Dengan Kehadiran AMD Radeon RX 480 di Indonesia, Pengalaman VR High-End Jadi Kian Terjangkau

Pemilihan Computex 2016 untuk menyingkap GPU baru AMD merupakan langkah tepat. Saat para vendor memperkenalkan varian Nvidia GTX seri 1000 mereka, diyakini sebagai terobosan besar buat menopang VR, Radeon RX 480 menggebrak pasar dengan harga yang jauh lebih murah. Melaluinya, AMD yakin akhirnya virtual reality bisa dibawa ke tingkat mainstream.

Radeon RX 480 8
Channel sales director ASEAN & India AMD, Ryan Sim.

Kurang dari dua bulan selepas pengungkapan perdananya, AMD resmi meluncurkan seri kartu grafis Radeon 400 berarsitektur Polaris di nusantara. Invasi GPU baru tersebut diujungtombaki oleh Radeon RX 480, merupakan tipe top-end saat ini. Produk diklaim mampu menyuguhkan keseimbangan antara harga dan performa terbaik, serta dijanjikan sebagai solusi future-proof, terutama setelah meledaknya kepopularitasan VR.

Radeon RX 480 10
Tim AMD.

Di presentasinya, senior technology manager for graphics Radeon David Nalasco menjelaskan kendala utama penetrasi virtual reality. Menurut riset AMD, hanya 16 persen dari total pengguna PC yang mempunyai modal untuk menikmati pengalaman VR, sedangkan jutaan user lainnya masih memanfaatkan hardware lawas. Konsumen juga merasa cemas, jika buru-buru upgrade, investasi tersebut akan berumur pendek.

Radeon RX 480 9
David Nalasco dalam sesi presentasinya.

Menurut AMD, teknologi gaming sudah seharusnya dapat dijangkau oleh semua kalangan. Faktanya, mayoritas gamer sendiri memilih GPU di rentang harga US$ 100-300. Berbasis survei hardware Steam, 95 persen user masih menggunakan resolusi 1080p ke bawah, dan AMD berpendapat, seharusnya produsen bisa memberikan mutu yang lebih baik lagi. Dan terakhir, VR sendiri cuma dapat diakses oleh 13 juta PC. Terlihat banyak, tapi nyatanya hanya satu persen dari keseluruhan sistem di dunia.

Radeon RX 480 16
Seorang model memegang Digital Alliance Radeon RX 480.
Radeon RX 480 13
Gigabyte Radeon RX 480.

Radeon RX 480 disiapkan demi menawarkan ‘gaming di atas HD serta pengalaman VR premium’. Berkat dukungan terhadap asynchronous compute, arsitektur Graphics Core Next bisa memproses grafis dan komputasi bersama-sama, dan memperoleh efek terbaik saat dijalankan di API DirectX 12. Sederhananya, game-game baru mendapatkan dongkrakan kualitas ketika disajikan di resolusi tinggi (1440p) dibanding Nvidia GTX 970; contohnya di Quantum Break (+25%), Gears of War Ultimate Edition (+21%), Ashes of Singularity (+21%), dan Hitman (+42%).

Radeon RX 480 14
Tampilan depan RX 480.
Radeon RX 480 15
Bagian belakang RX 480.

Keunggulan lain dari RX 480 adalah topangan API low-overhead Vulkan. Ia dibangun berlandaskan komponen AMD Mantle, singkatnya, mampu hidangkan performa tinggi dengan penggunaan CPU rendah, disertai kemampuan distribusi tugas lebih optimal ke core-core CPU berbeda.

Spesifikasi Radeon RX 480 bisa Anda lihat di bawah:

Radeon RX 480 specs

Berbicara virtual reality, Anda perlu tahu bahwa Radeon RX 480 bukanlah kartu grafis VR paling high-end dari AMD. Lewat tes performa Steam VR, mengombinasikan prosesor AMD FX (6350, 8350, 8370, dan 9370) dengan RX 480 menghasilkan skor ‘fidelityhigh. Sedangkan posisi teratas masih dipegang oleh Radeon R9 Fury di very high.

Radeon RX 480 1
MSI Radeon RX 480 di booth demo Wattman.

Selain itu, produk-produk Radeon turut didukung teknologi LiquidVR. Pada dasarnya, ia adalah API yang ditujukan untuk mengurangi level latency antara headset dengan hardwarehardware PC, sehingga head-mounted display dapat merespons gerakan kepala pengguna secara maksimal, menghilangkan efek motion sickness. Teknologi tersebut juga difokuskan pada setup dual GPU di mana tiap unit kartu grafis difungsikan buat me-render display di masing-masing mata.

Radeon RX 480 2
Keluarga Radeon Gigabyte.

