Invita Kantongi Pendanaan dari Denali Mitra, Berencana Perbanyak Kolaborasi di Tahun 2019

Undangan pernikahan secar digital seringnya dirasa tidak mewakili sifat personal atau private jika dibandingkan dengan undangan berbentuk fisik. Hal ini coba diubah oleh Invita dengan menghadirkan layanan undangan digital dengan sentuhan berbeda. Membuat undangan tetap personal atau private namun memanfaatkan banyak elemen teknologi dalam prosesnya.

Meski sudah mulai dikembangkan sejak tahun 2017 startup yang digawangi Dikent Jingga, Wildiyanto Yawin, dan Erlinda ini baru mulai fokus dan serius pada pertengahan tahun lalu. Startup asal Medan ini secara bertahap menghadirkan solusi undangan digital yang tetap membawa sentuhan personal.

Sebagai penyedia layanan undangan digital, Invita juga menyematkan beberapa teknologi pendukung, seperti QR Code check-in yang memudahkan tamu undangan mengisi buku tamu. Tidak perlu menulis, hanya perlu memindai QR Code yang didapat otomatis kehadiran akan dicatat di sistem Invita.

“Untuk Paket Free kami memberikan kebebasan kepada penguna untuk memilih tema sendiri yang sesuai dengan tema wedding-nya sendiri. Untuk paket premium, QR Code check in akan sangat membantu untuk mengurangi antrian panjang pada saat registrasi. Hana membutuhkan 2-3 detik untuk tamu dapat check-in tanpa mengisi buku tamu secara manual,” terang Dikent.

Disampaikan Dikent, fitur DIY Digital Invitation tersebut berhasil menarik minat pengguna, kurang lebih Invita mendaptkan 200 desain dalam tiga bulan terakhir.

“Saat ini kami baru saja me-launching fitur untuk DIY Digital Invitation dimana user dapat dengan sendirinya membuat Digital Invitation sesuai dengan selera masing-masing. Untuk traction yg kami dapat sekitar 40 lebih/bulan untuk Digital Invitation yang telah dibuat oleh user,” imbuhnya.

Mengawali tahun 2019, Invita berhasil mendapatkan pendanaan dari PT Denali Mitra Investama. Dalam putaran pendanaan kali ini (angel round), pihak Invita tidak menyebutkan dana yang didapat. Hanya saja Dikent menjelaskan bahwa pendanaan kali ini akan digunakan Invita untuk melakukan gebrakan untuk mengembangkan Invita ke level selanjutnya.

Beberapa yang sudah menjadi rencana di tahun 2019 adalah memperbanyak kolaborasi dengan para vendor-vendor khususnya untuk pernikahan sehingga bisa bersama-sama memberikan manfaat lebih bagi para pengguna.

“Tujuan kami untuk membentuk Invita dari awal adalah to bring positive impact through innovative technology dan juga mengangkat startup Medan sehingga semakin banyak entrepeneur di Medan yang juga membuat impact positif di Medan,” terang Dikent.

Akulaku Dikabarkan Tengah Proses Pendanaan Seri D Lebih dari 1,4 Triliun Rupiah dari Alibaba (UPDATED)

Akulaku, startup yang bergerak di bidang pembiayaan, dikabarkan sedang dalam pembicaraan lanjutan untuk pendanaan seri D senilai US$100 juta (lebih dari Rp1,4 triliun). Disebutkan Ant Financial, lini bisnis Alibaba yang bergerak di jasa keuangan, akan bergabung dalam putaran ini sebagai investor strategis.

Menurut sumber dari Momentum Works, Ant Financial dikabarkan berinvestasi sebanyak US$40 juta (sekitar Rp560 miliar) dari putaran pendanaan kali ini.

Dikutip dari KrAsia, pendanaan ini akan berdampak pada semakin dalamnya penetrasi bisnis Alibaba (lewat Ant Financial) dan portofolio perusahaan lainnya yang tergabung dalam Alibaba, terutama dari sisi layanan e-commerce di Indonesia.

Bila kabar ini terkonfirmasi, dapat dikatakan total pendanaan yang telah diterima Akulaku tembus ke angka US$220 juta (lebih dari Rp3,08 triliun). Pada Oktober 2017, perusahaan menerima pendanaan seri C senilai $70 juta (lebih dari Rp1,06 triliun) yang dipimpin oleh Fanpujinke Group, diikuti Sequoia India, BlueSky Venture Capital, dan Qimimng Venture Capital.

