Honest Dikabarkan Mendapat Pendanaan dari Rakuten Ventures dan Jetha Global

Honest Bank dikabarkan kembali menerima pendanaan tambahan dari Rakuten Ventures dan Jetha Global. Menurut data yang diinput ke regulator, seperti yang dikutip dari Alternative.pe, investasi yang diberikan keduanya $2,5 juta atau setara Rp40 miliar.

Perolehan ini melanjutkan putaran pendanaan yang telah digalang sebelumnya. Sepanjang tahun 2023 lalu,  Orico menggelontorkan dana ke Honest mencapai $20 juta dalam dua babak. Investasi ini disebut menandai debut Orico ke Indonesia dengan target peluncuran kartu kredit virtual Orico bersama Honest. Orico adalah perusahaan pembiayaan asal Jepang yang berdiri pada 1954.

Didirikan oleh Peter Panas dan Will Ongkowidjaja sejak 2019, Honest Bank diketahui telah mendapat kucuran investasi dari sejumlah investor, termasuk Insignia Ventures Partner, Global Founder Capital, dan Alpha JWC Ventures. Selain itu, Village Global dan PermataBank juga merupakan shareholder Honest Bank.

Honest resmi meluncur ke publik pada April 2023 setelah dua bulan sebelumnya mendapatkan persetujuan regulator. Produk utamanya menawarkan layanan kartu kredit Honest Card yang bisa digunakan lewat aplikasi maupun dengan kartu fisik. Adapun secara perusahaan Honest Bank beroperasi di Indonesia lewat anak usahanya PT Honest Financial Technologies.

Saat ini, Honest memiliki lisensi penyelenggara jasa pembayaran dari Bank Indonesia dan juga terdaftar sebagai perusahaan pembiayaan yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Sekadar informasi, PT Honest Financial Technologies merupakan hasil rebranding dari PT Sahabat Finansial Keluarga (SFK), perusahaan pembiayaan milik PermataBank. Perubahan nama tersebut menyusul akuisisi mayoritas sahamnya oleh perusahaan asal Singapura, yakni Honest Financial Technologies International Pte. Ltd. (Honest Bank).

Mengutip data di Google Playstore, saat ini aplikasi Honest sudah diunduh lebih dari 1 juta pengguna. Adapun dari data LinkedIn, saat ini perusahaan memperkerjakan hampir 200 pegawai. Honest Bank dipimpin Dharu Estiningrum (CEO), yang sebelumnya merupakan bankir senior di Bank Mandiri.

Application Information Will Show Up Here

Startup Pengembang Teknologi Ekstraksi Nikel dan Laterit BANIQL Umumkan Pendanaan Awal

Startup pengembang teknologi ekstraksi nikel dan kobalt dari laterit, BANIQL, mengumumkan penutupan pendanaan awal senilai $1,4 juta atau setara Rp22,4 miliar dipimpin BENEEXT. Sejumlah investor turut berpartisipasi, di antaranya Seedstars International Ventures, A2D Ventures, XA Network, dan sejumlah angel investor dari Amerika Serikat, Indonesia, Singapura, dan Malaysia.

Salah satu produk keluaran BANIQL menjadi komponen penting dalam baterai kendaraan listrik dan teknologi penyimpanan energi ramah lingkungan lainnya. Perusahaan juga mengaku telah mengantongi paten di AS atas teknologi yang dikembangkan. Dengan 25% cadangan nikel dunia, Indonesia akan menjadi pasar awal dan target utama perusahaan — selanjutnya mereka juga berencana masuk ke negara lain seperti Korea Selatan, Australia, dan Filipina.

Teknologi BANIQL menawarkan pendekatan ekstraksi alternatif yang berkelanjutan dan efisien dibandingkan metode tradisional, yang sering dikaitkan dengan kerusakan lingkungan. Proses yang dikembangkan memiliki potensi untuk mengurangi konsumsi air dan energi, meminimalkan penggunaan bahan kimia, dan mengurangi jejak ekologis.

