eFishery Boyong Tim DycodeX ke Perusahaan untuk Perkuat Lini Pengembangan Produk [UPDATED]

eFishery mengumumkan telah melakukan acquihire terhadap tim dari startup IoT DycodeX. Founder Andri Yadi dan timnya kini akan bergabung ke eFishery di Divisi Produk AIoT & Cultivation Intelligence.

Divisi tersebut menjadi kunci di balik pengembangan produk eFeeder, inovasi pemberian pakan otomatis untuk budidaya ikan dan udang. Dengan memanfaatkan teknologi IoT, eFeeder telah membuktikan kemampuannya untuk meningkatkan produktivitas pembudidaya serta petambak dan memungkinkan efisiensi penggunaan pakan hingga 30%, sambil memberikan wawasan berharga kepada pembudidaya dan petambak mengenai perencanaan pakan dan hasil panen.

Angkat Andri jadi VP

Andri Yadi juga diangkat menjadi VP Divisi Produk AIoT & Cultivation Intelligence di eFishery. Timnya akan ditempatkan sesuai dengan keahlian mereka dalam pengembangan perangkat keras IoT, firmware, kecerdasan buatan (AI), platform, dan aplikasi. Dalam struktur tim baru ini, ada rencana ambisius untuk mengembangkan produk AI & IoT dalam 2-3 tahun ke depan.

Rencana ini juga bertujuan untuk meluncurkan lebih dari 10 produk inovatif pada tahun 2024, termasuk perangkat IoT baru dan platformnya, produk berbasis GenAI, serta solusi kecerdasan aquaculture lainnya.

Keputusan strategis acquihiring ini bertujuan untuk memperkuat posisi eFishery di pasar, meningkatkan kemampuan perusahaan, dan mendorong pertumbuhan serta inovasi yang berkelanjutan

“Andri Yadi dan timnya dapat memperkuat dan mempercepat implementasi AI dan IoT dalam ekosistem eFishery, memungkinkan kami untuk memenuhi kebutuhan dan tantangan di industri akuakultur melalui inovasi teknologi yang terus berkembang. Khususnya dalam bidang AI & IoT, kami berharap bahwa inovasi yang lahir dari kolaborasi ini dapat memberikan solusi yang tepat sasaran untuk keberlanjutan dan pertumbuhan industri akuakultur dan bisnis yang dihadapi oleh para pembudidaya dan petambak,” ujar Co-Founder & CEO eFishery Gibran Huzaifah.

Sekilas DycodeX

Andri Yadi dan tim sebelumnya fokus ke DycodeX, sebuah startup yang didirikan di Bandung sejak tahun 2015. Ada sejumlah produk yang dihasilkan, seperti SMARTernak, Smarterbike, DytraX, dan Smart Gallon — semua layanan ini memanfaatkan kapabilitas AI dan IoT untuk automasi. Jauh sebelum itu,  sejak 2007 Andri juga adalah Founder & CEO Dycode yang lebih fokus ke pengembangan aplikasi mobile.

Startup ini juga telah mendapatkan pendanaan dari sejumlah investor dan angel dengan nilai tidak disebutkan. Terkhir mereka membukukan putaran seri A di tahun 2018.

“eFishery secara konsisten telah menemukan penerapan tepat guna untuk teknologi tersebut dalam bidang akuakultur. Saya yakin bahwa dengan bergabungnya kami ke eFishery, perusahaan akan lebih siap untuk pertumbuhan bisnis yang pesat, didukung oleh fondasi teknologi yang kuat. Dalam sinergi ini, baik AI maupun IoT, yang melebur menjadi AIoT, akan menjadi teknologi pendukung utama,” kata Andri Yadi.

Sejak menerima pendanaan seri D dan menjadi unicorn, eFishery terus bergerak lincak menggandakan pertumbuhannya. Akhir tahun lalu mereka juga sudah mantapkan ekspansinya ke India, dengan debut awal menjangkau 1000 hektar kolam dan 3000 metrik ton pakan.

Di Indonesia sendiri, eFishery mengklaim telah membantu lebih dari 200 ribu pembudidaya dan petambak. Adapun produk yang dimiliki juga semakin menyeluruh, mulai dari menyediakan akses terhadap pakan, pendanaan, hingga pasar untuk pembudidaya.

*Update: kami mengubah judul artikel, pihak eFishery mengatakan tidak mengakuisisi DycodeX secara perusahaan, hanya memboyong timnya

Application Information Will Show Up Here

Menerka Prospek Startup AI di Indonesia

Kecanggihan ChatGPT, sukses membuat narasi soal AI diperbincangkan di seluruh dunia, bahwa teknologi kecerdasan buatan generatif (genAI) dirancang untuk merevolusi cara organisasi menjalankan bisnis.

Menurut riset yang dirilis Bain pada Agustus 2023, disampaikan bahwa genAI mempercepat pekerjaan hingga 41%. Responden menyampaikan sebanyak 81% pengguna mengatakan lebih produktif berkat genAI. Penelitian menunjukkan bahwa AI membantu mereka mengautomasi email dan komunikasi (50%), analisis dan pelaporan data (45%), dan penelitian (42%).

Data investasi global yang diungkap CB Insights mengungkapkan pada 2023, startup AI mengumpulkan $42,5 miliar dalam 2.500 putaran ekuitas. Startup genAI mendominasi hingga 48% dari seluruh pendanaan AI. Pada tahun sebelumnya, startup genAI hanya meraih 8% dari total pendanaan.

Lonjakan ini didorong oleh putaran besar-besaran ke pengembang large language model (LLM), seperti OpenAI, Anthropic, dan Inflection. Startup asal Amerika Serikat paling banyak mengambil porsi hingga 73% (naik 14%), lalu disusul Asia (25%) dan Eropa (24%).

“Kami memperkirakan startup genAI akan mempertahankan atau bahkan meningkatkan hal ini pada tahun 2024, karena booming genAI masih jauh dari selesai,” tulis CB Insights.

Namun, tidak semua startup AI diciptakan sama. Sebelum membahas AI lebih dalam, artikel ini akan membahas lebih terlebih dulu perbedaan antara startup AI horizontal dan vertikal.

Startup AI horizontal:

  • Definisi: Solusinya dirancang agar serbaguna dan dapat diterapkan secara luas, serta berfungsi sebagai landasan bagi berbagai industri. Punya cakupan yang luas dan dapat diintegrasikan ke dalam berbagai domain, termasuk layanan pelanggan, pembuatan konten, dan pengambilan informasi umum, untuk menghasilkan respons mirip manusia, terlibat dalam percakapan bahasa alami, dan memberikan wawasan berharga. Fleksibilitasnya menjadikannya tersedia bagi bisnis yang mencari solusi AI yang dapat dengan cepat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik mereka.
  • Contoh: ChatGPT (OpenAI), Gemini (Google), Claude (Anthropic), Cohere, Tongyi Qianwen (Alibaba). Di ASEAN ada SEA-LION (AI Singapore) dan WIZ LLM (WIZ.AI).

