Mirip Netflix, tapi yang di-stream video game, bukan film.

Namun seperti halnya Netflix, Xbox Cloud Gaming juga tidak luput dari salah satu kelemahan metode streaming: terkadang gambar bisa kelihatan kurang tajam, terutama jika dibandingkan dengan yang tersaji ketika game diinstal dan dimainkan langsung di perangkat.

Kabar baiknya, Microsoft sudah menyiapkan solusi dalam wujud fitur bernama Clarity Boost. Dengan mengandalkan penyempurnaan teknik scaling dari sisi client, Clarity Boost bisa membantu meningkatkan kualitas visual selama streaming berlangsung.

Perbandingan kualitas visual di game Gears Tactics; detail wajah kelihatan lebih tajam jika Clarity Boost aktif (gambar kanan) / Xbox

Berdasarkan pengujian yang dilakukan The Verge, fitur ini terbukti mampu membuat detail-detail kecil dalam game jadi terlihat lebih tajam, seperti misalnya semak-semak dan tekstur jalanan di game Forza Horizon 5. Kendati demikian, perbedaannya tidak bisa dibilang dramatis.

Hal lain yang perlu dicatat adalah, Clarity Boost sejauh ini cuma tersedia di browser Microsoft Edge, persisnya Edge Canary yang merupakan versi eksperimental. Microsoft juga bilang bahwa ada kemungkinan fitur ini berakibat pada konsumsi baterai perangkat yang lebih boros. Namanya fitur eksperimental, pasti masih ada beberapa hal yang perlu disempurnakan lagi. Rencananya, fitur ini bakal tersedia buat versi standar Edge mulai tahun depan.

Terlepas dari itu, Clarity Boost tentu bisa Microsoft jadikan salah satu cara untuk menggaet lebih banyak pengguna browser Edge, meski tentu saja ini bakal lebih efektif lagi seandainya layanan Xbox Cloud Gaming sendiri sudah tersedia secara resmi di lebih banyak negara. Namun paling tidak cara ini jauh lebih elegan ketimbang strategi licik yang Microsoft terapkan untuk mempersulit pengguna Windows 11 memakai browser selain Edge.

Sumber: The Verge dan Xbox.

Sebuah Aset NFT Super-Langka untuk The Sandbox Berhasil Terjual Seharga $650.000

Seberapa serius respon publik terhadap hype seputar game play-to-earn, NFT, cryptocurrency, metaverse, dan pada dasarnya semua komponen yang terkait dengan teknologi blockchain? Cukup serius untuk mengeluarkan dana ratusan ribu dolar buat sebuah aset digital di dalam game yang masih setengah jadi.

Belum lama ini, beredar kabar bahwa sebuah kapal pesiar digital bernama Metaflower Super Mega Yacht berhasil terjual seharga 149 ETH, atau kurang lebih setara $650.000. Kapal pesiar digital tersebut merupakan aset NFT untuk game/metaverse The Sandbox.

Tentu saja ini bukan pertama kalinya kita mendengar berita tentang in-game item yang laku dijual dengan harga selangit. Kalau statusnya benar-benar sangat langka, bahkan skin senjata di CS:GO pun bisa dihargai lebih dari $100.000. Namun perlu diingat, CS:GO merupakan game yang sudah eksis selama hampir satu dekade, dengan skena esport berskala global yang amat sukses. The Sandbox di sisi lain masih berstatus closed alpha.

Metaflower Super Mega Yacht merupakan kreasi Republic Realm, sebuah perusahaan yang aktif mengembangkan ekosistem metaverse untuk berbagai game P2E. Salah satu proyek NFT terbesarnya di The Sandbox adalah Fantasy Islands, yang terdiri dari 100 pulau virtual yang masing-masing merupakan aset NFT. Semuanya sudah terjual habis dalam waktu 24 jam, dan harga terendah untuk sebuah pulau saat ini disebut mendekati $300.000.