“Kami sangat senang mendapat dukungan dari investor yang percaya pada teknologi dan misi kami. Pendanaan ini akan memungkinkan kami membawa BANIQL ke tingkat berikutnya dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap transisi menuju masa depan yang lebih berkelanjutan untuk industri,” ujar Co-Founder & CEO BANIQL Willy Halim.

Potensi pasar dari transisi ke teknologi terbarukan

Seiring peralihan menuju energi bersih, permintaan mineral penting ini melonjak. Pasar bahan baku baterai diperkirakan mencapai $60 miliar pada tahun 2030. Integrasi vertikal di industri ini membuka peluang pasar tambahan sebesar $62 miliar. Dengan potensi pasar gabungan sebesar $120 miliar, BANIQL ingin menangkap pangsa pasar dengan potensi meraup pendapatan $1-3 miliar.

BANIQL telah juga telah menjalin kemitraan strategis dengan pemain kunci di industri ini, seperti salah satu perusahaan pertambangan Indonesia dan distributor ROV. Co. Ltd di Korea. Kemitraan ini akan memberikan mereka akses berharga ke sumber daya, keahlian, dan jaringan pasar saat perusahaan menuju komersialisasi.

“Kami sangat senang mendukung BANIQL dalam misi mereka untuk merevolusi ruang mineral penting. Teknologi inovatif mereka memiliki potensi untuk mengatasi permintaan nikel dan kobalt yang terus meningkat secara berkelanjutan dan bertanggung jawab. Kami percaya BANIQL memiliki visi yang kuat dan menarik, dan kami berharap dapat mendukung mereka dalam perjalanan mereka,” ujar Partner BEENEXT Faiz Rahman.

Jajaran tim pendiri yang kuat

Tim BANIQL menggabungkan keahlian yang beragam dari teknik kimia, ilmu material, teknologi baterai, logistik, dan manajemen fasilitas. CEO dan Co-founder Willy Halim, lulusan UC Berkeley dan Cornell asal Indonesia, mengkhususkan diri dalam penelitian baterai kendaraan listrik. COO dan Co-founder Eric Januar, juga dari Indonesia, membawa 12 tahun pengalaman dalam R&D elektronik, baterai, dan semikonduktor, dengan keberhasilan exit di startup sebelumnya.

Co-founder Seung Wan Kim memberikan kontribusi 15 tahun pengalaman industri baterai dan jaringan yang kuat dalam produsen baterai Korea Samsung, Hyundai, dan LG. Co-founder Aristotle Vergara menawarkan lebih dari 20 tahun pengalaman logistik dan fasilitas, memainkan peran penting dalam menemukan ruang yang cocok untuk bukti konsep perusahaan dan berkontribusi pada eksperimen, pembuatan prototipe, dan pengembangan infrastruktur.

Lewat dana segar yang didapat, perusahaan akan membangun fasilitas pra-percontohan, memperluas tim R&D dan teknik, serta mendukung operasi umum, termasuk pengembangan paten, kolaborasi, dan pengembangan produk.

“Tim kami telah bekerja keras untuk mengembangkan teknologi yang tidak hanya mengatasi permintaan nikel dan kobalt yang terus meningkat, tetapi juga memprioritaskan keberlanjutan dan tanggung jawab lingkungan,” kata Co-founder & COO BANIQL Eric Januar. “Putaran pendanaan ini adalah tonggak penting bagi kami, karena memungkinkan kami untuk mempercepat upaya kami dan memberikan dampak yang langgeng pada masa depan produksi baterai dan praktik penambangan berkelanjutan.”

Raih Pendanaan Rp16 Miliar, Gapai Siap Majukan Pekerja Migran

Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan pekerja migran Indonesia, Gapai, startup yang berfokus pada penyaluran tenaga kerja ke luar negeri, berhasil mendapatkan suntikan dana tahap awal sebesar $1 juta atau sekitar Rp16 miliar. Pendanaan ini dipimpin oleh Wavemaker Partners dan diikuti oleh Antler. Keduanya merupakan investor startup tahap awal terkemuka di Asia Tenggara.

