Laporan DSInnovate: Perkembangan E-commerce di Indonesia 2020

Bisnis e-commerce terus berkembang di Indonesia, tidak hanya memfasilitasi kebutuhan konsumer, namun juga menjembatani UMKM untuk terhubung luas dengan calon pelanggan potensial. Data terbaru e-Conomy SEA 2020 menunjukkan Gross Merchandise Value (GMV) yang dihasilkan dari sektor ini di Indonesia mencapai $32 miliar atau setara 465 triliun Rupiah, menjadi yang terbesar dalam ekonomi internet.

Tidak hanya itu, melihat dari perkembangannya selama satu dekade terakhir, platform e-commerce mampu berperan menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Keberhasilan e-commerce turut mempopulerkan berbagai layanan digital lain, sebut saja layanan teknologi finansial, logistik pintar, tata kelola bisnis digital, hingga berhasil memberdayakan bisnis tradisional seperti warung dengan pendekatan kemitraan.

Untuk mendalami sejauh mana layanan e-commerce berkembang dan berdampak bagi masyarakat Indonesia, DSInnovate merilis laporan riset bertajuk “The Power of E-commerce Spectrums”. Laporan ini terdiri dari empat bahasan utama, meliputi

  • Gambaran e-commerce di tahun 2020; merangkum perkembangan, model bisnis, hingga lanskap e-commerce di Indonesia.
  • Dinamika kebiasaan pengguna; merangkum preferensi pengguna dalam menggunakan platform e-commerce untuk memenuhi kebutuhannya; termasuk dampak yang berhasil diciptakan dari sisi pembeli maupun penjual (khususnya pelaku UMKM).
  • Pendorong bisnis dalam ekosistem e-commerce; melihat berbagai inovasi dan strategi yang dijalankan pemain e-commerce untuk memenangkan pasar lokal.
  • Masa depan e-commerce; memproyeksikan perkembangan layanan e-commerce dalam beberapa tahun mendatang.

Laporan ini meramu data-data yang didapat dari riset kuantitatif melalui survei (pembeli dan penjual), kualitatif dengan berbicara langsung kepada pihak yang terlibat di ekosistem, dan analisis dari berbagai data/laporan terkait. Untuk data-data dan hasil temuan selengkapnya, unduh laporannya melalui tautan berikut ini: The Power of E-commerce Spectrums.

Laporan Perkembangan Agritech di Indonesia 2021

Pertanian menjadi salah satu sektor penting yang menyokong perekonomian nasional di Indonesia. Di tengah pertumbuhan industrinya, diyakini masih menyimpan banyak peluang yang dapat dieksplorasi — baik dalam kaitannya dengan peningkatan produktivitas ataupun penemuan berbagai peluang baru. Tak terkecuali ketika berbicara tentang teknologi, dalam satu dekade terakhir terminologi agritech (agriculture-technology) menjadi populer di tengah perbincangan inovasi teknologi dan startup digital.

Jika ditelisik lebih lanjut, keberadaan agritech memiliki misi untuk mendemokratisasi berbagai proses bisnis yang ada dalam ekosistem pertanian. Kehadiran teknologi didesain menghasilkan efektivitas dan efisiensi, sehingga memberikan keluaran yang lebih baik. Ini sekaligus membuka peluang bagi para inovator di Indonesia, termasuk kawula muda yang bersemangat mengembangkan bisnis lewat startup. Karena pada kenyataannya, masih banyak isu dan tantangan spesifik yang dapat dibenahi bersama, termasuk dengan digitalisasi.

