Bang & Olufsen Kembali Luncurkan Speaker Seharga Mobil, BeoLab 50

Masih ingat dengan speaker monster seharga mobil mewah yang Bang & Olufsen perkenalkan dua tahun silam? Well, produk bernama BeoLab 90 itu akhirnya punya adik kecil – tidak benar-benar kecil, hanya saja memang lebih ringkas – yang tidak kalah canggih sekaligus mewah, dan siap menjadi pusat perhatian di mana pun Anda menempatkannya.

Dijuluki BeoLab 50, desainnya sangat berbeda dari kakaknya yang terkesan ekstrem. Bagian dasar yang membulat, dipadukan dengan sasis segitiga membuatnya tampak begitu elegan, apalagi ditambah dengan deretan kayu oak yang menghiasi kedua sisi belakangnya.

Bang & Olufsen BeoLab 50

Dengan tinggi sedikit di atas 1 meter dan bobot mencapai 61 kg, speaker aktif ini jelas tidak bisa disepelekan performanya. Bagian atasnya dihuni oleh tweeter 0,75 inci, lalu di bawahnya ada tiga driver midrange berdiameter 4 inci, dan ditambah lagi tiga woofer dengan ukuran masing-masing 10 inci. Tujuh unit amplifier turut hadir menemani ketujuh unit driver itu, menyuguhkan output daya total sebesar 2.100 watt.

Bang & Olufsen BeoLab 50

Teknologi Beam Width Control memungkinkan pengguna untuk mengatur distribusi suaranya, dari seluas 180 derajat atau terfokus pada sudut seluas 45 derajat di depan speaker. Lebih lanjut, teknologi Active Room Compensation akan memastikan reproduksi suara yang optimal, menyesuaikan dengan karakter akustik ruangan yang berbeda-beda.

Bang & Olufsen BeoLab 50

Konektivitasnya mencakup input analog, digital dan wireless sekaligus. Jadi selain RCA, USB, S/P-DIF dan Optical, pengguna juga bisa memanfaatkan koneksi wireless berbasis WiSA yang beroperasi di frekuensi 5,2 – 5,8 GHz untuk meneruskan file audio berkualitas lossless 24-bit/48kHz.

Sayangnya meski lebih kecil ketimbang BeoLab 90, BeoLab 50 ternyata masih harus ditebus dengan harga setara mobil. Tiap unitnya dibanderol $19.585, yang berarti Anda butuh dana mendekati $40.000 untuk mendapatkan sepasang – dana yang sama yang bisa membelikan Anda sebuah Tesla Model 3.

Sumber: New Atlas.

Earphone Tanpa Kabel Motorola Kompatibel dengan Siri dan Google Now

Pasar earphone yang benar-benar tanpa kabel terus bertambah sesak dengan munculnya sejumlah pemain baru maupun pelopor yang bertambah dewasa. Motorola pun tidak mau kehilangan momentum dan memutuskan untuk merilis true wireless earphone-nya sendiri.

Kendati demikian, Motorola sebenarnya hanya menumpang nama saja, sebab yang mengerjakan earphone bernama Stream ini adalah pabrikan asal Inggris, Binatone. Terlepas dari itu, fitur-fitur yang ditawarkannya kurang lebih sama dengan earphone tanpa kabel lain di pasaran.

Namun yang menurut saya paling menarik adalah kompatibilitasnya dengan Siri dan Google Now sekaligus, dan Stream telah dibekali sepasang mikrofon guna menangkap suara pengguna secara akurat. Masing-masing earpiece-nya dilengkapi unit driver berdiameter 6 mm, dan semua ini dikemas dalam bodi yang tahan cipratan air dan debu dengan sertifikasi IP54.

