Pinterest Luncurkan Fitur Baru untuk Permudah Pengguna Ikuti Tutorial DIY

Tutorial DIY, tata wajah dan rambut, resep masakan dan minuman, serta panduan fitness merupakan sejumlah topik yang paling populer di Pinterest. Diperkirakan topik-topik tersebut mencakup sekitar 9,5 miliar pin secara total. Hal ini sekaligus menunjukkan ketertarikan pengguna Pinterest dalam mengasah bakat kreatifnya secara mandiri.

Untuk itu, Pinterest telah menyiapkan fitur baru yang mereka juluki dengan istilah How-To Pin. Fitur ini sejatinya merupakan pin jenis baru dimana pengguna bisa melihat isi kontennya sepintas, termasuk persiapan yang diperlukan dan panduan langkah demi langkahnya, tanpa harus meninggalkan Pinterest dan mengunjungi situs asalnya.

Sejauh ini How-To Pin bisa dinikmati dari akun brandbrand ternama seperti Food.com, Brit & Co, Style Me Pretty, The Home Depot, eHow dan Greatist, yang semuanya mencakup topik-topik populer yang sudah disebutkan di atas.

 

Jadi saat Anda membuka sebuah pin dari salah satu brand ini, Anda akan menjumpai kolom “Try it yourself” yang berisi sejumlah gambar. Klik kolom tersebut, maka panduan lengkapnya akan seketika muncul. Di saat yang sama, pengguna masih bisa mengunjungi situs aslinya untuk mendapatkan panduan yang lebih merinci jika diperlukan.

Fitur How-To Pin saat ini sudah tersedia baik di Pinterest versi web maupun Android, lalu menyusul ke iOS dalam beberapa waktu ke depan.

Sumber: TheNextWeb dan Pinterest Blog.

Simak Video Ini dan Buat Robot BB-8 Anda Sendiri

Sebelum The Force Awakens hadir di layar lebar, Mark Hamill pernah menyampaikan bahwa ia terkejut J.J. Abrams berhasil menciptakan droid yang lebih lucu dari R2-D2. Sebagai ‘penerus’ R2, BB-8 memang menggemaskan. Dan menemani penayangan film Star Wars episode VII, Sphero turut menawarkan miniatur robot BB-8 yang seolah-olah memiliki kesadaran diri.

Tidak sedikit penggemar berat Star Wars rela mengeluarkan uang ratusan dolar untuk mengadopsinya Sphero BB-8. Ingin memiliki BB-8 sendiri tapi tak mau mengorbankan isi kantong terlalu banyak? Ada solusi menarik dari user YouTube bernama Angelo Casimiro. Lewat channel TechBuilder miliknya, pemuda jenius berusia 17 tahun ini melepas video DIY (do-it-yourself) pembuatan robot BB-8 dari nol.

Ada beberapa faktor yang membuat upaya Angelo tersebut sangat istimewa. Ia memanfaatkan objek-objek biasa, sehingga tidak membutuhkan modal terlalu besar. Tak kalah canggih dari produk Sphero, BB-8 kreasinya dapat dikendalikan via smartphone. Dan karyanya itu mempunyai ukuran sebesar astromech droid milik Poe Dameron, bukan miniatur.

BB-8 01

Melalui Instructables, Angelo menceritakan alasan mengapa ia memulai proyek ini. Ayahnya adalah seorang kolektor mainan sekaligus fans Star Wars. Mereka berdua memang tertarik dengan Sphero BB-8, tapi produk dijual online seharga US$ 150, dan setelah sampai di Filipina (negara asal Angelo), harganya naik hingga US$ 210. Belum lagi, toko seringkali kehabisan stok.

Karena keterbatasan material, Angelo memutuskan buat menggunakan barang sehari-hari, contohnya deodoran roll-on sebagai ball bearing, canvas untuk jadi fiberglass, styrofoam, bola pantai, bola Natal sebagai mata serta pernak-pernik lain. Ia menyampaikan, BB-8-nya tidak memerlukan 3D printer, unit CNC, atau bor berukuran besar. ‘Otak’ dari robot ialah board microcontroller Arduino Uno, tersambung ke roda internal di dalam tubuh.

Yang paling mengagumkan adalah, Angelo merancang BB-8 sehingga droid bisa bergerak seperti di film: bagian kepala tetap berada di atas sementara tubuhnya bergerak. Caranya? Sang kreator memanfaatkan magnet speaker untuk menghasilkan sistem gyro dengan rotasi 360 derajat. Baterai, rangkaian motor dan komputer diletakkan bersama pemberat di area bawah BB-8. Begitu selesai, Angelo mengendalikannya melalui aplikasi Arduino gratis (didesain buat mobil remote control) via Bluetooth.

Ingin mulai merakit BB-8 Anda sendiri? Silakan ikuti panduan lengkap Angelo dalam video berdurasi 20 menit ini.

