The Integration between Qasir and GrabFood, to Facilitate F&B Merchant

The Qasir POS service startup is now integrated with Grab, enabling merchants of both parties to take advantage of each service. This collaboration also supports the acceleration of digitization for micro-entrepreneurs who have been affected since the pandemic.

Qasir’s CEO, Michael Liem explained, in order to optimally support entrepreneurs amid pandemic, the company provides a business collaboration package with GrabFood. This package can be used at an affordable subscription fee.

“Since the pandemic, digital platforms, which were only considered as alternative tools for doing things in daily life, have turned into a primary need. Even those who are not familiar with digital technology are forced to use technology if they want to survive. This also happens to our MSMEs partners,” said Mike, as he usually called.

He said that before this collaboration began, the Covid-19 pandemic had an impact on reducing Qasir merchant turnover by 40% during March-August 2020. Therefore, entering the digital ecosystem within Grab is expected to be able to boost the merchant business.

From a business point of view, this opportunity is used to acquire new users in a shorter time. Moreover, in the GrabFood ecosystem, it has netted millions of merchants throughout Indonesia. During the pandemic alone, Grab merchants and agents who just joined reached more than 83 thousand partners.

“The F&B merchants represent around 50% of Qasir’s merchant base. Forging a partnership with Grab which has a wide network will help our business partners to target a larger customer base. This also adds to our opportunity to acquire F&B merchants. ”

Separately contacted by DailySocial, Mike explained that both GrabFood and Qasir merchants can have interconnected services. For Qasir merchants who want to enter GrabFood, they only need to do the activation process. Even GrabFood merchants can register their business on the Qasir application by purchasing the GrabFood Integration feature and running the activation process.

Grab’s competitors have already made a similar integration with Moka – until the full acquisition – to expand the scope of the sales of entrepreneurs to online and offline channels. Regarding the possibility of whether it will also happen in Qasir, DailySocial tried to dig Mike. But he only said, “It is still limited to business cooperation.”

The competition for POS players, he continued, was getting tougher. However, as it is known, the business cake in POS is still very broad. The number of domestic micro-entrepreneurs who have used online platforms to develop new businesses has reached 13%. “What’s more, many entrepreneurs are still not really doing business digitally, so the opportunity is still very big.”

As a differentiation with similar players, he emphasized that Qasir has three important elements. First, Qasir can be used directly for free. This is useful for entrepreneurs who are just starting a business or those looking to digitize their business without having to be burdened with large initial commitments.

Second, to enjoy further features, Qasir provides additional features that are paid in units (pay-as-you-go). One of them is the “Manage Discounts” and “Order Tickets” features which are priced at Rp. 15 thousand (once paid for permanent use). Also, more complex features such as “Business Website” and “Attendance” with subscription concept.

In this Business Website, entrepreneurs can market their products through the website at a cost of less than IDR 200 thousand per year. They only need to enter their business data, while the product catalog is automatically integrated from the Qasir application. Consumers can order directly through the site, choose a delivery service, and the delivery duration is like shopping at an online store in general.

Thus, entrepreneurs can buy the features they need according to their business needs. “This mechanism makes Qasir more “budget-friendly”,” he said.

Mike continued, “Finally, Qasir tries to provide complete features for all needs, so that entrepreneurs don’t have to find and manage other additional applications that will take time and effort,” he concluded.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Integrasi Qasir dengan GrabFood, Mudahkan Pencatatan Laporan Keuangan Merchant F&B

Startup penyedia layanan POS Qasir kini terintegrasi dengan Grab, memungkinkan merchant kedua belah pihak memanfaatkan masing-masing layanan. Kerja sama ini sekaligus mendukung percepatan digitalisasi untuk kalangan pengusaha mikro yang terkena dampak sejak pandemi.

CEO Qasir Michael Liem menerangkan, dalam rangka mendukung pengusaha secara optimal di tengah pandemi, perusahaan menyediakan paket kerja sama usaha dengan GrabFood. Paket tersebut dapat digunakan dengan biaya berlangganan yang terjangkau.

“Sejak pandemi, platform digital yang tadinya hanya dinilai sebagai alat bantu alternatif untuk melakukan banyak hal dalam kehidupan sehari-hari, berubah menjadi suatu kebutuhan penting. Mereka yang belum terbiasa dengan teknologi digital pun seolah dipaksa keadaan untuk menggunakan teknologi jika ingin bertahan. Ini juga terjadi pada UMKM kita,” terang Mike, sapaan Michael.

Dia menuturkan sebelum kolaborasi ini dimulai, pandemi Covid-19 berimbas pada penurunan omzet merchant Qasir hingga 40% sepanjang Maret-Agustus 2020. Oleh karena itu, masuk ke ekosistem digital di dalam Grab diharapkan mampu mendongkrak bisnis para merchant.

Dari kacamata bisnis, kesempatan ini dimanfaatkan untuk mengakuisisi pengguna baru dalam waktu lebih cepat. Terlebih di dalam ekosistem GrabFood telah menjaring jutaan merchant di seluruh Indonesia. Selama pandemi saja, merchant dan agen Grab yang baru bergabung tembus lebih dari 83 ribu mitra.

Merchant F&B sendiri telah merepresentasikan sekitar 50% dari merchant base Qasir. Menjalin kemitraan dengan Grab yang memiliki jaringan luas akan membantu mitra usaha kami untuk menyasar basis pelanggan yang lebih besar. Hal ini juga menambah peluang kami untuk melakukan akuisisi merchant F&B.”

Secara terpisah, saat dihubungi DailySocial, Mike menerangkan baik merchant GrabFood dan Qasir dapat saling terhubung layanannya. Untuk merchant Qasir yang ingin masuk di GrabFood, mereka cukup melakukan proses aktivasi. Pun untuk merchant GrabFood dapat mendaftarkan bisnis mereka di aplikasi Qasir dengan membeli fitur GrabFood Integration dan menjalankan proses aktivasinya.