Asia Tenggara menjadi kawasan yang paling dilirik oleh perusahaan raksasa Alibaba dalam membangun jejak internasionalnya. Untuk lini e-commerce, Alibaba berinvestasi ke Lazada dan Tokopedia. Sementara dari sisi fintech, Alibaba hadir di sejumlah pemain lokal, seperti Dana (Indonesia), GCash (Filipina), TrueMoney (Thailand), TnGD (Malaysia).

Akulaku berdiri sejak 2014 dengan lini bisnis utama kartu kredit virtual dan menawarkan penjualan produk komputer, komunikasi, dan produk konsumer. Selain Indonesia, Akulaku juga beroperasi di Filipina, Vietnam, dan Malaysia.

Dalam konferensi pers beberapa waktu lalu, pihak Akulaku menyebut tahun ini akan ekspansi ke Kalimantan dan Sumatera untuk perluas cakupan nasabah, sebelumnya hanya melayani area Jawa saja.

Akulaku memiliki tiga lini bisnis di bawahnya, yakni Asetku yang bergerak di bidang p2p lending, Akulaku Silvrr (marketplace), Akugrosir (B2B e-commerce), dan Akulaku Finance bergerak di bidang pembiayaan (multifinance).

Produk terakhir yang baru dirilis Akulaku adalah Kredit Offline, memungkinkan pengguna dapat membayar di merchant offline dengan mencicil. Diklaim Akulaku memiliki 15 juta pengguna yang sudah terdaftar dan 2 juta di antaranya adalah pengguna aktif.

*Update: Kami menambahkan artikel tambahan dari Momentum Works

Application Information Will Show Up Here

Bukalapak Dikabarkan Segera Umumkan Pendanaan Baru, Naver Corp Turut Berpartisipasi

Bukalapak dikabarkan akan mengumumkan pendanaan terbarunya malam ini, di panggung utama HUT ke-9. Dari informasi yang kami terima –turut divalidasi dari sumber yang berbeda oleh kumparan—investasi tersebut salah satunya berasal dari Naver Corp, raksasa internet asal Korea Selatan.

Dalam jumpa pers siang tadi, tim kami sempat mengklarifikasi kabar tersebut kepada Founder & CEO Bukalapak Achmad Zaky, namun ia memilih “no comment”.

Mengenai detail pendanaan sampai saat ini juga belum diketahui. Kemungkinan akan diumumkan Achmad Zaky dan/atau pendiri lainnya pada acara malam ini. Beberapa pejabat publik seperti Presiden RI dan beberapa menteri turut diundang dalam acara tersebut.

Akhir-akhir ini Bukalapak cukup serius mengalokasikan dana guna membangun pusat R&D. Pihaknya meyakini, inovasi berkelanjutan akan menjadi kunci bisnis. Siang tadi pihaknya juga mengumumkan telah menyiapkan 1 triliun Rupiah khusus untuk pengembangan program Mitra Bukalapak.

Di antara unicorn dari Indonesia, selama tahun 2018 memang hanya Bukalapak yang tidak pernah mengumumkan pendanaan baru. Unicorn lain seperti Gojek, Tokopedia, dan Traveloka sering dikabarkan telah mendapatkan atau tengah mencari pendanaan lanjutan untuk ekspansi bisnis dan pengembangan produk.

Application Information Will Show Up Here

Ajaib Acquires 29 Billion Rupiah Seed Funding

Recently, a Y Combinator graduate startup “Ajaib“, founded by Anderson Sumarli, Yada Piyajomkwan, and Kevin Lee, acquires seed funding worth of $2.1 million (around 29.6 billion rupiah). It was from several investors include Y Combinator, SoftBank Ventures, former partner of Sequoia (WhatsApp investor), Alpha JWC, and Insignia Ventures.

Anderson Sumarli, Ajaib’s CEO said to DailySocial that the fresh funding is to be used for business development, such as recruiting new talents, developing product, and connected with users to gain more feedback.

“Seed funding is the most initial investment source for startup. It usually represents the first official cash earned from business or company to create more in market development and research. One of our seed funding accelerator is Y-Combinator and SoftBank,” he added.

