Carro Rambah Penjualan Mobil Baru, Perkuat Kolaborasi dengan Tokopedia

Platform jual-beli mobil Carro kembali memperluas kolaborasinya dengan Tokopedia. Kali ini, kolaborasi yang terjalin sejak 2020 ini resmi mengumumkan kehadiran lebih dari 50 opsi pembayaran untuk pembelian mobil bekas bersertifikat di Tokopedia.

Dihubungi oleh DailySocial, Co-founder Carro Aditya Lesmana mengatakan, konsumen kini dapat menikmati opsi pembiayaan yang lebih fleksibel di Tokopedia. Carro bekerja sama dengan sejumlah perusahaan pembiayaan di Indonesia untuk memfasilitasi jenis pembayaran, baik itu tunai maupun kredit dengan pilihan down payment (DP) tenor, dan asuransi yang diinginkan.

“Tahun lalu merupakan tahun penuh tantangan bagi kami. Namun, pandemi Covid-19 justru memicu industri otomotif untuk berinovasi. Kami melakukan langkah strategis, salah satunya dengan Tokopedia. Hal ini memberikan dampak positif di mana permintaan mobil bekas bersertifikat melonjak hingga 600%,” ungkap Aditya.

Pada Juli 2020, Carro memperluas akses pembelian mobil bekas bersertifikasi dengan membuka Carro Automall melalui platform Tokopedia. Kolaborasi ini memungkinkan lebih dari 100 juta pengguna aktif Tokopedia untuk melihat dan membeli mobil bekas bersertifikasi di platform tersebut.

Menurut Aditya, tren pembelian mobil secara contactless mengalami peningkatan 100% dari bulan ke bulan. Per September 2020, sebanyak tiga dari sepuluh mobil terjual, terjadi secara contactless. Dengan meningkatnya tren pembelian mobil secara online, Carro akan terus membuka peluang kolaborasi dengan platform marketplace di Indonesia.

“Penjualan mobil baru bekas menunjukkan tren positif, terlebih di tengah pandemi. Perubahan ini berdampak terhadap sektor otomotif di Indonesia sejalan dengan meningkatnya permintaan mobile secara online,” katanya.

Selain opsi pembiayaan, Carro juga mengumumkan babak barunya dengan memasuki segmen pasar mobil baru. Langkah ini diambil sejalan dengan optimisme pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini.

Mengutip data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), Aditya menyebut penjualan mobil baru dalam negeri diprediksi mencapai 750 ribu unit di 2021. Prediksi ini telah memperhitungkan potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diproyeksi tumbuh 3%-4%. GAIKINDO juga meyakini daya beli masyarakat terhadap mobil baru akan membaik tahun ini

“Kami optimistis industri otomotif di Indonesia dan Asia Tenggara, baik sektor pasar mobil bekas dan mobil baru, akan kembali pulih di 2021. Kemajuan teknologi, kolaborasi, dan adaptasi yang dilakukan berbagai stakeholder di industri otomotif untuk mengembangkan bisnis secara online akan mendorong penjualan mobil,” paparnya.

Ia menilai bahwa industri otomotif terus berkembang dan bertransformasi seiring waktu. Transaksi melalui platform digital tentu mempermudah konsumen untuk mengetahui informasi produk lebih rinci, harga, opsi pembayaran, fitur, hingga riwayat lengkap mobil.

Sementara itu dalam keterangan tertulis, AVP of Business Tokopedia David Kartono mengatakan kemitraan dengan Carro adalah upaya berkelanjutan untuk mendorong segala peluang bagi masyarakat Indonesia. Ia berharap kolaborasi ini dapat membantu mendorong pemulihan ekonomi di Indonesia lewat platform digital.

Carro merupakan platform jual-beli mobil di kawasan Asia Tenggara dengan transaksi lebih dari $1 miliar di 2019. Perusahaan menawarkan kemudahan pembelian mobil dengan transaksi online dan pengecekan mobil secara offline di Carro Automall yang berlokasi di Bekasi.

Carro mengklaim Automall ini sebagai showroom mobil bekas bersertifikat terbesar di Indonesia. Selain itu, Carro juga menawarkan penjualan mobil bekas dan trade in mobil baru dari berbagai merek secara contactless di platformnya. Untuk meningkatkan offline experience sebelum konsumen bertransaksi, Carro juga menyediakan fasilitas test drive yang dapat dipesan melalui platform Carro dan Tokopedia.

Startup yang berdiri pada 2015 ini menggunakan model bisnis C2B dan B2C di mana konsumen dapat menjual mobil bekas melalui platform Carro dan menawarkannya kepada konsumen kembali. Pada vertikal ini, Carro bersaing dengan sejumlah pemain, seperti OLX Autos dan Carsome.

Penjualan Mobil Bekas Meningkat Selama Pandemi, Carro Bukukan Pertumbuhan Bisnis

Sebuah studi bertajuk Indonesian Autos dari HSBC Global Research menemukan 90% respondennya beralih ke kendaraan pribadi selama masa pandemi ini. Di saat yang sama penjualan mobil baru masih jauh dari pulih. Di sisi lain, penjualan mobil bekas kian melonjak.

Carro, salah satu pemain marketplace untuk mobil bekas, mendapati berkah tersebut. Perusahaan rintisan yang bermarkas di Singapura itu mengklaim mengalami kenaikan permintaan hingga 600%. Angka itu terbilang besar untuk industri otomotif yang terpukul cukup dalam akibat pandemi sepanjang tahun.