Dalam rangka melihat sejauh mana agritech memberikan dampak positif di Indonesia, CROWDE dan DSInnovate merilis sebuah laporan riset bertajuk “Driving the Growth of Agriculture Technology Ecosystem in Indonesia”. Ada lima fokus pembahasan yang dirangkum dalam publikasi ini, meliputi:

  • Lanskap pertanian di Indonesia
  • Tantangan dalam industri pertanian
  • Inovasi yang mendorong pertumbuhan industri pertanian
  • Masa depan pertanian dalam impact investment
  • Studi kasus agritech di Indonesia

Banyak temuan menarik yang terungkap dalam laporan, salah satunya mengenai poin-poin penting yang layak disorot oleh inovator yang ingin memberikan solusi untuk memajukan industri pertanian. Mulai dari peningkatan produktivitas hasil tani, akses ke pinjaman modal produktif untuk para petani, penanganan regenerasi sumber daya manusia, pembenahan rantai pasokan produk pertanian, infrastruktur, dan regulasi.

Disampaikan juga tentang studi kasus, bagaimana impact investment diterapkan untuk membantu masalah permodalan petani. Termasuk bagaimana model pembiayaan tersebut memberikan risiko yang lebih minim untuk pihak-pihak yang terlibat. Selain itu, turut disampaikan berbagai data tentang pertumbuhan industri — termasuk sebaran lahan produktivitas pertanian, dan tantangan spesifik yang dihadapi oleh stakeholder di ekosistem.

Untuk pembahasan selengkapnya, unduh laporannya melalui tautan berikut ini: Driving the Growth of Agriculture Technology Ecosystem in Indonesia.

Disclosure: Laporan ini didukung oleh CROWDE, sebuah startup platform pembiayaan produktif yang mengkhususkan diri di sektor pertanian. Melalui pendekatan impact investment, selain memberikan dan modal, CROWDE juga memberikan bimbingan budidaya oleh ahli kepada mitra petani untuk memastikan hasil olahan lahan yang maksimal.

Laporan DSInnovate: Startup Report 2020

Beberapa temuan riset memvalidasi besarnya kekuatan dan potensi ekonomi digital Indonesia. Demokratisasi teknologi di sektor perniagaan, perjalanan, media & hiburan, pendidikan, dan kesehatan memberikan sumbangsih terbesar diukur dari perputaran nilai ekonomi yang dihasilkan. Sementara ekosistem startup menjadi penggerak utamanya — di dalamnya termasuk pelaku startup, investor, regulator, dan stakeholder lain yang terlibat secara spesifik.

Startup Report disusun untuk melihat bagaimana perkembangan ekosistem startup di Indonesia setiap tahunnya. Tahun ini DSInnovate mengusung tema “Business Resiliency during the Pandemic”, mengingat satu tahun terakhir pandemi Covid-19 tengah menguji ketahanan tatanan masyarakat dan melahirkan tren-tren baru di kalangan konsumen. Sembari mendalami apakah digitalisasi yang dihasilkan oleh startup mampu menjadi salah satu penopang kebertahanan tersebut.

Ada empat bahasan utama yang diusung dalam Startup Report 2020, meliputi:

  1. Ekosistem digital selama pandemi. Di sini peneliti menyoroti bagaimana kondisi konsumen dan pebisnis digital selama tahun 2020; serta langkah-langkah antisipatif yang dilakukan setiap sektor bisnis dalam menghadapi pandemi.
  2. Tren startup di Indonesia. Bab ini membahas tentang perkembangan startup digital selama tahun 2020, termasuk tentang model bisnis baru yang tumbuh subur sepanjang tahun, aplikasi dengan traksi terbaik, dan tren pendanaan startup.
  3. Strategi “exit”. Melihat daftar aksi korporasi dalam merger dan/atau acquisition yang melibatkan startup digital. Juga inisiatif IPO yang terjadi sepanjang 2020.
  4. Tren ke depan. Merangkum beberapa tren yang mungkin terjadi di tahun berikutnya didasarkan pada rencana-rencana strategis yang sudah mulai diumumkan oleh stakeholder ekosistem sepanjang tahun ini.

