Jaybird X3 Ingin Jadi Kandidat Utama Wireless Sport Earphone Impian Anda

Di industri audio, tidak banyak yang kiprahnya berawal seperti Jaybird. Didirikan di tahun 2006, sejak awal Jaybird sudah langsung berfokus pada wireless earphone dalam kategori sport. Sekarang, hampir semua brand audio menawarkan produk di kategori ini.

Baru-baru ini, perusahaan yang telah diakuisisi oleh Logitech pada bulan April tersebut memperkenalkan Jaybird X3, wireless earphone-nya yang paling gres. Timing-nya cukup pas mengingat baru bulan lalu Apple merilis iPhone 7 yang tak memiliki jack headphone. Sebagai konsumen, wireless earphone tentunya merupakan alternatif yang lebih menarik ketimbang EarPod bawaan berkonektor Lightning.

Desainnya tetap mempertahankan tradisi Jaybird selama ini: dimensi ringkas dibarengi wingtip opsional yang bisa dipasang ketika pengguna ingin memastikan earphone-nya tidak akan lepas waktu dipakai berolahraga. Jaybird mengklaim X3 merupakan model X-Series paling ringkas yang pernah mereka buat, dapat dikenakan meski pengguna tengah memakai helm.

Paket penjualan Jaybird X3 / Jaybird
Paket penjualan Jaybird X3 / Jaybird

Meski ringkas, di dalamnya bernaung sepasang driver berukuran 6 mm yang dipastikan dapat mereproduksi suara yang lebih baik ketimbang model-model sebelumnya. Tidak ketinggalan adalah fitur pengaturan profil suara (equalizer) via aplikasi yang akan disimpan di dalam earphone itu sendiri, sehingga suaranya akan tetap sama di semua sumber audio yang Anda sambungkan.

Konektivitasnya mengandalkan Bluetooth 4.1, yang berarti ia bisa di-pair dengan dua perangkat sekaligus. Baterainya diklaim bisa bertahan selama 8 jam nonstop, dan proses charging-nya cukup singkat; 15 menit charging bisa memberikan daya yang cukup untuk mendengarkan musik selama sejam penuh.

Jaybird X3 rencananya akan dipasarkan mulai bulan November mendatang seharga $130. Ada empat pilihan warna yang tersedia dengan aksen metalik: Blackout (hitam dan silver), Sparta (putih dan emas) Alpha (hijau militer dan krom gelap), dan Road Rash (merah dan krom gelap).

Sumber: Business Wire.

Plantronics BackBeat Pro 2 Suguhkan Active Noise-Cancelling Selama 24 Jam Nonstop

Dalam dunia teknologi, seringkali inovasi harus dibayar dengan konsekuensi tertentu. Yang paling gampang, smartphone tentu saja tidak bisa bersaing soal daya tahan baterai dengan feature phone. Beralih ke ranah audio, headphone Bluetooth yang menawarkan fitur noise-cancellation umumnya juga harus mengorbankan ketahanan baterai.

Akan tetapi dilema tersebut tidak berlaku untuk headphone terbaru Plantronics. Dijuluki BackBeat Pro 2, headphone wireless ini menawarkan keseimbangan antara fitur dan harga yang akan sangat memikat di mata (dan telinga) konsumen.

Desain over-ear (membungkus semua daun telinga) membuat Plantronics BackBeat Pro 2 semakin nyaman dikenakan dalam waktu yang lama / Plantronics
Desain over-ear (membungkus semua daun telinga) membuat Plantronics BackBeat Pro 2 semakin nyaman dikenakan dalam waktu yang lama / Plantronics

Yang paling utama adalah fitur active noise-cancelling bersifat on-demand. Sesuai makna harfiahnya, on-demand berarti pengguna bisa mengaktifkannya kapan saja dibutuhkan. Ketika sedang menunggu kereta di stasiun, aktifkan fitur tersebut untuk meredam hampir semua suara luar yang mengganggu; sebaliknya, ketika ada pengumuman, pengguna bisa mengaktifkan mode open-listening untuk mendengarkannya tanpa perlu melepas headphone.

