Asia Pacific Predator League 2018 Resmi Dimulai, Hadiah Rp 2 Miliar Menanti

Game-game MOBA di perangkat bergerak belakangan menjadi sorotan berkat dilangsungkannya berbagai turnamen yang menjanjikan jumlah hadiah melimpah. Tapi meski MOBA semakin mainstream, PC sebagai tempat lahirnya genre tersebut masih jadi platform eSport utama. Acer yakin dengan hal itu, dan memutuskan buat mengadakan event terbesarnya di kawasan Asia Pasifik.

Acer Predator 3

Hari Jumat kemarin, Acer meresmikan dimulainya Asia Pacific Predator League 2018, sebuah kompetisi eSport paling bergengsi persembahan sang perusahaan PC asal Taiwan itu. Asia Pacific Predator League 2018 mempertandingkan Dota 2 sebagai permainan MOBA terpopuler di PC, dan di sana, peserta akan memperebutkan potongan terbanyak dari total prize pool sebesar US$ 150 – atau sekitar Rp 2 miliar.

Acer Predator 5

“Hari ini kami bangga [bisa] mempersembahkan Predator League 2018, turnamen eSport yang paling dinanti di Asia Pasifik,” ungkap Andrew Hou selaku presiden Acer Asia Pacific. “[Acara] ini ialah tonggak sejarah penting bagi Acer di ranah gaming sekaligus bentuk komitmen kami untuk terus berinovasi dan menghantarkan keunggulan teknologi kepada para gamer melalui lini perangkat Predator.”

Acer Predator 6

Dari bincang-bicang singkat bersama perwakilan Acer, pendaftaran Asia Pacific Predator League 2018 telah dibuka pada tanggal 9 Oktober 2017 lalu, dan penyisihan dimulai pada hari Sabtu dan Minggu kemarin di Jakarta, Blitar serta Balikpapan. Rencananya, kualifikasi dilaksanakan di 15 game center di 12 kota buat mencari 15 tim lokal terbaik sebagai perwakilan dari masing-masing wilayah.

Acer Predator 7

Nantinya, 15 tim plus satu slot wildcard (runner up favorit penyelenggara) akan bertanding di babak single elimination di iCafe buat menentukan empat tim. Lalu akan diadakan pula kompetisi onlinegroup stage‘ untuk menyaring empat tim lagi. Dan selanjutnya, empat tim terbaik – yang sukses melewati turnamen reguler maupun invitasi – akan berlaga di acara puncak yang digelar pada awal tahun depan.

Acer Predator 8

12 kota yang disambangi oleh Predator League 2018 meliputi Jakarta, Blitar, Balikpapan, Malang, Medan, Samarinda, Surabaya, Tangerang, Palembang, Semarang, Karawang, dan Makassar. Tentu saja event ini tidak hanya dilangsungkan di Indonesia. Di tanggal 20 Oktober kemarin, Acer juga melakukan pembukaan Asia Pacific Predator League 2018 di Singapura, Malaysia, India, Thailand, Filipina dan Hong Kong.

Acer Predator 9

Presiden direktur Acer Indonesia Herbet Ang mengungkapkan bahwa Predator League 2018 adalah upaya mendorong kemajuan komunitas gamer lokal serta memicu minat eSport di kalangan remaja. Presiden IeSPA Eddy Lim turut mengapresiasi perhatian Acer pada industri ini, dan menyampaikan harapannya agar Predator League 2018 berjalan lancar hingga momen penutupannya nanti.

Acer Predator 12

Gamer di Indonesia boleh berbangga karena final Predator League kabarnya akan dilaksanakan di kota Jakarta. Acer belum mengabarkan kapan tepatnya final digelar, tapi ada indikasi di minggu pertama bulan Januari 2018.

Acer Predator 10

Alasan Acer memilih buat mengadakan Predator League di Asia Pasifik adalah karena jumlah populasi gamer di sana yang sangat besar: mencapai 40 persen dari total gamer di dunia. Khususnya di Asia Tenggara, ekosistem eSport menunjukkan pertumbuhan super-pesat, diestimasi melonjak 36,1 persen di periode 2015 sampai 2019. Angka ini berada di atas Amerika Latin dengan perkiraan kenaikan 24,7 persen.