Kenapa bisa ada orang yang rela menggelontorkan uang sebanyak itu demi sebuah objek digital yang pixelated di dalam game yang belum selesai digarap? Entahlah, tapi toh ini bukan NFT teraneh yang pernah terjual dengan harga luar biasa mahal. Agustus lalu, sempat beredar berita mengenai sebuah gambar batu yang terjual seharga $1,3 juta. Benar-benar sebuah gambar batu dalam format JPEG yang oleh penciptanya sendiri disebut tidak ada fungsinya.

Setidaknya kapal pesiar digital tadi masih punya nilai fungsional sebagai sebuah playable asset.

Sumber: Hypebeast dan Republic Realm.

Sony Patenkan Kontroler Baru PlayStation untuk Mobile

Setelah PC mulai diramaikan dengan game-game milik PlayStation yang awalnya eksklusif, kelihatannya Sony juga mulai memberikan perhatiannya ke platform mobile.

Sebelumnya, pada April 2021 lalu, Sony kedapatan membuka lowongan untuk Head of Mobile untuk unit bisnis baru di PlayStation Studios. Setelah beberapa bulan tidak ada kabar perkembangan, akhirnya kini ada informasi penting yang menunjukkan bahwa ekspansi mereka ke mobile terus berlangsung.

Dalam paten terbarunya, Sony Interactive Entertainment di Jepang mendaftarkan desain kontroler PlayStation untuk smartphone. Informasi mengenai paten ini awalnya diinformasikan oleh Videogameschronicle (VGC).

Dalam gambar yang disertakan dalam patennya, terlihat sebuah kontroler yang memiliki bentuk mirip dengan kontroler Dualshock 4 milik PS4. Perbedaannya, kontroler ini sangat panjang secara horizontal karena memiliki ruang di tengah-tengahnya untuk tempat meletakkan smartphone.

Sony juga menjelaskan bahwa kontroler ini nantinya akan memiliki sensor yang dapat mendeteksi kemiringan yang dilakukan oleh tangan pemain. Hal ini berarti kontroler ini akan memiliki fitur gyroscope sama seperti yang ada pada Nintendo Switch dan juga smartphone.

Dijelaskan juga bahwa kontroler ini akan tersambung ke smartphone lewat bluetooth sehingga kontroler ini tidak membutuhkan koneksi fisik ke smartphone saat digunakan nanti.

Bila memang Sony menindaklanjuti paten tadi, maka kemungkinan besar kontroler ini akan digunakan para gamer untuk memainkan game-game PlayStation lewat smartphone menggunakan Remote Play atau lewat cloud.

Image Credit: Sony

Sayangnya, masih banyak pertanyaan tentang paten dari kontroler PS Mobile ini. Mulai dari mengapa desainnya masih menggunakan DualShock 4 ketimbang DualShock 5? Bagaimana mekanisme kontroler ini dapat menahan smartphone tersebut ke kontroler? Karena dari gambar yang ditampilkan tidak diperlihatkan mekanisme kuncian atau penahan dari smartphone.

Dan juga, apakah kontroler ini nantinya akan bersifat universal untuk semua smartphone atau hanya untuk smartphone tertentu saja? Mengingat patennya juga tidak menunjukkan bahwa kontroler ini memiliki fleksibilitas untuk diatur panjang-pendeknya.

Sayangnya, semua pertanyaan tersebut mungkin masih harus menunggu lama hingga Sony mau menjawabnya. Namun setidaknya ada tanda-tanda keseriusannya dalam menghadirkan pengalaman PlayStation ke para gamer mobile nantinya.

Apa Sebenarnya yang Dimaksud dengan Game Play-to-Earn?

Belakangan ini, game play-to-earn terus membombardir media dan dunia gaming dengan seluruh hype dan keterkaitannya dengan cryptocurrency. Tentu saja, Anda mungkin bertanya-tanya apa sebenarnya jenis game baru ini dan mengapa ia tiba-tiba menjadi begitu populer.

