Induk Volta Umumkan Pendanaan dari Lengan Ventura Terafiliasi LG dan Perusahaan Otomotif Tiongkok

PT Energi Selalu Baru (ESB) atau dikenal sebagai induk perusahaan di balik produsen motor listrik Volta sekaligus anak perusahaan dari PT NFC Indonesia Tbk (IDX: NFCX), berhasil meraih pendanaan strategis dari LX Ventures dan SAIC Capital dalam putaran pra-seri A.

Investasi ini diharapkan dapat memperkuat pengembangan infrastruktur dan ekspansi pasar ESB, sejalan dengan visi bersama untuk masa depan yang berkelanjutan.

LX Ventures merupakan corporate VC dari LX Group yang terafiliasi perusahaan elektronik raksasa LG. Mandatnya fokus pada kemajuan dalam energi terbarukan, automasi manufaktur dan logistik, bahan ramah lingkungan, dan teknologi semikonduktor.

“Kami sangat antusias mendukung ESB dalam misinya untuk merevolusi pasar kendaraan listrik. Investasi kami sejalan dengan komitmen kami untuk membangun masa depan yang berkelanjutan melalui energi terbarukan, daur ulang sumber daya, dan teknologi pangan,” ujar Direktur Investasi LX Ventures Wanjoong Jun.

Sementara SAIC Capital, lengan investasi raksasa otomotif asal Tiongkok “SAIC”, berfokus pada inovasi di industri otomotif dan teknologi masa depan seperti kendaraan otonom dan energi baru (listrik dan hidrogen). Memanfaatkan keahlian dan sumber daya SAIC di industri otomotif, ESB siap menghadirkan solusi mobilitas yang berkelanjutan dan berteknologi canggih.

Pendanaan sebelumnya

ESB sebelumnya telah mendapatkan dana dari Rigel Capital dan Twin Towers Ventures, yang menjadi tonggak penting dalam perjalanan pertumbuhan mereka.

Dana segar yang didapat akan dimanfaatkan untuk mempercepat pengembangan produk, memperluas jangkauan pasar, dan meningkatkan kemampuan teknologi ESB. Rencananya, ESB akan memanfaatkan investasi ini untuk mengembangkan armada motor listrik Volta, memperluas infrastruktur pertukaran baterai, dan mengeksplorasi solusi inovatif dalam teknologi kendaraan listrik.

Kerja sama ini menegaskan komitmen LX Ventures dan SAIC Capital dalam mendukung ide-ide inovatif yang mendorong ekonomi berkelanjutan.

Direktur NFCX Okie Octavia Kurniawan mengatakan, “Investasi dari LX Ventures dan SAIC Capital adalah perubahan besar bagi kami. Ini akan secara signifikan mempercepat upaya kami dalam memperluas armada kendaraan listrik dan infrastruktur pertukaran baterai. Dengan dukungan mereka, kami siap memberikan solusi mobilitas yang lebih inovatif dan berkelanjutan kepada pelanggan kami, memperkuat komitmen kami untuk mengubah lanskap kendaraan listrik.”

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Dagangan Dapat Pendanaan dari Kejora-SBI Orbit Fund

Startup rural commerce Dagangan baru mendapatkan pendanaan tambahan dari Kejora-SBI Orbit Fund. Hal ini seperti yang disampaikan Billy Boen selaku salah satu Partner Kejora Capital. Turut disampaikan dalam pernyataannya bahwa ini adalah portofolio ke-10 sekaligus terakhir dari dana kelolaan tersebut.

Sejak diresmikan pada Juni 2020, Orbit Fund yang merupakan joint venture Kejora Capital dan SBI Holdings, telah berinvestasi ke sejumlah startup Indonesia, termasuk platform point of sales Olsera dan pengembang infrastruktur baterai motor listrik SWAP.