Startup AI vertikal:

  • Definisi: solusi AI vertikal disesuaikan dengan industri tertentu, guna menjawab kebutuhan dan tantangan unik mereka. Solusi yang ditawarkan punya fungsionalitas tingkat lanjut dan kemampuan khusus, memberikan wawasan spesifik industri, mengoptimalkan proses, dan meningkatkan pengambilan keputusan, sehingga merevolusi operasi dalam sektor-sektor seperti jasa, hukum, pemasaran, dan lainnya.
  • Contoh: di Indonesia ada Nodeflux (image processing), Verihubs (automation), Kata.ai (conversational AI), dan Prosa.ai (data analytics & insight).

Kondisi di Indonesia

DailySocial.id merangkum dari hasil wawancara bersama tiga narasumber. Mereka sepakat bahwa prospek startup AI di Indonesia sangat cerah karena perjalanannya baru dimulai. Salah satu faktor pendukungnya karena munculnya ChatGPT.

“Pemetaan startup AI lokal menunjukkan bahwa hampir setengah startup AI di Indonesia adalah pemain baru yang berusia kurang dari satu tahun. Mayoritas dari mereka telah mendapatkan pendanaan dari VC,” ucap Partner Antler Indonesia Agung Bezharie.

Dari total pendaftaran yang masuk di Antler Indonesia, startup AI yang mendaftarkan diri untuk batch I dan II di 2022 sampai awal 2023 jumlahnya hanya 1-2 startup. Sementara, kini jumlahnya terus meningkat.

CTO GDP Venture, CEO & CTO GDP Labs On Lee menambahkan, sebelum ChatGPT booming, perusahaan yang sudah mengadopsi AI pada umumnya masih sangat terbatas. Salah satu alasan terbesarnya karena biayanya yang mahal. “Tapi karena ChatGPT jadi ter-consumerize, semua orang jadi tahu,” ucapnya.

Dia juga mencontohkan, BCA merupakan salah satu perusahaan mature yang terdepan dalam mengadopsi teknologi ini sejak lama. Proses awalnya saat adopsi juga tidak instan, perbankan tersebut mencoba untuk satu per satu usecase. Begitu terasa peningkatan produktivitasnya, makin ditambah usecase yang dibantu dengan AI.

Digandrunginya ChatGPT, On berharap membuat awareness di tingkat perusahaan dari multi-industri makin banyak yang terdorong untuk mulai mengadopsinya.

“Indonesia itu baru aware dengan AI sejak tahun lalu, sebelum-sebelumnya belum banyak yang aware. [..] Saya mengharapkan lima tahun lagi banyak hal yang akan berubah. Kalau yang kemarin [ChatGPT] dapat hype buat marketing [adopsi AI], lalu terasa produktivitasnya naik [setelah adopsi AI), perusahaan akhirnya mulai banyak yang berani investasi,” kata dia.

“Seiring berjalannya waktu, teknologi semakin canggih, maka aplikasinya akan semakin banyak. AI juga sama, makin banyak yang pakai, makin banyak orang yang mau investasi ke sana, makin banyak solusi yang dihasilkan dari AI. Akhirnya menciptakan positive feedback loop,” sambung On.

GDP Venture merupakan VC yang tergolong aktif mendanai startup AI di Indonesia. Beberapa portofolionya adalah Balesin, Datasaur.ai, Glair.ai, Prosa.ai, dan Qlue.

Co-founder & CEO of Nodeflux Meidy Fitranto menyoroti kehadiran genAI membuat tingkat halangan kesulitannya jauh lebih ringan karena solusinya dibangun di atas model fondasi yang sudah dibuat. Namun bisa jadi bumerang karena tingkat kompetisinya jadi sengit lantaran tidak ada diferensiasi yang berarti.

Ambience di global pun lagi seperti ada ekuilibrium (mencari titik keseimbangan) karena value proposition-nya belum clear. Bahkan di global pun [startup AI horizontal] belum sekuat itu, masih banyak juga yang baru-baru muncul,” terang dia.

AI Players Mapping by Industry in Indonesia

Kesempatan jadi pemimpin di negara sendiri

Akan tetapi, Agung memercayai bahwa kesempatan besar startup AI bisa berkembang pesat di Indonesia bukan dari AI horizontal, seperti OpenAI, melainkan dari vertikal. Mengutip dari pendapat Jussi Salovaara (Managing Partner, Co-founder Antler), hipotesis Antler untuk kawasan Asia Tenggara diprediksi akan terdorong pesat berkat kehadiran startup AI vertikal. Berbeda jauh dengan kondisi di AS yang berlomba-lomba di AI horizontal, seperti co-pilot coding atau language modelling.

Verticalize AI berfokus pada solusi spesifik untuk industri, kegiatan, dan masalah di region ini. Solusi AI paling efektif digunakan untuk mengotomatiskan kegiatan yang berulang atau repetitif. Di Asia Tenggara dan Indonesia pada khususnya, banyak aktivitas berulang dalam kehidupan sehari-hari,” ucapnya.

Terdapat tiga startup AI vertikal yang masuk ke dalam portofolio Antler Indonesia, yakni SPUN, Konstruksi.AI, dan Lunash. Secara global, terdapat 11 startup AI yang telah mendapat pendanaan pre-seed dari Antler.

Menurut Agung, peluang untuk bersaing di tingkat global bagi startup AI vertikal, peluangnya jauh lebih besar. Sebab strategi untuk bertahan hanya satu, fokus pada vertikal bisnis. Dicontohkan, sepak terjang Nodeflux yang yang mampu bertahan dan berkembang karena memiliki keunikan teknologi dan bisnis.

“Pemanfaatan data unik ini menghasilkan solusi yang tidak dapat dibuat oleh startup global. Keunikan tersebut memungkinkan mereka bekerja sama dengan institusi yang biasanya sulit dijangkau startup.”

AI Players Mapping by Vertical in Indonesia

Melanjutkan ini, On juga sepakat bahwa startup AI lokal yang bermain dalam pengembangan Bahasa Indonesia dan mengombinasikannya dengan solusi-solusi lokal yang saling terkait, punya peluang untuk jadi pemimpin di negara sendiri.

“Kita bisa menang karena ini keahlian kita [lokal]. Misal, Glair.ai itu paperless OCR untuk digitalisasi dokumen, seperti NPWP, KTP, itu unik hanya Indonesia yang punya. Barang-barang lokal seperti ini harusnya kita yang menang,” tuturnya.

Dalam rangka mendukung LLM, dua portofolionya, Glair.ai & Datasaur.ai, berpartisipasi dalam proyek kolaboratif bersama BRIN, KORIKA, dan AI Singapore (AISG) untuk mengembangkan LLM Bahasa Indonesia di bawah model fondasi SEA-LION. Target yang diharapkan dari proyek ini adalah mendorong pembuatan platform seperti ChatGPT dengan tujuan penggunaannya yang lebih dispesialisasikan sesuai target konsumen.

Tantangan serius

Meidy melanjutkan, di balik peluang yang ditawarkan, ekosistem AI di Indonesia sangat memerlukan dukungan dari seluruh pihak, terutama untuk kebutuhan riset dan pengembangan (R&D). Cerita yang dialami Nodeflux bisa jadi acuan.

Mengingat target pengguna utamanya adalah pemerintahan untuk kebutuhan sistem pengawasan (surveillance system), ternyata proses tendernya masih kurang dianggap bernilai sebagai produk lokal karena disamakan dengan produk impor. Padahal proses pengembangan produk ini membutuhkan tim R&D yang tidak sembarang dan memakan waktu yang tidak sedikit, minimal punya gelar S3 dan kuliah di luar negeri, beli alat yang harganya mahal, dan sebagainya.