Radeon RX 480 3

AMD tidak melupakan para kreator dan penikmat video – apalagi ada lebih dari 100 juta pemirsa menyaksikan 1,7 juta broadcaster aktif setiap bulan. Arsitektur Polaris mendukung fungsi home theater; sajikan high dynamic range dengan ruang warna lebih luas, dan rasio kontras serta tingkat kecerahan lebih tinggi; dan standar HECV (high efficency video coding): 1080p di 240fps, 1440p di 120fps, serta 4K di 60fps. Hardware turut dibundel bersama software-software kreasi konten seperti Plays.TV, Raptr, dan Open Broadcaster Software.

Radeon RX 480 4
Sapphire Radeon RX 480 didemonstrasikan buat menjalankan Oculus Rift.

Ke depan, AMD mempunyai agenda untuk menghadirkan anggota keluarga RX 400 lainnya, yaitu RX 470 dan RX 460, dirancang buat kebutuhan eSport. Selanjutnya, mereka mempunyai rencana membubuhkan RX 460 ke notebook, dan dari bincang-bincang bersama David Nalasco, varian RX 470 dan 480 kemungkinan juga akan diadopsi oleh produsen laptop. Langkah tersebut sangat menarik karena sejauh ini pasar notebook premium/gaming masih didominasi sang kompetitor.

Radeon RX 480 6
Belum dirilis resmi, RX 460 mungil ini sanggup tangani game Overwatch di 1440p setting ‘high’ dengan frame rate mencapai ratusan.

AMD Radeon RX 480 sudah mulai dipasarkan di Indonesia, harganya bervariasi berdasarkan vendor serta versi, berkisar dari mulai Rp 3,6 juta (Power Color) sampai Rp 4 jutaan (MSI, HIS, XFX).

Radeon RX 480 12
Sistem dari Asus dengan dual Radeon RX 480.

Gigabyte Sedang Godok Mini PC Spesialis Gaming Baru

Virtual reality dan 4K adalah standar baru para produsen dalam menciptakan hardware. Dan bisa kita lihat dari tren di Computex 2016 silam, kreasi-kreasi tersebut kini tak hanya canggih, tapi juga dikemas dalam wujud yang semakin mungil. Sebagai salah satu pemain berpengalaman, di sana Gigabyte turut menyingkap anggota baru keluarga mini PC mereka.

Device anyar tersebut mereka namai Brix Gaming UHD, yaitu model penerus Brix Gaming, dihadirkan bersama sejumlah modifikasi pada desain serta jeroan. Perubahan tersebut dimaksudkan untuk menjawab keluhan user terhadap kendala di tipe pendahulu terkait bisingnya suara kipas. Dan dengan mengusung kata UHD, Gigabyte memang tidak mau mengecewakan para konsumen.

Brix Gaming UHD tidak lagi mengusung penampilan balok pendek. Ia ‘berdiri’ dua kali lebih tinggi dari mini PC barebone varian lawas, dengan ukuran 22x11x11-sentimeter. Dimensi seperti ini memungkinkannya menjadi rumah bagi kartu grafis discrete dari Nvidia ataupun AMD. Berdasarkan beberapa foto, Gigabyte meninggalkan kombinasi warna hitam, hijau atau merah; kini memilih warna perak untuk menghiasi casing-nya.

Gigabyte Brix Gaming UHD 2
Ini dia spesifikasi ‘sementara’ Brix Gaming UHD.

Selain buat menampung hardware yang lebih mumpuni, desain Brix Gaming UHD memastikan sirkulasi udara jadi lebih baik sehingga fan tidak perlu berputar terlalu kencang – membuat device bekerja lebih hening. Kata ‘UHD’ sendiri melambangkan kapabilitas Brix Gaming anyar itu dalam menangani empat panel 4K secara bersamaan.

Namun untuk versi demonstrasi di Computex 2016, sang produsen asal Taiwan masih menggunakan GPU ‘lama’, meskipun waktu itu Nvidia GeForce seri 1000 sudah mulai tersedia. Ada dua model Brix Gaming UHD, ditenagai prosesor mobile Intel Core i5-6300HQ 2,3GHz atau Core i7-6700HQ 2,6GHz, dengan sebuah GPU GeForce GTX 950, mendukung RAM sampai 32GB dan memiliki dua slot PCIe M.2.

Alasan Gigabyte memanfaatkan kartu grafis GTX 900 ialah saat ini mereka masih dalam tahap pengerjaan. Versi retail-nya nanti dijanjikan akan dipersenjatai GPU next generation. Untuk konektivitasnya sendiri, Gigabyte menyediakan tiga mini-DisplayPort dan satu HDMI 2.0 (buat tersambung ke empat layar 4K), Gigabit Ethernet, dua USB 3.0 biasa, satu USB 3.1 type-A, dan sebuah USB 3.1 type-C.

Gigabyte Brix Gaming UHD baru akan tersedia di akhir tahun nanti, dan tentu saja dengan memampatkan hardware mumpuni dalam desain kecil, ia bukanlah produk yang murah. Walaupun belum resmi, Gigabyte sempat mengungkap harga perkiraan Brix Gaming UHD: antara US$ 1.000 sampai US$ 1.300.