Dari empat pembahasan tersebut, ada banyak tren menarik yang terungkap. Salah satunya, tahun 2020 Indonesia telah memiliki 43 startup di tingkat centaur, mereka adalah perusahaan dengan valuasi di atas $100 juta dan berpotensi menjadi unicorn selanjutnya. Persebarannya meluas di berbagai vertikal bisnis mulai dari fintech, e-commerce, logistik, new retail, SaaS, OTA, agritech, healthtech, coworking, edtech, insurtech, dan online media.

Selain itu juga disorot beberapa isu-isu yang diharapkan dapat terselesaikan di waktu mendatang, seperti persebaran bisnis dan layanan digital di luar kota besar. Untuk data  dan ulasan selengkapnya, unduh laporannya melalui tautan berikut ini: Startup Report 2020.

Disclosure: DSInnovate bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia dalam penyusunan laporan ini. Turut didukung oleh East Ventures.

Laporan KrASIA: Perkembangan Industri Vaksin di Tiongkok

Dengan berbagai kekacauan yang disebabkan karena Covid-19, harapan baru mulai muncul dengan mulai didistribusikannya vaksin ke berbagai negara, termasuk di Indonesia. Sejauh ini beberapa negara sudah meneliti dan mengambangkan vaksin yang didistribusikan tersebut, salah satunya Tiongkok dengan produknya seperti Sinovac dan Sinopharm.

Untuk memberikan gambaran tentang kondisi industri vaksin di Tiongkok, KrASIA merilis sebuah laporan bertajuk “The Vaccine Industry”. Di dalamnya berisi lima bahasan utama, sebagai berikut:

  • Pasokan dan permintaan industri vaksin.
  • Kesenjangan antara pengembangan industri vaksin di Tiongkok dan seluruh dunia.
  • Tantangan di Tiongkok.
  • Startup vaksin yang muncul dan sub-vertikal yang menjanjikan di Tiongkok pasca-pandemi.
  • Prospek makro untuk tren yang membentuk masa depan bisnis vaksin global.

Hasil riset ini menjadi menarik untuk disimak, karena berdasarkan tren yang ditangkap, industri vaksin di Tiongkok akan melalui periode perkembangan pesat dalam waktu dekat. Ada beberapa faktor yang mendukung, di antaranya kebijakan domestik dan investasi.

Untuk ulasan selengkapnya, unduh laporannya melalui tautan berikut ini: The Vaccine Industry in China.

Disclosure: KrASIA bekerja sama dengan DS/innovate untuk mendistribusikan laporan ini.

Laporan DSResearch: Fintech Report 2020

Sektor teknologi finansial (fintech) di Indonesia masih layak mendapatkan perhatian, terlebih tahun ini ekosistem bisnis secara umum dihadapkan tantangan akibat pandemi. Dinamika industri menjadi lebih kencang, di tengah perubahan kebiasaan pengguna dan resesi ekonomi. Tentu membuat para founder dan pemimpin bisnis harus memikirkan ulang strategi mereka. Namun, menariknya berbagai hasil riset dan pakar banyak menyampaikan, adanya pembatasan fisik dan sosial justru menjadi pendorong adopsi layanan digital.

Beberapa jenis layanan fintech sifatnya mendukung bisnis digital lain – misalnya memfasilitasi layanan pembayaran di aplikasi food delivery lewat dompet digital, memberikan opsi kredit di situs online marketplace melalui paylater, sampai mendukung UMKM melalui pembiayaan bahan baku via supply chain financing dari fintech lending. Artinya, ketika dikatakan layanan digital menjadi semakin masif digunakan, secara tidak langsung juga mempengaruhi penggunaan berbagai layanan fintech tersebut.