Financial inclusion for all

Ajaib provides personal portfolio based on user’s risk profile. The platform allows account creation for savings and investment using certified financial manager. All portfolios are automatically supervised by Ajaib. The ongoing portfolio is mutual funds. Furthermore, Ajaib team is committed to add more investment options.

“Ajaib’s benefit is that we combine technology with human skill. I am one of those people who wants to invest but have no time to follow market development. It also happened to my friends, Ajaib presents as a solution for all,” Anderson said.

Ajaib doesn’t charge for its service, both for account creation, buying , selling, and switching cost. In terms of user convenience, Ajaib also has a license from OJK (Financial Services Authority) and partners with some banks and experienced fund managers in investing.

Ajaib has ambition with this fresh funding, to cover the Southeast Asia market by targeting 650 million people.

“Our vision is regional. We think this problem is quite common throughout the region. However, in the short and medium term, we’ll be focused on Indonesia first,” Yada Piyajomkwan, Ajaib’s CMO said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Hal yang Patut Dipertanyakan dari Pendanaan $200 Juta KinerjaPay

KinerjaPay Corp baru saja mengumumkan perolehan pendanaan dengan total mencapai $200 juta, setara dengan 2,8 triliun Rupiah. Dari rilis yang beredar, pendanaan tersebut terbagi dalam $100 juta putaran pendanaan Seri F dan tambahan $100 juta Seri G Convertible Preferred Stock.

Sebagai sebuah perusahaan yang sudah go-public, tentu kondisi keuangan perusahaan dapat dilihat oleh siapa saja. Berbekal dari data tersebut, perusahaan dengan kode saham KPAY  tersebut diketahui baru memiliki market cap setara $4,65 juta. Jika dibandingkan dengan perolehan pendanaan, maka penambahan modal yang didapat cenderung patut dipertanyakan.

Perihal ini, kami sudah mencoba menanyakan ke pihak KinerjaPay. Namun sampai tulisan ini dipublikasi, kami belum mendapatkan jawaban – selain menemukan rilis yang beredar dari situs resminya.

Market cap KinerjaPay
Market cap KinerjaPay per Selasa 8 Januari 2018

Dalih KinerjaPay yang diungkapkan ke dalam rilis, dana segar yang didapat akan digunakan untuk menarik saham yang sudah beredar, dengan membeli kembali saham KinerjaPay di pasar terbuka, sesuai dengan peraturan dan ketentuan SEC (Security and Exchange Commission).

Hal lain yang turut diungkapkan dalam rilis adalah mereka akan mulai memperluas cakupan produk. Tidak hanya sebagai mobile payment services, mereka akan mulai mengakomodasi layanan p2p lending. Pada September 2018 lalu, KinerjaPay memang sudah meluncurkan KFUND untuk inisiatif fintech lending. Selain itu mereka juga berambisi memfasilitasi layanan transaksi untuk online gaming dan e-commerce.

Aplikasi KinerjaPay
Tampilan aplikasi KinerjaPay, saat ini menjadi KPAY di Android dan iOS / KinerjaPay Corp

Sayangnya persaingan di lanskap fintech saat ini tidak bisa dibilang mudah. Dengan aplikasi digital wallet yang sudah populer sebelumnya, KinerjaPay bersaing langsung dengan para pemain yang sudah menjadi top of mind masyarakat.

Beberapa waktu lalu DailySocial menerbitkan “Fintech Report 2018”, salah satu poinnya membahas layanan fintech populer dari kaca mata pengguna. Di segmen tersebut Go-Pay, Ovo, dan beberapa pemain lainnya menjadi yang paling populer.

Layanan digital wallet terpopuler
Layanan digital wallet terpopuler versi Fintech Report 2018

Persaingan yang tidak mudah membuat KinerjaPay mulai mencoba keberuntungan untuk segmen bisnis lain. Sebelumnya pada tahun 2017 lalu mereka berencana melahirkan produk KinerjaFood dan KinerjaTravel untuk menjadi one-stop-services, namun sampai saat ini layanan tersebut tidak berkembang pesat – setidaknya jika melihat secara kasat mata dari sisi popularitas layanan di segmen terkait.

Jika pendanaan yang baru senilai $200 juta yang didapat dari PT Investa Wahana Group dan sejumlah investor tersebut benar-benar terealisasi dengan baik, tentu ini akan menjadi momentum baik untuk KinerjaPay melakukan transformasi bisnis besar-besaran. Pasalnya untuk mengejar ranking puncak di layanan fintech, persaingan tidak main-main lagi; karena menantang pemain yang sudah mapan di masing-masing sub-sektor, juga para unicorn.