Kalau mau disederhanakan, play-to-earn tidak lebih dari sebuah model bisnis gaming. Anda mungkin pernah mendengar game free-to-play atau pay-to-play sebelumnya. Nah, play-to-earn hanyalah iterasi lain dari model-model tersebut. Definisi dari model bisnis ini juga terkandung dalam namanya — para pemain memainkan game-nya dengan harapan memperoleh sejumlah uang dalam bentuk cryptocurrency.

Anda mungkin menyadari kalau hampir semua game yang memiliki fitur perdagangan (trading) secara tak langsung mengimplementasikan sejumlah elemen play-to-earn. Di CS:GO, Anda bisa mendapatkan dan menjual skin di Steam Market. Apabila skin-nya luar biasa langka, biasanya Anda juga bisa menjual (menukarnya) dengan mata uang asli. Sejumlah skin bahkan bisa mencapai $100.000 atau lebih dalam beberapa kasus.

Skin “Howl” untuk senjata M4A4 ini berharga lebih dari $100.000 / Sumber: esports.net

Di World of Warcraft, Anda bisa menjual akun dengan uang asli dan menaikkan harganya berdasarkan level dari barang-barang (item) yang dimiliki. DotA dan game-game kompetitif serupa juga dibanjiri kasus pembeli akun, dengan pemain-pemain amatiran yang membeli akun-akun berperingkat tinggi dan bermain di luar jangkauan peringkat Elo mereka. Jadi ya, disengaja atau tidak, hampir semua game sebenarnya memiliki sejumlah elemen play-to-earn.

Kendati demikian, game play-to-earn sepenuhnya mengimplementasikan elemen ini sebagai fitur dan mendorong pemain untuk meningkatkan item atau karakter mereka guna menaikkan daya tarik pasarnya. Semakin banyak waktu yang pemain habiskan di game, semakin besar hadiah yang didapatnya dari karakter atau aset bernilai tinggi; main lebih banyak untuk dapat lebih banyak. Game-nya juga akan menyediakan alat dan ruang yang diperlukan bagi pemain untuk memperdagangkan aset-aset ini. Tentu saja, alat-alat ini tidak ada pada game-game sebelumnya, dan situs pihak ketiga biasanya diperlukan untuk merampungkan transaksi. Seperti yang bisa Anda lihat, game play-to-earn pada dasarnya memanfaatkan NFT untuk menjalankan model bisnis baru ini.

Market di Axie Infinity, salah satu game play-to-earn paling populer saat ini / Sumber: rappler.com

Korelasi NFT dan crypto dengan game P2E

Memahami NFT sangatlah penting ketika Anda ingin memahami semua tentang game play-to-earn. Jika Anda sudah tahu apa itu NFT, Anda bisa langsung lompat ke seksi berikutnya dari artikel ini. Jika belum, NFT, atau non-fungible token, pada dasarnya adalah bentuk modern dari menukar cryptocurrency dan ditunjang oleh teknologi blockchain. NFT biasanya diasosiasikan dengan benda-benda “internet” seperti foto, video, GIF, atau dalam kasus ini, aset dalam game. Tentu saja, tidak butuh banyak untuk membuat salinan dari benda-benda ini di internet, dan itulah kenapa NFT juga menyertakan bukti kepemilikan yang dijamin oleh teknologi blockchain.

Di titik ini, Anda semestinya sudah bisa cukup memahami koneksi antara NFT crypto dengan game play-to-earn. Jadi Anda memainkan game-nya untuk memperoleh barang-barang langka. Barang-barang ini direpresentasikan sebagai NFT, yang memverifikasi kepemilikan Anda atas aset tertentu dalam game. Anda kemudian bisa menjual atau menukarkan barang-barang ini ke pemain lain dengan cryptocurrency. Siklusnya berulang dan pada akhirnya menciptakan ekosistem atau ekonomi crypto-nya sendiri dalam game tersebut.

