Grab Indonesia dan Mandiri E-Cash Jalin Kemitraan Strategis

Grab Indonesia dan PT Digital Artha Media, perusahaan pengembang Mandiri E-Cash, meresmikan kemitraan strategis. Kini pelanggan Grab sudah bisa menggunakan Mandiri E-Cash sebagai alternatif pembayaran elektronik. Sebelumnya Grab dan Lippo juga telah menjajaki pengembangan produk pembayaran mobile non-tunai.

Seperti diketahui, Mandiri E-Cash merupakan produk keuangan digital yang dikeluarkan oleh bank pelat merah Bank Mandiri dan menunjuk Digital Artha sebagai pihak pengembang. Digital Artha merupakan anak usaha dari perusahaan firma lokal PT Kresna Graha Investama Tbk.

Pelayanan terbaru ini, menurut Indra Suryawan, CEO Digital Artha, menjadi opsi terbaru pembayaran cashless yang dapat dipilih pengguna Grab Indonesia selain menggunakan kartu kredit atau debit. Sekaligus membantu pengemudi Grab dalam mengelola keuangannya secara elektronik.

“Kemitraan ini adalah bagian dari inisiatif kami untuk mewujudkan mimpi sebagai pemain infrastruktur pembayaran terkemuka di kawasan regional,” ujar Indra seperti dikutip dari Jakarta Globe.

[Baca juga: Grab dan Lippo Garap Pembayaran Mobile Non-Tunai]

Bagi Grab, kemitraan ini akan memberikan akses jaringan ke bank terbesar di Indonesia. Bank Mandiri memiliki jaringan ATM sebanyak 17 ribu dan kerja sama dengan lebih dari 25 ribu outlet Indomaret, Alfamart, dan Alfamidi di seluruh Indonesia. Pengumudi Grab dapat mencairkan uangnya ke seluruh tempat tersebut.

Dari sisi pengguna kartu Mandiri E-Cash telah menembus angka sebesar 2 juta orang. Sepanjang tiga tahun terakhir, Mandiri E-Cash terus berekspansi menjalin kemitraan tidak hanya untuk pembayaran transportasi umum saja, tetapi sudah merambah minimarket, dan tol.

[Baca juga: Mandiri E-Cash Ditargetkan Miliki 100 Juta Pengguna di Tahun 2020]

Ridzki Kramadibrata, Managing Director Grab Indonesia, mengatakan inisiatif ini didukung karena teknologi yang kuat dan luasnya jaringan perbankan. “Kami percaya dengan Mandiri E-Cash akan menjadi langkah baru bagi Grab dalam memberikan pelayanan yang lebih aman, nyaman, bagi pengguna maupun mitra pengemudi,” ujar dia.

Langkah ini, sambungnya, merupakan jawaban Grab atas ketatnya persaingan bisnis transportasi online antara Uber dan Go-Jek. Pada April lalu, Go-Jek mengumumkan Go-Pay sebuah platform digital yang memungkinkan pelanggannya untuk menyimpan uangnya di dalam aplikasi Go-Jek sebagai alat pembayarannya.

Go-Pay disebut-sebut sebagai ide yang cerdas, mengingat jumlah pengguna kartu kredit di Tanah Air baru mencapai sekitar 4% dari total penduduk.

Sementara ini, Mandiri E-Cash baru bisa digunakan oleh pengguna Grab yang menggunakan smartphone berplatform Android. Kehadiran solusi ini di platform iOS masih dalam tahap pengembangan.

Application Information Will Show Up Here

Perbankan Turut Mendulang Untung dari Transaksi E-Commerce

Sektor e-commerce saat ini berkembang dan memiliki konsumen yang begitu luas di Indonesia. Salah satu yang banyak terdampak dari pertumbuhan e-commerce ini adalah transaksi perbankan untuk transfer pembayaran, karena umumnya pembelian melalui e-commerce atau online marketplace dibayar menggunakan metode digital. Hal tersebut yang turut dirasakan Bank Mandiri, seperti dipaparkan SVP Consumer Deposits Group Bank Mandiri Setiyo Wibowo bahwa tahun ini setidaknya Bank Mandiri mampu meningkatkan transaksi e-commerce hingga tiga kali lipat.