Seandainya headphone benar-benar perlu dilepas, BackBeat Pro 2 akan otomatis menghentikan lagu yang diputar, lalu memutarnya kembali ketika headphone dikenakan. Jangkauan koneksi Bluetooth-nya sendiri diklaim bisa mencapai 100 meter, dan ia bisa dipakai untuk menerima panggilan telepon.

Tentu saja hal lain yang menjadi pembeda utama BackBeat Pro 2 dari headphone sekelas di pasaran adalah daya tahan baterai selama 24 jam nonstop dalam satu kali charge. Lupa mematikan headphone? Jangan khawatir, sebab Plantronics telah menyematkan sistem hibernasi yang akan aktif secara otomatis dan memperpanjang daya baterai sampai 6 bulan lamanya.

Plantronics BackBeat Pro 2 datang bersama sebuah carrying case, kabel charger dan kabel 3,5 mm standar / Plantronics
Plantronics BackBeat Pro 2 datang bersama sebuah carrying case, kabel charger dan kabel 3,5 mm standar / Plantronics

Semua ini dikemas dalam ukuran sepertiga lebih ringkas ketimbang generasi sebelumnya. Bobotnya bahkan menurun 15 persen, menjadikannya lebih nyaman dikenakan dalam durasi yang lama, apalagi mengingat headband-nya telah didesain supaya bisa mendistribusikan berat secara merata di sekujur kepala pengguna.

Plantronics BackBeat Pro 2 rencananya akan dipasarkan segera seharga $200 – banderol yang amat kompetitif jika mempertimbangkan semua fiturnya. Tersedia pula varian BackBeat Pro 2 SE yang punya tampilan lebih premium dan dibekali NFC seharga $250.

Sumber: Plantronics.

Tivoli Audio Luncurkan Lini Speaker Baru dengan Teknologi Multi-Room ala Sonos

Tahun demi tahun, lawan Sonos di ranah sistem audio multi-room terus bermunculan. Yang terbaru datang dari Boston di bawah nama Tivoli Audio. Yup, pabrikan yang dikenal akan produk-produknya yang berdesain klasik ini memperkenalkan lini perangkat baru bernama ART untuk bersaing dengan Sonos dan lainnya.

ART sendiri merupakan singkatan dari “Audio Reimagined Together”. Meski demikian, nama ini masih bisa menggambarkan kepedulian Tivoli Audio akan nilai estetika, seperti yang bisa kita lihat dari dua speaker di lini ini, yakni Cube dan Orb.

Keduanya sama-sama berdimensi ringkas dan dibuat menggunakan perpaduan material kayu plus kain. Cube tampak sangat simpel dengan bodi kubusnya, sedangkan Orb berwujud bulat pipih, ideal untuk dipasangkan pada tembok. Pun begitu, baik Cube maupun Orb bisa menjadi dekorasi ruangan yang pas saat diletakkan di atas meja.

Sama seperti Cube, Orb bisa dikonfigurasikan menjadi setup stereo atau multi-room / Tivoli Audio
Sama seperti Cube, Orb bisa dikonfigurasikan menjadi setup stereo atau multi-room / Tivoli Audio

Aspek simpel terus diperkuat dengan minimnya jumlah tombol pada bodi Cube dan Orb. Pelat atasnya telah ditanami panel sentuh untuk memutar dan menghentikan musik, namun keduanya sama-sama lebih ditujukan untuk penggunaan berbasis aplikasi smartphone.

Menyambung ke Wi-Fi, Cube dan Orb bisa dikonfigurasikan menjadi sistem multi-room seperti Sonos. Pengguna tetap bisa memakainya seperti speaker Bluetooth biasa dalam konfigurasi mono, atau stereo menggunakan dua speaker sekaligus.

ConX dapat menjadikan turntable lawas sebagai sumber audio nirkabel, atau menyulap speaker kawak menjadi wireless / Tivoli Audio
ConX dapat menjadikan turntable lawas sebagai sumber audio nirkabel, atau menyulap speaker kawak menjadi wireless / Tivoli Audio

Streaming dari layanan seperti Spotify maupun Deezer sangat dimungkinkan dengan Cube dan Orb. Namun Tivoli Audio masih punya penawaran unik lain dalam wujud sebuah Wi-Fi transmitter bernama ConX. Dengan ConX, pengguna bisa meneruskan audio dari sumber apapun, bahkan turntable atau pemutar kaset lawas sekalipun.