Acer Predator 11

Khalayak eSport diperkirakan akan mencapai 385 juta jiwa di tahun 2017, terdiri dari 192 juta peserta dan 194 juta penonton – mayoritas menikmatinya secara online. Untuk populasi penggemar eSport sendiri, Asia Pasifik diprediksi menyumbang porsi paling banyak, yaitu 51 persen.

Acer Predator 13

Sebelum melangsungkan Asia Pacific Predator League 2018, Acer sudah terlibat dalam berbagai macam event eSport, misalnya berpartisipasi di Intel Extreme Masters (IEM) Season 11, juga menjadi sponsor resmi sekaligus penyedia perangkat display di League of Legends eSports 2017.

Acer Predator 15

Jadwal pertandingan Predator League 2018 bisa Anda lihat di bawah.

  • Dota Cafe, Jakarta – 28 dan 29 Oktober
  • HardCore Internet Lounge, Malang – 28 dan 29 Oktober
  • ICafe Medan28 dan 29 Oktober
  • Magnet Cybersports, Samarinda – 28 dan 29 Oktober
  • 3Kingdoms E-Sport Arena, Surabaya – 4 dan 5 November
  • IBISA Esports. Jakarta – 4 dan 5 November
  • TNC Pondok Gaming, Tangerang – 4 dan 5 November
  • Hans Pro Gaming, Palembang – 4 dan 5 November
  • Barol Gaming Internet Cafe, Jakarta – 11 dan 12 November
  • Skyland iCafe, Semarang – 11 dan 12 November
  • Sky.net, Karawang – 11 dan 12 November
  • Pandora Cybercafe, Makassar – 11 dan 12 November

Walaupun telah mengumumkan total hadiahnya, Acer belum menyingkap secara rinci berapa jumlah uang yang mereka akan berikan pada para pemenang serta finalis. Herbet Ang hanya bilang ada uang tunai senilai US$ 15 ribu ditambah notebook gaming Predator menanti buat masing-masing anggota tim yang jadi juara pertama Predator League 2018.

Acer Predator 14

Silakan kunjungi situs Predator-League.com untuk mendapatkan informasi-informasi terkini terkait acara ini.

Acer Predator 1

Bersama MSI Mengintip Seberapa Jauh Malaysia Merangkul Teknologi Gaming

Dalam pembukaan concept store terbesarnya, MSI menjelaskan alasan mereka memilih Kuala Lumpur: perusahaan hardware asal Taiwan itu melihat tingginya dukungan pemerintah Malaysia terhadap eSport, dan gaming secara keseluruhan. Ekosistem gaming di sana tumbuh secara eksponensial, padahal jumlah penduduknya (sekitar 31,2 juta jiwa) jauh lebih kecil dari Indonesia.

Seusai peresmian MSI Concept Store di Bukit Bintang Park hari Senin silam, Micro-Star International mengudang para tamu untuk mengintip sejauh mana Malaysia merangkul teknologi buat menunjang gaming. Meskipun sama-sama negara berkembang, ranah gaming di sana saya akui berada beberapa tingkatan di atas Indonesia, terutama dilihat dari perspektif kesiapan infrastruktur dan inisiatif para entrepreneur.

Dari tengah kota Kuala Lumpur, kami berkendara sekitar satu jam untuk mencapai tempat bernama The Pantheon yang berada di lantai teratas gedung One Space at One City. The Pantehon ialah fasilitas eSport center pertama di Malaysia. Konsepnya menyerupai iCafe tersertifikasi Nvidia, namun isinya jauh lebih lengkap, memungkinkan Anda menikmati video game dalam berbagai genre dan platform.

MSI my 7

The Pantheon baru akan dibuka resmi minggu depan, dan kami belum diperkenankan mengambil foto (hanya diperbolehkan di area-area tertentu saja). Bagi saya, apa yang disajikan di sana sangat mengesankan: saat datang, pengunjung disambut oleh bar dan area kantin. Lalu di ujung ruang berbeda, Anda disuguhkan pilihan buat menikmati simulator racing, console, atau pengalaman virtual reality lengkap dengan omnidirectional treadmill. Masing-masing experience zone dibekali lebih dari empat set hardware.

MSI my 4

Di dalam pembatas kaca, Anda akan melihat pemandangan familier: deretan PC gaming ala game center. Bedanya, mereka dipersembahkan oleh brand berbeda, dan masing-masing merek – MSI, Asus ROG, Acer Predator, Alienware – diberikan ruang gaming eksklusif.

