Wavemaker Partners Siapkan Dana $50 Juta, Indonesia Menjadi Prioritas Investasi

Perusahaan modal ventura Wavemaker Partners hari ini mengumumkan tengah menyelesaikan proses kucuran dana baru senilai $50 juta (atau 664,5 miliar rupiah) untuk wilayah Asia Tenggara. Pada kucuran pendanaan keduanya kali ini di Asia Tenggara, Indonesia akan menjadi sasaran utama untuk berinvestasi. Startup digital di tahap awal (early-stage) di sektor B2B akan menjadi fokus sasaran Wavemaker Partners.

Ditargetkan investasi akan ditargetkan kepada kurang lebih 80 startup, setelah sebelumnya memiliki 10 portofolio di Indonesia. Di Asia Tenggara debut Wavemaker Partners bisa dikatakan sukses, dalam dua tahun setidaknya 5 startup sudah berhasil “exit“, termasuk dua di antaranya diakuisisi oleh Google dan LVMH. Keberadaan Wavemaker juga menjadi representatif dari Draper Venture Network (DVN) di Asia Tenggara.

[Baca juga: Rencana Investasi Tim Draper di Indonesia]

Untuk memastikan upayanya berinvestasi di Indonesia, bersama investor Tim Draper dari DVN, perwakilan Wavemaker mengunjungi Indonesia. Dalam kunjungannya Draper mengatakan bahwa ada banyak hal menarik di Indonesia, salah satunya pertumbuhan GDP (Gross Domestic Product) yang sangat cepat didorong oleh populasi muda yang cerdas dan piawai secara digital, berimbas pada angkatan kerja yang semakin terampil dan peningkatan kelas menengah di kalangan masyarakat.

“Ini adalah lingkungan yang bagus untuk memulai scaling startup. Saya di sini untuk bertemu dengan para pendiri dan investor, belajar lebih banyak tentang negara ini dan berbagi beberapa pelajaran yang telah saya pelajari mengenai startup. Saya ingin menemukan lebih banyak kesepakatan untuk berinvestasi bersama Wavemaker dan memanfaatkan DVN untuk membantu mereka tumbuh,” ujar Draper.

Squline Optimalkan Strategi B2B untuk Pasarkan Layanannya

Startup pengembang layanan kursus online bahasa asing Squline terus berupaya mematangkan strategi ekspansi bisnisnya dengan menyasar sektor B2B (Business-to-Business). Kerja sama terbaru dijalin bersama Politeknik Ilmu Pemasyarakatan (Poltekip) untuk mematangkan kualitas pemahaman bahasa asing para Taruna di tempat tersebut. Pendekatan seperti ini dinilai efektif memicu penggunaan platform Squline secara lebih intensif.

“Kami melihat bahwa kebutuhan kemampuan bahasa asing di sisi swasta, institusi, dan pemerintahan terjadi peningkatan sangat besar setiap tahunnya. Sebagian besar dari mereka memilih belajar dengan cara yang kurang efektif karena terbentur oleh pekerjaan, atau tugas sehari-hari mereka,” ungkap CEO Squline Tomy Yunus.

Kerja sama berbasis B2B sendiri sudah dimulai hampir 4 tahun belakangan ini oleh Squline. Upaya ini telah berhasil membawakan  Squline lebih dari 1000 siswa yang belajar bahasa asing setiap harinya. Improvisasi juga terus dilakukan, salah satunya dengan dukungan guru asing profesional di bidang bahasa.

Tomy melanjutkan, “Menurut kami, ini merupakan peluang bagi Squline sebagai solusi belajar bahasa asing seara online dengan menawarkan kemudahan akses belajar dan felksibilitas jadwal belajar, tentunya dengan didukung oleh tenaga pengajar asing profesional. Oleh karena itu, mulai tahun ini kami aktif untuk melakukan ekspansi bisnis kami dengan menyasar segmen B2B.”

Menindaklanjuti kerja sama dengan Squline ini, Direktur Poltekip Dr. Suprapto menyampaikan, “Ke depannya seluruh taruna Poltekip akan dibekali dengan pelatihan bahasa asing terutama Bahasa Inggris. Pelatihan Bahasa Inggris berbasis online akan menjadi pilihan yang efektif mengingat jadwal kegiatan taruna yang cukup padat. Karena dengan pelatihan bahasa inggris berbasis online yang dipandu oleh guru profesional kegiatan akan berjalan lebih efektif dan efisien.”

