Sony WH-1000XM3 Adalah Pesaing Kuat Bose di Segmen Headphone Wireless Noise Cancelling

Ajang IFA setiap tahunnya selalu dibanjiri oleh produk-produk audio baru, tidak terkecuali tahun ini. Salah satu yang paling getol meluncurkan produk audionya di IFA adalah Sony. Di IFA 2017, mereka menghadirkan tiga headphone wireless berteknologi noise cancelling sekaligus. Tahun ini mereka cuma membawa satu, yakni WH–1000XM3.

Generasi ketiga dari seri Sony 1000X ini boleh dibilang membawa peningkatan yang paling signifikan. Pertama-tama, desainnya telah disempurnakan meskipun masih terlihat mirip, kini diklaim sedikit lebih langsing dan lebih ringan. Kendati demikian, bantalan telinga dan kepalanya malah bertambah tebal guna semakin meningkatkan kenyamanan.

Sony WH-1000XM3

Namun perubahan yang paling besar pengaruhnya adalah sebuah prosesor terpisah berlabel QN1 yang secara khusus menjadi otak dari kinerja noise cancelling-nya. Sony bilang kinerja pemblokiran suaranya ini empat kali lebih baik dari sebelumnya, dan itu turut dibantu oleh sepasang mikrofon yang bertugas menangkap suara dari luar, sebelum akhirnya diteruskan ke prosesor untuk dieliminasi.

Prosesor ini, dipadukan dengan DAC (digital-to-analog converter) dan amplifier terintegrasi, sanggup mengatasi file audio sampai yang beresolusi 32-bit (kabar baik buat kaum audiophile). Unit driver-nya sendiri berdiameter 40 mm, dan dibantu oleh diaphragm berbahan liquid crystal polymer (LCP), mampu menyuguhkan respon frekuensi 4 – 40.000 Hz.

Sony WH-1000XM3

Sony tak lupa menyematkan sejumlah fitur pintar pada 1000XM3. Yang pertama adalah Adaptive Sound Control, di mana headphone diklaim dapat mendeteksi situasi fisik secara otomatis, lalu menyesuaikan kinerjanya. Contoh, selagi pengguna berjalan kaki, headphone akan mendeteksi dan membiarkan suara dari luar masuk, begitu juga ketika ada suara pengumuman di tempat umum. Namun ketika di dalam bus atau kereta yang bergerak, noise cancelling bakal aktif sepenuhnya.

Yang kedua, Quick Attention Mode memungkinkan pengguna untuk mendengarkan suara di sekitarnya tanpa harus melepas headphone. Cukup tutupi earcup sebelah kanan dengan tangan, maka volume akan turun secara instan. Sebagai informasi, 1000XM3 memang mengandalkan pengoperasian berbasis gesture pada earcup-nya.

Terakhir, fitur Customizable Automatic Power Off memungkinkan pengguna untuk mengaktifkan fungsi noise cancelling tanpa harus memutar lagu maupun menyambungkan headphone ke ponsel. Headphone cukup dikenakan saja, maka suara dari luar akan diblokir, dan pengguna bisa beristirahat dengan tenang tanpa harus ditemani alunan musik.

Sony WH-1000XM3

Semua itu masih kurang? Well, masih ada integrasi NFC untuk memudahkan proses pairing, serta dukungan Google Assistant. Baterainya diyakini mampu bertahan sampai 30 jam pemakaian dengan noise cancelling aktif, dan perangkat juga mendukung fitur fast charging via USB-C (10 menit charging cukup untuk menikmati musik selama 5 jam). Kalaupun charging tak bisa dilakukan, 1000XM3 masih bisa digunakan bersama kabel audio standar.

Jujur saya pribadi sangat tertarik dengan kelengkapan yang ditawarkan Sony WH–1000XM3. Sony akan memasarkannya mulai bulan September seharga $350, cukup kompetitif kalau dibandingkan sang juara di segmen ini, yakni Bose QuietComfort 35 Wireless II.

Sumber: PR Newswire.