Setelah Orbit Fund tidak lagi berlanjut, menurut informasi yang kami dapat, tim Kejora akan memfokuskan dana kelolaan bersama SBI ke Maven Asia Capital. Selain SBI, dana kelolaan yang akan segera ditutup untuk tahap pertamanya ini turut didukung LP individu ternama seperti Toto Sugiri, Andy Zain, Dharsono Hartono, dan sejumlah lainnya. Dikabarkan mereka menargetkan dana $150 juta untuk diinvestasikan ke startup early dan growth stage.

Pendanaan Dagangan

Saat ini Dagangan memang tengah menggalang pendanaan lanjutan setelah sebelumnya menutup putaran pra-seri B didukung BPTN Syariah Ventura dan Monk’s Hill Ventures senilai $6,6 juta.

Dikonfirmasi terpisah, Co-Founder & CEO Dagangan Ryan Manafe menyampaikan bahwa pendanaan dari Orbit Fund ini masih di putaran yang sama dengan perolehan terakhir dari W Inc, pemodal asal Jepang.

Sebagai rural commerce, Dagangan berfokus melayani pengguna di kota tier-3 dan 4. Dagangan menyuplai berbagai bahan jualan untuk ritel kecil-menengah. Baru fokus di pulau Jawa, Dagangan saat ini telah melayani 75 ribu+ warung/toko dengan 5 ribu+ SKU produk.

Menawarkan supply-chain yang lebih efisien, Dagangan mengklaim harga jual mereka 20% lebih rendah dan menghasilkan revenue 2x lipat bagi para peritel.

Dengan model operasional berupa hub & spoke untuk last-mile delivery melalui 50+ micro-hub di lokasi strategis, Dagangan mengklaim berbeda dengan startup social commerce pada umumnya. Diketahui sejumlah pemain serupa saat ini kesulitan (bahkan tidak lagi beroperasi), termasuk di antaranya Ula dan RateS.

Application Information Will Show Up Here

Superbank Dapat Tambahan Investasi Rp1,2 Triliun dari Grab, Singtel, dan KakaoBank

Perusahaan pengembang layanan bank digital Superbank hari ini (03/7) mengumumkan tambahan investasi Rp1,2 triliun dari para pemegang saham sebelumnya, yakni Grab, Singtel, dan KakaoBank. Dana segar akan dimanfaatkan untuk mendukung upaya peningkatan layanan dan inovasi produk para nasabahnya.

Investasi ini sekaligus dinilai menegaskan keyakinan dan dukungan pemegang saham terhadap visi dan potensi Superbank.

Sebelum putaran investasi baru ini, EMTEK masih menjadi pemegang saham dengan persentase tertinggi, diikuti oleh Grab, Singtel, dan KakaoBank. Grab sendiri menggunakan PT Kudo Teknologi Indonesia (Kudo) sebagai kendaraan investasinya – seperti diketahui Kudo diakuisisi Grab sejak 2017 lalu.

Jajaran pemegang saham Superbank sebelum investasi baru ini / Superbank
Jajaran pemegang saham Superbank sebelum investasi baru ini / Superbank

“Kami sangat mengapresiasi kepercayaan para pemegang saham dalam mendukung upaya kami untuk terus membuat produk dan layanan perbankan digital yang inovatif dan relevan,” ujar Presiden Direktur Superbank Tigor M. Siahaan.

Ia melanjutkan, “Dukungan berkelanjutan dari Grab, Singtel, dan KakaoBank tidak hanya berupa investasi, tetapi juga teknologi terdepan, wawasan, dan aset jaringan untuk mempercepat pertumbuhan kami. Tambahan investasi ini akan memperkuat kami dalam memperluas layanan finansial inklusif dan pembiayaan yang mudah diakses oleh lebih banyak nasabah ritel dan UMKM underbanked di Indonesia.”

Superbank sebelumnya dikenal sebagai PT Bank Fama International. Berdiri di Bandung pada tahun 1993, Superbank memasuki era baru ketika menjadi bagian dari Emtek Group pada akhir 2021, diikuti oleh Grab dan Singtel pada awal 2022, dan KakaoBank pada tahun 2023 sebagai bagian dari konsorsium. Superbank memiliki misi untuk memperluas akses kredit bagi nasabah ritel dan UMKM, memberdayakan mereka dengan solusi inovatif, serta mengembangkan kolaborasi melalui salah satu ekosistem terluas di industri.