Proses penandatanganan kerja sama Squline - Poltekip
Proses penandatanganan kerja sama Squline – Poltekip

Squline sendiri bisa dikatakan sebagai startup perintis kursus online belajar bahasa asing pertama di Indonesia, didirikan oleh Tomy Yunus dan Yohan Limerta pada tahun 2013. Saat ini ada tiga varian bahasa yang dapat dipelajari, yakni Bahasa Inggris, Bahasa Mandarin dan Bahasa Jepang. Layanan yang diberikan mengombinasikan kelas interaktif tatap muka via video call dan konten pembelajaran multimedia.

Bizzy Akuisisi “Alpha”, Andrew Mawikere Jadi CEO Baru

Layanan procurement dan e-commerce B2B Bizzy mengumumkan akuisisi terhadap “Alpha” dengan nilai yang tidak disebutkan dan mengangkat Founder dan CEO Alpha Andrew Mawikere sebagai CEO Bizzy yang baru. Andrew sebelumnya dikenal sebagai Co-Founder dan ex-CEO Mbiz, lini e-commerce B2B Matahari Group yang notabene adalah kompetitor Bizzy. Peter Goldsworthy, CEO Bizzy sebelumnya, bakal mengemban tugas sebagai President.

Nama Alpha bisa dibilang tidak dikenal di khalayak umum, tetapi pihak Bizzy mengungkapkan Alpha memiliki kekuatan di sektor marketplace B2B, khususnya berpengalaman di bahan baku, spare part, dan direct material. Akuisisi terhadap Alpha diharapkan mendorong Bizzy untuk memiliki layanan lengkap di sektor B2B.

“SMDV, Maloekoe Venture, dan Ardent Capital sebagai investor Bizzy percaya bahwa B2B e-Procurement yang komplit (direct dan indirect material) akan segera menjadi the next big thing di Indonesia setelah e-Commerce dan Fintech,” jelas Managing Partner SMDV Roderick Purwana.

Sebelumnya Bizzy telah merekrut Norman Sasono dan Hermawan Sutanto di jajaran C-level yang memiliki latar belakang teknis kuat untuk mendukung usaha Bizzy mengembangkan bisnis ke pengembangan sistem yang bisa custom tailored untuk kebutuhan korporasi.

Andrew dalam penyataannya mengungkapkan:

“Bizzy memiliki teknologi dan platform kelas enterprise yang paling inovatif di industri dan memiliki modal talenta-talenta yang unggul yang akan membantu adopsi B2B e-Procurement di Indonesia, baik untuk direct dan indirect material, lebih cepat lagi.”

 

Peluang Chatbot sebagai Inovasi Layanan Teknologi Finansial

Tahun kemarin adalah tahun yang banyak memberitakan mengenai layanan asisten pribadi. Beberapa layanan seperti BangJoni, Kata.ai (sebelumnya YesBoss), dan Botika mengusung konsep chatbot. Sebuah asisten virtual yang menggabungkan teknologi chat dan NLP, didesain untuk mampu memahami bahasa natural manusia. Banyak yang memprediksikan layanan ini mampu berkembang dan digabungkan dengan beberapa sektor, salah satunya sektor teknologi finansial. Berikut beberapa hal yang bisa membuat chat bot potensial untuk layanan teknologi finansial.

Biaya operasional yang murah

Salah satu yang diunggulkan dari teknologi chatbot adalah biaya operasional yang relatif lebih murah. Dengan sekali implementasi layanan bisa dijalankan dan melayani pengguna 24 jam dalam sehari dalam seminggu. Biaya operasional memang bisa ditekan, namun biaya riset dan implementasi tak bisa dibilang murah. Untuk menghasilkan kualitas yang baik chatbot harus mengalami uji coba dan riset mendalam. Untuk menekan biaya, mungkin bisa menggunakan jasa layanan chatbot B2B yang sudah mulai banyak bermunculan.

Kepuasan pelanggan

Tak hanya dalam bisnis teknologi finansial, di bisnis apa pun chatbot berpotensi mengakselerasi kepuasan pelanggan. Hal ini terkait dengan peningkatan pengalaman pengguna dengan menyederhanakan menu yang terkesan kaku menjadi sebuah percakapan sehari-hari. Jika chatbot-nya memiliki kemampuan memahami bahasa yang baik kemungkinan untuk melayani pengguna dengan bahasa sehari-hari pun sangat dimungkinkan.