Motorola Stream

Baterainya diklaim mampu bertahan hanya selama 2 jam penggunaan, akan tetapi Stream juga datang bersama sebuah carrying case yang merangkap sebagai charger, menyuplai daya ekstra untuk penggunaan selama sekitar 4 jam. Total daya tahan baterai selama 6 jam memang jauh dari kata mengesankan, tapi setidaknya bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Untuk sekarang, Motorola Stream baru dipasarkan di Inggris saja, akan tetapi Motorola berniat membawanya ke pasar Amerika Serikat mulai bulan depan. Banderol harganya dipatok £80 (± Rp 1,4 juta), sayang belum ada info terkait ketersediaannya di kawasan Asia.

Sumber: The Verge.

Ukurannya Sama Persis, Jabra Elite Sport v2 Janjikan Baterai Lebih Awet

Pada awal tahun 2014, sebuah startup asal Jerman bernama Bragi resmi memulai persaingan di kategori produk earphone wireless sejati. Tiga tahun berselang, Bragi sudah mendapat perlawanan ketat dari nama-nama yang jauh lebih berpengalaman darinya, macam Apple dan Samsung, hingga bahkan pabrikan yang benar-benar mendedikasikan waktunya untuk mengembangkan perangkat audio seperti Jabra.

Bicara soal Jabra, ahli audio asal Denmark tersebut belum lama ini merilis versi baru dari earphone wireless sejati perdana mereka yang diperkenalkan tahun lalu, Jabra Elite Sport. Perubahan terbesar yang diusung versi barunya ini menyangkut salah satu aspek terpenting produk dalam segmen ini, yaitu daya tahan baterai.

Jabra Elite Sport v2 diyakini menyimpan energi 50 persen lebih banyak tanpa berpengaruh pada bobot maupun ketebalan bodinya. Versi baru ini sanggup beroperasi selama 4,5 jam nonstop dalam satu kali charge, dan kalau dipadukan dengan charging case-nya, pengguna bakal mendapat total daya tahan baterai selama 13,5 jam.

Jabra Elite Sport v2

Begitu pentingnya daya tahan baterai, Anker menjadikannya sebagai salah satu prioritas utama dalam merancang earphone wireless sejati pertamanya, Zolo Liberty+. Elite Sport unggul soal daya tahan dalam satu kali charge, akan tetapi charging case milik Liberty+ masih jauh lebih perkasa.

Terlepas dari itu, peningkatan daya tahan baterai selalu menjadi nilai plus untuk kategori produk ini. Satu-satunya pembaruan lain yang ditawarkan Elite Sport v2 adalah kemampuan untuk menyimpan sejumlah pengaturan equalizer sehingga pengguna dapat lebih menyesuaikan seleranya.

Selebihnya, Anda masih akan mendapatkan earphone wireless yang sama seperti sebelumnya. Buat yang penasaran mengapa ada embel-embel “Sport” di namanya, ia memang dirancang untuk menemani aktivitas berolahraga Anda, memonitor jumlah kalori yang terbakar sampai laju jantung Anda dengan bantuan aplikasi pendamping Jabra Sport Life.

Jabra Elite Sport v2 saat ini sudah mulai dipasarkan seharga $250. Selain warna hitam, ia juga tersedia dalam kombinasi warna baru hijau dan abu-abu.

Sumber: The Verge.

Xiaomi Luncurkan Bluetooth Receiver untuk Headphone, Speaker Maupun Sound System Mobil

Headphone kesayangan Anda dari tujuh tahun silam mungkin masih berfungsi dengan baik. Satu-satunya alasan valid untuk menggantinya dengan yang baru mungkin hanyalah kenyamanan yang ditawarkan wireless headphone, tapi itu pun sebenarnya bisa didapatkan dengan bantuan aksesori Bluetooth receiver, seperti keluaran Xiaomi berikut ini.

Cukup tancapkan headphone atau earphone apapun ke balok mungil ini, maka Anda bisa menyambungkannya dengan smartphone, tablet maupun laptop via Bluetooth. Tidak cuma headphone, speaker atau bahkan sound system mobil pun juga dapat diperlakukan sama.

Yup, seandainya Anda mau memutar playlist Spotify atau Apple Music favorit ketika terjebak macet, Anda bisa menikmatinya langsung dari dashboard mobil dengan bantuan Bluetooth receiver besutan Xiaomi ini.