Sumber: PC World & Gigabyte.

Berbekal AMD Bristol Ridge, Acer Aspire E5-553G Sanggup Penuhi Kebutuhan Produktif dan Hiburan

Tim AMD, atau yang biasa dikenal dengan ‘kubu merah’ oleh para pemerhati teknologi, sedang berapi-api belakangan ini. Di Computex 2016, mereka menyingkap kartu grafis Radeon rX 480, sebuah solusi terjangkau bagi konsumen buat menikmati VR. Dan sang perusahaan semikonduktor Amerika itu juga sudah menyiapkan senjata andalan di kelas laptop.

AMD 7th-Gen APU - Acer Aspire E5 11
Tim AMD dan Acer di sesi Q&A.

Berpartner bersama Acer, AMD menghadirkan deretan APU alias accelerated processing unit mobile generasi ketujuh untuk pertama kalinya ke pasar Indonesia lewat seri notebook Aspire E5-553G. Chip tersebut memungkinkan notebook mendukung kebutuhan produktif seperti mengolah gambar via Photoshop serta menangani game-game kompetitif online semisal Dota 2, LoL sampai CS:GO. Dan tentu saja, produk ini bersahabat dengan isi kantong Anda.

AMD 7th-Gen APU - Acer Aspire E5 15

Sebelum membahas kemampuan Bristol Ridge, saya akan lebih dulu mengulas segi penampilan dan fitur Aspire E5-553G. Ada tiga varian notebook yang produsen hadirkan, dibekali APU berbeda: FX, A12 dan A10 sebagai tipe paling terjangkau. Dari sesi hands-on singkat, ketiganya mempunyai wujud hampir identik, menyuguhkan layar 15,6-inci 1366×768-pixel dengan tubuh kombinasi aluminium (pada punggung dan palm rest) serta plastik.

AMD 7th-Gen APU - Acer Aspire E5 14
Product manager Acer Indonesia Suryadi Hiumanbrata.

Aspire E5-553G memang tidak didesain agar menyajikan bobot super-ringan (beratnya 2,4kg) atau tubuh yang tipis (berketebalan 3cm); device digarap agar fungsional serta fleksibel: mengusung optical disk drive DVD, memudahkan konsumen meng-upgrade memori serta menambahkan penyimpanan, terdapat keyboard full-size yang cukup nyaman untuk mengetik dan bermain, serta menyediakan port USB type-C dan fitur USB power-off charging.

AMD 7th-Gen APU - Acer Aspire E5 8
Ketiga Aspire E5-553G memiliki desain yang hampir identik.
AMD 7th-Gen APU - Acer Aspire E5 5
Sisi punggung Aspire E5-553G dengan finish brushed.

Apapun model APU-nya, ketiga notebook dipersenjatai kartu grafis AMD Radeon R8 M445DX 2GB DDR3. Berdasarkan slide presentasi, ia memiliki performa 31 persen lebih gesit dibanding generasi sebelumnya (via software benchmark 3DMark). Lalu Buat AMD FX-9800P sendiri, kinerjanya 19 persen lebih tinggi dari FX-8800P. Melalui video komparasi, AMD memperlihatkan bagaimana APU baru mereka jauh mengalahkan kombinasi prosesor serta GPU integrated Intel dalam menangani game Counter-Strike: Global Offensive.

AMD 7th-Gen APU - Acer Aspire E5 1
Aspire E5-553G juga disertai port USB type-C.
AMD 7th-Gen APU - Acer Aspire E5 2
ODD memudahkan Anda nikmati koleksi film.
AMD 7th-Gen APU - Acer Aspire E5 6
Anda diberikan akses mudah untuk upgrade memori dan storage.

Notebook turut terbantu oleh RAM DDR4 dual channel, dapat di-upgrade hingga 32GB. Selain kecepatan tinggi, memori baru juga menghemat pemakaian daya sekitar 20 persen. Di tipe Aspire E5-553G teratas, Acer membekali device dengan SSD berkapasitas 128GB, membantu mempersingkat waktu load. Oh, berkat kapabilitas power-off charging, kita dapat menggunakan notebook sebagai power bank smartphone.

AMD 7th-Gen APU - Acer Aspire E5 7
Konsumen juga bisa mengustomisasi spesifikasi sesuai kebutuhan.

AMD Bristol Ridge di Aspire E5-553G

Ditakar dari APU AMD terdahulu, Bristol Ridge mempunyai keunggulan di sisi penyuguhan game, kinerja video, kompresi file, dan di demonstrasi, superioritas mengolah data PhotoShop. Aspire E5-553G sudah didukung AMD FreeSync, yaitu sebuah teknologi yang dirancang buat meminimalisir efek tearing maupun stuttering di permainan dengan menyelaraskan frame rate kartu grafis dan refresh rate layar.