Personalisasi

Salah satu yang berakitan erat dengan kepuasan pelanggan adalah personalisasi. Bayangkan ada memiliki asisten virtual yang mampu menerjemahkan apa pun permintaan untuk mengakses sebuah sistem dengan menggunakan bahasa sehari-hari. Belum lagi jika mampu menyapa dan merespon dengan bahasa yang luwes layaknya manusia. Ini akan menjadi nilai lebih. Tak perlu lagi mengakses menu secara hierarki, tinggal menyebutkan perintah dalam satu baris perintah dengan bahasa yang fleksibel.

Tingkatkan kepercayaan

Masalah utama dalam bisnis teknologi finansial adalah kepercayaan. Masalahnya bisnis yang terbilang baru ini belum banyak digunakan masyarakat luas sehingga tingkat kepercayaannya terbilang rendah. Untuk itu jika ada inovasi penggunaan teknologi chatbot langkah yang harus diupayakan adalah meningkatkan kepercayaan. Mulai dari membuktikan bahwa sistemnya dilengkapi sistem yang aman hingga meyakinkan pengguna mengenai penggunaan data pribadi.

Tren dan Perkembangan Pemasaran Digital 2017 untuk Segmentasi B2C dan B2B

Digital marketing saat ini seakan sudah menjadi keharusan untuk dimasukkan dalam strategi bisnis. Penerapannya dapat berupa banyak hal dengan ragam bentuk, seiring dengan banyaknya kanal yang dapat dimanfaatkan. Di tahun 2017 ini konsep digital marketing nyatanya kian kuat pengaruhnya, berbanding lurus dengan akses digital yang makin disukai oleh masyarakat.

Dalam sebuah laporan bertajuk “Indonesia’s Digital and Content Marketing Report in 2017” yang dirilis GetCRAFT dikemukakan beberapa fakta menarik tentang tren pemasaran digital. Salah satu temuan yang masih melanjutkan tren sebelumnya, yakni tentang media sosial yang masih menjadi kanal paling efektif digunakan, terutama untuk B2C. Sedangkan untuk B2B pendekatan content marketing masih dinilai yang paling efektif.

Efektivitas pemasaran untuk segmentasi pasar B2B / GetCRAFT
Efektivitas pemasaran untuk segmentasi pasar B2B / GetCRAFT

Ada alasan mendasar mengapa B2C dan B2B memiliki kanal pendekatan yang berbeda. Media sosial sangat efektif digunakan untuk menyasar konsumen akhir untuk produk berbasis konsumen. Namun sangat berbeda dengan pangsa pasar B2B yang membutuhkan follow up kepada para pengambil keputusan di bisnis itu sendiri. Sementara media sosial tidak menjangkau spesifik di sana, kendati beberapa kanal seperti LinkedIn bisa digunakan.

Content marketing dinilai mampu menjangkau dengan baik pada segmentasi pengambil keputusan. Di level tersebut insight dibutuhkan untuk membuka ketertarikan terhadap sebuah produk atau layanan.

Tren tersebut di atas membawa perubahan besar pada pengeluaran budget pemasaran perusahaan. Riset mengungkapkan bahwa marketer setidaknya 31% dari total budget pada pendekatan digital. Sebagian besar (76%) merasakan peningkatan yang berarti dari strategi tersebut. Laporan juga mencatat rata-rata pengeluaran untuk digital marketing mencapai 1,9 juta per bulan.

Peningkatan sudah pasti, namun masih ada tantangan dalam implementasinya

Para marketer dalam menjajaki pemasaran digital juga bukan tanpa halangan. Tantangan terbesar saat ini pada keterbatasan budget dan kesenjangan kemampuan serta sumber daya pendukung. Pasalnya pemasaran digital sendiri juga masih terus mencari bentuknya. Skenarionya pun harus dinamis, menyesuaikan perilaku pengguna di lanskap internet.

Tantangan utama dalam pemasaran digital / GetCRAFT
Tantangan utama dalam pemasaran digital / GetCRAFT

Tantangan tersebut termasuk kejelasan proses dan tujuan kampanye digital marketing yang digalakkan. Tidak sedikit marketer yang masih terus mencoba mengendalikan proses kampanye digital dan mengelaborasikan secara lebih jelas dengan tujuan mereka. Kebutuhan tersebut terkait dengan pelaporan dan pengukuran efektivitas, masih banyak yang merasa tidak jelas membaca irisan yang ada. Ini berlaku baik untuk pemasaran digital di segmentasi B2C ataupun B2B.

