[Review] ASUS ZenBook Flip 13 UX363, PAS Buat WFH

Beberapa minggu lalu, saya kedatangan ASUS ZenBook Flip 13 UX363. Satu dari tiga laptop ZenBook teranyar model 2021 yang baru saja dirilis oleh ASUS Indonesia bersama dengan ZenBook S UX393 dan ZenBook Flip S UX371.

Posisi ZenBook Flip 13 UX363 masuk dalam kategori laptop premium ultra thin dengan keunggulan desain convertible 2-in-1. Artinya, laptop ini menawarkan mobilitas sekaligus fleksibilitas, bekerja di rumah tidak harus diam di atas meja kerja.

Sejalan dengan pergeseran kebiasaan baru, ASUS melengkapinya dengan fitur-fitur yang dirancang untuk menunjang produktivitas work from home (WFH). Termasuk kualitas webcam yang ditingkatkan dan array microphone yang didukung oleh teknologi AI Noise Cancelling untuk memenuhi kebutuhan video conference.

Apakah laptop ini benar-benar mampu menjawab kebutuhan WFH? Berikut review ASUS ZenBook Flip 13 UX363 selengkapnya.

Desain

Review-ASUS-ZenBook-Flip-13-UX363-2
Mode tablet ASUS ZenBook Flip 13 UX363 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Meski lebih efisien bekerja di meja kerja, sebagai ayah dengan dua anak balita, di kondisi tertentu saya harus bekerja secara lebih fleksibel di manapun sambil memantau kegiatan anak. Di situlah letak keseruan menggunakan ZenBook Flip 13 UX363 dimulai.

Berkat engsel ErgoLift yang dapat diputar 360 derajat, perangkat convertible 2-in-1 ini menawarkan solusi multimode. Saya dapat mengubah cara penggunaan ZenBook Flip 13 UX363 dengan memutar engsel sesuai skenario pemakaian dan empat mode yang bisa digunakan termasuk laptop, tablet, serta mode stand dan tent yang cocok untuk menampilkan presentasi dan memberi pengalaman menonton film lebih baik.

Review-ASUS-ZenBook-Flip-13-UX363-3
Mode stand ASUS ZenBook Flip 13 UX363 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Pengalaman menyenangkan ini berhasil disodorkan karena bentuknya yang ringkas dan ringan. Ketebalan bodinya hanya 11,9 mm dan bobotnya 1,3 kg saja, tetap nyaman menyangganya dengan tangan dalam jangka waktu cukup lama. Saat beralih ke mode berbeda, pergerakan engsel ErgoLift terasa halus ketika ditekuk. Kata ASUS engsel tersebut dapat bertahan hingga 20.000 kali siklus buka tutup layar.

Secara estetika, penampilan ZenBook Flip 13 UX363 sangat elegan dalam balutan warna Pine Grey. Cover bagian belakang layar hadir dengan pola ikonik ‘concentric circle‘. Build quality-nya terasa kokoh karena kontruksi bodinya sebagian besar terbuat dari material aluminium dan juga sudah memenuhi standar militer MIL-STD-810G.

Review-ASUS-ZenBook-Flip-13-UX363-4
Cover ASUS ZenBook Flip 13 UX363 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Layar

Review-ASUS-ZenBook-Flip-13-UX363-5
Layar ASUS ZenBook Flip 13 UX363 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Saat laptop dibuka, terpampang NanoEdge display 13,3 inci dengan resolusi FHD (1920×1080 piksel) dalam aspek rasio 16:9. Bezel samping kanan dan kiri layarnya sangat tipis, hanya 3,9mm dan memiliki screen-to-body ratio di angka 80%. Bezel di sisi atas sedikit lebih tebal dan mengemas 3D IR camera untuk membuka kunci laptop dengan aman.

ASUS mengatakan bahwa kualitas webcam pada ZenBook Flip 13 UX363 telah ditingkatkan dengan teknologi IR camera-tuning untuk memenuhi kebutuhan video conference. Berpadu dengan array microphone yang didukung oleh teknologi AI Noise Cancelling yang dapat mengurangi kebisingan latar belakang, kombinasi keduanya dapat membantu memperlancar komunikasi saat meeting virtual.

Sementara, bezel di sisi bawahnya terlihat cukup tebal dan memiliki deco bar dengan finishing brushed-aluminium. Dagu yang tebal tersebut sebenarnya memberikan pegangan yang lebih proper saat menggunakannya dalam mode tablet. Sedikit keluhan saya ialah pada mode tablet, bagian layar dan keyboard tidak menyatu secara klop alias agak renggang.

Yang teristimewa dan sekaligus menjadi pembeda ZenBook Flip 13 UX363 dengan generasi sebelumnya ialah panel yang digunakan berjenis OLED dan bukan lagi IPS-level. Panel OLED ini menawarkan kualitas dan akurasi warna lebih baik khususnya pada reproduksi warna hitam, serta telah mendukung fitur HDR yang tersertifikasi oleh VESA.

Ditambah tingkat reproduksi warna pada color space DCI-P3 hingga 100% dan tingkat kecerahan layar 400 nit. Serta, telah mengantongi sertifikasi TÜV Rheinland untuk flicker free dan low blue light dan sertifikasi PANTONE sehingga dipastikan dapat menunjang kebutuhan profesional kreatif seperti fotografer, komikus, atau ilustrator.

Dalam paket penjualan, terdapat stylus ASUS Pen dengan 4096 pressure level untuk membantu mengeksplorasi sisi kreatif Anda. ASUS Pen ini sangat ergonomis dan stabil untuk menggambar sketsa, menulis atau mencatat, dan membantu editing foto dengan kontrol yang lebih presisi.

Keyboard yang digunakan sudah mengadopsi desain edge-to-edge, papan ketiknya menjorok sampai ke tepi dan punya lampu latar berwarna putih. Dengan ruang ekstra tersebut, ASUS memanfaatkannya untuk menambah satu kolom tambahan di sisi kanan, meliputi tombol home, PgUp, PgDn, dan end.

Tak cuma menambah nilai estetika, format keyboard yang lebih luas dengan kombinasi key travel 1.4mm dan engsel ErgoLift yang membuat keyboard sedikit terangkat. Ukuran touchpad-nya juga luas dan dilengkapi NumberPad 2.0, fitur ini sangat membantu terutama bagi pengguna yang pekerjaannya berhubungan dengan input angka.

Konektivitas

Review-ASUS-ZenBook-Flip-13-UX363-10
Konektivitas ASUS ZenBook Flip 13 UX363 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Sebagai laptop tipis, port I/O yang dibawa oleh ZenBook Flip 13 UX363 tidaklah banyak, total hanya ada empat buah tetapi punya kecepatan transfer tinggi. Meliputi satu port USB 3.2 Gen 1 Type-A di sisi kanan, bagaimana pun tipe port USB ini masih merupakan jenis yang paling banyak digunakan.

Kemudian satu port HDMI 1.4 di sebelah kiri, kata ASUS interface peralatan audio/video digital tanpa kompresi ini merupakan salah satu fitur favorit pengguna laptop ZenBook. Lalu, ada dua port USB Type-C Thunderbolt 4 yang mendukung display dan power delivery. Port ini memiliki kecepatan maksimum mencapai 40 Gbps dan mendukung dua monitor 4K atau satu monitor 8K.

Review-ASUS-ZenBook-Flip-13-UX363-11
Konektivitas ASUS ZenBook Flip 13 UX363 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Perlu dicatat, laptop ini tidak lagi dilengkapi MicroSD card reader dan audio jack combo 3,5mm. Namun dalam paket penjualan ASUS melengkapinya dengan adapter USB-C ke audio jack.