Gambar header: Freepik. Diterjemahkan oleh: Glenn Kaonang

Pokemon Unite Rebut Gelar Game Android Terbaik 2021 Versi AS, Versi Indonesia Dimenangkan Ragnarok X

Melanjutkan tradisi tahunan, Google mengumumkan para pemenang dari ajang penghargaan Google Play’s Best of 2021. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, yang masuk nominasi bukan cuma deretan game dan aplikasi smartphone saja, melainkan juga yang dibuat untuk tablet, smartwatch maupun smart TV.

Untuk kategori game Android terbaik 2021, titel juaranya jatuh pada Pokémon Unite. MOBA versi Pokémon ini berhasil merebut gelar yang sebelumnya dipegang oleh Genshin Impact (2020), Call of Duty: Mobile (2019), dan PUBG Mobile (2018). Menurut Google, Pokémon Unite layak menjadi pemenang berkat gameplay-nya yang dinamis dan pengalaman lintas platform yang ditawarkan.

Dirilis di Nintendo Switch pada bulan Juli 2021, kemudian di Android dan iOS pada bulan September 2021, Pokémon Unite memang terbukti sangat populer. Per Oktober 2021, game tersebut tercatat sudah diunduh lebih dari 25 juta kali di semua platform. Pencapaian ini rupanya di luar ekspektasi tim pengembangnya, seperti diakui oleh Masaaki Hoshino selaku produser dari Pokémon Unite. “Saya ragu game-nya bakal diterima dengan baik oleh pemain di seluruh dunia,” ucapnya.

Itu versi Amerika Serikat. Kalau untuk versi Indonesia, titel game terbaik 2021 rupanya dimenangkan oleh Ragnarok X: Next Generation. Well, tampaknya gamer Indonesia memang masih sangat suka dengan genre MMORPG, dan menurut saya kesulitan bersosialisasi selama masa pandemi turut berkontribusi atas popularitas genre tersebut.

Ragnarok X: Next Generation / Nuverse

Sementara itu, untuk kategori User’s Choice Game yang penilaiannya didasarkan pada pemungutan suara pengguna, gelar juaranya jatuh pada Garena Free Fire MAX, baik untuk versi AS maupun Indonesia.

Beralih ke aplikasi non-gaming, kategori aplikasi terbaik 2021 versi AS dimenangkan oleh aplikasi relaksasi Balance, sedangkan kategori User’s Choice App dimenangkan oleh aplikasi streaming Paramount+.

Di Indonesia, yang terpilih sebagai aplikasi terbaik 2021 adalah SejutaCita yang berfokus pada pengembangan diri dan karier. Lalu untuk kategori User’s Choice App versi Indonesia dimenangkan oleh aplikasi toko online Tokko.

Daftar lengkap pemenangnya bisa langsung dicek di situs Google Play, termasuk game yang memenangkan kategori-kategori yang lebih spesifik seperti Best Game Changers dan Best Indies, maupun Best Hidden Gems dan Best Everyday Essentials untuk aplikasi non-gaming. Untuk versi AS, Anda bisa lihat langsung daftar pemenangnya di blog Google.

Sumber: Digital Trends.

10 Game Baru Penutup Tahun yang Dirilis pada Desember 2021

Bulan penutup untuk tahun 2021 ini akhirnya tiba. Setelah satu tahun dipenuhi dengan naik-turunnya industri game, kini saatnya untuk melihat game-game apa saja yang akan dirilis pada bulan Desember ini. Apalagi mengingat bulan November lalu banyak game besar yang gagal memenuhi ekspektasi dari para fans meskipun telah dinanti lama.

Bulan ini, sayangnya para gamer tidak akan kedatangan banyak judul-judul AAA seperti dua bulan sebelumnya. Namun beberapa game tetap layak ditunggu untuk dijadikan game penutup tahun. Berikut sudah saya rangkum daftar game terbaik yang akan dirilis pada bulan Desember 2021 ini.