AMD 7th-Gen APU - Acer Aspire E5 12
AMD dengan percaya diri mengomparasi kinerja Bristol Ridge dengan chip Intel high-end.

Lalu teknologi AMD Advanced Power Management di sana bisa mengatur kerja prosesor sesuai kebutuhan, sehingga mampu menyelesaikan tugas-tugas dengan efisiensi daya yang tinggi, memastikan pemakaian baterai jadi hemat. Aspire E5-553G dijanjikan sanggup tetap aktif hingga 10 jam tanpa tersambung ke sumber listrik. Terdapat pula teknologi HEVC, di mana pengguna bisa menikmati hiburan multimedia di resolusi 4K secara lancar, diproses lewat hardware dedicated di chipset.

AMD 7th-Gen APU - Acer Aspire E5 3
Aspire E5-553G memang bukanlah notebook ultra-slim.

Khususnya di Aspire E5-553G, Acer memilih varian chip FX, A12, dan A10 13-Watt ‘untuk mendukung mobilitas penggunanya’. APU generasi ke-7 itu diklaim memberikan performa multitasking mulus, durasi start-up yang cepat, serta mendukung streaming dan video beresolusi tinggi. Hasil pengujian AMD Performance Labs menunjukkan bahwa APU FX menyimpan kinerja komputasi 51 persen dan grafis 53 persen lebih tinggi dari Intel Core i7-6500U.

AMD 7th-Gen APU - Acer Aspire E5 13
Laptop bertenaga AMD dan Intel sedang diadu dalam software benchmark.

Notebook Aspire E5-553G telah tersedia terhitung sejak tanggal 20 Juni kemarin. Acer memberikan keleluasaan bagi para konsumen untuk menyesuaikan spesifikasi sistem dengan kebutuhan mereka, serta menyiapkan bonus berupa headphone serta mouse SteelSeries – program promo berlangsung sampai 26 Juni 2016.

Berikut adalah ringkasan spesifikasi dan harga Aspire E5-553G:

  • AMD FX 9800P, GPU Radeon R8 M445 DX 2GB VRAM, penyimpanan SSD 128GB dan HDD 1TB, RAM 2x4GB DDR4 – Rp 9 juta
  • AMD A12 9700P, GPU Radeon Radeon R8 M445 DX 2GB VRAM, storage HDD 1TB, RAM 2x4GB DDR4 – Rp 7,5 juta
  • AMD A10 9600P, GPU Radeon Radeon R8 M445 DX 2GB VRAM, penyimpanan HDD 1TB, RAM 2x2GB DDR4 – Rp 6, 8 juta

Tandingi MSI, Alienware Rancang PC Berbentuk Ransel Untuk Dukung VR

Di Computex 2016, ada pemandangan berbeda terlihat di booth MSI saat semua orang berlomba-lomba menyiapkan perangkat pendukung virtual reality. Produsen Taiwan itu menyingkap PC desktop berwujud backpack buat disambungkan ke headset VR. Tampaknya konsep tersebut cukup meyakinkan hingga sesepuh gaming PC turut mencoba menggarap versi mereka.

Di momentum E3 2016, kali ini Alienware memutuskan untuk angkat suara. Mereka memperkenalkan empat perangkat gaming baru, serta memamerkan backpack PC di acara PC Gaming Show, dilakukan oleh CEO AMD Lisa Su. Teorinya, komputer yang dipasangkan di tubuh user membuat pengoperasian device VR seperti Rift ataupun Vive menjadi lebih ringkas karena tidak tertambat di satu area saja.

Jika memang demikian alasannya, maka ada peluang ia didesain buat perusahaan-perusahaan hiburan dalam penciptaan taman rekreasi berbasis VR, ataupun untuk keperluan yang lebih ‘serius’ seperti mempresentasikan desain. Backpack PC Alienware merupakan hasil kolaborasi antara anak perusahaan Dell itu dengan tim Zero Latency.

Zero Latency adalah sebuah wahana free-roam arcade berbasis virtual reality yang berlokasi di North Melbourne di mana Anda dan kawan-kawan disuguhkan aksi baku-tembak co-op melawan zombi – penyajiannya mirip The Void. Tentu saja, developer di belakang Zero Latency membantu proses perancangan berbekal pengalaman mereka, demi memastikan PC ransel tersebut nyaman dikenakan user. Perlu diketahui, unit baterai ternyata mengambil porsi bobot paling banyak dibanding komponen lain.

Melihat dari wujudnya, device tampil lebih ramping dibanding milik MSI. Tubuh backpack PC berwarna hitam, dengan frame heksagonal dan garis vertikal membelah bagian tengah secara simetris. Logo Alienware putih terlihat kontras di latar belakang hitam.