“Jadi kompetisi di market-nya secara bisnis lebih masuk akal kalau kita berdagang sebagai makelar/distributor karena hitung-hitungannya enggak masuk. Tinggal bawa produk white label dari luar, yang kemudian di-brand lokal sendiri. Dalam konteks Nodeflux, dukungan negara terhadap R&D untuk AI enggak terlalu berasa.”

Ia pun membandingkan situasi ini dengan dukungan pemerintah Tiongkok. Pada 2017, pemerintah mengumumkan program ambisius untuk pengembangan teknologi AI di dalam negeri, dengan tujuan menjadi ‘pusat inovasi AI utama’ dunia pada 2030. Kemudian pada 2019, mengumumkan “National AI Team” berisi beberapa perusahaan terpilih di masing-masing vertikal yang didukung pemerintah pusat dan daerah untuk mengerjakan proyek-proyek regional.

“Makanya pergerakan di sana luar biasa. Kalau di Indonesia, fight-nya jadi mirip jualan baju di Tanah Abang sama baju impor Tiongkok. Jadi market-nya enggak terlalu growing.”

Dampak inilah yang membuat pemain VisionAI seperti Nodeflux, tidak ada yang mampu bertahan. Di Indonesia, Nodeflux jadi ‘single fighter’. Padahal sebelumnya, ada sekitar empat pemain, termasuk Nodeflux yang masuk di area ini.

“Nodeflux termasuk paling heavy [deep-tech-nya], sehingga untuk buat kayak kita itu enggak gampang. Dari skala 10, bisa dibilang kita di 8,5, tapi kompetitor di skala 5. Gap-nya panjang [untuk mengejarnya].”

Sebagai sebuah perusahaan, Nodeflux sudah tidak lagi seperti startup pada umumnya. Perusahaan telah mencapai profitabilitas dan tidak mengandalkan lagi pendanaan dari investor sejak putaran terakhir di 2019.

Nodeflux memiliki sejumlah solusi berbasis AI untuk para kliennya dari B2B dan B2G, yakni Visionaire (Surveillace-Analytics-as-a-Service), Identifai (e-KYC untuk industri keuangan), dan RetailMatix (SaaS Vision AI & Sales Force Automation untuk industri ritel). Masing-masing menyelesaikan isu yang dihadapi para klien yang datang dari berbagai industri.

Untukmu.AI Terima Pendanaan Awal Dipimpin 1982 Ventures

Startup personalized gifting Untukmu.AI mengumumkan perolehan pendanaan tahap awal dengan nominal dirahasiakan yang dipimpin 1982 Ventures. Putaran ini juga diikuti oleh sejumlah angel investor.

Dana tersebut akan digunakan untuk memperluas jangkauannya ke seluruh Indonesia dan mendisrupsi pasar pemberian hadiah yang diperkirakan memiliki nilai $20 miliar. Inovasi yang digulirkan memanfaatkan blockchain dan token kripto untuk memberikan penghargaan bagi pengguna platform.

Untukmu.AI didirikan oleh mantan founder Tokocrypto, Pang Xue Kai, bersama Pang Xue Cong. Solusinya baru resmi hadir pada awal tahun ini.

Di tengah persaingan bisnis yang semakin dinamis, membangun dan memelihara hubungan antar perusahaan menjadi salah satu aspek penting untuk dilakukan. Memahami pentingnya aspek ini, Untukmu.AI mengembangkan sebuah aplikasi berbasis AI yang dirancang untuk merevolusi cara korporasi, profesional seperti agen asuransi, UMKM, hingga startup, untuk memberikan hadiah yang terpersonalisasi kepada karyawan, mitra, dan klien.

Untukmu.AI menghadirkan platform yang memungkinkan pengguna, mulai dari individu hingga entitas korporat, untuk terhubung langsung dengan berbagai merchant penyedia produk hadiah. Aplikasi ini dapat mengidentifikasi preferensi dan kebutuhan penerima hadiah, memastikan bahwa setiap pilihan hadiah itu personal dan bermakna.

Sebab salah satu tantangan terbesar dalam pemberian hadiah korporat adalah menemukan hadiah yang sesuai dan memberikan kesan personal kepada penerima. Seringkali, hadiah yang diberikan terasa generik, memakan waktu, serta biaya yang besar untuk mengurus pembelian dan pengiriman hadiah.

Untukmu.AI menyelesaikan masalah ini dengan menawarkan solusi melalui teknologi AI yang mampu menganalisis data untuk menghasilkan rekomendasi hadiah yang tidak hanya unik tetapi juga sesuai dengan profil penerima.

“Kami ingin pemberian hadiah korporat menjadi lebih personal dan bermakna. Dengan aplikasi kami, setiap hadiah akan menceritakan sebuah cerita, sebuah apresiasi yang tulus dari perusahaan kepada individu atau mitra bisnis yang berkontribusi dalam kesuksesannya,” terang Co-founder & CEO Untukmu.AI Pang Xue Kai dalam keterangan resmi, Kamis (07/3).

Solusi yang ditawarkan

Kai menuturkan sepanjang tahun ini perusahaan akan memfokuskan layanannya pada sektor korporat, mengenali kebutuhan unik dan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan dalam memberikan hadiah terpersonalisasi.

“Dengan fokus pada korporasi, kami dapat menyediakan solusi yang tidak hanya meningkatkan kepuasan karyawan dan mitra bisnis, tetapi juga memperkuat citra perusahaan sebagai entitas yang peduli dan berorientasi pada hubungan personal,” tambahnya.

Solusi yang ditawarkan terbilang menyeluruh. Berikut rinciannya:

  • Layanan untuk memberikan hadiah dengan branding korporasi yang bisa membantu peningkatan kesadaran merek hingga 35%. Juga bisa memberikan hadiah yang dipesan khusus untuk klien dan mitra, sehingga berpotensi meningkatkan kepuasan mereka lebih dari 25%.
  • Di hari-hari istimewa seperti hari raya Idulfitri dan Natal, Untukmu.AI bisa membantu korporasi untuk menyediakan hadiah musiman yang dapat meningkatkan kepuasan dan loyalitas klien, serta menumbuhkan semangat karyawan.
  • Dari aspek teknis, Untukmu.AI memberikan kemudahan kepada korporasi dalam bentuk integrasi HRIS yang sederhana, tetapi bisa memberikan dampak signifikan.
  • Korporasi juga bisa menggunakan analitika hadiah yang disediakan untuk memastikan hadiah tersebut memiliki rasio nilai kepuasan yang tinggi.
  • Mendukung korporasi dalam mengelola anggaran pemberian hadiah dengan lebih efektif, mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk proses pemilihan hadiah.
  • Menyediakan akses langsung ke berbagai pedagang hadiah yang telah terverifikasi demi memastikan kualitas produk.
  • Tersedia fitur Dewi.AI yang merupakan personal AI gift advisor yang membantu pengguna dalam menyederhanakan pencarian hadiah yang unik dan dipersonalisasi sesuai dengan preferensi, minat, kepribadian, gender, hingga usia penerima hadiah.
  • Fitur kalender yang membantu mengingatkan perusahaan tentang hari-hari penting, dan terhubung dengan Dewi.AI untuk memberikan rekomendasi hadiah yang sesuai untuk momen tersebut, mulai dari opsi umum hingga hadiah yang dipersonalisasi sesuai dengan selera dan kebutuhan penerima hadiah.