ANVIL: Vault Breakers

1 Desember 2021 – PC, PS4, PS5, Xbox One, Xbox Series X|S

Game shooter mungkin memang lebih dikenal dengan sudut pandang orang pertama (FPS) dan juga sudut pandang orang ketiga (TPS) dari belakang karakter. Namun ada juga game shooter yang menggunakan tampilan dari atas (top-down). Hal inilah yang ditawarkan oleh developer dan publisher Action Square lewat Anvil.

Anvil merupakan game shooter bertema fiksi ilmiah dengan tampilan top-down dengan gameplay rogue-like. Secara sederhana, game ini seperti Diablo yang digabung dengan kelincahan Warframe. Pemain akan menjadi karakter bernama Breaker yang berpetualang ke berbagai galaksi yang dipenuhi dengan alien dan monster. Dan seiring petualangannya, pemain akan menemukan relik dan artifak yang akan memberi kekuatan untuk mengalahkan musuh.

Century: Age of Ashes

2 Desember 2021 – PC

Game bertema medieval yang menuntut para pemain untuk melawan naga memang bukan hal yang baru. Namun bila pemain harus berperang bersama naga layaknya film How to Train Your Dragon tentu terdengar lebih menarik untuk dicoba. Pemain akan menunggangi berbagai macam naga dan berperang melawan pemain lain (beserta naganya) dalam sebuah pertarungan layaknya Ace Combat.

Akan ada banyak jenis dan kelas naga yang bisa dipilih, ditambah dengan beragam kostumisasi yang bisa diterapkan untuk karakter pemain maupun sang naga. Berita baiknya, game ini akan tiba terlebih dahulu untuk platform PC via Steam secara gratis. Sayangnya, pemain konsol harus menanti hingga 2022 mendatang.

Solar Ash

2 Desember 2021 – PC, PS4, PS5

Game indie ini awalnya akan dirilis pada bulan Juni lalu sebelum publisher Annapurna menundanya hingga bulan Desember ini. Game yang dikembangkan oleh Heart Machine ini mengusung elemen baru untuk game adventure-platformer. Pemain akan menjadi seorang void-runner bernama Rey yang harus menyelamatkan dunianya dengan cara masuk ke dalam black hole.

Dengan grafis yang unik dan gerakan unik Rey yang seakan menggunakan sepatu roda, pemain bisa mengeksplorasi dunia void dengan cepat sekaligus mengalahkan beragam musuh di sepanjang petualangannya. Dan jangan khawatir akan bosan, karena Solar Ash juga akan menghadirkan pertarungan melawan bos dengan ukuran yang masif.

Final Fantasy XIV: Endwalker

7 Desember 2021 – PC, PS4, PS5

Satu lagi game yang harus diundur beberapa minggu hingga berpindah bulan. Namun Endwalker memang bukanlah sebuah game baru melainkan adalah ekspansi dari game Final Fantasy XIV. Namun, ekspansi ini merupakan yang terbesar dari game-nya dengan berbagai konten baru termasuk kelas baru yaitu Sage dan reaper.

Ekspansi ini juga akan menjadi bagian terakhir dari cerita panjang yang telah dibawa oleh game-nya sejak 2010. Tetapi, jika Anda penggemar game ini, Anda tak perlu khawatir karena Square Enix telah memastikan bahwa ekspansi ini bukanlah akhir untuk Final Fantasy XIV.

Halo Infinite

8 Desember 2021 – PC, Xbox One, Xbox Series S|X

Game terbesar yang akan dirilis pada bulan Desember mendatang dipegang oleh Halo Infinite. Game ini juga menjadi salah satu game yang paling ditunggu terutama bagi mereka yang telah mengikuti serinya sejak lama. Perilisan pada bulan ini sendiri lebih berfokus pada story campaign, karena sebenarnya versi multiplayer dari game ini atau yang disebut Halo Infinite: Online telah dirilis pada November lalu.