Karena disingkap di acara AMD, tak mengherankan jika PC ransel Alienware ini mengusung kartu grafis Radeon. Di Computex 2016, AMD menghebohkan banyak orang lewat pengumuman Radeon RX 480 sebagai GPU pendukung VR paling terjangkau (hanya US$ 200). Meski demikian, tidak tertutup kemungkinan Anda bisa menyematkan GPU dari Nvidia. Buat otaknya, Alienware menggunakan prosesor Intel Core i5.

Via Tech Radar, PC development manager Alienware Joe Olmsted menekankan bahwa PC backpack untuk virtual reality ini ialah sebuah proof of concept, dan mereka belum mempunyai agenda buat menawarkannya ke publik. Jika seandainya dijual, konsumen harus mengeluarkan uang sampai ‘ribuan dolar’.

Via PC World.

 

Cuma $200, Kartu Grafis Terbaru AMD Siap Tangani VR Gaming

Seperti yang kita tahu, VR gaming itu membutuhkan biaya besar. Headset-nya saja (Oculus Rift) berharga $600, sedangkan kartu grafis yang dibutuhkan minimal adalah AMD Radeon R9 290 seharga $340 – biayanya bisa lebih bengkak lagi kalau Anda memilih headset HTC Vive dan GPU Nvidia GeForce GTX 970.

Lalu tidakkah ada alternatif yang lebih terjangkau untuk bisa menikmati VR gaming? Well, untuk headset-nya sejauh ini Anda baru terbatas pada Rift atau Vive. Namun soal kartu grafis, AMD ternyata sudah menyiapkan alternatif yang amat sangat menarik.

Memanfaatkan panggung Computex 2016, AMD dengan bangga mengumumkan Radeon RX 480, kartu grafis terbarunya yang ditujukan untuk menekan ongkos yang dibutuhkan dalam VR gaming. Memangnya semurah apa? Dengan modal $200 saja, Anda sudah bisa meminang kartu grafis VR-ready yang satu ini.

AMD Radeon RX 480 dirancang dengan proses fabrikasi 14 nanometer / AMD
AMD Radeon RX 480 dirancang dengan proses fabrikasi 14 nanometer / AMD

RX 480 dirancang menggunakan arsitektur Polaris yang memang dikhususkan untuk PC desktop kelas mainstream. Anda tidak boleh membandingkannya dengan arsitektur Pascal milik Nvidia karena keduanya memang beda kelas. Kalau Nvidia mengincar konsumen kelas high-end, AMD lebih nyaman menyasar kelas menengah yang harus pandai-pandai mengatur budget.

Terlepas dari itu, AMD Radeon RX 480 ini tetap saja sangat menarik di mata konsumen. Spesifikasi lengkapnya masih belum dirincikan saat ini, namun bisa dipastikan nantinya ada varian dengan memory 4 GB dan 8 GB. Pemasarannya sendiri diperkirakan akan berlangsung mulai akhir bulan Juni.

Bukan, RX 480 bukanlah GPU tercepat yang pernah AMD buat – kalau itu yang Anda cari, sebaiknya Anda menengok Radeon Pro Duo. Ini merupakan kartu grafis yang bisa menangani VR gaming dengan harga paling terjangkau sejauh ini.

Sumber: AMD dan PC Gamer.

Lebih Bertenaga Dari GTX Titan X, AMD Luncurkan GPU Radeon Pro Duo Untuk Developer VR

Tahun lalu AMD memperkenalkan empat GPU Fiji: R9 Fury, R9 Fury X, R9 Nano, kemudian tipe terakhir diperkenalkan dengan nama Radeon Pro Duo. Ia seharusnya dilepas tak lama setelah Nano, namun AMD memutuskan buat menundanya, baru merilis Pro Duo beberapa jam lalu. Ternyata diketahui, varian tercanggih Fiji tersebut disiapkan bukan untuk ‘konsumen biasa’.

Kita melihat sendiri bagaimana virtual reality menyita perhatian khalayak, terutama sesudah Rift dan Vive tersedia. Produsen berlomba-lomba menyiapkan produk pendukung VR. Tapi khususnya Pro Duo, ia tidak diramu buat menikmati, melainkan untuk pembuatan konten. AMD mengklaim, Radeon Pro Duo menyimpan performa 1,5 kali lebih tinggi dari GeForce GTX Titan X, serta 1,3 kali lebih mumpuni dibanding Radeon R9 295X2.

Radeon Pro Duo berisi sepasang kartu grafis R9 Nano di satu board. Masing-masing GPU difokuskan untuk satu mata ketika head-mounted display sedang dioperasikan. Metode ini memberikan level performa yang belum mampu ditawarkan kartu grafis tunggal. Selain itu, GPU sekunder bisa menopang chip utama buat proses pengolahan grafis berat, memastikan sistem bekerja mulus.

AMD Radeon Pro Duo 02
Radeon Pro Duo dari samping-depan.