Untuk memvalidasinya, DSResearch bersama Bank CIMB Niaga merilis “Fintech Report 2020”. Kegiatan riset ini turut didukung Ayoconnect dan Investree. Di dalamnya mengulas mengenai kondisi dan perkembangan industri fintech di Indonesia dalam setahun terakhir. Adapun cakupan bahasan yang disajikan terdiri dari lima bahasan utama, meliputi:

  1. Fintech Overview; membahas tentang perkembangan model bisnis dan teknologi yang banyak diaplikasikan oleh startup fintech. Terkait model bisnis, dipetakan berdasarkan regulasi terkait yang dirilis oleh Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan.
  2. Fintech Ecosystem in Indonesia; membahas tentang perkembangan berbagai bisnis fintech di Indonesia. Termasuk beberapa sub-sektor potensial yang dinilai akan memiliki peminat yang besar di tahun-tahun mendatang. Di dalamnya juga memasukkan perspektif dari regulator.
  3. Business Perspective of Fintech; mewawancara founder startup fintech di berbagai kategori, investor, dan perbankan untuk mendapatkan perspektifnya tentang kondisi industri. Termasuk hal-hal strategis dan inovatif yang dilakukan dalam menghadapi Covid-19.
  4. Consumer Perspective of Fintech; mewawancara konsumen untuk mendapatkan persepsi publik tentang fintech dan berbagai layanan yang saat ini ada di Indonesia. Di dalamnya turut menyajikan berbagai aplikasi favorit dari setiap sub-segmen bisnis.
  5. Strategic Collaboration; membahas tentang berbagai inisiatif dan kolaborasi yang dilakukan antarstakehoder, mulai dari regulator, startup, dan korporasi.

Tema besar Fintech Report di tahun ini adalah “Maintaining Growth during Pandemic”, menggambarkan bisnis yang secara umum bisa bertahan bahkan tetap dalam lajur pertumbuhan melalui berbagai inovasi produk dan layanan yang digulirkan.

Laporan tersebut dapat diunduh secara gratis di sini: Fintech Report 2020.


Disclosure: DSResearch bekerja sama dengan Bank CIMB Niaga dalam riset ini. Sebuah perbankan nasional dengan berbagai produk inovatif, termasuk layanan API yang bisa dimanfaatkan oleh bisnis digital untuk menunjang  berbagai kebutuhan transaksi. Ayoconnect dan Investree turut mendukung pengembangan laporan ini.

Laporan DSResearch: Lanskap Perkembangan Fintech Lending di Indonesia

Financial technology (fintech) jadi salah satu bisnis digital yang mengalami perkembangan sangat pesat di Indonesia. Terbukti, sampai saat ini ada 158 fintech lending yang terdaftar di OJK. Belum lagi pemain lain yang menjadi enabler atau penyedia teknologi pendukung.

Pesatnya perkembangan ekosistem fintech lending melahirkan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) per Oktober 2018 lalu. Fokusnya menjembatani antara pemain dengan regulator untuk menciptakan iklim industri fintech lending yang sehat, sembari bersama-sama meningkatkan inklusi keuangan.

Guna melihat perkembangan bisnis fintech lending di Indonesia, AFPI bekerja sama dengan DSResearch melakukan riset bertakuk “Evolving Landscape of Fintech Lending in Indonesia”. Sebanyak 146 C-level perusahaan fintech lending di Indonesia berpartisipasi dalam survei ini.

Adapun laporan tersebut berfokus pada 4 bahasan utama, sebagai berikut:

  • Gambaran fintech lending; menjelaskan tentang konsep dasar layanan fintech lending, regulasi, asosiasi yang menaungi, dan para pemain di setiap kategori. Disampaikan saat ini ada empat kategori utama yang digarap, meliputi produktif, konsumtif, dan syariah.
  • Profil fintech lending; membahas tentang profil bisnis dan konsumen fintech lending. Termasuk di dalamnya jangkauan area layanan, total dana yang didistribusikan, hingga tenor pinjaman yang banyak diajukan.
  • Model dan lanskap bisnis; membahas secara spesifik terkait model layanan yang diadopsi tiap pemain, termasuk mendalami tipe layanan di masing-masing kategori.
  • Adopsi teknologi, mitigasi risiko, dan ekspansi; mendalami pendekatan yang dilakukan tiap pemain untuk mengedukasi pasar, melakukan mitigasi risiko pengembalian, penerapan teknologi untuk meningkatkan layanan, dan kanal pencairan dana.