Sebelumnya pada tahun lalu Mandiri mencatat rata-rata arus uang yang mengalir untuk kebutuhan transaksi e-commerce mencapai Rp 25 miliar per bulan. Tahun ini diharapkan setidaknya Rp 75-100 miliar per bulan. Berbagai langkah pun dilakukan untuk meningkatkan traksi pengguna layanan bank untuk kebutuhan transaksi digital, salah satunya dengan membuka layanan Mandiri Debit Online untuk pembayaran iklan di Facebook. Seperti diketahui saat ini Facebook menjadi media sosial idaman para netizen di Indonesia, pengiklanan di sana pun makin terjangkau untuk bisnis di berbagai segmen.

Terkait dengan layanan pembayaran iklan di Facebook sendiri, Bank Mandiri menargetkan setidaknya akan ada 1.000 transaksi per hari pasca diluncurkan hari ini. Sebelumnya pengguna di Indonesia diberikan opsi untuk dapat membayar pengiklanan di Facebook menggunakan kartu kredit dan layanan e-payment dari Doku (bekerja sama dengan Bank Permata). Dengan makin banyaknya opsi pembayaran ini tentu juga akan berdampak langsung kepada pengguna.

Model e-commerce pun kini juga telah diadopsi oleh usaha kecil dan menengah. Melalui kanal online marketplace atau dengan mengembangkan platform e-commerce sederhana dengan CMS (Content Management System) yang melimpah di internet, berjualan online pun mudah untuk dikondisikan. Terlebih konsumen juga sudah mulai mapan dan terbantu, dengan berbagai alasan, umumnya karena barang lebih terjangkau dan mudah mendapatkannya.

Bank Mandiri Buka Inkubator Digital untuk Fintech

Bank Mandiri meresmikan inkubator digital yang khusus mendorong hadirnya startup di bidang teknologi finansial (fintech). Bekerja sama dengan Mandiri Capital, Indigo Inkubator milik Telkom, dan konsultan pengembangan bisnis ActionCoach, 44 startup akan mengikuti program inkubator selama 6 bulan. Di akhir periode, setiap startup diwajibkan mempresentasikan ide dan eksekusi bisnisnya ke calon investor.

44 startup yang terpilih merupakan finalis Wirausaha Muda Mandiri (WMM) bidang digital, finalis Mandiri Hackathon, dan anggota HIPMI Perguruan Tinggi.

Mandiri sendiri sudah meresmikan perusahaan investasi Mandiri Capital Indonesia awal tahun ini dengan modal awal 500 miliar Rupiah untuk mendorong munculnya lebih banyak startup fintech.

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo dalam sambutannya, yang dikutip dari Okezone, mengatakan:

“Pertumbuhan startup Indonesia, misalnya dalam bidang fintech merupakan yang kedua terbesar di ASEAN setelah Singapura. Pada kurikulum ini, peserta akan mendapatkan teori dan aplikasi terkait pemahaman dan kemampuan teknis dalam mengelola bisnis, kedisiplinan dalam mengeksekusi rencana bisnis serta kemampuan dalam menganalisa strategi, dan peluang pengembangan bisnis.

Dalam kegiatan ini, kami ingin melibatkan Mandiri Capital Indonesia (MCI) dari sejak awal sehingga MCI dapat terus memberikan pendamping dan dukungan secara berkelanjutan. Harapannya, pasca inkubasi para peserta akan memiliki visi dan orientasi bisnis yang lebih spesifik sehingga dapat segera memperoleh pembiayaan dari venture capital untuk diimplementasikan di masyarakat.”

Tentu saja pasca lepas dari inkubator tidak bisa serta merta sebuah startup menjadi sangat sukses. Dibutuhkan waktu, usaha, dan biasanya pemodalan lanjutan dari VC dan para investor untuk mendorong sebuah startup mencapai performa yang diinginkan.

Industri fintech terus mendapat sorotan dari regulator dan para pelaku bisnis sepanjang tahun 2016 ini. OJK memberikan perhatian khusus dan dukungannya di berbagai kesempatan, sementara bank mencoba merangkul untuk membantu mereka berinovasi. Inkubator bisnis digital di sektor perbankan ini adalah yang pertama, sementara untuk sesama BUMN adalah yang kedua setelah Telkom.

Program inkubator semacam ini dapat mendukung gerakan 1000 startup yang didukung pemerintah.