Tentu saja Anda bisa menggunakan Pro Duo untuk menikmati game, meskipun dari pengamatan The Inquirer, ia masih belum efektif menangani Grand Theft Auto V dan Rise of the Tomb Raider di 4K. AMD telah menyediakan driver Radeon standar serta FirePro khusus bagi pencipta konten. Pro Duo sendiri tidak terbaca sebagai kartu FirePro sejati, tapi ia secara resmi didukung app-app semisal Autodesk, Maya, dan Blackmagic Davinci Resolve.

Dua buah GPU R9 Nano berarti Pro Duo menyuguhkan performa serta mengonsumsi daya dua kali lebih besar. Buat menghilangkan panas, kartu grafis dibekali cooler berberbasis cairan mirip Radeon R9 Fury X, menutupi modul regulator voltase serta unit GPU. Di sana terdapat tiga connector DisplayPort ditambah satu HDMI, lalu di sampingnya ada connector power PCIe delapan-pin – menyedot listrik sebesar 350W.

AMD Radeon Pro Duo 03
Bagian dalam Radeon Pro Duo.

Salah satu fitur unik dari kartu grafis anyar adalah kehadiran teknologi LiquidVR, yang bertugas meminimalisir latency dan stuttering saat sistem terpasang ke Oculus Rift maupun HTC Vive. Selain mengungkap Radeon Pro Duo, AMD juga telah memprakarsai sejumlah program sebagai cara mereka berkiprah di ranah virtual reality.

Menariknya, di website, AMD menyebut Pro Duo sebagai ‘kartu grafis untuk gaming paling cepat di dunia’. Nyatanya, harga produk sangat jauh di atas kemampuan mayoritas gamer PC. Ia dibanderol US$ 1.500.

Via AnandTech. Sumber: AMD.

Ditenagai Chip AMD, Headset VR Sulon Q Tak Memerlukan PC High-End

Mengesampingkan faktor teknis, penghalang terbesar headset VR high-end mencapai status mainstream adalah harga. Mereka bukanlah produk murah, dan Anda juga perlu menyiapkan PC canggih untuk menopangnya. PlayStation VR ialah jawaban dari Sony, tapi ia bukanlah pilihan bagi jutaan gamer PC. Dan dari sinilah AMD dan Sulon Technologies mencoba memberikan solusi.

Seperti di event-event sebelumnya, virtual reality kembali menjadi tema utama dalam Game Developers Conference 2016. Di momen pembukannya, kedua perusahaan di atas menyingkap respons mereka akan keterbatasan headset VR: Sulon Q. Perangat tersebut mengusung konsep ‘wear and play‘ di mana ia tak tertambat di satu tempat layaknya Rift atau Vive karena Sulon Q sudah menyimpan komponen komputer integrated bertenaga chip AMD.

Sulon Q 01

Dengan begitu, hilang sudah daftar spesifikasi minimal (atau rekomendasi) yang membingungkan, tidak ada kabel-kabel penghambat gerakan, dan ia-pun tidak memerlukan unit tracker gerakan eksternal. Semuanya sudah dimampatkan di head-mounted display. Uniknya lagi, Sulon Q tak hanya menyuguhkan VR, ia dapat dipakai untuk mengakses konten augmented reality berkat teknologi Spatial Processing Unit.

Sulon Q diklaim memiliki performa hardware mumpuni dan bisa menyajikan grafis sekelas console. Device dipersenjatai prosesor AMD FX-8800P dan kartu grafis Radeon R7 dengan arsitektur Graphics Core Next. Sulon Q dioptimalkan untuk menangani app-app modern, serta mendukung API grafis terbaru contohnya DirectX 12 dan Vulcan. Headset juga memanfaatkan teknologi AMD LiquidVR demi memastikan konten berjalan mulus dan responsif.

Sulon Q 02

Headset menghidangkan sebuah display OLED 2560×1440-pixel dengan field-of-view 110 derajat. Di atas kertas, resolusinya lebih tinggi dari Vive, Rift maupun PSVR. Selain itu terdapat sepasang kamera eksternal yang bisa memetakan lingkungan sekitar serta melacak gerakan secara real-time. Metode ini dapat menggantikan periferal input standar, atau menjadi pelengkap kontrol.

Sulon Q dibekali pula dengan teknologi audio spatial AstoundSound, memungkinkan pengguna mendengar suara secara tiga dimensi. Fitur tersebut membantu menyempurnakan persepsi kehadiran Anda di dunia virtual, tersambung ke headphone melalui jack audio 3,5-milimeter.

Sulon Q 03

Tentu saja ada peluang kendala pada desain yang Sulon Technologies usung. Saat ini mereka baru memperlihatkan wujud fisiknya saja (mirip night vision goggle pasukan khusus masa depan), namun dengan komponen-komponen integrated, bobotnya berpotensi membebani kepala Anda.

