Menilik Inovasi Digital Payment Bersama Donald Wihardja di Echelon Indonesia 2016

Pesatnya pertumbuhan e-commerce di Indonesia telah berhasil merangsang berbagai sektor digital lain untuk ikut tumbuh, salah satunya dari sektor finansial yang berkaitan dengan metode pembayaran. Di ajang Echelon Indonesia 2016, yang didukung Bekraf, yang akan digelar 5-6 April 2016, Partner Convergence Ventures Donald Wihardja akan berbagi pandangannya tentang dunia digital payment di Indonesia.

Donald memiliki riwayat karier yang cukup panjang dalam dunia digital, khusunya yang bersinggungan dengan sektor finansial. Sebelum bergabung sebagi Partner di Convergence Ventures, Donald pernah berkarir sebagi Country Manager di perusahaan e-commerce payment gateway 2C2P. Donald juga pernah mencicipi pengalaman di perusahaan yang fokus sebagai game paymenet solution Indomog.

Donald mengatakan, “Di duna teknologi secara umum, khususnya e-commerce, semua effort ditujukkan kepada optimasi conversion rate dari visitor menjadi customer dan menjadi transaksi yang terbayar dan terkirim. […] Metode payment yangg paling ‘licin’ adalah e-wallet dan credit card. Tapi penetrasi itu tidak baik di Indonesia. Karena itu, masih banyak pekerjaan yg harus diselesaikan di payment. Pertama, membawa lebih banyak orang supaya bisa pakai credit card maupun e-wallet atau menyediakan metode pembayaran lain yang ‘selicin’ itu.”

Menurut Donald, ajang konferensi Echelon memiliki peranan penting dalam ekosistem startup di Indonesia. Salah satu alasannya, melalui ajang seperti Echelon, startup dan investor dapat bertemu secara efisien.

“Kami di Convergence melirik lebih dari 1000 startup per tahun untuk menemukan 14 yang sudah kami berikan investasi. 500-an dari startup tersebut kami dari acara seperti Echelon. Tanpa acara seperti Echelon, kerjaan kami akan dua kali lipat lebih susah,” ujarnya.

Donald menambahkan, “Yang terakhir, pemerintah Indonesia dari Kominfo, Perdagangan, Bekraf, dan BKPM sekarang sangat mendukung e-commerce dan tech startup. Mereka sudah banyak mengeluarkan paket kebijakan untuk mendukung upaya semuanya. Tapi, […] informasi kebijakan yang dikeluarkan masih lebih banyak gossip dibanding fakta. Di Echelon, saya sudah mendorong tim untuk menyediakan tempat bagi instansi pemerintah agar bisa buka booth dan menyebar luaskan penjelasan tentang kebijakan tersebut.”

Sebagai ajang konferensi internasional, Echelon Indonesia 2016 dapat menjadi platform bagi startup, SME, dan perusahaan berbasis teknologi untuk membawa bisnis ke level selanjutnya. Innovate – Developer – Empower adalah tiga kata kunci yang diterjemahkan dalam gelaran acara dua hari ini.

Echelon Indonesia 2016 akan digelar pada tanggal 5-6 April 2016 di Balai Kartini, Jakarta. Penjualan tiket saat ini telah dibuka dan tersedia diskon 20 persen dalam waktu terbatas dengan menggunakan kode “EMPOWER20”.

Solusi “Pay by QR” Milik Dimo Dijajaki HappyFresh dan Orami

Metode pembayaran digital melalui kode QR (Quick Response) milik Dimo hari ini resmi dijajaki oleh HappyFresh dan Orami. Solusi ini memberikan opsi baru bagi para konsumen HappyFresh dan Orami untuk merasakan pengalaman baru berbelanja melalui konsep QR Store yang terintegrasi.

Setelah peluncuran Pay by QR pada 3 Maret kemarin, Dimo menjelaskan solusi pembayaran yang bersifat inklusif dan agnostis tersebut dapat digunakan oleh sumber dana manapun (bank, operator, e-wallet), pengguna smartphone dengan brand apa pun, di merchant mana pun. Penagihan Pay by QR dapat dilakukan dengan menampilkan QR Code melalui print out pada mesin Electronic Data Capture (EDC), layar komputer, sticker tempel seperti yang digunakan di QR Store, maupun secara langsung pada layar smartphone melalui layanan QR Cashier. Kali ini Dimo memaparkan lebih jauh gagasan QR Store yang memungkinkan konsumen untuk melakukan pembelian secara online di toko fisik.

QR Store merupakan konsep penjualan yang menggantikan toko fisik tiga dimensi dengan kumpulan gambar produk dua dimensi yang dilengkapi dengan QR code statis dan label harga. Konsep ini memiliki fungsi ganda sebagai tempat promosi untuk menarik perhatian publik, dan juga sebagai media penjualan langsung.