MSI my 5

Dan lebih jauh di dalam, pengunjung segera menemukan panggung turnamen berisi 12 meja, 120 bangku penonton, tiga rangkaian display raksasa, serta meja khusus broadcaster. Pengelola The Pantheon juga tak lupa menyiapkan ruang produksi video; serta dua ruangan, toilet dan pintu masuk khusus VIP.

MSI my 6

Lokasi gaming berikutnya tak kalah menarik. Tempat ini bernama EXA Outpost, berada di Setiawalk. EXA Outpost difokuskan untuk menyajikan pengalaman virtual reality. Selain bisa menikmati HTC Vive dan PlayStation VR secara ‘standar’, pengunjung dapat bermain game co-op shooter di arena VR bersama tiga orang kawan.

MSI my 3

Permainan tersebut menantang Anda untuk bekerja sama mengalahkan alien, dibekali controller custom berbentuk senapan serbu dan ditenagai PC ransel MSI VR One. Walaupun masih mengusung formula arcade dan visualnya belum betul-betul realistis, keleluasaan berinteraksi dengan dunia game secara 3D membuat pengalamannya sangat seru. Saya melihat sendiri bagaimana gamer saling berteriak minta tolong dan mencoba menunduk buat menghindari serangan monster.

MSI my 1

MSI my 9

Game center dan lokasi VR experience bukanlah hal yang jarang ditemui di Indonesia. Namun The Pantheon dan EXA Outpost membuat saya menyadari bahwa ranah gaming lokal masih menyimpan potensi yang menanti untuk diekspos – baik buat sekedar hiburan ataupun eSport. Beberapa cara untuk menguaknya adalah dengan menyediakan konten dan peralatan yang lebih beragam lagi, serta jangan lupakan imajinasi.

MSI my 2

SteelSeries Luncurkan Dua Mouse Gaming Hasil Kolaborasinya dengan SumaiL

SteelSeries, produsen mouse gaming pilihan bintang muda Dota 2 SumaiL, baru saja memperkenalkan dua mouse baru yang diklaim benar-benar didedikasikan untuk para atlet esport. Keduanya adalah Sensei 310 dan Rival 310, dan masing-masing didesain dengan memperhatikan masukan dari sang anggota tim Evil Geniuses tersebut.

Keunggulan utama kedua mouse ini terletak pada sensor optik yang digunakannya. Sensor bernama TrueMove3 yang dikembangkan SteelSeries bersama PixArt ini memiliki spesifikasi 12.000 counts per inch (CPI) dan 350 inches per second (IPS), tapi angka-angka ini sebenarnya belum bisa menggambarkan kapabilitas aslinya.

SteelSeries Sensei 310 / SteelSeries
SteelSeries Sensei 310 / SteelSeries

SteelSeries mengklaim TrueMove3 sanggup menawarkan pengalaman tracking satu banding satu dalam rentang 100 sampai 3.500 CPI. Artinya, jarak yang ditempuh mouse di atas mousepad akan sama persis dengan jarak yang ditempuh kursor di layar, tanpa ada gangguan latency, interpolasi maupun pengaruh terhadap fitur jitter reduction.

Di atas 3.500 CPI, keduanya diyakini masih bisa beroperasi tanpa terasa laggy. SumaiL sendiri mengaku bahwa dia berhasil memenangkan sejumlah turnamen LAN dengan menggunakan prototipe Sensei 310 sejak awal tahun ini.

Selebihnya, kedua mouse sama-sama dibekali switch Omron yang diklaim tahan hingga 50 juta klik, plus grip di kiri-kanan yang terbuat dari silikon murni guna meningkatkan kenyamanan. Prosesor ARM 32-bit dipercaya agar profil pengaturan pengguna – lengkap sampai efek pencahayaan RGB-nya – tetap tersimpan meski digunakan bersama komputer lain.

SteelSeries Rival 310 / SteelSeries
SteelSeries Rival 310 / SteelSeries

Yang membedakan kedua mouse ini adalah desainnya: Sensei 310 mengadopsi desain ambidextrous, sedangkan Rival 310 ditargetkan untuk pengguna tangan kanan – keduanya sama-sama berbobot sekitar 90 gram. Untuk Sensei 310, total ada 8 tombol yang bisa diprogram sesuai kebutuhan, sedangkan Rival 310 hanya punya 6 tombol.