Pada Juni 2024 lalu, Superbank baru resmikan kerja sama strategis bersama Grab lewat layanan Banking as a Services. Pengguna dan mitra kini dapat membuka rekening, menabung, dan bertransaksi langsung dari aplikasi Grab. Selain fitur perbankan dasar, Superbank juga menawarkan Pinjaman Atur Sendiri (PAS) kepada pengguna Grab terpilih. PAS adalah pinjaman digital tanpa agunan yang mudah diajukan dengan limit kredit dan tenor fleksibel serta informasi bunga dan biaya yang transparan.

Superbank terus memperkenalkan produk tabungan inovatif seperti Celengan by Superbank yang menawarkan bunga tinggi 10% per tahun untuk menabung harian secara otomatis. Langkah ini mempertegas komitmen Superbank untuk inovasi dan inklusi keuangan di Indonesia.

“Grab memahami pentingnya menghadirkan teknologi bank digital dengan beragam fitur inovatif serta mudah diakses, dan dapat membantu pengelolaan keuangan yang lebih baik bagi konsumen. Dukungan Grab untuk Superbank menegaskan komitmen bersama kami untuk meningkatkan inklusi keuangan di seluruh Indonesia,” sambut Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi.

Application Information Will Show Up Here

Unit Bisnis E-commerce Enabler Milik Shipper “Aloshop” Resmi Masuk ke Pasar Thailand

Aloshop, salah satu unit bisnis milik Shipper, mengumumkan ekspansi strategisnya ke pasar Thailand. Setelah sukses dengan uji coba layanan di sana dan bermitra dengan TikTok, Aloshop siap membawa keahliannya dalam pemberdayaan e-commerce dan social commerce ke negara tersebut.

Sejak awal 2024, Aloshop telah melakukan uji coba layanannya di Thailand dengan menggandeng klien seperti McJeans, Super Sport, dan Warrix. Fase uji coba ini telah menunjukkan hasil yang signifikan, membuktikan potensi pertumbuhan di lanskap e-commerce Thailand yang dinamis.

Layanan komprehensif Aloshop, termasuk pemasaran media sosial, pemasaran KOL, pemasaran kinerja, pemasaran afiliasi, dan live shopping, telah memberikan dampak besar.

Pada bulan April 2024, Aloshop didapuk TikTok sebagai salah satu dari tiga TikTok Seller Partners terbaik dalam menghasilkan Gross Merchandise Value (GMV) yang tinggi. Penghargaan ini menegaskan strategi efektif dan pendekatan inovatif Aloshop dalam sektor e-commerce.

Super Sport, salah satu klien Aloshop juga menerima penghargaan sebagai merek top yang menghasilkan GMV tinggi, menyoroti kolaborasi sukses dan nilai yang diberikan Aloshop kepada kliennya. Tidak berhenti sampai di situ, pada Mei 2024, Aloshop meraih penghargaan puncak sebagai TikTok Shop partner dengan pertumbuhan GMV tertinggi.

Keputusan Aloshop untuk berekspansi ke Thailand didorong oleh pasar e-commerce negara tersebut yang tumbuh pesat. Lanskap e-commerce Thailand mengalami pertumbuhan eksponensial yang didorong oleh penetrasi internet yang meningkat, adopsi smartphone yang luas, dan infrastruktur logistik yang semakin baik. Pemain besar seperti Lazada, Shopee, dan Central memimpin pasar, dengan lebih dari setengah populasi aktif berbelanja online.

Penelitian menunjukkan bahwa 69,5% populasi Thailand menggunakan internet, dan 52,3% terlibat dalam e-commerce, menjadikannya pasar yang berkembang baik untuk ritel online. Dengan hampir 99% pengguna internet mengakses web melalui perangkat mobile, adopsi smartphone yang luas memfasilitasi belanja online yang nyaman dan mendukung pertumbuhan mobile commerce, pendorong utama di sektor e-commerce yang dipimpin oleh live shopping.