Via The Verge.

 

Google Dilaporkan Telah Mengapalkan 5 Juta Headset Cardboard

Di ranah virtual reality, Google Cardboard melambangkan harapan, terutama bagi mereka yang bersemangat menikmati VR tetapi masih ragu untuk mengeluarkan uang ratusan dolar demi produk sekelas Oculus Rift. Perjalanan Cardboard berawal di pengungkapannya dalam Google I/O 2014, dan kira-kira satu setengah tahun setelahnya, produk ini mencetak rekor membanggakan.

Melalui blog resmi, vice president of VR Google Clay Bavor mengumumkan bahwa mereka sukses mengirimkan lebih dari lima juta unit headset virtual reality berbahan kardus tersebut. Angka itu meliputi unit gratis yang dikirimkan ke pelanggan New York Times, edisi terbatas Star Wars, serta versi kolaborasi Google dengan Mattel. Lima juta juga menunjukkan, penetrasi Cardboard ke konsumen awam lebih tinggi dibanding produk smartwatch dan fitness tracker.

Prestasi tim VR Google tak berhenti sampai di sana. Konsumen sudah menginstal aplikasi VR sebanyak 25 juta kali. Via infografis, sang raksasa internet memperlihatkan tiga tahap peningkatan, lima juta dari Juni 2014 ke Februari 2015, lalu bertambah 10 juta lagi di Oktober 2015. Kenaikan paling tinggi terpantau berada di tiga bulan terakhir 2015 dengan 10 juta instalasi. Di Google Play sendiri, terdapat 1.000 lebih app khusus Cardboard.

Google Cardboard 02

Google juga menyingkap lima aplikasi virtual reality terfavorit – berdasarkan jumlah instalasi, rating, serta ulasan dari user. Berikut daftarnya:

  1. Chair in the Room
  2. Vrse
  3. Lamper VR: Firefly Rescue
  4. Caaaaardboard!
  5. Proton Pulse

Terhitung 350.000 jam dihabiskan konsumen buat menonton video VR di YouTube, dan jika dikumpulkan semuanya, ada lebih dari 75.000 foto virtual reality dijepret dari Cardboard Camera. Tentu head-mounted display berkonsep DIY ini bukan hanya berguna di bidang hiburan saja. Para siswa di berbagai belahan dunia turut memanfaatkan Cardboard untuk melakukan studi wisata ‘virtual’ ke 150 lokasi menarik via program Expeditions Pioneer.

Headset Cardboard terdiri atas komponen-komponen sederhana. Spesifikasinya dedesain oleh Google, tetapi tidak ada vendor resmi yang menyediakan device. Daftar pernak-pernik, skema rancangan, dan instruksi perakitan tersaji gratis di website, memungkinkan orang menyusunnya sendiri. Google sempat merilis update desain di Google I/O 2015 sehingga headset kompatibel dengan smartphone berlayar 6-inci.

Alternatif mudahnya, Cardboard bisa Anda beli di BukaLapak atau Tokopedia. Terdapat pula beberapa online store khusus produk VR, seperti VRIndo dan Unomax. Harganya bervariasi, dari puluhan sampai ratusan ribu Rupiah.

 

Tak Usah Beli, 3 Aksesori Gadget Ini Bisa Anda Buat Sendiri

Sebuah gadget tak akan lengkap tanpa aksesorinya. Entah itu berbagai macam kabel, casing, stylus maupun lainnya, kita sudah terbiasa membeli produk-produk ini guna melengkapi smartphone atau tablet kesayangan.

Bagi yang gemar mengutak-atik sesuatu, bisa jadi mereka tertarik untuk membuat aksesori versinya sendiri. Kalau Anda termasuk salah satunya, berikut 3 aksesori gadget yang bisa Anda buat sendiri. Modalnya tidak banyak, hanya butuh sedikit waktu luang dan ketekunan.

1. Kabel USB OTG (On-The-Go)

Kabel USB OTG

USB OTG, seperti yang kita tahu, sudah cukup umum didapati mayoritas smartphone terkini. Fitur ini pada dasarnya memungkinkan pengguna untuk menyambungkan bermacam perangkat ke smartphone, seperti misalnya card reader atau flashdisk sekalipun.

Tapi untuk bisa menikmati fitur USB OTG, dibutuhkan kabel khusus. Kalau Anda punya sepasang kabel USB bekas, Anda bisa membuatnya sendiri. Yang diperlukan adalah satu kabel USB ‘cewek’ (yang biasanya dipakai sebagai kabel extension) dan kabel micro-USB ‘cowok’.

Kabel USB OTG

Langkah-langkah maupun persiapannya bisa Anda lihat selengkapnya di situs Makezine. Pada dasarnya Anda diminta untuk menyambungkan kedua kabel tersebut, lalu melakukan sedikit modifikasi pada colokan micro-USB sehingga fitur USB OTG bisa diaktifkan.