Dengan adanya dana segar ini, Gapai berambisi untuk memperluas jangkauan layanan penempatan kerja internasional, sekaligus meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam proses penyaluran tenaga kerja. Pendanaan ini juga akan digunakan untuk mengembangkan infrastruktur teknologi yang lebih canggih untuk mendukung operasional perusahaan.

“Kami sangat antusias dengan potensi pertumbuhan Gapai dalam merevolusi proses penyaluran kerja migran antarnegara,” ujar Founder & CEO Gapai Radityo Susilo.

Gapai telah berhasil mengembangkan jaringan yang terdiri dari 12.000 pekerja berkualitas dan berencana untuk mengirim 2.200 pekerja migran Indonesia untuk berkarier di luar negeri pada tahun ini. Selain itu, mereka juga menargetkan untuk memperluas pasar ke 15 negara di Eropa, Asia-Pasifik, dan Timur Tengah.

Pendanaan ini tidak hanya memperkuat posisi Gapai di pasar penyaluran tenaga kerja lintas negara yang kini bernilai $56 miliar, tetapi juga membantu meningkatkan standar pengalaman penempatan pekerja migran dengan lebih efisien dan transparan.

“Dengan platform kami, proses perekrutan dan penempatan menjadi lebih cepat, menghemat biaya tenaga kerja dan perekrutan bagi perusahaan,” tambah Radityo Susilo. “Kami berkomitmen untuk memberikan kesempatan yang adil bagi para tenaga kerja Indonesia untuk memaksimalkan potensi penghasilan mereka.”

Gapai terus berupaya menjadi pelopor dalam menyediakan lapangan kerja yang memuaskan bagi masyarakat Indonesia di panggung global, mendorong kesejahteraan pribadi dan pertumbuhan nasional.

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Elevarm Dapat Pendanaan Awal Rp41,7 Miliar dari Insignia, 500 Global, dan Gibran Huzaifah

Elevarm, platform yang mengintegrasikan berbagai layanan dan produk hortikultura, baru-baru ini mengumumkan keberhasilan dalam mendapatkan pendanaan awal sebesar $2,6 juta atau setara Rp41,7 miliar. Pendanaan ini diharapkan dapat meningkatkan produksi bibit dan pupuk organik guna mendukung petani kecil di Indonesia.

Putaran ini sebenarnya sudah mulai bergulir sejak tahun 2022 lalu. Pendanaan yang dipimpin oleh Insignia Ventures Partners dari Singapura ini juga melibatkan partisipasi dari 500 Global dan Gibran Huzaifah, pemimpin startup eFishery.

“Kami berkomitmen untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh petani kecil dengan menyediakan akses yang lebih baik ke bibit dan pupuk berkualitas tinggi,” ujar Co-founder & CEO Elevarm Bayu Syerli Rachmat.

Selain itu, Elevarm juga akan fokus pada pengembangan NextBio, divisi penelitian dan pengembangan yang bertujuan untuk menciptakan produk pertanian organik yang inovatif. Pendanaan ini juga akan dimanfaatkan untuk meningkatkan kapasitas produksi dengan pembangunan fasilitas pabrik baru yang dilengkapi dengan teknologi manufaktur canggih.

“Kami menyadari pentingnya solusi hortikultura yang terjangkau dan berbasis teknologi untuk mengatasi berbagai tantangan lokal di setiap tahap perjalanan bertani,” tambah Bayu.

Dengan lebih dari 13,000 mitra pertanian dan 5,000 petani aktif sebagai pelanggan, Elevarm telah mencatat pertumbuhan pendapatan yang signifikan, meningkat tujuh kali lipat dari tahun sebelumnya. Perusahaan ini berharap dapat terus memberikan dampak positif tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh kawasan dengan memperluas jangkauan produk organik dan solusi pertanian berkelanjutan.

Melalui inisiatif ini, Elevarm menunjukkan komitmennya dalam mendukung pertumbuhan berkelanjutan dan meningkatkan kualitas hidup para petani kecil di Indonesia, sejalan dengan visi mereka untuk memajukan industri pertanian melalui inovasi dan teknologi.