Selebihnya, ConX juga dapat berfungsi seperti Chromecast Audio, dimana pengguna dapat mengubah speaker lawasnya menjadi wireless dengan menyambungkan ConX. Ketiga produk dari lini ART ini sekarang sudah dipasarkan dengan harga $199 untuk Cube, $249 untuk Orb dan $59 untuk ConX.

Sumber: TheNextWeb dan Tivoli Audio.

Berdaya Total 1.000 Watt, Speaker Bluetooth Ini Bisa Dijadikan Amplifier Gitar

Masih ingat di zaman 90-an dimana hampir semua video klip musik sepertinya melibatkan seseorang yang tengah menggotong Boombox untuk memeriahkan suasana? Pabrikan asal AS, Pyle, tampaknya ingin kita kembali menghidupi era tersebut lewat produk barunya yang bernama Street Blaster X.

Tentu saja ada sentuhan modern di sini, dan perangkat tak lagi melibatkan kaset pita yang sudah usang. Street Blaster X pada dasarnya merupakan speaker Bluetooth. Namun jangan samakan dengan yang ada di pasaran, ukurannya jauh dari kata ringkas, dan di balik bodi bongsor tersebut, Street Blaster X siap ‘mengaum’ dengan total daya 1.000 watt.

Daya sebesar ini tentu saja ditujukan untuk reproduksi volume dan dentuman bass yang maksimal. Kendati demikian, Street Blaster X masih menyimpan sejumlah aspek portabilitas, salah satunya adalah baterai berdaya tahan 5,5 jam ketika terisi penuh.

Street Blaster X akan mengubah pandangan Anda terhadap speaker Bluetooth / Pyle
Street Blaster X akan mengubah pandangan Anda terhadap speaker Bluetooth / Pyle

Konektivitasnya mencakup Bluetooth, NFC, jack 3,5 mm, input USB plus FM tuner. Menariknya, Street Blaster X juga bisa dijadikan amplifier gitar sekaligus dicoloki mikrofon. Volume musik, gitar dan mikrofon bisa diatur secara terpisah, begitu juga dengan treble dan bass.

Ya, pada dasarnya Street Blaster X bisa dianggap sebagai mesin karaoke portable. Ia bahkan dibekali efek echo yang bisa diaplikasikan pada vokal maupun suara gitar. Singkat cerita, Anda ingin membawa Street Blaster X ke setiap pesta yang Anda hadiri, sama seperti fungsi utama Boombox di zaman keemasannya.

Street Blaster X saat ini sudah tersedia dan bisa dibeli langsung dari situs Pyle USA. Harganya dipatok $284.

Sumber: Digital Trends.

Berkat Fitur PartyUp, Pengguna Speaker Ultimate Ears Bisa Sambungkan Hingga 50 Speaker Sekaligus

Ada alasan mengapa Ultimate Ears Boom, Boom 2 dan Megaboom menjadi primadona di ranah speaker Bluetooth. Selain desain tahan banting dan kualitas suara yang memukau, ketiganya rutin menerima firmware update yang mendatangkan fungsionalitas baru.

Yang paling gres, tampilan aplikasi pendampingnya dirombak menjadi lebih simpel dan mudah dinavigasikan. Tapi yang lebih penting adalah fitur bernama PartyUp, yang memungkinkan pengguna untuk menghubungkan lebih dari dua speaker secara bersamaan.

Sebanyak apa? Total hingga 50 speaker bisa terhubung secara bersamaan, UE bahkan sempat mengujinya dengan 150 unit speaker sekaligus. Lebih hebatnya lagi, 49 speaker tersebut terhubung ke satu speaker sebagai host, bukan dengan metode daisy-chaining.

Yang tidak kalah menarik adalah pengguna tidak perlu menyalakan satu per satu speaker terlebih dahulu. Aplikasinya akan mendeteksi semua speaker yang berada dalam jangkauan, dan pengguna bisa menyalakan masing-masing langsung dari situ, dengan catatan semuanya menjalankan firmware terbaru.