“Dengan komitmen yang kuat terhadap inovasi dan kepuasan pelanggan, Untukmu.AI terus mengembangkan fitur-fitur baru dan meningkatkan kualitas layanannya. Kami tidak hanya menyediakan platform, tetapi juga berupaya untuk menjadi bagian dari perjalanan korporasi dalam membangun hubungan yang lebih bermakna,” tutup Kai.

Diklaim, saat ini aplikasi Untukmu.AI telah digunakan oleh lebih dari 10.000 pengguna dan puluhan merchant penyedia produk hadiah sudah tergabung ke dalam platform.

Application Information Will Show Up Here

Microsoft Boyong Komunitas AI Founders Club ke Indonesia, Berisi 18 Startup Lokal

Microsoft memboyong komunitas Microsoft AI Founders Club ke Indonesia. Komunitas ini eksklusif bagi startup B2B yang berkomitmen untuk mempercepat pertumbuhan bisnis mereka dengan AI di Indonesia.

Peluncuran Microsoft AI Founders Club merupakan kelanjutan dari Microsoft for Startups Founders Hub yang diperkenalkan pada 2022, yang memperkuat komitmen Microsoft untuk memberdayakan ambisi startup, mempercepat inovasi, berpotensi menciptakan ekonomi baru, dan menavigasi kompleksitas lanskap bisnis yang terus berubah.

Berikut benefit yang diberikan untuk anggota komunitas:

  1. Coaching personal dari Microsoft Executive Advisors di berbagai bidang AI, seperti engineering, keuangan, dan go-to-market.
  2. Bimbingan tentang cara membangun thought leadership di LinkedIn.
  3. Akses eksklusif untuk meninjau solusi AI baru dari Microsoft.
  4. Interaksi dengan engineer Microsoft untuk mengakses solusi dalam preview guna mengembangkan peta jalan pengembangan produk AI yang komprehensif.

“Dengan banyaknya peluang yang ditawarkan oleh AI, kami percaya startup dapat merevolusi operasi bisnis mereka, mendapatkan insight unik tentang perilaku pelanggan, mengembangkan solusi dan ekonomi baru yang out-of-the-box, serta menciptakan dampak positif yang belum ada sebelumnya. Inilah mengapa kami sangat senang dapat membawa Microsoft AI Founders Club ke Indonesia,” ujar Presiden Direktur Microsoft Indonesia Dharma Simorangkir dalam keterangan resmi, kemarin (6/3).

Dia melanjutkan, “[..] Dengan Microsoft AI Founders Club, anggota Founders Hub terpilih yang berkomitmen untuk mempercepat pertumbuhan mereka dengan AI dan menciptakan ekonomi baru yang didukung AI untuk Indonesia, akan menerima akses tambahan ke teknologi, alat, dan sumber daya yang mereka butuhkan untuk sukses, serta menciptakan dampak positif dalam era AI baru ini.”

Sebanyak 18 startup Indonesia telah terpilih untuk bergabung, di antaranya adalah MTARGET dan Meeting.AI. Dihubungi lebih lanjut oleh DailySocial.id, Microsoft menolak untuk merinci lebih lanjut startup yang masuk ke dalam komunitas ini, selain MTARGET dan Meeting.AI. Alasannya dikarenakan ada kesepakatan yang tidak boleh disebarluaskan antara kedua belah pihak.

Peserta komunitas

MTARGET merupakan sebuah perusahaan email marketing yang berkomitmen untuk menyediakan solusi email all-in-one. Sedangkan, Meeting.AI adalah software transkripsi dan ringkasan otomatis berbasis AI terkemuka di Indonesia yang telah memanfaatkan Microsoft Azure OpenAI Service untuk mengubah setiap rapat, baik online maupun offline, menjadi aset berharga. Meeting.AI merupakan hasil pivot dari Bahasa.ai.

Co-founder dan CTO MTARGET Masas Dani menuturkan masih banyak bisnis yang mengandalkan email untuk pemasaran, serta mendapatkan dan mempertahankan pelanggan. Awalnya perusahaan hanya mempertimbangkan solusi email yang one-size-fits-all, ternyata model ini tidak sustainable karena pelanggan inginnya solusi yang lebih personal.

Kemudian, pihaknya berusaha untuk mengembangkan fitur yang dapat menyarankan konten kreatif untuk membantu pelanggan menyusun email sebagai bagian dari kampanye pemasaran, sehingga membantu mereka menjadi lebih produktif. Setelah mengadopsi layanan Microsoft Azure OpenAI Service, solusi ini bisa dirilis dalam waktu dua minggu.

“Kami senang mengumumkan bahwa fitur ini, yang kami sebut Digital Intelligence Assistant, baru saja diluncurkan, dan merupakan salah satu yang pertama di bidangnya di Asia Tenggara,” ucap Masas.

Solusi Meeting.AI mengubah rapat menjadi insight

Sementara itu, Co-founder dan CEO Meeting.AI Hokiman Kurniawan menjelaskan layanan transkripsi di masa lalu, yang sebagian besar bersifat manual, dapat memakan waktu lama, terbatas dalam hal dukungan bahasa, dan membutuhkan pelatihan yang ekstensif untuk memastikan informasi yang tercantum dalam catatan itu akurat dan relevan. Kekhawatiran ini mendorong timnya untuk mengembangkan solusi unggulan yang didukung oleh genAI, yang menawarkan transkripsi yang akurat dalam Bahasa Indonesia dan juga dialek lokal yang dapat digunakan untuk merangkum pertemuan offline.

“Solusi kami telah berhasil mendukung klien mengurangi waktu yang diperlukan oleh karyawan mereka untuk membuat notulensi rapat; rata-rata karyawan klien kami kini hanya menghabiskan 20% dari waktu mereka dibandingkan sebelumnya yang mencapai 450%, tanpa mengorbankan kualitas hasil kerja. Ini menunjukkan bahwa AI dapat merevolusi produktivitas dan menawarkan cara yang lebih efisien untuk retensi pengetahuan, dan kami berharap dapat mengintegrasikannya dalam semua produk kami,” lanjut Hokiman.

Dalam waktu hanya empat bulan beroperasi, Meeting.AI mencatat lebih dari 50 ribu pengguna yang mendaftar untuk layanan mereka, dan angka tersebut diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan lebih banyaknya perusahaan yang ingin memberikan pengalaman kerja yang lebih bermakna bagi karyawan guna mendorong inovasi, kreativitas, dan produktivitas.

ngaji.ai Permudah Belajar Mengaji Berkat Dukungan AI

Startup berbasis AI untuk teknologi bahasa, Vokal.ai, memperkenalkan aplikasi belajar mengaji yang didukung dengan teknologi AI, ngaji.ai. Aplikasi ini mampu mendeteksi akurasi pelafalan bacaan Alquran melalui teknologi automatic speech recognition (ASR) agar proses belajar mengaji dapat dilakukan secara mandiri.

