Case Megaverse Beri Kemampuan ala Spider-Man Pada Smartphone Anda

Hal apa saja yang sudah Anda lakukan demi mendapatkan hasil selfie terbaik di smartphone? Tak heran jika ada banyak orang menimbun monopod, tripod, sampai remote Bluetooth; tapi tidak sedikit yang tetap merasa tak puas pada kualitas jepretan sendiri. Kabar baiknya, Mega Tiny Corp punya teknik alternatif pendukung self-portrait secara optimal dalam produk baru mereka.

Lewat Indie Gogo, tim asal Los Angeles itu memperkenalkan Megaverse, sebuah case modular ‘anti-gravitasi’, mampu memberikan kemampuan ala Spider-Man pada smartphone Anda. Dengan memasangkan aksesori ini, kita bisa menempelkan handset di hampir semua permukaan, misalnya kayu, kaca, whiteboard, pintu kulkas, layar komputer, sampai lantai keramik. Dan pastinya, kapabilitas ini sama sekali tidak melibatkan laba-laba.

Megaverse 2

Layaknya aksesori case sejenis, Megaverse mengusung struktur keras, dibuat untuk melindungi sisi samping dan belakang handset kesayangan Anda dari benturan – menyisakan bagian depan dan mengekspos kamera. Dari sisi penampilan, Megaverse terlihat normal, tidak menyebabkan smartphone jadi tebal, bahkan tidak lengket di tangan. Keistimewaannya baru terlihat ketika Anda menyematkan case di tembok atau jendela.

Rahasia Megaverse terletak pada struktur nano-suction di punggung case, metodenya mirip suction cup, namun berukuran sangat kecil. Dengan bahan unik ini, Anda tinggal menempelkan handset di permukaan yang datar dan halus tanpa memerlukan tambahan perakat. Tentu saja debu dan lemak akan mengotori nano-suction seiring pemakaian, tapi Megaverse dapat mudah dibersihkan menggunakan air.

Megaverse 3

Kemampuan Megaverse buat merekat di segala objek juga memungkinkan developer membekalinya dengan fitur esensial lain. Megaverse turut dilengkapi MegaBack, yaitu komponen backplate modular, menyuguhkan fungsi dan warna berbeda (hitam, abu-abu, emas, dan rose gold). Pelat MegaBack berperan sebagai penutup struktur nano-suction, hadir berupa cermin, pembuka botol, serta dompet.

Sayang sekali, Megaverse saat ini hanya kompatibel dengan handset iPhone 6, 7, 6 Plus dan 7 Plus. Dukungan buat perangkat Android belum dikonfirmasi, namun Mega Tiny Corp tak lupa menawarkan alternatif, yakni Anti-Gravity Space. Metodenya mirip Megaverse, sama-sama mengusung nano-suction, tapi Space tersaji berupa bantalan (pad). Ia mempunyai ukuran 3,81×7,62-sentimeter dan bisa Anda bubuhkan di case smartphone Android.

Di periode crowdfunding via Indie Gogo ini, Megaverse ditawarkan seharga mulai dari US$ 24 (belum termasuk MegaBack), dan Space sendiri dibanderol US$ 12. Kemampuan Megaverse terdengar cukup familier? Itu karena tahun lalu, Mega Tiny Corp pernah meluncurkan produk sejenis buat iPhone 6.

Astell & Kern XB10 Ubah Headphone Apapun Menjadi Wireless

Salah satu kalangan pengguna yang paling terpukul dengan hilangnya jack headphone pada iPhone 7 mungkin adalah para audiophile. Bagaimana tidak, headphone kesayangan mereka yang umumnya berharga mahal tak lagi bisa digunakan dengan smartphone terbaru Apple tersebut.

Tentunya mereka akan merasa keberatan kalau diminta untuk membeli headphone baru yang berkonektor Lightning. Mungkin bukan masalah dana, tetapi mereka sudah terlanjur jatuh cinta dengan kualitas suara dan kenyamanan yang ditawarkan headphone andalannya. Lalu apa solusinya?

Salah satunya datang dari Astell & Kern, nama yang sudah tidak asing lagi di telinga para audiophile. Produsen perangkat pemutar musik kelas atas tersebut belum lama ini mengumumkan perangkat unik bernama XB10 yang merupakan perpaduan dari DAC, headphone amp dan Bluetooth transmitter.