Application Information Will Show Up Here

IDN Media Receives Series C Funding Led by EV Growth

IDN Media today (08/1) has announced the series C funding led by EV Growth – a joint venture capital of East Ventures, Sinar Mas, and Yahoo! Japan; special for advanced funding. Participated also in this round True Digital & Meria Platform (part of Charoen Pokphand group, Thailand) and LINE Ventures. The nominal hasn’t been informed.

The additional funding is to be allocated to fasten the platform development with “nationwide hyperlocal” strategy, to boost product / technology offering, and explore the acquisition / strategic partnership. In terms of strategic partnership, IDN Media provides seed funding to Cetaku startup and collaborates with Rappler Indonesia.

Winston Utomo, IDN Media’s Founder & CEO said the series C funding is a beginning to realize the long-term vision.

“The series C funding is a crucial event in our journey. A mission to be the voice of millennials and gen Z is our current homework. We’ll keep working hard to be a company which brings positive impact in public,” he said.

William Utomo, as the other founder and also IDN Media’s COO stated the rapid business growth, supported by reliable team.

“In terms of business, we’ve been partnered with more than 2000 brands in the last 12 months to help business development by connecting them to our audience. We’ll keep improving the technology / product offering,” he added.

Winston and William Utomo, IDN Media's Founders / IDN Media
Winston and William Utomo, IDN Media’s Founders / IDN Media

IDN Media was founded in June 8th, 2014 in Surabaya by Utomo brothers. They currently operating five business units consist of four digital media (IDN Times, Popbela, Popmama, and Yummy) with three business agency (IDN Creative, IDN Event, and IDN Creator Network).

Wilson Cuaca, Managing Partner EV Growth said, “I know IDN Media will grow into a big company since I met Winston and William for the first time. They’re not only have vision but also strong in implementation and operation. They have a great and loyal user base, and the most important one, they’ve created a healthy and sustainable business.

Kay Lim, Head of LINE Ventures also performed a speech. He appreciates IDN Media’s significant growth in such short time. He believes, along with LINE and other partners, IDN Media can create a revolution of media industry and become the biggest digital media in Indonesia.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

IDN Media Dapatkan Pendanaan Seri C yang Dipimpin EV Growth

IDN Media hari ini (08/1) mengumumkan perolehan pendanaan seri C yang dipimpin oleh EV Growth – perusahaan modal ventura patungan East Ventures, Sinar Mas dan Yahoo! Jepang; dikhususkan untuk pendanaan tahap lanjut. Turut berpartisipasi dalam putaran ini True Digital & Media Platform (bagian dari grup Charoen Pokphand, Thailand) dan LINE Ventures. Tidak diinfokan mengenai nominal dana yang berhasil dibukukan.

Modal tambahan ini akan difokuskan IDN Media untuk mempercepat pertumbuhan platform melalui strategi “nationwide hyperlocal“, memajukan penawaran produk/teknologi, dan mengeksplorasi kemitraan strategis/akuisisi. Soal kemitraan strategis, tahun 2018 IDN Media memberikan pendanaan awal kepada startup Cetaku dan menjalin kolaborasi dengan Rappler Indonesia.

Founder & CEO IDN Media Winston Utomo menyampaikan, pendanaan seri C yang didapat merupakan permulaan untuk memulai visi jangka panjang yang telah dimiliki.

“Pendanaan seri C ini merupakan tonggak penting dalam perjalanan kami. Misi untuk menjadi suara milenial dan gen Z menjadi pekerjaan yang sedang kami jalankan. Kami akan terus bekerja sangat keras untuk menjadi perusahaan yang membawa dampak positif bagi masyarakat,” ujar Winston.

Sementara itu pendiri lainnya yang juga merupakan COO IDN Media, William Utomo, menyampaikan bahwa pertumbuhan bisnis setahun terakhir cukup pesat, didorong oleh tim yang andal.

“Dalam hal bisnis, di 12 bulan terakhir kami telah bekerja sama dengan lebih dari 2000 brand untuk membantu menumbuhkan bisnis mereka dengan menghubungkan dengan audiens kami. Ke depan kami berupaya terus meningkatkan penawaran produk dan teknologi,” sambut William.