CIO Shipper & Aloshop Jessica Hendrawidjaja menyatakan, “Kami sangat senang mengumumkan ekspansi strategis kami ke Thailand. Langkah ini adalah bukti komitmen kami untuk membawa solusi inovatif ke pasar baru dan mendukung bisnis lokal dalam perjalanan pertumbuhan mereka.”

Country Head Aloshop Thailand Fern Niti menambahkan, “Proyek percontohan kami telah menunjukkan potensi yang luar biasa, dan kami yakin solusi ecommerce dan social commerce inovatif kami akan membawa nilai signifikan bagi bisnis di Thailand. Pengakuan dari TikTok dan kesuksesan klien kami seperti Super Sport memvalidasi pendekatan kami dan memotivasi kami untuk mencapai tonggak yang lebih besar di Thailand.”

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

RUN System Luncurkan Platform AI dan Low-Code untuk Mendukung Transformasi Digital

PT Global Sukses Solusi Tbk (RUN System – RUNS) kembali menunjukkan komitmennya dalam inovasi teknologi dengan meluncurkan dua solusi baru. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar di Yogyakarta, RUN System memperkenalkan RAIN, solusi AI yang dirancang untuk membantu perusahaan dan organisasi memanfaatkan teknologi Generative AI (GenAI) secara nyata.

RAIN diharapkan dapat meningkatkan efisiensi operasional dan memperkuat daya saing perusahaan melalui otomatisasi dan analisis data yang lebih canggih.

Founder & CEO RUN System Sony Rachmadi Purnomo menyatakan, “Peluncuran RAIN adalah bagian dari strategi kami untuk terus berinovasi dan memberikan solusi yang relevan bagi kebutuhan bisnis di era digital. Kami yakin bahwa RAIN akan menjadi game-changer dalam industri ini.”

Founder & CEO RUN System Sony Rachmadi Purnomo / RUN System
Founder & CEO RUN System Sony Rachmadi Purnomo / RUN System

Pada sesi Public Expose, RUN System juga meluncurkan Platform Low-Code terbarunya, yang dikenal sebagai Enterprise Productivity Platform. Platform ini memungkinkan entitas bisnis dan individu untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri tanpa memerlukan kemampuan coding yang mendalam.

Dengan menggunakan teknologi Low-Code, pembuatan aplikasi dapat dilakukan 6-10 kali lebih cepat, dan dapat menghemat biaya transformasi digital hingga $25 juta per perusahaan per tahun.

“Platform Low-Code kami dirancang untuk menjawab kebutuhan transformasi digital yang semakin mendesak. Dengan teknologi ini, perusahaan dapat dengan cepat dan mudah membuat aplikasi yang dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi bisnis,” ujar CTO RUN System Budi Santoso.

Platform Low-Code RUN System hadir dengan berbagai aplikasi siap pakai, seperti Customer Relationship Management, Sales & Invoicing, dan e-Procurement. Selain itu, pengguna platform ini dapat menjual aplikasi yang mereka buat di Marketplace Enterprise Productivity Platform, menciptakan peluang bisnis baru.

Dengan pertumbuhan pasar Low-Code yang diperkirakan mencapai $45,5 miliar pada tahun 2026, RUN System optimis bahwa solusi ini akan mendapat sambutan positif dari berbagai sektor. Keunggulan lain dari platform ini adalah dukungan ribuan use cases dari produk inti ERP RUN System yang telah berdiri lebih dari satu dekade.

RUN System juga menargetkan peluncuran lebih dari 100 aplikasi baru pada platform ini hingga akhir tahun. Inisiatif ini merupakan bagian dari rencana ekspansi bisnis yang lebih luas, termasuk penetrasi pasar ke sektor pemerintahan seperti Bank Tanah dan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN).

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Xurya Umumkan Pendanaan Rp900 Miliar Dipimpin Norwegian Climate Investment Fund

Xurya, startup pengembang layanan energi surya, mengumumkan perolehan pendanaan senilai $55 juta atau setara Rp900 miliar. Putaran ini dipimpin Norwegian Climate Investment Fund yang dikelola oleh Norfund, bersama dengan Swedfund, Clime Capital sebagai pengelola SEACEF II, British International Investment (BII), dan AC Ventures.