Sementara, untuk konektivitas nirkabelnya mengandalkan Bluetooth 5 dan WiFi 6 (802.11ax) dengan fitur WiFi Smart Connect yang memungkinkan mendeteksi sinyal WiFi paling optimal yang bisa ditangkap oleh laptop ini dan juga WiFi Stabilizer yang dapat menangkap sinyal WiFi hingga jarak 225 meter.

Performa

Review-ASUS-ZenBook-Flip-13-UX363-12
Performa ASUS ZenBook Flip 13 UX363 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Ada banyak faktor yang membentuk ZenBook Flip 13 UX363 dan yang menjadi kunci utama adalah penggunaan prosesor Intel Core generasi ke-11 dengan label Intel EVO Platfrom. Artinya, laptop ini akan senantiasa sigap melakukan apa yang pengguna butuhkan, baik komputasi harian maupun tugas berat.

Unit yang saya review ditenagai oleh prosesor Intel Core i7-1165G7 dengan chip grafis terintegrasi Intel Iris Xe yang menyodorkan performa grafis mumpuni, termasuk untuk keperluan pembuatan konten kreatif seperti edit foto dan video. Serta, didukung konfigurasi memori RAM 16GB LPDDR4X dan penyimpanan 1TB M.2 NVMe PCIe 3.0 SSD. Berikut hasil benchmark-nya:

No Pengujian Skor
1 GeekBench 5 Single Core 1507
2 GeekBench 5 Multi Core 4905
3 PCMark 10 4792
4 Cinebench R20 1488
5 Cinebench R23 4368

Saya mengedit video review ZenBook Flip 13 UX363 juga di laptop ini. Meski resolusi video tersebut berada di Full HD, namun banyak footage yang saya ambil pada resolusi 4K. Proses pengeditan berjalan lancar tanpa kendala, bahkan saya memilih preview di resolusi full dan tidak menjumpai lagi, durasi video 8 menit di render kurang dari 10 menit, sangat mengesankan. Satu-satunya catatan saya terkait performa ialah kipasnya yang terdengar kencang saat berada di mode performance.

ASUS mengatakan laptop ini menggunakan sistem pendingin khusus untuk menjaga suhu laptop tetap stabil pada kisaran 65 hingga 70 derajat Celsius dalam kondisi full load. Kecepatan kipas pada laptop ini bisa diatur sesuai skenario penggunaan, ada tiga fan profile yang tersedia. Mulai dari mode performance untuk menangani tugas berat, standar untuk tugas komputasi sehari-hari, serta whisper untuk bekerja tanpa suara dengan kipas senyap dan berfokus pada daya tahan baterai.

Bicara soal baterai, sebagai laptop berlabel Intel EVO Platform tentunya dapat menemani penggunanya seharian. Baterai 67Wh ZenBook Flip 13 UX363 ini mampu bertahan 11 jam, bahkan sampai 15 jam 3 menit dalam pengujian menggunakan PCMark Battery Test pada mode Modern Office dan didukung fast charging yang dapat terisi 60% dalam waktu 49 menit.

Verdict

Review-ASUS-ZenBook-Flip-13-UX363-13
Review ASUS ZenBook Flip 13 UX363 | Photo by Lukman Azis

Di masa pandemi saat ini, saya sangat bergantung pada laptop agar dapat bekerja dengan produktif di rumah dan pengalaman menggunakan laptop tipis convertible 2-in-1 terbaru dari ASUS sangatlah menyenangkan. Fleksibilitas yang dikombinasi panel OLED dan dukungan stylus ASUS Pen mampu mendorong kreativitas saya dalam bekerja dan pembuatan konten.

Label Intel EVO Platform benar-benar sesuatu, menyodorkan pengalaman premium menggunakan laptop, ZenBook Flip 13 UX363 selalu siap digunakan kapan saja. Fitur WFH seperti kualitas webcam yang ditingkatkan dan teknologi AI Noise Cancelling untuk video conference juga menjadi nilai tambah yang sangat penting.

Untuk harga, ASUS ZenBook Flip 13 UX363 dijual mulai dari Rp18.299.000 untuk varian prosesor Intel Core i5-1135G7 dengan RAM 8GB dan penyimpanan SSD 512GB. Sementara, versi Intel Core i7-1165G7 dengan RAM 16GB dan penyimpanan SSD 1TB dijual Rp22.999.000.

Sparks

  • Tawarkan fleksibilitas dengan desain convertible 2-in-1 
  • Menggunakan panel OLED
  • Prosesor Intel Core generasi ke-11 dan berlabel Intel Evo Platfrom
  • Dibekali fitur WFH, kualitas webcam meningkat dengan AI Noise-Canceling

Slacks

  • Tidak ada jack 3,5mm dan tanpa slot microSD
  • Agak renggang di mode tablet

 

Jajaran Komponen PC Edisi Khusus ASUS X GUNDAM Series Akan Segera Hadir di Indonesia

Ada orang yang hobi PC building, ada juga yang hobi merakit Gunpla. Dalam beberapa kesempatan, ada juga yang mencoba menggabungkan keduanya, dan apabila Anda termasuk sebagai salah satunya, ASUS Indonesia punya penawaran yang menarik buat Anda.

Mereka baru saja mengumumkan kehadiran jajaran komponen PC edisi khusus ASUS X Gundam Series di tanah air. Seri terbatas yang sudah hadir lebih dulu di Tiongkok pada tahun 2020 kemarin ini nantinya bakal tersedia dalam dua versi: White Version (Gundam Edition) yang terinspirasi oleh RX-78-2 Gundam, dan Red Version (Zaku II Edition) yang terinspirasi oleh MS-06S Char’s Zaku II.

Beberapa komponen PC edisi khusus ASUS X GUNDAM Series yang akan diluncurkan meliputi kartu grafis, motherboard, AIO cooler, PSU, casing, monitor, sampai periferal seperti headset, keyboard, mouse, serta mousepad. Komponen PC edisi khusus ini akan dijual secara terpisah maupun dalam satu set PC siap rakit yang tentunya hanya akan dijual dalam jumlah terbatas.

ASUS X GUNDAM Series / ASUS Indonesia

ASUS Indonesia akan membagi peluncuran ini dalam dua sesi penjualan. Sesi pertama akan dimulai pada bulan Maret, disusul oleh sesi kedua di bulan April. Pada setiap sesi, ASUS akan meluncurkan beberapa jajaran produk komponen PC yang dapat dipesan secara eksklusif melalui ASUS Official Store, serta beberapa mitra resmi yang sudah ditunjuk.

Supaya lebih menarik lagi, ASUS Indonesia juga telah menyiapkan bundel promo action figure Gundam sebagai merchandise pembelian komponen PC edisi khusus ASUS X GUNDAM Series dengan syarat dan ketentuan berlaku. Pembahasan lengkap dari setiap seri yang akan diluncurkan akan diumumkan dalam beberapa waktu mendatang.

ASUS berharap bahwa dengan hadirnya ASUS X GUNDAM Series di Indonesia, mereka dapat memenuhi kebutuhan para penggemar Gundam, khususnya kalangan PC builder enthusiast yang mengedepankan komponen PC dengan inovasi terbaik serta tampil dalam balutan desain yang futuristis.

3 Keuntungan yang Bisa Diraih dengan Menjadi Sponsor Akademi Esports

Regenerasi pemain masih menjadi salah satu masalah di dunia esports. Membuat akademi esports bisa menjadi salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut. Sayangnya, menyelenggarakan akademi esports membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Kabar baiknya, sekarang, ada banyak perusahaan yang tertarik untuk terjun ke dunia esports, baik merek endemik maupun non-endemik.