Dalam peresmiannya di Jakarta, kemarin (5/3), Co-founder ngaji.ai Sutarto Hadi menyoroti angka literasi Alquran di sejumlah wilayah di Indonesia masih rendah. Fakta ini menjadi ironi dengan data yang menunjukkan Indonesia adalah salah satu negara dengan penduduk mayoritas muslim terbesar di dunia.

Padahal dalam survei internal yang dilakukan, disimpulkan sebanyak 91% muslim berpandangan pentingnya untuk memiliki kemampuan membaca Alquran. Selama ini, orang tua biasanya panggil guru untuk belajar mengaji atau mendaftarkan anaknya ke TPA/TPQ.

“Sementara, ada juga keinginan memperdalam kemampuan membaca ayat suci Alquran di diri muslim dewasa, namun ada rasa malu dan enggan untuk belajar lagi dari guru,” ucap Sutarto.

ngaji.ai mampu memberi umpan balik untuk membantu pengguna mengetahui apakah pengucapannya sudah benar atau belum. Caranya dengan menerapkan sistem skoring, pengguna akan mendapatkan nilai ketika menyelesaikan materi belajar dan mengerjakan latihan.

Berbagai layanan yang disuguhkan ngaji.ai / ngaji.ai
Berbagai layanan yang disuguhkan ngaji.ai / ngaji.ai

Terdapat tiga tahapan untuk memantau kemajuan belajarnya, yaitu pemula, menengah, dan mahir, yang diukur berdasarkan total skor yang dikumpulkan. Dalam proses belajarnya, terdapat 15 materi. Materi paling dasar adalah mengenal huruf-huruf hijaiah dan bagaimana bunyi huruf tersebut. Kemudian naik tingkat menjadi belajar huruf bersambung.

Selain itu, terdapat juga papan peringkat sebagai salah satu gamifikasi yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi pengguna untuk terus belajar. Seluruh pengguna dapat melihat pencapaian yang didapat serta membagikannya ke media sosial.

Bagi pengguna yang ingin memeriksa kemampuan tadarus, fitur ASR pada menu tadarus bisa mendeteksi kelancaran pengguna mengaji. Fitur exam juga dapat memastikan pengguna sudah menguasai materi dengan tepat atau masih ada area yang bisa diperbaiki. Hal ini demi memastikan proses belajar mengaji yang baik dengan pencapaian terukur layaknya mengaji langsung dengan guru.

ngaji.ai juga memiliki fitur rekomendasi ayat setiap hari untuk pendalaman ayat-ayat Al-Quran selama bulan Ramadan. Fitur lainnya yang terdapat di ngaji.ai adalah jadwal salat dan buka puasa berdasarkan lokasi dan arah kiblat. Fitur yang akan segera ditambahkan adalah Manasik Haji, hadis, dan cerita-cerita Nabi. Seluruh fitur dan proses pembelajaran ini membuat ngaji.ai dapat digunakan oleh anak sejak usia tiga tahun hingga orang dewasa.

Founder Vokal.ai Martijn Enter menyampaikan aplikasi ini sebenarnya telah dikembangkan sejak 2020 menggunakan teknologi yang dikembangkan bersama oleh para ahli asal Indonesia dan Belanda di bidang data collection, materi pembelajaran mengaji, IT, dan machine learning.

Menurutnya, AI di dunia pendidikan Indonesia memiliki potensi yang besar sekali untuk kemajuan dan transformasi. AI dapat menyesuaikan pengalaman belajar berdasarkan kebutuhan masing-masing pelajar dan gaya belajar, sehingga bisa menghasilkan pengertian yang lebih dalam dan interaksi lebih baik.

“Aplikasi ngaji.ai dapat menyesuaikan level kesulitan dan kecepatan belajar berdasarkan performa pengguna, sehingga memastikan adanya kemajuan pemahaman dan menghindari pengguna hilang motivasi untuk belajar,” ucap Enter.

ngaji.ai dapat diunduh melalui Play Store dan App Store. Diklaim terdapat sekitar 15 ribu pengguna aktif dari 20 ribu akun yang terdaftar. Diharapkan pada tahun ini dapat tembus hingga satu juta pengguna.

Vokal.ai merupakan startup AI yang mengkhususkan diri pada teknologi automatic speech recognition (ASR) yang dirancang dapat mengenali seluk-beluk bahasa Indonesia, aksen yang khas, dan faktor lingkungan unik yang memengaruhi ucapan.

Application Information Will Show Up Here

GetPlus Perkenalkan “Retail Media Network”, Papan Iklan Video Berbasis AI

Startup penyedia platform loyalitas GetPlus meluncurkan Retail Media Network, layanan papan iklan video berbasis AI. Teknologi ini hadir berkat kerja sama dengan perusahaan teknologi asal Jepang, AWL.Inc.

Dalam peresmiannya, Co-founder & COO/CMO GetPlus Indonesia Adrian Hoon menjelaskan, papan iklan ini dapat dikostumisasi dan dipersonalisasi berdasarkan jenis kelamin, usia, dan durasi pelanggan melihat iklan video yang ditempatkan di jaringan ritel dengan memanfaatkan kamera.

Ketika pelanggan melewati papan iklan GetPlus, mereka akan melihat iklan yang sudah dipersonalisasi sesuai kategori tersebut. Kamera tersebut bahkan mampu mendeteksi sekalipun pelanggan tidak melihat ke kamera.

“Dalam sekejap, kurang dari satu detik kamera akan langsung mendeteksi beberapa muka sekaligus. Dan iklan yang dipersonalisasi akan muncul hanya dalam waktu kurang dari satu detik,” terangnya, Senin (15/1).

Menurutnya, solusi GetPlus Retail Media Network yang ditempatkan di jaringan ritel terkemuka, memungkinkan para mitra ritel mendapatkan first party data yang lebih akurat dari platform iklan berbasis AI yang dapat dipersonalisasi secara real time dan terukur.

“Misi kami adalah bekerja dengan mitra ritel kami dan merek untuk sepenuhnya mengelola strategi loyalitas mereka, mengidentifikasi wawasan dan tren pelanggan utama, memaksimalkan ROI pemasaran mereka untuk meningkatkan penjualan.”

Inovasi ini sudah diterapkan di Ranch Market Grand Indonesia dan Farmers Market Summarecon Mall Kelapa Gading. Ranch Market dan GetPlus merupakan portofolio dari Grup Djarum.

Teknologi AI milik AWL.Inc disebutkan memiliki akurasi hingga 70%. Di negara asalnya, sejak pertama kali beroperasi di 2016, solusi AWL telah diterapkan luas oleh berbagai global ritel modern, seperti AEON, Lawson, Family Mart. Sebanyak 15 ribu kamera di 3 ribu lokasi telah di-install oleh AWL.

President Representative Director and CEO AWL.Inc Muneharu Kitade menambahkan, teknologi yang disiapkan untuk GetPlus mampu mengenali wajah, usia, jenis kelamin, serta durasi pelanggan melihat iklan video secara real time dan akurat. “Sehingga dapat memberikan wawasan mendalam tentang demografi dan perilaku pelanggan yang terukur,” katanya.

Walau teknologi ini masih sangat baru di Indonesia, lanjut Adrian, dalam lanskap ritel yang dinamis saat ini, pelaku industri membutuhkan solusi yang melebihi periklanan tradisional dan dapat diukur efektivitasnya. Ia berharap, keberadaan saluran ini tidak hanya sebagai solusi, namun juga berkontribusi pada pertumbuhan ekosistem industri ritel di Indonesia.