Dengan penambahan investasi ini, total pendanaan yang telah diterima Xurya sampai saat ini telah mencapai lebih dari $88 juta (Rp1,5 triliun).

Xurya menjadi perusahaan energi terbarukan pertama di Indonesia yang mendapatkan pendanaan dari Norwegian Climate Investment Fund dan Swedfund, yaitu Development Finance Institution (DFI) dari Swedia. Selain itu putaran ini juga menjadi investasi ekuitas perdana BII di Indonesia, yang merupakan DFI dan impact investor dari Inggris. Sedangkan Clime Capital dan AC Ventures adalah investor Xurya di putaran sebelumnya.

“Dengan dukungan para investor kelas dunia ini, kami tidak hanya akan terus menghasilkan inovasi guna mendukung transisi energi nasional yang berkelanjutan, namun juga berambisi untuk menjadi perusahaan kelas dunia dalam beberapa tahun mendatang,” ujar Managing Director Xurya Eka Himawan.

Sejak didirikan pada 2018, Xurya memiliki visi  mengatasi tantangan yang dihadapi oleh para pelaku bisnis dalam mengadopsi energi terbarukan, yaitu biaya pemasangan awal yang tinggi. Xurya memberikan solusi berupa model sewa PLTS atap tanpa biaya awal bagi para pelaku bisnis agar dapat beralih ke energi terbarukan dengan mudah.

Dengan model bisnisnya yang solid, pada tahun 2022 lalu Xurya mendapatkan pendanaan sebesar $33 juta dari East Ventures, Mitsui & Co., Saratoga, PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), Schneider Electric, dan New Energy Nexus. Argor (Go-Ventures)juga termasuk sebagai investor tahap awal Xurya.

“Norfund antusias mendapatkan kesempatan untuk memimpin putaran investasi di Xurya kali ini. Kami memobilisasi modal swasta dan publik ke dalam perusahaan yang berkontribusi vital terhadap transisi energi di Indonesia. Investasi ini selaras dengan misi Climate Investment Fund, yaitu berkontribusi dalam pengurangan emisi gas rumah kaca melalui investasi dalam sektor energi terbarukan di negara berkembang,” SVP Renewable Energy Norfund Anders Blom.

Dengan dana kelolaan berbeda, sebelumnya Norfund juga telah berinvestasi ke AwanTunai, Amartha dan Modalku dalam bentuk debt funding.

Capaian Xurya

Hingga saat ini Xurya telah memiliki lebih dari 170 PLTS yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. PLTS Xurya diklaim telah berkontribusi dalam menghindari emisi karbon sebesar 152.000 ton CO2 per tahun dan menghasilkan lebih dari 1.600 lapangan kerja hijau.

Dengan dana dari putaran investasi saat ini, Xurya diproyeksikan dapat meningkatkan lagi kontribusinya dalam penghindaran emisi karbon sebesar 370.000 ton CO2 per tahun. Xurya juga aktif sebagai anggota Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), dan berpartisipasi sebagai pelatih dan pakar dalam pelbagai kegiatan “training of trainers” di bidang teknis PLTS.

Pada tahun 2024, Xurya mendapatkan Sertifikasi B Corp sebagai pengakuan bahwa perusahaan telah menerapkan prinsip lingkungan, sosial, dan governance (ESG) dalam operasional bisnisnya.

“Target NZE tahun 2060 yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia merupakan suatu target yang sangat ambisius, namun kami yakin bahwa dengan gotong-royong, kita akan dapat mencapainya. Xurya siap untuk bekerja sama dengan seluruh pihak dalam mencapai target ini,” imbuh Eka.

Di Indonesia, sejumlah startup mulai menawarkan solusi energi yang lebih ramah lingkungan. Selain Xurya, ada juga SUN Energy yang awal tahun ini juga baru membukukan pendanaan hijau dari Bank Permata senilai Rp500 miliar. Selain itu ada sejumlah nama lain seperti SolarKita, Warung Energi, Weston Energy, Forbetric, Erenesia, Khaira Energy, Syailendra Power, PowerBrain, dan beberapa lainnya.