“Tentunya kami sangat bangga dapat bekerja sama dengan HappyFresh dan Orami, dua perusahaan startup bertaraf internasional dengan basis pelanggan yang besar,” ujar CEO Dimo Pay Indonesia Brata Rafly dalam siaran pers yang kami terima hari ini (18/3).

“Semoga QR Store yang kami hadirkan dapat memberikan pengalaman belanja baru yang mudah, cepat, dan aman bagi seluruh pelanggan HappyFresh dan Orami,” lanjutnya.

Masyarakat sebagai pengguna cukup memanfaatkan ponsel pintar miliknya di toko fisik QR Store, untuk kemudian diproses layaknya pembelian online. Setelah itu, produk sesuai diskripsi dan gambar yang ditampilkan di QR Store akan segera dikirimkan ke alamat yang telah terdaftar di aplikasi mobile pembayaran yang mendukung sistem Pay by QR Dimo.

“QR Store menjadi sebuah strategi penjualan inovatif dengan potensi yang sangat besar. Sebagai startup yang mengedepankan terobosan digital guna meningkatkan kepuasan berbelanja pelanggan, tentunya kami akan mencoba untuk memaksimalkan pengaplikasian konsep QR Store milik Dimo,” ujar CEO dan founder HappyFresh Markus Bihler.

Senada dengan Bihler, Group CEO Orami Jeremy Fichet turut menyuarakan antusiasme yang sama tentang gagasan ini.

“Konsep QR Store milik Dimo memberikan kesempatan para pelaku e-commerce seperti kami untuk bisa memasarkan produk dan berjualan secara offline. Kami yakin para pelanggan kami juga akan mengapresiasi kemudahan berbelanja di QR Store yang kami tawarkan kepada mereka,” ungkap Fichet.

OnlinePajak Kini Bantu Proses E-Filing SPT Pribadi

OnlinePajak mengumumkan pihaknya kini telah mendukung proses E-Filing SPT Pribadi. Mereka ingin mengubah dogma pelaporan pajak yang “ribet” dengan proses yang diklaim lebih mudah. Sebelumnya, selama satu setengah tahun terakhir, OnlinePajak fokus membantu perusahaan mengurusi pelaporan pajaknya. Mereka berharap dukungan terhadap wajib pajak pribadi ini akan mendatangkan 30 ribu pengguna baru.

“Kami ingin memberikan nilai tambah dan insentif bagi pengguna aplikasi kami yang sudah membayar pajak dan berkontribusi dalam meningkatkan pendapatan negara,” ujar pendiri dan Direktur OnlinePajak Charles Guinot.

OnlinePajak ingin menjadi aplikasi yang bersifat personal bagi wajib pajak pribadi dengan layanan yang lebih cepat dan gratis. Sistem yang dikembangkan disebut bisa memandu para wajib pajak yang selama ini masih kesulitan dalam hal mengakses dan melakukan pelaporan wajib pajak tahunan.

[Baca juga: OnlinePajak Umumkan Pembukaan API dan Kemitraan dengan Accurate, Talenta, dan Etobee]

“Di OnlinePajak, kami memandu wajib pajak pribadi melaporkan SPT Tahunan selangkah demi selangkah. Sangat mudah dan tidak perlu keluar kantor atau rumah untuk lapor pajak,” ujar Charles.

Layanan alternatif selain situs DJP

Sejak diluncurkan pada awal bulan Maret 2016 dan disahkan oleh DJP, bagian SPT Pribadi OnlinePajak sudah menjadi aplikasi terpadu yang bisa digunakan untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan pajak. Sejak didirikan sekitar 1,5 tahun lalu, kini OnlinePajak telah memiliki lebih dari 80.000 pengguna, di antaranya PT. Astra Otoparts Tbk, PT. Kawan Lama, dan TNT Indonesia.

“Ketika mulai membangun aplikasi OnlinePajak, kami menyadari ada masalah dalam tingkat kepatuhan pajak di Indonesia. Karena itu, kami membangun aplikasi pajak untuk wajib pajak badan dan orang pribadi ini secara gratis,” ungkap Charles.

Sebagai perusahaan swasta tidak dapat dipungkiri OnlinePajak masih membutuhkan pendapatan untuk menjalankan usahanya. Untuk itu OnlinePajak juga menyediakan fitur-fitur tambahan, seperti pengintegrasian data dari software akuntansi dan SDM, slip gaji elektronik, hadiah voucher, dan lainnya.

Pendekatan ini diklaim memiliki tiga efek, yaitu menyediakan nilai tambah berupa aplikasi yang lebih dari sekedar penuntasan administrasi pajak, seperti fitur e-faktur, menyediakan insentif bagi wajib pajak yang telah membayar pajak, dan yang terakhir membagikan nilai-nilai tambah agar memiliki bisnis model yang berkelanjutan dan sejalan dengan nilai-nilai dari OnlinePajak.

