Rencana AdAsia Luncurkan Marketplace “Influencer” untuk Brand dan Advertiser

Besarnya peluang untuk kegiatan pemasaran yang lebih efektif memanfaatkan influencer, menjadikan kegiatan ini pilihan pertama dari brand hingga advertising untuk melancarkan kegiatan pemasaran. Melihat potensi yang menjanjikan tersebut, AdAsia perusahaan teknologi yang fokus kepada adtech di negara Asia Pacific, berencana untuk fokus mengembangkan produk tersebut memanfaatkan Artificial Intelligence (AI).

Kepada media, Co-founder dan CEO AdAsia Kosuke Sogo mengungkapkan, saat ini secara global AdAsia telah memperoleh sekitar 10 ribu influencer, dan menargetkan 100 ribu influencer secara global dalam waktu 1-2 tahun ke depan.

“Dengan memanfaatkan influencer kami bisa membantu brand dan advertiser mendapatkan influencer yang tepat dan relevan memanfaatkan teknologi AI, serta menyebarkan kegiatan promosi tersebut kepada berbagai channel yang kami miliki.”

Di Indonesia sendiri teknologi AI yang digunakan AdAsia untuk mengolah data dan melihat consumer-behaviour diklaim merupakan layanan pertama yang hadir di Indonesia.

Tiga produk unggulan AdAsia

Untuk menampung semua data yang dimiliki oleh AdAsia memanfaatkan teknologi AI, rencananya pada awal tahun 2018 mendatang, AdAsia akan meluncurkan produk terbaru bernama CastingAsia. Dengan platform ini nantinya brand dan advertiser bisa memanfaatkan marketplace influencer yang telah dikumpulkan oleh AdAsia memanfaatkan teknologi Ai dan pengolahan data. Dengan demikian memudahkan brand dan advertiser menemukan influencer yang tepat.

Selain CastingAsia produk unggulan lainnya dari AdAsia adalah AdAsia Digital dan AdAsia Ad Network serta AdAsia Video Network. Sementara klien dari AdAsia kebanyakan datang dari perusahaan OTA, FMCG, layanan e-commerce, ritel hingga produk kecantikan.

“Kami berusaha memanfaatkan teknologi AI di semua layanan yang kami hadirkan, agar bisa lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan klien,” kata Kosuke.

Mendirikan R&D Center di Vietnam

Sejak didirikan pada tahun 2016 lalu, AdAsia telah beroperasi di Singapura, Bangkok, Jakarta, Ho Chi Minh, Hanoi dan Taipei. Dalam waktu dekat AdAsia juga akan melakukan ekspansi ke Uni Emirat Arab serta India. Ekspansi tersebut merupakan salah satu rencana dari AdAsia usai mendapatkan pendanaan Seri A dari JAFCO Asia sebesar $12 juta bulan April 2017 lalu.

“Rencananya kita juga akan membangun data center di Ho Chi Minh untuk mengolah data dan tentunya menerapkan teknologi AI di semua produk yang dimiliki oleh AdAsia,” kata Kosuke.

Disinggung tentang adanya rencana untuk melakukan fundraising tahun 2018 mendatang, Kosuke menyebutkan saat ini belum memiliki rencana, namun melihat besarnya minat dari beberapa investor yang ingin berinvestasi di AdAsia, Kosuke dan tim masih membuka peluang untuk melakukan fundraising.

Perluasan ke platform SaaS HR

Meskipun mengklaim sebagai perusahaan yang bergerak dibidang periklanan, namun tahun 2018 mendatang AdAsia akan melebarkan bisnisnya dengan menghadirkan produk SaaS (software-as-a-Service) berupa HR platform memanfaatkan teknologi AI.

“Dengan software ini nantinya bisa membantu perusahaan menemukan kandidat yang tepat memanfaatkan data dari berbagai sumber yang diolah memanfaatkan teknologi AI,” tutup Kosuke.

Eggclan Hadirkan Konsep Iklan Berjalan di Pontianak

Setelah sukses menghadirkan layanan on-demand untuk pengantaran makanan Delifairy, Aprianto kini mengembangkan sebuah konsep baru periklanan di Kota Pontianak. Lewat layanan barunya bernama Eggclan, ia coba mengakomodasi model iklan di Pontianak berupa media offline yang dimaksimalkan melalui perangkat online.