Northstar Dikabarkan Berinvestasi Rp82 Miliar ke DACHIN, Pengembang Merek Gaya Hidup dan Elektronik

Northstar Ventures (NSV) dikabarkan baru memberikan pendanaan $5 juta atau setara Rp82 miliar ke DACHIN Group yang merupakan pengembang brand yang berfokus di pasar Indonesia. Hal ini seperti yang diungkapkan dalam keterbukaan informasi di regulator, seperti dikutip dari Alternative.pe.

Ketika dihubungi, pihak NSV enggan memberikan komentar lebih lanjut mengenai pendanaan ini.

Salah satu proposisi nilai yang ditawarkan DACHIN adalah pemanfaatan data untuk menargetkan konsumen, serta untuk melakukan analisis terhadap pangsa pasar. Mereka meyakini dengan data pelanggan yang komprehensif bisa menghasilkan mereka berdaya jual tinggi di pasaran, di tengah pasar konsumen yang terus berkembang.

DACHIN fokus pada  pembuatan produk di area gaya hidup dan elektronik konsumer. Dengan pendanaan yang didapat, mereka juga membangun ekosistem distribusi yang kuat, termasuk fulfillment center di titik krusial. Berkonsep D2C, DACHIN melakukan distribusi produk di kanal online dan offline, baik untuk B2C maupun B2B.

Beberapa brand yang saat ini sudah dipasarkan DACHIN  meliputi produk gaya hidup dan elektronik seperti Ecentio, Freemir, Cooger, Aonez, dan Inbex.

Saat ini Northstar Group mengelola dua pendanaan, Private Equity Funds dan Venture Capital Fund. Lewat dana kelolaan yang kedua, Northstar Ventures memperluas cakupan investasinya ke startup tahap awal. Akhir tahun lalu, perusahaan baru menutup penggalangan akhir Northstar Ventures I, L.P (NSV I) sebesar $140 juta (sekitar Rp2,1 triliun).

Dana kelolaan tersebut akan diinvestasikan ke berbagai startup tahap awal di Asia Tenggara. Fokus utamanya di bidang konsumer, finansial, dan ekonomi digital. Teranyar dana kelolaan ini juga baru berinvestasi ke Gently, startup Indonesia yang fokus mengembangkan skincare untuk anak.

Startup Pertanian Agri Sparta Gandeng Bulog untuk Mitra Pembiayaan dan Penyerapan Panen

Agri Sparta mengumumkan kemitraan strategis dengan Badan Urusan Logistik Nasional Indonesia (Bulog), dalam upaya mendukung petani kecil dan meningkatkan ketahanan pangan nasional. Kerja sama ini diharapkan dapat secara signifikan meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani padi kecil di Indonesia.

Dalam kemitraan ini, Bulog akan menyediakan pembiayaan dan jaminan pembelian hasil panen. Pembiayaan tersebut akan dialokasikan untuk menyediakan input berkualitas tinggi dan layanan pertanian modern, seperti penggunaan transplanter, input presisi melalui drone pertanian, dan combine harvester. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian, sehingga dapat memberikan dampak positif terhadap pendapatan petani.

Agri Sparta berperan menyediakan benih unggul tahan kekeringan serta input pertanian penting lainnya. Selain itu, Agri Sparta akan menerapkan AgriPlan, sistem Enterprise Resource Planning (ERP) yang dirancang khusus untuk kebutuhan petani padi. Penggunaan teknologi biologis dan digital ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas secara signifikan dan mencapai jutaan petani kecil di Indonesia.

Nganjuk, Jawa Timur dan Klaten, Jawa Tengah telah dipilih sebagai lokasi awal untuk implementasi program ini. Target jangka panjang dari kemitraan ini adalah mencapai cakupan lahan seluas 500.000 hektar pada tahun 2030, yang mencakup lebih dari 10% total luas lahan padi di Indonesia.