Harga kabel USB OTG sendiri memang tidak mahal dan mudah sekali ditemui di pusat perbelanjaan. Namun tidak ada salahnya mencoba membuat sendiri, hitung-hitung kabel-kabel lama yang tidak terpakai bisa digunakan kembali dalam wujud yang baru.

2. Stylus Kapasitif

Macam-macam objek yang bisa dijadikan stylus kapasitif

Tidak terhitung macam stylus yang ada di pasaran, mulai dari yang murah sampai yang mahal macam Apple Pencil. Tapi di saat mendadak dan Anda benar-benar membutuhkan stylus, Anda bisa memanfaatkan berbagai objek sehari-hari untuk dijadikan stylus smartphone atau tablet.

Untuk memulai, silakan kunjungi panduan yang ada di situs Makezine. Di situ dijelaskan berbagai material yang bisa dijadikan sebagai stylus, beberapa bahkan sama sekali tidak perlu dimodifikasi, seperti misalnya menggunakan ujung negatif sebuah baterai AA.

Bahan lain yang cukup menarik adalah spons. Tapi berhubung spons sifatnya amat elastis, Anda perlu menambatkannya ke semacam bolpen atau objek lain yang ujungnya bisa dijejali spons. Cara lain yang tak kalah simpel dan menarik adalah membungkus ujung bawah pensil dengan aluminium foil.

3. Kartu Nama NFC

Kartu Nama NFC

Ini memang tidak termasuk aksesori gadget, tapi masih ada hubungannya dengan penggunaan smartphone sehari-hari. Bayangkan skenario dimana Anda hanya perlu mengusapkan kartu nama ke smartphone seorang kenalan baru, lalu data kontak Anda akan langsung tersimpan di sana. Itulah tujuan dari proyek ini.

Persiapan dan panduan langkah demi langkahnya bisa langsung Anda lihat di situs Instructables. Bahan utama yang dibutuhkan tentu saja adalah chip NFC, yang bisa dibeli dari situs macam Kaskus, Tokopedia atau Bukalapak.

Selanjutnya, Anda perlu menyambungkan chip tersebut ke smartphone. Menggunakan aplikasi bernama NFC Tools atau sejenisnya, Anda bisa mengisi informasi kontak Anda ke dalam chip tersebut.

Langkah terakhir adalah melekatkan chip NFC ke kartu nama Anda. Prosesnya memang terdengar simpel, tapi sangat bermanfaat. Karena data kontak Anda langsung tersimpan di smartphone, Anda pun tak perlu khawatir sang kenalan baru lupa menyimpan nomor Anda dan peluang kerja sama bisnis sirna begitu saja.

Gambar header: DIY via Shutterstock.

Pesawat Mainan Volta Flyer Cuma Butuh Sinar Matahari Untuk Terbang Berjam-Jam

Berkat mengusung konsep kesederhanaan serta kepraktisan dalam proses desain, kini muncullah berbagai macam drone dan mainan pesawat terbang ekonomis yang bisa dinikmati semua orang. Gagasan tersebut turut dipakai oleh tim ToyLabs demi mengerjakan karya terbaru mereka: sebuah perangkat unik, diramu sebagai medium edukasi buat anak-anak, orang tua dan juga para pengajar.

Anda mungkin sudah tidak asing lagi dengan drone terkecil di dunia, atau modul yang dapat mengubah pesawat kertas jadi drone. Meski ranah drone begitu menggoda, tim developer dari San Carlos itu tidak berupaya ikut-ikutan melangkah ke sana. Mereka memperkenalkan Volta Flyer, yaitu sebuah proyek sains untuk siswa-siswi berupa mainan pesawat terbang DIY bertenaga matahari pertama di dunia.

Premis Volta Flyer sangat unik. Ia benar-benar cuma memanfaatkan sinar matahari melalui lapisan solar (photovoltaic) cell tanpa didukung baterai, dan sanggup terbang selama berjam-jam. Kit do-it-yourself-nya terdiri dari bagian-bagian yang mudah dirakit, tidak memerlukan alat potong dan lem, pengerjaannya diklaim hanya menghabiskan waktu kurang dari 20 menit. Ia dirancang untuk mengajarkan dasar teknik mesin, ilmu penerbangan, elektronik dan pemanfaatan sumber daya renewable.

Volta Flyer 02

Volta Flyer memiliki lapisan film tipis nan fleksibel (0,025mm) berbahan silikon di sisi atas. Material tubuhnya super-ringan dan ramah lingkungan. Komponen elektronik ditanamkan sedemikian rupa tanpa memberi dampak pada kapabilitas terbang, dan tentu saja ia dilengkapi sepasang sayap serta vertical stabilizer. Sistem pendorong sendiri menggunakan sebuah baling-baling di belakang. Rancangan ini memungkinkan Volta Flyer untuk memaksimalkan pasokan energi matahari, memastikannya melayang dalam waktu yang lama.