Konsep yang ditawarkan Eggclan ini unik dan baru di Pontianak –kendati di kota besar di Jawa juga sudah banyak diimplementasikan, misalnya yang dilakukan Sticar—produk klien diiklankan di atas motor yang mengelilingi titik tertentu di Pontianak pada jam sibuk. Apri beralasan karena mobilitas motor di Pontianak lebih tinggi dibanding mobil. Eggclan juga mencoba memberi kesempatan para pengiklan mikro dan UMKM dengan harga terjangkau, karena selama ini iklan melalui billboard biayanya mahal dan tidak efektif menjangkau konsumen.

Saat ini layanan Eggclan sudah launching, namun masih dengan akses yang terbatas untuk klien tertentu saja. Rencananya akan dilakukan grand launching pada awal 2018 mendatang.

Dalam menjalankan proses bisnis, Eggclan memiliki tiga mekanisme, yaitu:

  1. Pure rider yang memang direkrut menjalankan iklan. Klien bebas mengatur mereka mau jam berapa  dan rutenya di mana saja
  2. Bermitra dengan ojek online yang jarak tempuhnya lebih dari 20 kilometer sehari.
  3. Sosialisasi lewat angkutan umum seperti angkot.

Eggclan menawarkan keuntungan dari sisi klien, rider, dan konsumen dengan melakukan soft selling, salah satunya dengan melibatkan pengguna untuk mengisi survei yang tersedia di aplikasi Eggclan dan diberi giveaway menarik dari klien. Klien juga dapat menelusuri jejak dan rute para rider yang mengiklankan produk mereka, serta bisa berkomunikasi langsung dengan para rider. Klien juga dapat menelusuri check point para rider lewat aplikasi.

Dari sisi rider, aplikasi Eggclan menyediakan keakuratan informasi di lapangan sesuai keinginan klien. Semua dilakukan secara real time. Rider akan mendapat pembayaran sesuai dengan kontrak iklan yang mereka dapat dalam sehari. Fitur check point menawarkan jasa kepada klien dan kebebasan dalam menentukan rute. Rider dapat menjelaskan dengan baik setiap iklan klien kepada konsumen.

“Ketika ada klien yang ingin meluncurkan produk, brand awareness, atau grand opening, kita dapat kerahkan 30-50 reader secara bersamaan yang disesuaikan dengan budget klien,” jelas Apri.

Kaskus Pours Strategic Investment at Adtech Startup ProPS

Kaskus, social commerce platform, announces strategic investment for ProPS (PT Promedia Punggawa Satu), an adtech company with unspecified investment value. This is a limited investment and Kaskus is a minority and passive shareholder.

ProPS CEO, Edi Taslim, to be joining GDP Venture, Kaskus majority shareholder, to assist Kaskus business development.

The main reason behind Kaskus investment in ProPS is its experienced founding team that make the company successfully market their products in a short time. It’s hoping that ProPS existence can complete Kaskus advertising technology.

“Data driven advertising initiatives and platform developed by ProPS play an important role in completing the digital advertising ecosystem. We believe ProPS can complete Kaskus’ advertising technology,” said Kaskus CEO, On Lee, in an official statement, Friday (17/11).

ProPS develops data management platform and publisher trading desk. The company was founded in March 2016 by Edi Taslim and Ilona Juwita.

Company’s mission is to advance publishers and advertisers by empowering ProPS to understand the audience. That includes maximize the use of 1st, 2nd, and 3rd party data for the purpose of audience buying and selling recommendation. Content recommendation and product experience is included.

“Since the very beginning, ProPS is already committed to support local publishers. Kaskus’ network and experience will provide ProPS an opportunity to strengthen technology services and to utilize audience data for digital advertising,” said Taslim.


Original article is in Indonesian, translated by Kristian Siagian

Application Information Will Show Up Here

Cepatswipe, Layanan Iklan di Pengunci Layar Besutan Swiperich Khusus Pasar Indonesia

Model mobile advertising masih terus dieksplorasi sampai saat ini. Tingginya penetrasi dan pertumbuhan perangkat membuat masa depan iklan di perangkat bergerak ini terlihat cukup menjanjikan. Hal ini yang juga diyakini oleh Cepatswipe, pengembang platform lockscreen advertising bagian dari Swiperich Pte. Ltd., sebuah perusahaan digital bermarkas di Singapura. Sebagai informasi, selain memiliki Cepatswipe di Indonesia, mereka juga memiliki Agila Rewards di Filipina.