Bank Mandiri Tahun Ini Alokasikan 132 Miliar Rupiah untuk Pengembangan Big Data

Untuk pemanfaatan teknologi big data yang lebih luas, Bank Mandiri tahun ini telah mengalokasikan dana sebesar $10 juta. Budget ini selanjutnya akan dimanfaatkan untuk membantu proses pendataan nasabah, menganalisis data pelanggan, melihat kebiasaan belanja dan transaksi rutin lainnya. Dengan pemanfaatan big data, cara lama yang hanya mengandalkan slip gaji untuk pemberian kredit kepada nasabah akan ditinggalkan dan sepenuhnya memanfaatkan teknologi untuk menganalisis data nasabah.

“Saat ini big data sudah merubah gaya menjalankan bisnis termasuk di sektor keuangan. Nantinya big data diharapkan dapat membantu dalam hal pemberian pinjaman dan menganalisis sejauh mana resiko dari semua nasabah,” kata Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo, seperti dikutip dari Nikkei.

Selain untuk analisis data kredit, Bank Mandiri juga memanfaatkan teknologi big data untuk optimasi promosi produk. Selama ini Bank Mandiri telah bermitra dengan sejumlah layanan e-commerce yang ada di Indonesia terkait dengan pembayaran pelanggan. Dengan semakin besarnya minat masyarakat Indonesia untuk berbelanja online, diharapkan Bank Mandiri bisa menarik lebih banyak data pelanggan mitra e-commerce yang ada.

Masih enggan memberikan pinjaman dana kepada startup

Di kesempatan terpisah, Kartika menyebutkan masih tidak jelasnya pendapatan yang di startup merupakan alasan utama mengapa pihak bank enggan untuk memberikan pinjaman, meskipun saat ini startup makin menjamur di Indonesia.

“Kita lihat bisnis startup itu kadang-kadang udah jalan tapi sales-nya belum jelas, kadang-kadang sales-nya udah ada tapi pendapatannya belum jelas. Jadi penyaluran kredit bank bukan usulan yang tepat,” ujar Kartika kepada Kompas.

Kartika juga menambahkan pihak yang paling tepat untuk memberikan pendanaan kepada startup adalah venture capital, karena selama ini venture capital bukan melihat dari sisi pendapatan namun lebih kepada potensi bisnis startup. Bank Mandiri sendiri telah membentuk Mandiri Capital dengan total dana kelolaan 500 miliar Rupiah untuk berinvestasi di startup fintech.

Saat ini sebagian besar pendanaan yang didapatkan oleh startup Indonesia pada umumnya memang berasal dari venture capital, lokal hingga asing.

Menanggapi hal tersebut, anggota tim penasihat Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) Mahendra Siregar, yang juga mantan Wakil Menteri Perdagangan dan Wakil Menteri Keuangan, mengungkapkan idealnya pemerintah bisa memberikan solusi dan memberikan alternatif lain terkait dengan pendanaan kepada startup dan tidak sepenuhnya hanya mengandalkan venture capital.

Mandiri Capital Resmi Diluncurkan, Bidik Fintech Terbaik Tanah Air

Industri e-commerce di Indonesia mengalami pertumbuhan dua hingga tiga kali lipat dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Hal ini disambut Dirut Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin sebagai momentum untuk turut terjun dalam ranah teknologi digital dengan memperkenalkan Mandiri Capital (PT Mandiri Capital Indonesia) yang akan berfokus dalam pendanaan dan pengembangan bisnis fintech.

Di bawah kepemimpinan Eddi Danusaputro sebagai CEO, Mandiri Capital memiliki modal awal senilai Rp 500 milyar diperuntukan bagi pihak manapun yang memiliki solusi layanan keuangan inovatif serta memiliki relevansi dengan e-commerce. Keputusan mendirikan VC dari institusi perbankan memang resmi diinisiasi oleh Bank Mandiri. Namun peran pihak lainnya seperti DBS dan Maybank dalam memelihara laju ekosistem startup telah lebih dulu digaungkan.

“Kami akan mendidik inkubator, bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan pemodal ventura lainnya serta memfasilitasi alur kesepakatan (untuk para startup),” kata Eddi (27/1), berdasarkan pemberitaan Deal Street Asia.

Fokus Mandiri Capital dalam vertikal fintech ditengarai akan menjadi langkah bank tersebut mendongkrak bisnis intinya. Saat ini Bank Mandiri melayani dua juta merchant yang menerima pembayaran secara tunai, dan tiga ratus ribu merchant yang menggunakan mesin EDC (Electronic Data Capture).

Dampak teknologi yang “mengganggu” turut terasa dalam sektor perbankan. Hal ini diakui Budi Gunadi Sadikin bahwa bisnis dari sebuah bank adalah tabungan, pinjaman, dan pergerakan modal.