Kesempatan besar yang dapat memberikan dampak pada pertumbuhan bisnis / GetCRAFT
Kesempatan besar yang dapat memberikan dampak pada pertumbuhan bisnis / GetCRAFT

Digital marketing ditargetkan untuk memberikan pengalaman baru kepada konsumen

Tujuan utama dari pemasaran modern adalah membawa calon konsumen potensial ke dalam pengalaman baru, yang akan membuat mereka nyaman dengan produk atau layanan yang ditawarkan. Menarik saja tidak cukup, karena target yang lebih riil untuk dicapai berkaitan dengan traksi. Di sini diperlukan edukasi mendalam terkait dengan produk, sehingga para marketer setuju bahwa poin puncak untuk peluang pertumbuhan ada di strategi memberikan pengalaman pengguna, salah satunya dengan menghasilkan brand awareness dan interaksi dengan audience.

Tentang pengukuran hasil pemasaran digital / GetCRAFT
Tentang pengukuran hasil pemasaran digital / GetCRAFT

Salah satu cara yang paling efektif ada di poin selanjutnya, yakni konten pemasaran dan mobile sebagai platform. Tidak hanya memamerkan produk secara sekilas, kekuatan konten pemasaran banyak ditargetkan untuk mampu membawa konsumen kepada objectives yang ingin disampaikan kepada konsumen itu sendiri, dari produk atau  layanan yang dikembangkan. Lalu mengapa mobile? Dalam riset yang sama disebutkan perbandingan yang begitu signifikan, pengguna komputer menjangkau 28% dari trafik website sedangkan dominasi 69% oleh perangkat bergerak, khususnya ponsel pintar. Ketiga hal tersebut berjalan beriringan menyatu dalam sebuah strategi pemasaran digital yang kuat.

Konten yang paling banyak diminati dalam pemasaran digital khususnya B2B / GetCRAFT
Konten yang paling banyak diminati dalam pemasaran digital khususnya B2B / GetCRAFT

Lalu berkaitan dengan konten sendiri, bayak pilihan yang dapat mendukung kegiatan pemasaran digital saat ini. Para marketer sepakat bahwa konten berupa artikel masih menjadi yang paling efektif, disusul dengan video, newsletter, infografis, hingga studi kasus.

IDMarco, Layanan E-commerce B2B dari Salim Group

Perusahaan konglomerat Indonesia, Salim Group meluncurkan layanan e-commerce IDMarco yang menyasar target pasar B2B. Langkah ini merupakan usaha Salim Group mengejar ketinggalannya dalam memasuki segmen digital. Salim sendiri telah menyiapkan layanan e-commerce ritel hasil joint venture dengan Lotte Korea Selatan yang siap beroperasi tahun ini dan co-working space Block 71 Jakarta.

Kepada DailySocial, President Director IDMarco Budhi Wibawa menyebutkan layanan terbaru Salim Group ini hadir demi menjawab kebutuhan pasar untuk berbelanja grosir yang mudah, aman, cepat, dengan harga bersaing, sebagai bagian dari digital transformasi yang sedang dilakukan.

“IDMarco bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan di dalam Salim Group untuk penyediaan produk-produk seperti FMCG (Fast Moving Consumer Goods) yang kami jual dalam bentuk grosir secara online.”

Secara khusus IDMarco menyediakan produk beragam untuk pemilik warung, UKM, perusahaan, dan komunitas serta individual yang ingin berbelanja grosir. Produk-produk yang dijual saat ini adalah produk yang diproduksi atau didistribusikan Salim Group.

“Ke depannya kami juga akan memasarkan produk-produk di luar FMCG dan juga tidak menutup kemungkinan produk dari luar group kami,” kata Budhi.

Untuk logistik dan pengiriman, IDMarco memanfaatkan tim internal yang ada, namun untuk memberikan layanan lebih kepada pembeli IDMarco juga melancarkan kemitraan dengan layanan logistik pihak ketiga.

“Pengiriman barang dilakukan oleh tim internal di Salim Group dengan semua sistem yang sudah terintegrasi. Kami di IDMarco melakukan monitoring dan memastikan bahwa pengiriman sesuai dengan SLA yang sudah dijanjikan kepada konsumen. Disamping itu kami juga menjalin kerja sama dengan pihak ketiga untuk melengkapi solusi dan cakupan area kami,” kata Budhi.

Untuk pilihan pembayaran, IDMarco menyediakan pilihan bank transfer, internet banking, virtual account, dan kartu kredit yang didukung oleh beragam mitra bank. Rencananya IDMarco juga akan mengembangkan pilihan pembayaran dengan menggandeng partner penyedia jasa pembayaran yang diminati pasar.