Tentu saja Anda butuh lebih dari sekadar mouse untuk bisa menjadi jagoan Dota 2 seperti SumaiL. Namun seandainya Anda tertarik, SteelSeries Sensei 310 dan Rival 310 saat ini sudah dipasarkan seharga $70.

Sumber: VentureBeat.

Roccat Khan Pro Ialah Gaming Headphone Berstandar Hi-Res Audio Pertama di Dunia

Kurang lebih dua tahun terakhir, high resolution audio tiba di segmen mainstream. HRA menyuguhkan output tidak terkompresi – biasa berfrekuensi 96kHz atau 192kHz di 24-bit – dan belakangan, teknologi ini mulai hadir di notebook-notebook gaming high-end. Saat hardware utamanya sudah siap, kini kita tinggal menunggu dukungan dari produsen-produsen gaming gear.

Standar hi-res memang melekat pada produk-produk premium. Menariknya, Roccat punya pendekatan berbeda dalam meramu perangkat baru mereka. Minggu lalu, perusahaan gaming gear asal Jerman itu memperkenalkan Khan Pro, headphone stereo kelas eSport bersertifikasi high resolution audio pertama di dunia (memperoleh pengakuan dari Consumer Technology Association) yang dijajakan di harga terjangkau.

Roccat Khan Pro adalah headphone over-ear, memiliki earcup oval, tersambung ke headband adjustable yang menyimpan slider stainless steel. Tubuh headset terbuat dari material plastik pilihan – kuat serta ringan – dan bobot totalnya hanya 230-gram. Roccat juga membubuhkan rangkaian engsel sehingga beberapa bagian Khan Pro dapat bergerak bebas (hingga 95 derajat). Hal ini dimaksudkan agar headphone mendukung berbagai macam bentuk kepala.

Demi memastikan gamer tetap merasa nyaman, Roccat memanfaatkan memory foam di bantalan telinga dan headband. Kelengkapan lainnya juga dihadirkan simpel dan mudah digunakan: lengan mic tersambung ke earcup kiri, akan mute secara otomatis begitu Anda angkat ke atas; lalu di area belakangnya, Anda bisa menemukan dial pengaturan volume. Khan Pro dapat tersambung ke PC, PS4, Xbox One dan perangkat mobile via kabel dengan colokan 3,5mm.

Roccat Khan Pro 2

Sertifikasi hi-res audio sendiri menjanjikan nada-nada ‘tinggi, menengah dan rendah yang kaya’ sehingga Anda bisa mudah mengetahui lokasi lawan secara akurat. Khan Pro juga didukung driverhigh speed‘ demi memastikan tak ada keterlambatan pada output, lalu dibantu pula oleh solusi noise cancelling pasif buat membungkam suara-suara di luar yang berpeluang mengganggu Anda.

Roccat Khan Pro 3

Khan Pro menyajikan frekuensi suara dari 20Hz ke 40kHz melalui driver berukuran 50-milimeter di dalam. Kabarnya, microphone di sana dapat menangkap frekuensi 100Hz sampai 10kHz, membuat percakapan jarak jauh terdengar jernih dan natural karena selangkah mendekati spektrum suara manusia.

Roccat Khan Pro 1

Roccat rencananya akan mulai memasarkan Khan Pro di bulan Oktober 2017 nanti. Produsen menyediakan tiga pilihan warna, yakni hitam, putih serta abu-abu; dan Anda bisa memilikinya tanpa harus mengeluarkan uang terlalu banyak, hanya US$ 100.

Sumber: Roccat.org.

Dibantu Lenovo, Evos Ingin Jadi Tim eSport Terbaik di Asia Tenggara

eSport memperlihatkan sisi termanis dan terganas dari industri gaming. Nama-nama populer di sana merupakan individu-individu teruji yang terus dituntut untuk selalu mengeluarkan seluruh kemampuan mereka. Pencapaian-pencapaian, baik besar maupun kecil, merupakan kemenangan bagi mereka, dan Evos eSports baru saja melewati satu tahapan penting.

Bertepatan dengan peluncuran notebook gaming Legion Y720 serta PC desktop IdeaCentre Y720 Cube di hari Rabu kemarin, Lenovo juga mengumumkan terpilihnya tim Evos eSports sebagai brand ambassador dari perusahaan PC asal Tiongkok itu. Langkah ini merupakan salah satu bentuk komitmen Lenovo dalam membantu pertumbuhan industri gaming dan pengembangan eSport di nusantara.

