Perjalanan Mewujudkan Solusi di Future City – The Virtual Smart City Hackathon

Berbagai upaya mulai dilakukan oleh banyak pihak untuk mengatasi tantangan-tantangan pasca COVID-19, termasuk melalui solusi-solusi baru yang dihadirkan oleh startup.  Hal ini dilakukan untuk membantu masyarakat agar tetap aman dan produktif dalam menghadapi situasi new normal. Salah satu cara untuk menciptakan solusi-solusi baru dalam menjawab tantangan pasca COVID-19 tersebut adalah dengan mengikuti acara Future City – The Smart City Hackathon, acara virtual hackathon yang diselenggarakan oleh Smart Change dan Jakarta Smart City, serta didukung oleh European Union.

Melalui hackathon ini, para peserta dapat menghadirkan solusi yang berkaitan dengan smart city yaitu Smart Governance, Smart People, Smart Living, Smart Mobility, Smart Economy, Smart Environment, dan Smart Branding. Selain itu, pemenang utama dari hackathon ini akan mendapatkan uang tunai sejumlah €1.500 dan kesempatan untuk berkolaborasi dengan Jakarta Smart City.

Peluang Berkontribusi Langsung Atasi Permasalahan Kota

Acara hackathon ini tidak hanya menghadirkan hadiah yang cukup besar, tetapi juga memberi kesempatan bagi para peserta untuk memberikan kontribusi nyata melalui solusi yang mereka hadirkan untuk menjawab berbagai tantangan pasca COVID-19.  Kontribusi ini dapat dilakukan lewat kolaborasi dengan Jakarta Smart City melalui solusi-solusi yang dihadirkan para peserta.

“Kegiatan ini merupakan peluang besar untuk berkontribusi memecahkan permasalahan perkotaan dengan ide, gagasan dalam upaya membangun kota cerdas. Percayalah, pengalaman luar biasa menanti Anda.” ujar Sir Hamdi, Head of Product Development & Research Jakarta Smart City.

Selain itu, menurut Head of Data Analytics Jakarta Smart City, Juan Kanggrawan, membangun kota dengan konsep smart city merupakan suatu hal yang kompleks dan penuh dengan tantangan. Ada banyak faktor dan aspek yang perlu dipertimbangkan dan saling mempengaruhi. Untuk itu, dibutuhkan banyak ide dan gagasan dalam bentuk solusi-solusi yang hadir melalui acara hackathon ini untuk membantu pengembangan dan penerapan smart city sekaligus menjawab berbagai tantangannya.

“Saya sangat mendorong dan sekaligus berharap, agar melalui acara ini, bisa lahir ide-ide dan solusi-solusi kreatif, integratif, dan sekaligus pragmatis yang bisa diterapkan dan memberikan dampak langsung bagi kota Jakarta.” ujar Juan.

Rangkaian Acara Future City Hackathon

Seluruh rangkaian kegiatan hackathon ini akan diselenggarakan secara virtual dari tanggal 14 Juli sampai dengan 29 Agustus 2020. Para calon peserta yang telah mendaftarkan diri akan dikurasi menjadi 100 startup terpilih, kemudian setelah rangkaian webinar akan terpilih 10 startup terbaik. Berikut linimasa rangkaian acara Future City – The Virtual Smart City Hackathon.

  • 14 – 4 Agustus 2020 – Registrasi Peserta
  • 27 Juli – 4 Agustus 2020 – Rangkaian webinar
  • 5 Agustus 2020 – Pengumuman 100 startup terpilih
  • 7 Agustus 2020 – Pengumuman 10 startup terbaik
  • 10-19 Agustus 2020 – Mentoring online
  • 20 Agustus 2020 – Presentasi final
  • 21 Agustus 2020 – Penjurian final
  • 22 – 27 Agustus 2020 – Online Voting solusi favorit publik
  • 28 Agustus 2020 – Pengumuman pemenang utama dan solusi favorit publik

Selain berkompetisi, acara hackathon ini juga memiliki rangkaian webinar yang dapat membantu para calon peserta untuk memiliki pemahaman lebih lanjut tentang smart city dan tantangan pasca COVID-19. Berikut rangkaian webinar yang akan diselenggarakan:

  • 27 Juli 2020 Citizen Reporting Apps – JAKI (Smart Governance)
  • 28 Juli 2020Increasing People Resilience in Adapting to COVID-19 Protocols Compliance (Smart People)
  • 29 Juli 2020Hygiene Living and Clean Water Accessibility (Smart Living)
  • 30 Juli 2020Air Quality Monitoring and Vulnerability to COVID19 Infectious Spread (Smart Environment)
  • 3 Agustus 2020The Rise of Digital Economy and potentials for new concepts such as Circular Economy and Social Solidarity Economy (Smart Economy)
  • 4 Agustus 2020Safe Mobility based on Social/Physical Distancing Protocols (Smart Mobility)

Rangkaian webinar ini juga terbuka untuk umum, silakan mendaftarkan diri di https://bit.ly/rsvpfuturecitywebinar

Peserta yang terpilih sebagai 10 Terbaik akan memiliki kesempatan untuk mendapatkan mentoring untuk mengembangkan solusi yang mereka hadirkan. Selain itu, mereka juga akan saling berkompetisi untuk dapat terpilih sebagai pemenang utama atau favorit publik melalui sistem voting.

Tunggu apalagi, jika Anda yakin solusi yang dihadirkan oleh startup Anda dapat berkontribusi untuk menghadapi tantangan pasca COVID-19, serta dapat mengembangkan kehidupan perkotaan yang lebih baik melalui konsep smart city, jangan sia-siakan kesempatan untuk merebut hadiah serta berkolaborasi dengan Jakarta Smart City melalui acara hackathon ini.

Bila Anda tertarik, segera daftarkan tim Anda melalui google form pada link berikut ini. Pendaftaran Future City – The Virtual Smart City Hackathon ini hanya dibuka hingga 4 Agustus 2020.

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi futurecity.jakarta.go.id

Wujudkan Solusimu Lewat Future City – The Virtual Smart City Hackathon

Dalam menghadapi masa pandemi, startup harus bisa terus beradaptasi dan memiliki sifat agile dalam mengembangkan produk serta menjalankan usahanya. Ketidakpastian ekonomi yang disebabkan oleh kondisi ini juga mendorong startup untuk terus berinovasi, mulai dari menciptakan produk baru hingga melakukan pivoting. Selain itu, inovasi-inovasi baru tersebut juga dapat membuktikan kejelian startup dalam melihat peluang baru yang tidak hanya dilakukan untuk mengembangkan bisnis, tetapi juga memiliki manfaat untuk masyarakat, terutama untuk merespon tantangan baru yang muncul selama masa pandemi ini.