Co-Founder Carro Aditya Lesmana memaparkan, pencapaian itu ditengarai oleh daya beli masyarakat yang menurun dan lebih berhemat dalam membelanjakan uangnya selama wabah berlangsung. Namun karena wabah juga, pasar beralih dari transportasi publik ke kendaraan pribadi agar terhindar dari ancaman virus saat bepergian. Carro ikut mereguk keuntungan dari kondisi ini.

“Selama pandemi Covid-19, Carro sendiri telah mengalami lonjakan jual beli mobil bekas bersertifikat yang dapat diuji coba dari rumah dan dibeli secara online,” ujar Aditya.

Data dari Lokadata menunjukkan penjualan mobil bekas tumbuh 80% pada Agustus kemarin. Dalam periode yang sama, penjualan mobil baru yang perlahan mulai pulih, masih tumbuh di angka 45% saja. Dan semua itu terjadi dengan catatan penjualan mobil secara year on year turun 47,8% per Oktober 2020. Hal ini memperkuat minat pasar di Indonesia masih kuat terhadap mobil bekas.

Aditya Lesmana menjelaskan, kenaikan permintaan yang mereka alami juga didorong oleh perubahan-perubahan dalam merespons kebutuhan pasar. Beberapa di antaranya adalah fitur test drive yang bisa dilakukan di tempat calon pembeli sehingga meminimalisasi kontak. Pembelian pun juga bisa diantar difasilitasi untuk dikirim langsung ke rumah pembeli.

“Tidak ada perubahan yang signifikan. Kami tetap melaksanakan rencana yang telah kami buat sejak beberapa tahun lalu dalam mengedepankan teknologi untuk memfasilitasi masyarakat agar dapat melakukan pembelian mobil secara contactless,” imbuh Aditya.

Carro sendiri memiliki model bisnis C2B untuk membantu konsumen menjual mobilnya; dan B2C untuk menjual mobil bekas yang dibeli dari konsumen. Di lanskap ini, mereka bersaing langsung dengan beberapa pemain, di antaranya OLX Autos dan Carsome.

Optimis Kian Tumbuh

Presiden Direktur Dyandara Promosindo Hendra Noor Saleh menilai pergeseran minat masyarakat ke mobil bekas masuk akal karena kondisi pandemi mendorong mereka beralih ke kendaraan pribadi namun dengan harga yang jauh lebih terjangkau.

Hendra pun yakin mereka yang bermain dengan memanfaatkan platform digital seperti Carro dapat bertahan dari tekanan ekonomi akibat pandemi.

“Di tengah tekanan yang diakibatkan pandemi Covid-19, industri otomotif harus bergerak cepat dan bertransformasi secara digital. Melalui penerapan teknologi akan muncul kekuatan baru bagi industri otomotif terutama dalam hal meningkatkan kualitas pelayanan dan interaksi dengan konsumen,” ujar Hendra.

Berkaca dari pencapaian tadi, Carro bersiap mereguk untung dari tren yang sedang berlangsung. Aditya Lesmana menjelaskan mereka berencana meluncurkan aplikasi untuk memudahkan konsumen dalam memantau penggunaan mobil hingga memeriksa jadwal perawatan. Sejumlah fitur baru juga akan mereka perkenalkan untuk mendukung kenyamanan pengguna.

“Kami terus berfokus dalam meningkatkan layanan ke konsumen sebagai pengguna akhir maupun showroom mobil bekas dengan menambahkan opsi asuransi mobil dan juga pembiayaan,” imbuh Aditya.

Aditya enggan menjawab angka penjualan mobil bekas yang ditargetkan oleh Carro untuk tahun ini. Namun ia optimis pencapaian mereka akan lebih baik seiring perekonomian yang diperkirakan akan membaik pada 2021.

“Kita mungkin tidak menjual mobil termurah tapi kita memberikan garansi mobil terlengkap,” pungkas Aditya.

Application Information Will Show Up Here

Mendiskusikan Kondisi dan Peluang Startup di Bidang Otomotif Selepas Pandemi

Industri penjualan produk otomotif juga menjadi area bisnis yang mulai banyak digarap pemain digital – baik oleh startup dari dalam atau luar negeri. Diskusi tentang sektor tersebut menjadi menarik, terlebih tahun ini para pemain diharapkan dengan pandemi dan dampak setelahnya, termasuk resesi.

Untuk membahas topik tersebut, di sesi #SelasaStartup minggu pertama bulan Desember 2020, DailySocial mengundang Delly Nugraha selaku General Manager Carsome Indonesia.

Carsome Group sendiri, awal bulan ini baru mengumumkan perolehan pendanaan seri D senilai $30 juta atau setara 424 miliar Rupiah. Investor yang terlibat meliputi Asia Partners, Burda Principal Investments, dan Ondine Capital. Selain penguatan operasional, termasuk di Indonesia, mereka juga akan melakukan perluasan model bisnis ke ranah C2B2C.

Perkembangan pasar

Sesi #SelasaStartup dengan Delly Nugraha dari Carsome
Sesi #SelasaStartup dengan Delly Nugraha dari Carsome

Dalam pemaparannya Delly mengatakan, pasar mobil bekas masih sangat besar di tanah air. Bahkan tiga negara (Indonesia, Malaysia, dan Thailand) memberikan sumbangsih 80% terhadap unit ekonomi di industri tersebut di Asia Tenggara. Studi terbaru Momentum Works mengatakan bahwa total nilai transaksi mobil bekas mencapai $600 juta di wilayah tersebut.

Tidak dimungkiri, pandemi sempat memberikan dampak penurunan. Menurut data yang dimiliki Delly, sejak dimulai PSBB sekitar bulan April secara transaksional transaksi di industri turun derastis. Tidak hanya pada penjualan mobil saja, bahkan juga di aspek pendukungnya, seperti penjualan bahan bakar. Namun sejak Agustus 2020, secara perlahan dan konsisten mulai kembali normal.