Taralite Hadirkan Sistem KTA Online untuk Kebutuhan Spesifik

Bisnis keuangan digital kian bertumbuh di Indonesia dengan berbagai model yang disajikan. Beberapa startup juga sudah mulai mereplikasi cara tradisional yang biasa dilayani perbankan dalam sebuah layanan online. Contohnya adalah Taralite, sebuah layanan online yang menyediakan layanan kredit kepada penggunanya.

Taralite mengklaim bahwa model bisnis digital yang kini dilakukan adalah yang pertama di Indonesia. Kendati demikian, saat ini juga sudah ada UangTeman, yang menjalankan sistem bisnis di sektor yang sama, hanya saja dengan jumlah pinjaman dan jangkauan yang lebih kecil. Layanan Taralite juga memberikan pinjaman sesuai dengan spesifikasi kebutuhan, misalnya untuk kebutuhan pendidikan, kredit usaha, persalinan, ataupun umroh.

Modal untuk pinjaman Taralite menggunakan dana yang dimiliki perusahaan dan bekerja sama dengan beberapa rekanan perbankan. Hal ini yang disebut Co-Founder Taralite Abraham Viktor (Bram) sebagai simbiosis mutualisme yang dijalin oleh layanan fintech dengan institusi keuangan yang sudah ada. Kerja sama ini penting bagi Taralite karena saat ini operasionalnya sudah meliputi daerah-daerah di luar Jawa. Bahkan sudah sampai Papua.

Bram mengatakan bahwa sampai saat ini Taralite belum mengucurkan alokasi khusus untuk pemasaran besar, sistem agen masih menjadi cara yang dinilai efektif untuk melebarkan bisnis. Taralite saat ini membuka kemitraan kepada masyarakat untuk dapat menjadi agen yang memasarkan pinjaman dengan imbal balik berupa komisi.

Dengan bunga mulai dari 0.9% per bulan dan proses yang diklaim lebih efisien, diyakini Taralite akan menjadi solusi terbaik bagi masyarakat yang membutuhkan dana pinjaman seara cepat. Hal ini terbukti, saat ini Taralite rata-rata menghimpun 100-200 pengajuan pinjaman dari masyarakat untuk diseleksi dan ditindaklanjuti.

Ketika ditanya tentang bagaimana Taraline mengantisipasi risiko para peminjam nakal, Bram menjawab:

“Sebenarnya yang kami lakukan hanya mendigitalkan proses umum yang ada di sistem pinjaman konvensional. Jika di bank ada survei untuk menentukan besarnya pinjaman, kami memiliki sistem scorecard yang juga digunakan untuk menentukan kebutuhan tersebut. Jika di bank ada penyerahan berkas-berkas, di Taralite pun sama, hanya saja prosesnya online. Dan untuk pengingat peminjam harus melakukan pembayaran, itupun kami lakukan dengan pendekatan digital. Pada dasarnya konsep yang diterapkan sama.”

Secara khusus saat ini Taralite juga telah bermitra dengan Uber. Hal ini untuk mempermudah pengguna ketika ingin mendapatkan pinjaman dana untuk pembelian mobil yang akan digunakan bisnis. Taralite bekerja sama dengan Uber untuk membantu calon driver Uber (Uber Partner) baru maupun yang sudah menjadi Uber Partner memiliki mobilnya sendiri.

Bram juga menanggapi bahwa untuk industri fintech di Indonesia saat ini yang menjadi tantangan terbesar adalah regulasi. Oleh karenanya saat ini pihaknya terus mengkonsolidasikan langkah bisnisnya kepada OJK.

Kepada DailySocial, pria yang juga masuk dalam daftar “The Top Young Asian Venture Capitalists And Fintech Entrepreneurs versi Forbes” ini menyampaikan:

“Kebetulan sebelum wawancara ini saya juga baru meeting dengan OJK. Artinya kami masih selalu mencoba terus berdiskusi dengan pihak terkait. Regulasi bagi kami penting, untuk menjadi sebuah landasan. Di Indonesia menurut saya regulasi lahirnya cukup lama. Jika dibandingkan di Amerika, ketika industri fintech berjalan sudah 3 tahun, pemerintah segera mengeluarkan regulasi terkait. Di Indonesia prosesnya belum secepat itu. Tapi kami selalu mengupayakan untuk mengikuti aturan yang ada.”

Sebelumnya pada November tahun lalu, Taralite berhasil membukukan pendanaan dari ANGIN. Kala itu pendanaan difokuskan pada perekrutan talenta dan pemekaran layanan.

Pertumbuhan Tren Mobile Commerce di Indonesia Tinggi, tapi Belum Sedrastis Itu

Pertengahan bulan Februari lalu, pengamat e-commerce Institut Teknologi Bandung (ITB) Kun Arief Cahyantoro memperkirakan peningkatan pembelian online dengan melalu perangkat mobile akan mencapai 172,8% di tahun 2017. Namun laporan dari MasterCard beberapa waktu ini berujar lain. Peningkatan dari tahun 2014 ke 2015 hanyalah sekitar 0,6%. Menjadikan angka 172,8% di tahun 2017 mendatang sedikit kurang nyata.