ASUS menjadi salah satu perusahaan yang tertarik untuk membuat akademi esports. Minggu lalu, mereka mengumumkan bahwa mereka akan membuat ROG Academy di India untuk para gamer yang ingin menjadi pemain Counter-Strike: Global Offensive profesional. Dalam mengadakan akademi ini, ASUS juga menggandeng AFK Gaming, perusahaan media dan konten esports, serta SoStronk, platform esports yang mengkhususkan diri pada CS:GO.

Pertanyaannya: apa keuntungan yang bisa didapatkan oleh sebuah brand jika mereka ikut serta dalam membuat akademi esports?

 

Eksposur

Esports telah menjadi industri bernilai ratusan juta dollar dan jumlah fans esports mencapai ratusan juta orang. Jadi, tidak heran jika banyak pihak yang berbondong-bondong untuk masuk ke dunia esports, mulai dari perusahaan fashion seperti Louis Vuitton sampai klub sepak bola. Cara yang paling sering digunakan oleh sebuah entitas untuk mendekatkan diri dengan komunitas esports adalah dengan menjadi sponsor dari pelaku esports.

Beberapa merek internasional yang sudah terjun ke esports. | Sumber: The Esports Observer
Beberapa merek internasional yang sudah terjun ke esports. | Sumber: The Esports Observer

Secara garis besar, sebuah perusahaan punya dua opsi ketika mereka ingin menjadi sponsor di esports. Pertama, mensponsori jalannya turnamen atau liga esports. Kedua, menjadi sponsor dari pemain atau tim esports. Masing-masing opsi ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kelebihan dari mensponsori turnamen atau liga esports adalah audiens yang besar. Sebagai ilustrasi, total view dari Mobile Legeds Professional League (MPL) Season 5 mencapai lebih dari 73 juta di YouTube dan Facebook.

Satu hal yang harus diingat, durasi penyelenggaraan turnamen atau liga esports tidak lama. Turnamen esports biasanya diadakan pada akhir pekan dan hanya berlangsung selama 2-3 hari. Sementara liga esports di Indonesia biasanya berlangsung selama sekitar satu-dua bulan. Regular Season dari MPL berjalan selama 8 minggu. Sementara babak Playoffs dari liga tersebut hanya memakan waktu 3 hari. Hal itu berarti, dengan menjadi sponsor dari liga atau turnamen esports, sebuah merek memang akan mendapatkan eksposur tinggi, tapi eksposur itu tidak akan berlangsung lama.

Sementara jika sebuah brand ingin mendapatkan eksposur dalam waktu yang lebih lama, mereka bisa mempertimbangkan untuk mendukung tim atau pemain esports secara langsung. Selain itu, brand juga bisa mendukung tim akademi atau penyelenggaraan pelatihan esports. Mensponsori sebuah tim esports juga akan membuat para fans mengaitkan image pihak sponsor dengan tim yang mereka dukung. Hanya saja, fans sebuah organisasi esports atau seorang pemain esports tentunya tak sebanyak fans dari sebuah game esports.

Menjadi sponsor dari akademi esports bisa dianggap sebagai investasi jangka panjang, mengingat para peserta akademi masih belum menjadi pemain profesional. Namun, dengan menjadi sponsor dari akademi esports, sebuah brand akan punya waktu yang cukup untuk membuat peserta akademi dan fans esports familier dengan mereka.

 

Brand Loyalty

Di era serba diskon, membangun brand loyalty bukanlah masalah mudah. Konsistensi menjadi salah satu kunci penting bagi perusahaan untuk membuat konsumen menjadi setia. Hal lain yang bisa mereka lakukan adalah memenangkan hati target audiens mereka. Kabar baik bagi merek yang menargetkan fans esports, competitive gaming memiliki komunitas yang besar. Sayangnya, tidak mudah bagi brand untuk bisa masuk ke komunitas gaming atau esports. Alasannya, fans esports memiliki ekspektasi tinggi pada perusahaan yang mau masuk ke dunia competitive gaming.

Jumlah fans esports capai ratusan juta orang di dunia. | Sumber: CNBC
Jumlah fans esports capai ratusan juta orang di dunia. | Sumber: CNBC

“Fans esports adalah audiens yang sangat menuntut,” kata Chief Marketing Officer, ESL, Rodrigo Samwell, seperti dikutip dari McKinsey. “Salah satu hal pertama yang kami beritahukan pada rekan kami adalah mereka harus memikirkan cara yang otentik untuk bisa mendekatkan diri dengan para fans esports.”

Dengan kata lain, ketika hendak menargetkan fans esports, sebuah merek harus menunjukkan bahwa mereka serius dalam mendukung ekosistem esports. Mereka juga harus bisa menggunakan bahasa yang sama seperti yang digunakan oleh para penggemar esports. Jika tidak, mereka justru bisa mendapat cibiran. Mensponsori akademi esports bisa menunjukkan keseriusan sebuah brand dalam mendukung ekosistem esports. Selain waktu penyelenggaraan yang cukup lama, akademi esports juga punya peran penting dalam regenerasi pemain di dunia competitive gaming.

 

Data Gamer

Membangun komunikasi dengan target audiens merupakan salah satu cara lain bagi sebuah merek untuk membangun brand loyalty. Namun, perusahaan tak akan bisa menjalin komunikasi yang efektif tanpa mengenal konsumen atau target pasar mereka.

Jika target pasar sebuah merek adalah gamer dan fans esports, mensponsori akademi esports akan memungkinkan mereka untuk mendapatkan data tentang komunitas gamer. Data ini — yang bisa berupa Facebook page atau server Discord dan lain sebagainya — bisa mereka gunakan untuk langsung menjalin komunikasi dengan para fans esports. Data komunitas juga bisa digunakan oleh perusahaan untuk melakukan profiling sehingga mereka bisa membuat strategi yang sesuai untuk mendekatkan diri dengan konsumen yang mereka sasar.

Bagi merek endemik, seperti penyedia hardware, menjadi sponsor dari akademi esports juga memungkinkan mereka mendapatkan saran dan masukan akan produk mereka. Misalnya, saat meluncurkan ROG Phone II, ASUS mengaku bahwa para gamer profesional merupakan bagian dari “kerajaan gamer” mereka. Mereka juga mengungkap, mereka bekerja sama dengan tiga organisasi esports untuk mendapatkan feedback tentang smartphone gaming mereka.

Sumber header: Vulcan Post

Intel Mulai Produksi Kartu Grafis Diskret untuk Perangkat Desktop

Setahun yang lalu, Intel menyingkap Iris Xe DG1, kartu grafis diskret perdananya setelah sekitar 20 tahun mereka meninggalkan segmen tersebut. Tahun ini, perangkat tersebut rupanya sudah siap dipasok ke sejumlah produsen, dimulai dari Asus dan Colorful.

Dua produsen komponen tersebut telah menyingkap kartu grafis DG1 versinya masing-masing. Versi Asus mengandalkan sistem pendingin pasif (tanpa kipas), sedangkan versi Colorful mengusung sepasang kipas yang bentuknya mirip seperti milik kartu grafis kelas entry-level besutan mereka. Meski berbeda, keduanya sama-sama tidak memiliki konektor daya PCIe.

Fakta bahwa DG1 tidak membutuhkan asupan daya dari power supply unit (PSU) merupakan indikasi bahwa ia hanyalah sebatas kartu grafis kelas budget. DG1 tidak dirancang untuk menggantikan penawaran Nvidia maupun AMD di kelas mainstream, tapi kalau memang ingin dipakai untuk gaming, setidaknya beberapa judul AAA bisa dijalankan di 30 – 60 fps pada resolusi 1080p.