“Dari data Gakindo, sekarang kondisinya sudah kembali baik. Jika April lalu jumlah mobil terjual sekitar 7 ribuan unit, per Oktober ini sudah sampai 49 ribuan lagi. Ada optimisme di industri, market sudah mulai rebound,” ujar Delly.

Ia juga memaparkan, dari data Google Trend akhir-akhir ini, kata kunci pencarian mobil bekas di Indonesia juga mulai meningkat. Artinya memang ketertarikan untuk membeli atau menjual di kalangan masyarakat. Di YouTube pun, ulasan mengenai mobil bekas juga dikatakan mendapatkan traksi yang lebih tinggi – asumsinya orang yang akan beli/jual mobil bekas melihat review terlebih dulu.

“Kalau lihat hasil riset McKinsey, setelah pandemi ini perilaku konsumen di Indonesia berubah. Yang tadinya mereka rutin pakai kendaraan umum, kini mempertimbangkan untuk menggunakan mobil pribadi untuk mengurangi kontak langsung dengan keramaian. Ini jadi peluang tersendiri untuk pemain industri seperti Carsome,” imbuhnya.

Platform penjualan mobil bekas

Carsome sendiri saat ini hadir membantu masyarakat yang ingin menjual mobil bekas. Pengguna bisa mengakses layanan lewat situs; kemudian tim akan melakukan pengecekan secara detail dari aspek mesin, interior, eksterior, dll. Dari hasil penilaian, mobil akan diberikan harga kemudian ditawarkan kepada mitra dealer yang tergabung di Carsome untuk mendapatkan penawaran terbaik.

Pain point yang ingin diselesaikan, biasanya ketika menjual mobil secara manual, pengguna sulit mendapatkan pembeli yang tepat – kalaupun dijual langsung ke pemasok, tak sedikit yang mematok harga kurang bersaing, disebabkan karena kurangnya transparansi.

“Untuk itu layanan Carsome memastikan proses penjualan mobil dilakukan secara mudah, cepat, dan transparan. Untuk penguji, kami juga ada aplikasi, di dalamnya terdapat checklist detail bagian-bagian yang harus diperiksa. Pun untuk mitra dealer, aplikasi memungkinkan mereka untuk memberikan penawaran harga mobil secara cepat dan bisa memberitahukan secara langsung melalui sistem ke pengguna,” jelas Delly.

Selama pandemi ini, ternyata juga tidak sedikit yang mempertimbangkan untuk menjual mobilnya, mengurangi aset depresiasi yang dimiliki. “Misalnya tadinya dalam satu rumah ada 3 mobil untuk masing-masing anggota keluarga, karena adanya PSBB, WFH, dll sekarang aktivitas keluar rumah jadi berkurang, jadi banyak yang menjual mobilnya. Di sisi lain, yang belum punya juga mulai banyak mencari mobil bekas untuk keperluannya. Supply demand-nya terjembatani dengan baik,” lanjut Delly.

Di Indonesia sendiri, pasar jual-beli mobil memang perlu disikapi secara unik. Banyak faktor yang menyebabkan kondisi pasar di tiap daerah berbeda-beda. Delly menyebutkan ada empat hal mendasar yang mempengaruhi. Pertama adalah letak geografis, ini berpengaruh pada distribusi produk. Karena stok di perkotaan dan di daerah pasti berbeda – terlebih saat berbicara produk mobil baru.

Faktor kedua, terkait daya beli. Spesifikasi ini perlu dipahami dengan baik, sehingga para pemain industri dapat menyuguhkan varian produk yang terjangkau di pasar tertentu. Ini juga berhubungan dengan faktor selanjutnya, yakni harga. Kadang produk dengan merek dan kondisi yang mirip dapat di jual dengan harga berbeda di daerah yang berbeda. Contohnya, kalau dari Jakarta orang berasumsi mobilnya berisiko kena banjir dan penggunaannya sangat tinggi karena sering terjebak macet. Terakhir, faktor dasar hukum ekonomi, yakni supply-demand. Tentu akan banyak berpengaruh pada kondisi pasar mobil bekas di suatu daerah.

“Karena kultur kami startup, maka menjadi lebih fleksibel untuk berinovasi di berbagai sisi, baik di internal maupun eksternal. Jadi bisa menyesuaikan apa yang benar-benar dibutuhkan oleh pengguna. Termasuk terkait rencana pemanfaatan dana, kami secara gesit akan memulai model bisnis baru tahun depan di Indonesia. Harapannya akan banyak masyarakat yang terbantu,” tutupnya.

Gambar header: Depositphotos.com

Carsome Dapatkan Pendanaan Seri D 424 Miliar Rupiah, Segera Perluas Model Bisnis

Platform digital untuk penjualan mobil bekas Carsome hari ini (08/12) mengumumkan telah membukukan pendanaan seri D senilai $30 juta atau setara 424 miliar Rupiah. Investor yang terlibat meliputi Asia Partners, Burda Principal Investments, dan Ondine Capital. Sejauh ini menjadi all-equity financing terbesar dalam industri otomotif online di Asia Tenggara.

Setahun sebelumnya, tepatnya awal Desember 2019, Carsome mengumumkan perolehan pendanaan seri C senilai  $50 juta. Putaran ini didukung MUFG Innovation Partners, Daiwa PI Partners, Endeavour Catalyst, Ondine Capital, serta investor di putaran sebelumnya termasuk Gobi Partners dan Convergence Ventures.