“Peningkatannya diperkirakan akan mencapai 172,8 persen,” kata Kun, dikutip dari pemberitaan Tempo. Tertulis bahwa angka tersebut diproyeksikan berdasarkan pembelian online secara mobile pada tahun 2015 yang meningkat 155% ketimbang tahun sebelumnya. Kun berasumsi tahun 2017 kenaikannya mencapai 172.8%.

Peningkatan tren belanja online di mobile mungkin memang benar demikian adanya. Tercermin dari turut hadirnya pemain-pemain baru yang mengiringi industri e-commerce Indonesia secara langsung maupun tak langsung (marketplace ataupun payment gateway/fintech). Hari ini saja, mobile marketplace dan social commerce Coral diperkenalkan untuk bersaing dengan para kompetitornya seperti Shopee, Carousell, dan Lyke. Dimo Pay turut diluncurkan sebagai solusi pembayaran mobile untuk masyarakat.

Fakta tersebut cukup diperkuat dengan laporan terbaru MasterCard dalam tajuk Mobile Shopping Survey. Hanya saja angka yang muncul tidak mendukung pertumbuhan yang signifikan. Hasil laporan diambil dari 8.500 responden berumur kisaran 18-64 tahun yang tersebar di 14 negara dalam wilayah Asia-Pasifik sepanjang bulan Oktober hingga Desember 2015. Di tahun 2015, 55,5% responden mengatakan melakukan pembelanjaan online melalui smartphone-nya. Sementara di tahun 2014, angka tersebut terpaut tidak signifikan, yakni 54,9%. Ini menandakan pertumbuhan yang hanya 0,6% saja.

Penemuan lain dari laporan Mobile Shopping Survey turut membuka perilaku konsumen di Asia Pasifik mulai mengadopsi dompet digital. Sebanyak 19.5% mengaku menggunakan teknologi tersebut, meningkat nyaris 10% jika dibandingkan dua tahun sebelumnya (9,7%). Menariknya, pasar Indonesia justru mengalami penurunan sebesar 4,5% dari tahun 2014 (15,6%) ke tahun 2015 (11,1%).

Kepastian pertumbuhan tren mobile commerce memang di depan mata. Lagu lama tentang menjangkau konsumen di area rural untuk mendapatkan akses finansial pun perlahan direalisasikan oleh operator telekomunikasi dan startup fintech. Jika saja perbankan dan OJK [melalui regulasinya] mampu memberikan solusi yang lebih nyata, tentu angka 172.8% terdengar lebih masuk akal.

UangTeman Luncurkan Aplikasi Mobile untuk Platform Android

Ada yang baru dari startup Indonesia yang menyediakan layanan pinjaman mikro jangka pendek secara online UangTeman. Hari ini (3/3), UangTeman mengumumkan kehadiran mereka dalam aplikasi mobile untuk perangkat Android. UangTeman berharap, lewat aplikasi mobile ini mereka dapat lebih dekat dan menjangkau lebih banyak nasabah yang ingin mengajukan pinjaman.

CEO UangTeman Aidil Zulkifli mengatakan, “Setelah hampir satu tahun kami beroperasi, kami hadir dengan inovasi yang dapat memudahkan masyarakat Indonesia untuk mendapatkan dana pinjaman dengan meluncurkan layanan aplikasi mobile [untuk Android]. Kami berharap [dapat] semakin dekat dengan nasabah sehingga dapat meningkatkan layanan semaksimal mungkin.”

[Baca juga: Melihat Lebih Dekat Proses Bisnis UangTeman]

Lebih jauh Aidil juga mengklaim bahwa kini UangTeman telah menerima lebih dari 5000 pengajuan aplikasi peminjaman melalui platform mereka. Dari total pengajuan tersebut, 65% konsumen menggunakan perangkat mobile saat mengajukan pinjaman. Ini yang menjadi alasan utama UangTeman mengambil keputusan untuk meluncurkan aplikasi mobile.

Ketika disinggung apakah ada target akuisisi pengguna lewat peluncuran aplikasi ini, Aidil hanya menjawab sambil tersenyum, “Harapannya sih bisa [naik] sampai ratusan ribu atau lebih.”

Aplikasi UangTeman sendiri terbilang cukup mudah untuk digunakan. Di halaman muka, tanpa perlu masuk sebagai member, pengguna akan langsung dihadapkan pada kalkulator pinjaman. Lewat kalkulator tersebut, pengguna bisa mengatur jumlah pinjaman yang akan diajukan, melihat tanggal jatuh tempo, dan bunga yang dikenakan.

[Baca juga: Aidil Zulkifli: Bunga Pinjaman UangTeman Tidak Akan Capai 30 Persen untuk Satu Bulan]

Direktur Produk dan Teknologi UangTeman Darmawan Zaini menjelaskan bahwa setelah mengisi jumlah pinjaman, nasabah masih harus mengisi formulir untuk mengisi identitas. Formulir yang disediakan tidak berbeda dengan yang diakses melalui situs UangTeman.