Financial tecnology (fintech) startup berada di bisnis pergerakan uang yang serupa. Maka dari itu kami (Bank Mandiri) memasuki ruang ini dengan berfokus pada fintech,” ujar Budi.

Pasar e-commerce nasional diprediksikan akan mencapai Rp 25 triliun pada 2016, meningkat dari total Rp 18 triliun pada 2015. “Sektor e-commerce yang Bank Mandiri bantu fasilitasi sekarang transaksinya mencapai Rp 45 triliun, di mana pertumbuhannya dalam tiga tahun terakhir mencapai dua hingga tiga kali lipat,” papar Budi. Sementara pendapatannya, diramalkan akan naik dari angka Rp 132 triliun di tahun 2015 menjadi Rp 172 triliun di tahun 2016 ini.

“Supaya mampu mencapai target-target reformasinya, Indonesia perlu fokus pada pengembangan mesin-mesin pertumbuhan baru seperti e-commerce dan wisata yang memiliki potesi pertumbuhan luar biasa besar,” ungkap Country Director ADB Indonesia Steven Tabor dalam kesempatan yang sama.

Peluang investasi yang muncul dari perusahaan perintis yang bergerak di teknologi digital memang layak untuk diacuhkan. Budi sendiri percaya label “unicorn” akan segera terlahir dari startup fintech Indonesia dalam waktu dekat.

“Perkiraan investasinya itu mencapai lebih dari US$ 4 miliar. Ini adalah peluang,” tambahnya.

Kini Pengguna Uber Bisa Membayar dengan Kartu Debit Mandiri

Uber baru saja mengumumkan peluncuran opsi penggunaan kartu debit Mandiri untuk pembayaran layanannya. Semua pengguna Uber di Indonesia bisa menikmati layanan tersebut per hari ini. Sebelumnya pengguna hanya bisa melakukan pembayaran dengan kartu kredit (dan tunai untuk sejumlah kecil konsumen di Bali dan Bandung). Di Indonesia pembayaran tunai pun baru tersedia untuk sebagian pengguna di Bali, Bandung dan Surabaya saja.

Dalam peluncuran sistem pembayaran dengan kartu kredit, Juru Bicara Uber untuk Asia Tenggara dan India Karun Arya mengatakan:

“Kami sangat gembira mengumumkan bahwa pengguna kini dapat membayar perjalanan Uber mereka dengan menggunakan kartu debit Bank Mandiri. Dengan memperkenalkan kartu debit sebagai tambahan pilihan metode pembayaran, menjadikan platform teknologi kami yang memberikan pilihan transportasi aman dan dapat diandalkan ini dapat diakses oleh jutaan penduduk Indonesia. Di Uber kami berkomitmen untuk membuat transportasi senyaman dan semudah mungkin bagi siapa pun.”

Pengguna platform on-demand Uber dapat melakukan konfigurasi pembayaran kartu debit melalui aplikasi Uber di Android dan iOS dengan memasukkan informasi kartu melalui opsi Payment.

Di Indonesia sendiri sistem pembayaran untuk layanan transportasi masih didominasi dengan sistem tunai. Kendati demikian secara perlahan beberapa penyedia layanan transportasi sudah mulai diberlakukan sistem kartu (seperti yang dilakukan pemerintah Jakarta untuk TransJakarta dan Commuter Line).

Penambahan opsi pembayaran dengan kartu debit dapat menjadi cara yang efektif untuk mengakuisisi lebih banyak pengguna, mengingat kepemilikan kartu debit di Indonesia jauh lebih tinggi ketimbang kartu kredit.

Gandeng Boku, Mandiri e-Cash Targetkan Penambahan Volume Transaksi 100% Tahun 2016

Setelah menjalin kemitraan dengan Pertamina dan Mataharimall tiga bulan yang lalu yang bertujuan mencapai 100 juta pengguna hingga tahun 2020, kali ini Bank Mandiri kembali bermitra dengan layanan pembayaran global Boku untuk melayani pembayaran transaksi online pengguna Facebook di Indonesia dengan Mandiri e-Cash.

Saat ini metode pembayaran dengan menggunakan uang elektronik berbasis server merupakan terobosan yang inovatif dalam upaya meningkatkan kenyamanan pengguna saat bertransaksi. Ditambahkan pula oleh Chief Product Officer Boku Adam Lee, saat ini kebutuhan akan metode pembayaran carrier billing terutama di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

“Karena alasan itulah kami memilih untuk mengintegrasikan Mandiri e-Cash dengan platform carrier billing Boku,” ujar Adam kepada Detik.