Tancapkan headphone pada XB10, seketika juga headphone menjadi wireless / Astell & Kern
Tancapkan headphone pada XB10, seketika juga headphone menjadi wireless / Astell & Kern

Premis yang ditawarkan cukup sederhana, dimana Anda nantinya bisa mengubah headphone apa saja menjadi headphone Bluetooth. Cukup sambungkan kabel headphone ke XB10, lalu perangkat tersebut akan menyambung ke smartphone lewat Bluetooth 4.2. XB10 memanfaatkan codec aptX HD dan DAC berkualitas yang akan memastikan kualitas suara terbaik dari konektivitas nirkabel serta sanggup mengolah file audio beresolusi 24-bit/128kHz.

Kehadiran sebuah amplifier dalam XB10 menjadikannya sebagai perantara headphone dan smartphone yang bisa diandalkan. Sederhananya, pengguna tetap bisa menggunakan headphone yang mempunyai impedansi tinggi dan membutuhkan amplifier terpisah untuk bisa mereproduksi suara dalam volume yang optimal.

XB10 mengemas dua macam jack headphone: 3,5 mm dan 2,5 mm. Kontrol volume dan playback bisa diakses lewat tombol-tombol fisik di sekujur permukaan atas XB10. Menariknya, XB10 akan menghentikan musik secara otomatis ketika ada panggilan telepon masuk, dan pengguna bisa berbicara melalui mikrofon terintegrasinya.

Kontrol volume dan playback bisa diakses lewat XB10 / Astell & Kern
Kontrol volume dan playback bisa diakses lewat XB10 / Astell & Kern

XB10 datang bersama sebuah klip yang bisa dijepitkan di celana atau di mana pun pengguna mau demi memudahkan akses. Soal kompatibilitas, XB10 sejatinya bisa digunakan bersama perangkat apapun yang mendukung codec aptX. Masalahnya, banyak orang tidak tahu kalau iPhone tak pernah mendukung codec ini, dan Apple juga tidak mengungkap detail untuk iPhone 7 terkait hal ini.

Mungkin saja iPhone 7 akhirnya membawa dukungan aptX, mengingat Apple juga baru saja mengumumkan AirPods. Terlepas dari itu, Astell & Kern sendiri mencantumkan label iPhone pada artikel blog mengenai XB10, dan smartphone lain seperti Moto Z yang juga tidak memiliki jack headphone masih kompatibel.

Astell & Kern XB10 saat ini sudah mulai dipasarkan dengan banderol $189 – seharga sebuah headphone kelas menengah ke atas, tapi masih jauh lebih murah dibanding produk-produk super-premium besutan Astell & Kern lainnya.

Sumber: Digital Trends dan Astell & Kern.

Orion labs Onyx Ialah Walkie-Talkie Mungil yang Tidak Mengenal Jarak

Walkie-talkie digunakan di berbagai skenario ketika komunikasi radio betul-betul diperlukan, misalnya di ranah keamanan publik, militer, sampai rekreasi. Biasanya perangkat ini mengusung desain rugged untuk mendukung pemakaian outdoor dan kelemahannya terbesarnya ialah terbatasnya jarak. Tapi bagaimana jika ada walkie-talkie yang bisa dipakai di manapun Anda berada?

Sekumpulan tekniksi, seniman dan inventor yang tergabung di Orion Labs mencoba merombak serta menyempurnakan penyajian walkie-talkie. Inkarnasi baru perangkat tersebut mereka namai Onyx. Premis produk ini sangat menarik: dikemas dalam tubuh mungil, Onyx memungkinkan Anda berkomunikasi tanpa dihalangi lokasi karena pemanfaatan frekuensi radio telah digantikan oleh internet.

Onyx 1

Berbeda dari penampilan walkie-talkie biasa, Onyx mempunyai wujud berupa piringan mungil – berdimensi 15,7x50x50-milimeter – dengan clip logam untuk Anda cantumkan di baju atau tas. Tubuh luarnya terbuat dari plastik glossy (ada pilihan warna hitam, perak, biru dan pink), dan di sana Anda dapat menemukan port micro-USB buat charging, port audio 3.5mm serta lampu LED indikator.