Kompetitor Grab, sudah lebih dahulu melakukan integrasi serupa dengan Moka -hingga akhirnya akuisisi penuh– untuk memperluas cakupan penjualan pengusaha ke channel online dan offline. Mengenai kemungkinan tersebut apakah akan terjadi juga di Qasir, DailySocial juga menanyakan ke Mike. Namun ia hanya mengatakan, “Masih sebatas kerja sama bisnis.”

Persaingan pemain POS, sambungnya, memang semakin ketat. Akan tetapi, seperti diketahui kue bisnis di POS ini masih sangat luas. Jumlah pelaku usaha mikro di dalam negeri yang sudah memanfaatkan platform online untuk mengembangkan bisnis baru mencapai 13%. “Terlebih lagi, banyak pengusaha yang masih belum benar-benar menjalankan bisnis secara digital, jadi peluang masih sangat besar.”

Sebagai diferensiasi dengan pemain sejenis, ia menekankan Qasir punya tiga elemen penting. Pertama, Qasir dapat digunakan langsung secara gratis. Hal tersebut berguna untuk pengusaha yang baru mulai usaha atau mereka yang berkeinginan mendigitalkan bisnis mereka tanpa harus dibebankan dengan komitmen awal yang besar.

Kedua, untuk menikmati fitur lebih jauh, Qasir menyediakan fitur tambahan berbayar secara satuan (pay-as-you-go). Salah satunya adalah fitur “Kelola Diskon” dan “Tiket Pesanan” yang dibanderol seharga Rp15 ribu (sekali bayar untuk pemakaian selamanya). Juga, fitur yang lebih kompleks seperti “Website Usaha” dan “Absensi” dengan konsep berlangganan.

Di dalam Website Usaha ini, pengusaha dapat memasarkan produknya lewat situs dengan biaya kurang dari Rp200 ribu per tahun. Mereka cukup memasukkan data usaha, sedangkan katalog produk sudah terintegrasi secara otomatis dari aplikasi Qasir. Konsumen bisa langsung memesan melalui situs, memilih jasa pengiriman, dan durasi pengiriman selayaknya berbelanja di toko online pada umumnya.

Dengan demikian, pengusaha dapat membeli fitur yang mereka butuhkan sesuai dengan kebutuhan bisnisnya. “Mekanisme ini membuat Qasir lebih “budget friendly”,” ujar dia.

Mike melanjutkan, “Terakhir, Qasir berusaha memberikan fitur yang lengkap untuk segala kebutuhan, sehingga pengusaha tidak perlu mencari dan mengelola aplikasi tambahan lain yang akan memakan waktu dan tenaga,” tutupnya.

Application Information Will Show Up Here

Grab to Expand User Base, Evolving GrabFood Merchant Into GrabMerchant

Grab replaced the GrabFood Merchant for culinary merchants with the GrabMerchant application. The objective is for Grab to reach more GrabFood culinary merchants, as well as non-culinary merchants, to join GrabMart.

Grab Indonesia’s Managing Director, Neneng Goenadi explained, GrabMerchant is a one-stop solution to take more micro-businesses independently to the digital world. As well as accessing all Grab services which relevant to their business inquiries, starting with the delivery service for food, goods, non-cash payments, and so on.

Moreover, she quoted the data on 13% of Indonesia’s small and micro businesses that have just entered the digital world. In other words, there are still 87% of other businesses still uncovered. Meanwhile, looking at the current situation in Southeast Asia, only 34% of businesses have gone digital.

“Covid-19 pandemic causes significant changes in consumer behavior towards online-based services throughout the world. This also triggers the creation of various innovations in Indonesia, on the other hand, creates the risk of widening the digital gap. […] SMEs should start the digital transformation. The Grab Merchant platform is a form of our long-term commitment,” she explained in an online press conference on Thursday (11/6).

Press Conference - Peluncuran GrabMerchant App / Grab
Press Conference – GrabMerchant App launching / Grab

Further explained, of all GrabFood merchants which joined in Grab, around 80% of them are micro and medium businesses. They have been directed to switch to the latest application. In the Grab consumer application, the merchant marker has switched to a new application visible from the appearance of a blue checkmark.

GrabMart itself is a new feature released by Grab during the pandemic. This feature connects consumers with merchants who sell daily groceries and supply chains. In addition, in Indonesia, Grab collaborates with nine traditional markets for consumers to shop for meat, fish, agricultural products, and others at affordable prices.

GrabMerchant features

GrabMerchant is available in the form of applications and websites, which are equipped with features to help merchants manage daily business operations and access business growth support features.

Meanwhile, the GrabMerchant website provides comprehensive information on business performance throughout the online store network. This site is accessible per July 2020.

The main features of GrabMerchant include:

1. Self registration: merchants can register and sell the fastest within 24 hours. The registration process is fully carried out digitally and merchants can see the registration status in real-time through the application.

2. Profile of the owner, store manager and cashier for extra security: this application included three user profiles. As from the owner who have full access to various GrabMerchant services and features, such as operational management, business performance monitoring and analysis, payment settlement, inventory management, marketing campaigns, to filing financial facilities.

Next, the store manager’s profile helps the owner supervise and manage the day-to-day operations of the store, and the cashier profile is only used to use the payment and order management functions.

Grab parties ensure that there is no limit to the number of employees who can access the application, as long as they have an email account and a registered telephone number.

3. Wholesale: Grab works with partners providing basic ingredients such as TaniHub and Sayurbox. Merchants can purchase supplies and materials at wholesale prices, while enjoying the convenience of a one-day delivery service. This feature is available for 100 thousand merchants in several regions in seven cities in Indonesia.

4. Marketing: merchants can advertise to increase customer awareness and increase sales. Here merchants can create banner ads and search ads, choose the target audience, and access real-time ad performance through easy-to-understand reports. In addition, the advertising budget installed can be adjusted to the merchant’s pocket, starting at $ 1 per day. This feature was only available in July 2020.

5. Business reports: this feature gives merchants an overview of their business in terms of sales performance, operational efficiency, customer spending habits, and effectiveness of the marketing campaigns conducted. These insights can help them find new business opportunities. Just like the previous feature, this feature will be present in July 2020.