Lenovo Rilis Sederet Perangkat Smart Home Baru

Selain memperkenalkan beberapa seri laptop, Lenovo juga memanfaatkan pagelaran IFA 2018 di Berlin untuk menjadi ajang debut bagi perangkat smart home terbarunya yang tergabung dalam jajaran Smart home Essential.

Lenovo Smart home Essentials sendiri merupakan keluarga baru perangkat terhubung yang diharapkan bakal berfungsi sebagai toko serba ada sederhana untuk pengguna smart home dan arsitek sistem rumah DIY. Sementara aplikasi Lenovo Link berfungsi sebagai pusat kontrol terpusat untuk mengatur dan mengelola semua perangkat yang terhubung. Dengan demikian, pengguna tidak harus repot menggunakan aplikasi individu untuk tiap-tiap perangkat smart home yang diluncurkan ke pasaran.

Lenovo Smart Plug

perangkat rumah pintar Lenovo

Lenovo Smart Plug memiliki ukuran yang terbilang ringkas dan mudah dipergunakan. Alat ini dapat dicolokkan ke stopkontak dan memungkinkan pengguna untuk mengontrol outlet itu dengan smartphone-nya melalui aplikasi Lenovo yang baru. Dengan alat ini, pengguna dapat mematikan atau menyambungkan kembali arus perangkat yang terhubung melalui smartphone. Kendali utamanya tidak hanya melalui remote tapi juga bisa menerima perintah suara.

Lenovo Smart Bulb

perangkat rumah pintar Lenovo

Cara kerja Smart Bulb hampir sama, ia memungkinkan pengguna untuk mengatur pencahayaan dengan cara yang jenius. Tapi tak sebatas menghidupkan atau mematikan, pengguna juga dapat menyesuaikan suhu warna dan juga kecerahan bohlam. Lampu pintar ini dapat menghasilkan cahaya yang menyerupai cahaya di siang hari dan mampu hidup selama 15.000 jam.

Lenovo Smart Camera

Sesuai namanya, perangkat ini berfungsi layaknya kamera konvensional. Bedanya, karena ia juga diharapkan mampu merekam di malam hari, Lenovo menyematkan kemampuan merekam di kegelapan. Resolusi rekamannya di 1080 piksel pada 30fps dan memiliki sudut pandang 355 derajat secara horizontal dan 120 derajat secara vertikal.

perangkat rumah pintar Lenovo

Ketiga perangkat ini dapat diperoleh secara terpisah dalam waktu dekat. Smart Plug dijual seharga $29, begitu juga dengan Smart Bulb. Sedangkan Smart Camera dijual seharga $99 dan akan mulai dijual pada kuartal pertama tahun depan.

Sumber berita Lenovo.

Audio-Technica Jalani Debutnya di Ranah True Wireless Earphone dengan Dua Produk Sekaligus

Sennheiser bukan satu-satunya dedengkot audio yang terlambat menjalani debutnya di segmen true wireless earphone. Ajang IFA 2018 juga menjadi saksi atas penawaran perdana dari Audio-Technica di kategori ini. Sang pabrikan asal Jepang pun langsung tancap gas memperkenalkan dua true wireless earphone sekaligus.

Yang pertama adalah ATH-CKR7TW. Sepintas dimensinya kelihatan bongsor, akan tetapi di dalamnya memang bernaung driver berdiameter 11 mm. Audio-Technica juga mengklaim telah mengisolasi komponen-komponen akustik dan elektronik di dalam earphone demi meminimalkan aliran udara yang dapat mempengaruhi kualitas suara yang dihasilkan.

Audio-Technica ATH-CKR7TW

DAC (digital-to-analog converter) dan amplifier tidak lupa disematkan, dan perangkat sudah mengandalkan Bluetooth 5.0 sebagai konektivitasnya, lengkap dengan dukungan beragam codec populer seperti AAC maupun aptX. Dalam satu kali charge, baterainya diyakini dapat bertahan sampai 6 jam pemakaian, sedangkan charging case-nya dapat menyuplai daya tahan ekstra sampai 9 jam.