Meskipun tidak memiliki struktur rugged dan tidak sepenuhnya anti-air, Orion Labs tetap memerhatikan daya tahan tubuh Onyx. Perangkat ini mendapatkan rating anti-debu IP5X, mampu beroperasi normal dari suhu -10 sampai 50 derajat Celcius, dengan kelembapan udara maksimal di 93 persen.

Onyx 3

Cara menggunakan Onyx sangat mudah, layaknya walkie-talkie biasa, yaitu cukup dengan menyentuh tombol besar di tubuh device. Supaya bisa bekerja, Onyx membutuhkan dukungan aplikasi companion di smartphone dan sambungan ke internet (lewat mobile data maupun Wi-Fi), terhubung via Bluetooth low energy. Selanjutnya, Anda dapat memilih individu buat diajak bercakap-cakap atau membuat grup di app.

Onyx 2

Onyx dibekali sepasang microphone dan speaker yang bisa Anda atur volumenya. Dan jika Anda sedang butuh privasi, tinggal colokkan headphone/earphone di port audio. Perangkat ditenagai oleh baterai rechargeable li-ion, mampu mengeluarkan notifikasi seandainya akan habis. Onyx juga menyimpan antena build-in, tetap dapat tersambung ke smartphone hingga jarak sembilan meter.

Orion Labs Onyx dapat kompatibel ke handset ber-platform iOS8 (mulai dari iPhone 4s, iPod Touch 5, dan iPad 3) serta Android 4.4 KitKat atau sistem operasi yang lebih baru, dan handset harus mempunyai konektivitas Bluetooth. Sepasang produk ditawarkan di harga US$ 250, atau US$ 130 buat satu unitnya. Saat ini, Onyx baru tersedia untuk konsumen di Amerika dan Kanada.

Sumber: Orion Labs.

Razer Singkap Keyboard Mekanik Pertama Untuk iPad Pro Anda

Terlepas dari seberapa canggih atau mahalnya tablet Anda, mengetik lewat keyboard virtual seringkali menjadi hal menyebalkan. Jika tidak mau hanya menggunakan dua jempol, Anda terpaksa harus meletakkan tablet di meja. Untung saja sudah tersedia banyak pilihan aksesori berupa papan ketik tambahan, tapi pertanyaannya: mana yang terbaik untuk Anda?

Keputusan Razer, nama terkemuka di bidang periferal gaming, untuk turut menyediakan aksesori tablet berpotensi mengusik para pemain di ranah itu. Pasalnya, Razer selalu membekali produk mereka dengan fitur unik. Dan bisa Anda terka dari namanya, Razer Mechanical Keyboard Case ialah papan ketik ber-switch mekanik low-profile pertama untuk dipasangkan ke Apple iPad Pro.

Razer Mechanical Keyboard Case 2

Untuk meramu Mechanical Keyboard Case, Razer mengusung teknik baru pada teknologi switch yang telah lama mereka gunakan (dan sudah teruji di level eSport) sehingga sistem mekanik dapat diterapkan ke tuts chiclet. Tombol di Mechanical Keyboard Case sendiri menyuguhkan gaya actuation sebesar 70-gram, tidak terlalu ringan atau terlalu berat.

Switch mekanik berbeda dari tipe membran yang umumnya digunakan di laptop ataupun mayoritas periferal keyboard portable. Cara kerjanya: saat Anda menekan tombol, bagian batang di dalam bergerak ke bawah, mendorong per hingga switch aktif dan input teregistrasi. Saat dilepas, per akan mengembalikan tuts ke posisi semula. Switch ultra-low profile Razer sendiri diciptakan untuk menyuguhkan rasa mirip switch hijau, namun disesuaikan ke keycap berukuran kecil.

Razer Mechanical Keyboard Case 3

Keunggulan lain dari switch mekanik adalah daya tahannya. Gamer biasanya memperlakukan keyboard dan mouse dengan semena-mena ketika mereka sedang fokus bermain. Mengingat tidak ada permainan ‘yang terlalu serius’ di iPad, Mechanical Keyboard Case bisa lebih awet dari keyboard mekanik biasa.