Pemilik brand dapat menerima manfaat berupa engagement dari pelanggan yang memicu konversi dan penurunan preferensi terhadap merek tertentu. Sedangkan bagi ritel, dapat menghasilkan lebih banyak pendapatan dan meningkatkan pengalaman berbelanja pelanggan. Terakhir, keuntungan bagi pelanggan sendiri adalah mendapatkan iklan yang telah dipersonalisasi sehingga lebih relevan.

“Kami menawarkan Retail Media Network yang canggih yang dapat menciptakan audiens yang sesuai dengan menggunakan data pihak pertama, sehingga memungkinkan brand untuk menargetkan pesan yang tepat kepada audiens yang tepat di lokasi yang juga tepat, sehingga dapat menghasilkan ROAS yang optimal,” pungkasnya.

Satu tahun sebelumnya, GetPlus bermitra dengan Mil.k, startup sejenis GetPlus asal Korea Selatan yang memanfaatkan teknologi blockchain dan mengintegrasikan dengan berbagai perusahaan jasa, seperti industri perjalanan, rekreasi, mode, budaya, dan gaya hidup lainnya.

Sejak beroperasi di 2019, diklaim kini GetPlus memiliki lebih dari 1 juta pengguna dan lebih dari 500 merchant yang terdaftar. Sebagai program loyalitas, pengguna GetPlus bisa mendapatkan poin dari kegiatan berbelanja sehari-hari baik secara online dan offline di berbagai kategori merchant.

Poin tersebut dapat ditukar dengan banyak pilihan, misalnya voucher belanja, jasa, atau produk fisik dari berbagai partner. Startup ini beririsan dengan Shopback dan Snapcart.

GetPlus menggunakan model coalition yang berbeda dengan program loyalitas yang ada sejauh ini, misalnya model single-brand (contoh: Starbucks Card) atau close-loop (contoh: MAP Club). Model ini dirancang untuk memberikan value berkelanjutan untuk merchant, konsumen, dan operator. Di saat yang sama, membantu merek memperoleh pelanggan baru, mendorong retensi, dan meningkatkan pengeluaran belanja.

Application Information Will Show Up Here

Cara Bikin Video Promosi untuk Iklan atau Medsos dengan Veed.io

Veed.io adalah sebuah tool AI online yang memungkinkan pengguna untuk mengedit video dengan cara yang relatif mudah dan intuitif.

Tool AI ini dirancang untuk memudahkan penggunaan, bahkan bagi mereka yang tidak memiliki pengalaman mengedit video sebelumnya.

Berikut adalah beberapa fitur dan fungsi utama dari Veed.io:

  • Pengeditan Video Dasar: Veed.io memungkinkan pengguna untuk memotong, memotong, dan menggabungkan klip video dengan mudah.
  • Subtitel Otomatis: Salah satu fitur unik Veed.io adalah kemampuannya untuk secara otomatis menghasilkan subtitel untuk video, yang sangat membantu untuk aksesibilitas dan keterlibatan audiens.
  • Penambahan Teks dan Grafik: Pengguna dapat menambahkan teks, grafik, dan elemen visual lainnya ke video mereka untuk meningkatkan tampilan dan pesan.
  • Filter dan Efek: Veed.io menyediakan berbagai filter dan efek yang dapat digunakan untuk meningkatkan estetika video.
  • Konversi Format Video: Alat ini juga mendukung konversi antara berbagai format video, memudahkan pengguna untuk memastikan video mereka kompatibel dengan berbagai platform.
  • Kolaborasi Tim: Veed.io memungkinkan kolaborasi tim, memudahkan kerja sama dalam proyek video.
  • Integrasi Media Sosial: Alat ini juga menyediakan opsi untuk mengoptimalkan video untuk berbagai platform media sosial dengan pengaturan format dan ukuran yang sesuai.

Panduan Membuat Video Promosi dengan Veed.io

Persiapan dan Pengunggahan Video

  • Mendaftar dan Masuk: Pertama-tama, pengguna harus mendaftar dan masuk ke Veed.io.
  • Unggah Video: Pengguna bisa mengunggah video yang ingin diedit atau merekamnya langsung menggunakan webcam recorder online Veed.io. Pengguna juga dapat menyeret dan melepas video ke editor​

Pengeditan dan Kustomisasi

  • Pengeditan Dasar: Veed.io menyediakan alat pengeditan yang intuitif, termasuk fitur snap-to-grid dan drag-and-drop untuk menambahkan gambar produk, logo merek, dan CTA (Call to Action), serta menggabungkannya menjadi satu video yang terpadu​
  • Menambahkan Teks dan Gambar: Pengguna dapat menambahkan teks dan gambar produk serta menganimasikannya untuk membuat video lebih menarik​
  • Musik dan Efek Suara: Ada pilihan musik bebas royalti dan efek suara yang bisa dipilih dari perpustakaan Veed.io. Fitur text-to-speech AI juga tersedia untuk mengubah teks menjadi suara​

Penggunaan AI dan Template

  • AI Avatar: Veed.io menyediakan lebih dari 50 preset AI avatar dengan berbagai latar belakang dan gaya untuk mempresentasikan produk dan layanan. Pengguna juga dapat membuat avatar khusus berdasarkan foto mereka​
  • ​​Memulai dengan Template: Jika pengguna tidak yakin harus mulai dari mana, mereka bisa menggunakan template video yang dapat disesuaikan. Fitur magic cut AI dapat membantu memilih klip terbaik dari video mentah dan mengubahnya menjadi mahakarya. Tambahkan CTA dari menu Elemen​

​Optimasi dan Publikasi

  • Optimasi untuk Media Sosial: Veed.io memungkinkan pengguna untuk mengoptimalkan konten untuk berbagai platform media sosial, termasuk Instagram Stories. Pengguna juga dapat menyimpan video sebagai template khusus untuk digunakan kembali di masa mendatang​
  • Penambahan Subtitel AI dan Terjemahan: Fitur pembuat subtitel berbasis AI memungkinkan penambahan subtitel instan untuk menjangkau audiens yang lebih luas. Fitur ini efektif untuk menempatkan konten di hasil pencarian teratas dan menerjemahkan konten ke berbagai bahasa secara instan​
  • Ekspor dan Bagikan: Setelah selesai dengan pengeditan, pengguna dapat mengekspor video dan membagikannya.

Cara Membuat Video Promosi Menggunakan Tool AI: Synthesia

Synthesia adalah platform AI yang memungkinkan pengguna untuk membuat video yang dihasilkan AI dengan avatar virtual. Teknologi ini menggunakan pembelajaran mesin dan pemrosesan bahasa alami untuk menganimasikan avatar digital yang berbicara dan berinteraksi seolah-olah mereka adalah orang sungguhan. Ini sering digunakan untuk membuat video pendidikan, pemasaran, dan presentasi dengan cara yang lebih interaktif dan menarik.

Pengguna dapat menulis atau mengunggah naskah, memilih avatar dari perpustakaan yang tersedia, dan Synthesia akan menganimasikan avatar tersebut untuk berbicara dengan suara yang dihasilkan secara sintetis yang cocok dengan teks yang diberikan.