Disampaikan oleh Co-Founder & Group CEO Carsome Eric Cheng, “Pendanaan ini akan kami gunakan untuk memperkuat model bisnis yang telah ada yaitu C2B, dan mempercepat mewujudkan model bisnis baru kami yaitu B2C. Kami berharap dapat meluncurkan C2B dan B2C pertama di Asia Tenggara untuk mobil bekas dan pengalaman ritel yang jauh lebih unggul.”

Sepanjang Covid-19, klaim Eric, perusahaannya berhasil meningkatkan pendapatan bisnis hingga 2x lipat dibandingkan periode sebelum pandemi. Per November 2020 atau sejak lima tahun didirikan, Carsome telah memfasilitasi sekitar 100 ribu penjualan mobil bekas. Ada peningkatan drastis yang berasal dari perilaku konsumen di Indonesia, Malaysia, Thailand dan Singapura.

“Carsome telah meraih profit per Oktober 2020, lebih cepat dari proyeksi sebelumnya [..] Kami yakin pendanaan seri D terbaru ini akan membantu dalam aksi merger dan akuisisi ke depannya, untuk bisa lebih mengkonsolidasikan rantai pasokannya,” imbuh CFO Carsome Juliet Zhu.

Layanan Carsome memfasilitasi pengguna untuk menjual mobil bekasnya; untuk kemudian ditawarkan ke mitra dealer penjual mobil bekas. Dalam proses pembelian, mereka juga melakukan inspeksi mobil di 175 titik yang komprehensif. Model layanan serupa di Indonesia juga diadopsi pemain lain seperti OLX Auto dan Carro.

OLX Autos (sebelumnya BeliMobilGue) juga sempat mendapatkan perolehan pendanaan $30 juta pada Agustus 2019 lalu; melanjutkan pendanaan seri A senilai $10 juta yang didapat di tahun sebelumnya.

Pengembangan model bisnis

Soal perluasan model bisnis di luar C2B memang sudah beberapa kali disampaikan pihak Carsome, termasuk di Indonesia. Misi ini diperkuat pernyataan resmi Eric, yang akan segera menghadirkan model B2C di layanannya. Skema ini memungkinkan pengguna membeli mobil bekas dari mitra dealer yang terdaftar di aplikasi.

Pada kesempatan temu media, General Manager Carsome Indonesia Delly Nugraha menyampaikan, penambahan model bisnis memang tengah digodok internal Carsome. Ia menyampaikan, model C2B2C yang akan diaplikasikan termasuk di Indonesia.

Ambisi ini tak lain dilatar belakangi potensi pasar yang sangat besar. Studi terbaru Momentum Works mengatakan bahwa total nilai transaksi mobil bekas mencapai $600 juta; pihak Carsome mengatakan sudah berhasil menyumbang 1% di Asia Tenggara. Pasar di Malaysia, Indonesia, dan Thailand menyumbang sekitar 80% dari nilai pasar regional.

Beberapa pengembang platform digital di dunia juga telah mendapatkan traksi dan valuasi besar. Misalnya Cars24 di India, setelah mendapatkan pendanaan seri E senilai $200 juta mereka berhasil menyabet gelar unicorn. Status yang sama juga didapat Kavak di Meksiko; bahkan di Amerika Serikat platform Vroom berhasil mengumpulkan $468 juta dari penawaran umum perdana pada Juni 2020 lalu.

Application Information Will Show Up Here

Carsome Indonesia on Succession, to Enter the C2B2C Business Model

In order to boost its business in Indonesia, the used car sales platform Carsome has just appointed Delly Nugraha as General Manager of Indonesia. Previously, Delly was known as VP at Gojek who was responsible for the development of SME partners. This succession was also used by Carsome as a form of commitment to seriously work on the Indonesian market. An understanding of the local market is considered important to support this goal.

In a media conference this afternoon (26/11), Delly conveyed a number of strategies that would be taken to improve Carsome’s business. One of them is to launch the C2B2C business model in 2021, enabling consumers to sell their used cars, as well as buy used cars through applications. Previously, Carsome applied C2B services, as a medium for consumers to sell their cars to dealerships – including promotional, inspection, and payment services.

Furthermore, Delly said, there are two things that will be done to strengthen the existence of Carsome Indonesia. First, continue to build consumer trust by improving used car buying and selling services that are easy, fast, and transparent. Second, build organizational and team strength in the midst of the Covid-19 pandemic situation. He believes that the positive growth in business results is in line with generating positive business margins as well.

“The used car market was affected by the pandemic, but has started to show growth again in the last few months. We believe the used car market will recover and improve in 2021. Our role at Carsome is to continue to maintain and even increase the momentum of the used car market revival,” said Delly.

According to the research by DSResearch in 2018, there are several car sales services that are currently popular in Indonesia. At that time the survey was followed by 729 respondents who had made car sales transactions through the application. Apart from Carsome, there are BeliMobilGue (now rebranded as OLX Autos) and Carro.

Platform penjualan mobil bekas di Indonesia

Carsome has been present in Indonesia since 2017. As the business strengthens, including the series C funding worth $50 million obtained at the end of 2019, currently in Indonesia they have reached more than 4100 dealers. Overall they have also helped sell more than 100 thousand used cars in their operational areas, namely in Indonesia, Malaysia, Thailand and Singapore.

Also attending the Grace Quah event as Regional Marketing Director. He said the most significant markets for Carsome were Indonesia and Malaysia. Many efforts are being made to become a market leader, including they are currently raising new funding to present various product and service initiatives for consumers. There are no details that can be conveyed about the fundraising, the process is not yet complete.