For the record, the closest competitor Grab also has a similar application to target culinary merchants, namely GoBiz, a merchant super-app. Its function is to arrange delivery, payment (at outlets and online), business management (POS and keyboard for online stores).


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Perluas Target Pengguna, Grab Ubah GrabFood Merchant Menjadi GrabMerchant

Grab menghapus aplikasi khusus merchant kuliner GrabFood Merchant dan menggantinya dengan aplikasi GrabMerchant. Tujuannya agar Grab bisa menjangkau lebih banyak merchant kuliner GrabFood, juga non-kuliner untuk bergabung di GrabMart.

Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi menjelaskan, GrabMerchant adalah solusi satu pintu untuk menggaet lebih banyak usaha mikro masuk ke dunia digital secara mandiri. Serta mengakses seluruh layanan Grab yang relevan dengan kebutuhan bisnis mereka, mulai dari layanan pesan antar makanan, barang, pembayaran non-tunai, dan sebagainya.

Terlebih itu, dari data yang ia kutip, usaha kecil dan mikro Indonesia yang baru masuk ke dunia digital baru 13%. Dengan kata lain, masih ada 87% usaha lainnya yang belum tersentuh. Adapun, bila melihat kondisi di Asia Tenggara, baru 34% usaha yang sudah go digital.

“Covid-19 menyebabkan perubahan perilaku konsumen yang signifikan terhadap layanan berbasis online di seluruh dunia. Hal tersebut turut memicu terciptanya berbagai inovasi di Indonesia, namun di sisi lain menimbulkan risiko semakin lebarnya kesenjangan digital. [..] UMKM harus segera melakukan transformasi digital. Platform Grab Merchant ini salah satu wujud komitmen jangka panjang kami,” terangnya dalam konferensi pers secara online, Kamis (11/6).

Press Conference - Peluncuran GrabMerchant App / Grab
Press Conference – Peluncuran GrabMerchant App / Grab

Dijelaskan lebih jauh, dari seluruh merchant GrabFood yang sudah bergabung di Grab, sekitar 80% di antaranya adalah usaha mikro dan menengah. Mereka sudah diarahkan untuk beralih ke aplikasi terbaru. Di aplikasi konsumer Grab, penanda merchant sudah beralih ke aplikasi baru terlihat dari munculnya tanda centang biru.

GrabMart itu sendiri merupakan fitur baru yang dirilis Grab saat pandemi terjadi. Fitur ini menghubungkan konsumen dengan merchant yang menjual kebutuhan sehari-hari dan bahan pokok. Tak hanya itu, di Indonesia saja, Grab menggaet sembilan pasar tradisional sehingga konsumen bisa belanja daging, ikan, hasil bumi, dan lainnya dengan harga terjangkau.

Fitur GrabMerchant

GrabMerchant tersedia dalam bentuk aplikasi dan situs web, yang dilengkap dengan fitur-fitur untuk membantu merchant mengelola operasional bisnis sehari-hari dan mengakses fitur-fitur penunjang pertumbuhan bisnis.

Sementara itu, situs web GrabMerchant menyediakan informasi komprehensif mengenai kinerja bisnis di seluruh jaringan toko online yang mereka jalankan. Situs ini baru bisa diakses pada Juli 2020 mendatang.

Fitur-fitur utama dari GrabMerchant antara lain:

1. Pendaftaran mandiri: merchant dapat mendaftar dan berjualan paling cepat dalam jangka waktu 24 jam. Proses pendaftaran sepenuhnya dilakukan secara digital dan merchant dapat melihat status pendaftaran secara real-time melalui aplikasi.

2. Profil pemilik, pengelola toko, dan kasir untuk keamanan ekstra: aplikasi ini dilengkapi dengan tiga profil pengguna. Mulai dari profil pemilik yang bisa mengakses penuh ke berbagai layanan dan fitur GrabMerchant, seperti manajemen operasional, pemantauan dan analisis kinerja bisnis, pelunasan pembayaran, manajemen inventaris, kampanye pemasaran, hingga pengajuan fasilitas keuangan.

Berikutnya, profil pengelola toko untuk membantu pemilik mengawasi dan mengelola operasional toko sehari-hari, dan profil kasir hanya digunakan untuk menggunakan fungsi pembayaran dan pengelolaan pesanan.

Pihak Grab memastikan tidak ada batasan jumlah karyawan yang bisa mengakses aplikasi tersebut, asalkan memiliki akun email dan nomor telepon yang didaftarkan.

3. Grosir: Grab bekerja sama dengan mitra penyedia bahan-bahan pokok seperti TaniHub dan Sayurbox. Merchant dapat membeli persediaan dan bahan-bahan dengan harga grosir, sekaligus menikmati kenyamanan layanan pengiriman barang satu hari sampai. Fitur ini tersedia untuk 100 ribu merchant di beberapa wilayah di tujuh kota di Indonesia.

4. Pemasaran: merchant dapat beriklan untuk meningkatkan awareness pelanggan dan meningkatkan penjualan. Di sini merchant dapat membuat iklan banner dan iklan pencarian, memilih sasaran audiens, dan mengakses kinerja iklan secara real-time melalui laporan yang mudah dipahami. Di samping itu, budget iklan yang dipasang dapat disesuaikan dengan kantong merchant, mulai dari $1 per hari. Fitur ini baru tersedia pada Juli 2020.

5. Laporan bisnis: fitur ini memberikan merchant gambaran tentang bisnis mereka dari sisi kinerja penjualan, efisiensi kegiatan operasional, kebiasaan belanja pelanggan, dan efektivitas dari kampanye pemasaran yang dilakukan. Insight tersebut bisa membantu mereka menemukan peluang bisnis baru. Sama seperti fitur sebelumnya, fitur ini akan hadir pada Juli 2020.