Setelahnya, pengguna tinggal menggeser tiap-tiap speaker ke atas untuk disambungkan dengan host. Jadi bayangkan, seandainya Anda punya sembilan teman yang memiliki Boom, Boom 2 atau Megaboom; Anda bisa mengadakan pesta super-meriah dengan total sepuluh speaker yang memutar musik yang sama – atau mungkin flash mob?

Volume untuk semua speaker bisa diatur secara bersamaan, tetapi pengguna juga bisa menyesuaikannya satu per satu. Pairing antar perangkat juga dapat dilakukan secara manual dengan menekan dan menahan tombol Bluetooth beserta volume up pada speaker yang menjadi host, lalu klik dua kali pada tombol Bluetooth milik speaker lain di dekatnya.

Sumber: Engadget.

Rayakan Ultah ke-50, Bowers & Wilkins Luncurkan Headphone Terbaiknya, P9 Signature

50 tahun berkiprah di industri audio, nama Bowers & Wilkins begitu dipandang di kalangan audiophile. Sebagai bentuk apresiasi terhadap para fans loyalnya, pabrikan asal Inggris tersebut merilis sebuah headphone flagship bertajuk P9 Signature.

Gampangnya, ini merupakan headphone terbaik yang pernah B&W ciptakan. Desainnya terasa begitu mewah, dengan balutan material kulit asli di sekujur tubuhnya, dari headband hingga ke bantalan telinga yang tebal dan terlihat begitu empuk – bahkan carrying case-nya pun memakai material Alcantara asli buatan Itali.

P9 Signature bisa dilipat untuk disimpan ke dalam carrying case mewahnya / Bowers & Wilkins
P9 Signature bisa dilipat untuk disimpan ke dalam carrying case mewahnya / Bowers & Wilkins

Namun kemewahan dan kenyamanan tentunya baru sebagian cerita dari sebuah headphone. Kualitas suara tetap merupakan aspek utama yang patut dipertimbangkan. Well, dalam kasus P9 Signature, B&W telah menerapkan sejumlah inovasi untuk memastikan reproduksi suara seakurat dan sedetail mungkin.

Pertama, headband-nya merupakan komponen yang terpisah dari earcup. Hal ini berarti distorsi akibat getaran headband akan lebih diminimalkan sehingga suara bisa terdengar lebih jernih. Kedua, masing-masing earcup-nya dibentuk dengan desain akustik yang pas memakai material komposit dan aluminium sehingga kinerja driver bisa lebih efisien.

Bantalan telinga P9 Signature sangat tebal dan terlihat amat empuk / Bowers & Wilkins
Bantalan telinga P9 Signature sangat tebal dan terlihat amat empuk / Bowers & Wilkins

Bicara soal driver, sepasang unit berukuran 40 mm-nya diposisikan agak miring. Hal ini menimbulkan kesan bahwa suara datang dari depan pengguna ketimbang dari samping, seperti yang umum dijumpai pada headphone lain. Spesifikasinya sendiri cukup wah, dengan respon frekuensi 2 – 30.000 Hz.

Bowers & Wilkins P9 Signature akan dipasarkan segera dengan banderol $900. Awal tahun depan, paket penjualannya akan mencakup kabel Lightning untuk digunakan bersama iPhone 7, dan B&W berjanji untuk memberikannya secara cuma-cuma bagi yang sudah terlanjur membeli dalam waktu dekat ini.

Sumber: TechRadar dan Bowers & Wilkins.

Google Siap ‘Invasi’ Rumah Anda dengan Google Wifi, Google Home dan Chromecast Ultra

Beberapa bulan terakhir Google tampaknya sibuk membangun divisi hardware dan mengembangkan berbagai macam perangkat. Selain smartphone dan VR headset baru, raksasa internet tersebut juga memperkenalkan tiga perangkat baru untuk kebutuhan rumahan: Google Wifi, Google Home dan Chromecast Ultra.

Google Wifi

Sesuai namanya, Google Wifi merupakan sebuah router Wi-Fi. Ia merupakan kelanjutan dari OnHub yang diluncurkan tahun lalu dengan dua model buatan TP-LINK dan Asus. Kali ini, Google sepertinya sudah cukup percaya diri untuk merancang Google Wifi sendiri.