Mi Bluetooth audio receiver

Dalam satu kali charge, receiver ini bisa beroperasi selama 4 – 5 jam nonstop. Bobotnya tidak lebih dari 10 gram, dan ia turut dibekali penjepit yang bisa dikaitkan ke kerah baju maupun strap tas dengan mudah. Konektivitas yang didukung sendiri adalah Bluetooth 4.2, sayangnya tanpa dukungan codec aptX.

Namun kalau memperhatikan harganya, Anda pasti bisa maklum dengan absennya dukungan aptX tersebut. Di Tiongkok, Mi Bluetooth Receiver dipasarkan seharga 99 yuan saja, atau kurang lebih sekitar Rp 200 ribu. Pun begitu, sejauh ini belum ada keterangan apakah produk ini bakal dipasarkan di negara lain.

Sumber: The Verge.

Speaker Bluetooth Ini Dibuat dari Ujung Knalpot Asli Porsche 911 GT3

Siapa yang tidak kenal dengan Porsche 911 GT3? Baik desain, performa, bahkan suaranya begitu ikonik, dan Porsche rupanya ingin mengenangnya lewat sesuatu yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan dunia otomotif, yakni sebuah speaker Bluetooth.

Dijuluki 911 Speaker, ia tak sekadar mencomot nama tanpa karakteristik dari sang mobil legendaris yang telah diproduksi sejak tahun 1999. Pada kenyataannya, sebelum ia dijejali driver dan komponen elektronik lainnya, ia merupakan bagian penting dari 911 GT3 itu sendiri, yaitu ujung knalpotnya.

Ya, speaker ini dibuat dari ujung knalpot asli Porsche 911 GT3. Bagian tersebut, ditambah dengan housing yang terbuat dari aluminium, kemudian diisi dengan komponen audio yang memberikan output total sebesar 60 watt, menjanjikan reproduksi bass yang alami sekaligus presisi.

Porsche Design 911 Speaker

Konektivitasnya mengandalkan Bluetooth 4.0 dengan dukungan aptX, plus NFC untuk semakin memudahkan proses pairing. Pengguna pun bisa menyambungkan unit 911 Speaker lain guna mendapatkan konfigurasi stereo, atau malah mengaktifkan Party Mode. Semuanya ini bisa dinikmati selama 24 jam nonstop sebelum baterainya perlu diisi ulang.

Anda mungkin bisa menikmati kualitas suara yang lebih baik dari speaker lain, tapi tidak bisa dipungkiri desainnya benar-benar berkesan. Porsche Design 911 Speaker saat ini sudah dipasarkan seharga $550. Sama seperti produk lain dari Porsche Design, harga dan keunikannya membuatnya lebih cocok dijadikan barang collectible.

Sumber: Porsche Design via Ape to Gentleman.

Headphone Ini Sangat Portable Karena Bisa Digulung Layaknya Ikat Pinggang

Headphone bergaya over-ear maupun on-ear sudah pasti tidak seringkas earphone. Namun setidaknya pabrikan audio patut menerima pujian karena sudah berupaya menanamkan mekanisme agar headphone bisa lebih ringkas dan praktis untuk dibawa-bawa; entah dengan cara melipat earcup-nya ke dalam, atau sekadar memutar earcup supaya bisa diletakkan rata di atas meja.

Apakah inovasi berhenti di sana? Tidak, rupanya ada perusahaan asal Swiss yang mencoba membuat gebrakan dalam hal portabilitas untuk sebuah headphone on-ear. Perkenalkan, Luzli Roller MK01, headphone yang bisa Anda gulung layaknya sebuah ikat pinggang.

Luzli Roller MK01

Sepintas Roller MK01 kelihatan seperti arloji raksasa. Hal ini dikarenakan sepanjang headband-nya mengemas 13 komponen penyambung serta 22 pegas terpisah, dan desainernya memang mengambil inspirasi dari arloji Swiss. Kombinasi ini merupakan rahasia di balik kemampuannya menggulungkan diri bak seekor trenggiling.