This year, Carsome also launched several technology products, namely the CARpartner and CARdealer applications (previously known as CarsomeGO) to simplify and accelerate the process of searching for used car information and transaction convenience for used car dealers.

“We have a unique value proposition, from the dealer side, they will get more and faster offers (after the goods are inspected). Having more comprehensive options makes them happier. From the consumer side, products are also offered at competitive prices, because our system offers used cars that are sold to many dealers at once – they can bid up to a deal at a certain number, ”Delly said.

With the presence of new business models and innovations, Delly is optimistic that Carsome will become the market leader. This year, it is said to have doubled its sales from before the pandemic. In fact, the growth of used cars sold through Carsome increased by almost 300% quarter-on-quarter in the third quarter of this year.

* Note: We are revising parts of the business model, from C2C ​​to C2B2C


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Carsome Indonesia Lakukan Suksesi, Segera Rambah Model Bisnis C2B2C

Guna menggenjot bisnisnya di Indonesia, platform penjualan mobil bekas Carsome baru saja menunjuk Delly Nugraha sebagai General Manager Indonesia. Sebelumnya Delly dikenal sebagai VP di Gojek yang bertanggung jawab untuk pengembangan mitra UKM. Suksesi ini juga dijadikan Carsome sebagai wujud komitmen untuk secara serius menggarap pasar Indonesia. Pemahaman tentang pasar lokal dianggap penting untuk menunjang tujuan tersebut.

Dalam acara jumpa media siang ini (26/11), Delly menyampaikan sejumlah strategi yang akan diambil untuk meningkatkan bisnis Carsome. Salah satunya akan meluncurkan model bisnis C2B2C di tahun 2021, memungkinkan konsumen menjual mobil bekasnya, sekaligus membeli mobil bekas lewat aplikasi. Sebelumnya Carsome mengaplikasikan layanan C2B, sebagai medium konsumen menjual mobilnya ke dealer — di dalamnya termasuk layanan promosi, inspeksi, dan pembayaran.

Lebih lanjut Delly mengatakan, ada dua hal yang akan dilakukan untuk memperkuat eksistensi Carsome Indonesia. Pertama, terus membangun kepercayaan konsumen dengan meningkatkan layanan jual-beli mobil bekas yang mudah, cepat, dan transparan. Kedua, membangun kekuatan organisasi dan tim di tengah situasi pandemi Covid-19. Ia yakin pertumbuhan hasil bisnis yang positif sejalan dengan menghasilkan margin bisnis yang positif juga.

“Pasar mobil bekas sempat terkena dampak pandemi, namun sudah mulai menunjukkan pertumbuhan kembali sejak beberapa bulan terakhir. Kami yakin pasar mobil bekas akan kembali pulih dan membaik di 2021. Peran kami di Carsome adalah untuk terus menjaga bahkan menaikkan momentum kebangkitan pasar mobil bekas,” ujar Delly.

Menurut hasil riset yang dilakukan DSResearch tahun 2018, ada beberapa layanan penjualan mobil yang saat ini populer di Indonesia. Kala itu survei diikuti 729 responden yang pernah melakukan transaksi penjualan mobil melalui aplikasi. Selain Carsome, ada BeliMobilGue (kini sudah rebranding jadi OLX Autos) dan Carro.

Platform penjualan mobil bekas di Indonesia

Carsome mulai hadir di Indonesia sejak tahun 2017. Seiring penguatan bisnis, termasuk pendanaan seri C senilai $50 juta yang didapat akhir tahun 2019, saat ini di Indonesia mereka telah merangkul lebih dari 4100 dealer. Secara keseluruhan mereka juga sudah membantu menjual lebih dari 100 ribu mobil bekas di wilayah operasionalnya, yakni di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Singapura.

Turut hadir dalam acara Grace Quah selaku Regional Marketing Director. Ia mengatakan, pasar yang paling signifikan untuk Carsome adalah Indonesia dan Malaysia. Banyak upaya yang tengah dilakukan untuk menjadi pemimpin pasar, tak terkecuali mereka tengah menggalang pendanaan baru untuk menghadirkan berbagai inisiatif produk dan layanan untuk konsumen. Belum ada detail yang bisa disampaikan soal penggalangan dana, prosesnya belum rampung.

Tahun ini, Carsome juga meluncurkan beberapa produk teknologi, yaitu aplikasi CARpartner dan CARdealer (sebelumnya dikenal sebagai CarsomeGO) untuk lebih mempermudah dan mempercepat proses pencarian informasi mobil bekas dan kenyamanan bertransaksi yang diperuntukkan bagi para dealer mobil bekas.

“Kami punya unique value proposition, dari sisi dealer mereka akan mendapatkan penawaran lebih banyak dan cepat (setelah barang diinspeksi). Adanya opsi yang lebih lengkap membuat mereka lebih senang. Dari sisi konsumen, produk juga ditawarkan dengan harga yang kompetitif, karena sistemnya kami menawarkan mobil bekas yang dijual kepada banyak dealer sekaligus – mereka bisa menawar sampai deal di angka tertentu,” ujar Delly.

Dengan hadirnya model bisnis dan inovasi-inovasi baru, Delly cukup optimis membawa Carsome untuk menjadi pemimpin pasar. Tahun ini, pihaknya juga mengklaim telah meningkatkan penjualannya sebanyak dua kali lipat dari sebelum pandemi. Bahkan, pertumbuhan mobil bekas yang terjual lewat Carsome meningkat hampir 300% quarter-on-quarter pada kuartal ketiga tahun ini.