Sebagai catatan, kompetitor terdekat Grab juga memiliki aplikasi sejenis untuk menyasar merchant kuliner, yakni GoBiz, super-app khusus merchant. Fungsinya untuk mengatur pesan antar, pembayaran (di outlet dan online), pengelolaan usaha (POS dan keyboard untuk toko online).

Application Information Will Show Up Here

Sederet Aplikasi Belanja Online Terpopuler Selama Pandemi

Melanjutkan rangkaian survei yang dibuat DailySocial dan platform riset pasar Populix, artikel kali ini membahas aktivitas belanja online selama pandemi. Menggunakan sampel yang sama, responden memilih kegiatan ini di urutan ketiga (52%), setelah aplikasi produktivitas (68%), dan aplikasi hiburan (66%).

Dipicu oleh faktor pemberlakuan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan karantina di rumah, membuat pemenuhan kebutuhan rumah tangga mayoritas beralih ke platform online. Baik itu belanja melalui platform e-commerce, layanan yang lebih spesifik (niche), atau layanan pesan antar makanan.

Pertanyaan pertama yang kami ajukan adalah aplikasi e-commerce mana yang paling banyak diakses?. Aplikasi teratas yang dipilih adalah Shopee (85%), disusul Tokopedia (66%), Lazada (49%), Bukalapak (41%), JD.id (27%), Blibli (27%), dan lainnya (2%).

Pertanyaan kedua adalah aplikasi apa yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan (bahan makanan atau sebagainya) sehari-hari?. Mayoritas responden memilih HappyFresh (41%), Sayurbox (31%), FreshBox (15%), TaniHub (23%), TukangSayur.co (15%), Brambang (10%).

Berikutnya, Wahyoo Mart (8%), Chilibeli (8%), Kecipir (7%), RegoPantes (6%), Etanee (6%), lainnya (3%), dan terakhir tidak menggunakan aplikasi untuk membeli bahan makanan (33%).

Pertanyaan terakhir adalah layanan pesan antar makanan apa yang dipilih?. Responden menjawab GrabFood (48%), lalu GoFood (51%), dan lainnya (1%). Anggaran yang dihabiskan untuk belanja melalui layanan tersebut, terbanyak menjawab antara Rp50 ribu-Rp100 ribu (59%), di bawah Rp50 ribu (30%), dan di atas Rp100 ribu (11%).

Kami menanyakan alasan responden menggunakan GrabFood atau GoFood. Mereka kompak menyatakan bahwa layanan tersebut memberikan layanan tersebut memberikan potongan harga lebih besar (74%), promo gratis ongkos kirim (60%), dan lainnya (11%).

Kondisi ini selaras dengan hasil survei yang dilakukan oleh Nielsen, seperti dirangkum GDP Venture bertajuk “The Impact of Covid-19 Pandemic”. Dinyatakan sebanyak 30% responden berencana untuk belanja lewat platform online lebih sering.

Meski kontribusi dari jalur online relatif kecil untuk FMCG, tapi niat untuk belanja online dapat digiring oleh produk FMCG karena konsumen berencana mengurangi kunjungan ke toko grosir atau toko modern.

Mendukung temuan di atas, Brandwatch, dan dikompilasi dari sumber lainnya, aplikasi e-commerce mencatat kenaikan aktivitas belanja hingga 30% untuk pembelian produk kesehatan dan medis, bahan makanan, dan pesan antar makanan.

Dari hasil survei lain yang dikumpulkan JakPat, disebutkan mayoritas responden di berbagai lokasi memilih untuk menyiapkan santapannya di rumah, entah untuk diri sendiri (67%) maupun keluarga (44%).

Sementara responden yang menyantap makanan dari luar rumah, entah lewat aplikasi atau take-out, kebanyakan dilakukan oleh responden yang bertempat tinggal di luar Jakarta. Hal ini dipicu kebijakan PSBB di wilayah Jabodetabek yang menjadi titik pusat persebaran Covid-19.

Temuan lainnya menyatakan bahwa responden yang bekerja di Pulau Jawa (termasuk Jakarta) cenderung menggunakan aplikasi pesan antar makanan. Sementara mereka yang ada di luar Jawa cenderung memilih untuk menyiapkan santapannya sendiri. Di samping itu, ibu rumah tangga di Pulau Jawa (di luar Jakarta) memiliki persentase pemesanan terbesar melalui aplikasi online.

Pasar besar

Layanan pesan antar makanan bukan hal baru, tapi berkat aplikasi dan smartphone ada perluasan jangkauan pengiriman. Secara global, pangsa pasarnya bernilai lebih dari $35 miliar per tahun dan diperkirakan akan mencapai $365 miliar pada 2030 mendatang.

Salah satu manfaat dari pengiriman online adalah konsumen dimanja oleh pilihan karena mereka dapat memesan berbagai menu melalui satu aplikasi. Alhasil tiap hari mereka dapat mencoba makanan baru, termasuk menyesuaikan pilihan menu untuk pelanggan yang sadar kesehatan.

Laporan Google dan Temasek “e-Conomy SEA 2019” menyatakan pangsa pasar sektor ini bakal terus menggeliat hingga $8 miliar pada 2025 dari $2 miliar di 2018. Gojek dan Grab yang ikut serta di sektor ini menggunakan keunggulan mereka berkat mereknya yang sudah tersohor dan basis pengguna yang besar untuk bersaing dengan “pemain murni” pengiriman makanan, seperti Deliveroo dan Foodpanda.

Pengaruh pandemi memaksa banyak bisnis terpengaruh untuk cepat beradaptasi atau harus gulung tikar, termasuk bisnis restoran dari berbagai skala bisnis. Salah satu opsi tercepat adalah bergeser ke jalur online, menjadi penjual di platform e-commerce karena sudah ada traksi dan banyak digunakan konsumen, atau menjadi merchant di GoFood dan GrabFood.

Tokopedia mencatat terjadi kenaikan transaksi yang eksponensial, baik dari pembelian maupun jumlah penjual yang bergabung. Tidak disebutkan secara rinci kenaikannya. Namun, diberikan gambaran bahwa tahun lalu penjual di Tokopedia sekitar 5 juta, sementara saat ini sudah mencapai 7,8 juta.