Selain itu, Darmawan juga mengungkap bahwa UangTeman juga telah mengadopsi teknologi big data untuk melihat tren terkait dengan sektor finansial di Indonesia. Nantinya, big data  tersebut akan jadi alat bantu Uangteman untuk mengambil keputusan melalui algoritma yang dikembangan internal dalam menentukan layak atau tidaknya seorang nasabah mendapatkan pinjaman.

Saat ini layanan UangTeman telah menjangkau wilayah Jabodetabek, Yogyakarta, Solo, Magelang, dan Klaten. Aidil mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat ini UangTeman akan kembali memperluas jangkauan layanan ke kota Bandung. Tak menutup kemungkinan juga untuk membuka layanan di kota-kota besar lain seperti Surabaya dan Denpasar.

[Baca juga: Di Balik Polemik UangTeman dan Regulasi Peminjaman Uang]

Sebagai informasi, layanan UangTeman yang beroperasi di bawah payung PT Digital Alpha Indonesia ini adalah startup yang memberikan pinjaman mikro jangka pendek dengan jumlah pinjaman maksimal Rp 2.000.000 dan bunga maksimal satu persen per hari. Namun, dengan peluncuran aplikasi mobile ini, UangTeman memberikan promo bebas bunga, bunga nol persen, kepada nasabah yang mengajukan pinjaman pada periode 3-9 Maret 2016 melalui aplikasi mobile mereka.

Application Information Will Show Up Here

Dimo Bertaruh pada Platform Berbasis QR

Di tahun 2011, pengguna Internet dikejutkan dengan berita bagaimana gampangnya seorang konsumen Korea Selatan membeli barang kebutuhan sehari-hari di papan pengumuman sebuah stasiun kereta dan membayarnya menggunakan kode QR. Layanan yang diimplementasikan Tesco tersebut mulai bisa dirasakan di sini dengan hadirnya platform “Pay by QR” dari PT Digital Money Indonesia, atau Dimo.

Dalam peluncuran resminya hari ini di D.Lab, Jakarta Pusat, CEO Dimo Brata Rafly menjelaskan peluang Dimo memasuki bisnis fintech didorong rendahnya penetrasi produk perbankan di masyarakat, termasuk kartu kredit, dan tingginya kepemilikan smartphone di Indonesia. Ini adalah peluang yang bagi sebuah solusi alternatif, setidaknya begitu di benak punggawa Dimo.

IMG_2731

Fintech menjadi vertikal yang menarik karena investasi di sektor ini dalam sembulan pertama tahun 2015 di kawasan Asia Pasifik, menurut studi Accenture, mencapai angka $3,5 miliar. DailySocial sendiri, dalam laporannya, memprediksikan fintech bakal menjadi segmen primadona di tahun 2016.

Dimo didukung oleh sejumlah investor, dengan dukungan terbesar berasal dari SMDV, perusahaan investasi milik Sinar Mas.

[Baca juga: Prediksi Tren Fintech Asia Tahun 2016 Versi Penyedia Data Center Digital Realty]

Seperti yang sudah dijelaskan di artikel terdahulu, Pay by QR tidak menjadi sebuah aplikasi tersendiri. Solusi ini menempel ke aplikasi yang berbasis sumber dana, misalnya aplikasi e-money dan aplikasi perbankan. Setiap transaksi akan langsung memotong saldo e-money atau saldo tabungan. Perbankan dan operator telekomunikasi yang memiliki izin OJK menjadi tulang punggung teknologi Pay by QR. Bank Sinarmas, Bank Mega, Bank Danamon, Smartfren, dan Indosat adalah segelintir pendukung awal platform ini.

Pay by QR bisa diimplementasi di berbagai situasi

Penggunaan Pay by QR bisa dibedakan menjadi tiga hal. Pertama adalah penggunaannya di kasir toko dan restoran, atau warung pinggir jalan sekalipun. Jika kita berkunjung ke mitra Dimo, kita bisa membayar transaksi menggunakan berbagai metode yang mendukung Pay by QR. QR cashier bisa diimplementasikan di mesin EDC atau aplikasi QR Cashier.

Kedua adalah penggunaannya di layanan e-commerce. Pay by QR bisa menjadi opsi pembayaran di berbagai layanan e-commerce. Terakhir adalah implementasi Pay by QR di jaringan supply chain. Yang ini khusus untuk segmen B2B.

IMG_2736

Dimo, seperti ditegaskan Brata, berusaha mendukung semangat cashless yang dicanangkan pemerintah dengan membantu UKM mengurangi penggunaan uang tunai. Skema monetisasi Dimo adalah revenue sharing, artinya tidak perlu modal awal sama sekali untuk menggunakan fitur ini, dengan rataan biaya 1-1.5% per transaksi yang diklaim lebih rendah ketimbang menggunakan layanan Visa atau MasterCard.