Kartu grafis DG1 versi Colorful / Intel
Kartu grafis DG1 versi Colorful / Intel

Secara teknis, kartu grafis ini menggunakan arsitektur GPU yang sama persis dengan chip grafis yang terintegrasi di seri prosesor Tiger Lake. Spesifikasinya pun hampir identik dengan GPU Iris Xe Max yang terdapat di sejumlah laptop. Persisnya, DG1 memiliki 80 Execution Unit (EU) dengan video memory (VRAM) berkapasitas 4 GB. Untuk output-nya, baik penawaran Asus maupun Colorful sama-sama dilengkapi port HDMI, DisplayPort, dan DVI.

Belum diketahui produsen mana lagi yang akan menjadi mitra Intel ke depannya, tapi yang pasti Intel tidak akan menjual kartu grafis ini langsung ke konsumen. Sebagai gantinya, DG1 akan dibundel bersama sejumlah PC pre-built untuk keperluan kantoran.

Kedengarannya memang mengecewakan, akan tetapi kalangan gamer yang terbiasa merakit PC sendiri sejatinya tidak perlu menyayangkan keputusan Intel ini. Pasalnya, performa yang ditawarkan DG1 kemungkinan besar masih di bawah kartu grafis yang mereka gunakan sekarang.

Buat Intel sendiri, langkah ini setidaknya bisa menjadi awal yang baik bagi mereka untuk mengusik dominasi Nvidia dan AMD di kategori GPU. Intel sendiri juga tengah sibuk mengembangkan arsitektur GPU lain yang ditujukan secara spesifik untuk kebutuhan gaming. Semoga saja realisasinya bisa berjalan lancar.

Sumber: AnandTech.

ASUS Segarkan Laptop VivoBook S14 dan Ultra 14 dengan Prosesor Intel Core Generasi Ke-11

ASUS telah menyegarkan lini laptop VivoBook dan mengumumkan kembali VivoBook S14 (S433), VivoBook Ultra 14 (K413), dan VivoBook Ultra 14 (A413). Model 2021 ini telah ditenagai oleh prosesor Intel Core generasi ke-11 dan mengemas fitur unggulan baru bernama AIPT.

AIPT merupakan kepanjangan dari ASUS Intelligent Performance Technology yang mendongkrak performa CPU hingga sebesar 40%. Ada tiga mode yang bisa dipilih, mulai dari performance mode yang bisa digunakan saat mengerjakan tugas berat seperti editing video.

Kemudian ada balance mode, untuk tugas sehari-hari yang butuh performa konsisten dan tetap irit daya. Satu lagi whisper mode untuk operasi hemat daya dan tenang. Untuk berpindah antar mode, pengguna cukup menekan kombinasi tombol Fn + F atau lewat aplikasi MyASUS di pengaturan hardware.

Formula kehebatan fitur AIPT ini didapat berkat kombinasi penggunaan prosesor Intel Core generasi ke-11 dan sistem pendingin Aerodynamic IceBlade Fan dengan total 87-blade yang bekerja 30% lebih baik dan 10% lebih senyap.

ASUS VivoBook S14 (S433)

ASUS VivoBook 14 1

Laptop ini tersedia dalam dua konfigurasi, harganya dimulai dari Rp13.999.000 untuk VivoBook S14 (S433) dengan prosesor Intel Core i5-1135G7 dan Rp15.999.000 dengan Intel Core i7-1165G7. Untuk GPU-nya, selain integrated graphics Intel Iris Xe – kedua varian juga didukung discrete graphics NVIDIA GeForce MX350. Bersama RAM 8GB DDR4 dan penyimpanan SSD 512GB.

Keunggulan lain pada VivoBook S14 (S433) ialah dilengkapi port USB-C Thunderbolt 4 yang mendukung display dan power delivery, WiFi 6, NumberPad 2.0, fingerprint sensor, speaker harman/kardon, dan punya fitur AI Noise-Canceling Audio. Port HDMI 1.4 juga masih ditemukan, bersama slot Micro SD card reader, 3.5mm combo audio jack, satu port USB 3.2 Gen 1 Type-A, dan dua USB 2.0 Type-A.

Soal penampilan, desain VivoBook S14 (S433) masih menyerupai pendahulunya. Tiba dengan empat pilihan warna, gaia green, resolute red, dreamy silver, dan indie black. Bagian tepi sisinya memiliki finishing diamond-cut edge, dengan diamond-cut di logo bagian depan, dan color-blocking pada tombol enter.

Layarnya mengemas NanoEdge display berukuran 14 inci FHD menggunakan panel IPS-level dengan screen-to-body ratio 85%, dan punya fitur ASUS Eye Care dengan sertifikasi low blue light serta anti-flicker dari TUV Rheinland. Dimensi bodinya cukup ringkas, 324x213x15,9 mm dan berbobot 1,40 kg.

ASUS VivoBook Ultra 14 (K413) dan VivoBook Ultra 14 (A413)

ASUS-VivoBook-2021-22

Apa yang beda dengan dua VivoBook Ultra 14 edisi 2021 ini? VivoBook Ultra 14 (K413) memiliki cover dari metal dengan pilihan warna hearty gold, transparent silver, dan indie black. Sementara, VivoBook Ultra 14 (A413) memiliki cover dari plastik dengan opsi warna dreamy silver, cobalt blue, dan bespoke black.

Keduanya sama-sama ditenagai prosesor Intel Core hingga i7-1165G7 generasi ke-10. Dengan discrete graphics NVIDIA GeForce MX350, RAM 8GB, dan penyimpanan SSD 512GB. Juga sudah mendukung ASUS Intelligent Performa Technology (AIPT) seperti VivoBook S14 (S433), WiFi 6, layar dengan sertifikasi TUV Rheinland, fingerprint sensor, speaker harman/kardon, dan punya fitur AI Noise-Canceling Audio, tetapi tanpa konektivitas Thunderbolt 4.

Layarnya membentang 14 inci FHD dengan panel IPS-level dan mengemas desain NanoEdge display dengan screen-to-body ratio 84%. Ketebalan bodinya 17,9 mm untuk VivoBook Ultra 14 (K413) dan 18,3 mm untuk VivoBook Ultra 14 (A413), dengan bobot 1,4 kg. Konektivitasnya mencakup satu port USB 3.2 Gen 1 Type-A, USB 3.2 Gen 1 Type-C, dua port USB 2.0 Type-A, HDMI 1.4, 3.5mm combo audio jack, dan Micro SD card reader.

Untuk harganya, ASUS VivoBook Ultra 14 (K413) dengan prosesor Intel Core i3-1114G4 dibanderol Rp9.199.000, varian Intel Core i5-1135G7 Rp11.299.000, varian Intel Core i5-1135G7 dengan GPU NVIDIA GeForce MX350 Rp12.299.000, dan varian Intel Core i7-1165G7 dengan GPU NVIDIA GeForce MX350 Rp14.099.000. Sementara, VivoBook Ultra 14 (A413) baru tersedia satu konfigurasi dengan Intel Core i7-1165G7 dan GPU NVIDIA GeForce MX330 yang dibanderol Rp12.799.000.

3 Laptop ASUS ZenBook Model 2021 Segera Hadir di Indonesia, Ini Fiturnya

ASUS akan segera meluncurkan tiga laptop ZenBook model 2021 di Indonesia, yakni satu seri flagship premium ZenBook S UX393, serta dua seri premium ultra thin dengan desain convertible yakni ZenBook Flip S UX271 dan ZenBook Flip UX363. Ketiganya bakal ditenagai prosesor Intel Core generasi ke-11 Tiger Lake dengan grafis Intel Iris Xe dan bersertifikasi Intel Evo.

Ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi oleh setiap laptop ‘thin and light‘ untuk mendapatkan sertifikasi dan stiker Intel EVO. Termasuk performa yang harus selalu responsif, daya baterai panjang minimal 9 jam di layar resolusi FHD, instant wake atau dapat bangun dari mode sleep dalam waktu satu detik, kemampuan pengisian daya cepat 4 jam untuk penggunaan 30 menit, serta punya konektivitas cepat dengan Intel WiFi 6 (Gig+) dan port Thunderbolt 4.

3-Laptop-ASUS-ZenBook-Model-2021-Segera-Hadir,-Ini-Fiturnya-1

Selain penggunaan prosesor terbaru, yang membedakan seri ZenBook 2021 dengan generasi sebelumnya ialah ketiga laptop tersebut mengadopsi panel OLED dan bukan lagi IPS-level. Ketiganya akan dilengkapi fitur NumberPad 2.0, edge-to-edge keyboard, dan audio lebih baik dengan speaker harman/kardon.

ASUS juga membekali ZenBook S, ZenBook Flip S, dan ZenBook Flip dengan sejumlah fitur untuk mendukung produktivitas kerja di rumah. Termasuk kualitas webcam yang ditingkatkan, AI Noise-canceling audio yang dapat mengurangi kebisingan latar belakang sehingga komunikasi lancar dan obrolan terdengar jelas.

Lalu, ada fan profile – di mana nantinya pengguna bisa memiliki kecepatan kipas dalam tiga pilihan mode yakni performance, standard, dan whisper yang sangat senyap. Kemudian ada WiFi SmartConnect termasuk auto WiFi switching, prioritize mobile hotspots, dan juga WiFi Stabilizer yang dapat menangkap sinyal WiFi hingga jarak 225 meter.

Ketiga laptop juga bakal semakin terintegrasi dengan smartphone, berkat aplikasi MyASUS baru yang memungkinkan menghubungkan smartphone dengan laptop. Untuk spesifikasi lengkap dan harganya, mari tunggu acara peluncurannya dalam waktu dekat.

Rangkaian Laptop ASUS dan ROG Terbaru yang Akan Hadir di Tahun 2021

ASUS telah mengumumkan rangkaian laptop terbaru yang akan hadir di tahun 2021. Dalam acara peluncuran virtual bertajuk ‘Be Ahead‘ di ajang CES 2021 minggu lalu, ASUS memperkenalkan ZenBook Pro Duo 15 OLED (UX582), ZenBook Duo 14 (UX482), VivoBook S14 (S435), ExpertBook B9 (B9400 vPro), dan TUF Dash F15.

Serta, jajaran laptop gaming ROG terbaru meliputi ROG Flow X13, ROG Zephyrus Duo 15 SE, dan ROG Strix SCAR 15/17 dalam acara peluncuran bertemakan ‘For Those Who Dare‘. Seluruh laptop terbaru yang dikenalkan oleh ASUS kali ini hadir dengan teknologi dan inovasi terbaru.

ASUS ZenBook Pro Duo 15 OLED (UX582)

ZenBook Pro Duo 15 OLED (UX582) adalah generasi terbaru dari laptop ultra-powerful yang kini dilengkapi ScreenPad Plus. Layar touchscreen kedua tersebut beresolusi 4K yang fungsi utamanya adalah sebagai ekstensi layar 4K OLED utama untuk memperkaya produktivitas penggunanya.

Laptop ini ditenagai oleh prosesor Intel Core i7-10870H dan hingga i9-10980HK terbaru. Dengan chip grafis NVIDIA Geforce RTX 3070, RAM hingga 32GB DDR4, dan menggunakan NVMe PCIe SSD 3.0 x4 sebagai media penyimpanan utamanya. Seperti generasi sebelumnya, ZenBook Pro Duo 15 OLED (UX582) juga telah tervalidasi sebagai laptop NVIDIA Studio sehingga sangat tepat digunakan oleh para content creator.

ZenBook Pro Duo 15 OLED (UX582) memiliki mekanisme khusus yang memungkinkan ScreenPad Plus terangkat dan membentuk sudut 9,5 derajat saat digunakan. Selain untuk menghindari efek glare (silau) yang mengganggu, mekanisme tersebut menghasilkan rongga udara ekstra yang merupakan kunci yang membuatnya tetap dingin meski mengusung hardware powerful dalam bodi yang ringkas.

Layar merupakan salah satu keunggulan utama, hadir dengan panel OLED yang mampu menghadirkan tampilan yang lebih baik dan akurat, dan sudah mengantongi sertifikasi PANTONE Validated. Layarnya juga mampu menampilkan warna hitam sempurna yang telah terbukti melalui sertifikasi VESA DisplayHDR True Black 500.

ASUS ZenBook Duo 14 (UX482)

Boleh dibilang laptop ini merupakan versi hemat dari ZenBook Pro Duo 15 (UX582) yang juga turut dilengkapi ScreenPad Plus, tampil dengan bodi yang lebih ringkas dari pendahulunya, dan dipersenjatai dengan hardware terkini. Kombinasi prosesor 11th Gen Intel Core hingga i7-1165G7, chip grafis NVIDIA GeForce MX450 atau Intel Iris Xe Graphics terbaru, dan RAM hingga 32GB LPDDR4X.

ZenBook Duo 14 (UX482) mengusung mekanisme khusus yang sama seperti saudaranya. ScreenPad Plus dapat terangkat membentuk sudut 7 derajat sehingga menghasilkan rongga udara ekstra untuk sistem pendinginannya bekerja lebih optimal dan sekaligus mengurangi efek glare (silau) saat digunakan.

Berkat sertifikasi PANTONE Validated dan kemampuan reproduski warna pada color gamut sRGB hingga 100%, membuatnya dapat diandalkan oleh content creator seperti ilustrator dan fotografer profesional. Layarnya telah mengantongi sertifikasi TUV Rheinland untuk low blue light, sehingga akan lebih aman untuk kesehatan mata penggunanya karena memancarkan gelombang cahaya biru lebih rendah.

ZenBook Pro Duo 15 (UX582) dan ZenBook Duo 14 (UX482), keduanya dibekali dengan ScreenExpert 2. Software ini dirancang khusus agar pengguna dapat memanfaatkan ScreenPad Plus tidak hanya sekadar sebagai layar kedua, tetapi alat untuk membuat kegiatan lebih produktif dari sebelumnya.

Salah satu fitur baru yang disematkan di ScreenExpert 2 adalah Control Panel, yang memungkinkan sebuah panel khusus untuk muncul secara otomatis sebagai alat untuk mengontrol berbagai tool di software Adobe, mulai dari Photoshop, Lightroom, After Effect, dan Premiere. Control Panel bekerja layaknya hardware kontrol yang biasanya dijual terpisah di pasar lengkap dengan tombol slider, switch, dan dial yang dapat dikustomasi.

Kedua laptop juga hadir dengan stylus terbaru dalam paket penjualannya. Stylus tersebut kini lebih presisi dan mampu mengenali tekanan hingga 4096 level, sehingga lebih powerful untuk para content creator.

ASUS VivoBook S14 (S435)

VivoBook S14 (S435) merupakan laptop VivoBook pertama yang mendapatkan sertifikasi Intel EVO dan telah ditenagai oleh prosesor 11th Gen Intel Core, serta chip grafis terintegrasi Intel Xe Graphics. Dengan RAM DDR4 berkapasitas hingga 16GB dan mendukung Intel Optane Memory H10, ditambah dengan penyimpanan PCIe SSD hingga 1TB sehingga membuatnya dapat diandalkan untuk berbagai skenario penggunaan.