Aksesori ini tersambung ke tablet via Bluetooth, dan Anda membutuhkan waktu 10 jam untuk mengisi penuh baterainya dalam keadaan backlight menyala. Jika LED dimatikan, ia dapat aktif sampai 600 jam.

Meskipun wujudnya cukup tipis, Mechanical Keyboard Case menyajikan backlight LED untuk memudahkan Anda mengetik di ruang temaram dengan 20 level pencahayaan. Selain itu, periferal ini memiliki stand fleksibel yang memungkinkan Anda menggunakan iPad dalam sudut berbeda – layaknya laptop. Dan tentu saja, mengusung kata ‘case‘ di namanya, aksesori ini memang sengaja dirancang untuk melindungi tablet dari benturan.

Razer Mechanical Keyboard Case bisa Anda pesan di Razer Store seharga US$ 170.

Razer Mechanical Keyboard Case 1

Mulai Tersedia, LG Umumkan Harga Deretan Aksesori Friends Untuk LG G5

Perbedaan utama antara G5 dan smartphone flagship LG generasi terdahulu terletak pada konsep modular yang diusungnya. Pengguna dipersilakan menggonta-ganti modul serta menambahkan fitur sesuai keinginan. Namun modifikasi tak hanya terkait dengan device, di MWC 2016, LG turut menyingkap deretan aksesori pelengkap smartphone, dinamai LG Friends.

Setelah kita tahu berapa harga LG G5 di Indonesia, di awal minggu ini LG turut mengumumkan informasi harga Friends secara lebih terperinci di kawasan Amerika. Mereka meliputi: LG Cam Plus, headset LG 360 VR, LG 360 Cam, dan headset LG Tone Premium. Rolling Bot mungkin merupakan jenis aksesori Friends paling unik, sayang sekali LG belum menyingkap harganya.

LG Cam Plus

LG Friends Pricelist 4

Lewat modul ini, LG menjanjikan sensasi memegang kamera sungguhan. Cam Plus diposisikan di area punggung bawah smartphone, dilengkapi tombol shutter, dial zoom, serta grip buat tangan kanan. Wujudnya cukup kecil, hanya 7,4×6,1×1,6cm dan berat 55-gram. Di situs LG, Cam Plus terbagi jadi dua tipe, CBG-700.AVRZSV dan CBG-720.AATTSV.

Keduanya dipatok di harga US$ 70.

LG 360 VR

LG Friends Pricelist 3

Samsung Gear VR memang tampak memimpin persaingan di kelas headset virtual reality mobile, namun LG tidak mau kalah. 360 VR diramu sebagai alternatif lebih ringkas dan portable, karena Anda tidak perlu mencantelkan smartphone tepat di depan mata. Device menyuguhkan display LCD IPS 1,88-inci 639ppi beresolusi 920×720-pixel dengan field of view 80 derajat, dilengkapi sensor proximity 6-poros, port USB 2.0, USB type-C dan jack headphone 3,5mm.

LG 360 secara eksklusif kompatibel ke LG G5, dijajakan seharga US$ 200.

LG 360 Cam

LG Friends Pricelist 2

Lewat kamera portable ini, Anda dipersilakan mengambil foto ataupun merekam video 2K (2560×1280) dalam sudut 360 derajat. Sepasang sensor 13-megapixel di sana menjanjikan hasil gambar yang detail. Anda bisa menyambungkan dan mengendalikan kamera dengan smartphone, lalu 360 Cam turut dibekali tiga buah microphone, sensor 9-poros, terkoneksi via Wi-Fi atau Bluetooth. Perlu diketahui, kamera tersebut tak dapat bekerja tanpa kartu memori eksternal.

Harganya US$ 200.

LG Tone Platinum

LG Friends Pricelist 5

Tersedia tiga pilihan warna – hitam, emas, perak – headset Bluetooth ini dibekali teknologi Harman Kardon untuk menyuguhkan audio high-fidelity. Saat disambungkan ke LG G5 (turut dibantu codec Qualcomm apt-X HD), Tone Premium diklaim mampu memberikan output 24-bit kelas audiophile dengan kenyamanan wireless selama kira-kira 10 jam.

Device ditawarkan di harga US$ 200.