*Catatan: Kami merevisi bagian model bisnis, dari C2C ke C2B2C

Application Information Will Show Up Here

Adaptasi Layanan Otomotif Digital Selama Pandemi

Sektor otomotif termasuk di jajaran mereka yang terimbas pandemi secara signifikan. Hal ini mendorong penyesuaian yang dilakukan para pemain teknologi di sektor ini.

Penyesuaian protokol kesehatan menjadi keharusan. Selain itu beberapa inovasi juga mulai dilakukan. Beberapa pemain di industri berbagi cerita dengan DailySocial tentang bagaimana bisnis mereka saat ini dan penyesuaian-penyesuaian yang dilakukan.

Jual, beli, dan sewa kendaraan

Seva, Movic, dan OLX Autos berbagi tentang bagaimana situasi layanan mereka dan pandangan bisnis mereka tentang pasar industri teknologi otomotif, khususnya untuk layanan jual, beli, dan sewa kendaraan.

OLX Autos, yang dikomandoi Johnny Widodo, sebelumnya bernama Belimobilgue. Mereka tetap optimis bisa bertahan dan melayani pelanggan mereka meski di situasi pandemi. Sejauh ini mereka mengklaim sudah beroperasi di 7 kota dengan 100 pusat inspeksi dan 2000 mitra dealer. Kondisi yang sempat melemah di bulan-bulan awal pandemi mereka prediksi akan segera bangkit.

“Kami memprediksi industri mobil bekas memerlukan waktu 2-3 bulan untuk kembali pulih seiring dengan proyeksi permintaan yang berangsur meningkat. Fakta bahwa pemerintah telah mulai membuka kegiatan perekonomian merupakan salah satu faktor yang kami yakini akan mendorong pemulihan industri dalam 2-3 bulan ke depan,” terang Johnny.

Sejalan dengan optimisme ini, mereka memperluas jaringan inspeksi mereka ke Solo pada 15 Agustus 2020 kemarin. Solo adalah kota ke-8 yang disinggahi OLX Autos, melengkapi kota-kota sebelumnya, yakni Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Medan, dan Solo.

OLX Autos juga meluncurkan beberapa inovasi yang ditujukan untuk meningkatkan kenyamanan pelanggannya namun tetap mematuhi protokol kesehatan. Salah satunya menghadirkan layanan Home Inspection. Layanan ini memungkinkan inspektor OLX Autos datang ke rumah dan menjalankan proses inspeksi. Para inspektor ini sebelumnya telah dipastikan dalam kondisi steril.

“Adanya pergeseran preferensi pelanggan yang akan lebih memilih mobil pribadi daripada menggunakan transportasi umum, [..] memungkinkan pelanggan untuk bisa menjaga kesehatan dan kebersihan diri dengan lebih cermat,” terang Johnny.

OLX Autos

Kepala Divisi Astra Digital Kemas Henry Kurniawan membagikan kondisi dua layanan mereka yang ada di kategori ini, Seva dan Movic. Dari pengakuan Henry, keduanya sempat mengalami penurunan yang signifikan di awal. Meskipun demikian, perubahan pola kebutuhan masyarakat memunculkan permintaan dan peluang baru.

“Saya fokus performance Q2 2020, Untuk Seva secara overall angkanya turun hampir 50% dan peminat shifting ke mobil bekas. Movic dan Cariparkir drop hampir 70% mengingat pariwisata, bisnis, airport dan mall yang terbatas aktifitasnya. Namun kami menemukan potensi baru untuk engage dengan customer kami,” ujar Henry.

Peluang baru yang dimaksud adalah perubahan pola transportasi masyarakat. PSBB dan kekhawatiran tertular virus di transportasi umum membuat permintaan untuk sewa mingguan dan bulanan di Movic meningkat. Pola kerja kombinasi antara work from home dan work from office secara bergantian membuat tren ini meningkat. Tak mau kehilanggan momen, Movic menyambut dengan menghadirkan paket mingguan dan bulanan dengan model lepas kunci. Perubahan ini yang akhirnya membantu angka transaksi di Movic perlahan naik, membaik.

“Sebelum Covid-19, komposisi orang nyewa mobil itu 70-80% pakai driver. Nah sekarang gara-gara Covid-19 kebalik, [lebih populer] lepas kunci. [..] Jadi ternyata ada demand orang itu nyewa kendaraan mingguan, waktu dia masuk kerja. Alasannya untuk menghindari penggunaan angkutan umum,” lanjut Henry.

Sedangkan untuk Seva, Henry menjelaskan ada demand untuk pembelian mobil bekas. Pemicunya sama, keinginan untuk memiliki mobil sebagai alternatif transportasi umum di masa pandemi dan kebijakan PSBB. Untuk itu Seva mulai menjajaki pembelian mobil bekas dengan menyediakan pilihan-pilihan yang sesuai dengan budget pelanggan.

“Tugas kami menemani pelanggan selama masa pandemi ini. Untuk Seva saat ini, melihat demand yang ada, kita mulai fokus ke arah mobil bekas. Ada beberapa fitur yang sudah kita siapkan untuk memudahkan pelanggan mendapatkan mobil bekas. Untuk Movic, karena konsepnya rental marketplace, kita akan optimalkan fungsi rental. Kita akan fokus pada memudahkan pelanggan di seluruh kota. Coverage-nya kita tambah. Fokusnya rental, pakai driver maupun lepas kunci dan airport transfer,” imbuh Henry.

Layanan Mobiklin

Perawatan kendaraan

Di industri otomotif, layanan digital tak sebatas jual, beli, dan sewa. A juga layanan khusus yang menyasar perawatan, parkir, pencucian kendaraan ke rumah, hingga pembelian suku cadang. Sektor ini diisi nama-nama seperti Montir, HepiCar, Carfix, Mobiklin dan lainnya.