Tentang kenapa memilih QR sebagai sistem yang paling didukung Dimo, Brata menjawab QR dianggap teknologi yang paling murah, sudah tersedia tanpa memerlukan infrastruktur tambahan, dan edukasi penggunaannya dianggap lebih mudah karena QR sendiri sudah mulai umum digunakan untuk kemudahan akses tautan situs. QR sendiri merupakan skema pembayaran yang umum digunakan di Tiongkok dan Korea Selatan. Alipay misalnya, menggunakan QR sebagai metode utamanya.

[Baca juga: Dimo Luncurkan “Pay by QR”, Metode Pembayaran dengan QR Code]

CTO Dimo Ari Awan mengaku pihaknya sendiri sudah berhasil mengimplementasikan berbagai teknologi canggih untuk pembayaran, seperti biometrik, suara, atau NFC yang sedang banyak digunakan. Dengan pertimbangan di atas, QR menjadi pilihan utama, tetapi tim R&D tetap melakukan riset tentang teknologi pembayaran yang up-to-date.

Head of Uangku Smartfren Steven Shih di kesempatan yang sama menyebutkan penggunaan Pay by QR saat ini sudah melampaui pemanfaatan fitur lain di aplikasi Uangku. Khusus kepada DailySocial, Steven mengaku pihaknya mengandalkan Pay by QR untuk melakukan penetrasi ke skema pembayaran e-commerce.

IMG_6945

Soal implementasi QR store yang menjadi cita-cita Dimo, mereka sudah mengimplementasikan QR store di kantor Sinar Mas Land sebagai pilot project-nya. Di acara peluncuran tadi juga ditunjukkan showcase tentang bagaimana mudahnya menggunakan QR store untuk membeli berbagai barang kebutuhan sehari-hari.

Tahun ini Dimo, disebutkan Brata, menargetkan Pay by QR siap tinggal landas dengan secara agresif mengembangkan infrastruktur, meningkatkan jumlah merchant, dan menambah partner pemilik sumber transaksi (issuer). Sejauh ini Dimo masih fokus ke pasar Jakarta yang dianggap memiliki adopsi teknologi paling cepat, tapi tak menutup kemungkinan ekspansi bersama mitra issuer ke daerah lain.

Pay by QR bergabung dengan Fira Pay, Sakuku, Mandiri E-Cash, atau BBM Money menjadi sarana pembayaran alternatif berbasis elektronik yang berupaya mencari peluang dari rendahnya penetrasi kartu kredit di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Dimo Luncurkan “Pay by QR”, Metode Pembayaran dengan QR Code

Bicara mengenai masa depan dari cashless tentunya menjadi hal yang menarik, apalagi saat ini sudah banyak perusahaan komunikasi, startup dan pihak terkait lainnya yang menawarkan layanan payment gateway memanfaatkan sepenuhnya teknologi dan meminimalisir penggunaan uang kertas.

Di Amerika Serikat sendiri kebiasaan ini sudah mulai dilakukan secara rutin, dengan menggunakan sistem pembayaran seperti Apple Pay dan untuk transportasi sepenuhnya menggunakan kartu kredit seperti Uber dan masih banyak lagi. Di Indonesia hingga saat ini pemerintah masih gencar menyusun formula yang tepat mengenai National Payment Gateway, seiring dengan makin banyaknya sistem pembayaran alternatif yang menjadi ‘enabler’ dari teknologi terkini.

Salah satu sistem pembayaran yang memanfaatkan sepenuhnya smartphone dan dihadirkan oleh PT. Dimo Pay Indonesia (dulunya FLASHiZ Indonesia), startup yang bergerak dalam bidang mobile payment, adalah Pay by QR. Dimo didukung SMDV sebagai investor utamanya.

Pay by QR merupakan metode pembayaran baru yang dikembangkan oleh Dimo dan dapat digunakan oleh para pengguna smartphone melalui berbagai sumber (bank, telco, e-wallet) di merchant apa pun yang sudah menjadi mitra dari Pay by QR. Pay by QR sudah bisa diunduh di platform iOS dan Android. Pay by QR sudah mendukung aplikasi Dompetku, Uangku, Simobi, dan Zimplepay.

Pada dasarnya, Pay by QR merampungkan seluruh data pembayaran yang biasa disalurkan dalam berbagai jenis data ke dalam sebuah Quick Response (QR) Code yang dapat “dipahami” dan diproses oleh seluruh pihak yang terlibat secara real time. Pay by QR dapat ditampilkan oleh merchant melalui berbagai cara, baik itu melalui monitor komputer, dicetak melalui mesin EDC, maupun langsung dari screen sebuah smartphone.

“Dengan memindai QR code penagihan tersebut, dana yang berada pada pihak sumber akan dialirkan ke pihak tujuan. Setelah pembayaran berhasil dilakukan, kedua pihak (sumber dan tujuan) akan mendapat notifikasi dari pihak penerbit submber dana mengenai transaksi pembayaran melalui Pay by QR,” ujar CEO Dimo Pay Indonesia Brata Rafly.