Memperluas wilayah layanan

Untuk memaksimalkan layanan yang ada, saat ini IDMarco baru menyediakan layanan kepada pembeli di kawasan Jabodetabek. IDMarco berencana memperluas wilayah layanan di semua kota-kota besar di Indonesia dan kemudian seluruh Indonesia secara merata di tahun 2017 ini.

Meskipun masih terbilang baru dan belum secara resmi diluncurkan, saat ini IDMarco telah melakukan kegiatan pemasaran secara offline. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan target pasar yang dituju.

“Untuk jangka panjang, kami akan seimbangkan dengan strategi online untuk menyasar komunitas dan UKM yang memang sudah berjualan secara online,” tutup Budhi.

Raih Laba, Mbiz Pasang Target Ambisius dan Mulai Wacanakan IPO

Mbiz, marketplace e-procurement untuk B2B dan B2G dari Group Lippo, memasang target yang sangat ambisius untuk menjadi pemain e-commerce niche terdepan di Indonesia. Target ini dibuat berdasarkan hasil kinerja perusahaan yang diklaim sudah mencetak laba, meski Mbiz belum genap dua tahun berdiri. Ditambah pemain yang bergerak di sektor tersebut masih dapat dihitung jari.

Kendati tidak disebutkan jumlah perolehan labanya, Mbiz menargetkan pada tahun ini penjualan bersih (Net Merchandise Value) dapat tumbuh hampir 2x lipat menjadi Rp3,5 triliun dari perolehan di tahun lalu sebesar Rp1,3 triliun. Untuk 2018, penjualan bersih ditargetkan dapat naik hingga 4x lipat menjadi Rp20 triliun.

Untuk merealisasikan target tersebut, ada sejumlah strategi yang bakal dilakukan perusahaan. Kepada DailySocial, Co-Founder dan COO Mbiz Ryn Hermawan menjelaskan pada tahun ini perusahaan akan fokus mengembangkan kategori layanan yang bergerak di bidang jasa.

Layanan ini diklaim sebagai ladang subur bagi perusahaan karena dapat mencetak keuntungan hingga double digit, dibandingkan dengan layanan pengadaan barang. Pasalnya berdasarkan temuan perusahaan, dari total belanja perusahaan sekitar 90%-95% lari ke arah pengadaan jasa. Besarnya alokasi, membuat perusahaan jadi tergiur untuk menggarap sektor tersebut.

“Tahun lalu kami banyak belajar dari pelanggan yang kebanyakan dari level blue chip company. Dari situ, kami mendapat masukan bahwa ada opportunity lain di luar layanan pengadaan barang, yakni bidang jasa. Makanya sekarang kami siapkan ekosistem, agar tahun depan bisnis mulai fokus ke skalabilitas,” terang Ryn.

Adapun layanan jasa yang akan disediakan Mbiz di antaranya customize items, media outdoor placement, event organizer, civil mechanical engineering, gimmick marketing, leasing, dan lainnya.

Strategi ini dinilai Ryn lebih efektif ketimbang mengembangkan jumlah Stock Keeping Unit (SKU), lantaran SKU lebih identik dengan unsur transaksional. Sementara, Mbiz ingin mendorong ke arah procurement solution yang dinilai dapat mendorong terhadap bisnis sebenarnya.

“Sebab penawaran solusi ini lebih mengarah ke arah pemecahan masalah yang dihadapi klien, ada banyak sekali solusi yang bisa kami sasar.”

Siap cari dana segar tambahan

Untuk mendukung seluruh rencana di atas, Ryn mengungkapkan pihaknya berencana untuk kembali menggalang putaran dana seri B pada tahun ini. Kendati, dia bilang perusahaan tidak begitu terburu-buru untuk melaksanakan rencana tersebut, mengingat ada sejumlah kerja sama strategis yang dapat dikembangkan bersama investor Mbiz.

“Mbiz tidak mau terlalu buru-buru cari funding, memang ada rencana raise funding ke seri B, tapi belum diputuskan apakah tahun ini atau tidak. Meski secara angka kami pasang target yang ambisius di 2018, dengan kata lain itu surely need new funding.”

Sebagai informasi, Mbiz pada awal tahun ini baru menerima pendanaan seri A dari Tokyo Century Corporation (TCC) dengan nilai yang tidak disebutkan. Pendanaan tersebut membuat nilai valuasi perusahaan mencapai Rp1,3 triliun.

Masuknya TCC menjadi partner strategis Mbiz karena perusahaan tersebut adalah perusahaan pembiayaan untuk berbagai solusi. Saat ini kepemilikan saham perusahaan tetap mayoritas dikuasai oleh Group Lippo.