Di tengah banyak keterbatasan, salah satu cara untuk menciptakan nilai lebih dalam solusi yang kita buat adalah dengan berkolaborasi. Kolaborasi ini juga dapat dilakukan dengan mengintegrasikan solusi yang kita buat ke platform lain yang sudah ada sebelumnya. Untuk dapat melihat peluang kolaborasi sekaligus mewujudkan inovasi yang dapat menyelesaikan berbagai tantangan paska COVID-19, salah satu caranya adalah dengan berpartisipasi dalam acara Future City – The Virtual Smart City Hackathon.

Future City – The Virtual Smart City Hackathon

Acara hackathon virtual ini diselenggarakan oleh Smart Change Project Committee dan Jakarta Smart City, serta didukung oleh European Union. Ajang ini mencari startup-startup terbaik yang memiliki inovasi dalam bentuk produk ataupun solusi teknologi yang dapat menjawab berbagai tantangan paska COVID-19. Selain itu, solusi-solusi yang dihasilkan juga diharapkan dapat dikolaborasikan dengan Jakarta Smart City untuk dapat memberi manfaat luas kepada masyarakat.

Acara Future City – The Virtual Smart City Hackathon ini akan diselenggarakan secara virtual mulai dari 14 Juli hingga 29 Agustus 2020. Dari seluruh calon peserta yang mendaftar, nantinya akan ada 100 startup terpilih yang selanjutnya akan diseleksi kembali menjadi 10 startup terbaik. Sepuluh startup tersebut akan saling berkompetisi untuk menjadi pemenang utama dari Future City – The Virtual Smart City Hackathon. Pemenang utama dari rangkaian hackathon virtual ini akan mendapatkan hadiah uang tunai sejumlah €1.500 yang diberikan oleh City of Berlin melalui kerja sama Sister City Partnership dengan Jakarta. Selain itu, pemenang utama juga memiliki kesempatan untuk berkolaborasi dengan Jakarta Smart City.

Selain berkompetisi, para peserta juga akan didampingi oleh para mentor yang ahli di bidangnya masing-masing. Peran para mentor ini adalah untuk memberi masukan sekaligus menilai inovasi yang diberikan oleh para peserta.

Adapun mentor utama yang akan berpartisipasi pada hackathon virtual ini adalah:

  • Gatot Hendra Prakoso – BINUS Business Incubator Coach and Lecturer of Entrepreneurship & Business Management
  • Suci Sri Utami Sutjipto – Lecturer of Information Technology Major and Researcher in Public Policy
  • Juan Kanggrawan – Head of Data Analytics – Jakarta Smart City
  • Hamdi Sir – Head of Product Development & Research – Jakarta Smart City
  • Surya Darmadi – Entrepreneurship Expert of Berlin Senate Department for Economics, Energy and Public

Tidak hanya kegiatan mentoring, para peserta juga akan mendapatkan kesempatan untuk belajar dan berdiskusi melalui webinar dengan beberapa tema seperti Smart People, Smart Living, Smart Governance, Smart Mobility, Smart Economy, Smart Environment, dan Smart Branding. Tema-tema ini diharapkan dapat memberi insight seputar smart city dan tantangan paska COVID-19 yang dapat menjadi acuan peserta dalam mengembangkan produk dan solusinya.

Ketujuh pilar Smart Change  ini merupakan bagian dari pilar program “Smart Change” yang bertujuan untuk mempromosikan tata pemerintahan yang baik dan pembangunan perkotaan yang berkelanjutan di Kota Jakarta melalui kemitraan Otoritas Lokal Jakarta-Berlin dan kerjasama segitiga dengan Bangkok. Program ini disusun menjadi dua pilar yang dirancang untuk saling melengkapi. Satu pilar adalah tentang pemberdayaan Otoritas Lokal di bidang inovasi perkotaan, pilar lainnya adalah tentang struktur makro yang mendasari ekosistem wirausaha.

Persyaratan Peserta Hackathon

Ada beberapa hal yang harus dipenuhi peserta untuk memenuhi kriteria dalam mengikuti rangkaian hackathon ini, berikut beberapa persyaratan produk atau solusi yang dapat diikutsertakan:

  • Solusi yang diikutsertakan harus dapat mengatasi masalah-masalah yang terkait dengan COVID-19.
  • Solusi harus bersifat scalable dan dapat diimplementasikan dalam lingkup regional DKI Jakarta.

Jadi tunggu apalagi, bila inovasi solusi yang dimiliki telah memenuhi syarat-syarat tersebut, jangan ragu untuk daftar sekarang juga agar kesempatan emas untuk mendapatkan hadiah serta berkolaborasi dengan Jakarta Smart City ini tidak terlewatkan.

Pendaftaran Future City -The Virtual Smart City Hackathon ini hanya akan dibuka sampai dengan 22 Juli 2020. Segera lakukan pendaftaran dengan cara mengisi google form pada link berikut ini.

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi futurecity.jakarta.go.id

Shinhan Future’s Lab Buka Pendaftaran Batch Kedua Program Akselerasinya

Dalam fase awal perkembangannya, banyak hal yang dapat dilakukan oleh startup untuk terus fokus meningkatkan pertumbuhan bisnisnya, salah satunya dengan cara mengikuti program akselerasi. Dengan mengikuti program akselerasi, founder akan mendapatkan bimbingan tentang berbagai pengetahuan bisnis yang dibutuhkan untuk dapat mempercepat pertumbuhan startupnya.

Selain itu, masih banyak benefit lain yang bisa didapatkan di saat startup mendapatkan kesempatan untuk mengikuti program akselerasi. Mulai dari bantuan fasilitas, kerja sama strategis, hingga networking dengan sesama peserta yang mungkin dapat memunculkan bentuk kolaborasi lainnya di masa depan. Di Indonesia sendiri, sudah mulai banyak program akselerasi yang dapat memberikan dukungan tersebut. Salah satu program akselerasi yang dapat segera diikuti oleh startup dalam waktu dekat adalah Shinhan Future’s Lab Indonesia.

Telah Memasuki Batch Kedua

Program akselerasi yang diadakan oleh Shinhan Financial Group ini telah memasuki batch keduanya. Periode pendaftarannya pun telah dibuka sejak 22 Juni 2020 lalu dan masih akan terus dibuka sampai dengan 19 Juli nanti. Sebelumnya, program akselerasi Shinhan Future’s Lab Indonesia ini telah meloloskan empat startup Indonesia pada batch pertamanya yaitu Modal Rakyat, Etanee, KODI, dan OKHOME. Para peserta program akselerasi tersebut telah mendapatkan beberapa fasilitas dan benefit selama program, serta berkesempatan mengikuti Global Exchange Program di Korea Selatan pada akhir tahun nanti atau jika pandemi covid-19 telah berakhir

program akselerasi shinhan
Para peserta Shinhan Future’s Lab batch pertama

Salah satu keunggulan dari program akselerasi ini adalah tidak adanya batasan kategori startup yang dapat mengikuti program. Mulai dari fintech, healthtech, edutech, business and consumer service, retail, AI, big data, commerce, hingga penyedia konten informasi memiliki kesempatan yang sama untuk mengikuti Shinhan Future’s Lab Indonesia ini. Hal ini didasari oleh tujuan program akselerasi ini memang mencari startup-startup terbaik yang memiliki produk maupun layanan teknologi inovatif di Indonesia, sehingga pesertanya tidak dibatasi untuk vertikal bisnis tertentu.