Audio-Technica ATH-SPORT7TW / Audio-Technica
Audio-Technica ATH-SPORT7TW / Audio-Technica

True wireless earphone yang kedua adalah ATH-SPORT7TW. Dari namanya sudah kelihatan kalau model ini ditujukan buat penggemar olahraga. Maka dari itu, bentuk unitnya sedikit berbeda karena ada semacam sirip kecil yang dirancang untuk menjaga perangkat tidak mudah terlepas meski pengguna tengah beraktivitas secara intens.

Juga penting untuk kategori sport adalah ketahanan air, dan SPORT7TW telah mengantongi sertifikasi IPX5, sehingga dicuci di wastafel usai beraktivitas pun tidak akan menjadi masalah. Fitur unik lain adalah mode ambient (memungkinkan suara dari luar untuk masuk selagi earphone digunakan) yang dapat diaktifkan dengan menyentuh dan menahan jari di earpiece sebelah kiri.

Audio-Technica ATH-SPORT7TW

Penggunaan driver 5,8 mm mengindikasikan kualitas suaranya yang lebih inferior dibanding CKR7TW. Meski begitu, konektivitas Bluetooth 5.0 dan dukungan codec yang sama masih tersedia. Baterainya hanya bisa bertahan sampai 3,5 jam saja, akan tetapi charging case-nya menyimpan daya ekstra sampai 14 jam.

Baik ATH-CKR7TW maupun ATH-SPORT7TW sama-sama akan dipasarkan mulai musim semi ini dengan harga masing-masing $249 dan $199. Sennheiser dan Audio-Technica sudah, merek kenamaan lain apa lagi yang akan menyusul?

Sumber: Audio-Technica.

Sennheiser Singkap True Wireless Earphone Perdananya, Momentum True Wireless

True wireless earphone bukanlah barang baru lagi di industri perangkat audio, akan tetapi hingga kini masih ada nama besar industri yang belum mengikuti tren ini. Salah satunya adalah Sennheiser. Mereka bukannya tidak tertarik, melainkan cuma terlambat. Di IFA 2018, Sennheiser akhirnya mengungkap secara resmi true wireless earphone perdananya.

Dinamai Momentum True Wireless, desainnya tergolong simpel dan tidak neko-neko. Sebagai bagian dari lini Momentum, kualitas suara sudah pasti menjadi prioritas utama di samping desain, dan di sini Sennheiser telah menyematkan driver tipe dynamic berdiameter 7 mm yang benar-benar baru ke masing-masing earpiece-nya, dengan rentang frekuensi 17 – 21.000 Hz.

Sennheiser Momentum True Wireless

Anda tidak akan menjumpai tombol sama sekali pada bodi perangkat yang diklaim tahan cipratan air (IPX4) ini, sebab pengoperasiannya semua mengandalkan gesture. Contohnya, sentuh satu kali di earpiece kiri untuk play atau pause, sedangkan di earpiece kanan untuk memanggil Google Assistant atau Siri.

Nantinya, pengguna akan dipandu melalui aplikasi pendamping di ponsel guna memahami semua gesture yang didukung Momentum True Wireless. Aplikasi yang sama juga dapat dimanfaatkan untuk mengubah pengaturan perangkat, termasuk halnya mengunduh dan meng-install firmware update jika ada.

Sennheiser Momentum True Wireless

Perangkat mengandalkan konektivitas Bluetooth 5.0, lengkap dengan dukungan codec aptX. Dalam satu kali pengisian, baterainya bisa bertahan sampai empat jam penggunaan. Tentu saja ia datang bersama sebuah charging case, dan case-nya ini tampak amat stylish serta masih cukup ringkas untuk disimpan di dalam kantong.

Case tersebut dapat mengisi ulang Momentum True Wireless sebanyak dua kali, sehingga secara total daya tahan baterainya mencapai 12 jam. Yang patut dibanggakan, charging case-nya dapat diisi ulang dengan kabel USB-C, dan proses pengisiannya pun cepat, cuma 1,5 jam dari kosong hingga penuh.