Produk lockscreen advertising saat ini sudah sangat banyak di pasaran, baik di pasar luar maupun pasar lokal. Hal tersebut tentu memaksa setiap pemainnya untuk memiliki nilai unik, baik yang ditawarkan kepada konsumen atau brand produk sebagai mitra bisnis. Untuk menggali informasi lebih lanjut seputar Cepatswipe dan strateginya untuk pangsa pasar Indonesia, DailySocial berbincang dengan Teguh Kurniawan Harmanda (Manda) selaku Head of Business Development Cepatswipe Indonesia.

“Walaupun Swiperich didirikan di Singapura, 80% dari tim adalah orang Indonesia, dan semua engineer kami adalah orang Indonesia yang tinggal di berbagai kota di Indonesia,” ujar Manda.

Tim Cepatswipe menyadari betul bahwa model periklanan yang ditawarkan bukan yang pertama di Indonesia dan bukan satu-satunya. Menurut Manda, yang membedakan Cepatswipe dengan layanan lain, pihaknya memiliki rekanan untuk penjualan di Indonesia, yaitu Alternative Media Group (AMG) merupakan salah satu pionir di bidang DOOH (Digital Out of Home) terbesar di Indonesia.

“Dari sisi mitra bisnis, kami memberikan targeting user yang lebih spesifik dari campaign yang dilakukan. Sehingga diharapkan data yang dihasilkan ke advertiser lebih berkualitas. Selain itu tujuan kami adalah membawa dari online marketing ke offline store untuk convert ke penjualan,” lanjut Manda.

Bukukan lebih dari 200 ribu pengguna sejak Mei 2017

Sejak soft launching yang dilakukan akhir bulan Mei 2017, Cepatswipe mengklaim telah memiliki lebih dari 200 ribu pengguna. Di balik itu Manda turut menceritakan, bahwa sempat ada hacker yang juga coba membobol sistem Cepatswipe, yang menjadikan tim engineer harus berusaha keras untuk memastikan layanan tetap prima, sembari memperkuat sistem keamanan. Tidak bisa pungkiri, banyak pengguna yang merasa jengkel dengan kehadiran iklan di aplikasi ponsel pintar.

“Tidak ada yang salah dengan promo, iklan, dan konten yang bermanfaat lainnya. Hanya bagaimana mengemas dalam bentuk yang lebih menarik dan ditambahkan dengan rewards yang rutin diberikan ke user,” jelas Manda.

Apa yang dilakukan Cepatswipe ingin lebih dari hanya menampilkan iklan di layar pengunci ponsel pengguna. Bagi brand, Cepatswipe juga menyuguhkan data dan analisis dan tren penjualan produknya. Layar kunci Cepatswipe tidak hanya menampilkan promo atau iklan, tetapi juga bisa membuat polling untuk disebar ke pengguna yang kemudian bisa menjadi pertimbangan bagi brand untuk membuat keputusan dan strategi marketing bagi produk brand tersebut.

“Pada saat pengguna Android ingin membuka HPnya, maka perhatian mereka sedang tertuju ke layar yang secara fullscreen menampilkan iklan. Dengan begitu maka brand mendapatkan perhatian penuh dari pengguna,” kata Manda menjelaskan efektivitas iklan di layar pengunci ponsel.

Mendapat investasi dari Pedals

Beberapa waktu lalu, pada pagelaran Product Development Conference yang digelar di Jakarta, Swiperich bertemu dengan Pedals. Pertemuan tersebut berlanjut pada diskusi intensif yang berujung pada kucuran pendanaan Pedals ke Swiperich. Tidak ada informasi detail mengenai seberapa besar pendanaan yang diterima. Pasca pendanaan tersebut, Cepatswipe melakukan grand launching di acara International AdAsia 2017 di Bali pada 8 November 2017 kemarin.

“Melalui pendanaan yang kami dapatkan, berencana untuk kembali agresif dari sisi marketing dan product development agar menjadi layar kunci advertising terfavorit dan menjadi tujuan brand untuk memasang campaign-nya di aplikasi Cepatswipe,” pungkas Manda.

Kaskus Berinvestasi Strategis Ke Perusahaan Teknologi Periklanan ProPS

Kaskus, platform social commerce, mengumumkan investasi strategis ke ProPS (PT Promedia Punggawa Satu), perusahaan teknologi periklanan dengan nilai investasi yang tidak disebutkan. Investasi ini bersifat terbatas dan Kaskus menjadi pemegang saham minoritas dan pasif.