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

ReturnKey Dikabarkan Bukukan Pendanaan Seri A dari Argor, Vertex, dan Gharage

Startup pengembang platform manajemen pengembalian barang ReturnKey dikabarkan telah mendapatkan pendanaan seri A dari Argor (Go-Ventures), Vertex Ventures, dan Gharage. Menurut data yang telah diinput ke regulator, seperti dikutip Alternative.pe, nilainya mencapai $9,7 juta atau setara Rp157 miliar.

Mengutip dari sumber data yang sama, sebelumnya ReturnKey juga sempat membukukan pendanaan awal (seed) pada pertengahan 2022 senilai $3,7 juta dari sejumlah investor, termasuk Vertex, D Global Ventures, Genesis Alternative Ventures, dan beberapa lainnya.

Startup berbasis di Jakarta ini didirikan sejak 2020 oleh dua orang co-founder: Dalton Fouts (CEO) dan Will Henry (CTO).

Layanan Return Management System (RMS)

Memanfaatkan sistem manajemen pengembalian secara efisien adalah faktor penting untuk meningkatkan loyalitas dan kepuasan pelanggan. Banyak bisnis online saat ini masih mengelola pengembalian secara manual yang memakan waktu dan tidak efisien. Dari pain point ini, RMS dinilai menjadi relevan untuk membantu bisnis.

Secara umum, ReturnKey adalah platform yang digunakan untuk mengelola pengembalian, keluhan, dan klaim pelanggan. Platform ini menawarkan automasi proses kerja untuk menghindari masalah manajemen pelanggan yang mahal dan mengurangi kompleksitas terkait catatan pengiriman. ReturnKey dapat diintegrasikan dengan platform e-commerce,  omnichannel, sistem CRM, serta sistem logistik dan transportasi.

Setelah terintegrasi dengan platform e-commerce, pelanggan dapat mendaftarkan pengembalian mereka melalui menu ReturnKey yang embedded di situs/aplikasi, kemudian memilih satu atau lebih item untuk dikembalikan. Toko akan menerima semua informasi secara real-time dan dapat memprosesnya.

Startup Pembelajaran Bahasa Inggris EduKita Raih Pendanaan Awal

Startup edutech EduKita dikabarkan telah mendapat pendanaan awal (seed). Menurut data yang diinput ke regulator, seperti dikutip dari Alternative.pe, saat ini dana yang berhasil terkumpul senilai $1,75 juta atau setara 28,3 miliar Rupiah. Adapun investor yang turut andil meliputi 500 Southeast Asia, Star Capital, W Ventures, Aldi Haryopratomo, dan beberapa lainnya.

EduKita didirikan sejak tahun 2021 oleh Peter Gumulia dan Sean Widjaja. Sebelum mendirikan startupnya, Peter adalah VP Strategy & Growth di Gopay — ia bekerja saat Aldi menjadi CEO di platform pembayaran digital GoTo tersebut. Sementara Sean sebelumnya menjabat sebagai Head of Strategy & Business Operations untuk Airbnb SEA-India.

Salah satu layanan utama EduKita adalah kursus Bahasa Inggris bersama native sepaker. Mereka memiliki program kelas maupun privat bagi pelajar (usia 5-18 tahun), dan punya program khusus untuk korporasi (B2B). Kurikulum di Edukita berbasis internasional: ACTFL dari Amerika Serikat dan CEFR dari Eropa.

Selain program tersebut, Edukita menyediakan program-program pilihan berbasis internasional lainnya seperti Public Speaking, Book Club, dan Debate.

Dalam wawancara sebelumnya bersama DailySocial.id, Peter mengatakan Edukita hadir sebagai platform pembelajaran daring yang interaktif dengan metode pengajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar anak. Platform ini mengklaim punya konsep kelas yang berbeda dari kelas pada umumnya. Kurikulumnya terbagi antara 80% praktik dan 20% teori, yang mana bertujuan untuk mengajarkan para siswa untuk berpikir kritis.