 

ReveaLED Adalah LED Flash Ultraviolet Untuk Smartphone Anda

Penggunaan cahaya ultraviolet di ranah fotografi merupakan salah satu upaya manusia menyingkap rahasia alam yang tersembunyi. Eksplorasi menjadi kian mudah dengan tersedianya lampu black light dan LED UV. Beberapa objek memang akan menyala begitu terekspos ultraviolet, tapi tak semua peralatan ini dapat memperlihatkan hasil secara rinci.

Hal tersebut mendorong tim Bite Designs melakukan riset semenjak tahun 2009, yang berujung pada pengungkapan produk unik bernama ReveaLED. Berdasarkan deskripsi dari developer, ReveaLED adalah lampu flash UV LED terinskronisasi pertama di dunia untuk dipasangkan ke smartphone atau tablet. Aksesori didesain untuk memperlihatkan detail tajam pada objek yang menyala dalam gelap.

ReveaLED 01

Berbentuk kotak pipih tanpa sudut, ReveaLED tersambung ke perangkat bergerak melalui jack audio. Pemakaiannya sangat mudah, Anda cukup mencolokkan ReveaLED ke smartphone, kemudian mulai mengambil gambar di kondisi gelap. Sejumlah benda seperti batu, mineral, serangga, uang, serta paspor akan berpendar saat terkenal cahaya UV. Dan dengannya, Bite Designs ingin Anda menemukan hal-hal baru.

Tak banyak orang sadar bahwa menyajikan peralatan pendukung fotografi ultraviolet bukanlah perkara sepele. Karena level fluoresens pada material seringkali sangat rendah dan memerlukan eksposur tinggi, cahaya ultraviolet harus benar-benar mencapai objek agar bisa terdeteksi kamera. Supaya ini terpenuhi, ReveaLED mengirim sinyal langsung ke objek target dan bukan sekedar menyorot area dengan lampu biru seperti mayoritas produk UV light.

ReveaLED 02

Bite Designs menekankan, black light ultraviolet bukanlah lampu berwarna biru. Efek pijarnya sangat berbeda – ia tidak menyorot cahaya biru, dan cuma memperlihatkan benda-benda fluoresens saja. Produksi chip lampu EV LED itu dilakukan bersama partner di Taiwan, tujuannya ialah memastikan tercapainya ‘efisiensi optik dan quantum internal’.

ReveaLED menyimpan baterai build-in rechargeable, dan Anda bisa menggunakan aksesori ini tanpa perlu terhubung secara fisik ke handset. Baterai itu tidak akan menyedot daya smartphone, dan dalam satu kali charge, ReveaLED dapat aktif selama dua jam non-stop. Produk ini kompatibel baik ke device Android maupun iPhone. App companion akan mengetahui kapan ReveaLED diaktifkan, menjaga baterainya tetap awet.

Upaya pengumpulan dana yang dilakukan Bite Designs di situs crowdfunding Kickstarter berjalan cukup baik, mereka sukses mengumpulkan hampir lima kali target awal. Namun jika mencapai US$ 100 ribu, developer akan membundel ReveaLED bersama adaptor kamera DSLR serta holding stick USB charger fleksibel.

Di sana, ReveaLED dijajakan di kisaran harga US$ 30-an.

Tiga Periferal Baru Asus ROG Ini Sempurnakan Kegiatan Gaming Anda

Republic of Gamers Asus ciptakan setelah sang produsen dari Taiwan itu menyadari signifikansi ranah gaming pada perkembangan teknologi hardware. Meski ROG segera mengingatkan kita pada produk notebook dan komponen high-end, Asus juga tidak melupakan aspek esensial penopang gaming seperti menyediakan beragam aksesori serta periferal.

Ketika kompetitor umumnya menggaet tim spesialis buat menyuguhkan periferal pendukung, Asus memutuskan untuk meramunya sendiri. Dan di CES 2016 silam, Asus mengungkap tiga aksesori gaming baru. Mereka adalah keyboard ROG Claymore, mouse ROG Spatha, dan headset ROG 7.1. Dari penjelasan Asus, periferal dirancang sedemikian rupa agar serasi dengan produk hardware, contohnya motherboard 970 Pro Gaming/Aura.