AVP of Product Tokopedia Priscilla Anais mengatakan kenaikan ini dipicu banyaknya bisnis yang terpaksa menutup toko fisiknya dan membatasi operasionalnya karena pandemi. Akhirnya mereka perlahan mengalihkan bisnisnya ke online dari offline.

“Jadi pertumbuhannya eksponensial. Kita mengalami kenaikan penjual baru yang cukup drastis di masa-masa Covid-19. Kebanyakan adalah penjual offline yang migrasi ke online,” ujarnya.

Dari kategori produk yang banyak dibeli, dijelaskan yang mengalami kenaikan adalah perawatan dan kesehatan pribadi, produk hiburan, dan produk untuk mendukung kerja dan belajar dari rumah.

Temuan Shopee, pilihan tertinggi dari responden survei DailySocial bersama Populix, kurang lebih mirip dengan Tokopedia. Dalam keterangan resmi, perusahaan menyatakan kenaikan permintaan terjadi untuk kategori perlengkapan rumah, makanan dan minuman, hingga kebutuhan ibu & bayi selama pandemi.

Selama bulan Ramadan, Shopee mengamati ada tren kenaikan untuk kategori fesyen musim dan ponsel & aksesoris menjadi yang terpopuler. Di samping itu, ada kenaikan permintaan untuk kategori dekorasi rumah dan home & living.

Menariknya, baik Tokopedia dan Shopee, sama-sama mengembangkan kurasi kategori populernya menjadi lebih tersegmentasi sesuai jenisnya dan lokasi terdekat dari pembeli. Kategori makanan, belanja bahan pokok, hingga makanan beku kini ada kategorinya sendiri. Layanan ini, dibandingkan vertikal bisnis pesan antar makanan milik Gojek dan Grab, bisa dikatakan bersaing.

Pergeseran pola konsumsi masyarakat yang drastis memaksa pebisnis terus beradaptasi dengan cepat, meski sebenarnya ini bukan sesuatu yang mudah. Menurut BCG Henderson Institute, implikasi karantina di rumah, bagi sejumlah bisnis ada yang merana ada yang panen untung. Aktivitas belanja online masuk ke bagian terakhir.


Disclosure: Artikel ini didukung oleh platform market research Populix

Fore Coffee’s Expansion Plan After Raising 147 Billion Rupiah Funding

After raising a US$9.5 million or around 147 billion Rupiah funding, Fore Coffee looks for more opportunity to expand and added more outlets as currently reach 100 units in total. They’ve also expanded business to Bandung, Surabaya, and Medan. Since 2018, Fore Coffee app is claimed to have positive results in sales with increasing team numbers.

The Co-founder, Elisa Suteja told DailySocial that Fore Coffee has achieved business growth after closing the series A funding in April 2019 with an additional US$1 million for the previous US$8.5 million. It was led by East Ventures. Participated also in this round, SMDV, Pavilion Capital, Agaeti Venture Capital, and some angel investors.

“In addition to the expansion, we’ll also increase collaboration with some local brands,” Suteja said.

Previously, Fore Coffee has strategic partnership with Airy, a partnership-based Accommodation Network Operator (ANO) company in Indonesia. The synergy has marked a strong commitment from both companies towards the 1000 locations movement.

This year, Fore has set some targets. One is to ensure the best service for customers, although they found a change in customers’ behavior.

“Customer behavior will develop along with market developments. I think 2019 is an interesting year for Indonesian customers, with many encouragement to use a number of different digital wallets, influencing how comfortable they feel to transact through their cellphones. We see fewer people using cash nowadays,” she added.

In Indonesia, Fore has several competitors. One of them is the startup backed by Alpha JWC Ventures named Kopi Kenangan. They have just closed around US$ 20 million series A funding in December 2019.

In terms of product, it has countless rivals due to the rising popularity if coffeeshop business, especially targeting the productive age group. Another example of a similar business is Janji Jiwa.

Business challenge during pandemic

herbal drinks
Introlducing herbal drinks in time of pandemic

Amid the Covid-19 outbreak, it’s another challenge for Fore Coffee to stay in the game. However, with the existing potential, the company seeks to see and learn from the current conditions, to run ‘business as usual’. The company also seeks to learn from the current crisis to make a better company. Customers can have Fore Coffee as per usual with the delivery service through the Fore, GoFood or GrabFood applications.

Fore has launched a strategic step by introducing a series of Traditional Herbal products to meet the urban demands for local flavored herbal beverages. The two newest menus, Wedang Uwuh and Temulawak Rumbu are available at Fore Coffe outlets and online delivery.

“Through online sales and delivery, Fore’s target is to bring traditional Indonesian native drinks closer to the Indonesian people and easily accessible, therefore, customers can have a taste of it any time, especially during this period. With a simple application, customers can also send drink gifts to family and relatives,” Suteja said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Berhasil Kumpulkan Dana 147 Miliar Rupiah, Fore Coffee Genjot Ekspansi

Setelah mengumpulkan pendanaan sekitar US$9,5 juta atau setara 147 miliar Rupiah, Fore Coffee masih terus genjot ekspansi pasar, untuk terus menambah jumlah outlet yang saat ini sudah sekitar 100 unit. Mereka juga telah memperluas layanan ke Bandung, Surabaya, dan Medan. Sejak dirilis tahun 2018 lalu, aplikasi Fore Coffee diklaim mengalami pertumbuhan penjualan positif dan telah memiliki jumlah tim yang terus bertambah.

Kepada DailySocial Co-founder Elisa Suteja mengungkapkan, pertumbuhan bisnis banyak terjadi setelah Fore Coffee menutup pendanaan seri A bulan April 2019 lalu, dengan tambahan US$1 juta melengkapi perolehan di putaran sebelumnya US$8,5 juta. Pendanaan tersebut dipimpin oleh East Ventures. Turut bergabung SMDV, Pavilion Capital, Agaeti Venture Capital, dan beberapa angel investor turut terlibat dalam putaran pendanaan tersebut.