“Bukan dengan cara tradisional, seperti membaca jurnal riset, tetapi dengan kelas menyenangkan seperti ‘Detective Club’. Kami mengajak siswa mencari petunjuk, menyimpulkan, dan mempresentasikan kasus ini di kelas. Metode ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis hingga menyelesaikan masalah,” tutur Peter.

Peter berpendapat, kebanyakan pembelajaran daring saat ini cenderung membosankan. Hal ini membuat banyak siswa dan orang tua menganggap online learning tidak lebih efektif dari pembelajaran tatap muka. Padahal, salah satu fondasi penting dari online learning adalah peningkatan motivasi belajar anak.

Selain EduKita, sejumlah edtech memiliki fokus pembelajaran bahasa Inggris, di antaranya Cakap, Bahaso, hingga English Academy by Ruangguru.

Platform Manajemen Jejak Karbon Jejakin Dikabarkan Tutup Pendanaan Awal

Startup climate-tech Jejakin dikabarkan telah membukukan pendanaan awal (seed). Menurut data yang telah disetorkan ke regulator, seperti dikutip dari Alternative.pe, nilainya mencapai $2,7 juta atau setara 43,7 miliar Rupiah. Sejumlah investor berpartisipasi di putaran ini, termasuk ITM Group, Indogen Capital, Asia Ventura, Aurum Ventures, SMDV, East Ventures, dan sejumlah perusahaan lokal.

Jejakin telah berdiri sejak tahun 2018, dinakhodai sejumlah co-founder meliputi Arfan Arlanda (CEO), Sudono Salim (Chief Growth), Andreas Djingga (COO), dan Haris Iskandar (Chief Sustainability & Climate Change).

Layanan utama Jejakin adalah platform manajemen karbon. Mereka memiliki tiga produk utama, CarbonIQ sebagai platform penghitungan dan pengelolaan emisi karbon memudahkan pengumpulan data yang diperlukan untuk perjalanan net-zero perusahaan.

CarbonAtlas, sistem pemantauan yang memberi data menyeluruh tentang pengukuran dampak dan analisis lingkungan dari proyek. Dan CarbonSpace, sebuah platform marketplace yang memungkinkan pengguna memilih proyek reboisasi dan karbon terbaik lainnya dari mitra Jejakin.

Di pengujung tahun 2023, Jejakin juga telah menjadi Certified B Corporation™️ untuk mempercepat upaya dekarbonisasi.

Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29% dengan usaha sendiri dan 41% dengan bantuan internasional pada tahun 2030, sebagaimana dinyatakan dalam Nationally Determined Contribution (NDC) kepada Perjanjian Paris. Atas dasar ini, pemerintah juga mendorong sektor swasta berpartisipasi aktif – sehingga memaksa setiap perusahaan untuk melakukan pengukuran dan efisiensi jejak karbon.

Ini menjadi kesempatan bagi Jejakin dan pemain serupa untuk menghadirkan solusi – terlebih dengan memanfaatkan teknologi, prosesnya bisa menjadi lebih cepat dan terukur. Selain Jejakin, di Indonesia sudah ada beberapa pemain serupa, misalnya Fairatmos, Envmission, dan beberapa lainnya.

Faritamos sendiri pada akhir 2022 mengumumkan pendanaan $4,5 juta dipimpin Go-Ventures dan anak usaha Toba Bara Sejahtera, didukung Vertex Ventures dan sejumlah angel investor.

Northstar, East Ventures Suntik Startup Edtech Vietnam “PREP”

Startup edtech asal Vietnam, PREP, memperoleh pendanaan dari Northstar Group, melalui Northstar Ventures. Putaran ini diikuti oleh investor sebelumnya, East Ventures, mengutip dari regulatory fillings melalui Alternative.PE.

“Kami dengan bangga mengumumkan investasi terbaru kami oleh Northstar Ventures I pada startup edtech Vietnam, PREP!,” tulis perwakilan Northstar melalui akun LinkedIn.