VivoBook S14 (S435) juga merupakan salah satu laptop yang dibekali dengan ASUS Intelligent Performance Technology, yang memungkinkan CPU di laptop ini untuk dapat berjalan pada performa maksimalnya secara non-stop. Teknologi ini membuat pengguna dapat memacu performa perangkatnya, menghemat baterainya, atau membuat kipas yang berjalan senyap.

Bagian eksteriornya, VivoBook S14 (S435) dilengkapi dengan desain modern menggunakan diamond cut pada tepiannya dan terdapat logo VivoBook di bagian belakang layarnya. Layarnya telah bersertifikasi TUV Rheindland sehingga lebih aman untuk kesehatan mata. Beratnya hanya 1,3kg dan ketebalan 15,9mm, sehingga cukup portabel.

ASUS ExpertBook B9 (B9400 vPro)

ExpertBook B9 merupakan laptop ringan yang dirancang khusus untuk dunia bisnis. Terverifikasi sebagai laptop yang didukung platform Intel EVO, ExpertBook B9 hadir sebagai laptop pebisnis profesional dengan performa andal, fitur keamanan kelas enterprise, durabilitas terbaik, dan daya tahan baterai paling panjang di kelasnya. Dengan pilihan bobot hanya 880 gram dan baterai 33Whrs atau bobot 1005 gram dan baterai 66Whrs, ExpertBook B9 dapat menemani penggunanya menjalankan aktivitas bisnisnya seharian.

ExpertBook B9 juga telah lolos berbagai pengujian ekstrem berstandar militer AS atau MIL-STD 810H, tampil lebih tahan banting dari sebelumnya. Serta, telah mendukung teknologi 11th Gen Intel vPro yang memungkinkan tim IT untuk dapat melakukan manajemen serta kontrol jarak jauh terhadap laptop ini secara aman.

Untuk performanya, ExpertBook B9 kini dibekali dengan prosesor 11th Gen Intel Core serta chip grafis terintegrasi Intel Xe Graphics. Kombinasi keduanya ditambah dengan penyimpanan hingga 2TB yang dapat dikonfigurasikan secara RAID 0 dan RAID 1.

ASUS TUF Dash F15

Beralih ke segmen gaming, ASUS memperkenalkan TUF Dash F15. Laptop gaming 15,6 inci ini ditenagai oleh prosesor 11th Gen Intel Core hingga i7-11375H, chip grafis hingga NVIDIA GeForce RTX 3070, RAM hingga 16GB DDR4, dan storage SSD hingga 1TB.

Sebagai laptop gaming modern, TUF Dash F15 dibekali layar dengan refresh rate 240Hz dan response time 3ms sehingga cocok untuk gamer esports dan AAA. Bila masih kurang dengan performa grafisnya, TUF Dash F15 dapat dihubungkan dengan GPU eksternal melalui port Thunderbolt 4. Baterai laptop ini juga besar dengan penggunaan hingga 16,5 jam untuk pemutaran video dan dapat diisi ulang melalui port USB Type-C menggunakan adapter Power Delivery.

Sistem pendingin baru pada TUF Dash F15 terdiri dari heat spreader yang lebih besar yang dihubungkan ke lima heatpipe. Di ujung sistem pendinginnya adalah dua kipas N-Blade yang dapat mengalirkan udara lebih baik namun memiliki tingkat kebisingan lebih rendah. Dibantu dengan fitur self-cleaning cooling, TUF Dash F15 dapat tampil lebih awet, karena terbebas dari debu dan pertikel yang berpotensi menyumbat aliran udara pada sistem pendinginannya.

ASUS ROG Flow X13

ASUS ROG Flow X13 merupakan laptop gaming ultraslim 13 inci yang masuk dalam kategori ‘innovation‘, sama seperti ROG Zephyrus Duo 15 SE. Keunikan ROG Flow X13 ialah mengusung desain convertible dengan dimensi ringkas yakni 299x222x15,8 mm dan bobot 1,3 kg.

Engsel layarnya dapat diputar hingga 360 derajat, artinya ROG Flow X13 dapat tampil sebagai laptop multifungsi. Selain mode laptop, dapat digunakan dalam mode tent, stand, dan tablet.

Layarnya menggunakan teknologi touchscreen dengan opsi panel FHD (1920×1200 piksel) 120Hz atau panel beresolusi tinggi 4K (3840×2400 piksel) namun dengan refresh rate 60Hz. Keduanya dilindungi oleh Corning Gorilla glass dan mendukung penggunaan stylus.

Layar ROG Flow X13 juga telah mendukung teknologi Adaptive Sync. Juga telah mengantongi sertifikasi PANTONE Validated sehingga akurasi dan tingkat reproduksi warnanya terjamin dan dapat diandalkan sebagai laptop untuk content creation.

ROG Flow X13 ditenagai oleh prosesor AMD Ryzen 7 5800HS, Ryzen 9 5900HS, dan hingga Ryzen 9 5980HS. Dengan chip grafis NVIDIA GeForce GTX 1650, RAM hingga 32GB LPDDR4X, dan storage SSD hingga 1TB.

Berkat kombinasi CPU dan GPU yang sangat efisien, laptop gaming ini mampu menemani penggunanya hingga 10 jam menggunakan baterai. Dengan fitur USB Power Delivery, ROG Flow X13 memungkinkan pengisian daya melalui adapter USB Type-C 100W khusus dan dapat diisi ulang dayanya dari 0% hingga 60% hanya dalam waktu 39 menit.

ROG Flow X13 merupakan laptop gaming pertama yang mendukung ROG XG Mobile, perangkat GPU eksternal yang ditenagai chip grafis hingga NVIDIA GeForce RTX 3080 terbaru. Ketika dihubungkan dengan ROG XG Mobile, ROG Flow X13 menjadi laptop dengan performa grafis yang sangat kencang dan juga dilengkapi serangkaian I/O untuk memperkaya pengalaman penggunanya.

ASUS ROG Zephyrus Duo 15 SE

Selanjutnya ROG Zephyrus Duo 15 SE, laptop gaming ini dilengkapi dengan ScreenPad Plus yang merupakan layar kedua terintegrasi. Layar dengan fitur touchscreen tersebut memiliki banyak fungsi untuk menunjang produktivitas dan meningkatkan pengalaman bermain game.

ScreenPad Plus dapat dimanfaatkan untuk berbagai skenario seperti mengontrol aplikasi streaming secara langsung, atau melihat walkthrogh dan guide sambil bermain game di layar utama. Untuk para content creator, ScreenPad Plus dapat digunakan sebagai kanvas atau bahkan alat kontrol tambahan berkat fittur dukungan integrasi langsung dengan aplikasi Adobe.

ROG Zephyrus Duo 15 SE kali ini ditenagai oleh prosesor AMD terbaru, yaitu Ryzen 7 5800H hingga Ryzen 9 5900HX. Serta, chip grafis hingga NVIDIA GeForce RTX 3080, RAM hingga 32GB DDR4, dan storage SSD hingga 2TB.

Laptop ini hadir dalam dua pilihan layar, yaitu dengan panel FHD dengan refresh rate 360Hz yang memiliki color gamut sRGB 100% atau panel beresolusi 4K 120Hz yang memiliki color gamut Adobe RGB 100%. Keduanya telah mengantongi sertifikasi PANTONE Validated untuk memastikan tingkat akurasi warna yang tinggi.

ROG Zephyrus Duo 15 SE mengandalkan Active Aerodynamic System Plus (AAS+) yang telah diperbarui sebagai sistem pendinginannya. AAS+ membuat bagian ScreenPad Plus di laptop ini terangkat sehingga mampu menghadirkan rongga udara lebih luas untuk sistem pendinginnya.