Founder IDN Media
Founder IDN Media, Winston dan William Utomo / IDN Media

IDN Media didirikan pada 8 Juni 2014 di Surabaya oleh Utomo bersaudara. Saat ini IDN Media mengoperasikan lima unit bisnis digital yang terdiri dari empat media digital (IDN Times, Popbela, Popmama, dan Yummy) serta tiga bisnis agensi (IDN Creative, IDN Event dan IDN Creator Network).

Managing Partner EV Growth Willson Cuaca menyampaikan, “Saya tahu IDN Media akan menjadi sangat besar sejak hari pertama bertemu dengan Winston dan William. Mereka tidak hanya visioner, tetapi juga sangat kuat dalam pelaksanaan dan operasional. Mereka memiliki basis pengguna besar dan loyal, dan yang terpenting mereka telah menciptakan bisnis yang sehat dan berkelanjutan.”

Kay Lim, Head of LINE Ventures turut menyampaikan sambutannya. Ia mengapresiasi pertumbuhan signifikan IDN Media dalam waktu yang relatif singkat. Ia meyakini, bersama LINE dan mitra lainnya, IDN Media dapat merevolusi industri media dan menjadi media digital terbesar di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Ajaib Kantongi Pendanaan Awal Senilai 29 Miliar Rupiah

Startup lulusan Y Combinator “Ajaib” yang didirikan Anderson Sumarli, Yada Piyajomkwan, dan Kevin Lee mendapatkan pendanaan tahap awal (seed) beberapa waktu lalu senilai $2,1 juta (setara 29,6 miliar Rupiah). Pendanaan didapat dari beberapa investor, termasuk Y Combinator, SoftBank Ventures, mantan partner Sequoia (investor di WhatsApp), Alpha JWC dan Insignia Ventures.

Kepada DailySocial CEO Ajaib Anderson Sumarli mengungkapkan, dana segar tersebut akan dimanfaatkan untuk mengembangkan bisnis Ajaib, di antaranya dengan merekrut talenta baru, mengembangkan produk dan terhubung dengan pengguna untuk mendapatkan lebih baik masukan.

“Modal awal adalah sumber investasi paling awal untuk startup. Ini biasanya mewakili uang resmi pertama yang didapat dari usaha bisnis atau perusahaan untuk melakukan lebih banyak dalam penelitian dan pengembangan pasar. Salah satu akselerator seed funding kami adalah Y-Combinator dan Softbank,” kata Anderson.

Inklusi keuangan untuk semua

Ajaib menyediakan portofolio personal berdasarkan profil risiko pengguna. Platformnya memungkinkan pembukaan akun untuk tabungan dan investasi, memanfaatkan manajer keuangan yang memiliki lisensi. Secara otomatis semua portofolio tersebut diawasi Ajaib. Saat ini salah satu portofolio yang ditangani adalah reksa dana. Ke depan tim Ajaib berkomitmen akan menambah pilihan investasi lainnya.

“Keunggulan Ajaib adalah kami menggabungkan teknologi dan keahlian manusia. Saya adalah salah satu dari orang-orang yang ingin berinvestasi tetapi tidak memiliki waktu untuk mengikuti perubahan pasar. Hal ini dialami juga oleh teman-teman saya, sehingga Ajaib adalah solusi bagi kita semua,” kata Anderson

Ajaib tidak mengenakan biaya atas layanannya, baik untuk pembuatan akun, pembelian, penjualan, maupun biaya switching. Untuk kenyamanan pengguna, Ajaib juga telah memiliki lisensi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan bermitra dengan sejumlah bank serta fund managers berpengalaman dalam investasi.

Dengan dana segar yang dimiliki, Ajaib memiliki ambisi untuk mencakup pasar Asia Tenggara dengan mengincar 650 juta orang.

“Visi kami adalah lingkup regional. Kami pikir masalah ini cukup umum di seluruh wilayah. Tetapi dalam jangka pendek dan menengah, kami akan fokus pada Indonesia terlebih dulu,” kata CMO Ajaib Yada Piyajomkwan.

Application Information Will Show Up Here

Qlue Terima Dana Hibah dari Program Akselerasi GSMA

Mengawali tahun 2019, Qlue terpilih menjadi satu di antara sebelas startup di dunia yang mendapatkan GSMA Ecosystem Accelerator Innovation Fund. Di gelombang sebelumnya ada RuangGuru dan eFishery yang juga menerima hibah tersebut. Rencananya dana yang didapat Qlue akan digunakan untuk penerapan solusi smart city yang melibatkan teknologi mobile, artificial intelligence, dan internet of things.