Merancang Roller MK01 jelas tidak mudah, dan Luzli mengklaim semua unit Roller MK01 dibuat dengan tangan di markasnya di Switzerland, dengan jumlah produksi yang terbatas. Hal ini pun berujung pada banderol harganya yang cukup ‘gila’: $3.000 untuk sebuah headphone on-ear.

Luzli Roller MK01

Sebagai sebuah headphone, Roller MK01 dibekali dengan unit driver masing-masing berdiameter 30 mm. Kabel sepanjang 1,5 meternya bisa dilepas-pasang, tapi Anda sama sekali tak akan menemukan konektivitas Bluetooth maupun noise cancelling.

Harga selangit itu benar-benar untuk menebus desainnya yang begitu inovatif, plus sebuah kotak penyimpan dari kayu yang cukup mewah, travel pouch berbahan suede serta sepasang bantalan earpad cadangan.

Sumber: SlashGear.

Lewat Zolo Liberty+, Anker Siap Tandingi Apple di Segmen Earphone Tanpa Kabel

Merek power bank nomor satu di Amazon, Anker, tampaknya sudah sangat siap melebarkan sayapnya dan terjun ke bisnis audio. Di bawah brand baru bernama Zolo, perusahaan asal Tiongkok yang didirikan oleh mantan pegawai Google tersebut mengungkap produk perdananya melalui platform crowdfunding Kickstarter.

Namanya Zolo Liberty+, dan dari awal ia dirancang untuk menjadi rival Apple AirPods, Bragi Dash maupun Samsung Gear IconX di segmen earphone yang benar-benar wireless. Dalam menjalankan misinya tersebut, Anker memilih untuk berfokus pada tiga hal: fitur pintar, daya tahan baterai dan harga.

Zolo Liberty+

Sebelumnya, mari membahas soal desain Liberty+. Di sini Anker mengaku telah menghabiskan waktu selama setahun lebih untuk menganalisa ribuan telinga konsumen, hingga akhirnya mereka bisa memformulasikan desain earphone tanpa kabel yang tampak elegan, terasa nyaman di telinga sekaligus tidak mudah terlepas ketika penggunanya sedang aktif bergerak.

Masing-masing eartip-nya terbuat dari bahan silikon khusus yang diklaim lebih lembut dan lentur ketimbang silikon biasa, dan bisa beradaptasi dengan bentuk telinga yang berbeda-beda. Hasilnya, Liberty+ diyakini mampu ‘mencengkeram’ telinga selagi menawarkan isolasi suara yang cukup dan tanpa mengorbankan kenyamanan.

Zolo Liberty+

Beralih ke fitur pintar, Anker cukup yakin di pasaran belum ada earphone wireless semacam ini yang kompatibel dengan empat asisten virtual sekaligus: Siri, Alexa, Google Assistant dan Cortana. Anker juga memastikan Liberty+ punya konektivitas wireless terbaik, dengan sinyal yang amat stabil dan tidak mudah terputus – ‘penyakit’ Bragi Dash orisinil yang sekarang diklaim telah diperbaiki pada generasi keduanya.

Untuk urusan konektivitas itu, Anker memercayakan pada chip Bluetooth 5.0 yang memiliki jangkauan lebih luas sekaligus kecepatan transfer data lebih kencang. Tidak hanya itu, penambahan komponen ekstra berupa antena LDS – biasa digunakan pada drone atau satelit – juga berperan dalam menyajikan koneksi “anti-putus” hingga jarak sejauh 10 meter.

Proses pairing-nya pun juga diyakini tidak kalah praktis dibanding AirPods: setelah di-pair untuk pertama kalinya, selanjutnya Liberty+ akan otomatis tersambung ke smartphone setiap kali Anda mengeluarkannya dari carrying case bawaannya.

Zolo Liberty+

Carrying case ini merangkap tugas sebagai charger untuk Liberty+, sama seperti yang ditawarkan AirPods maupun Bragi Dash. Pun demikian, berkat pengalaman panjang Anker di industri power bank, case ini bisa menyuplai daya baterai ekstra yang lebih melimpah, tepatnya hingga 48 jam – earphone-nya sendiri mampu beroperasi selama 3,5 jam dalam satu kali charge.