ROG Claymore

Merupakan keyboard mekanik dengan switch Cherry MX RGB, disuguhkan dalam opsi hitam, coklat, biru dan merah. Bagian keypad dapat dilepas, memberikan gamer keleluasaan buat menentukan sendiri posisinya. Numpad tak lupa dibekali fitur macro. Papan ketik memanfaatkan frame aluminium plus detail ala kuil suku Maya.

Claymore menyajikan LED backlight RGB 16,8-juta warna, masing-masing tuts dapat dikustomisasi. Ada teknologi N-key Rollover, di mana tiap tombol dibaca secara terpisah oleh keyboard, sehingga tiap tekanan terdeteksi akurat meski tombol lain sedang ditekan. LED dapat disinkronisasi ke motherboard. Kemudian via hotkey, Anda bisa langsung mengakses fungsi overclock, BIOS sampai setting kecepatan kipas.

ROG Spatha

Spatha ialah laser gaming mouse dengan 8200dpi, dispesialisasikan untuk permainan MMO. Periferal menggunakan jenis chassis berbahan logam magnesium, menawarkan 12 tombol programmable – enam di antaranya ditempatkan di sisi jempol. Rancangan soket tombol kiri dan kanan memungkinkannya untuk di-upgrade dan dikonfigurasi. Berbekal switch Omron, Asus mengklaim mouse tetap bekerja otimal sampai 20 juta kali klik.

Uniknya lagi, Anda dibebaskan untuk memakainya secara wireless atau tersambung via kabel. Di mode wired, polling rate (tinggi rendahnya informasi yang dapat terkirim dari mouse ke komputer) mencapai 2.000Hz. Dan hampir sama seperti Claymore, kita bisa mengkustomisasi lighting LED RGB di tiga zona mouse.

ROG 7.1

New Asus ROG Peripherals 01

Asus memberikan nama sederhana bagi sang penerus Strix 7.1 ini: ROG 7.1. Produsen bilang, berbagai penyempurnaan telah diimplementasikan agar efek surround sound terdengar lebih baik lagi, serta menjanjikan ‘atmosfer suara 3D sesungguhnya’.

Headset ditenagai driver discrete bermagnet neodymium kelas audiophile, ditambah audio station plug-and-play USB khusus. Unit tersebut menyimpan soundcard, juga menyediakan akses langsung ke setting suara in-game. Teknologi noise-cancellation di sana kabarnya sanggup mengurangi 90 persen bunyi-bunyian eksternal yang tak diinginkan.

Sumber: Asus.com.

Griffin BreakSafe Ialah Kabel USB-C Berteknologi Magnet ala MagSafe

Respon pengguna terhadap MacBook 12 inci yang Apple umumkan tahun lalu cukup beragam. Di satu sisi, banyak yang memujinya sebagai salah satu laptop pertama yang memiliki port USB-C. Di sisi lain, tidak sedikit pula yang kecewa karena hanya satu itulah port yang tersedia.

Manfaat yang dibawa USB-C memang menarik. Satu port yang sama bisa digunakan untuk transfer data ataupun charging. Akan tetapi premis ini rupanya juga membuat Apple memutuskan untuk tidak menyematkan port MagSafe ke MacBook 12 inci. Pengguna setia MacBook pasti tahu bahwa ini merupakan salah satu keunikan yang tidak pernah ada di laptop lain.

Buat yang merasa asing, MagSafe pada dasarnya adalah port charging khas yang dimiliki oleh lini MacBook sejak cukup lama. Tidak seperti biasanya, kabel charger dan port MagSafe menyambung dengan magnet. Manfaatnya, laptop tak akan ikut terjatuh ketika seseorang tersandung kabel charger yang sedang menancap; hanya kabel itulah yang akan lepas dengan mudahnya.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, MacBook 12 inci tak punya port MagSafe. Tapi kini ada cara untuk membawa manfaat MagSafe ke port USB-C tunggal miliknya. Griffin, pabrikan aksesori ternama asal AS, memperkenalkan kabel USB-C istimewa bernama BreakSafe.

Griffin BreakSafe

Griffin BreakSafe pada dasarnya terdiri dari dua bagian. Satu merupakan konektor yang menancap ke port USB-C, satu lagi adalah kabel magnetik sepanjang 1,8 meter yang menancap ke sisi lain konektor tersebut yang juga berlapis magnet. USB-C, tapi dengan manfaat ala MagSafe sehingga kalau lagi-lagi ada orang ceroboh yang tersandung kabel, kabel itu saja yang akan lepas, sedangkan konektornya akan tetap menancap dengan kuat.