“Selain melakukan ekspansi, kami juga makin giat menjalin kemitraan dengan beberapa brand lokal,” kata Elisa.

Sebelumnya Fore Coffe juga telah menjalin kemitraan strategis dengan Airy, perusahaan Accommodation Network Operator (ANO) di Indonesia yang berbasis kemitraan. Sinergi menandakan komitmen kedua perusahaan dalam gerakan ekspansi di 1000 titik lokasi.

Tahun ini ada beberapa target yang ingin dicapai oleh Fore. Salah satunya memastikan untuk bisa memberikan layanan terbaik kepada pelanggan, meskipun adanya perubahan kebiasaan dari target pelanggan.

“Perilaku pelanggan akan berkembang seiring dengan perkembangan pasar. Saya pikir tahun 2019 adalah tahun yang menarik bagi pelanggan Indonesia, dengan banyaknya dorongan untuk menggunakan sejumlah dompet digital yang berbeda, memengaruhi bagaimana mereka merasa nyaman bertransaksi melalui ponsel mereka. Kami melihat semakin sedikit orang menggunakan uang tunai saat ini,” kata Elisa.

Di Indonesia, Fore memiliki beberapa pesaing. Salah satunya startup yang mendapat dukungan awal dari Alpha JWC Ventures, yakni Kopi Kenangan. Mereka baru saja menutup pendanaan seri A pada Desember 2019 lalu berkisar US$20 juta.

Dari sisi produk, rivalnya lebih banyak lagi, karena bisnis minuman kopi memang tengah naik daun, khususnya menargetkan kalangan usia produktif. Salah satu pemain yang turut mendapatkan peruntungan adalah Janji Jiwa.

Tantangan jalankan bisnis saat pandemik

Luncurkan produk jamu saat pandemik
Luncurkan produk jamu saat pandemik

Di tengah persebaran Covid-19 ini, menjadi tantangan tersendiri bagi Fore Coffee untuk tetap bisa menjalankan bisnis. Namun melihat potensi yang ada, perusahaan berupaya untuk melihat dan belajar dari kondisi saat ini agar ‘business as usual’ tetap bisa berjalan. Perusahaan juga berupaya untuk memastikan bisa belajar dari krisis saat ini untuk menjadikan perusahaan yang lebih baik. Fore Coffee tetap dapat dinikmati langsung dengan layanan delivery melalui aplikasi Fore, GoFood, atau GrabFood.

Salah satu langkah strategis yang dilakukan Fore Coffee adalah meluncurkan seri produk Jamu Tradisional untuk memenuhi kebutuhan konsumen urban atas produk minuman herbal bercita rasa lokal. Dua menu terbaru tersebut, yaitu Wedang Uwuh dan Temulawak Rempah tersedia di store Fore Coffe dan dipesan secara online.

“Melalui penjualan online dan delivery, target Fore ingin membawa minuman tradisional asli Indonesia lebih dekat dengan masyarakat Indonesia dan mudah dijangkau sehingga dapat dinikmati oleh siapa saja dan kapan saja, terutama di waktu seperti ini. Dengan pengaturan aplikasi yang mudah, customer juga dapat mengirimkan minuman ini kepada keluarga dan kerabatnya” ujar Elisa.

Application Information Will Show Up Here

Digital Strategy to Optimizing Culinary Business

The public appeal to stay at home and reduce the spread of Corona virus resulting impact on some sectors, including culinary business. From the top-tier to the small stalls are struggling to have visitors due to the lockdown season. For some business players, for example, with the cloud-kitchen concept, they actually gain benefit by accommodating food ordering through digital applications.

Meanwhile, the digitization concept is quite easy to duplicate by other business players. Here are some recommended apps for business players to digitize their business followed by simple guidance.

Food delivery service

Currently, GoFood and GrabFood are the two most popular platforms with broad coverage in Indonesia. Business players can register their restaurants here for free as the following steps:

 

GoFood

1. Download the GoBiz app in App Store or Play Store

2. Next, there are two kinds of businesses, individual with homemade scale and company with legal entity.

3. Fill up the business detail and owner profile. User is required to upload the ID or Tax ID (company).

4. Moreover, you have to complete the payment data. It is recommended to use a bank account with the same name as the business owner. If it’s not, there must be power of attorney.

5. Last, read and agree on the terms and conditions. The verification process will be held within 7-14 working days.

GrabFood

1. Complete your profile through this page. Then, confirm your email – Grab recommends to use Gmail based one.

2. Complete your detail information of the business place, including to upload outside figure according to the registered name.

3. Enter the owner’s identity attached to the photo. Make a selfie with your ID in the app for verification. NPWP should be attached also (if there is any).

4. Next, the user will be requested to upload the bank account photo. It is recommended to use a bank account with the same name as a business owner. If it’s not, there must be power of attorney.

5. Last, complete the menu information.

6. Wait for the verification process within 72 hours.

7. Moreover, the next process can be managed through the GrabFood Merchant app available on App Store or Play Store.

By becoming part of the messaging service ecosystem between Gojek and Grab, business owners are automatically asked to activate a digital wallet for transaction management. For GoFood merchants, transactions will be made using GoPay, while for GrabFood using Ovo. Therefore, it is also recommended to have downloaded and registered for both services before registration. Worry not, because the digital wallet balance can easily be transferred to a bank account.

There are some tips to follow:

  • In terms of food photos, make sure it’s in good resolution. Give a good and clean impression on the menu.
  • Because it’s a delivery service, a business should come with good packaging. Don’t make it too simple that the customer feel like it’s not enough.
  • Routinely updating information on availability and schedule.
Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Online business profile

Business information should also be easy to find, one way is by setting up an online profile. Includes business identity, address, menu, opening hours, and channels for consumers to provide reviews. One application that is highly recommended to help businesses make an online presence is Google My Business. This application can be downloaded for free, allowing people to find comprehensive information about the business they work at.