Synthesia menyediakan alternatif yang lebih cepat dan lebih hemat biaya untuk pembuatan video tradisional, terutama untuk konten yang membutuhkan banyak revisi atau terjemahan ke dalam berbagai bahasa.

Fitur-fitur di Synthesia

Synthesia menawarkan berbagai fitur yang memungkinkan pengguna untuk membuat video AI yang disesuaikan. Berikut adalah beberapa fitur utama yang tersedia di Synthesia:

Avatar AI yang Dapat Disesuaikan

Synthesia menyediakan pilihan avatar AI yang bisa dipilih pengguna. Avatar ini berfungsi sebagai ‘pembawa acara’ atau ‘narator’ dalam video Anda.

Pengguna dapat memilih dari berbagai avatar yang telah tersedia, yang masing-masing memiliki tampilan dan gaya unik.

Pengubahan Teks ke Ucapan (Text-to-Speech)

Synthesia memungkinkan pengguna untuk mengkonversi teks skrip menjadi ucapan yang diucapkan oleh avatar. Ini dilakukan melalui teknologi text-to-speech canggih.

Fitur ini mendukung berbagai bahasa, memungkinkan pembuatan video multibahasa.

Penyesuaian Bahasa dan Aksen

Selain mendukung berbagai bahasa, Synthesia juga memungkinkan pengguna untuk memilih aksen tertentu untuk avatar, sehingga cocok dengan audiens target video.

Kontrol Gerak dan Ekspresi Avatar

Synthesia memungkinkan beberapa tingkat kustomisasi dalam hal gerak dan ekspresi avatar, memberi video nuansa yang lebih alami dan personal.

Pemilihan Latar Belakang

Pengguna dapat memilih latar belakang untuk video mereka dari galeri yang tersedia atau mengunggah latar belakang khusus mereka sendiri.

Integrasi Media

Kemampuan untuk menyematkan gambar, grafik, dan video lain ke dalam video Synthesia, memperkaya konten dan menjadikannya lebih informatif.

Subtitle dan Closed Captions

Synthesia mendukung penambahan subtitle dan closed captions, yang penting untuk aksesibilitas dan memudahkan pemahaman konten video.

Pemutakhiran dan Iterasi Mudah

Salah satu keunggulan Synthesia adalah kemudahan dalam memperbarui dan mengiterasi video. Jika perlu mengubah narasi atau konten, Anda bisa melakukannya dengan cepat tanpa perlu rekaman ulang.

Cara Membuat Video Promosi dengan Synthesia

Konseptualisasi Konten

  • Tentukan pesan utama dan tujuan video promosi Anda.
  • Siapkan skrip yang jelas dan menarik yang mengomunikasikan poin-poin kunci dengan efektif.

Pendaftaran dan Login

  • Buat akun di Synthesia atau masuk jika Anda sudah memiliki akun.

Menulis Skrip

  • Tulis skrip yang ingin diucapkan oleh avatar. Pastikan isi skrip sesuai dengan tujuan promosi Anda.
  • Gunakan bahasa yang jelas dan menarik agar mudah dipahami oleh audiens target Anda.

Memilih Avatar

  • Pilih avatar yang paling sesuai dengan pesan dan identitas merek Anda dari galeri avatar Synthesia.
  • Pertimbangkan gender, penampilan, dan gaya avatar sesuai dengan preferensi Anda.

Mengatur Bahasa dan Aksen

  • Sesuaikan bahasa dan aksen yang digunakan oleh avatar agar sesuai dengan audiens target Anda.

Pemilihan Latar Belakang:

  • Pilih latar belakang yang mendukung pesan video Anda. Anda dapat memilih dari galeri Synthesia atau mengunggah latar belakang khusus.

Input Skrip

  • Masukkan skrip Anda ke dalam platform Synthesia.
  • Tinjau dan edit jika diperlukan untuk memastikan kejelasan dan kelancaran ucapan.

Menambahkan Grafik dan Media

  • Sisipkan elemen grafis, grafik, atau video tambahan untuk memperkuat pesan atau menampilkan produk Anda.

Pengaturan Musik Latar

  • Pertimbangkan menambahkan musik latar untuk meningkatkan kualitas video promosi Anda.

Pratinjau Video

  • Gunakan fitur pratinjau Synthesia untuk melihat bagaimana video Anda terlihat sebelum finalisasi.
  • Perhatikan timing, ekspresi avatar, dan keselarasan antara audio dan visual.

Melakukan Penyesuaian

  • Lakukan penyesuaian jika diperlukan, berdasarkan pratinjau video.

Rendering Video

  • Setelah Anda puas dengan pratinjau, lanjutkan untuk merender video.
  • Tunggu proses rendering selesai.

Publikasi

  • Setelah video selesai dirender, unduh video dari Synthesia.
  • Publikasikan video promosi Anda di platform yang diinginkan, seperti website, media sosial, atau platform video.

Panduan Membuat Video Promosi dengan Tool AI: Pictory

Di era digital ini, video promosi merupakan alat pemasaran yang sangat efektif. Dengan Pictory, Anda dapat dengan mudah membuat video promosi yang menarik dan profesional tanpa perlu keterampilan editing video yang kompleks.

Berikut adalah langkah-langkah sederhana untuk membuat video promosi menggunakan Pictory.

Membuat Akun Pictory

Pertama-tama, kunjungi situs web Pictory dan daftar untuk membuat akun. Anda bisa memilih paket gratis atau berbayar sesuai dengan kebutuhan Anda. Setelah mendaftar, masuk ke dashboard Pictory.

Memulai Proyek Baru

Di dashboard, pilih opsi untuk membuat proyek video baru. Pictory menawarkan berbagai template yang dapat disesuaikan untuk berbagai keperluan promosi.

Memilih Template

Pilih template yang paling sesuai dengan pesan dan gaya merek Anda. Template ini akan menjadi dasar untuk video promosi Anda, dan dapat disesuaikan sepenuhnya.

Menambahkan Teks dan Konten

Tambahkan teks promosi ke dalam video. Anda juga bisa mengimpor artikel atau skrip yang sudah ada. Pictory akan secara otomatis mengubah teks ini menjadi narasi.

Selanjutnya, tambahkan gambar atau klip video yang relevan dengan konten Anda. Pictory menyediakan galeri media yang luas, atau Anda bisa mengunggah gambar dan video milik Anda sendiri.

Menyesuaikan Visual dan Audio

Sesuaikan elemen visual seperti warna, font, dan transisi untuk mencocokkan dengan identitas merek Anda. Pictory juga memungkinkan Anda untuk menambahkan musik latar dari perpustakaan musik mereka atau mengunggah file audio sendiri.

Meninjau dan Mengedit Video

Setelah semua elemen telah ditambahkan, tinjau video Anda. Gunakan fitur edit Pictory untuk melakukan penyesuaian atau perubahan apa pun yang diperlukan.

Menyimpan dan Mengekspor Video

Jika Anda sudah puas dengan video yang dibuat, simpan dan ekspor video tersebut. Pictory menyediakan opsi untuk menyimpan video dalam berbagai resolusi dan format.

Kesimpulan

Membuat video promosi yang efektif tidak pernah semudah ini dengan Pictory. Dengan langkah-langkah sederhana ini, Anda bisa menghasilkan konten video yang menarik dan profesional, yang akan meningkatkan keterlibatan dan kesadaran merek Anda.