Dengan diresmikannya kemitraan ini, diharapkan jumlah pengguna Mandiri e-Cash naik dengan pertambahan volume transaksi 100% di tahun 2016.

“Tingginya penetrasi e-commerce, baik itu dari kalangan pemain lokal hingga mancanegara dan tentunya pengguna, membuat transaksi perdagangan online atau e-commerce menjadi bagian hidup dari sebagian besar masyarakat Indonesia, mulai dari kelompok masyarakat menengah hingga ke atas. Kondisi ini menghadirkan potensi bisnis yang sangat prospektif untuk jangka panjang,” kata Senior Executive Vice President Transaction Banking Bank Mandiri Rico Usthavia Frans.

Transaksi Mandiri e-Cash mencapai nilai yang fantastis

Bersamaan dengan peresmian kerja sama tersebut, Bank Mandiri turut merilis informasi jumlah pengguna Mandiri e-Cash hingga November 2015 yang mencapai lebih dari 1,5 juta nasabah dengan total transaksi Rp.1,9 triliun.

Dari sektor e-commerce, Bank Mandiri mencatat hingga November 2015 transaksi yang masuk berjumlah lebih dari Rp. 2,3 triliun. Diharapkan untuk tahun depan Bank Mandiri dapat membukukan pertumbuhan transaksi e-commerce sebesar 100%.

“Sinergi ini tentunya merupakan dukungan pada program Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) yang tengah diusung oleh pemerintah,” kata Rico.

Sebelumnya Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyebutkan pada tahun 2014 jumlah transaksi e-commerce di Indonesia mencapai $12 miliar, dan diperkirakan jumlah tersebut akan meningkat 10 kali lipat menjadi $135 miliar pada tahun 2020.

Perbankan Danai VC Karena Khawatir Bisnis Tergerus Startup Fintech

Setelah mengantongi izin Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 10 November lalu Mandiri Capital siap berinvestasi untuk startup yang mengembangkan teknologi finansial (fintech). Di balik pendirian perusahaan modal ventura tersebut, Direktur Keuangan Mandiri Capital Hira Laksamana menyebutkan bahwa langkah ini merupakan salah satu antisipasi supaya bisnis perbankan, khususnya Bank Mandiri, tidak kehilangan marketshare.

Kreativitas penggiat startup digital di bidang finansial (fintech) dewasa ini memang memberikan banyak terobosan baru. Mulai dari transaksi pembayaran, simpan-pinjam, permodalan hingga investasi. Bahkan kegiatan finansial tersebut beroperasi tanpa melalui sistem perbankan. Hal ini yang menjadikan perbankan merasa khawatir bahwa bisnisnya akan tergerus. Tak hanya di Indonesia, tren tersebut juga terlihat di negara lain.

Antisipasi risiko jangka panjang untuk bisnis perbankan

Secara kasat mata mungkin akan terlihat mustahil sebuah perusahaan rintisan mengalahkan bank besar seperti Mandiri. Namun Mandiri Capital menyadari betul bahwa risiko tersebut akan dirasakan dalam kurun waktu yang lama, setidaknya 10 tahun lagi, baru akan terasa dampaknya ketika masyarakat memiliki ketergantungan yang lebih kental dengan solusi digital. Antisipasi dilakukan dengan menyeimbangkan inovasi yang terus bergerak dan mencoba mengintegrasikan dengan bisnis yang sudah berjalan dalam perbankan.

Perusahaan modal ventura tak lain dikelola untuk memastikan perusahaan dapat memantau, dan bahkan melakukan kontrol terhadap pertumbuhan bisnis fintech. Mandiri Capital juga berusaha untuk mensinergikan inovasi yang ada dengan bisnis yang sudah berjalan.

Mulanya Mandiri Capital akan mendanai startup fintech yang masuk melalui program Wirausaha Muda Mandiri. Di luar itu, Mandiri Capital akan mendanai bersama-sama pihak lain dalam bentuk co-invest.

Lalu akankah strategi ini menghambat laju pertumbuhan startup?