Keunggulan utama Google Wifi terletak pada penggunaan teknologi mesh network, dimana satu router yang terhubung dengan kabel Ethernet bisa berkomunikasi dengan router lainnya, membentuk suatu jaringan Wi-Fi dengan cakupan yang amat luas. Sederhananya, kalau rumah Anda besar, Anda tinggal menempatkan dua atau tiga Google Wifi dan menikmati akses internet di segala sudut rumah.

Google Wifi / Google
Google Wifi / Google

Google mengklaim tidak ada proses pengaturan kompleks yang harus dihadapi pengguna. Semuanya berjalan secara otomatis. Google Wifi datang bersama sebuah aplikasi pendamping untuk memonitor koneksi sekaligus perangkat apa saja yang terhubung. Pengguna juga bisa menyetop akses internet pada suatu perangkat untuk sementara, berguna ketika sudah waktunya makan malam dan anak Anda masih asyik dengan tablet-nya di kamar.

Pre-order untuk Google Wifi bisa dilakukan mulai bulan November, tapi baru di Amerika Serikat saja. Harganya $129 per unit, atau $299 untuk bundel isi tiga unit.

Google Home

Google Home sebenarnya sempat disinggung di ajang Google I/O 2016 lalu. Perangkat ini merupakan speaker nirkabel dengan Google Assistant terintegrasi. Hal ini berarti kendalinya mengandalkan perintah suara secara penuh, dan ada banyak yang bisa dilakukan dengannya; mulai dari memutar musik, melakukan pencarian di Google sampai mengontrol perangkat smart home.

Google Home bisa memutar musik dari berbagai layanan streaming secara langsung, baik Google Play Music, Pandora, Spotify, TuneIn atau YouTube. Pengguna juga bisa memutar musik yang berasal dari ponselnya dengan cara yang sama seperti menggunakan Chromecast.

Google Home / Google
Google Home / Google

Bicara soal Chromecast, Google Home dapat digunakan untuk mengendalikan TV atau speaker yang ditancapi Chromecast menggunakan suara. Yup, Anda tidak perlu memakai smartphone untuk memutar video Netflix di TV, cukup ucapkan “OK Google” dan bicara dengan gaya yang alami, maka Google Assistant akan memahaminya.

Lebih lanjut, perintah suara yang sama juga bisa dipakai untuk mengendalikan bohlam pintar Philips Hue atau thermostat besutan Nest. Dukungan lainnya mencakup Samsung SmartThings dan IFTTT, sedangkan merek lain akan menyusul ke depannya.

Google Home ditawarkan seharga $129 dan bisa dibeli mulai bulan November mendatang. Pelat dasarnya bisa diganti dengan warna lain maupun yang bermaterial logam, dan pengguna akan mendapatkan akses gratis ke YouTube Red selama 6 bulan.

Chromecast Ultra

Chromecast generasi kedua bisa dibilang sebagai salah satu produk tersukses Google. Penerusnya kini mengusung label “Ultra”, mengindikasikan lonjakan performa sekaligus spesifikasi yang lebih canggih.

Chromecast Ultra / Google
Chromecast Ultra / Google

Benar saja, Chromecast Ultra siap memutar video beresolusi 4K maupun yang berformat HDR. Waktu loading juga diklaim lebih cepat 1,8 kali, dan ia dibekali port Ethernet pada adapter-nya seandainya jaringan Wi-Fi Anda kurang bagus.

Wujudnya sendiri tidak jauh berbeda dari Chromecast 2, hanya saja sekarang sudah tidak ada lagi logo Chrome, digantikan oleh logo Google kecil di bagian bawah. Kabel HDMI-nya tetap terintegrasi dan bisa menancap ke bagian belakangnya dengan magnet. Harganya juga cukup terjangkau di angka $69, dan tersedia mulai November mendatang.

Sumber: Google Blog 1, 2, 3.