Berbicara soal campaign-nya, Halo Infinite akhirnya kembali membawa pemain berpetualang dengan Master Chief. Dan yang lebih menarik adalah Infinite akan menjadi game pertama dalam serinya yang menggunakan sistem open-world sehingga pemain nantinya dapat menjelajah lebih leluasa sebagai Master Chief.

Monopoly Madness

9 Desember 2021 – PC, Switch

Siapa yang tidak mengenal Monopoli? Board game klasik ini sudah ada sejak 86 tahun yang lalu. Meskipun sudah sangat terkenal lewat mekanisme turn-based yang telah digunakan puluhan tahun, Ubisoft ternyata berpikir bahwa game Monopoli ini membutuhkan sedikit evolusi gameplay untuk membuatnya lebih seru.

Akhirnya lahirlah Monopoly Madness. Seperti namanya, Ubisoft membuat penyesuaian terhadap gameplay Monopoli yang membuatnya penuh kekacuan. Pemain akan tetap bersaing dengan pemain lain untuk mengumpulkan uang dan menguasai properti sebanyak mungkin. Namun alih-alih bergerak bergantian, pemain akan saling menghancurkan properti pemain lain sambil terus mengumpulkan uang dan properti secara real-time.

Syberia: The World Before!

10 Desember 2021 – PC

Seri Syberia sempat menjadi salah satu seri game PC yang populer pada masanya. Cerita naratif yang kuat, ditambah dengan puzzle yang cukup menantang, membuat para pemain penasaran untuk mengikutinya. Namun seiring turunnya pamor genre point and click, seri Syberia juga ikut meredup. Apalagi dengan seri ketiganya di tahun 2017 lalu yang bisa dibilang gagal.

Untungnya developer dan publisher Microids masih belum menyerah dengan seri ini dengan mengumumkan game terbarunya, Syberia: The World Before!. Kali ini game-nya akan membawa pemain ke era jauh sebelum tiga game sebelumnya dan membawa cerita yang benar-benar baru beserta dengan grafis yang terlihat lebih menakjubkan. Tidak perlu khawatir, karena game ini tetap mempertahankan sistem point and click beserta puzzle yang menjadi ciri khasnya.

Firegirl: Hack ‘n Splash Rescue

14 Desember 2021 – PC, Xbox One, Xbox Series S|X, PS4, PS5, Switch

Eksperimen baru yang selalu dilakukan oleh developer indie memang harus diacungi jempol. Bagaimana tidak, para developer inilah yang paling berani untuk menembus batasan-batasan para developer papan atas yang terkendala masalah keuntungan dan besarnya pasar. Hal inilah yang coba dilakukan Studio Dejima dengan game hack and slash terbarunya yaitu Firegirl: Hack ‘n Splash Rescue.

Secara konsep game ini sudah tampil cukup unik karena pemain akan berperan sebagai pemadam kebakaran yang bertugas untuk menyelamatkan orang-orang yang terjebak, sekaligus mengalahkan para monster api. Nilai plus yang paling mencolok dari game ini tentu adalah grafis hybrid yang menggabungkan gaya piksel dan 3 dimensi yang mendetail dan tampil sedap dipandang.

Among Us (Console)

14 Desember 2021 – Xbox One, Xbox Series X|S, PS4, PS5

https://www.youtube.com/watch?v=st6YX5knE44

Setelah satu tahun telah menguasai pasar PC dan mobile, game multiplayer deduktif Among Us akhirnya akan dapat dimainkan oleh para gamer konsol. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk memasukkan game-nya ke platform konsol harusnya dapat dipahami, mengingat developer Innersloth hanyalah tim kecil. Apalagi mereka juga tetap memberikan support dan update konten ke dalam game-nya.

Nantinya, Among Us akan mendukung crossplay yang memungkinkan pemain bermain secara bersama baik lewat PC, mobile, maupun konsol. Para pemain di PlayStation juga nantinya akan mendapat skin eksklusif bertema Ratchet and Clank. Selebihnya Among Us tetap hadir menjadi sebuah game yang membuat setiap aktivitas dan interaksi di dalamnya menantang seperti yang telah dikenal.