Beberapa temuan yang menarik dari survei di antaranya, kategori produktif memiliki jumlah pemain terbanyak, yakni 57 pemain yang spesifik dan 48 pemain yang akomodasi pinjaman produktif dan konsumtif sekaligus. Kredit konsumtif paling banyak diminati pekerja (full time) dan UMKM (nondigital). Selain itu masih banyak hal-hal menarik lain yang terungkap dalam survei.

Untuk data dan pemaparan selengkapnya, unduh laporannya melalui tautan di berikut ini: Evolving Landscape of Fintech Lending in Indonesia.


Disclosure: Dalam penyusunan laporan ini, DSResearch bermitra dengan AFPI sebagai asosiasi yang mewadahi pelaku usaha fintech lending di Indonesia.

Laporan DSResearch: Lanskap Creative Hub di Indonesia 2020

Creative hub adalah fasilitas yang dikembangkan untuk mendukung semangat kewirausahaan, bentuknya bisa berupa tempat fisik maupun virtual; untuk mempertemukan orang-orang kreatif dengan berbagai spesialisasi. Selain membuka jejaring, berbagai agenda bertajuk pengembangan bisnis/personal turut diselenggarakan di fasilitas tersebut. Kehadirannya cukup relevan, seiring adanya tren pengembangan UKM atau startup, khususnya di kalangan muda.

Ditinjau dari bentuknya, di Indonesia ada beberapa jenis creative hub yang tersebar di berbagai kota. Di antaranya direpresentasikan dalam coworking space, pusat pelatihan, inkubasi, hingga sistem informasi (virtual). Adapun layanannya mencakup ruang kerja, studio, ruang rapat, dll yang dilengkapi dengan fasilitas seperti konektivitas internet, program konsultasi, hingga dukungan bisnis lainnya.

Untuk melihat lebih detail sejauh mana perkembangan creative hub di Indonesia, DSResearch bekerja sama dengan Direktorat Infrastruktur Ekonomi Kreatif, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, menyusun sebuah laporan riset bertajuk “Lanskap Creative Hub di Indonesia”.

Beberapa fokus pembahasan yang dirangkum meliputi:

  • Perkembangan creative hub di Indonesia; mengamati perkembangan creative hub dari tahun ke tahun, termasuk di dalamnya tren, model bisnis, dan pelaku industri yang terlibat. Salah satu data menarik yang berhasil dirangkup, saat ini ada lebih dari 300 coworking space yang beroperasi di seluruh Indonesia.
  • Sudut pandang pelaku/pengelola creative hub; menyingkap tantangan, peluang, dampak sosial dan ekonomi dari kehadiran creative hub di berbagai daerah. Termasuk mengamati bagaimana pandemi Covid-19 berdampak pada operasional bisnis unit-unit creative hub di berbagai wilayah.
  • Sudut pandang pengguna layanan creative hub; menggali perspektif dari pengguna layanan creative hub; beberapa pemain yang diwawancara termasuk Fitco, Growpal, Tanihub, Vutura, dan Waktukita. Di dalamnya termasuk memaparkan pertimbangan mereka memilih layanan coworking space untuk mendukung operasional bisnis.
  • Peranan regulator di pengembangan creative hub; mengilas aspek regulasi dan dukungan pemerintah dalam pengembangan creative hub di Indonesia.
  • Proyeksi masa depan creative hub di Indonesia; mendalami masukan pelaku bisnis dan pengguna soal optimasi layanan creative hub untuk mendukung ekosistem kewirausahaan di Indonesia. Termasuk peluang kolaborasi antarpemain dan pemangku kepentingan.