Disampaikan lebih lanjut, pihak Northstar tertarik untuk mendanai PREP karena terdapat potensi yang menjanjikan di bidang edtech. Sepanjang 2022 kemarin, terdapat lebih dari 350 ribu pelajar dari Asia Tenggara belajar di luar negeri. Sekitar 132 ribu pelajar di antaranya merupakan pelajar dari Vietnam.

Northstar melihat tren yang berkembang ini menyadarkan akan pentingnya sertifikasi bahasa bagi pelajar Vietnam yang menempuh pendidikan internasional. “Kami yakin PREP berada dalam posisi yang tepat untuk memanfaatkan permintaan ini!”, tutup tulisan tersebut.

Berdasarkan Alternative.PE, putaran ini tak hanya dipimpin oleh Northstar Ventures, juga terdapat investor sebelumnya, Cercano Management. East Ventures dikabarkan menyuntik tambahan dana sebesar $500 ribu untuk Prep.

Baik Cercano dan East Ventures merupakan investor sebelumnya di PREP pada April 2023. Pada saat itu, nominal investasi yang dikucurkan sebesar $1 miliar.

PREP didirikan pada 2020 oleh Thu Pham (CEO) dan Tran Hoai Nam (CTO). Startup ini menawarkan berbagai solusi kursus online dan latihan ujian simulasi yang berfokus pada bahasa terstandardisasi, seperti IELTS, TOEIC, dan ujian kelulusan tingkat SMA. PREP menghadirkan konten interaktif yang mendorong keterlibatan dan partisipasi aktif antar siswa.

Dari sisi teknologi, PREP menstimulasikan situasi ujian nyata yang imersif dan interaktif, serta dapat dipersonalisasi dan disesuaikan dengan gaya belajar, kecepatan, dan preferensi siswa.

Berdasarkan data dari PREP, layanan persiapan ujian terstandardisasi dengan kualitas tinggi selalu menjadi permintaan di Vietnam. Pasar pembelajaran bahasa di Vietnam disebut memiliki potensi yang luar biasa, dengan perkiraan ukuran pasar sebesar $2,1 miliar, di mana $1,6 miliar untuk pasar bahasa Inggris dan sisanya untuk bahasa lainnya.

Sebagai catatan, PREP bukan satu-satunya portofolio East Ventures di Vietnam. Sebelumnya sudah ada beberapa nama, di antaranya Medigo, Vietcetera, CirCO, Sendo, dan Kim An Group.

Ekosistem di Vietnam kian menarik

Lebih tertariknya Apple untuk berinvestasi lebih banyak di Vietnam ketimbang Indonesia kian menarik untuk dibahas. Mengutip dari Kompas.id, Vietnam memiliki 10 alasan sebagai tujuan investasi asing, yakni lokasinya yang strategis, pertumbuhan ekonomi tinggi, pemerintahan stabil, keberadaan para pekerja muda, kemudahan berbisnis, keberadaan zona industri khusus, iklim investasi yang menarik, pertumbuhan konsumen, jaringan ekonomi dunia lewat penekenan free trade area (FTA) dengan banyak negara dan kawasan, serta integrasi aturan lokal dengan peraturan dunia.

Sebelumnya, pemerintah Vietnam melakukan program reformasi ekonomi, dinamai “doi moi”, artinya keterbukaan dan reformasi. Doi moi membuka peran swasta besar-besaran, termasuk insentif bisnis. Kemudian, mendalami aspek pendidikan untuk membuka agar negara tidak hanya menyediakan pekerja muda berupah murah, tetapi juga produktif.

Strategi ini membuahkan hasil yang positif karena Vietnam mampu menjadi negara perakit barang elektronik dan teknologi informasi dengan upah yang relatif murah.

Kelebihan lainnya, sambung laporan tersebut, Vietnam punya peraturan yang sinkron dari pusat hingga daerah dan secara geografis dekat dengan Tiongkok. Walau demikian, negara ini berada di garda terdepan tentang efek dari sikap geopolitik dunia, yang sewaktu-waktu bisa berubah dan semena-mena, tapi juga bisa berubah ramah. Mereka netral terhadap Amerika Serikat dan Tiongkok.