Program hibah dari GSMA didukung oleh Departemen Internasional Britania Raya, Pemerintah Australia, dan anggota GSMA. Tujuannya untuk membangun kemitraan antara operator dan startup demi meningkatkan jangkauan layanan inovatif telepon seluler. Diharapkan mampu mendorong perubahan sosio-ekonomi yang positif dan mendukung program dari pemangku kebijakan.

“Kami sangat senang dan bangga terpilih dalam program GSMA. Kami percaya dengan berbagi visi dan berkolaborasi dengan pihak lain akan lebih membawa dampak sosial di Indonesia seperti yang kami lakukan selama ini,” jelas CEO Qlue Rama Raditya.

Saat ini solusi Qlue disiapkan untuk manajemen berbagai macam masalah yang muncul di kota/kabupaten. Melalui dasbor pintar berbasis geo-spasial, layanan Qlue didesain memudahkan pemerintah kota/kabupaten melakukan pemantauan.

Selain menyediakan platform bagi pemerintah, Qlue juga menyediakan aplikasi untuk masyarakat. Aplikasi tersebut dihadirkan untuk mengajak masyarakat terlibat mendukung pembangunan kota dan menyediakan fitur untuk menghubungkan masyarakat dengan pemerintah.

Sebelumnya, dalam wawancara dengan DailySocial pihak Qlue menyebutkan akan tetap memberikan pelayanan terbaik sambil terus mengembangkan layanan dan teknologi yang dimiliki. Capaian positif di tahun 2018 menjadi salah satu faktor pendorong bagi Qlue untuk menjadi lebih baik lagi.

Saat ini Qlue sudah membantu beberapa pemerintah kota, mulai dari Kota Manado, Kota Bengkulu, Kota Sibolga, Kota Cilegon, Kota Tomohon, dan beberapa lainnya. Selain menghadirkan solusi bagi pemerintah daerah, Qlue juga mendukung instansi nasional seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk mendata dampak bencana.

Application Information Will Show Up Here

Dana Cita Awali 2019 dengan Pendanaan Lanjutan dan Nominasi Penghargaan Global

Secara khusus Dana Cita menyajikan solusi pembiayaan di bidang pendidikan. Sepanjang tahun 2018, startup fintech lending yang sudah mengantongi izin dari OJK ini terus fokus melakukan akuisisi pengguna, salah satunya dengan mengadakan ragam acara bertema akademik.

Baru-baru ini Dana Cita dikabarkan memperoleh pendanaan lanjutan dari Patamar Capital — kami sudah mendapatkan konfirmasi dari pihak terkait, hanya saja sampai tulisan ini diterbitkan belum mendapatkan detail pendanaannya.

Debut di tahun 2017, Dana Cita memberikan pinjaman kepada pelajar untuk memenuhi kebutuhannya. Pinjaman yang diberikan memiliki tenor yang relatif panjang maksimal sampai 72 bulan, dengan bunga berkisar 1-1,5% per bulan. Saat ini Dana Cita juga sudah menjalin kerja sama strategis dengan Gojek untuk menghadirkan program kolaborasi di waktu mendatang.

Sebelumnya Dana Cita sudah mendapatkan putaran pendanaan awal (seed round) dari Y Cobminator, nilainya mencapai 1.6 miliar Rupiah. Dengan pendanaan tersebut, Dana Cita menjalankan operasional dengan cukup baik di tahun 2018. Per Maret 2018, Dana Cita berhasil menyalurkan dana hingga 2 miliar Rupiah.

Prestasi tersebut turut membawa Dana Cita menjadi startup lokal yang masuk ke dalam “50 World-Changing Startup to Watch in 2019” versi Inc.com. Dana Cita dianggap mampu menghadirkan solusi berdampak sosial bagi masyarakat.

Dalam kegiatannya, Dana Cita aktif memberikan acara bertajuk literasi digital dan finansial. Untuk terhubung dengan para pelajar Dana Cita juga miliki program Campus Ambassadors, semacam program mahasiswa binaan untuk membantu teman-temannya terhubung dengan solusi Dana Cita.