“Kami senang sekali bisa bekerja sama dengan Lenovo dalam memajukan (ranah) eSport dan gaming profesional di Indonesia, sembari bersama-sama membangun kepercayaan diri gamer lokal dalam memamerkan kemampuan mereka di kompetisi eSport nasional maupun internasional,” ungkap Hartman Harris Christian selaku co-founder Evos eSport via rilis pers.”

Evos Lenovo

Consumer lead Lenovo Indonesia Sung Khiun juga turut mengungkapkan kegembiraan timnya atas langkah ini, “Legion dibuat oleh gamer dan [dipersembahkan] untuk gamer. Bersama dengan komunitas Legion, kami ingin mendorong industri gaming di setiap negara. Di Indonesia, kami melihat sekumpulan gamer yang memiliki semangat, visi dan komitmen yang sama seperti kami. Maka dari itu, kami menunjuk Evos eSports sebagai brand ambassador Lenovo.”

Menurut Evos, kolaborasi bersama Lenovo akan membuat tim ‘lebih kuat lagi dari sebelumnya’ sekaligus turut membantu mereka untuk menjadi organisasi eSport terbaik di Indonesia, lalu selanjutnya, di Asia Tenggara. Di minggu ini juga, Evos turut melakukan kerja sama dengan Traveloka setelah sebelumnya berhasil menggandeng brand-brand populer dan familier seperti Nvidia, LG, serta Go-Jek.

Dahulu dikenal sebagai Zero Latitude, Evos eSports berdiri pada bulan Agustus 2016, memfokuskan perhatiannya pada sejumlah permainan MOBA dan card battle; meliputi Dota 2, Mobile Arena, League of Legends dan Hearthstone: Heroes of Warcraft. Empat tim berbeda ini diperkuat oleh talenta-talenta multinasional, berasal dari Indonesia, Vietnam serta Singapura. Mereka telah berhasil memenangkan sejumah turnamen lokal dan kejuaraan berskala regional.

Evos kabarnya sudah merealisasikan mimpi dari 20 individu yang ingin berkarier di dunia eSport, dan berjanji untuk terus mendukung gamer-gamer profesional itu demi memajukan ranah eSport di tanah Air dan Asia Tenggara.

Evos eSports bersama tim Lenovo Indonesia

Pengapalan PC di Kuartal Kedua 2017 Kembali Turun, HP Salip Lenovo ke Posisi Pertama

Lesunya penjualan PC bukan lagi cerita baru. Beberapa tahun lalu, penurunan angka distribusi membuat banyak orang berpikir bahwa era komputer personal akan segera berakhir, digantikan oleh perangkat-perangkat berukuran kecil yang lebih fleksibel dan ekonomis. Nyatanya PC tidak sekarat, ekosistemnya perangkat olah data ini hanya mengalami revolusi.

Namun jika sekedar menakar dari penjualan komputer ‘tradisional’, angkanya memang menurun. Berdasarkan data dari Gartner, distribusi PC kembali melemah di kuartal kedua tahun 2017. Itu berarti, pengapalan komputer personal terpantau menyusut 11 kuartal berturut-turut. Persentasenya cukup signifikan, yakni 4,3 persen ke angka 61,1 juta unit, rekor paling buruk sejak tahun 2007.

Terhitung di triwulan pertama 2017, penurunan distribusi dialami oleh hampir semua vendor PC besar, seperti Lenovo, Apple, Asus dan Acer. Hanya HP dan Dell yang mengalami peningkatan. Menariknya lagi, dua perusahaan inilah yang merasakan efek naiknya pengapalan selama lima kuartal. Di triwulan terakhir ini, HP dan Dell memperoleh kenaikan masing-masing sebesar 3,3 persen dan 1,4 persen.

Lenovo yang dahulu menempati urutan pertama sebagai brand PC terbesar terperosok 8,4 persen, sehingga posisi bergengsi itu berhasil direbut oleh HP dengan market share 20,8 persen versus 19,9 persen. Acer dan Asus sendiri dihantam turunnya pengapalan sebesar 12,5 dan 10,3 persen.

Data dari IDC cukup serasi dengan Gartner, juga memperlihatkan keberhasilan HP menyusul Lenovo, dengan angka kenaikan/penurunan yang kurang lebih sama. Perbedaan terbesar dari kalkulasi mereka ada pada Apple. Menurut pemaparan Gartner, pengapalan komputer Apple berkurang 0,4 persen, sedangkan berdasarkan IDC, angkanya malah meningkat 1,7 persen.