CEO ProPS Edi Taslim disebutkan akan bergabung ke dalam GDP Venture, investor pemilik saham mayoritas Kaskus, untuk membantu pengembangan bisnis di Kaskus.

Alasan Kaskus berinvestasi di ProPS karena founding team-nya yang sangat berpengalaman, sehingga produk yang dihasilkan membuat perusahaan berhasil memasarkan produknya dalam waktu singkat. Kehadiran ProPS diharapkan dapat melengkapi teknologi periklanan yang sudah dimiliki Kaskus.

“Inisiatif dan platform data driven advertising yang dikembangkan ProPS berperan penting dalam melengkapi ekosistem periklanan digital. Kami percaya ProPS dapat melengkapi teknologi periklanan yang dimiliki Kaskus,” ucap CEO Kaskus On Lee dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial, Jumat (17/11).

ProPS mengembangkan data management platform dan publisher trading desk. Perusahaan ini didirikan pada Maret 2016 oleh Edi Taslim dan Ilona Juwita.

Misi perusahaan adalam memajukan penerbit dan pengiklan dengan memberdayakan ProPS untuk memahami audience. Memaksimalkan penggunaan 1st, 2nd, dan 3rd party data untuk keperluan rekomendasi audience buying dan selling. Juga rekomendasi konten dan pengalaman produk.

“Sejak awal ProPS berkomitmen untuk mendukung publisher lokal. Jaringan dan pengalaman Kaskus akan memberikan ProPS kesempatan dalam memperkuat layanan teknologi dan pemanfaatan audience data untuk periklanan digital,” pungkas Edi.

Application Information Will Show Up Here

Sticar Rambah Layanan Iklan di Sepeda Motor

Setelah menjadi pemain di bisnis car advertising, Sticar mulai merambah sektor iklan sepeda motor sebagai layanan terbaru. Menjamurnya sepeda motor sebagai moda transportasi yang makin populer membuat Sticar melirik pangsa pasar ini. Sticar akan menjadi pemain berikutnya setelah Karta yang memang dari awal mengkhususkan diri untuk iklan bergerak di sepeda motor.

Menurut CEO Sticar Rio Darmawan, diversifikasi layanan Sticar ini merupakan dampak tingginya permintaan brand untuk ketersediaan iklan di moda sepeda motor.

“Dalam satu tahun ini kami menyediakan solusi iklan di mobil bagi para pelaku usaha. Seiring dengan terus naiknya awareness Sticar dan online car branding sendiri, ternyata banyak klien yang berharap layanan-nya ditambah. Jadi diversifikasi ini kami lakukan juga untuk memenuhi permintaan tersebut.”

Secara umum cara kerjanya tak berbeda dengan proses bisnis untuk iklan di mobil. Menggunakan dasbor yang tersedia, pengiklan bisa secara real time melihat ke mana saja iklan tersebut berjalan dan jumlah impresi yang didapat. Diklaim Sticar sudah memiliki 1000 mitra pengemudi motor terdaftar yang bergabung dengan program ini.

Meskipun bukan hal yang baru, Sticar mengklaim layanannya ini memberi nilai tambah di sisi brand activation agar pesan-pesan yang diberikan bisa secara optimal ditangkap masyarakat.

Menurut wawancara sebelumnya, fokus Sticar tahun ini adalah customer retention, termasuk  peningkatan layanan pengiklan seperti ketepatan kampanye mulai dari pengajuan desain, waktu pemasangan, berjalannya kampanye, hingga pelaporan. Terkait ekspansi, Sticar menargetkan melebarkan sayap hingga ke 20 kota baru.

Application Information Will Show Up Here

 

IronSource Luncurkan Platform Iklan Augmented Reality untuk Mobile Game

Sebagai medium baru hiburan digital, augmented reality dan virtual reality ibarat lahan potensial baru bagi para pengiklan. Sebelum ini kita sudah melihat bagaimana Advrty mencoba mengeksekusi konsep native advertising dalam VR. Kali ini giliran IronSource yang mengumumkan platform iklan baru khusus AR.

Seperti yang Advrty ungkapkan sebelumnya, merancang iklan dalam medium AR bukanlah pekerjaan mudah karena setting-nya melibatkan lingkungan di sekitar pengguna yang sangat beragam. Ini juga yang mungkin menjadi alasan mengapa penawaran IronSource sejauh ini masih terkesan cukup sederhana.