Fitur andalan menawarkan kemudahan pembayaran dan penagihan

Fitur utama yang ditawarkan kepada pengguna smartphone yang memiliki aplikasi ini adalah kemudahan dalam melakukan transaksi keuangan, seperti pembayaran maupun penagihan. Untuk melakukan penagihan, pengguna hanya perlu memasukan jumlah dana pada sistem Pay by QR, yang nanti akan diterjemahkan menjadi QR code, sementara pihak lainnya hanya perlu memindai QR code melalui sistem Pay by QR yang tersambung pada mobile banking/aplikasi e-money mereka untuk melakukan pembayaran.

“Cara kerja ini dapat menghemat waktu dan menyederhanakan proses perpindahan dana dari sumber dana satu ke sumber dana lainnya,” kata Brata.

Fitur lain yang terdapat dalam aplikasi ini adalah Loyalty, yaitu setiap transaksi yang dilakukan oleh nasabah tercatat secara otomatis dan nasabah sendiri berhak untuk mendapatkan potongan harga atau promo khusus lainnya (jika tersedia) setelah jumlah transaksi tertentu tercapai. Ada pula fitur Tipping, yaitu nasabah dengan leluasa dapat langsung memberikan dan mengatur jumlah uang tips dari aplikasi.

Kemudahan yang ditawarkan Pay by QR bagi merchant dari sisi bisnis adalah potensi untuk mendapatkan pelanggan baru dari para pengguna layanan uang elektronik dari bank maupun  perusahaan telekomunikasi mana pun. Merchant pun dapat memiliki sistem pembayaran digital yang cepat, efisien, dan aman. Merchant tidak lagi memerlukan banyak mesin EDC karena semua transaksi dapat dilakukan secara digital. Selanjutnya, perihal keamanan, semua masalah yang mungkin mengancam transaksi menggunakan uang kartal (uang sobek, uang palsu, bahkan perampokan) dapat diminimalisasi.

Pay by QR juga dapat mempersingkat waktu yang biasanya dibutuhkan untuk menerima jenis pembayaran lain, yang pada akhirnya bisa memangkas antrian panjang di kasir yang kerap membuat pelanggan frustrasi.

“Dalam hal ini Issuer sendiri tidak perlu lagi berlomba-lomba untuk menghabiskan dana dan waktu yang sangat besar guna mencari participating merchants yang bisa menampung pembayaran dari nasabah mereka. Ini merupakan win-win solution untuk semua pihak,” kata Brata.

Strategi pemasaran dan target Dimo

Saat ini Dimo telah menjalin kemitraan dengan beberapa sumber dana (source of fund) yang memiliki aplikasi digital, diantaranya adalah Uangku (Smartfren), Dompetku (Indosat), Zimplepay (El John Digital Finance) dan Simobi (Bank Sinarmas). Dimo juga telah menjangkau lebih dari 150 merchant atau gerai perbelanjaan.

Fokus utama dari Dimo saat ini adalah memberikan edukasi terhadap partner untuk lebih mengenal Pay by QR sebagai metode pembayaran yang cepat, efisien dan aman, terutama kepada source of fund dan merchant. Pada saat yang bersamaan Dimo juga terus mengembangkan teknologi pembayaran digital lainnya yang saat ini masih dalam tahap pengembangan dan jika siap akan segera diluncurkan pada tahun ini.

“Untuk saat ini, kami masih memfokuskan kegiatan pemasaran untuk terus menjangkau potential partners, baik itu merchant maupun source of fund. Di waktu mendatang yang mungkin cukup dekat, kami baru akan memperluas fokus pemasaran Pay by QR ke publik,” tuntas Brata.

OnlinePajak Umumkan Pembukaan API dan Kemitraan dengan Accurate, Talenta, dan Etobee

Menjelang bulan-bulan pelaporan pajak yang biasanya ramai menjadi pembicaraan di bulan Maret, OnlinePajak mengumumkan pembukaan API dan kemitraan dengan tiga layanan, yaitu software accounting Accurate, layanan SaaS HR Talenta, dan layanan logistik on-demand Etobee. OnlinePajak berharap kemudahan yang diberikan bisa dioptimasi untuk kemudahan tiga layanan tersebut mengurusi soal pembayaran dan pelaporan bukti pembayaran pajak untuk perusahaan.

Dengan kerja sama ini, klien B2B Accurate dan Talenta bisa langsung mengurusi pembayaran pajak pegawainya melalui API OnlinePajak secara seamless. Caranya adalah dengan mengimpor bukti transaksi finansial dan data gaji perusahaan ke aplikasi OnlinePajak untuk memudahkan pencetakan e-Faktur, penyiapan dokumen perpajakan (PPN, PPh 21 dan 23), dan mengirimkannya secara elektronik menggunakan proses e-filing.