Jadi sekali lagi, apakah PC betul-betul sedang sekarat? Tidak juga, jika kita beralih ke informasi dari Jon Peddie Research. Tim analis di sana menyampaikan bahwa keuntungan dari penjualan hardware PC diperkirakan bakal mencapai US$ 856 juta di tahun 2017, dengan lonjakan per tahun (CAGR) yang mencengangkan di 42 persen. Menurut JPR, faktor pendorong perkembangannya adalah eSport.

Kabarnya, kepopularitasan eSport memicu pembelian hardware dan periferal oleh konsumen-konsumen baru – misalnya layar beresolusi/refresh rate tinggi, keyboard dan mouse, headphone, hingga unit PC gaming siap pakai. Nilai transaksinya tidak tanggung-tanggung, sering kali melampaui US$ 1.000.

JPR mengestimasi, angka pembelian hardware PC berpotensi menyentuh US$ 2,2 miliar di tahun 2020. Dan jika kita memasukkan nilai dari iklan, software, dan pemasukan dari event dalam perhitungan tersebut, Jon Peddie Research yakin nilai pasar hardware PC saat ini telah menembus US$ 1,5 miliar.

Sumber: VentureBeat. Gambar header: Flickr.

Usai TI 2017, Valve akan Gandeng Penyelenggara Pihak Ketiga untuk Mengadakan Lebih Banyak Turnamen Dota 2 Resmi

Hampir semua pemain Dota 2 tahu kalau setelah dua turnamen “Major”, kompetisi pro akan ditutup oleh ajang The International setiap musimnya. The International 2017 sendiri bakal dihelat di Seattle, Amerika Serikat pada tanggal 7 – 12 Agustus mendatang, dengan total hadiah saat ini sudah menembus angka $20 juta (belum final).

Format dua turnamen Major dan TI ini bakal berubah musim depan. Usai TI 2017 nanti, bakal ada lebih banyak turnamen Dota 2 ‘resmi’. Bukan berarti turnamen lainnya tidak resmi, tapi memang selama ini hanya turnamen Major dan TI saja yang diselenggarakan oleh Valve sendiri.

Dua turnamen Major ini akan dihapus ke depannya. Sebagai gantinya, Valve akan bekerja sama dengan penyelenggara pihak ketiga, memilih beberapa turnamen untuk dijadikan turnamen resmi dalam dua tingkatan – Major dan Minor – dimana Valve berperan sebagai salah satu sponsor utamanya.

Dota 2 The International 6

Ini berarti semua turnamen punya kesempatan untuk disponsori Valve dan diberi label “Major” maupun “Minor” guna mengindikasikan ‘keresmiannya’, dengan catatan tiga syarat berikut terpenuhi. Yang pertama, total hadiahnya minimal harus $500 ribu untuk Major dan $150 ribu untuk Minor. Sebagai sponsor, Valve nantinya akan merogoh koceknya sendiri dan menambahkan $500 ribu ke dalam total hadiah suatu turnamen Major, atau $150 ribu untuk Minor.

Syarat yang kedua, baik turnamen Major maupun Minor harus memiliki setidaknya satu peserta dari enam wilayah berikut: Amerika Utara, Amerika Selatan, Tiongkok, Asia Tenggara, Eropa dan Commonwealth of Independent States (CIS). Terakhir, supaya terhindar dari masalah lag, babak finalnya harus diadakan dalam bentuk pertandingan LAN.

Dota 2 The International 2017

Perubahan format kompetisi ini jelas menarik buat pihak penyelenggara, meskipun Valve bilang bahwa mereka yang akan langsung mengatur jadwal turnamen guna menghindari bentrokan. Tapi lalu bagaimana pihak pemain dapat diuntungkan? Well, Valve rupanya juga akan menerapkan mekanisme yang lebih adil untuk pemilihan peserta The International, yakni dengan menghitung semacam skor bernama Qualifying Points (QP).

QP ini akan diakumulasikan untuk masing-masing individu, dan didapat dengan cara berpartisipasi dalam suatu turnamen Major atau Minor. Semakin besar total hadiah suatu turnamen, semakin besar pula QP yang bisa diperoleh – akan lebih besar lagi apabila turnamen tersebut diadakan berdekatan dengan The International.