Tips Meningkatkan Daya Tarik Video Promosi

  • Pilih Warna yang Sesuai dengan Merek Anda: Gunakan palet warna yang konsisten dengan merek Anda. Ini membantu dalam membangun identitas merek dan membuat video Anda terlihat lebih profesional.
  • Gunakan Judul dan Subjudul yang Menarik: Tulis judul dan subjudul yang menarik dan mudah dipahami. Gunakan font yang jelas dan besar untuk menonjolkan poin-poin kunci.
  • Tambahkan Transisi yang Halus: Transisi yang halus antara slide atau adegan membantu menjaga alur cerita video Anda dan membuatnya lebih menarik secara visual.
  • Gunakan Musik Latar yang Sesuai: Musik dapat menambahkan emosi dan nuansa pada video Anda. Pilih trek yang sesuai dengan tema dan suasana video Anda.
  • Sertakan Narasi Berkualitas: Narasi yang jelas dan profesional dapat meningkatkan pemahaman dan keterlibatan audiens. Jika memungkinkan, gunakan narasi yang direkam secara profesional.
  • Optimalkan Durasi Video: Video yang terlalu panjang bisa membosankan, sementara yang terlalu singkat mungkin tidak efektif. Coba buat video dengan durasi optimal untuk menyampaikan pesan Anda tanpa kehilangan perhatian penonton.
  • Manfaatkan Visual Berkualitas Tinggi: Gunakan gambar dan video berkualitas tinggi untuk menambahkan daya tarik visual. Hindari gambar yang buram atau resolusi rendah.
  • Sertakan Call-to-Action (CTA): Akhiri video Anda dengan CTA yang jelas, entah itu mengunjungi situs web, mendaftar untuk penawaran, atau menghubungi untuk informasi lebih lanjut.
  • Uji dan Dapatkan Feedback: Sebelum merilis video, minta umpan balik dari orang lain dan buat penyesuaian jika diperlukan. Ini akan membantu Anda memastikan bahwa video Anda beresonansi dengan audiens target.
  • Optimalkan Video untuk Berbagai Platform: Pastikan video Anda dioptimalkan untuk platform tempat Anda berencana untuk membagikannya, baik itu YouTube, media sosial, atau website.

Proyek “Large Language Model” Bahasa Indonesia Diumumkan, Hasil Kolaborasi Sektor Publik dan Privat

BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), KORIKA (Kolaborasi Riset & Inovasi Kecerdasan Artifisial), dan dua portfolio GDP Venture (Glair.ai & Datasaur.ai) bersama dengan AI Singapore (AISG) mengumumkan inisiatif proyek kolaboratif untuk mengembangkan Large Language Model (LLM) Bahasa Indonesia yang terbuka agar dapat dimanfaatkan secara luas oleh berbagai pihak.

“Model LLM yang ada saat ini sangat dipengaruhi oleh budaya barat, semakin kecil kemungkinan ChatGPT berperilaku seperti manusia di wilayah tersebut. ASEAN dalam perekonomian global punya peranan penting, tapi kita masih kurang terepresentasi,” ucap Head of Strategy, Partnerships & Growth AI Singapore Darius Liu dalam konferensi pers, Kamis (30/11).

AISG adalah pengembang SEA-LION (Southeast Asian Languages in One Network), sebuah open-source LLM yang dikembangkan untuk lebih memahami dan mewakili beragam konteks, bahasa, dan budaya di Asia Tenggara. AISG adalah program nasional yang didukung oleh National Research Foundation Singapura dan diselenggarakan oleh National University of Singapore.

SEA-LION dibangun di atas arsitektur MPT (Mosaic Pretained Transformers) yang kuat dan memiliki ukuran kosakata 256 ribu. Untuk tokenisasi, model ini menggunakan SEABPETokenizer, dirancang khusus untuk bahasa-bahasa di Asia Tenggara, sehingga memastikan performa model yang optimal.

LLM merupakan jenis model kecerdasan buatan yang dirancang untuk memahami dan menghasilkan bahasa manusia. Mereka dilatih menggunakan data teks dalam jumlah besar dan dapat melakukan berbagai tugas seperti menerjemahkan, meringkas, menjawab pertanyaan, dan bahkan menulis kode.

LLM yang ada saat ini (ChatGPT dari Open AI, Bard dari Google) menunjukkan bias yang kuat dalam hal nilai-nilai budaya, keyakinan politik dan sikap sosial. Hal ini disebabkan oleh data pelatihan, terutama yang diambil dari internet, seringkali condong pada pengaruh WEIRD (Western, Educated, Industrialized, Rich, Democratic).

Fenomena ini menyisakan kekosangan di pasar bahasa lain dan memusatkan keunggulan teknologi di antara negara-negara berbahasa Inggris. Berdasarkan data Statista pada Januari 2023, dominasi bahasa Inggris mencapai 58,8% untuk konten web, sedangkan bahasa Indonesia porsinya hanya 0,6%. Fakta ini menggarisbawahi perlunya penelitian dan pengembangan yang lebih luas untuk memenuhi kebutuhan bahasa Indonesia.

Diklaim, dibandingkan open source LLM milik negara barat, SEA-LION mampu menjawab seolah-olah berbicara dengan manusia karena penggunaan bahasanya tidak kaku. Ada beberapa konteks lokal pula yang tidak mampu dijawab oleh LLM, seperti ChatGPT. Sejak inisiatif SEA-LION dilakukan, LLM ini telah banyak melatih bahasa Indonesia dan Thai. Lalu disusul Bahasa Melayu dan Vietnam, bahasa dari negara lain masih perlu dilatih lagi.

Proyek kolaboratif

CTO GDP Venture/CEO & CTO GDP Labs On Lee menyampaikan, sejalan dengan visi AISG yang ingin menciptakan LLM khusus bahasa Indonesia yang dapat bermanfaat di Asia Tenggara. GDP Venture, melalui portofolionya Glair.ai dan Datasaur.ai, tengah menyesuaikan platform SEA-LION agar sesuai dengan konteks Indonesia demi menciptakan LLM bahasa Indonesia yang terbuka secara komprehensif.

“Inisiatif ini menjanjikan manfaat seperti pengurangan biaya operasional, peningkatan pendapatan dan produktivitas, serta kolaborasi manusia dan AI yang efektif, semuanya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan kemajuan teknologi di Indonesia dan Asia Tenggara,” kata On Lee.

Sementara itu, bagi BRIN, adopsi LLM bahasa Indonesia dapat meningkatkan kualitas dan efisiensi penelitian, meningkatkan aksesibilitas kepada publik, mendukung pengembangan teknologi, dan meningkatkan sumber daya manusia. Selain itu juga memberikan peluang dalam akuisisi pengetahuan baik yang bersifat saintifik maupun budaya lokal.

Datasaur.ai, Glair.ai, BRIN, dan AISG menargetkan pengembangan LLM ini pada akhirnya mendorong pembuatan platform AI, seperti ChatGPT. Pembedanya adalah tujuan penggunaannya yang bakal lebih dispesialisasikan sesuai target konsumen. “ChatGPT itu lebih ke general purpose, jadi sulit untuk bersaing langsung. Kita harus pintar-pintar bagaimana bisa memenuhi konsumer kita,” tambah On Lee.