Viruma Garap Teknologi Metaverse, Bantu Pengembang Pasarkan Properti

Dunia virtual metaverse mungkin adopsinya masih populer untuk games atau aktivitas hiburan lainnya. Namun, teknologi virtual ini juga sudah mulai digunakan untuk pendidikan, kesehatan, sampai pemasaran.

Viruma yang baru saja memperoleh pendanaan dari CyberAgent Capital, mengembangkan solusi Virtual-as-a-Service yang memungkinkan pengembang properti untuk memperkenalkan produknya kepada calon pembeli secara interaktif.

Produk ini dipamerkan lewat solusi 3D Virtual Maquette yang memungkinkan customer untuk memvisualisasi bentuk properti dan sekitarnya sebelum melakukan pembelian; juga Virtual Show Unit dengan teknologi Virtual Reality (VR) 360 untuk membantu customer merasakan pengalaman dan berinteraksi dengan properti secara langsung.

Kepada DailySocial.id, Director of Indonesia Office CyberAgent Capital Kevin Wijaya mengungkap selama ini pengembang properti biasanya mengandalkan media tradisional, seperti brosur dan pamflet, untuk memperkenalkan proyek terbarunya. Atau, mereka menggunakan media sosial, seperti YouTube, untuk menunjukkan proyeknya lewat konten video 2D/3D.

Cara-cara ini, ujarnya, membatasi kemampuan pengembang properti untuk memperkenalkan proyek mereka kepada calon pembeli potensial. Memang, konsep virtual pertama kali digunakan di sektor properti, dan butuh upaya lebih untuk meyakinkan pengembang properti menggunakan solusi Viruma.

“Namun, seluruh klien kami yang memakainya mengaku telah mendapat feedback positif dari calon pembeli. Dari expo yang mereka buat dengan solusi Viruma, mereka mengalami kenaikan peminat sebesar 10%, pertumbuhan pengunjung sebesar 300%, dan 100% conversion rate dari pembeli prospektif,” ujar Kevin dihubungi DailySocial.id, Kamis (23/4).

Di samping itu, penetrasi digital di sektor real estat belum cukup, terutama aspek penjualan yang menjadi ujung tombak dari pelaku usaha pengembang properti.

Viruma dan CyberAgent Capital akan mengembangkan teknologi virtual / Sumber: Viruma

Kevin menyebut, saat ini Viruma menangani 14 proyek properti dari enam pengembang, belum termasuk sejumlah proyek tertunda lainnya yang ada di pipeline. Klien Viruma adalah pengembang properti besar, seperti Sinarmas Land, Agung Podomoro, dan Ciputra.

“Kami sudah menerima banyak sekali permintaan dari pengembang properti dari kecil sampai besar untuk mengeksplorasi teknologi Viruma,” tambahnya.

Adapun, pendanaan baru dari CyberAgent Capital akan dipakai untuk meningkatkan R&D, juga pengembangan bisnis/marketing Viruma. Dikutip dari situs resminya, Viruma tengah mengembangkan solusi lain, seperti Virtual Environment, Virtual Facility, dan Viruma Micro Gallery.

Sekadar informasi, ekosistem digital di sektor properti saat ini banyak diisi oleh layanan untuk jual-beli/sewa/kelola properti, property listing, hingga pengajuan KPR.

Startup Web3 SnowSeed Tawarkan Konsep Raih Pendapatan Lewat Investasi Berbasis NFT

Gairah inovasi terbaru berbasis web3 terus terjadi. Kali ini SnowSeed, platform crowdfunding berbasis NFT yang diluncurkan oleh PT Gaudi Verse Indonesia, hadir di Indonesia memperkenalkan konsep yang memungkinkan pengguna memperoleh “basic income” melalui pembayaran bunga USDC dan mining koin PDT melalui investasi produk.

Konsep tersebut mampu meraih kepercayaan dari dua investor yang berinvestasi sebesar $5 juta (sekitar Rp81 miliar) pada awal Maret ini. Investor tersebut adalah Buckingham Holdings Indonesia dan MCI (Medi Crypto International). Investasi ini diraih dalam waktu singkat setelah SnowSeed berdiri pada Desember 2023.