Sama seperti layanan jual, beli, dan penyewaan kendaraan, segmen ini pun terkena imbas pandemi. Dengan beberapa penyesuaian bisnis, sejumalah layanan ada yang masih berjalan. Hepicar, misalnya, dengan segala penyesuaian operasional justru berekspansi ke wilayah baru. Ini dilakukan sambil tetap menjaga komitmen pelayanan.

“Terhadap mitra operator layanan diberlakukan protokol layanan yang ketat, seperti wajib menggunakan masker dan sarung tangan ketika bekerja, selalu menjaga jarak aman, selalu mencuci tangan sebelum dan setelah selesai mengerjakan layanan, dan aktif berkomunikasi dengan konsumen terkait pembatasan masuk wilayah-wilayah tertentu,” ujar CEO HepiCar Nurhadiyanto.

Layanan cuci mobil Mobiklin juga melakukan beberapa penyesuaian. Meski mereka mengklaim bisnisnya tidak terpengaruh pandemi secara signifikan, inovasi dalam hal layanan pembersihan dan perawatan mobil tetap dilakukan.

CEO Mobiklin Adnan Gadi kepada DailySocial menjelaskan,”Sejauh ini tidak ada impact yang signifikan dari adanya pandemi Covid-19 terhadap perkembangan Mobiklin. Kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan semakin meningkat. Di sisi lain, masyarakat tidak ingin melakukan aktivitas di luar rumah, sehingga layanan di rumah (home service) menjadi solusi tanpa meninggalkan protokol kesehatan yang dianjurkan.”

Otomo Klaim Pertumbuhan di Tengah Pandemi, Luncurkan Aplikasi Mobile untuk Akselerasi Bisnis

Setelah melakukan rebranding akhir tahun 2019 lalu, platform penyewaan kendaraan Otomo (sebelumnya Automo) mengklaim mengalami pertumbuhan yang positif, termasuk di tengah krisis akibat pandemi. Kepada DailySocial Founder Otomo Charles Lin mengungkapkan, saat ini mereka juga telah meluncurkan aplikasi yang bisa diunduh di Play Store.

“Saat ini kami telah meluncurkan aplikasi untuk pengguna di Indonesia dan secara aktif membangun lebih banyak fitur yang tidak hanya membantu pengendara tetapi juga pemilik mobil memperoleh penghasilan tambahan tanpa menggunakan mobil mereka,” kata Charles.

Dengan aplikasi ini, pengemudi dapat langsung meningkatkan pendapatan mereka dari layanan pelanggan dan kebersihan mobil, karena pengguna dapat memesan langsung ke setiap pengemudi jika mereka menyukai perjalanan dan layanan tersebut.

Ke depannya, cara ini bisa memastikan layanan berkualitas yang dapat dinikmati saat bepergian dengan Otomo. Otomo saat ini juga sedang membuka pendaftaran kepada pengemudi dan pemilik kendaraan di Jakarta. Untuk memudahkan pengguna mengakses platform.

Perubahan akibat pandemi

Otomo mencatat, pandemi yang terjadi juga telah mengubah perilaku masyarakat dalam hal penggunaan kendaraan atau transportasi umum. Yang dapat disediakan oleh Otomo adalah cara transportasi yang jauh lebih aman, dengan mengandalkan pengemudi yang sama dan disukai, untuk semua perjalanan selama sebulan. Dengan begitu, bisa mengurangi kontak ke lebih banyak pengendara dalam satu hari, yang tidak hanya akan meningkatkan pendapatan pengemudi tetapi juga meningkatkan aspek keselamatan kerja.

“Model bisnis baru kami yang disempurnakan telah direncanakan tepat sebelum pandemi terjadi, yang untungnya bagi kami terjadi sebelum peluncuran aplikasi ketika PSBB diberlakukan. Selama PSBB para developer kami bekerja keras untuk menyelesaikan aplikasi,” kata Charles.

Rencana Otomo

Tahun ini ada beberapa rencana yang ingin dicapai oleh Otomo, salah satunya adalah melakukan penggalangan dana akhir tahun ini. Perusahaan juga berharap beberapa tahun ke depan menuju profitabilitas. Otomo saat ini juga menjadi salah satu peserta program akselerasi GK Plug & Play batch 6 yang digelar tahun ini.

Saat ini telah bergabung sekitar 70 vendor di berbagai wilayah. Mulai dari Jakarta, Labuan Bajo, Bali, Bandung hingga Yogyakarta juga. Tidak hanya menyediakan opsi mobil, akhir tahun ini Otomo juga akan meluncurkan yacht dan helikopter.

Terdapat sekitar 300 lebih listing yang bisa dimanfaatkan oleh pengguna. Otomo juga telah bekerja sama dengan Cars and Trips Pte Ltd di Singapura untuk peluncuran akhir tahun ini yang menyediakan layanan penyewaan mobil dan berbagi mobil dengan konsep peer-to-peer.

“Kami melihat Otomo sebagai Spotify dan Airbnb untuk transportasi di Indonesia. Di mana Anda sekarang dapat memesan tumpangan selama sebulan penuh, berdasarkan jadwal Anda sendiri dengan biaya yang jauh lebih murah daripada membeli sendiri dan menyewa sopir Anda sendiri. Memungkinkan pengendara untuk mengukur dan memilih hari apa yang mereka butuhkan untuk tumpangan, dan tidak perlu khawatir tentang parkir, pajak jalan, aturan Ganjil-Genap atau bahkan kerusakan mobil lagi,” kata Charles.