Inovasi mahal harganya. Berbagai contoh di masyarakat mulai membuktikan kedahsyatan inovasi digital mengubah paradigma masyarakat. Mulai dari sistem pesan ojek berbasis aplikasi sampai layanan asisten pribadi yang sedang gencar diperbincangkan. Tukang ojek pangkalan tak mudah menerima kehadiran ojek berbasis aplikasi yang sukses menggerus pangsa pasar mereka.

Hal tersebut mungkin yang akan dilakukan perusahaan yang merasa terancam dengan sebuah inovasi terbarukan. Bisnis memang ganas. Namun kembali lagi, bahwa penerimaan masyarakat menjadi sebuah titik kemenangan. Inovasi layaknya sebuah air mengair dari dataran tinggi menuju dataran rendah. Kendati dibendung, akan selalu ada celah untuk mampu lolos dan mengalirkan dirinya sampai ke lautan.

Begitulah inovasi. Bagi startup, di bidang apapun, terutama fintech, memfokuskan bisnis pada inovasi dapat menjadi bahan bakar yang sangat berharga untuk menuai kesuksesan maksimal. Tanpa inovasi berarti hanya butuh menunggu waktu untuk tergerus di era digital ini.

Bank Mandiri Siapkan VC Bermodal 500 Miliar Rupiah

Seiring dengan makin matangnya sistem pembayaran dan pembelanjaan digital, banyak pihak mulai serius membangun strategi visioner dalam bidang ini. Tak terkecuali Bank Mandiri yang akhirnya merealisasikan pendirian pihaknya venture capital. Mandiri Capital hadir membawa modal awal sebesar Rp 500 miliar dan akan fokus pada startup yang mengembangkan layanan pembayaran inovatif yang relevan dengan industri e-commerce.

Mandiri Capital telah mendapatkan izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dituturkan Direktur Utama Mandiri Budi G. Sadikin, pihaknya sedang dalam proses mencari pimpinan yang tepat untuk Mandiri Capital. Budi juga menuturkan bahwa potensi startup lokal untuk mengembangkan bisnis e-cash sangat potensial, sehingga pihaknya begitu bersemangat untuk berinvestasi.

Industri startup memang sedang menjadi sorotan untuk terus dipupuk guna menciptakan ekosistem kewirausahaan nasional yang matang di bidang digital. Sebelumnya pemerintah melalui Menteri Komunikasi dan Informatika pernah mengatakan bahwa pihaknya mengharapkan sektor swasta di Indonesia mau berinvestasi untuk startup lokal dalam jangka waktu lima tahun ke depan.

OJK segera terbitkan pedoman investasi di startup

OJK juga mengharapkan perluasan cakupan investasi untuk bank domestik. Pihaknya menginginkan semua bank memfasilitasi industri startup di berbagai bidang, bukan hanya terkait pembayaran dan finansial, untuk mendapatkan pinjaman modal. Sejalan dengan hal itu OJK juga berencana mengeluarkan pedoman baru untuk terkait dengan nilai investasi modal di startup. Regulasi OJK tersebut baru akan diumumkan resmi pada akhir tahun 2015.

Selain Bank Mandiri, PT Telkom Indonesia telah terlebih dahulu mengucurkan banyan investasi untuk startup lokal. Tidak hanya untuk permodalan, Telkom juga memfasilitasi startup lokal dengan serangkaian fasilitas inkubasi dan akselerasi. Tidak hanya itu perusahaan lain seperti PT Indosat juga telah mengucurkan investasi untuk permodalan startup lokal.

Harapannya seiring makin mapannya masyarakat dengan solusi berbasis teknologi, berbagai kebutuhan yang ada mampu terfasilitasi dengan baik oleh inovasi dalam negeri. Tren kewirausahaan di bidang digital yang terus bertumbuh juga benar-benar harus didukung berbagai pihak, terutama pemerintah. Salah satunya dengan tidak memperumit kebijakan yang ada, terutama dalam kaitannya regulasi perizinan dan perpajakan yang selama ini banyak dikeluhkan.

Tips Menciptakan Video (dan Iklan) YouTube yang Disukai

Pernahkah Anda bermimpi untuk menjadi selebriti video online, mungkin sekelas Jenna Marbles atau PewDiePie? Beberapa orang bilang kreativitas ialah kunci utamanya, yang lain menyebutkan faktor seperti komedi, kolaborasi, sampai interaksi. Ternyata proses penggarapan tidak sesederhana teorinya, dan hal itu diakui sendiri oleh para pencipta konten profesional. Continue reading Tips Menciptakan Video (dan Iklan) YouTube yang Disukai