Startup yang lolos seleksi pada batch 2 nanti pun akan mengikuti serangkaian kegiatan selama empat belas minggu, meliputi kegiatan networking bersama jaringan mitra Shinhan Financial Group serta mentoring dengan sejumlah pakar dari berbagai bidang. Tidak hanya itu, para startup yang terpilih juga akan mendapatkan fasilitas co-working space di Cohive 101 Jakarta Selatan.

Mendapatkan Mentoring hingga Co-Working Space

Banyak manfaat yang bisa dirasakan oleh para peserta bila berhasil lolos ke program akselerasi ini. Mulai dari mentoring oleh para expert, fasilitas co-working space, bantuan joint business dengan partner-partner Shinhan Financial Group & Future’s Lab, serta menghubungkan startup-startup tersebut dengan investor yang berasal dari Shinhan Financial Group ataupun pihak eksternal lainnya. Manfaat-manfaat ini tentunya akan membantu para peserta untuk melakukan akselerasi pertumbuhan bisnisnya baik saat mengikuti maupun setelah mengikuti program. Selain itu, program akselerasi ini juga diharapkan dapat mendorong terjadinya sinergi antara startup Indonesia dan Korea. Sinergi ini diyakini dapat memberikan dampak positif untuk ekosistem startup Indonesia.

“Shinhan Future’s Lab Indonesia berkomitmen untuk secara aktif mendukung sinergi antara startup Indonesia dan Korea. Sejak pendirian Shinhan Future’s Lab pada 2015, kami telah menyadari potensi dan pentingnya pasar Indonesia.“ ujar perwakilan dari Shinhan Future’s Lab Indonesia dalam siaran persnya.

Dengan mengikuti program akselerasi seperti ini, para founder akan memiliki kesempatan untuk fokus melakukan pengembangan bisnis sekaligus membuka banyak peluang kolaborasi melalui networking selama program berlangsung.

Jadi, tunggu apalagi, bila Anda tertarik mengikuti program akselerasi Shinhan Future’s Lab Indonesia batch kedua ini, segera daftarkan startup Anda sebelum masa registrasi tutup pada tanggal 19 Juli nanti. Anda dapat melakukan registrasi dengan mengisi form melalui link berikut ini.

Disclosure: Artikel ini adalah konten bersponsor yang didukung oleh Shinhan Future’s Lab.

Tech in Asia akan Selenggarakan Konferensi “Product Development” secara Virtual

Setelah berhasil menggelar konferensi pengembangan produk secara offline selama tiga tahun berturut-turut, kali ini Tech in Asia akan menggelar Product Development Conference secara online (PDC’20 Virtual). Konferensi ini akan diselenggarakan dengan tema “Pivoting Product in Pandemic”.

Conference Content Lead PDC’20 Virtual Meirissa Farah Fhonna mengatakan, tujuan digelarnya konferensi ini untuk membantu para penggiat produk dalam membangun produk yang scalable, serta mampu melakukan pivot agar dapat bertahan di tengah pandemi Covid-19.

“Pada PDC’20 Virtual kali ini, Tech in Asia akan menghadirkan sejumlah praktisi pengembang produk dari Asia Tenggara, Tiongkok, hingga Silicon Valley untuk berbagi insight dan best practice tentang cara mengembangkan produk teknologi di masa-masa sulit seperti saat ini,” ucap Meirissa.

Konferensi virtual pengembangan produk pertama di Asia ini akan diselenggarakan selama empat hari dengan dua fokus utama yakni tanggal 1-2 Juli 2020 untuk seri Indonesia, dan  8-9 Juli 2020 seri regional.

Melalui PDC’20 Virtual, Tech in Asia akan menghadirkan lebih dari tiga puluh sesi menarik dari para praktisi pengembangan produk. Seluruh sesi penuh insight tersebut akan dikemas ke dalam enam track berikut:

  • Product Development,
  • Research & Analytics,
  • Product Management,
  • Product Leadership,
  • Product Design, dan
  • Product Marketing.

Sejumlah pembicara telah mengonfirmasi kehadiran mereka dengan membawakan berbagai topik menarik seperti:

  • James Mayes (CEO Mind The Product) – Improving Communications to Build More Lovable Products,
  • Pablo Sanz Salcedo (Head of Product AirAsia) – AirAsia Tech Pivot,
  • Kunwar Asheesh Saxena (Co-Founder & CTO RedDoorz) – Managing a Travel Product in Uncertain Times,
  • Alfonsius P. Timboel (Chief Product Officer Halodoc) – Executing Product in The Middle of Uncertainty, dan
  • Pria Purnama (CTO Kata.ai) – How to Accelerate Engineering Productivity During Pandemic.

Melalui PDC’20 Virtual, peserta akan mengikuti sesi dari pembicara secara live. Namun, seluruh sesi ini dapat diakses kembali selepas acara, kapan dan di mana pun. Konferensi ini juga memberikan peserta kesempatan untuk membangun relasi. Melalui fitur yang tersedia, para peserta tetap dapat berinteraksi dengan peserta lain yang berasal dari berbagai kalangan di Asia Tenggara.

Dengan adanya konferensi ini, para penggiat produk digital diharapkan dapat membuat produk yang bisa melayani kebutuhan pasar yang masif dengan dukungan teknologi. Selain itu, produk digital juga didorong untuk beradaptasi agar mampu menjadi solusi yang tepat bagi para penggunanya. Informasi lebih lanjut dan pendaftaran, kunjungi pdc.techinasia.com.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner untuk Product Development Conference 2020 Virtual

StartupIndonesia.co Bermitra dengan Draper University, Hubungkan Startup Lokal dengan Program Inkubator di Silicon Valley

Sejak diluncurkan pada akhir tahun lalu, StartupIndonesia.co platform hub online untuk pengusaha rintisan lokal terus menambah kapabilitas dan memperluas jaringan. Teranyar, mereka baru umumkan kolaborasinya dengan program pra-akelerasi dari Silicon Valley, Draper University.