Sennheiser Momentum True Wireless

Rencananya, Sennheiser Momentum True Wireless akan dipasarkan mulai pertengahan bulan November mendatang. Di Amerika Serikat, harganya dipatok $300, jauh di atas kebanyakan true wireless earphone kompetitor, tapi toh ini memang Sennheiser yang kita bicarakan.

Sumber: Sennheiser dan The Verge.

Lenovo Perkenalkan Chromebook Murah Baru, C330 dan S330

Seperti yang sudah diperkirakan, Lenovo hadir di ajang IFA 2018 bersama sejumlah produk baru di kategori berbeda. Di ranah laptop khususnya Chromebook, Lenovo memperkenalkan dua seri baru C330 dan S330 yang sama-sama berstatuskan laptop Chromebook terjangkau.

Chromebook C330 menonjolkan sisi fleksibilitas berkat adanya engsel 360 derajat yang memungkinkan body-nya ditekuk dalam beberapa sudut berbeda. Saat pengguna membutuhkan perangkat yang mudah dipegang, mereka bisa melipat layar 11,6 incinya secar penuh sehingga jadilah tablet. Atau sebaliknya, dibuka secara penuh saat membutuhkan keyboard fisik untuk mengetik.

lenovo_chromebook_c330_2

Jeroan Lenovo Chromebook C330 dihuni beberapa komponen penting, seperti chipset MediaTek 8173C, RAM 4GB dan penyimpanan internal 32GB atau 64GB, tergantung pilihan pengguna. Pengalaman mobile-nya juga tak kalah dari tablet yang lebih ringkas dengan adanya dukungan Google Play dan aplikasi Android. Tersedia di bulan Oktober, Chromebook C330 ditawarkan seharga $279 per unitnya.

Chromebook S330 punya penampang layar yang lebih lega dari seri C330, selebar 14 inci namun dengan dapur pacu yang sama, MediaTek 8173C. Kapasitas RAM yang diboyong masih sebesar 4GB dengan ruang simpan juga terdiri dari dua pilihan 32GB atau 64GB.

chromebook-s330-1

Pembeda paling ketara, Lenovo Chromebook S330 tidak mendukung sentuhan di bagian layar dan body-nya juga tidak sefleksibel C330 alias tidak bisa ditekuk menjadi tablet. Tapi, S330 sudah memiliki dukungan USB tipe C dan aplikasi Android.

chromebook-s330-2

Harga jual Lenovo Chromebook S330 sedikit lebih terjangkau, hanya $249 dan bakal tersedia untuk dilamar pada bulan November mendatang.

Sumber berita Ubergizmo dan Lenovo.

Bukan Sembarang Speaker Wireless, Beosound Edge Pantas Diikutkan Pagelaran Seni

Minimalis nan elegan sudah menjadi filosofi desain Bang & Olufsen sejak lama, bahkan di era smart speaker pun ‘iman’ mereka masih tak tergoyahkan. Kendati demikian, saya rasa belum ada speaker lain yang lebih minimalis ketimbang persembahan terbaru B&O yang satu ini.

Namanya Beosound Edge. Wujudnya mirip koin raksasa, dengan dimensi kurang lebih setara ban mobil (diameternya sekitar 50 cm). Sisi kiri dan kanannya dilapis fabric hitam dengan sentuhan matte, sedangkan rangka melingkarnya murni terbuat dari aluminium utuh yang dipoles hingga semengilap cermin.

Ada panel indikator kecil di bagian rangkanya yang akan menyala ketika seseorang mendekat berkat kehadiran proximity sensor. Di panel ini juga pengguna bisa melihat indikator volumenya, namun bersiaplah terkejut mengetahui cara mengatur volume dari speaker ini.

Bang & Olufsen Beosound Edge

Untuk membesar-kecilkan volumenya, pengguna harus menggelindingkan speaker sedikit (mengayunkan) ke depan atau belakang. Tak perlu khawatir speaker-nya terlepas dari pegangan dan menggelinding liar, sebab ada semacam kaki kecil di bawahnya yang akan membantu speaker kembali ke posisi asalnya.