OnlinePajak sendiri sudah diakui oleh DJP (Direktorat Jenderal Pajak) dalam pengurusan hal ini dan saat ini mengatakan telah memiliki 60 ribu klien pembayarpajak dan memiliki Astra Otoparts, TNT, dan Coca Cola di antara kliennya.

[Baca juga: Sistem OnlinePajak Mudahkan Kegiatan Pajak untuk UKM]

Tersedia pula opsi untuk mengirimkan bukti potong pajak, yang harus dikirimkan secara fisik, melalui layanan logistik Etobee. Secara umum, mereka berharap pengalaman perpajakan bisa dilakukan dengan lebih mudah, nyaman, dan transparan.

Dalam sebuah acara di bilangan Kuningan, Pendiri dan CEO OnlinePajak Charles Guinot mengatakan, “Kami percaya sistem perpajakan seharusnya terbuka dan gratis untuk semua. Kami percaya bakal semakin banyak perusahaan bergabung bersama kami dan membangun layanan hebat di atas platform kami.”

Nantinya layanan seperti Accurate dan Talenta akan memberikan tambahan biaya untuk opsi kemudahan ini, yang akan menjadi salah satu cara monetisasi OnlinePajak yang didirikan sejak tahun 2014.

Selain kerja sama pembukaan API ini, OnlinePajak juga menyebutkan pihaknya akan segera merilis fitur pelaporan pajak untuk individu dan berharap bisa memperoleh 30 ribu pengguna baru.

SatuLoket Tambahkan Berbagai Pilihan Pembayaran Sebagai Bekal Ekspansi

Platform pembayaran online SatuLoket kini menggandeng Yayasan Rumah Zakat untuk mengakomodir pembayaran donasi zakat, infaq & shodaqoh, pembayaran qurban, asuransi dan juga beasiswa. Pihaknya turut menghadirkan sistem saldo yang mengizinkan para penggunanya tidak perlu berulang kali transfer bank dalam melakukan transaksi. Berbasis di kota Yogyakarta, SatuLoket siap ekspansi ke kota-kota besar di Indonesia tahun ini.

Pada bulan Agustus 2015 lalu fitur yang disiapkan oleh SatuLoket antara lain adalah pembelian voucher pulsa seluler, voucher game online, voucher listrik atau token PLN, serta tagihan PAM. Seiring berjalannya waktu, Business Developer SatuLoket Birgitta Putri memaparkan, kini platform pembayaran online SatuLoket telah mengadopsi beberapa fitur baru yang menjadi keunggulannya seperti pembayaran asuransi (AIA, BPJS Kesehatan, Prudential, Sinarmas) dan donasi.

“Sisa saldo transaksi yang ada pada member (yang pada umumnya Rp25 hingga Rp 495), menginspirasi kami untuk menjadikannya lebih produktif yaitu didonasikan,” papar Putri.

Tidak ada batas minimum nominal untuk melakukan donasi, dan detil peruntukan donasi tersebut dapat dilihat di situs Rumah Zakat. Sementara untuk program Beasiswa Ceria ditetapkan minimum nominal sebesar Rp 175 ribu dan Beasiswa Juara sebesar Rp 375 ribu.

Manager Rumah Zakat Cabang Yogyakarta Warningtis berpendapat kolaborasi ini berbeda dengan payment channel yang telah bekerja sama dengan RZ sebelumnya. Donasi melalui portal ini memungkinkan pengguna untuk bersedekah secara personal, bukan kolektif. Sehingga data yang dikumpulkan (seperti zakat misalnya) adalah data personal.

Warningtis berujar, “Ini sangat mengakomodir individu yang menginginkan berdonasi secara personal, dengan tidak perlu khawatir adanya penyalahgunaan donasi mereka.”

Yogyakarta, lalu Indonesia

Patut diketahui bahwa kemudahan yang SatuLoket tawarkan ialah mampu melayani transaksi singkat tanpa harus menjadi pengguna terdaftar di situs SatuLoket. Kendati demikian, keunggulan tetap didapatkan oleh pengguna yang terdaftar sebagai anggota SatuLoket karena dapat memaksimalkan penggunaan SatuLoket dengan memanfaatkan fitur Saldo, sehingga pengguna tidak perlu berulang kali transfer bank di tiap transaksinya.

Berangkat atas dasar tersebut, SatuLoket mencatatkan kunjungan situs SatuLoket tercatat mencapai lebih dari 11.000 pageviews per bulan dan transaksi sebanyak 5.000 kali per bulan. Transaksi yang paling banyak adalah voucher pulsa seluler, dengan denominasi Rp10.000.

Optimis mampu mengakuisisi pengguna lebih besar, pihaknya tak cukup puas di Yogyakarta saja. SatuLoket berencana memperluas target tidak hanya kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya, namun juga di beberapa kota dengan potensi pengguna Internet terbesar seperti Semarang, Makassar, Malang, Medan dan Denpasar.