Application Information Will Show Up Here

The Used Car Sales Platform TiinTiin.id Secures Seed Funding Worth of 36 Billion Rupiah

TiinTiin.id.id, began its journey by introducing an online platform for used cars and motorcycles on sale. It uses the auction system, allowing registered agents to bid on desired vehicles at the best price.

In its debut, the company secured US$ 2.5 million funding or equivalent to 36 billion Rupiah. The first round was led by their own CEO Rolf Monteiro, supported by Amand Ventures and PT Luminary Media Nusantara.

Currently, TiinTiin.id applied Consumer to Business (C2B) as a business model, however, they will start adding B2B2C models after this funding, particularly for motorcycle. The plan is to be realized in Q4 this year.

They are quite optimistic about business growth, as the research showed, the used vehicle sales market in Southeast Asia will reach US$ 32 billion. On that reason, TiinTiin.id is quite ambitious for regional expansion in 2021.

TiinTiin.id was founded by Rolf X. Monteiro, a Dutch-Indonesian businessman. Previously, he was known as the founder and CEO of BeliMobilGue, a portal that offers a similar business concept. He “exit” 26 months after the business started, after the majority of shares were acquired by the OLX group. Recently, BeliMobilGue also announced a rebranding to OLX Autos as a result of the corporate action. Aside from TiinTiin.id, he also serves as CEO of SEAuto Group.

Rolf Monteiro
TiinTiin.id’s CEO, Rolf Monteiro / TiinTiin

To date, TiinTiin.id has a retail network in the Greater Jakarta area. Since it was launched at the Q2 2020, they claim to have collected nearly US$ 7 million GMV.

“Covid-19 forced buyers to reconsider buying a new car, while the used car market surged. Some people decided not to use public transportation, others might need to switch their vehicles. This led to a surge in used car sales this year. This is in line with the world trend, used car sales rose 106% in the period May to April, and 13.3% year-on-year,” Monteiro said.

In 2018, the DSResearch team presented interesting survey results related to digital platforms for vehicle purchases titled  Car Marketplace Survey 2018 report. As many as 96.02% of respondents said using a digital platform to search, buy or sell their cars. While BeliMobilGue (44.24%), CarSome (24.52%), and Carro (20.71) became the most popular platforms for selling cars.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Platform Penjualan Kendaraan Bekas TiinTiin.id Bukukan Pendanaan Awal 36 Miliar Rupiah

TiinTiin.id.id, mulai debut dengan memperkenalkan platform online untuk penjualan mobil dan motor bekas. Mereka menerapkan sistem lelang, memungkinkan para agen yang tergabung di dalamnya untuk menawar kendaraan yang hendak dijual pengguna dengan harga terbaiknya.

Di fase awalnya, mereka baru membukukan pendanaan awal senilai US$2,5 juta atau setara 36 miliar Rupiah. Putaran pertama pendanaan ini dipimpin oleh CEO mereka sendiri Rolf Monteiro, didukung oleh Amand Venturs dan PT Luminary Media Nusantara.

Saat ini model bisnis yang diterapkan TiinTiin.id adalah Consumer to Business (C2B), namun setelah pendanaan ini mereka akan mulai menambah model B2B2C khususnya untuk penjualan sepeda motor. Ditargetkan rencana tersebut akan terealisasi pada Q4 tahun ini.

Mereka cukup optimis dengan pertumbuhan bisnis, karena menurut hasil riset yang disampaikan, pasar penjualan kendaraan bekas di Asia Tenggara akan mencapai US$32 miliar. Untuk itu, TiinTiin.id pun cukup ambisius canangkan misi untuk lakukan ekspansi regional di tahun 2021 mendatang.

TiinTiin.id didirikan oleh Rolf X. Monteiro, seorang pengusaha berkebangsaan Belanda-Indonesia. Sebelumnya ia dikenal sebagai pendiri dan CEO BeliMobilGue, sebuah portal yang tawarkan konsep bisnis serupa. Ia “exit” 26 bulan setelah bisnis berjalan, pasca mayoritas saham diakuisisi grup OLX. Kemarin, BeliMobilGue juga baru umumkan rebranding menjadi OLX Autos sebagai buah dari aksi korporasi tersebut. Selain di TiinTiin.id, ia juga menjabat sebagai CEO SEAuto Group.

Rolf Monteiro
CEO TiinTiin Rolf Monteiro / TiinTiin

Saat ini TiinTiin.id telah memiliki jaringan ritel di kawasan Jabodetabek. Sejak diperkenalkan awal Q2 2020, mereka mengklaim sudah mengumpulkan GMV hingga US$7 juta.

“Covid-19 membuat pembeli mobil baru mempertimbangkan kembali, sementara pasar mobil bekas melonjak. Beberapa kalangan masyarakat memutuskan untuk tidak menggunakan transportasi umum, yang lain mungkin perlu menukar kendaraan mereka. Ini menyebabkan lonjakan penjualan mobil bekas tahun ini. Ini selaras dengan tren di seluruh dunia, penjualan mobil bekas naik 106% di periode Mei hingga April, dan 13,3% tahun-ke-tahun” ujar Monteiro.

Sebelumnya dalam laporan Car Marketplace Survey 2018, tim DSResearch memaparkan hasil survei menarik terkait platform digital untuk pembelian kendaraan. Sebanyak 96,02% responden mengatakan menggunakan platform digital utnuk mencari, membeli, atau menjual mobilnya. Sementara BeliMobilGue (44,24%), CarSome (24,52%), dan Carro (20,71) jadi platform paling populer untuk menjual mobil.