Panjang konektor magnetiknya sendiri cuma sekitar 12,8 mm, yang berarti pengguna bisa membiarkannya terus menancap meski laptop sedang tidak di-charge. Saya katakan laptop karena Griffin BreakSafe ini tak cuma kompatibel dengan MacBook 12 inci, tapi juga Chromebook Pixel yang dilengkapi sepasang port USB-C.

Buat pengguna MacBook 12 inci maupun Chromebook Pixel yang tertarik, Griffin BreakSafe dijajakan seharga $40. Paket penjualannya tidak mencakup adapter, jadi adapter bawaan laptop-nya jangan sampai hilang.

Berukuran Setipis Kartu Kredit, µPeek Sulap Smartphone Jadi Mikroskop Profesional

Menghibur diri, bersosialisasi, mencari informasi, bekerja sampai belajar, semuanya bisa dilakukan lewat smartphone. Dan developer Scrona asal Swiss yakin, dengan sedikit modifikasi, perangkat bergerak dapat digunakan sebagai medium edukasi mutakhir, terutama untuk mendukung salah satu disiplin ilmu pengetahuan alam paling fundamental: ranah mikroskopis.

Melalui platform crowdfunding, Scrona mengungkap proyek µPeek. Ia adalah sebuah aksesori unik buat dipasangkan ke smartphone Anda, mengubahnya jadi mikroskop portable canggih. Bukankah aksesori sejenis sudah pernah ditawarkan pada konsumen? Memang benar, namun saat ini µPeek merupakan satu-satunya pelengkap smartphone dengan kapabilitas mikroskop kelas profesional sejati.

Dalam proses merancang µPeek, Scrona memutuskan untuk tidak menggunakan desain casing. Pendekatan mereka memastikan produk tetap minimalis, lebih fleksibel dan praktis. Ukurannya cuma sebesar kartu kredit – berdimensi 92x57x5mm, sangat mudah diselipkan ke kantong atau dimasukkan ke dompet. Ia terdiri dari dua komponen, yaitu mikroskop dan slide holder. Buat akses, developer telah menyiapkan app companion.

µPeek 2

Meskipun wujudnya begitu tipis, terdapat teknologi mutakhir bersemayam di dalam µPeek. Developer membenamkan lensa 4-elemen bermotor, dimaksudkan agar mampu menyajikan gambar berkualitas bebas distorsi dan menggantikan proses konfigurasi manual. Ia turut ditopang sistem optik canggih, supaya Anda melihat spesimen dengan level pencahayaan yang tepat. Semuanya diatur secara wireless lewat app.

Cara pemakaiannya sangat mudah dan sederhana: tinggal letakkan µPeek tepat di atas subjek. Dengan begini, platform tetap stabil dan pecarian fokusnya juga gampang. Jika Anda menaruh spesimen di slide, sebaiknya letakkan slide di holder terlebih dulu. Setelahnya, µPeek dapat digerakan atau diposisikan sesuai kehendak Anda, tanpa menyentuh sampel penelitian.

µPeek 3

µPeek tersusun atas tubuh anti-air bersertifikasi IP65, lensa diproteksi lapisan kaca Gorilla, ditopang kapabilitas iluminasi bright-field, dark-field dan fluorescence. Device ditenagai baterai internal, dapat diisi melalui port micro USB, serta dibekali konektivitas Bluetooth low energy. Anda dipersilakan memilih warna cover, antara kuning, merah muda, hitam, biru dan hijau. Aplikasinya sendiri telah disiapkan untuk device Android maupun iOS.

Saat ini Scrona sedang melangsungkan kampanye penggalangan dana di Kickstarter, dan Anda sudah bisa memesan µPeek . Di sana µPeek White (versi standard) ditawarkan seharga US$ 135 dan µPeek Blue (dengan pencahayaan fluorescence) seharga US$ 176.

Tak Usah Beli, 3 Aksesori Gadget Ini Bisa Anda Buat Sendiri

Sebuah gadget tak akan lengkap tanpa aksesorinya. Entah itu berbagai macam kabel, casing, stylus maupun lainnya, kita sudah terbiasa membeli produk-produk ini guna melengkapi smartphone atau tablet kesayangan.