Example of culinary business information displayed on Google search engine
Example of culinary business information displayed on Google search engine

Here are few tips to manage culinary business information on Google My Business:

  1. Download the Google My Business app on App Store or Google Play.
  2. Register with your Gmail account.
  3. Submit the business name – it can be already registered, just select. It can happen when someone has been checked-in at the location via Google Maps.
  4. Enter the business category, in this case, you can choose as a restaurant or cafe. Next, add further information related to the location.
  5. Also, don’t forget to display the contact number and website if there’s any: it’s optional.

Furthermore, the business will be displayed on Google pages if there are users entering keywords related to the registered business mark. Users can also provide comments in the form of comments or upload photos from their visit. Ideally, there will always be users who will provide reviews, because for users there are points that can also be obtained from Google.

Application Information Will Show Up Here

Need a further promotion?

Already registered with the online delivery service and directory does not mean that businesses will immediately get a lot of visits. It should be noted, that online there are millions of businesses that are also competing to maximize their presence. So the promotion process must still be carried out by the business owner. Promotional approach can be done for free or paid.

A free example, a business owner can use social media or send messages to surrounding colleagues related to the business. Online presence makes it easy for potential customers to follow up on business information, for example when they want to find out the location or menu available – or want to try but with a delivery service.

How to pay, users can promote business with digital advertising, both through social media or Google Ads. Delivery services also usually promote potential businesses in their applications. The aim is to open up opportunities to reach new consumers.

Supporting business process

In addition, there are also tools that can help entrepreneurs to manage their business. For example online cashier services or financial records. It is important for businesses to keep books, in addition to records, the data obtained can also be studied and analyzed to accelerate business. A full list of applications can be seen in the following article: List of Supporting Services for SME Business Development.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Strategi Digital yang Bisa Dipakai Pengusaha Kuliner Optimalkan Bisnis

Anjuran bagi masyarakat untuk tetap tinggal di rumah demi mengurangi dampak virus Corona memberikan banyak pelajaran, termasuk bagi pebisnis kuliner. Dari restoran besar sampai kedai kecil merasakan betul dampaknya dalam penurunan kunjungan, karena orang-orang urung untuk bepergian. Bagi beberapa pelaku usaha, misalnya kedai kuliner berkonsep cloud kitchen, justru mendulang untung karena mengakomodasi pemesanan makanan via aplikasi digital.

Sementara itu, konsep digitalisasi tersebut sebenarnya bisa dengan mudah ditiru oleh pengusaha kuliner lainnya. Berikut ini beberapa jenis aplikasi yang bisa dicoba pebisnis dan cara singkat penggunaannya.

Layanan pesan antar

Saat ini ada dua platform yang paling populer dan cakupannya luas, yakni GoFood dan GrabFood. Pemilik usaha bisa mendaftarkan bisnisnya gratis dengan cara berikut ini:

GoFood

1. Unduh aplikasi GoBiz di App Store atau Play Store.

2. Selanjutnya ada dua tipe usaha yang dimiliki, yakni perorangan untuk bisnis skala rumahan dan perusahaan untuk bisnis yang sudah memiliki entitas legal.

3. Isikan detail usaha dan data diri pengelolanya. Pengguna juga akan diminta mengunggah identitas seperti KTP atau NPWP (jika berbentuk perusahaan).

4. Kemudian juga akan diminta untuk mengisikan data pembayaran. Disarankan menggunakan rekening bank dengan nama yang sama dengan pemilik usaha. Jika tidak, harus pakai surat kuasa.

5. Terakhir, tinggal membaca dan menyetujui syarat dan ketentuan yang berlaku. Selanjutnya proses verifikasi akan dilakukan 7-14 hari kerja.

GrabFood

1. Isikan data diri awal melalui laman ini. Lalu konfirmasi email yang digunakan – Grab menyarankan menggunakan email berbasis Gmail.

2. Isikan informasi detail tempat usaha, termasuk mengunggah foto tampak luar yang ada tulisan sesuai nama kedai yang didaftarkan.

3. Masukkan identitas pemilik dengan menyertakan foto KTP. Juga melakukan foto selfie di aplikasi untuk verifikasi. Jika punya, pengusaha juga diminta mengunggah NPWP.

4. Kemudian pengguna diminta untuk mengunggah foto rekening bank. Disarankan menggunakan rekening bank dengan nama yang sama dengan pemilik usaha. Jika tidak, harus pakai surat kuasa.

5. Terakhir masukkan informasi mengenai menu.

6. Tinggal tunggu proses verifikasi dalam 72 jam.

7. Setelah diterima, proses selanjutnya dapat dikelola melalui aplikasi GrabFood Merchant yang dapat diunduh di App Store atau Play Store.

Dengan menjadi bagian ke ekosistem layanan pesan antar Gojek maupun Grab, pemilik usaha secara otomatis diminta untuk mengaktifkan dompet digital untuk pengelolaan transaksi. Untuk merchant GoFood transaksi akan dilakukan menggunakan GoPay, sementara untuk GrabFood menggunakan Ovo. Sehingga sebelum pendaftaran juga disarankan telah mengunduh dan mendaftar ke kedua layanan tersebut. Jangan khawatir, kini saldo dompet digital tersebut bisa dengan mudah dan kapan saja ditransfer ke rekening bank.

Beberapa tips yang bisa diikuti:

  • Untuk foto makanan, gunakan versi sebaik mungkin. Berikan kesan nikmat dan bersih pada sajian yang ditawarkan.
  • Karena untuk pesan antar, ada baiknya bisnis juga menyiapkan kemasan yang sesuai. Jangan sampai karena pengemasan ala kadarnya membuat makanan kurang maksimal ketika diterima konsumen.
  • Rutin memperbarui informasi ketersediaan dan buka/tutupnya kedai.
Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Profil bisnis online

Informasi bisnis juga harus mudah ditemukan, salah satu caranya dengan menyiapkan profil secara online. Meliputi identitas bisnis, alamat, menu, jam buka, hingga kanal bagi konsumen untuk memberikan ulasan. Salah satu aplikasi yang sangat disarankan untuk membantu bisnis membuat kehadiran online adalah Google Bisnisku. Aplikasi ini dapat diunduh gratis, memungkinkan orang dapat menemukan informasi yang komprehensif mengenai usaha yang digeluti.