Dalam keterangan resmi perusahaan, Chief Investment Officer Buckingham Holdings menyampaikan, nilai masa depan akan fokus pada web3, berbagi nilai antar individu, sehingga pihaknya memutuskan untuk melakukan investasi strategis pada SnowSeed, yang memahami hal ini lebih dari siapa pun.

“Pasar kripto masih dalam tahap awal dan belum terdefinisi, dan tujuan kami adalah berinvestasi pada perusahaan yang dapat memimpin pasar,” tambahnya.

Mengutip dari situs perusahaan, SnowSeed merupakan platform yang meluncurkan Special NFT Offering (SNO). Platform ini memungkinkan pengguna memperoleh “basic income” melalui pembayaran bunga USDC dan mining koin PDT dari produk yang diinvestasikan.

Pendiri SnowSeed adalah Anang Prayudi, didukung oleh jajaran tim berlatar belakang di dunia web3 dari Korea Selatan, Filipina, dan Taiwan. Anang yang berlatar belakang di dunia medis ini sebelumnya menjabat sebagai direksi di Siloam Hospitals, bagian dari Lippo Group. Sejumlah direksi di Buckingham Holdings Indonesia turut masuk di SnowSeed.

Fokus bisnis SnowSeed

Bisnis utama SnowSeed adalah NFT yang menggabungkan model “basic income” berbasis NFT yang belum pernah ada sebelumnya, yakni menjamin kepemilikan saham di berbagai industri bidang kesehatan, keuangan, real estate, dan hiburan di Indonesia, kemudian membagikan dividen kepada pemegang SNO sesuai dengan kepemilikan mereka.

Seperti diketahui, SNO seperti ICO (Initial Coin Offering), namun diklaim lebih aman dan stabil karena menghubungkan aset dunia nyata ke utilitas NFT. SNO menyediakan NFT yang lebih menguntungkan dan aman dengan menghubungkan aset dunia nyata ke utilitas NFT.

SnowSeed SNO punya tingkat transparansi dan kredibilitas yang tinggi karena di belakangnya terikat perjanjian bisnis strategis dengan Sukses Artha Mandiri, sebuah lembaga keuangan lokal di Indonesia. Yang mana, dana investasi akan disimpan di sana dan digunakan untuk berinvestasi pada aset nyata melalui lembaga keuangan tersebut.

Saat ini, SnowSeed telah menerbitkan NFT terkait layanan kesehatan dan berencana meluncurkan produk investasi dalam pengembangan real estate dengan perusahaan besar Indonesia dan pemerintah negara bagian, serta proyek hiburan dan seni melalui platform investasi SnowSeed. Ada minat dan pertanyaan yang signifikan dari luar negeri mengenai produk berikutnya.

Industri rumah sakit di Indonesia selama ini sebagai entitas nirlaba, sehingga memungkinkan adanya struktur yang dapat menghasilkan keuntungan besar. Penerbitan koin PDT yang dapat digunakan di rumah sakit di Indonesia, diharapkan dapat membangun sistem yang memperluas praktik penggunaan koin tersebut sehingga terus meningkatkan nilainya.

Sementara itu, SnowSeed secara aktif menjalin kemitraan bisnis dengan perusahaan-perusahaan di Indonesia, seperti Lippo Group, konglomerat bisnis peringkat keenam di Indonesia, dan Rumah Sakit Siloam, waralaba medis terbesar di Indonesia. Terbentuknya kemitraan strategis ini, menimbulkan antusiasme yang tinggi untuk melihat dampak yang akan ditimbulkannya terhadap pasar kripto di masa depan.

Buckingham Holdings telah menjadi mitra resmi Grup Lippo, sejak memulai proyek pipa gas di Provinsi Palembang pada 2017. MCI (Medi Crypto International) adalah pertukaran mata uang kripto terpusat yang dilisensikan oleh BAPETI, Kontrak Berjangka Komoditi Indonesia Otoritas Pengaturan Perdagangan.