Metode yang sama juga dapat diterapkan ketika speaker digantungkan ke tembok – dorong ke atas atau bawah untuk mengatur volume – sebab di dalamnya telah tertanam accelerometer dan gyroscope yang membantunya ‘menyadari’ posisinya. Meski simpel secara penampilan, rupanya ia masih menyimpan kejutan yang cukup unik.

Bang & Olufsen Beosound Edge

Soal performa, B&O telah membekalinya dengan sebuah woofer 10 inci, sepasang midrange driver 4 inci dan sepasang tweeter 0,75 inci, lengkap beserta enam buah amplifier Class-D. Inovasi lain yang diunggulkannya adalah Active Bass Port, yang akan membuka dan menutup tergantung seberapa tinggi volumenya. Alhasil, keseimbangan antara kejernihan suara dan dentuman bass yang mantap bisa tercapai di level volume apapun.

Bang & Olufsen Beosound Edge

Beosound Edge merupakan speaker wireless. Koneksi langsung via Bluetooth dapat ia atasi, begitu juga via Chromecast ataupun AirPlay 2. Secara keseluruhan, ia bisa diunggulkan perihal performa dan fitur, namun kebetulan saja fisiknya juga pantas diikutkan pada pagelaran seni.

Lalu berapa harganya? Sudah pasti mahal: $3.500 saat mulai dipasarkan di pertengahan bulan November nanti.

Sumber: TechRadar dan The Verge.

Skagen Falster 2 Masih Minimalis Seperti Pendahulunya, Tapi Jauh Lebih Cekatan

Berbekal desain yang minimalis sekaligus elegan, Skagen Falster boleh dibilang merupakan smartwatch Wear OS yang paling menawan saat ini. Namun cantik belum tentu berfitur lengkap, dan itu yang mendorong Skagen untuk meluncurkan suksesornya meski hanya terpaut beberapa bulan saja.

Diperkenalkan di ajang IFA 2018, Skagen Falster 2 nyaris tidak membawa perubahan desain apapun. Saya bilang nyaris karena sejatinya ada sedikit yang berubah, yakni tombol sampingnya kini bertambah dua (bisa diprogram sesuai kebutuhan), lalu strap stainless steel bermotif jaring-jaringnya kini menggunakan pengait magnetik. Sisanya masih sama simpel dan kelihatan mewah seperti sebelumnya.

Skagen Falster 2

Yang berubah banyak justru tersembunyi di dalamnya. Chipset yang digunakan masih sama Snapdragon Wear 2100, akan tetapi Skagen telah menambahkan sensor laju jantung, GPS dan NFC. Penambahan ini jelas meningkatkan kapabilitas fitness tracking-nya secara drastis. Falster 2 bahkan juga memiliki bodi yang tahan air, sehinga memonitor aktivitas berenang pun juga dapat ia sanggupi.

Pembaruan yang diterapkan ke Falster 2 ini sejalan dengan smartwatch terbaru Fossil, Q Venture dan Q Explorist, sebab Skagen memang masih di bawah satu payung Fossil Group. Berhubung masih gres, Falster 2 semestinya juga akan kebagian update tampilan Wear OS yang baru.

Skagen Falster 2

Rencananya, Skagen Falster 2 akan dipasarkan mulai 12 September, dengan harga mulai $275. Harganya ini sama persis seperti pendahulunya, sehingga konsumen yang tertarik dengan Falster generasi pertama sebaiknya menahan diri dulu sambil menunggu Falster 2 tersedia di pasaran.

Sumber: Business Wire.

Acer Luncurkan Headset Windows Mixed Reality Baru, OJO 500

Salah satu headset Windows Mixed Reality yang pertama datang dari Acer tahun lalu. Di ajang IFA 2018 yang dihelat di Jerman, pabrikan asal Taiwan itu baru saja memamerkan headset generasi keduanya yang diberi nama Acer OJO 500.

Secara fisik, desainnya tampak lebih keren dari pendahulunya. Masih ada sepasang kamera di wajahnya, dan ini memungkinkan kapabilitas inside-out tracking maupun 6 degrees of freedom (6DoF) tanpa bantuan hardware ekstra.