Melalui kolaborasi ini, StartupIndonesia.co menjadi official partner bagi Draper University untuk menjaring startup dari Indonesia. Memungkinkan para startup di StartupIndonesia.co mendapatkan akses untuk bergabung dengan program tersebut, termasuk terkoneksi dengan para investor dari Silicon Valley. Program kerja sama ini resmi dibuka mulai 11 Juni 2020.

“Dengan kerja sama ini, kami berharap bisa memberikan kesempatan yang sama bagi semua startup yang ada di Indonesia, bahkan yang di luar Jakarta untuk terhubung dengan Silicon Valley. Harapannya, partnership dengan Draper University bisa mengangkat visibility startup dari Indonesia,” ungkap Head of StartupIndonesia.co Erwin Arifin.

Sementara itu Chairman StartupIndonesia.co Shinta Dhanuwardoyo juga menambahkan, “Kami mengajak para startup dan founder dari seluruh Indonesia untuk berpartisipasi dalam kerja sama ini, karena merupakan kesempatan yang bagus untuk bisa terhubung dan belajar dari salah satu hub inovasi dunia di Silicon Valley.”

StartupIndonesia.co diluncurkan untuk membantu founder mendapatkan informasi dan akses ke jaringan mitra strategis, seperti mentor atau investor. Platform online ini diinisiasi oleh KADIN dan didukung oleh Kementerian Riset & Teknologi, Kementerian Telekomunikasi & Informatika, Asosiasi Modal Ventura Indonesia, dan BUBU.com.

Didirikan pada tahun 2012 oleh Tim Draper, Draper University telah memiliki lebih dari 1000 alumni dari 89 negara yang tergabung dengan Techstars, 500 Startups, dan YCombinator. Selain itu, startup lulusan Draper University juga telah mendapatkan venture funding lebih dari US$240 juta dan masuk ke dalam Forbes 30 Under 30.

Sebagai pengenalan, StartupIndonesia.co akan mengadakan webinar pada tanggal 20 Juni 2020 mendatang. Beberapa pemateri dari Draper University dan StartupIndonesia.co akan berbagi ide inovatif dan solusi untuk para startup sebagai persiapan new normal dalam Webinar bertajuk “Live from Silicon Valley: Innovation for the New Normal”.

SID x Draper - DailySocial

Disclosure: DailySocial merupakan strategic partner StartupIndonesia.co

Melihat Kontribusi Startup melalui AI, Big Data, dan Machine Learning selama Pandemi

Salah satu cara yang terus diupayakan dalam melakukan perlawanan terhadap situasi pandemi ini adalah dengan pemanfaatan teknologi seperti artificial intelligence (AI) serta machine learning untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Mulai dari kebutuhan informasi terkait pandemi hingga bantuan pelayanan kesehatan dapat dinikmati dengan lebih cepat dan mudah melalui pemanfaatan teknologi-teknologi tersebut.

Hal ini yang juga menjadi pembahasan dalam webinar “Behind The Wheel” seri keempat yang diselenggarakan pada Rabu (20/5) lalu. Memasuki seri terakhirnya, webinar ini mengambil tema “AI and Machine Learning to Fight COVID-19”. Seri keempat ini mendatangkan beberapa pembicara seperti Budi Gunadi Sadikin (Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara), Faizal Djoemadi (Chief Digital and Innovation TelkomGroup), Irzan Raditya (CEO Kata.ai), Bachtiar Rifai (CEO Volantis), Shannon Lee (Investment Director MDI SG), Kyle Kling (Head of Investment MDI US), serta dimoderatori oleh Kenneth Li (Managing Partner MDI SG). Melalui tema ini, dibahas bagaimana implementasi AI dan machine learning dalam penanganan virus covid di Indonesia sejauh ini.

Penerapan AI di Indonesia selama Pandemi

Selama masa pandemi, pemanfaatan dari AI cukup berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan di Indonesia. Penggunaan  AI, big data, dan machine learning disebut dapat mengubah bentuk pelayanan kesehatan terhadap masyarakat melalui implementasinya pada berbagai use case di industri kesehatan.

Hal ini juga disampaikan oleh Wakil Menteri BUMN, Budi Gunadi Sadikin pada awal sesi webinar ini. Beliau mengatakan bahwa pemanfaatan AI dapat digunakan untuk early disease detection serta sebagai tindakan preventif mulai dari layanan kesehatan hingga penyediaan obat selama masa pandemi ini. Selain itu, beliau juga menyampaikan bahwa situasi krisis belakangan ini juga harus dilihat sisi lainnya sebagai kesempatan untuk mengembangkan inovasi-inovasi baru dan berkolaborasi untuk mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan.

“Many people see this as a danger, but some people should see this as an opportunity” tambahnya.

Bila dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara, tingkat adopsi AI di Indonesia sudah termasuk tinggi bahkan juga disebut berada di atas Singapura. Meski begitu, penerapan AI di negara tersebut kurang lebih sama cakupannya seperti di Indonesia yaitu melalui pemanfaatan chat assistant, contact tracing, dan otomatisasi proses pekerjaan dengan menggunakan teknologi tersebut.

It’s going to limit human involvement and help push social distancing so we can perform tasks that workers otherwise can’t do at home” terang Investment Director MDI Singapore, Shannon Lee.

Melihat Potensi Implementasi di berbagai Use Case

Penggunaan AI dan machine learning yang dapat dimanfaatkan di berbagai use case juga diharapkan dapat terus mendorong hadirnya inovasi baru untuk membantu masyarakat khususnya selama masa pandemi ini. Akan tetapi, menurut Chief Digital and Innovation TelkomGroup, Faizal Djoemadi, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui apa masalah atau use case yang ingin diselesaikan terlebih dahulu. Dengan begitu, inovasi yang dihadirkan dapat lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

“Problem atau use case ini bisa datang dari customer, atau datang dari orang yang membutuhkan, atau datang dari kita yang kreatif mencoba menerka-nerka kira-kira apa permasalahan yang bisa diselesaikan” ujar Faizal.

Pemanfaatan di berbagai use case ini juga dilihat oleh Head of Investment MDI US, Kyle Kling. Kyle melihat beberapa implementasi seperti population health analytics, disease management, patient monitoring, dan diagnostics solution sebagai bentuk kontribusi penggunaan AI dan dalam membantu pelayanan kesehatan yang lebih efisien selama masa pandemi ini.

The faster, cheaper, more effective tests can help doctors quickly help patients” tambah Kyle

Kontribusi Startup melalui Inovasi Produknya

Situasi pandemi ini juga dimanfaatkan oleh berbagai startup yang memiliki inovasi produk dengan menggunakan AI dan Big Data untuk memberikan dampak lebih dalam membantu memenuhi kebutuhan masyarakat. Kesempatan berkontribusi ini juga dilihat oleh dua startup yang bergabung dalam platform Indonesia Bergerak, Kata.ai dan Volantis.