Salah satu iklannya, berdasarkan pantauan VentureBeat, melibatkan karakter dari suatu game yang muncul di lokasi tempat pengguna berada (dilihat melalui layar ponsel tentunya), mirip seperti yang didapati di game Pokemon Go. Pengguna kemudian dihadapkan dengan sebuah mini game, dengan misi seperti melemparkan bola api ke karakter tersebut.

Usai memainkan mini game AR tersebut, barulah pengguna dihadapkan dengan tampilan untuk mengunduh game yang diiklankan. Berkaca pada Pokemon Go merupakan keputusan bagus, setidaknya untuk sekarang, mengingat game tersebut adalah contoh yang paling gampang bagi konsumen untuk memahami konsep AR.

Pokemon Go / Augment
Pokemon Go / Augment

Interaksi yang ditawarkan juga jelas lebih engaging ketimbang hanya sekadar menampilkan iklan banner di sebuah adegan AR. Di samping itu, IronSource juga memastikan iklan yang ditampilkan tidak bersifat mengganggu.

Alasannya adalah karena sebelum iklan ditampilkan, pengguna sudah lebih dulu berinteraksi dengan versi augmented dari lingkungan di sekitarnya. Iklan AR ini hanya akan memperkaya pengalaman tersebut, bukannya membawa pengguna ke pengalaman lain seperti jika dihadapkan dengan pop-up ad.

Untuk sekarang, developer belum bisa menciptakan iklan AR-nya sendiri di platform IronSource. Semua iklannya diproduksi oleh divisi Playworks Studio milik IronSource sendiri, dengan aset-aset 3D yang didapat dari klien pengiklan.

Setelah dikerjakan oleh tim desainer grafik, animator, programmer, desainer game sampai data scientist, iklan tersebut bakal dilepas ke jaringan yang memanfaatkan SDK milik IronSource, yang sejauh ini sudah mencakup lebih dari 80 ribu integrasi. Inilah yang dijadikan senjata utama IronSource, yakni penetrasi iklan AR dalam skala yang cukup besar.

IronSource cukup yakin iklan AR dapat diaplikasikan ke bermacam vertikal, seperti misalnya retail. Kendati demikian, mereka menilai bahwa developer dan publisher mobile game bakal menjadi early-adopter atas format iklan baru berbasis AR ini.

Sumber: VentureBeat dan IronSource.

Advrty Ciptakan Platform Native Advertising untuk Virtual Reality

Pop-up ad, alias iklan yang tiba-tiba muncul dan seringkali menutupi sebagian besar konten yang tersaji, menurut saya adalah salah satu elemen perusak user experience. Semenarik apapun iklannya, saya yakin pengguna pasti sempat merasa kesal ketika sedang asyik membaca suatu artikel lalu diinterupsi dan ditutupi bacaannya begitu saja.

Situasinya bertambah parah ketika medium yang dilibatkan adalah virtual reality: sedang asyik menjelajah dunia virtual, tiba-tiba muncul iklan berukuran masif di depan mata yang seketika itu juga merusak sensasi immersive yang dirasakan. Namun tanpa iklan developer konten pasti sulit bertahan, apalagi mengingat pertumbuhan pasar VR tergolong lambat.

Solusinya, menurut perusahaan asal Swedia bernama Advrty, adalah native advertising. Berkaca pada konsep native ads, Advrty menciptakan platform monetisasi yang dirancang agar developer dapat menyelipkan iklan ke dalam konten bikinannya tanpa merusak kesan immersive itu tadi.

Ide awal Advrty adalah menggunakan gambar atau video sebagai product placement pada baliho, poster atau spot lain seperti sebuah cangkir di dalam game. Agar iklan yang tersaji bisa terasa relevan, Advrty juga menciptakan sistem khusus yang dapat mengenali konteks.

Sistem itu dibuat untuk mencegah misalnya, iklan yang seharusnya ditujukan buat baliho malah mendarat di sebuah kaleng minuman. Contoh lainnya adalah mencegah iklan sebuah smartphone muncul di game dengan setting era medieval.

Penempatan iklannya juga disesuaikan dengan ke arah mana biasanya pengguna memandang, atau dengan objek apa mereka umumnya berinteraksi. Semuanya ditujukan agar iklan dapat tetap terekspos dengan baik, tapi di saat yang sama tidak mengganggu sesi gaming pengguna.