Sejauh ini, Mbiz mengklaim bisnisnya tidak mengandalkan captive dari Group Lippo. Malah hampir 99% pemesanan berasal dari luar grup. Mbiz berencana untuk ekspansi ke kota tier 1 seperti Surabaya, Makassar, Medan, Yogyakarta, Palembang, Manado, dan lainnya. Tak hanya itu, perusahaan juga berencana untuk menambah jumlah talenta menjadi sekitar 450 orang dari posisi saat ini 240 orang.

Dari segi pencapaian bisnis, Mbiz telah mencetak nilai rata-rata kontrak transaksi sebesar Rp312 juta dengan lebih dari 100 ribu SKU yang terdiri dari 11 kategori barang dan jasa dengan lebih dari 4 ribu sub kategori.

Total mitra Mbiz diklaim lebih dari 600 perusahaan di seluruh Indonesia. Beberapa mitra diantaranya HM Sampoerna, Toyota Astra Motor, AirAsia, Bank Danamon, Combiphar, BRI, dan lainnya.

Mulai wacanakan IPO

Pencapaian Mbiz yang diklaim berhasil mencetak laba di tahun kedua sejak didirikan, membuktikan perusahaan mampu tumbuh positif tanpa harus melakukan subsidi dalam penjualan produk. Ryn meyakini pencapaian ini dapat kembali dilakukan, bila strategi dan eksekusi dilakukan dengan benar dan tepat.

Dia pun kembali berharap agar tahun ini perusahaan akan kembali melaba, meski dia tidak menyebutkan persentase pertumbuhan laba yang ditargetkan.

“Kami berharap pertumbuhan laba akan sejalan dengan pertumbuhan bisnis, meski kami melihat ke depannya untuk membangun ekosistem butuh sejumlah alokasi investasi yang harus dikucurkan dari perolehan laba.”

Ryn mengungkapkan sejumlah resep yang dilakukan perusahaan agar dapat melaba, diantaranya tidak melakukan subsidi dengan menurunkan harga di luar batas kewajaran, selektif dalam akusisi, pembukuan yang tepat, menekankan produktivitas dengan memperhatikan ongkos operasional, dan lainnya.

“Konsep kami adalah tidak melakukan strategi yang tidak profitable bagi Mbiz. Sebab dari awal kami ingin ciptakan ekosistem bisnis yang positif dan ingin bersaing secara sehat.”

Melaba adalah salah satu unsur yang harus dicapai oleh suatu perusahaan sebelum melantai di bursa. Ketika ditanya mengenai hal tersebut, Ryn menjelaskan Mbiz memiliki kemungkinan yang terbuka untuk melaksanakan exit strategy tersebut. Hanya saja, tidak dilakukan dalam waktu dekat.

“Mbiz memiliki forecast positif di 2017, the road [untuk IPO] will be obviously terbuka. Namun tahun pelaksanaannya belum tahu, mungkin 3-4 tahun mendatang, that will be another story. Kami memang ada arah ke sana,” pungkas Ryn.

Mbiz dan Visinya Menjadi Platform Business Process Outsourcing

Awal tahun 2016 lalu Grup Lippo meresmikan Mbiz, layanan e-commerce yang ditujukan untuk segmentasi Business to Business (B2B) dan Business to Government (B2G). Di ranah online segmentasi ini untuk e-commerce memang belum begitu terdominasi oleh salah satu pemain. Beberapa masih bertumbuh dan menemukan pola, termasuk Bizzy dan Bhinneka.

Makin menguatkan keberadaannya di pangsa pasar korporat, suntikan pendanaan seri A didapat Mbiz belum lama ini. Pendanaan didapat dari Tokyo Century Corporation dengan nominal yang tidak disebutkan. Dari pemaparan tim Mbiz, pendanaan tersebut membawakan valuasi perusahaan mencapai nilai Rp1 triliun.

“Pada akhirnya kami tidak sekedar mencari pendana atau investor, tapi partner dengan pengalaman dan wawasan luas yang dapat membantu kami mewujudkan visi dan misi perusahaan. Kami menyadari bahwa industri e-commerce dan e-procurement di Indonesia masih memiliki peluang yang cukup besar, oleh karena itu pendanaan seri A yang didapat akan kami gunakan untuk general corporaate purposes dan melakukan penambahan pada working capital.”” disampaikan tim komunikasi Mbiz kepada DailySocial.