Ada indikasi, Sulon Q akan meluncur pada musim semi tahun ini. Tampaknya, Sulon dan AMD tak mau terlambat berpartisipasi dalam kompetisi VR.

Sumber: Sulon.com.

GeForce GTX 970 Dikonfimasi Sanggup Jalankan Hampir Semua Game di HTC Vive dan Oculus Rift

Banyak orang mengira faktor yang membatasi produk VR terletak pada harga. Faktanya, semurah apapun headset ditawarkan, konsumen tetap memerlukan sistem mumpuni buat menopangnya. Produsen sudah menyingkap daftar hardware untuk mengakses konten secara optimal, tapi apakah informasi itu dapat dijadikan sebuah standar dalam penyajian VR?

Di ranah tersebut, dua nama besar tampak mendominasi: Oculus Rift dengan dukungan Facebook di belakangnya, dan Vive hasil kolaborasi HTC dan Valve. Keduanya dijadwalkan untuk meluncur tahun ini, namun karena HTC belum mengumumkan list komponen pendukung Vive, publik jadi penasaran apakah system requirements-nya setara Rift. Untungnya ada sebuah kabar baik disampaikan oleh PC Gamer.

Kedua developer telah memberi konfirmasi bahwa kartu grafis Nvidia GeForce GTX 970 atau AMD Radeon R9 290 sanggup menangani hampir semua konten virtual reality. Jadi andai PC Anda memenuhi syarat buat mengoperasikan Oculus Rift, maka menikmati permainan-permainan di HTC Vive juga tidak akan ada masalah. Menariknya lagi, GTX 970 bukanlah batasan minimal yang mengharuskan Anda memasang setting grafis di level terendah.

Tentu saja, layaknya permainan PC, setup harus disesuaikan. Head-mounted display VR akan lebih membebani sistem dibanding layar biasa. Jika Anda berambisi buat menaruh slider setting grafis setinggi-tingginya, silakan gunakan GPU high-end semisal GTX 980. Tapi perlu diketahui, skenario di atas hanya muncul pada judul-judul khusus yang sudah dirilis, satu contohnya ialah Elite: Dangerous.

Pengguna awam tidak perlu bingung karena mayoritas game VR telah dioptimalkan ke headset. Sisi visual di beberapa judul seperti Space Pirate Trainer dan Audioshield lebih difokuskan ke penyuguhan warna ketimbang ketajaman tekstur. Kemudian di Lucky’s Tale, Edge of Nowhere dan Chronos, kamera dikunci di satu posisi; sehingga developer bisa mengendalikan seberapa banyak objek yang mereka perlihatkan di layar.

Para antusias VR kelas kakap mungkin sangat mengantisipasi permainan-permainan hardcore sekelas Elite, dan tak sabar menanti EVE: Valkyrie. Namun terdapat peluang besar, game-game generasi pertama Rift dan Vive bahkan tidak mempunyai menu setting grafis.

Motede tersebut adalah langkah aman. Mengapa? Headset VR berbeda dari display jenis monitor. Ketika frame rate turun dari batasan minimal, mutu konten jadi sangat anjlok. Solusi mudahnya ialah dengan tidak memberikan kesempatan bagi pengguna buat mengutak-atik kualitas visual.

Gambar: GeForce.com.

Ini Dia Kartu Grafis Terfavorit Para Gamer di Steam

Jika prosesor diibaratkan sebagai otaknya, maka kartu grafis ialah jantung penopang kapabilitas olah visual dalam sebuah gaming PC. Tidak sedikit orang menggunakan GPU untuk menjadi takaran sebelum mereka menentukan komponen krusial lain – misalnya prosesor atau motherboard. Penasarankah Anda, kartu grafis apa yang paling disukai para gamer?

Mencari jawaban dari pertanyaan tersebut tidaklah sulit. Valve sudah melengkapi platform distribusi digital populer mereka dengan tool hardware survey, dan di sana Anda dapat melihat daftar lengkap model GPU favorit gamer. Berdasarkan data survei yang dikumpulkan hingga bulan Desember 2015, Nvidia GeForce GTX 970 menempati urutan teratas, sukses menyingkirkan Intel HD Graphics 4000.

Steam GPU Survey 01

Dari list, kita juga bisa menyaksikan sebuah transisi. Adopsi GPU Nvidia berarsitektur Maxwell teranyar memperoleh angka peningkatan tertinggi dibanding varian lain. GTX 970 memang berada di posisi podium, namun GeForce GTX 960 terpantau memiliki kenaikan tertinggi dengan 0,39 persen. GTX 960 cuma berbeda dua persen dari GTX 750 Ti. Dan dari daftar 20 GPU pilihan gamer Steam, hanya ada lima tipe AMD Radeon.