Saat ini, Kata.ai tengah fokus mengembangkan platform yang memberikan informasi terkini dalam bentuk chatbot terkait virus corona di Indonesia. CEO Kata.ai, Irzan Raditya, melihat bahwa situasi pandemi ini membawa dua masalah yang harus segera diselesaikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, yaitu masalah kesehatan dan ekonomi sosial.

It’s an opportunity for everyone to collaborate, not about the economic value but the real impact for the society” tambah Irzan.

Bagi CEO Volantis, Bachtiar Rifai, situasi pandemi ini juga dapat memperlihatkan pentingnya data untuk pemberian informasi yang akurat. Sehingga, data-data tersebut dapat membantu masyarakat lebih waspada dan juga dapat membantu pemerintah daerah melakukan prediksi dalam penanganan penyebaran virus di daerahnya.

“Adanya misinformasi antar satu lembaga dengan lembaga lain atau adanya ketidakakuratan data sinkronisasi mungkin membuat masyarakat bingung” tambah Bachtiar.

Selain itu, kontribusi startup-startup ini juga dapat dilihat melalui aplikasi buatan TelkomGroup, Peduli Lindungi, yang menggunakan dashboard dari startup-startup yang tergabung di Indonesia Bergerak. Aplikasi ini memiliki fungsi tracing, tracking, dan fencing yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan pemerintah dalam menanggulangi wabah virus corona di Indonesia.

Pembahasan mengenai pemanfaatan AI ini menjadi penutup dari rangkaian seri webinar Behind The Wheel yang telah berlangsung selama empat pekan. Melalui webinar ini, MDI Ventures dan TelkomGroup membahas banyak topik seputar bagaimana peran startup dalam berkontribusi dan memberikan dampak positif dalam memenuhi kebutuhan masyarakat selama masa pandemi ini.

Disclosure: Artikel ini merupakan bagian dari publikasi seri webinar Behind The Wheel yang diselenggarakan oleh MDI Ventures.

Melihat Sinergi dan Inovasi Startup selama Masa Pandemi

Semakin meningkatnya angka positif virus corona di Indonesia membuat setiap elemen masyarakat terus bahu membahu untuk bersama-sama menekan laju penyebaran virus tersebut, termasuk startup-startup lokal. Bagi startup sendiri, mereka dapat memberikan kontribusi melalui inovasi produk serta sinergi yang diciptakan untuk membantu kegiatan dan kebutuhan masyarakat selama masa pandemi. Di sisi lain, kontribusi ini sendiri dapat menunjukkan apakah produk yang dimiliki memang tetap dibutuhkan masyarakat meski saat masa-masa sulit.

Hal ini yang juga menjadi pembahasan webinar “Behind The Wheel” seri ketiga yang diselenggarakan pada Rabu (13/5) lalu. Memasuki minggu ketiganya, webinar ini mengangkat tema “Tech Startups Role During COVID-19 Pandemic”. Seri ketiga ini mendatangkan cukup banyak pembicara dari latar belakang yang beragam antara lain Suci Arumsari (Co Founder & Director Alodokter), dr. Alni Magdalena (Head of Medical Community-Operations Alodokter), Edward Jusuf (CEO Opsigo), Achmad Sugiarto (CSO Telkom Group), Fajar Eri Dianto (Ketua Umum Relawan TIK), Tomy Hendrajati (President of Human Initiative), dan dimoderatori oleh Aldi Adrian (VP of Investment MDI Ventures). Melalui pembahasan minggu ini, masing-masing pembicara memberikan pendapatnya mengenai peran inovasi startup dalam membantu masyarakat selama masa pandemi ini serta adanya peningkatan adopsi digital yang terjadi di masyarakat.

Meningkatkan Kualitas Layanan Kesehatan Digital

Salah satu vertikal bisnis startup yang mungkin bersentuhan langsung dalam menghadapi masa pandemi ini adalah healthtech. Kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan tetap dapat terlayani meski memiliki keterbatasan interaksi secara langsung melalui platform layanan kesehatan digital. Co Founder & Director Alodokter, Suci Arumsari, mengatakan bahwa kebutuhan akan informasi tentang kesehatan mengalami peningkatan. Hal ini membuat platform healthtech sendiri juga terus terdorong untuk meningkatkan kualitas layanan digital setelah meningkatnya permintaan dari masyarakat.

“Ada dampak positif bagi masyarakat, yaitu mereka menjadi lebih aware mengenai kesehatan” tambah Suci.

Meningkatnya kebutuhan informasi ini juga dapat terlihat dari data kunjungan rumah sakit yang menurun namun terjadi peningkatan penggunaan layanan tele-konsultasi oleh masyarakat selama masa pandemi ini. Tidak hanya masyarakat, dokter dan rumah sakit pun saat ini juga mulai mencari platform digital agar tetap dapat melayani pasien meski dalam berbagai keterbatasan.

“Kurang lebih 50-70% kunjungan ke rumah sakit turun” terang Head of Medical Community-Operations Alodokter, dr. Alni Magdalena.

Bagi Alodokter sendiri, salah satu cara mereka dalam menjaga dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan digital yang semakin dibutuhkan masyarakat ini adalah dengan menerapkan SOP yang ketat kepada para dokter serta membantu memberikan informasi yang tepat dan akurat sehingga masyarakat terhindar dari hoax mengenai informasi kesehatan.

Menciptakan Sinergi dan Inovasi selama Pandemi

Salah satu yang juga turut terus menjadi bahasan dalam webinar kali ini adalah bagaimana startup-startup di Indonesia dapat terus menciptakan inovasi produk serta melakukan sinergi untuk menjawab kebutuhan masyarakat selama masa pandemi. Situasi ini juga disebut sebagai momen yang pas untuk startup dalam menemukan ceruk yang paling dibutuhkan oleh masyarakat lalu mulai melakukan penambahan fitur berdasarkan kebutuhan tersebut meskipun startup tersebut harus melakukan pivot.

Salah satu startup yang juga melakukan pivot di masa pandemi ini adalah Opsigo. Lesunya industri pariwisata akibat larangan bepergian selama masa pandemi ini membuat Opsigo mencari peluang baru dalam memberikan manfaat kepada masyarakat melalui platformnya. Hal ini dilakukan dengan cara melakukan pivot dari penyedia layanan pemesanan kamar hotel ke pemesanan dan pengecekan ketersediaan kamar rumah sakit terutama untuk pasien COVID-19.

“Di satu titik kita juga mendapatkan satu challenges baru, selama pandemi ini kita belum mendengar pemerintah memiliki platform untuk mendeteksi ketersediaan rumah sakit” terang CEO Opsigo, Edward Jusuf.