Salah satu keunikan yang ditawarkan OJO 500 adalah desain yang detachable, di mana bagian-bagian seperti lensa dan strap kepalanya dapat dilepas agar bisa dibersihkan dengan mudah. Ini jelas sangat berguna apabila satu perangkat digunakan secara bergantian oleh banyak orang sekaligus, semisal dalam konteks keluarga atau di taman hiburan.

Acer OJO 500

Strap kepalanya sendiri tersedia dalam dua versi, satu keras dan satu empuk. Versi yang keras dilengkapi bantalan yang besar untuk membantu pemasangan headset yang benar-benar pas, sedangkan versi yang empuk diklaim dapat dibersihkan menggunakan mesin cuci.

Juga unik adalah bagian depan (yang menutupi mata) yang bisa dilipat ke atas, sehingga pengguna tak perlu melepas headset ketika hendak merespon orang di sekitarnya. OJO 500 turut dilengkapi speaker terintegrasi yang akan langsung mengarahkan suara ke telinga pengguna. Cara kerjanya mirip headphone, akan tetapi pengguna masih bisa mendengar suara dari sekitarnya demi alasan keamanan.

Soal display, OJO 500 menggunakan sepasang layar LCD 2,89 inci dengan resolusi 2880 x 1440 pixel dan sudut pandang seluas 100 derajat. Refresh rate-nya pun cukup tinggi di angka 90 Hz. Lebih lanjut, pengaturan ketajaman fokus tampilannya (interpupilary distance) dapat dilakukan via kenop pada headset, dibantu oleh aplikasi pendamping di smartphone agar lebih optimal.

Acer OJO 500

Namanya headset Windows Mixed Reality, OJO 500 sudah pasti perlu disambungkan ke PC atau laptop Windows 10 via HDMI 2.0 dan USB 3.0 menggunakan kabel bawaan yang panjangnya mencapai 4 meter. Soal konten, konsumen tak perlu meragukannya sebab OJO 500 juga kompatibel dengan platform SteamVR.

Di Amerika Serikat, perangkat ini bakal dipasarkan pada bulan November mendatang, dengan harga mulai $399. Acer rencananya juga akan menawarkan bundel yang lebih lengkap yang mencakup dua motion controller Bluetooth, touchpad, grab button dan Windows 10 button.

Sumber: VentureBeat dan PR Newswire.

Bose Luncurkan Smart Speaker dan Smart Soundbar Berintegrasi Alexa

Harman Kardon bukan satu-satunya dedengkot audio yang mengumumkan smart speaker anyar menjelang IFA 2018. Di kubu lain, ada Bose yang tampil all out. Tidak tanggung-tanggung, mereka memperkenalkan tiga smart speaker sekaligus. Dua di antaranya malah masuk kategori soundbar – Bose sepertinya tidak rela membiarkan Sonos berkuasa di segmen ini.

Bintang utamanya adalah Bose Home Speaker 500, yang diklaim sebagai smart speaker dengan soundstage paling luas yang ada di pasaran saat ini. Di dalam tubuh aluminium silindrisnya bernaung sepasang driver yang diposisikan saling membelakangi. Tujuannya demi menyuguhkan separasi instrumen yang sempurna, dan Bose pun percaya diri konsumen tak memerlukan sampai dua unit speaker untuk bisa menikmati konfigurasi stereo yang sebenarnya macam yang ditawarkan pabrikan lain.

Bose Home Speaker 500

Salah satu sisi speaker ini dihuni oleh sebuah layar berwarna. Layar ini bukanlah touchscreen, melainkan berfungsi untuk menampilkan cover album musik yang tengah diputar. Untuk mengoperasikan speaker ini, terdapat sederet tombol di permukaan atasnya, termasuk sejumlah tombol yang dapat diprogram sesuai kebutuhan, dan tentu saja Anda juga bisa langsung menginstruksikan Alexa secara lisan.