Mematangkan e-procurement solution dan business process outsourcing

Dari pemaparan tim Mbiz, bisnis e-commerce B2B di Indonesia berkembang cukup bagus. Belum terlalu banyak yang melirik sektor ini. Kalau kita lihat kondisi di beberapa negara lain seperti Tiongkok, nilai pasar B2B-nya 37 kali lipat dari nilai B2C. Korea nilai B2B-nya 52 kali lipat daripada nilai B2C. Secara rata-rata di negara lain, nilai B2B itu sekitar 40 kali lipat dari nilai B2C.

Untuk itu sedari tahap awal Mbiz beroperasi, pihaknya tidak ingin hanya menjadi kanal transaksional semata, tapi ingin memiliki engagement yang lebih terhadap pelanggan.

“Kami mendefinisikan Mbiz sebagai e-procurement solution dan kami sudah mengarah kepada business process outsourcing, di mana kalangan perusahaan melakukan outsource proses pengadaan mereka kepada Mbiz.”

Salah satu fitur yang diklaim menjadi pembeda dalam Mbiz adalah pada e-procurement solution yang menyatu dengan katalog.

“Jadi kalau misalnya pemain lain user memilih lalu masuk ke keranjang digital mereka lalu selesai. Sementara kami menyediakan proses pengadaan barang dan jasa dalam platform, misalnya ada sebuah perusahaan dengan 5 departemen yang berbeda, dengan masing-masing budget yang berbeda dan sistim yang berbeda, itu semua bisa di-setting dalam platform kami. Sehingga kami bisa menyesuaikan dengan standar operasional dan prosedur pelanggan.”

Menyediakan layanan berbasis jasa untuk perusahaan

Pembaruan terakhir di Mbiz adalah ketersediaan layanan berbasis jasa bagi para pelanggan. Melalui layanan berbasis jasa ini para pelanggan bisa melakukan proses pengadaan berbasis jasa bagi perusahaan seperti placement untuk iklan, jasa event organizer, SPG dan yang lainnya. Hal ini juga dibubuhkan untuk menguatkan posisi Mbiz di segmen B2B dan B2G.

Inovasi dirasa perlu terus digulirkan karena penetrasi pada segmentasi korporasi cukup menantang. E-commerce B2B juga pada dasarnya berupaya mengubah kebiasaan pada sebuah korporasi, bukan individu seperti B2C, dan ini sangat erat kaitannya dengan ragam kebijakan di perusahaan, struktur perusahaan dan lainnya yang harus senantiasa disesuaikan.

Layanan E-Commerce AXIQoe Resmi Menjadi Mitra Terbaru LKPP

Setelah meresmikan kemitraan dengan empat layanan e-commerce Indonesia pertengahan 2016 lalu, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) kembali menambah kemitraan dengan PT Astragraphia Xprins Indonesia (AXI) melalui layanan e-commerce AXIQoe.com.

Perjanjian yang sebelumnya telah diresmikan pada bulan September 2016 lalu memberikan kesempatan kepada AXIQoe untuk menyediakan kebutuhan pengadaaan barang di K/L/D/I (Kementerian, Lembaga, Satuan kerja Perangkat Daerah, Institusi) berupa e-Katalog. Hal ini senada dengan komitmen dari LKPP untuk mewujudkan integritas, transparansi, dan daya saing melalui layanan e-commerce.

“Kerja sama dengan e-commerce secara Business to Goverment (B2G) dalam sistem e-Katalog  mempercepat katalogisasi produk atau jasa yang akan dibeli oleh pemerintah,“ kata Kepala LKPP Agus Prabowo.

Melalui e-Katalog, pemerintah dapat memangkas waktu dan biaya belanja, karena pembelian dilakukan secara langsung dan harga yang tercantum adalah harga yang terbaik dan sudah diverifikasi. “Meskipun terdapat selisih harga untuk beberapa produk yang sejenis, pemerintah tidak lagi diharuskan untuk memilih yang termurah selama produk tersebut telah tersedia di e-Katalog.” Tegasnya.

Transparasi harga dan membuka persaingan yang positif

E-Katalog diharapkan akan menjadi instrumen baru dalam menciptakan keterbukaan dan persaingan bisnis yang sehat, yaitu dengan memberikan informasi harga yang menjadi lebih terbuka.

“Kami sangat mengapresiasi AXIQoe yang tergabung ke dalam e-Katalog LKPP. Ini merupakan peluang positif bagi penyedia untuk berpartisipasi dan terlibat dalam mendukung pembangunan, apalagi porsi belanja pengadaan pemerintah saat ini berkisar 40 persen dari APBN,” kata Agus.