Kita melakukan sedikit perubahan dari sistem yang sudah kita develop sebelumnya, sekarang ini kita melakukan sedikit pivoti

Adaptasi bisnis dalam bentuk pivot seperti ini penting untuk dilakukan startup dalam vertikal manapun untuk terus bertahan dan memiliki dampak positif bagi masyarakat selama masa pandemi ini

Disruption dalam setiap vertikal industri sangat mungkin terjadi” terang CSO Telkom Group, Achmad Sugiarto.

Selain menghadirkan inovasi produk baru, salah satu peran yang dapat dilakukan oleh startup adalah menciptakan sinergi dalam bentuk kolaborasi antar startup untuk memberikan manfaat bagi masyarakat. Kolaborasi ini dapat dimulai dengan melakukan kongsi kecil namun tetap dapat memberikan dampak.

“Kita berpikir bahwa tahun ini sebenarnya tidak bisa kita melakukan secara parsial, secara sendiri, yang bagus adalah kita melakukan sinergi” tambah Achmad.

Kolaborasi seperti ini juga tidak hanya dilakukan oleh startup, tetapi juga oleh Non Government Organization (NGO) seperti Human Initiative yang juga melakukan penggalangan donasi selama masa pandemi ini di platform sendiri dan melalui kegiatan partnership dengan pihak lain untuk memperluas jangkauannya.

“Kolaborasi itu menjadi harga mati untuk kita menghadapi situasi pandemi seperti sekarang ini” ujar Tomy Hendrajati selaku President dari Human Initiative.

Memanfaatkan Peningkatan Adopsi Digital Masyarakat

Situasi pandemi ini juga dianggap tetap dapat mendatangkan potensi-potensi dari kebiasaan baru dalam menggunakan platform digital yang diadopsi oleh masyarakat. Menurut CEO Opsigo, Edward Jusuf, salah satu hal positif yang dapat diambil dari situasi pandemi ini adalah potensi baru yang hadir dalam memudahkan penjualan produk ke depannya. Salah satu penyebabnya adalah karena saat ini masyarakat sudah mulai menyadari pentingnya platform digital dalam mendukung kegiatan mereka. Meski begitu, Edward sendiri tidak menampik bahwa tetap ada ancaman-ancaman baru terutama bagi industri pariwisata atau travel yang harus segera disiasati secara strategis.

“Sedikit banyak ada satu ancaman baru dimana orang-orang mulai terbiasa dengan meeting online ” ujar Edward.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Umum Relawan TIK, Fajar Eri Dianto. Fajar mengungkapkan bahwa adopsi digital meningkat secara pesat karena masa pandemi saat ini. Masyarakat ikut terdorong untuk menggunakan platform digital mulai dari kegiatan belajar hingga pembelian kebutuhan sehari-hari. Hal ini juga menimbulkan pertanyaan apakah produk startup yang saat ini tersedia sudah dapat memenuhi semua kebutuhan masyarakat selama pandemi ini. Selain itu, hal yang patut diperhatikan sebagai efek samping penggunaan teknologi yang meningkat ini adalah kesadaran terhadap privasi. Masih banyak masyarakat yang membutuhkan literasi digital tentang hal ini salah satunya karena adopsi digital yang dilakukan secara mendadak.

“Kita mulai menekankan kepada masyarakat kalau privasi seperti ini, jangan asal hanya karena ingin online, harus online, semua data harus di-share” tambah Fajar.

Melalui pembahasan webinar kali ini, kita dapat melihat bahwa startup harus terus dapat melihat potensi sinergi dan inovasi dalam memberikan dampak positif kepada masyarakat melalui produk-produknya. Tentunya masih banyak penerapan produk teknologi yang dapat dibahas dalam membantu masyarakat selama masa pandemi, salah satunya adalah penggunaan artificial intelligence (AI) dan machine learning.

Kedua produk tersebut juga akan menjadi pembahasan pada rangkaian terakhir dari webinar Behind The Wheel di minggu depan. Dengan mengusung tema “Artificial Intelligence & Machine Learning to Fight COVID-19”, webinar kali ini akan mendatangkan beberapa pembicara seperti Irzan Raditya (CEO Kata.ai), Bachtiar Rifai (CEO Volantis), dan beberapa pembicara lainya yang dapat memberikan insight menarik tentang penggunaan AI dan machine learning dalam membantu masyarakat di masa pandemi ini. Bagi kalian yang tertarik untuk mengikuti seri webinar minggu depan, silahkan mendaftarkan diri secara gratis melalui link berikut ini.

Disclosure: Artikel ini merupakan bagian dari publikasi seri webinar Behind The Wheel yang diselenggarakan oleh MDI Ventures.

MRT Jakarta Luncurkan Program Akselerator, Buka Peluang Kerja Sama dengan Startup

Meliat perkembangan startup digital di Indonesia yang sangat mengesankan, PT MRT Jakarta (Perseroda) merasa perlu turut terlibat dalam pengembangan ekosistemnya. Sebagai langkah awal, perusahaan meluncurkan program akselerator bernama “MRTJ ACCEL”. Program ini akan mulai dibuka pada 8 Juni 2020 mendatang.

Kegiatan tersebut akan berlangsung selama 6 bulan untuk startup  yang terpilih. Peserta juga akan mendapatkan akses ekosistem MRT Jakarta seperti pengguna jasa MRT Jakarta, fasilitas stasiun, ratangga, dan area di kawasan berorientasi transit di sekitar stasiun. Selain itu juga akan mendapatkan pembinaan dari pihak MRT, mentor terpilih, hingga venture capital.

“Program ini bertujuan menciptakan kerja sama menguntungkan bagi perusahaan dan startup tersebut. Dan tentunya akan berdampak baik bagi peningkatan pendapatan, branding, hingga pengalaman pengguna jasa MRT Jakarta,” ungkap Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar.

Program akselerator startup MRTJ ACCEL yang diinisiasi MRT Jakarta
Program akselerator startup MRTJ ACCEL yang diinisiasi MRT Jakarta

Sebagai perusahaan transportasi massal perkotaan berbasis rel pertama di Indonesia, MRT Jakarta memiliki mandat untuk mengembangkan bisnis yang dimilikinya, salah satunya melalui pendapatan non-tiket seperti telekomunikasi, hak penamaan stasiun, retail, dan iklan. Selain itu, perseroan juga senantiasa mencari dan mengembangkan peluang bisnis baru, salah satunya melalui program kerja sama dengan platform digital.