Contoh informasi bisnis kunliner yang tertera dalam laman pencarian Google
Contoh informasi bisnis kunliner yang tertera dalam laman pencarian Google

Berikut ini cara mengelola informasi usaha kuliner melalui aplikasi Google Bisnisku:

  1. Unduh aplikasi Google Bisnisku atau Google My Business di App Store atau Google Play.
  2. Masuk menggunakan akun Gmail yang dimiliki.
  3. Masukan nama usaha yang dimiliki – bisa jadi nama usaha tersebut sudah terdaftar, jika iya tinggal pilih. Biasanya terdaftar lantaran pernah ada orang yang melakukan check-in di lokasi tempat usaha berada melalui Google Maps.
  4. Masukan kategori bisnis, dalam hal ini bisa memilih restoran atau cafe. Kemudian tambahkan informasi mengenai lokasi bisnis.
  5. Masukkan mengenai informasi nomor ponsel dan situs web jika punya; tapi ini langkah opsional.

Selanjutnya bisnis akan terpampang di laman Google jika ada pengguna memasukkan kata kunci berkaitan dengan merek usaha yang didaftarkan. Pengguna juga bisa memberikan ulasan berupa komentar atau mengunggah foto hasil kunjungannya. Idealnya akan selalu ada pengguna yang akan memberikan ulasan, karena bagi pengguna ada poin yang juga bisa didapat dari Google.

Application Information Will Show Up Here

Masihkah perlu promosi?

Sudah terdaftar di layanan pesan antar dan direktori online bukan berarti serta-merta bisnis akan langsung mendapatkan banyak kunjungan. Perlu jadi catatan, bahwa di online ada jutaan bisnis yang juga berlomba memaksimalkan kehadirannya. Sehingga proses promosi tetap harus dilakukan oleh pemilik usaha. Pendekatan promosi bisa saja dilakukan secara gratis ataupun berbayar.

Contoh yang gratis, pemilik usaha dapat menggunakan media sosial atau mengirimkan pesan ke rekan-rekan di sekitarnya terkait bisnis tersebut. Kehadiran online memudahkan calon konsumen untuk melakukan follow up mengenai informasi usaha, misalnya saat mereka ingin mengetahui lokasi atau menu yang tersedia – atau ingin mencoba tapi dengan layanan pesan antar.

Cara berbayar, pengguna bisa mempromosikan bisnis dengan iklan digital, baik melalui media sosial ataupun Google Ads. Layanan pesan antar juga biasanya mempromosikan bisnis-bisnis potensial di aplikasinya. Tujuannya untuk membuka peluang menjangkau kalangan konsumen baru.

Penunjang proses bisnis

Selain di atas, ada juga alat-alat yang bisa membantu pengusaha untuk mengelola bisnis mereka. Misalnya layanan kasir online atau pencatatan keuangan. Penting bagi bisnis untuk melakukan pembukuan, selain untuk arsip, data-data yang didapat juga bisa dipelajari dan dianalisis untuk mengakselerasi bisnis. Daftar selengkapnya mengenai aplikasinya dapat dilihat melalui artikel berikut ini: Daftar Layanan-Layanan Pendukung Pengembangan Bisnis UKM.

Grab Upayakan Perluasan Layanan “Cloud Kitchen” Secara Menyeluruh di Indonesia

GrabFood hari ini (12/9) mengumumkan rencananya untuk mengembangkan jaringan cloud kitchen miliknya “GrabKitchen” ke seluruh Indonesia. Menurut pemaparan tim Grab, inisiatif ini dilakukan pasca perusahaan mendapatkan pertumbuhan bisnis yang signifikan untuk layanan pesan antar makanan di paruh pertama 2019.

Mereka mengklaim, GMV (nilai penjualan kotor) layanan GrabFood meningkat 3x lipat dibanding periode yang sama tahun lalu. Surabaya, Medan, dan Bandung menjadi penyumbang pertumbuhan paling besar.

GrabKitchen diresmikan sejak April 2019 lalu. Saat ini mereka telah memiliki 10 dapur yang melayani pengguna di Jakarta dan Bandung. Targetnya hingga akhir tahun mereka akan mendirikan jaringan di lebih dari 50 titik.

Konsep GrabKitchen adalah menyatukan berbagai merchant makanan dan minuman dalam sebuah tempat terpusat untuk memenuhi kebutuhan di wilayah tertentu. Masing-masing titik memiliki variasi menu berbeda. Grab mengatakan untuk menentukan varian tersebut, mereka menggunakan pendekatan berbasis analisis data.

“GrabKitchen merupakan inovasi kami dalam menjembatani kesenjangan permintaan pelanggan, sembari menyediakan peluang-peluang bisnis baru untuk para mitra merchant kami dan mendorong mereka untuk tumbuh dengan pesat,” ujar Head of GrabKitchen Sai Alluri.

Untuk pelanggan, GrabKitchen diharapkan dapat mempersingkat waktu pengantaran pesanan GrabFood, sehingga meningkatkan keseluruhan pengalaman pelanggan. Mereka kini juga dapat memesan berbagai macam jenis makanan dari berbagai merchant dalam satu kali pesanan.

Terkait peluang cloud kitchen, sang rival Gojek memilih menggandeng startup lain. Melalui lengan ventura miliknya, mereka berinvestasi pada startup asal india Rebel Foods. Rencananya startup tersebut akan segera debut di Indonesia, bersinergi dengan layanan milik Gojek.

Model bisnis serupa juga segera dihadirkan oleh Dahmakan di Jakarta. Startup asal Malaysia tersebut sudah mulai menyiapkan operasional bisnis di sini. Tingginya minat masyarakat Indonesia dengan layanan food delivery memberikan keyakinan tersendiri bagi para pemain cloud kitchen.

Application Information Will Show Up Here