Juga dibekali dengan kipas Arc Flow yang mampu menghadirkan aliran udara hingga 13% lebih baik. Penggunaan modul pendingin baru dengan lima heatpipe dan liquid metal sebagai thermal compound membuat performa pendinginan ROG Zephyrus Duo 15 SE lebih baik dari generasi sebelumnya.

ASUS ROG Strix SCAR 15/17

Meneruskan tradisi pendahulunya, ROG Strix SCAR terbaru kembali hadir sebagai laptop gaming dengan performa tanpa kompromi. Selain dibekali dengan prosesor hingga AMD Ryzen 9 5900HX dan chip grafis NVIDIA GeForce RTX 3080, ROG Strix SCAR 15/17 kini dapat mengsusung memori DDR4 3200MHz berkapasitas hingga 64GB dengan modul pendingin baru yang lebih baik.

Didesain sebagai mesin para gamer esports, ROG Strix SCAR 17 hadir dengan layar paling kencang di kelasnya, yaitu beresolusi FHD dengan refresh rate hingga 360Hz dan response time 3ms. Layarnya memiliki bezel yang lebih tipis agar gaming lebih imersif dan telah didukung oleh teknologi Adaptive Sync.

Peningkatan dari seri sebelumnya juga terdapat di sistem audio. ROG Strix SCAR 17 terbaru kali ini ditenagai oleh sistem audio Dolby Atmos melalui empat speaker yang dapat menghasilkan detail suara serta efek surround sound lebih baik. Agar komunikasi lebih lancar saat bermain game esports, ROG Strix SCAR 17 kini telah dilengkapi dengan fitur Two-Way AI Noise-Cancellation yang akan meredam semua suara bising di sekitar penggunannya.

Keyboard-nya menggunakan optical mechanical dengan fitur per-key RGB, memiliki key travel yang lebih dalam yaitu 1,9mm, dan juga responsif. Trackpad yang digunakan ukurannya 85% lebih besar membuat laptop ini tetap nyaman digunakan meski tanpa mouse.

Selain itu, ROG Strix SCAR 17 terbaru menggunakan modul pendingin baru yang mampu mengoptimalkan performa laptop ini dengan tingkat kebisingan lebih rendah dari generasi sebelumnya. Modul pendingin tersebut dilengkapi kipas Arc Flow, fitur self-cleaning cooling system, dan menggunakan liquid metal sebagai thermal compound.

Asus Umumkan Keyboard dan Mouse Gaming Baru, ROG Claymore II dan ROG Gladius III

Asus meluncurkan sederet perangkat gaming anyar di ajang CES 2021 pekan lalu. Dua di antaranya adalah periferal yang cukup menarik, yakni keyboard ROG Claymore II dan mouse ROG Gladius III.

Kita mulai dari keyboard-nya terlebih dulu. Secara teknis, Claymore II merupakan sebuah keyboard wireless dengan layout TKL alias tenkeyless. Menariknya, ia datang bersama sebuah numpad yang dapat dilepas-pasang dengan mudah, memberikan akses cepat ke tombol-tombol angka, sekaligus empat tombol shortcut yang dapat diprogram beserta sebuah kenop volume.

Wujud modular ini jelas membuatnya sangat fleksibel, persis seperti generasi pertamanya yang dirilis lima tahun silam. Jadi saat sedang bekerja, biarkan saja numpad-nya terpasang, lalu saat waktu bermain sudah tiba, pengguna dapat melepas numpad-nya.

Alternatifnya, modul numpad tersebut juga bisa dipindah ke sebelah kiri keyboard, cocok bagi yang memerlukan sederet tombol macro ekstra selama bermain. Selain numpad, ada pula wrist rest yang dapat dilepas-pasang secara magnetis.

Namun bentuk yang modular belum menceritakan perangkat ini secara lengkap. Inovasi lainnya juga dapat kita temukan di balik masing-masing tombolnya, yakni switch baru bertipe optical. Dibandingkan mechanical switch biasa, optical switch menjanjikan responsivitas dan ketahanan yang lebih baik berkat cara kerjanya yang melibatkan sinar inframerah ketimbang pelat logam yang ringkih.

Sejauh ini populasi keyboard gaming yang dibekali optical switch di pasaran memang belum banyak. Dua yang paling populer adalah Razer Huntsman dan Corsair K100, dan sekarang tampaknya Asus juga ingin mencuri sebagian pangsa pasar di kategori tersebut.

Sama seperti Razer, Asus juga menawarkan dua macam optical switch yang bisa dibedakan melalui warnanya: merah (linear) atau biru (tactile). Namun apapun yang konsumen pilih, switch-nya dipastikan tahan hingga 100 juta kali klik.

Selain menawarkan konektivitas wireless, ROG Claymore II juga dapat disambungkan via kabel USB-C jika diperlukan. Dalam posisi wireless, baterainya diklaim sanggup bertahan hingga 40 jam per charge, atau sampai 100 jam apabila lampu RGB-nya dimatikan. Asus belum menentukan berapa harga jual dari keyboard ini, akan tetapi pemasarannya dijadwalkan berlangsung mulai kuartal kedua tahun ini.

ROG Gladius III

Untuk mouse-nya, ROG Gladius III hadir dalam dua varian: wireless atau wired. Desain ergonomis milik pendahulunya masih dipertahankan, akan tetapi bobotnya telah dipangkas secara drastis, dari 130 gram menjadi 89 gram. Varian wired-nya malah lebih ringan lagi di angka 79 gram, dan semua ini bakal terasa semakin nyaman dipakai bermanuver ketika dipadukan dengan mouse feet berbahan PTFE 100%.

Seperti sebelumnya, Gladius III datang membawa total enam buah tombol yang semuanya dapat diprogram sesuai kebutuhan. Juga sudah menjadi tradisi adalah switch tombol kiri dan kanannya yang mudah sekali dilepas-pasang. Dengan demikian, seandainya kinerja switch yang dipakai sudah mulai memburuk akibat umur pemakaian (double click), pengguna tinggal melepas dan menggantinya dengan yang baru tanpa melibatkan solder sama sekali.

Selain untuk memperpanjang umur mouse, kemudahan melepas-pasang switch ini juga berarti pengguna dapat melakukan kustomisasi jenis switch sesuai preferensinya masing-masing. Yang baru pada Gladius III adalah kompatibilitasnya dengan optical switch generasi anyar yang menggunakan lima buah pin konektor ketimbang tiga.

Untuk performanya, ROG Gladius III menggunakan sensor generasi baru yang menawarkan sensitivitas maksimum 19.000 DPI dan kecepatan tracking 400 IPS. Pada varian wireless-nya, pengguna bisa memilih antara konektivitas wireless 2,4 GHz, Bluetooth 5.1 LE, atau via kabel USB-C. Sayangnya Asus tidak bilang seberapa lama baterainya bisa bertahan di masing-masing mode.

Asus sampai saat ini juga belum mengumumkan harganya. Penjualannya sendiri tidak akan dimulai sebelum kuartal kedua 2021, sama seperti keyboard ROG Claymore II tadi.

Sumber: Asus 1, 2.

Asus Luncurkan Laptop Gaming 2-in-1, ROG Flow X13

CES 2021 kebanjiran seabrek laptop baru. Hal ini cukup wajar mengingat AMD memang baru meluncurkan lini prosesor Ryzen 5000 Series untuk laptop, dan Nvidia juga telah mengumumkan keluarga GPU RTX 30 Series buat laptop.