Cara mengoperasikannya sangat mudah. Pertama, sudah pasti Anda harus merakitnya terlebih dulu. Setelah itu, cukup arahkan solar panel ke matahari selama 90 detik. Untuk memberikan energi ekstra, tinggal bantu dorong baling-baling dengan jari. Kemudian, luncurkan Volta Flyer layaknya menerbangkan pesawat kertas. Flyer dapat dikonfigurasi supaya melesat di pola lingkaran berbeda.

Sebelum Volta Flyer dikembangkan dan dipresentasikan via platform crowdfunding Kickstarter, ToyLabs melakukan debut perdana mereka lewat Volta Racer – mainan mobil balap bertenaga matahari, sempat memenangkan penghargaan Good Design Award.

Sayang sekali, buat sekarang Volta Flyer baru bisa dipesan oleh konsumen di Amerika Serikat. Khusus para backer, satu paketnya dibanderol dengan harga US$ 40.

Desain Google Cardboard Diperbarui Demi Mendukung Lebih Banyak Smartphone

Menghadapi tahap selanjutnya di era virtual reality, produsen menyambut dengan cara yang beragam. Bagi Oculus VR, kesempurnaan dapat diperoleh lewat topangan hardware canggih. Namun Google ingin supaya virtual reality bisa dinikmati semua orang, itulah alasannya mengapa mereka menyiapkan platform sekaligus rancangan DIY head-mounted display Cardboard. Continue reading Desain Google Cardboard Diperbarui Demi Mendukung Lebih Banyak Smartphone

Robot Imut Ini Bisa Dikustomisasi dengan Sistem Open-Source

Akibat pengaruh dari game ataupun film seperti Terminator Salvation, tidak jarang terpatri di otak kita bahwa robot itu aneh, seram, dan di satu titik, berwujud raksasa untuk ‘medan perang’. Apakah kenyataannya seperti itu? Tidak demikian kalau menurut perusahaan asal Jepang, Plen Project Committee. Continue reading Robot Imut Ini Bisa Dikustomisasi dengan Sistem Open-Source

Saksikan Miniatur Pesawat Star Wars Ini Melesat di Udara

Tiap fans Star Wars mempunyai cara unik dalam mengenang epos yang dimulai 38 tahun silam oleh George Lucas. Beberapa memilih mengoleksi action figure dan mainan, bahkan ada pula yang menonton seluruh triloginya berkali-kali. Untuk seorang inventor Perancis, kecintaan pada Star Wars ia refleksikan dengan membuat miniatur pesawat legendaris di kisah fiksi ilmiah itu. Continue reading Saksikan Miniatur Pesawat Star Wars Ini Melesat di Udara

Seperti ‘Hantu’, Ghost Drone Akan Terbang Diam-Diam Sambil Merekam Video

Memang betul konsumen belakangan diserbu oleh bermacam-macam produk drone. Tapi mari singkirkan sejenak pemikiran ‘drone lagi, drone lagi’ dari benak Anda karena semakin banyak pilihan sebenarnya semakin bagus pula untuk konsumen. Dan sebuah karya startup baru patut memperoleh perhatian berkat fitur-fitur praktis yang membuat drone mudah digunakan. Continue reading Seperti ‘Hantu’, Ghost Drone Akan Terbang Diam-Diam Sambil Merekam Video

mTransport DIY : An Application for Transportation Info in Yogyakarta

Few days ago, I got the information that Department of Transportation, Communication, and Information DIY officially released an application dealing with transportation information in Yogyakarta as called mTransport DIY for Android platform. This application developed as collaboration between Department of Transportation, Communication, and Information with Gamatechno.

From the UI, this application reminds us to an application in iOS. There are six quite complete features about transportation in Yogyakarta. The first one is Dishub Update (the news are officially from Department of Tansportation, Communication, and Transportation), city bus lane info, TransJogja lane, train schedule, airplane schedule, and CCTV for monitoring Yogyakarta’s traffic in some spots.

Talk about the technical aspect of this application, on city bus lane info and TransJogja lane, the schedule is made statically. In addition, on train schedule, it scraps from official site of PT KAI, unfortunately the back-end information about detail schedule and ticket price on PT KAI official website is so poor. For airplane schedule information feature, Gamatechno recaps it from all Adi Sucipto airport schedule by making their own back-end. In addition, they only use CCTV service form Department of Transportation, Communication, and Information, which are only on 7 spots in Yogyakarta, to monitor Yogyakarta’s traffic.

Continue reading mTransport DIY : An Application for Transportation Info in Yogyakarta