Nantinya akan ada ranking Qualifying Points individu dan tim yang bisa dipantau oleh publik tanpa terkecuali, sehingga semua bisa tahu siapa saja yang akhirnya terpilih untuk bertanding di The International. Jadi untuk TI 2018 dan seterusnya, tidak ada lagi istilah “guaranteed invites”, semuanya ditentukan berdasarkan perolehan QP ini saja.

Sumber: Valve.

Evil Controllers Perkenalkan Evil Shift, Gamepad Spesialis eSport Untuk Seluruh Platform Game

Ketika produsen periferal game umumnya mengajukan desain produk mereka sendiri, perusahaan asal Arizona bernama Evil Controllers menawarkan pendekatan berbeda: yaitu dengan memodifikasi produk yang sudah ada. Fitur-fitur di gaming gear mereka sangat lengkap dan canggih, tak jarang membuat lawan main mengeluh dan menuduh Anda menggunakan cara curang.

Kini arahan unik tersebut Evil Controllers coba salurkan ke ranah gaming kompetitif. Di tanggal 7 Juni 2017 kemarin, mereka memperkenalkan Evil Shift, controller yang sengaja dirancang untuk menunjang atlet eSport, baik di console Microsoft dan Sony, serta PC. Seperti penjelasan sebelumnya, Evil Shift tidak betul-betul menyajikan rancangan baru, wujudnya sekilas menyerupai controller Xbox One dan DualShock 4.

Meski begitu, perbedaan antara Evil Shift dengan gamepad standar bisa segera Anda rasakan begitu menggunakannya. Bobotnya lebih ringan, tombolnya lebih responsif, rancangan tubuhnya lebih ergonomis terlepas dari penampilan yang familier, lalu pengguna diberi keleluasaan untuk mengkonfigurasi kembali fungsi tombol dan paddle. Menurut Evil Controller, semua itu ditujukan demi meningkatkan performa bermain.

“Komitmen Evil Controllers terhadap faktor durabilitas, teknologi tinggi dan kebebasan kustomisasi didorong oleh antusiasme dan pemahaman kami terhadap kebutuhan komunitas eSport,” ungkap founder dan CEO Evil Controllers Adam Coe di rilis pers. “[Lewat Evil Shift] gamer kini memperoleh akses ke unit controller paling canggih di pasar yang dapat membuat mereka unggul dalam pertandingan.”

Evil Shift 1

Di Evil Shift, Evil Controller mengurangi resistensi tombol hingga 50 persen sehingga input jadi lebih sensitif – betul-betul merespons perintah dalam sekejap. Melengkapi layout tombol ‘reguler’, gamepad dibekali empat tombol paddle di dekat ujung jari yang menyimpan teknologi instant touch. Paddle ini dapat merespons tekanan, sentuhan, ataupun dorongan secara horisontal.

Evil Shift 2

Berkat rancangan controller yang lebih baik, peluang salah tekan tombol jadi berkurang, sembari tetap mempertahankan faktor kenyamanan. Lalu seluruh thumbstick Evil Shift bisa diganti, tersedia tiga pilihan ukuran. Dan uniknya lagi, tombol-tombol paddle dapat diprogram ulang secara on-the-fly tanpa memerlukan tool ataupun aplikasi khusus, sehingga sama sekali tidak menginterupsi permainan.

Evil Controllers belum menginformasikan berapa harga dari kedua jenis gamepad Evil Shift ini. Berdasarkan wawancara bersama Polygon, Adam Coe memperkirakan harganya kemungkinan berkisar antara US$ 165 sampai US$ 250. Produk rencananya akan hadir di ‘musim panas’ 2017.

Via Polygon. Sumber: PR News Wire.

Bhinneka Siap Gelar Event Gaming Perdananya, Bhinneka E-Sports Zone

Tahun demi tahun, ekosistem eSports terus bertambah besar, dan Indonesia pun tidak luput dari perkembangan tren baru ini. Berdasarkan survei yang DailySocial lakukan baru-baru ini, setidaknya separuh responden pernah menonton pertandingan eSports, dan tiga perempat dari mereka setuju kalau eSports pantas diperlakukan sebagai olahraga ketangkasan profesional.