Co-founder dan CEO Galang Ramadhan Agri Sparta menyatakan antusiasmenya terhadap kemitraan ini. “Kami memiliki misi yang sama untuk menjaga ketahanan pangan di tengah perubahan iklim, sambil meningkatkan kesejahteraan petani kecil,” ujarnya.

Agri Sparta, sebagai startup agritech, berkomitmen untuk mendukung petani kecil melalui teknologi dan inovasi. Mereka telah mengembangkan benih unggul, input pertanian, dan alat digital yang dirancang untuk meningkatkan produktivitas, kualitas panen, dan ketahanan hasil. Dengan dukungan dari Bulog, Agri Sparta berharap dapat memperluas dampaknya dan memberikan kontribusi nyata terhadap ketahanan pangan dan kesejahteraan petani di Indonesia.

Co-Founder Agri Sparta CEO Galang, CTO Yasser, dan COO Barok / Agri Sparta
Co-Founder Agri Sparta CEO Galang, CTO Yasser, dan COO Barok / Agri Sparta

Kolaborasi ini juga diharapkan dapat menjadi model bagi inisiatif serupa di masa depan, baik di Indonesia maupun di negara lain yang menghadapi tantangan serupa. Dengan menggabungkan sumber daya dan keahlian dari kedua belah pihak, kemitraan ini diharapkan dapat menciptakan perubahan yang berkelanjutan dan signifikan dalam sektor pertanian Indonesia.

Dengan dukungan dari investor regional dan global terkemuka seperti Antler, WV, Seedstars, dan Hustle, Agri Sparta siap untuk menghadapi tantangan dan peluang yang ada di depan. Kemitraan dengan Bulog ini menandai langkah penting dalam perjalanan mereka untuk menciptakan pertanian yang lebih produktif dan berkelanjutan.

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Pawprints Mengumumkan Tambahan Pendanaan Seed dari Asia Fund X

Startup D2C pengembang pakan hewan peliharaan berbahan dasar serangga protein tinggi Pawprints mengumumkan pendanaan seed lanjutan dari Asia Fund X (AFX) yang didukung oleh MSW Ventures dan Pavilion Capital. Putaran pendanaan ini, yang jumlahnya tidak diungkapkan, bertujuan untuk memperkuat inovasi dan memperluas tim ahli hewan dan produk nutrisi perusahaan.

Investasi ini merupakan lanjutan dari putaran pendanaan awal senilai $1,7 juta pada November 2023 yang dipimpin Creative Gorilla Capital serta didukung Altrui (family office Japfa Comfeed) dan Tujuh Bersaudara Investindo (family office Tigaraksa Satria). Dana yang diterima dinilai dapat memperkuat kemampuan inovasi dan kapasitas operasional perusahaan melalui peningkatan tim dan perekrutan ahli hewan dan nutrisi.

Pawprints Group, yang menaungi merek Pawprints dan Heka, mengedepankan keberlanjutan dengan menggabungkan protein dari Black Soldier Fly (BSF) dalam makanan hewan peliharaan mereka. Metode ini secara signifikan mengurangi dampak lingkungan, karena budidaya protein serangga menghasilkan emisi gas rumah kaca 97% lebih sedikit dibandingkan dengan sumber daging tradisional.

Dengan menggabungkan nutrisi holistik dan inovasi kontemporer, Pawprints Group menargetkan hewan peliharaan yang memiliki alergi dan sensitivitas makanan dengan protein serangga yang dianggap superfood ini.

Founder & CEO Pawprints Group Jacqueline Sulistyo menyatakan, “Misi kami adalah mendefinisikan ulang nutrisi hewan peliharaan. Dari pengalaman saya sebagai pemilik hewan peliharaan dan latar belakang saya di perhotelan, saya selalu memahami pentingnya kualitas dan detail. Saat mencari makanan yang tepat untuk kucing saya yang pemilih, Leo, saya menyadari kebutuhan untuk memberikan pilihan yang superior dan berkelanjutan untuk semua hewan peliharaan, terutama yang pemilih dan sensitif.”