Kinerja audionya sendiri ditopang oleh driver berbahan graphene dengan diameter 6 mm yang memiliki respon frekuensi 20 – 20.000 Hz. Semuanya dikemas dalam bodi berwarna hitam atau putih yang tahan air dengan sertifikasi IPX5.

Terakhir, seberapa terjangkau Zolo Liberty+ dibanding pesaing-pesaingnya? Di Kickstarter, Anda sekarang bisa meminangnya hanya dengan modal $99 – sebenarnya ada opsi yang lebih murah lagi di angka $79, tapi sayang kuotanya sudah habis. Harga retail-nya sendiri diperkirakan berkisar $149.

Sumber: The Verge.

Earphone Bluetooth Beoplay E4 Tawarkan Noise Cancelling dan Daya Baterai 20 Jam

Pabrikan audio asal Denmark, Bang & Olufsen, kembali meluncurkan earphone Bluetooth yang cukup istimewa. Didapuk Beoplay E4, sepintas ia kelihatan mirip sekali dengan Beoplay H3 ANC, dengan desain yang ringkas sekaligus elegan, akan tetapi B&O rupanya telah membenahi kinerja sistem noise cancelling-nya.

Beoplay E4 kini mengemas teknologi active noise cancelling (ANC) yang sama dengan Beoplay H9 yang ukurannya berkali lipat lebih besar. Sepasang mikrofon yang ditugaskan untuk memblokir suara luar diyakini sanggup meredam kebisingan hingga 15 desibel.

Beoplay E4

Namun terisolasi dari sekitar tidak selamanya berujung baik, apalagi kalau sampai Anda ketinggalan kereta komuter gara-gara terbawa alunan musik yang demikian merdu. Untuk itulah B&O menerapkan fitur Transparency Mode pada E4: dengan satu gerakan gesture saja, ANC dan musik akan langsung dimatikan sehingga Anda bisa ‘terhubung’ lagi dengan sekitar – gesture yang sama akan kembali mengaktifkan ANC dan lanjut memutar musik.

Sebagai produk Bang & Olufsen, hampir bisa dipastikan E4 memiliki kualitas suara yang memuaskan. Sepasang driver electro-dynamic berukuran 10,8 mm yang terbungkus dalam perpaduan material stainless steel, karet dan polimer menawarkan respon frekuensi 20 – 16.000 Hz, dengan bobot total tidak lebih dari 50 gram.

Beoplay E4

Kedua earpiece-nya turut didampingi oleh sebuah remote control dan balok tipis yang menyimpan baterai 350 mAh. Dalam satu kali charge, pengguna bisa menikmati musik sampai 20 jam nonstop dalam posisi ANC menyala. Yang menarik, E4 ternyata masih tetap bisa digunakan setelah itu, tapi tanpa noise cancelling, sedangkan charging-nya membutuhkan waktu sekitar 2,5 jam.

Buat yang tertarik, Beoplay E4 saat ini sudah dipasarkan seharga $250 dengan satu pilihan warna saja.

Sumber: Digital Trends dan The Verge.

Headset Wireless Razer Thresher Ultimate Didedikasikan untuk Gamer Console

Di depan pengunjung E3 2017, Razer memperkenalkan headset wireless baru yang mereka rancang secara spesifik untuk Xbox One maupun PlayStation 4. Dijuluki Razer Thresher Ultimate, headset ini bakal hadir dalam dua varian desain: satu dengan aksen warna biru untuk pengguna PS4, dan satu lagi dengan aksen warna hijau untuk pengguna Xbox One.

Yang membuat headset ini unik dibanding headset wireless lain adalah sebuah charging stand yang ternyata juga berfungsi sebagai pemancar sinyal wireless 2,4 GHz. Dibandingkan adapter USB kecil yang mendampingi headset wireless pada umumnya, charging stand ini bisa memberikan koneksi yang tetap stabil hingga jarak sejauh 12 meter, menyesuaikan dengan kebiasaan gamer console yang duduk lebih jauh dari layar ketimbang gamer PC.