Sejauh ini Advrty sudah mengeksekusi konsep menariknya ini bersama Coca-Cola, yang iklannya diselipkan ke dalam game Merry Snowballs karya Hatrabbit Entertainment. Di game tembak-tembakan bola salju tersebut, tampak bahwa iklan Coca-Cola yang ditampilkan juga mengadopsi tema Natal.

Coca-Cola jelas merupakan klien yang cukup besar. Namun ini tidak terlalu mengejutkan mengingat sang produsen minuman bersoda tersebut baru-baru ini juga bereksperimen dengan iklan untuk game yang bukan sebatas placement saja, tapi juga terikat dengan jalan cerita permainan.

Platform bikinan Advrty sejauh ini baru kompatibel dengan game yang dibuat menggunakan engine Unity, tapi mereka saat ini sedang sibuk menghadirkan dukungan untuk Unreal Engine. Bagaimana dengan augmented reality (AR)? Advrty memang baru berfokus di VR, tapi mereka juga punya rencana sendiri untuk AR, meski masih ada sejumlah tantangan yang harus dilewati.

Yang paling utama, menempatkan iklan pada konten AR terasa sulit karena setting-nya bukanlah dunia virtual, melainkan lingkungan di sekitar pengguna yang amat bervariasi – terkecuali yang dipasang adalah iklan pop-up menyebalkan itu tadi.

Sumber: VentureBeat.

Rencana KarAds Usai Kantongi Pendanaan Baru

Satu lagi startup lokal hadir menawarkan layanan “car advertising” bernama KarAds. Tidak berbeda jauh dengan layanan serupa yang sudah lebih dulu hadir seperti Sticar, Promogo, StickEarn, Wrapmobil dan Klana, layanan yang diberikan oleh KarAds sepenuhnya mengandalkan mobil yang dimiliki mitra. Aplikasi KarAds sudah tersedia di platform Android.

“Ide mendirikan KarAds muncul karena melihat mahalnya harga pemasangan iklan outdoor (billboard, videotron, transit media, transportasi umum). Di samping mahal media yang tersedia juga sangat terbatas sehingga hanya perusahaan besar saja yang dapat beriklan di media tersebut,” kata Founder dan CEO KarAds I Made Harta Wijaya kepada DailySocial.

Di sisi lain, ada peluang untuk menggunakan kendaraan pribadi sebagai media pemasangan iklan. Hal ini ditunjang juga dengan berkembangnya jumlah kendaraan pribadi yang digunakan sebagai taksi online. Idenya adalah memberi tambahan penghasilan bagi pengemudi kendaraan pribadi dengan menempelkan stiker di kendaraan mereka.

“KarAds tidak hanya memikirkan penggunaan kendaraan pribadi sebagai media, tapi memberikan juga pengukuran yang dapat menggambarkan efektivitas pemasangan iklan di kendaraan, seperti pengukuran pergerakan kendaraan (area pergerakan, jarak tempuh) serta perkiraan berapa orang yang sudah melihat iklan yang dipasang di kendaraan tersebut,” kata Wijaya.

Pendanaan baru dan teknologi KarAds

Meskipun memiliki layanan hingga laman dahsboard yang banyak digunakan oleh layanan serupa lainnya, KarAds mengklaim memiliki perbedaan yang cukup signifikan dari sisi teknologi. Mobil yang menjadi mitra KarAds akan dipasang Global Positioning System (GPS) untuk memantau langsung pergerakan dari kendaraan tersebut. KarAds akan memasang perangkat GPS di mobil mereka jika mereka terpilih dalam salah satu program yang mereka inginkan dan kompensasi akan diberikan sesuai dengan jenis stiker yang dipasang di mobil mereka.

“KarAds menyediakan akses online bagi pengemudi untuk mendaftarkan kendaraan mereka sebagai partner mobil KarAds. Sesudah itu mereka dapat mengunduh aplikasi mobile KarAds yang akan menjadi media penghubung antara Karads dengan partner mobil. Mereka dapat memilih membawa iklan yang diinginkan melalui aplikasi,” kata Wijaya.

Bagi pemasang iklan, KarAds akan memudahkan semua proses. Hanya dengan memberikan desain yang dinginkan, langkah selanjutnya akan ditangani KarAds, seperti pencetakan dan pemasangan stiker, pembayaran pajak reklame, sampai pencabutan stiker jika program sudah berakhir.