Five Nights at Freddy’s: Security Breach

16 Desember 2021 – PC, PS4, PS5

Five Nights at Freddy’s dikenang sebagai salah satu game horor veteran yang menawarkan konsep unik kepada para pemain. Mulai dari karakter antagonis yang sebenarnya berupa robot animatronik, hingga ke sistem permainannya yang unik. Di seri kedelapannya ini, developer Steel Wools Games kembali membuat inovasi yang akan memberikan pengalaman horor baru kepada pemain.

Dalam Security Breach pemain akan tetap memerankan seorang petugas keamanan yang harus berjaga di dalam mall yang dipenuhi dengan boneka animatronik pembunuh. Namun perbedaannya, kini pemain dapat bebas mengeksplorasi Mega Pizzaplex sebagai karakter bernama Gregory. Anda kini bisa lebih berinteraksi dengan permainan untuk mengendap-endap dan kabur dari kejaran para robot pembunuh tersebut.

Update Besar dan Versi Next-Gen Cyberpunk 2077 Dijadwalkan Hadir di Awal 2022

Tidak terasa sudah nyaris setahun sejak Cyberpunk 2077 resmi dirilis, akan tetapi versi next-gen dari game bikinan CD Projekt Red tersebut masih tak kunjung datang. Saat saya coba memainkannya kembali belum lama ini, pengalaman yang saya dapat pun masih tidak jauh berbeda dari saat game-nya pertama diluncurkan pada 10 Desember 2020.

Di titik ini, sebagian dari kita mungkin mempertanyakan apakah game ini masih bisa ‘diselamatkan’. CD Projekt sendiri cukup optimistis, dan dalam laporan finansial perusahaan terbarunya, mereka mengumumkan bahwa Cyberpunk 2077 bakal menerima sebuah update besar pada kuartal pertama 2022, bersamaan dengan peluncuran versi next-gen-nya.

Isi update-nya seperti apa tidak dijelaskan, apakah mencakup konten DLC gratis seperti yang dijanjikan, atau sebatas perbaikan dan penyempurnaan saja. Dalam sebuah siaran pers, Adam Kicinski selaku bos besar CD Projekt mengatakan bahwa timnya juga tengah sibuk mengerjakan expansion pack buat Cyberpunk 2077, tidak ketinggalan pula update versi next-gen dari The Witcher 3 yang ditargetkan hadir pada kuartal kedua 2022.

Rumornya, expansion pack untuk Cyberpunk 2077 bakal berfokus pada region Pacifica / CD Projekt Red

Mei lalu, Games Industry melaporkan bahwa CD Projekt menunjuk seorang game director baru untuk Cyberpunk 2077 yang akan berfokus pada pengembangan konten expansion pack-nya. Saya pribadi menaruh harapan besar pada rencana terkait expansion ini, sebab kalau berdasarkan pengalaman sebelumnya, The Witcher 3 juga baru benar-benar terasa matang setelah expansion pack keduanya dirilis.

Terlepas dari banyaknya permasalahan yang dihadapi, Cyberpunk 2077 tetap menjadi salah satu game yang paling diminati tahun ini. Pada bulan Juni 2021 misalnya, Cyberpunk 2077 berhasil menduduki peringkat pertama game PS4 terlaris setelah sempat ditarik dari PlayStation Store selama sekitar enam bulan.

Pekan lalu, bertepatan dengan event Steam Autumn Sale, Cyberpunk 2077 menjadi game terlaris ketiga berdasarkan data dari SteamDB. Cyberpunk 2077 juga kebanjiran ulasan positif dari pengguna Steam; dari tanggal 24 November 2021 sampai artikel ini dipublikasikan, tercatat sudah ada lebih dari 18.000 review pengguna dengan sentimen sangat positif.

Sumber: PC Gamer.