E-Katalog sendiri menjadi instrumen baru dalam menciptakan pengadaan barang dan jasa pemerintah yang terbuka dan efisien. Melalui e-Katalog, pembelian barang dan jasa bisa dilakukan secara cepat dan mudah.

Produk yang ditawarkan AXIQoe saat ini meliputi komputer, aksesori komputer, perlengkapan kantor, dan alat-alat komunikasi. Sebagai salah satu penyedia layanan e-commerce yang menyasar pasar B2B, AXIQoe resmi menjadi penyedia online shop kebutuhan barang pemerintah e-Katalog LKPP.

“Kami bangga bisa menjadi bagian dari program pemerintah dengan menjadi salah satu penyedia online shop dan secara aktif terus melakukan sosialisasi pengadaan barang pemerintah melalui E-Katalog LKPP dimana transparansi, integritas, kecepatan dan efisiensi merupakan hal yang utama di era digital ini,” kata Presiden Direktur PT Astragraphia Xprins Sahat Sihombing.

Bantu UKM Dapatkan Perangkat Teknologi yang Tepat, Bizzy Luncurkan Bizzy Guide

Sebagai perintis e-commerce B2B di Indonesia, Bizzy kerap menghadirkan pilihan yang bermanfaat untuk korporasi hingga pelaku UKM. Setelah meluncurkan Bizzy Travel beberapa waktu yang lalu, kini Bizzy kembali menghadirkan Bizzy Guide, portal panduan pembelian perangkat teknologi informasi yang tepat bagi UKM.

Menggunakan Bizzy Guide, pelaku UKM yang berniat untuk mencari komputer atau laptop hingga server dan software, bisa menjawab lima pertanyaan dengan mudah dan cepat. Setelah pertanyaan selesai dijawab, akan keluar result atau hasil yang paling sesuai dan tentunya dibutuhkan oleh pengguna.

“Kami menerapkan sistem grouping 5 level, dimulai dengan jawaban yang paling sederhana mengerucut menjadi produk yang paling sesuai dan dibutuhkan. Semua pertanyaan kami buat berdasarkan listing SKU di Bizzy,” kataCMO Bizzy Hermawan Sutanto kepada DailySocial.

Saat ini Bizzy telah menjalin kemitraan dengan Acer, Microsoft, dan Lenovo untuk brand pertama yang bisa dipilih di Bizzy Guide. Bulan Febuari mendatang Bizzy Guide juga akan menghadirkan produk router dengan brand Asus yang juga bisa dipilih oleh pelaku UKM.

“Sesuai dengan misi dari Bizzy adalah membantu pelaku UKM untuk mendapatkan produk teknologi dengan harga terjangkau dan pilihan yang beragam, tidak menutup kemungkinan untuk kedepannya Bizzy Guide juga menghadirkan pilihan untuk AC hingga projector,” kata Hermawan.

Targetkan pelaku UKM

Meskipun fitur Bizzy Guide dari Bizzy terbuka untuk kalangan personal, namun secara khusus Bizzy Guide dihadirkan untuk pelaku UKM. Bizzy menyadari bahwa dengan jumlah UKM di Indonesia yang mencapai lebih dari 50 juta pelaku UKM, mereka akan membutuhkan teknologi informasi yang tepat untuk bisa tumbuh berkembang dan bersaing di era digital saat ini.

“Salah satu alasan kita memfokuskan UKM bukan untuk kalangan personal adalah, kebanyakan dari kalangan personal sudah mengetahui  produk apa yang diinginkan. Berbeda dengan situs e-commerce lain yang hanya menampilkan pilihan berupa daftar, Bizzy adalah panduan dan pilihan yang paling sesuai untuk pelaku UKM,” kata Hermawan.

Untuk pilihan pembayaran hingga pengantaran disesuaikan dengan proses yang berlaku di Bizzy secara umum, pengguna bisa memilih cara pembayaran berdasarkan sistem yang biasanya diterapkan di masing-masing perusahaan.

“Bizzy akan selalu terus berinovasi untuk menciptakan solusi B2B bagi UKM dan korporasi di Indonesia untuk lebih transparan dan efisien melalui teknologi. Bukan hanya menciptakan solusi end-to-end procurement (Bizzy Select) dan memberikan manfaat tambahan bagi karyawan berupa employee purchase program (Bizzy Benefits), memudahkan manajemen perjalanan bisnis atau corporate Travel (Bizzy Travel), Bizzy juga memiliki komitmen untuk memberikan panduan pembelian yang mudah dan tepat bagi para pelaku UKM di Indonesia (Bizzy Guide),” pungkas Hermawan.