Oppo HA-2SE Ubah Smartphone Jadi Pemutar Musik Berkualitas, Bahkan yang Tak Punya Jack Headphone Sekalipun

Mungkin tidak banyak orang yang tahu, tapi Oppo sebenarnya merupakan produsen perangkat audio yang cukup dipandang di kalangan audiophile lewat produk seperti headphone berjenis planar magnetic maupun headphone amplifier berwujud ringkas nan sangat andal. Dan reputasi ini terus dipertahankan dengan perangkat terbarunya yang bernama Oppo HA-2SE.

HA-2SE merupakan kelanjutan dari HA-2, sebuah kombinasi headphone amplifier dan DAC (digital-to-analog converter) berwujud ringkas yang menuai pujian dari banyak reviewer perangkat audio. Desain HA-2SE tidak banyak berubah, masih solid dan elegan seperti sebelumnya.

Sepintas HA-2SE kelihatan seperti versi bongsor iPhone 4 yang dibalut oleh material kulit premium. Pada kenyataannya, bodi aluminiumnya tergolong tipis di angka 12 mm, dan bobotnya hanya berkisar 175 gram saja.

Oppo HA-2SE menerima input dari smartphone lewat USB, menjadikannya ideal untuk yang tidak dilengkapi jack headphone / Oppo
Oppo HA-2SE menerima input dari smartphone lewat USB, menjadikannya ideal untuk yang tidak dilengkapi jack headphone / Oppo

Perubahan signifikan ada di dalamnya, dimana Oppo telah menyematkan chip DAC terbaru buatan ESS Technology, sanggup mengolah format audio lossless beresolusi tinggi, baik PCM 384 kHz/32-bit maupun DSD256. Tidak ketinggalan juga sebuah amplifier Class AB yang memiliki rasio signal-to-noise lebih baik ketimbang milik pendahulunya.

Pada dasarnya, Oppo HA2-SE punya misi untuk menyulap smartphone atau laptop menjadi pemutar musik dengan kualitas suara terbaik, terutama untuk pengguna yang memiliki headphone kelas atas. HA2-SE siap mengakomodasi variasi impedansi dari 16 ohm sampai 300 ohm, jadi sederhananya earphone murah maupun headphone berharga selangit pun bisa merasakan pengaruh positif HA2-SE.

HA2-SE menerima input dari smartphone lewat sambungan USB. Hal ini menjadikannya sangat ideal untuk iPhone 7 yang tak dilengkapi jack headphone. Lebih menarik lagi, HA2-SE juga akan berperan sebagai power bank selagi digunakan; baterai 3.000 mAh-nya bisa diisi ulang dalam waktu 30 menit saja.

Oppo HA2-SE dibanderol seharga $299. Perangkat ini memang bukan untuk semua orang, melainkan mereka yang punya koleksi file audio lossless dan hendak memaksimalkan potensi headphone kesayangannya.

Sumber: The Verge.

Tahan Air dan Berdesain Trendi, Sol Republic Relays Sport Wireless Cuma Dihargai $80

Didirikan oleh mantan karyawan Beats Audio di tahun 2010, Sol Republic kini sudah memiliki reputasi yang cukup baik di industri perangkat audio. Sama seperti pabrikan lain yang belakangan berfokus pada aspek wireless, produk terbaru Sol Republic juga mengedepankan aspek tersebut selagi memadukannya dengan elemen sporty.

Didapuk Relays Sport Wireless, earphone ini bisa dianggap sebagai evolusi generasi ketiga dari Relays dan Relays Sport. Sesuai namanya, konektivitas nirkabel merupakan salah satu atribut utama, dan target pasarnya adalah mereka yang gemar beraktivitas fisik sehari-harinya.

Secara desain, Relays Sport Wireless masih mempertahankan eartip FreeFlex yang diyakini tidak mudah terlepas dari kanal telinga meski tidak dibekali ear hook. Rahasianya terletak pada semacam cincin elastis pada bagian luar eartip yang akan beradaptasi dengan bentuk telinga, memastikan earphone tidak terlepas meski pengguna sedang berlari sekalipun.

Tak cuma tahan keringat, Relays Sport Wireless juga tahan air / Sol Republic
Tak cuma tahan keringat, Relays Sport Wireless juga tahan air / Sol Republic

Semua komponen elektronik Relays Sport Wireless tersimpan dalam unit khusus pada kabelnya, termasuk baterai maupun modul Bluetooth. Daya tahan baterainya sendiri berkisar 8 jam untuk satu kali charge. Menariknya, fitur quick charge memungkinkan earphone untuk beroperasi selama 1 jam meski hanya di-charge selama 10 menit saja.