Data dan ulasan selengkapnya dapat dipelajari melalui laporan yang dapat diunduh melalui tautan berikut ini: Lanskap Creative Hub di Indonesia 2020.


Disclosure: DSResearch bekerja sama dengan Kemenparekraf RI dalam penyusunan laporan ini. Kementerian ini membawahi unit khusus Baparekraf yang menaungi pelaku kreatif dan usaha rintisan di Indonesia. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi situs resminya: https://www.kemenparekraf.go.id/

Laporan DSResearch: Edtech Report 2020

Education technology (edtech) menjadi salah satu kategori startup yang berkembang pesat di Indonesia. Bentuknya bermacam-macam, mulai dari layanan belajar online, manajemen sekolah digital, hingga layanan finansial pemenuhan kebutuhan pendidikan. Banyak di antaranya menyasar kalangan pelajar dan pengajar, namun tidak sedikit juga yang memberikan opsi kepada para profesional dan masyarakat umum untuk mendapatkan konten belajar berkualitas.

Kendati belum sekencang lanskap lain, misalnya fintech, startup pendidikan juga mulai mendapatkan perhatian pemodal; terbukti beberapa startup berhasil memperoleh pendanaan, satu di antaranya yakni Ruangguru bahkan mencapai valuasi di atas $100 juta. Pangsa pasar yang makin matang membuat beberapa pemain edtech dari luar negeri turut menjadikan Indonesia sebagai tujuan ekspansi.

Untuk melihat perkembangan terkini startup edtech Indonesia, DSResearch merilis laporan bertajuk “Edtech Report 2020: Transforming Education”. Terdapat empat bahasan utama yang dirangkum di dalamnya, meliputi:

  • Model bisnis startup edtech; mengulas ragam layanan dan teknologi yang diaplikasikan untuk membawa transformasi dalam pendidikan. Termasuk mengulas beberapa studi kasus dari startup edtech sukses di dunia.
  • Perkembangan ekosistem edtech di Indonesia; merangkum pemain-pemain edtech dari dalam dan luar negeri, pendanaan untuk startup edtech, hingga cakupan layanan yang banyak digarap pemain lokal.
  • Perspektif pengguna layanan edtech; berisi hasil survei konsumen terkait pengalamannya menggunakan layanan berbasis teknologi untuk mendukung kegiatan belajarnya. DSResearch melibatkan 500 responden dalam surveinya.
  • Perspektif pelaku bisnis edtech; berisi hasil wawancara dengan founder startup edtech dan pemodal ventura, mendalami pandangan mereka tentang iklim edtech di Indonesia dan potensinya di waktu mendatang.

Selengkapnya, unduh laporan tersebut melalui tautan berikut: Edtech Report 2020.

Laporan DSResearch: Potensi Kolaborasi Startup Unicorn dan Centaur dengan Institusi Finansial

Dalam ekosistem startup digital, gelar unicorn (valuasi di atas $1 miliar) dan centaur (valuasi antara $100-999 juta) penting untuk menjadi sebuah legitimasi bisnis. Membuktikan model bisnis yang diadaptasi mampu berkembang dan solusi yang dihadirkan fit dengan pangsa pasar.

Kehadiran unicorn dan cetanur juga memberikan dampak langsung terhadap ekonomi digital di negara asalnya. Ambil contoh kehadiran Tokopedia dan Bukalapak di Indonesia berhasil berikan kanal baru bagi UKM untuk dapat tumbuh dan berkembang secara efisien dan berkelanjutan.

Selain itu, inisiatif kolaborasi yang dicanangkan juga membuka peluang baru bagi bisnis-bisnis lain untuk melakukan ekspansi. Tak terkecuali dengan institusi finansial, banyak skenario yang sudah diterapkan untuk membentuk sinergi mutualisme yang menguntungkan masing-masing pihak.