“Di samping itu KarAds akan memberikan akses online langsung ke dashboard program mereka sehingga mereka dapat memonitor efektivitas pelaksanaan program mereka secara real time,” kata Wijaya.

Saat ini KarAds telah memiliki cukup banyak klien dari kalangan startup hingga operator telekomunikasi di Indonesia, di antaranya adalah Freshplus, OLX, Elevenia, dan Indosat Ooredoo. Baru saja mendapatkan seed funding dari strategic investor dalam dan luar negeri, KarAds berencana akan memperluas wilayah layanan ke luar Jabodetabek.

“Kami akan menggunakan dana segar yang ada untuk memperkuat operasional bisnis seperti memperluas area operasional, memperkuat tim yang ada saat ini, serta mengembangkan lagi teknologi yang sudah ada untuk meningkatkan value proposition kami,” tutup Wijaya.

Application Information Will Show Up Here

InMobi Luncurkan Platform Baru untuk Mudahkan Pembuatan Iklan Video

Salah satu platform periklanan dan teknologi mobile InMobi mengumumkan telah meluncurkan platform media mobile untuk iklan video in-app premium. Platform tersebut dihadirkan dalam upaya untuk memberikan pengalaman tampilan dan interaktivitas iklan video yang bebas buffer sehingga dapat meningkatkan kinerja untuk para pemasar atau pengiklan.

Dengan kemitraan yang terjalin dengan beberapa publisher di Indonesia, seperti Viu, Detik, Path, BBM, Baca, LINE, dan lain-lain, InMobi mengklaim bisa menjangkau lebih dari 60 juta penonton video.

Platform teranyar dari InMobi ini juga dihadirkan dengan perangkat authoring yang bisa membantu para pemasar menciptakan iklan video mobile yang lebih interaktif dan mampu memberikan pengalaman berbelanja dan lebih mendorong para pemasar untuk menjadi mobile-ready untuk lebih meningkatkan keterlibatan dengan pengguna.

Dari data internal InMobi, saat ini tercatat peningkatan yang cukup signifikan untuk pembelanjaan iklan video di jaringan InMobi di Indonesia pada periode pertengahan tahun 2017. Angkanya naik 241% jika dibandingkan dengan sebelumnya. Ini termasuk pertumbuhan pembelanjaan iklan video yang lebih besar 30% dibanding dengan pertumbuhan konsumsi iklan video. Hal ini disebut menjadi pendorong kuat untuk para pengiklan untuk lebih fokus pada video mobile.

CEO & Founder InMobi Naveen Tewari menekankan bahwa platform baru ini merupakan salah satu bagian dari komitmen InMobi untuk mendorong inovasi lokal melalui produk-produk yang khusus diciptakan untuk pasar Indonesia. Dalam kesempatan yang sama Naveen juga mengumumkan bahwa InMobi akan berinvestasi di Indonesia sebesar $50 juta selama lima tahun ke depan.

Naveen mengatakan, “Melalui serangkaian investasi di Indonesia ini, kami menjadi penyedia solusi untuk seluruh hal mengenai mobile di Indonesia. Mengingat bahwa 91% pengguna digital dilakukan secara mobile, menjadi suatu keharusan bagi para pemasar di Indonesia untuk melakukan pendekatan video secara mobile-first untuk menjangkau pelanggannya.”

“Indonesia merupakan pasar kami yang tumbuh paling cepat dan menjadikan kami di posisi terdepan karena kehadiran kami sejak awal serta teknologi kami yang kuat. Karena alasan inilah kami memutuskan untuk menjadikan Indonesia sebagai pasar terbaik untuk meluncurkan platform media mobile untuk iklan video layaknya TV,” lanjutnya.

SVP & Managing Director InMobi untuk APAC, Timur Tengah, dan Afrika Jayesh Easwaramony menjelaskan bahwa peluncuran platform media mobile ini merupakan bagian dari rencana utama InMobi dalam usahanya mentransformasikan marketing di Indonesia atau dikenal dengan rencana “Transformasi Indonesia Marketing”.

“Sebagai bagian dari rencana ini, InMobi telah menggerakkan lebih dari 1,5 juta transaksi untuk para pemain e-commerce selama semester pertama 2017. InMobi juga bekerja dengan 15 publishers utama di Indonesia, menjadikan InMobi termasuk sebagai mitra tiga terdepan untuk brand terkait dengan pemasaran mobile,” imbuh Jayesh.