Sejak peluncuran merek Pawprints pada Juni 2023, perusahaan mengklaim telah menggandakan pendapatan bulanan mereka dan menjual lebih dari 120 ton makanan hewan peliharaan, menunjukkan permintaan yang kuat dan kesesuaian pasar yang luas untuk nutrisi hewan peliharaan yang berfokus pada kesehatan dan keberlanjutan.

Pawprints telah menyelesaikan lebih dari 35.000 pesanan dan tersedia di lebih dari 700 outlet offline, dengan tingkat retensi pelanggan yang tinggi, di mana lebih dari 33% pendapatan bulanan di Jepang berasal dari pelanggan setia.

Pawprints Group bekerja sama dengan ahli nutrisi hewan bersertifikasi internasional untuk merumuskan produknya, memastikan keamanan dan kualitas superior dalam nutrisi hewan peliharaan. Makanan hewan peliharaan mereka melampaui standar nutrisi dan pedoman pelabelan yang ditetapkan oleh Association of American Feed Control Officials (AAFCO), menjamin bahwa setiap produk disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan diet spesifik hewan peliharaan sesuai dengan ras, usia, dan gaya hidup mereka.

Dengan kehadiran yang kuat di pasar yang berkembang pesat, Pawprints Group siap memanfaatkan industri perawatan hewan peliharaan Asia yang sedang berkembang, yang kini bernilai $47 miliar dan tumbuh dengan CAGR 11%. Perusahaan berencana untuk memperkenalkan lebih dari sepuluh SKU produk baru pada akhir 2024.

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Typedream Diakuisisi Beehiiv, Integrasikan Web Builder dengan Platform Newsletter

Startup pengembang platform website tanpa kode Typedream telah diakuisisi pengembang platform newsletter Beehiiv. Ke depannya akan dilakukan integrasi untuk memudahkan pengguna Beehiiv mendesain website untuk keperluan publikasi newsletter-nya.

Typedream dikembangkan sejumlah founder asal Indonesia yang kala itu sama-sama bersekolah di Amerika Serikat. Mereka adalah Putri Karunia, Kevin Nicholas Chandra, Michelle Marcelline, Anthony Harris Christian, dan Albert Putra Purnama.

Pada founder Typedream / Typedream

Ini bukan kali pertama bagi mereka “exit” atas startup yang dikembangkan. Sebelumnya startup mereka yang fokus mengembangkan platform passwordless login “Cotter” juga diakuisisi oleh Stytch pada tahun 2021.

Dalam debutnya, Typedream juga telah mendapatkan pendanaan seed atas keterlibatannya di Y Combinator. Pendanaan ini juga termasuk dari sejumlah angel investor global.

“Saya sudah sangat akrab dengan platform (dan tim) mereka selama beberapa bulan terakhir dan saya sangat bersemangat tentang apa artinya ini bagi masa depan Beehiiv,” tulis Founder Beehiiv Tyler Denk dalam pernyataan resminya.

Selain itu Tyler juga merinci sejumlah alasan yang melatarbelakangi keputusan untuk melakukan akuisisi ini. Saat pertama Beehiiv diluncurkan fokus utamanya pada newsletter, namun banyak pengguna awal mereka yang sebelumnya telah menggunakan Substack — platform sejenis yang turut menyediakan web sederhana bagi penggunanya.

“Jadi hampir karena kebutuhan, kami juga memilih untuk menyediakan situs web sederhana kepada setiap pengguna kami sehingga mereka dapat dengan mudah mengumpulkan email dan meng-hosting konten mereka secara online […] Sementara itu, ruang email sudah (dan masih) sangat kompetitif. Tidaklah sepadan dengan waktu atau upaya kami untuk mencoba dan bersaing di dua lini yang sangat besar, terutama sebagai tim kecil,” lanjut Tyler.

Dalam beberapa bulan ke depan, diharapkan integrasi antara Beehiiv dan Typedream akan diselesaikan sehingga menghasilkan layanan gabungan yang lebih mulus untuk memanjakan pengguna.