Dari sekian banyak laptop anyar yang dipamerkan, satu yang cukup mencuri perhatian datang dari Asus. Dinamai ROG Flow X13, ia merupakan laptop gaming 2-in-1 dengan dimensi yang sangat ringkas. Tebalnya tercatat cuma 15,8 mm, dan bobotnya pun tidak lebih dari 1,3 kg.

Di balik sasisnya, tertanam prosesor terbaru AMD, dengan konfigurasi termahal yang melibatkan Ryzen 9 5980HS, plus GPU Nvidia GeForce GTX 1650. Melengkapi spesifikasinya adalah RAM LPDDR4X-4266 berkapasitas 32 GB, SSD 1 TB, dan baterai 62 Wh.

Berhubung perangkat ini masuk kategori 2-in-1, otomatis layarnya dilengkapi engsel 360 derajat sehingga perangkat bisa digunakan dalam beberapa mode. Menariknya, ketika Flow X13 diposisikan seperti sebuah tenda, sistem pendinginnya diklaim dapat bekerja secara lebih optimal dikarenakan tidak ada bagian yang tertutup oleh permukaan.

Layarnya sendiri ditawarkan dalam dua versi: FHD 120 Hz, atau 4K 60 Hz. Semuanya merupakan panel sentuh seluas 13 inci, dengan aspect ratio 16:10 untuk menampilkan lebih banyak konten secara vertikal, serta validasi dari Pantone yang menjamin keakuratan warna yang dihasilkannya.

Namun wujud yang convertible bukan satu-satunya faktor yang mencuri perhatian dari Flow X13. Ia juga datang bersama tandem opsional berupa sebuah external GPU (eGPU) yang berukuran sangat ringkas. Persisnya, eGPU bernama ROG XG Mobile ini punya dimensi 155 x 208 x 29 mm, dengan bobot yang berkisar hanya 1 kg.

Terlepas dari wujudnya yang imut-imut, XG Mobile menyimpan tenaga yang luar biasa berkat GPU RTX 3080 yang tertanam. Lebih lanjut, Asus juga telah membekalinya dengan interface PCIe 3.0 x8 khusus yang lebih kencang ketimbang Thunderbolt 4. Itu artinya perangkat ini butuh konektor spesial untuk bisa disambungkan ke laptop, dan sejauh ini cuma Flow X13 saja yang punya.

Suplai dayanya sendiri berasal dari adaptor 280 W yang akan menenagai XG Mobile dan Flow X13 secara bersamaan. Secara keseluruhan, Asus merancang paket lengkap laptop dan eGPU ini agar mudah dibawa bepergian.

Kalau boleh menyimpulkan, Flow X13 pada dasarnya merupakan jawaban Asus terhadap Razer Blade Stealth 13. Namun yang dilakukan Asus bukan sebatas menyematkan komponen yang lebih bertenaga saja, melainkan juga merancang desain yang fleksibel yang sangat berguna untuk keperluan kreasi konten, serta menyediakan eGPU opsional yang tidak menyita terlalu banyak ruang di dalam tas.

Di Amerika Serikat, bundel Flow X13 dan XG Mobile ini sekarang sudah dipasarkan dengan harga $3.000. Memang jauh dari kata murah, apalagi mengingat banderol tersebut bukan untuk konfigurasi yang paling tinggi.

Sumber: Asus.

Monitor ASUS VY249HE dan VY279HE Diumumkan, Usung Teknologi Eye Care & Perawatan Anti Bakteri

ASUS telah mengumumkan dua monitor seri VY terbarunya, yaitu ASUS VY249HE dan VY279HE. Kedua monitor ini diklaim oleh ASUS sebagai monitor pertama di dunia yang dilengkapi dengan perawatan anti bakteri ionic silver yang dirancang untuk penggunaan di rumah dan kantor.

Perawatan anti bakteri yang tahan lama tersebut diaplikasikan pada bezel tepi layar dan tombol hotkey untuk meningkatkan kebersihan dan kesehatan. Ionic silver ini telah terbukti secara ilmiah dapat menghambat pertumbuhan bakteri, mengurangi bakteri lebih dari 99.9% selama periode 24 jam.

VY249HE_L 3

Perawatan anti bakteri ionic silver ini telah lulus uji pengukuran aktivitas anti bakteri ISO 22196: 2011 dan JIS Z 2801. Memastikan permukaan yang lebih bersih, lebih aman, dan pengalaman pengguna yang lebih higienis.

Fitur & Spesifikasi Monitor ASUS VY249HE dan VY279HE

VY249HE_L 1

Monitor ASUS VY249HE menawarkan ukuran layar 23,8 inci dan 27 inci untuk model VY279HE dengan panel IPS beresolusi FHD (1920×1080 piksel), ideal untuk pekerjaan, komputasi sehari-hari, gaming kasual atau menonton video. Panelnya memiliki refresh rate 75 Hz, Moving Picture Response Times (MPRT) 1ms untuk tampilan lebih halus, dan teknologi AMD FreeSync terintegrasi menghilangkan screen tearing dan frame rate yang berombak selama bermain game kasual.

Setiap monitor juga telah lulus sertifikasi Blue Light Filter dari TÜV Rheinland dan memiliki teknologi ASUS Blue Light Filter dengan berbagai fitur pengaturan untuk menyesuaikan dengan berbagai skenario atau preferensi pribadi. Fitur Rest Reminder menawarkan pemberitahuan secara pop-up yang dapat diatur dengan interval 5 menit untuk mengingatkan pengguna agar berhenti menatap layar.

VY249HE_L 2

Selain itu, kedua monitor juga mengusung teknologi ASUS Eye Care Plus yang ditingkatkan untuk membantu mengurangi resiko Computer Vision Syndrome (CVS), penyakit yang menyebabkan masalah terkait penglihatan akibat melihat layar monitor dalam waktu lama. Termasuk fitur Augmentasi Warna yang membantu pengguna dengan kendala kekurangan penglihatan warna agar dapat membedakan warna dengan lebih mudah. Serta, teknologi ASUS Flicker Free membantu mengurangi kejadian flicker pada layar untuk pengalaman menonton yang lebih nyaman.

Monitor ASUS VY249HE and VY279HE akan tersedia di Indonesia pada tahun 2021. Belum diketahui harga dan tanggal pastinya. Berikut spesifikasi kedua monitor.

Model name VY279HE VY249HE
Panel Size 27ʺ (68.6 cm) 16:9 Wide Screen 23.8ʺ (60.5 cm) 16:9 Wide Screen
Panel Type IPS IPS
True Resolution FHD (1920 x 1080) FHD (1920 x 1080)
Brightness (Max) 250 cd/m2 250 cd/m2
Contrast Ratio 1,000:1 1,000:1
Viewing Angle 178°(H) / 178°(V) 178°(H) / 178°(V)
Response Time 1 ms (MPRT) 1 ms (MPRT)
Display Colors 16.7M 16.7M
Refresh Rate 75 Hz 75 Hz
Eye Care Features Color Augmentation
Rest Reminder
Low Blue Light
Flicker Free
Eye Check
Color Augmentation
Rest Reminder
Low Blue Light
Flicker Free
Eye Check
Exclusive Features Proprietary antibacterial treatment
FreeSync
GamePlus
Shadow Boost
Motion Sync
Proprietary antibacterial treatment
FreeSync
GamePlus
Shadow Boost
Motion Sync
I/O ports HDMI® (v1.4) x 1
VGA x 1
Earphone jack
HDMI® (v1.4) x 1
VGA x 1
Earphone jack
Mechanical Design Tilt: +23° ~ -5° Tilt: +23° ~ -5°
Wall Mounting 100 x 100 mm 100 x 100 mm
Size 613.34 x 435.6 x 201.7 mm 541 x 393 x 185 mm
Weight 4.21 kg 3.38 kg