Sebagai earphone kategori olahraga, ketahanan air sudah pasti menjadi fitur standar. Relays Sport Wireless turut dilengkapi remote control dan mikrofon, memungkinkan pengguna iPhone untuk mengaktifkan Siri dengan satu klik tombol saja.

Sol Republic mematok harga Relays Sport Wireless di angka $80, cukup terjangkau jika mempertimbangkan semua fitur yang ditawarkan. Ia tersedia dalam tiga pilihan warna: hitam, mint dan kuning.

Sumber: Digital Trends dan Sol Republic.

Dibekali Integrasi Spotify, Headphone Muzik One Juga Bisa Mengontrol Perangkat Smart Home

Entah sampai kapan hal ini akan dibahas, tapi yang pasti absennya jack headphone pada iPhone 7 akan memicu kemunculan deretan headphone wireless ke depannya. Salah satu yang cukup layak disorot adalah Muzik One – ya, namanya memang aneh, tapi tunggu sampai Anda memahami semua fiturnya.

Sebelum itu, mari membahas soal desainnya. Sepintas Muzik One terlihat tak jauh berbeda dari headphone nirkabel lain. Kerangkanya terbuat dari aluminium, sedangkan bantalannya yang empuk dibalut oleh material kulit premium. Akan tetapi yang menarik, earcup-nya bisa dilepas-pasang dengan mudah secara magnetik dan diganti dengan ukuran yang berbeda. On-ear atau over-ear, Anda hanya perlu satu headphone saja.

Di dalamnya bernaung sepasang driver 40 mm dengan respon frekuensi 20 – 22.000 Hz, plus sepasang mikrofon untuk menerima panggilan telepon atau mengakses fitur perintah suara. Koneksinya mengandalkan Bluetooth, tapi pengguna juga bisa memasangkan kabel audio 3,5 mm standar apabila smartphone yang digunakan bukan iPhone 7 atau Moto Z.

Muzik One dilengkapi empat tombol kapasitif yang bisa diprogram sesuai kebutuhan / Muzik
Muzik One dilengkapi empat tombol kapasitif yang bisa diprogram sesuai kebutuhan / Muzik

Namun yang sangat menarik dari Muzik One adalah bagaimana pengembangnya telah mengintegrasikan layanan macam Spotify dan Twitter, serta menyematkan cara berinteraksi yang inovatif. Di satu sisi earcup-nya, terdapat empat tombol kapasitif yang bisa dikustomisasi sesuai kebutuhan.

Saat tombol kapasitif dan integrasi Spotify tadi dipadukan, pengguna pada dasarnya bisa memutar playlist favoritnya di layanan streaming tersebut hanya dengan meletakkan jarinya di atas sebuah tombol. Asalkan headphone sudah tersambung dengan smartphone dan pengguna sudah menyesuaikan pengaturan di aplikasi pendampingnya, selanjutnya smartphone tinggal diselipkan ke dalam kantong dan tak perlu diutik lagi.

Paket penjualan Muzik One sangat lengkap, mencakup dua pasang bantalan earcup berbeda ukuran / Muzik
Paket penjualan Muzik One sangat lengkap, mencakup dua pasang bantalan earcup berbeda ukuran / Muzik

Sisa tiga tombol bisa dimanfaatkan untuk fungsi lain seperti misalnya membagikan lagu yang diputar ke Twitter dengan hashtag #NowPlaying. Tombol lainnya bisa dipakai untuk mengecek sisa baterai atau mengecek judul lagu yang tengah diputar. Dan yang paling menarik, sisa tombol terakhir bisa digunakan untuk mengontrol perangkat smart home dengan bantuan resep IFTTT.

Tertarik? Anda harus menunggu paling tidak sampai bulan Oktober dimana Muzik One akan dipasarkan seharga $300. Paket penjualannya tergolong cukup lengkap, sedangkan baterainya bisa bertahan selama 15 jam dalam satu kali charge.

Sumber: PR Newswire.