Tren lain yang bisa kita lihat adalah menurunnya penggunaan kartu grafis integrated. Di empat bulan sebelumnya, Intel HD Graphics selalu berada di peringkat pertama, di atas lima persen. Baru pada bulan Desember silam ia turun ke 4,82 persen, memberikan kesempatan bagi GTX 970 buat menyusul. Intel HD Graphics 4400 turut mengalami penurunan, sedangkan HD Graphics 2500 tidak berubah.

Sebagai perwakilan dari varian top-end, hanya Nvidia GeForce GTX 980 yang masuk dalam list (di urutan ke-26) – terpantau ada penurunan 0,02 persen. AMD Radeon R9 200 Series sendiri berhasil masuk di 20 besar.

Steam GPU Survey

Sedikit membahas GeForce GTX 970, Nvidia menyampaikan bahwa ia didesain untuk ‘kegiatan gaming serius’, sudah masuk ke kategori GPU kelas antusias. Namun mungkin Anda ingat, di peluncurannya, GTX 970 dilanda kontroversi. Nvidia memasarkannya dengan klaim memori sebesar 4GB, tapi user tampak kesulitan mengakses batasan 3,5GB.

Selepas investigasi lebih lanjut, Nvidia mengungkap mereka ternyata mengubah spesifikasi sebelum GPU tersedia secara komersial. Tapi sepertinya GeForce GTX 970 cukup populer. Ia bahkan menjadi kartu grafis ‘resmi’ pendukung headset virtual reality Oculus Rift.

Secara keseluruhan, Nvidia mendominasi hasil survei dengan 54,61 persen, diikuti AMD di posisi runner-up di 26,33 persen, lalu Intel berada di urutan ketiga dengan 18,66 persen.

Via Tech Times.

AMD Singkap Polaris, GPU Graphics Core Next Generasi Keempat

Selama beberapa waktu ke belakang, tim Radeon Technology Group terlihat begitu sibuk. Mereka mencoba mengeksplorasi kapabilitas FreeSync dan HDR dalam teknologi monitor, lalu memprakarsai GPUOpen Initiative untuk menandingi Nvidia GameWorks. Dan kompetisi di ranah grafis akan mulai kembali memanas berkat kabar yang diumumkan oleh tim asal Sunnyvale itu.

AMD mengajak kita menyapa GPU 14-nanometer FinFET dengan panggilan Polaris. Ia menyimpan bermacam-macam teknologi baru, termasuk desain Graphics Core Next generasi keempat sebagai jantungnya. Sejumlah aspek lain yang AMD perbarui ialah controller memori, core multimedia, serta prosesor geometri. Premisnya, Polaris tak kalah gesit dibanding kartu grafis Nvidia, tetapi mengonsumsi listrik jauh lebih hemat.

Dalam presentasi, AMD mendemonstrasikan kemampuan Polaris dengan membenamkannya di PC dan menjalankan permainan Star Wars Battlefront. Di resolusi 1080p 60fps dan setting grafis medium, Polaris hanya membutuhkan daya 86-Watt. Sedangkan di level serupa, Nvidia GeForce GTX 950 menghabiskan 140-Watt. Itu artinya komparasi menunjukkan penghematan listrik sampai 61 persen. Polaris sendiri tidak memanfaatkan interface High Bandwith Memory, ia mengusung varian GDDR5+.

Menariknya, Polaris sengaja dispesialisasikan untuk mentenagai laptop serta PC dekstop kelas mainstream. Buat demo, AMD menggunakan desktop karena saat ini belum ada laptop dengan komponen hardware yang kompatibel. Chip mendukung HDMI 2.0a dan DisplayPort 1.3, serta sanggup melakukan encode/decode video H.265 hingga resolusi 4K. AMD turut menjanjikan peningkatan efisiensi shader, kompresi memori, dan sebagainya.

AMD menerangkan bahwa di awal kelahirannya ini, Polaris ditargetkan buat mempersenjatai notebook-notebook berdesain ringan dan tipis. Produsen mengambil contoh GeForce GTX 940M dalam unit Microsoft Surface Book. Di tingkatan GPU integrated, 940M memang cepat, namun masih jauh dibanding GPU discrete. Polaris dapat ditanamkan ke device-device super-ramping sejenis serta PC-PC small form factor.

Ternyata ada alasan mengapa AMD memilih nama Polaris. Chief architect Radeon Technology Group Raja Koduri mengakui market share AMD tidak terlihat begitu baik, situasinya hampir menyerupai kendala yang ATI hadapi di tahun 2001, di mana produk mereka hanya menjadi alternatif dari GPU kompetitor. Polaris artinya adalah Bintang Utara, bintang paling cerah di konstelasi Ursa Minor, biasa digunakan pelaut sebagai pentunjuk ketika menyeberangi perairan berbahaya – tak jauh berbeda dari keadaan AMD sekarang.

GPU AMD Polaris diperkirakan akan mendarat di pertengahan tahun 2016.

Sumber: PC World & Anandtech. Header: Wikipedia.