Bagi yang gemar mengutak-atik sesuatu, bisa jadi mereka tertarik untuk membuat aksesori versinya sendiri. Kalau Anda termasuk salah satunya, berikut 3 aksesori gadget yang bisa Anda buat sendiri. Modalnya tidak banyak, hanya butuh sedikit waktu luang dan ketekunan.

1. Kabel USB OTG (On-The-Go)

Kabel USB OTG

USB OTG, seperti yang kita tahu, sudah cukup umum didapati mayoritas smartphone terkini. Fitur ini pada dasarnya memungkinkan pengguna untuk menyambungkan bermacam perangkat ke smartphone, seperti misalnya card reader atau flashdisk sekalipun.

Tapi untuk bisa menikmati fitur USB OTG, dibutuhkan kabel khusus. Kalau Anda punya sepasang kabel USB bekas, Anda bisa membuatnya sendiri. Yang diperlukan adalah satu kabel USB ‘cewek’ (yang biasanya dipakai sebagai kabel extension) dan kabel micro-USB ‘cowok’.

Kabel USB OTG

Langkah-langkah maupun persiapannya bisa Anda lihat selengkapnya di situs Makezine. Pada dasarnya Anda diminta untuk menyambungkan kedua kabel tersebut, lalu melakukan sedikit modifikasi pada colokan micro-USB sehingga fitur USB OTG bisa diaktifkan.

Harga kabel USB OTG sendiri memang tidak mahal dan mudah sekali ditemui di pusat perbelanjaan. Namun tidak ada salahnya mencoba membuat sendiri, hitung-hitung kabel-kabel lama yang tidak terpakai bisa digunakan kembali dalam wujud yang baru.

2. Stylus Kapasitif

Macam-macam objek yang bisa dijadikan stylus kapasitif

Tidak terhitung macam stylus yang ada di pasaran, mulai dari yang murah sampai yang mahal macam Apple Pencil. Tapi di saat mendadak dan Anda benar-benar membutuhkan stylus, Anda bisa memanfaatkan berbagai objek sehari-hari untuk dijadikan stylus smartphone atau tablet.

Untuk memulai, silakan kunjungi panduan yang ada di situs Makezine. Di situ dijelaskan berbagai material yang bisa dijadikan sebagai stylus, beberapa bahkan sama sekali tidak perlu dimodifikasi, seperti misalnya menggunakan ujung negatif sebuah baterai AA.

Bahan lain yang cukup menarik adalah spons. Tapi berhubung spons sifatnya amat elastis, Anda perlu menambatkannya ke semacam bolpen atau objek lain yang ujungnya bisa dijejali spons. Cara lain yang tak kalah simpel dan menarik adalah membungkus ujung bawah pensil dengan aluminium foil.

3. Kartu Nama NFC

Kartu Nama NFC

Ini memang tidak termasuk aksesori gadget, tapi masih ada hubungannya dengan penggunaan smartphone sehari-hari. Bayangkan skenario dimana Anda hanya perlu mengusapkan kartu nama ke smartphone seorang kenalan baru, lalu data kontak Anda akan langsung tersimpan di sana. Itulah tujuan dari proyek ini.

Persiapan dan panduan langkah demi langkahnya bisa langsung Anda lihat di situs Instructables. Bahan utama yang dibutuhkan tentu saja adalah chip NFC, yang bisa dibeli dari situs macam Kaskus, Tokopedia atau Bukalapak.

Selanjutnya, Anda perlu menyambungkan chip tersebut ke smartphone. Menggunakan aplikasi bernama NFC Tools atau sejenisnya, Anda bisa mengisi informasi kontak Anda ke dalam chip tersebut.

Langkah terakhir adalah melekatkan chip NFC ke kartu nama Anda. Prosesnya memang terdengar simpel, tapi sangat bermanfaat. Karena data kontak Anda langsung tersimpan di smartphone, Anda pun tak perlu khawatir sang kenalan baru lupa menyimpan nomor Anda dan peluang kerja sama bisnis sirna begitu saja.

Gambar header: DIY via Shutterstock.