Untuk melihat sejauh mana startup unicorn/centaur bersinergi dengan institusi finansial, DSResearch bersama dengan Mandiri Capital Indonesia (MCI) merilis sebuah laporan bertajuk “Unicorns & Centaur Collaboration with Financial Institutions”.

Ada dua bahasan utama yang dirangkum dalam laporan tersebut, meliputi:

  • Tren startup unicorn/centaur di Asia dan Indonesia, merangkum daftar pemain yang ada sejauh ini. Dan memetakannya sesuai model bisnis yang dijalani.
  • Mendaftar beberapa studi kasus kolaborasi startup unicorn/centaur bersama institusi finansial.

Selengkapnya, silakan unduh laporan tersebut melalui tautan berikut ini: “Unicorns & Centaur Collaboration


Disclosure: Dalam penyusunan white paper ini, DSResearch bermitra dengan Mandiri Capital Indonesia (MCI) yang merupakan corporate venture capital milik Bank Mandiri. MCI aktif berinvestasi ke startup digital di sektor fintech dan pengembang solusi-solusi untuk UKM di Indonesia.

Laporan DSResearch: Kolaborasi Pemberdayaan UKM 2020

Usaha Kecil, dan Menengah (UKM) menjadi komponen penting dalam perekonomian di banyak negara, tak terkecuali di Indonesia. Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, per tahun 2018 tercatat ada lebih dari 64 juta UKM yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Mereka berhasil menyerap 95% dari total tenaga kerja nasional.

Melihat dampak yang diberikan, maka terlihat jelas bahwa UKM memiliki peranan yang krusial, sehingga layak untuk dijaga penetrasinya. Namun pada kenyataannya bisnis di skala tersebut banyak yang masih rentan, disebabkan oleh banyak faktor. Misalnya dari sisi internal, operasional bisnis yang belum tangkas sehingga menyulitkan untuk melakukan ekspansi. Kemudian faktor eksternal, contohnya terkait disrupsi teknologi.

Beberapa inisiatif lantas digulirkan oleh berbagai pihak, dengan menghadirkan inovasi untuk pecahkan masalah spesifik UKM, khususnya menggunakan pendekatan berbasis teknologi. Guna melihat sejauh mana upaya pemberdayaan tersebut, DSResearch berkolaborasi dengan Mandiri Capital Indonesia melakukan sebuah riset bertajuk “Small-Medium Enterprise Empowerment”.

Adapun pembahasan yang dirangkum dalam laporan mencakup:

  1. Lanskap UKM Global; membahas tren pertumbuhan UKM di dunia, termasuk inovasi dan adopsi teknologi yang dilakukan untuk optimalkan laju bisnis.
  2. Lanskap UKM di Indonesia; membahas perkembangan UKM di Indonesia, mengenai sektor populer, distribusi & klasifikasi bisnis, hingga adopsi teknologi sejauh ini.
  3. Tantangan UKM di Indonesia; membahas berbagai tantangan umum yang ditemui pelaku UKM di Indonesia, beberapa yang diutarakan terkait isu finansial, operasional, dan ekspansi.
  4. Solusi Strategis untuk UKM; mendalami solusi yang telah dihadirkan untuk UKM di Indonesia, dengan memetakan startup, produk, dan layanan digital yang sudah mulai diaplikasikan.

Studi kasus turut dibubuhkan ke dalam laporan, untuk memberikan perspektif langsung dari para pelaku UKM.

Untuk pembahasan selengkapnya, silakan unduh laporan tersebut melalui tautan berikut ini: “SME Empowerment Report”.


Disclosure: Dalam penyusunan white paper ini, DSResearch bermitra dengan Mandiri Capital Indonesia (MCI) yang merupakan corporate venture capital milik Bank Mandiri. MCI aktif berinvestasi ke startup digital di sektor fintech dan pengembang solusi-solusi untuk UKM di Indonesia.