Bagi startup yang tertarik mengikuti MRTJ ACCEL dapat melihat informasi di situs web accel.jakartamrt.co.id atau mendengarkan siaran elektronik di tautan berikut.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner untuk program akselerator MRTJ ACCEL

Menjaga Produktivitas Bisnis selama WFH melalui Bantuan Teknologi

Masa pandemi yang telah berlangsung sejak awal bulan Maret lalu membuat perusahaan harus terus beradaptasi dalam melakukan sistem kerja work from home (WFH). Sistem kerja ini menuntut setiap perusahaan untuk tetap dapat menjalankan operasionalnya dengan baik meski harus saling berkoordinasi secara jarak jauh. Tak ayal hal ini membuat adaptasi terhadap solusi teknologi terus digencarkan untuk membantu efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan serta sekaligus membantu penekanan laju penyebaran virus COVID-19.

Hal tersebut juga dibahas melalui webinar “Behind The Wheel” seri kedua pada Rabu (6/5) lalu. Pada seri sebelumnya, webinar ini telah membahas tentang peluang kontribusi startup selama masa pandemi. Di seri keduanya, webinar yang juga diselenggarakan oleh MDI Ventures dan Telkom Group ini mengambil tema “How Technology can Support WFH (Work from Home)”. Seri ini juga turut menghadirkan empat orang pembicara antara lain Evan Purnama (CTO Qiscus), Marshall Pribadi (CEO PrivyID), Edmon Makarim (Pakar Hukum Telematika), Kuncoro Wastuwibowo (AVP Synergy Telkom Group), dan dimoderatori oleh Aditia Henri Narendra (GM Corporate Secretary & Legal Counsel MDI Ventures). Melalui tema ini, tiap pembicara membahas tentang bagaimana startup dapat menyediakan produk teknologi yang dapat mendukung produktivitas selama WFH serta turut melihat aspek legalitas dan keamanan data dari penggunaannya.

Memudahkan Koordinasi Internal Perusahaan

Bila berbicara mengenai produktivitas operasional perusahaan, salah satu hal yang mengalami hambatan selama masa pandemi ini adalah koordinasi internal. Koordinasi fisik yang biasanya dilakukan saat ini telah berubah menjadi koordinasi virtual agar operasional perusahaan tetap berjalan di tengah pandemi. Hal ini membuat kebutuhan terhadap platform penyedia layanan koordinasi virtual baik dalam bentuk video, audio, maupun pesan singkat meningkat pesat. Platform-platform yang sebelumnya mungkin tidak terpikirkan untuk sering digunakan, justru saat ini sedang mengalami peningkatan penggunaan. Hal ini juga diamini oleh CTO Qiscus, Evan Purnama yang mengatakan adanya peningkatan penggunaan platform mereka belakangan ini.

“Bila di quantify, ada sekitar 60-70% kenaikan traffic dari sebelum ada trend work from home ini.” terang Evan.

Meski begitu, kenaikan penggunaan tersebut juga masih diikuti oleh keterbatasan aplikasi yang dapat menghambat seperti pembatasan penggunaan, kualitas sinyal, hingga isu keamanan data saat menggunakannya.

Proses Pengesahan Dokumen yang Lebih Efisien

Selain koordinasi internal, salah satu kebutuhan bisnis yang juga terhalang dan terhambat saat WFH adalah pengesahan dokumen. Di satu sisi, perusahaan mau tidak mau tetap membutuhkan pengesahan dokumen melalui tanda tangan agar operasional bisnis tetap dapat terus berjalan selama masa pandemi. Di sisi lain, interaksi fisik yang dibutuhkan pada proses tersebut justru harus dihindari untuk menekan laju penyebaran virus. Hal ini yang membuat akhirnya banyak kegiatan usaha mulai beralih menggunakan layanan tanda tangan digital.

Layanan tanda tangan digital ini dapat membantu masyarakat yang membutuhkan pengesahan dokumen seperti pembukaan rekening atau dokumen kerja sama perusahaan, namun tetap ingin meminimalisir terjadinya kontak fisik selama pandemi. Dengan begitu, proses pengesahan dokumen dapat tetap berjalan dengan efisien. Akan tetapi, hal yang juga harus diperhatikan dalam penggunaan layanan tersebut adalah aspek legalitas dan keamanannya. Penting bagi pengguna layanan untuk memastikan penyedia layanan tersebut memiliki sertifikasi resmi dan bukan hanya sekadar membuat tanda tangan melalui smartphone.

“Bukan hanya sekadar menggoreskan lewat layar gadget, orang harus mendaftarkan diri dulu ke lembaga yang sudah memiliki sertifikasi dari Kominfo.” tambah CEO PrivyID, Marshall Pribadi.

Meninjau Tantangan Aspek Keamanan Data dan Legalitas

Meski mendatangkan keuntungan terhadap terjaganya produktivitas perusahaan, tentunya tetap akan muncul kekhawatiran tentang kelemahan dari produk-produk tersebut. Sehingga, penyedia jasa juga harus memikirkan bagaimana produknya tidak membawa kerugian besar bagi penggunanya di masa depan, contohnya dari segi keamanan data dan legalitas. Penyedia jasa harus mampu menyediakan solusi dari keamanan data internal sehingga platform dapat digunakan secara aman.

Dari segi legalitas hukum penggunaan tanda tangan digital, Pakar Hukum Telematika, Edmon Makarim juga menambahkan bahwa di Undang-Undang sendiri sudah ada dasar dalam penggunaan tanda tangan elektronik serta bila tanda tangan elektronik tersebut telah terdaftar dan berinduk di Indonesia, maka penggunaannya juga dapat setara dengan akta otentik.

“Kalau ditanya hukumnya, sudah, sejak 2008 sudah ada” tambah Edmon.

Adaptasi solusi teknologi dalam operasional memang dapat membantu menjaga produktivitas bisnis. Akan tetapi, sebagai pelaku usaha wajib bagi kita untuk selalu melihat reliabilitas platform produk tersebut agar terhindar dari kebocoran keamanan data dan lemahnya legalitas hukum. Di sisi lain, solusi teknologi untuk membantu pelaksanaan WFH ini juga harus dilihat sebagai peluang startup untuk bekerja lebih cepat dan adaptif. Menurut AVP Synergy Telkom Group, Kuncoro Wastuwibowo, startup harus bisa melihat kebutuhan selama masa pandemi serta harus bisa bekerja secara kreatif dan adaptif.

“Harus bisa menunjukan kalo kita perusahan yang kreatif dan adaptif, serta harus visioner” terang Kuncoro.

Selain pembahasan mengenai manfaat-manfaat produk teknologi tersebut, masih banyak lagi pembahasan mengenai peran startup selama masa pandemi ini melalui rangkaian seri webinar Behind The Wheel yang masih memiliki dua seri lagi.