Razer Thresher Ultimate

Kendati demikian, kedua varian Thresher Ultimate tetap kompatibel dengan PC, dan pengguna bisa memakainya bersama kabel audio standar. Charging stand yang datang bersamanya juga sudah pasti menjadi nilai plus buat para gamer PC.

Desainnya sendiri menekankan pada aspek kenyamanan, dengan headband bergaya split dan bantalan memory foam – juga tersedia varian lain dengan bantalan berisikan gel pendingin. Mikrofonnya bisa disembunyikan saat tidak diperlukan, dan secara keseluruhan bobotnya tidak melebihi 408 gram.

Razer Thresher Ultimate

Performanya ditunjang oleh sepasang driver berdiameter 50 mm, masing-masing dengan respon frekuensi 12 – 28.000 Hz dan dukungan teknologi surround 7.1 besutan Dolby. Baterainya diperkirakan bisa bertahan selama 16 jam, dengan waktu charging sekitar 4 jam.

Headset ini rencananya akan dipasarkan secara global mulai bulan Juli mendatang seharga $250, baik untuk varian Xbox One maupun PS4-nya.

Sumber: Razer.

Dengan Wearhaus Beam, Anda Bisa Menikmati Musik Bersama Tanpa Berebut Earphone

Bayangkan skenario semacam ini: anak semata wayang Anda sudah tidur, dan Anda bersama pasangan Anda berniat untuk ‘Netflix and chill’. Masalahnya, Anda takut anak Anda jadi terbangun akibat suara film. Headphone atau earphone Bluetooth tentunya bisa menjadi solusi, tapi lalu bagaimana nasib pasangan Anda?

Kalau ternyata earphone yang Anda pakai adalah Wearhaus Beam, semua itu tidak bakal menjadi masalah. Pengembangnya menyebut Beam sebagai social earphone, dengan fitur utama yaitu wireless audio sharing, yang memungkinkan Anda bersama seseorang lainnya untuk menikmati musik dari sumber yang sama.

Wearhaus Beam

Cara kerjanya simpel: satu unit Beam akan berperan sebagai broadcaster, memancarkan sinyal sebelum diterima oleh unit Beam lain yang berada di dekatnya. Jadi playlist Spotify yang tengah diputar bisa dinikmati oleh dua orang secara bersamaan menggunakan dua earphone yang berbeda.

Fitur audio sharing ini bekerja dari satu earphone ke earphone lain, yang berarti Anda bebas menggunakan perangkat apapun sebagai sumber audio, dan merujuk pada skenario di atas, menonton video pun juga bisa dinikmati bersama-sama.

Wearhaus Beam

Dari segi desain, Wearhaus Beam juga tergolong menarik. Bodinya terbuat dari aluminium yang tahan keringat, dan pengembangnya tak lupa melengkapinya dengan sistem pencahayaan RGB yang bisa dikustomisasi. Sedang bekerja di kantor dan ingin memberikan tanda bahwa Anda sedang tidak mau diganggu? Instruksikan Beam untuk menyala merah melalui aplikasi pendampingnya.

LED RGB ini pun juga bisa ‘berdansa’ mengikuti irama musik, atau Anda juga bisa menyamakannya dengan album art lagu yang tengah diputar.

Wearhaus Beam

Kinerja audionya sendiri ditopang oleh driver 9,2 mm, dengan impedansi 16 ohm. Baterainya diperkirakan bisa bertahan selama 8 jam pengoperasian, dan charging-nya memakan waktu sekitar 2 jam via kabel micro USB.

Saat ini Wearhaus Beam tengah ditawarkan melalui situs crowdfunding Kickstarter seharga $69, dengan estimasi harga retail $120. Beam juga bukan produk pertama Wearhaus; di tahun 2014 mereka sukses menjalani kampanye untuk sebuah headphone berteknologi audio sharing serupa, dan produk itu tiba ke tangan para backer.