Interaksi pengguna dengan Alexa ini dipastikan selalu mulus berkat penggunaan total delapan mikrofon sekaligus. Mikrofonnya pun bukan sembarangan, melainkan yang mewarisi teknologi yang digunakan pada lini headphone Bose, yang memang juara dalam hal noise cancelling. Selain Wi-Fi, konektivitasnya juga mencakup Bluetooth, dan semua ini rupanya juga tersedia pada kedua soundbar-nya.

Bose Soundbar 700 / Bose
Bose Soundbar 700 / Bose

Soundbar yang pertama, Bose Soundbar 700, memiliki dimensi 98 x 11 x 5,7 cm, dengan bobot sekitar 4,8 kilogram. Ia bongsor, tapi itu justru bisa menjadi indikasi positif akan kualitas suaranya. Estetikanya pun begitu menawan, dengan grille logam yang mengelilingi seluruh sisinya, diikuti sebilah tempered glass pada permukaan atasnya.

Tampang elegan yang sama juga bakal konsumen dapatkan pada soundbar yang kedua, yakni Bose Soundbar 500 yang lebih ringkas di angka 80 x 10 x 4,5 cm, dengan bobot 3,2 kg – plus memiliki sentuhan matte. Hampir semua fitur yang dimiliki kakaknya juga tersedia di sini, terkecuali teknologi Bose PhaseGuides, yang dirancang untuk menyebarkan distribusi suara secara lebih optimal sehingga menumbuhkan kesan soundstage yang lebih luas lagi.

Bose Soundbar 500 / Bose
Bose Soundbar 500 / Bose

Ketiga produk ini bakal Bose pasarkan mulai bulan Oktober mendatang. Home Speaker 500 dihargai $400, sedangkan Soundbar 700 dan Soundbar 500 masing-masing dihargai $800 dan $550. Catatan penting yang terakhir: Bose bilang bahwa ke depannya mereka juga bakal menyematkan integrasi voice assistant lain di samping Alexa – sekali lagi, langkahnya mirip seperti yang diambil Sonos.

Sumber: VentureBeat dan Bose.

Harman Kardon Citation 500 Janjikan Kualitas Suara Premium dan Integrasi Google Assistant

Dari sekian banyak pabrikan yang bermain di segmen smart speaker, Harman Kardon adalah salah satu yang paling produktif. Sejauh ini mereka sudah punya dua smart speaker untuk dua platform yang berbeda, yakni Invoke untuk Cortana dan Allure untuk Alexa. Mana yang mengemas integrasi Google Assistant? Well, itulah alasan artikel ini eksis.

Menjelang ajang IFA 2018, Harman Kardon memperkenalkan smart speaker anyar bernama Citation 500. Seperti yang saya bilang, yang menjadi ‘nyawanya’ adalah Google Assistant, dan kebetulan desainnya cukup mirip seperti Google Home Max – bahkan pilihan warnanya pun juga ada dua, yakni abu-abu atau hitam.

Sekeliling sasisnya dibalut oleh bahan wol yang terkesan premium, sedangkan permukaan atasnya yang minimalis hanya dihuni oleh panel sentuh LCD yang berwarna. Berhubung ada integrasi Google Assistant, pengguna tentu bisa mengoperasikannya dengan perintah suara di samping memakai panel sentuh tersebut.

Harman Kardon Citation 500

Mengontrol perangkat smart home yang kompatibel juga dapat dilakukan bersama speaker ini. Pada dasarnya apa yang dapat Google Assistant lakukan di smart speaker lain, juga dapat dilakukan di sini. Namun tentu saja sebagai Harman Kardon, kualitas suara selalu mendapat perhatian khusus, dan di sini Citation 500 mengandalkan speaker stereo berdaya 200 watt, dengan dukungan resolusi maksimum 24-bit/96kHz.

Ini juga yang menjadi alasan Harman Kardon Citation 500 dibanderol di atas rata-rata: $600. Harga tersebut menjadikannya salah satu smart speaker Google Assistant yang paling mahal – saya bilang salah satu karena masih ada Beosound 1 dan Beosound 2 dari Bang & Olufsen yang harganya berada di kisaran $2.000.

Sumber: The Verge.