Melihat pesatnya perkembangan tren eSports sekaligus peningkatan pangsa pasar gaming di tanah air akhir-akhir ini, Bhinneka rupanya tidak mau ketinggalan momentum. Mereka pun sedang bersiap untuk menggelar event  gaming perdananya yang bertajuk Bhinneka E-Sports Zone pada tanggal 5 – 10 Juni mendatang.

Dalam event ini, game yang menjadi fokus adalah Dota 2. Kegiatan utama dalam acara ini melibatkan dua jenis kompetisi, yakni kompetisi Dota 2 itu sendiri dan cosplay (costume play) bertema Dota 2 – yup, bersiaplah menjumpai Dragon Knight, Queen of Pain, Kunkka dan masih banyak lagi di ajang ini.

Total hadiah sebesar 50 juta rupiah sudah disiapkan untuk kompetisi Dota 2 tersebut. Sesi kualifikasi akan berlangsung pada tanggal 8 dan 9 Juni, sedangkan grand final-nya menyusul di hari terakhir event.

Untuk kompetisi cosplay, Bhinneka menunjuk Kailareina sebagai juri utamanya. Lebih menarik lagi, mereka rupanya juga bakal mendatangkan juri tamu yang cukup istimewa, yakni Milokuma dan Kimi Hime.

Bhinneka E-Sports Zone

Selain dua kompetisi di atas, acara juga akan diisi oleh meet and greet dengan icon gaming Indonesia, yakni Nixia beserta RRQ (Rex Regum Qeon), plus talk show bersama DailySocial dan Inigame. Pengunjung bahkan bakal punya kesempatan untuk bertanding satu lawan satu melawan Nixia, RRQ dan Milokuma.

Di sepanjang acara, Bhinneka rupanya juga akan menggelar bazaar produk dengan potongan harga hingga 70 persen, yang mencakup laptop gaming, laptop non-gaming, aksesori gadget dan laptop, serta peralatan elektronik untuk keperluan rumah tangga.

Bhinneka E-Sports Zone akan diselenggarakan pada tanggal 5 – 10 Juni 2017 di Main Atrium Ratu Plaza. Untuk informasi lebih lanjut. Anda bisa langsung kunjungi tautan ini.

Sponsor untuk acara ini meliputi Intel Indonesia, MSI, Lenovo, XL, Citilink, KreditPlus, Bank Mandiri dan Codashop, dan acara juga didukung oleh DailySocial, Cyberia, Bigo Live dan Dota Indonesia 2.

*Disclosure: DailySocial adalah media partner untuk acara Bhinneka E-Sports Zone.

Cuma $70, Nvidia GeForce GT 1030 Ditujukan Buat Peminat eSport

Kartu grafis merupakan salah satu komponen termahal dalam sebuah gaming PC. Akan tetapi kalau fokus Anda adalah esport, Anda bisa sedikit kompromi soal kartu grafis, dan Nvidia diam-diam baru saja meluncurkan alternatif yang cukup menarik.

GeForce GT 1030 bukan ditujukan untuk kalangan gamer mainstream, melainkan mereka yang punya keterbatasan soal dana. Penamaannya sebenarnya sudah bisa menjadi indikasi; di saat seri-seri lainnya mengusung label “GTX”, 1030 hanya diawali oleh label “GT” saja.

Secara teknis, GT 1030 mengemas 384 CUDA core, memory GDDR5 sebesar 2 GB dan clock 1.265 MHz – dapat di-boost menjadi 1.518 MHz. Output-nya sendiri mengandalkan satu port HDMI dan satu port DisplayPort.

Di atas kertas dan secara praktek, GT 1030 tak akan sanggup menjalankan game AAA macam The Witcher 3 dan yang lain secara mulus. Seperti yang saya bilang, target pasar GT 1030 adalah peminat esport, terutama mereka yang sehari-harinya beradu ketangkasan dan strategi di game seperti Dota 2, League of Legends atau Counter-Strike: Global Offensive.

Bagian terbaiknya, Anda tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam untuk meminang Nvidia GeForce GT 1030, yang dibanderol mulai $70 di pasaran – cuma sepersepuluh harga GTX 1080 Ti. Dengan harga seperti ini, GT 1030 akan bersaing langsung dengan AMD Radeon RX550 yang juga belum lama dirilis.

Namun seandainya Anda punya sedikit ekstra budget dan hendak menikmati sesi gaming 1080p 60 fps, masih ada alternatif lain seperti GeForce GTX 1050 yang dipasarkan mulai $109.

Sumber: VentureBeat.