Pada pembahasan minggu depan, tema yang diangkat adalah “Tech Startups Role During COVID-19 Pandemic”. Melalui tema ini akan dibahas bagaimana startup dapat berperan dalam menekan laju penyebaran virus. Pembicara yang akan hadir pada seri ketiga nanti adalah Suci Arumsari (Co Founder & Director Alodokter), Edward Jusuf (CEO Opsigo), dr. Alni Magdalena (Head of Medical Community-Operations), dan Tomy Hendrajati (President of Human Initiative). Bagi kalian yang tertarik untuk mengikuti seri webinar minggu depan, silahkan mendaftarkan diri secara gratis melalui link berikut ini.

Disclosure: Artikel ini merupakan bagian dari publikasi seri webinar Behind The Wheel yang diselenggarakan oleh MDI Ventures.

DSLaunchpad: Meet the Startups

Setelah melalui rangkaian seleksi dan meloloskan 107 startup terbaik di Indonesia, kini program inkubasi startup terbesar di Indonesia, DSLaunchpad telah memasuki minggu kedua. Startup yang berhasil lolos juga telah dipertemukan dengan mentor-mentor terbaik yang akan membantu mereka selama program inkubasi ini.

Pada minggu pertama, para peserta telah diberikan tugas untuk menyelesaikan Idea and Validation startup masing-masing dan mulai menyusun dan menyelesaikan business model canvas mereka. Tugas-tugas yang diberikan ini dapat membantu peserta belajar serta memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam mengembangkan startup dengan bimbingan mentor-mentor terbaik.

Terbantu Pengalaman Mentor

Seperti yang kita ketahui, salah satu keuntungan mengikuti program DSLaunchpad adalah peserta yang berhasil lolos dapat dipertemukan dengan mentor-mentor yang sarat dengan pengalaman. Hal ini juga dirasakan oleh startup penyedia aplikasi pencarian teman bermain sepak bola asal Bandung, Sportigo. Melalui co-founder mereka, Bimo Priambudi, Sportigo merasa mentor-mentor yang dihadirkan oleh DSLaunchpad adalah mentor-mentor yang sangat capable dan penuh dengan pengalaman. Mereka juga merasa sangat terbantu karena mulai diberi arahan mengenai business model yang tepat karena pada tahap awal ini mereka masih merasa memiliki terlalu banyak jenis business model yang ingin diterapkan. Selain itu para pengalaman para mentor juga membantu mereka dalam penyusunan strategi scale-up untuk startup.

Menemukan Cara Validasi ke User

Jawaban senada juga kami temukan dari startup penyedia platform berbagi cerita dan informasi untuk pecinta kopi, coffespace. Menurut sang founder, Rizky Beny, sebelum mengikuti program DSLaunchpad Ia mengalami cukup banyak kendala dan tidak tahu harus konsultasi ke siapa mengenai kendala tersebut. Namun, setelah mengikuti program inkubasi online ini, Ia merasa mendapatkan banyak bantuan dari mentor dalam mengatasi kendala yang ditemui sebagai seorang founder, terutama tentang bagaimana cara melakukan validasi ke user. Selain itu, Ia juga merasa penjelasan dari mentor sangat mudah untuk dipahami.

Mendapat Kesempatan Networking

Bagi startup pemula, keuntungan lain yang dapat dimaksimalkan selama mengikuti rangkaian program ini adalah kesempatan untuk berkenalan dengan para mentor dan perusahaan modal ventura ternama yang bekerja sama dengan DSLaunchpad. Hal ini juga diutarakan oleh co-founder gonigoni, Firza Maulana Nasution. Menurutnya, program DSLaunchpad juga dapat  membantu startup pemula yang membutuhkan banyak networking dalam mengembangkan bisnisnya. Selain dengan para mentor dan ventura, kesempatan networking ini juga dapat dimanfaatkan untuk berkenalan dengan sesama founder startup lainnya. Hal ini sendiri juga membuka kesempatan mereka untuk saling berkolaborasi dalam menciptakan inovasi baru setelah mengikuti program ini.

Selain pengalaman-pengalaman yang telah diceritakan di atas, tentunya masih banyak lagi keseruan dan pengalaman yang didapatkan oleh para peserta untuk memenuhi motivasi mereka dalam mengikuti program ini. Bagi Firza sendiri, motivasi dalam mengikuti program DSLaunchpad ini adalah keinginan untuk belajar lebih dalam tentang startup dan mendapat bimbingan terkait validasi sekaligus bagaimana mewujudkan ide-ide yang dimiliki. Masa pandemi yang membuat para peserta tidak bisa melakukan mentoring secara face to face pun dirasa tidak terlalu berpengaruh karena para mentor dapat membimbing dan cukup friendly dalam menjelaskan sehingga mereka merasa lebih leluasa untuk bercerita dan bertanya kepada mentor.

Memilih Business Model yang Tepat

Selain mendapatkan bimbingan dari mentor masing-masing, para peserta DSLaunchpad juga mendapatkan kesempatan untuk menimba ilmu dari super mentor tiap minggunya. Minggu ini, Super Mentor Session yang diselenggarakan oleh DSLaunchpad mendatangkan CEO JAS Kapital, Izak Jenie, untuk membahas topik business model secara lebih lanjut.

Tentunya sebagai seorang founder kita harus hati-hati dalam memilih business model yang tepat dan sesuai dengan bisnis yang dijalani. Menurut Izak, ada empat hal yang harus diketahui oleh founder sebelum menentukan business model untuk startupnya. Pertama, berapa besar market size yang dimiliki. Bila setelah dikerucutkan secara spesifik market size tetap besar, maka kemungkinan business model tersebut worthed. Kedua, apakah bisnis kita susah ditiru oleh orang lain. Kita harus dapat membayangkan apakah dalam waktu satu bulan akan ada bisnis yang sama muncul di permukaan. Semakin susah ditiru, maka business model semakin bagus. Ketiga, apakah produk bisnis ini dapat digunakan berulang-ulang. Bila konsumen memang membutuhkan produk sehingga melakukan penggunaan berulang, maka business model tersebut dapat bertahan dan berkembang. Yang terakhir, seorang founder juga harus dapat mengukur apakah unit economy-nya profitable atau tidakBila hal-hal tersebut dapat dijawab dengan baik, maka dapat dikatakan startup tersebut memiliki business model yang baik.

Pengalaman-pengalaman dan keseruan lain dalam mengembangkan startup melalui DSLaunchpad ini sendiri akan terus bertambah seiring dengan masa mentoring yang dilakukan oleh para peserta. DSLaunchpad sendiri akan berlangsung selama empat minggu hingga tanggal 15 Mei 2020 nanti. Saat ini, program inkubasi online terbesar di Indonesia ini telah memasuki minggu keduanya.  Rangkaian program DSLaunchpad ini juga diharapkan dapat terus membantu para peserta dalam mengembangkan startupnya dengan dibantu oleh mentor-mentor yang siap membagikan pengalaman dan pengetahuan mereka seputar dunia startup.