Atur Hubungan Bisnis Media dan Platform Digital, Perpres “Publisher Rights” Disahkan

Presiden Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 32 Tahun 2024 tentang Tanggung Jawab Perusahaan Platfrom Digital untuk Mendukung Jurnalisme Berkualitas atau Perpres Publisher Rights pada Senin, 19 Februari 2024.

Aturan ini pada dasarnya ingin melindungi media dalam rangka mendukung jurnalisme berkelanjutan. Sebab, platform digital diwajibkan untuk mendukung jurnalisme berkualitas melalui bekerja sama dengan perusahaan pers.

“Peraturan Presiden ini bertujuan mengatur tanggung jawab perusahaan platform digital untuk mendukung jurnalisme berkualitas agar berita yang merupakan karya jurnalistik dihormati dan dihargai kepemilikannya secara adil dan transparan,” tulis Perpres tersebut.

Presiden Jokowi menyampaikan, “Setelah sekian lama, setelah melalui perdebatan panjang akhirnya kemarin saya menandatangani Peraturan Presiden tentang Tanggung Jawab Platform Digital untuk Mendukung Jurnalisme Berkualitas atau yang kita kenal sebagai Perpres Publisher Rights.”

Menurutnya, beleid tersebut telah melewati tahapan pembahasan panjang dengan diskusi dan beragam pendapat dari ekosistem pers di tanah air. Kemudian menimbangnya serta mengkaji implikasinya.

“Setelah mulai ada titik kesepahaman dan titik temu, ditambah lagi dengan Dewan Pers yang mendesak, terus perwakilan perusahaan pers dan perwakilan asosiasi media juga mendorong terus. Akhirnya kemarin, saya meneken (menandatangani) Perpres tersebut,” tandasnya.

Jokowi menegaskan bahwa Perpres ini mengatur hak-hak penerbit, hubungan bisnis antara perusahaan pers dan platform digital, bukan untuk mengurangi kebebasan pers dengan mengatur konten pers. Pemerintah ingin memastikan keberlanjutan industri media nasional, kerja sama lebih adil antara perusahaan pers dengan platform digital, serta memberikan kerangka umum yang jelas bagi kerja sama itu.

Kewajiban perusahaan platform digital

Perpres ini mendefinisikan layanan platform digital sebagai layanan milik perusahaan platfom digital yang meliputi pengumpulan, pengolahan, pendistribusian, dan penyajian berita secara digital, serta berinteraksi dengan berita yang berfungsi memperantarai layanan penyajian berita yang ditujukan terutama untuk bisnis. Dengan kata lain, platform seperti Google, Facebook, dan X adalah target dari definisi di atas.

Lebih lanjut, Perpres tersebut mewajibkan Google dkk untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:

  • Tidak memfasilitasi penyebaran dan/atau tidak melakukan komersialisasi konten berita yang tidak sesuai dengan UU mengenai pers setelah menerima laporan.
  • Membantu memprioritaskan fasilitasi dan komersialisasi berita yang diproduksi oleh perusahaan pers.
  • Memberikan perlakuan yang adil kepada semua perusahaan pers.
  • Melaksanakan pelatihan dan program yang ditujukan untuk mendukung jurnalisme yang berkualitas.
  • Mendesain algoritas distribusi berita yang mendukung perwujudan jurnalisme berkualitas sesuai dengan nilai demokrasi dsb.
  • Bekerja sama dengan perusahaan pers

Menurut beleid ini, kerja sama yang dimaksud bisa dilakukan dengan empat cara:

  • Lisensi berbayar.
  • Bagi hasil.
  • Berbagi data agregat pengguna berita.
  • Bentuk lain yang disepakati.

“Bagi hasil merupakan pembagian pendapatan atas pemanfaatan berita oleh perusahaan platform digital yang diproduksi perusahaan pers berdasarkan perhitungan nilai keekonomian,” demikian dikutip dari Perpres.

Masa transisi dan pembentukan komite

Beleid ini memiliki masa transisi selama enam bulan. Untuk itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama sejumlah perusahaan pers mengambil langkah proaktif dengan membentuk tim mitigasi. Tujuannya untuk mengantisipasi dan menangani berbagai kemungkinan yang dapat timbul sebelum regulasi tersebut efektif berlaku.

Menkominfo Budi Arie juga meminta agar komite dan proses bisnis yang akan dijalankan dapat terbentuk dalam waktu tersebut. Komite ini terdiri dari perwakilan dari unsur: dewan pers yang tidak mewakili perusahaan pers, Kementerian, dan pakar di bidang layanan platform digital yang tidak terafiliasi dengna perusahaan platform digital dan perusahaan pers.

Tugas komite adalah:

  • Pengawasan dan pemberian fasilitasi pemenuhan pelaksanaan kewajiban perusahaan platform digital.
  • Pemberian rekomendasi kepada Menteri atas hasil pengawasan.
  • Pelaksanaan fasilitasi dalam arbitrase atau alternatif penyelesaan sengketa antara perusahaan platform digital dan perusahaan pers.

Respons industri

Mengutip dari CNBC Indonesia, perwakilan Google Indonesia mengatakan paham dengan keputusan pemerintah mengesahkan Publisher Rights. Selanjutnya, Google akan mempelajari detail aturan tersebut secara mendalam.

“Selama ini kami telah bekerja sama dengan penerbit berita dan pemerintah untuk mendukung dan membangun masa depan ekosistem berita yang berkelanjutan di Indonesia. Sangatlah penting untuk produk kami dapat menyajikan berita dan perspektif yang beragam tanpa prasangka dan bias,” kata perwakilan Google dalam keterangan resminya, Selasa (20/2).

Lebih lanjut, perwakilan Google menegaskan bahwa penerapan peraturan tersebut harus memperhatikan keadilan bagi semua platform.

“Maka, dalam upaya bersama ini, kami selalu menekankan perlunya memastikan masyarakat Indonesia memiliki akses ke sumber berita yang beragam, dan juga perlunya mengupayakan ekosistem berita yang seimbang di Indonesia, yaitu ekosistem yang dapat menghasilkan berita berkualitas untuk semua orang, sekaligus memungkinkan semua penerbit berita, baik besar maupun kecil, untuk berkembang,” tandas Google.

Selain Google, Ketua Dewan Pakar PWI Agus Sudibyo menyampaikan masalah utama dari industri pers di Indonesia bukan defisit kebebasan pers walaupun ada kecenderungan kualitas demokrasi menurun. Melainkan pada disrupsi digital yang menurunkan daya bisnis media.

Sekarang pemasukan iklan dan tingkat keterbacaan media itu menurun. Menurut dia, perpres ini relevan untuk mengatasi permasalahan itu karena substansi utamanya adalah mewajibkan platform digital melayani permintaan negosiasi nilai ekonomi dari media.

“Perpres itu tidak mengatur perusahaan media massa memperoleh berapa dan di negara lain pun sama (hanya mengatur kewajiban negosiasi). Yang diatur adalah kewajiban platform digital melakukan negosiasi. Artinya, perpres terkait publisher rights memperkuat posisi media,” ujar Agus dikutip dari Kompas.id.

Telkom Launches Ad-Inventory Platform “Tanah Air Digital Exchange”

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) officially launched the Indonesia Digital Exchange (TADEX) advertising inventory platform. This is the collaboration between two of Telkom’s subsidiaries, Telkomsel and Metranet, along with the Press Council, Task Force Media Sustainability, and the Advertising Association.

In the virtual launch, President Joko Widodo believes TADEX will add up value into the Indonesian digital advertising industry. TADEX is also expected to open up new opportunities for advertisers, publishers, marketers, and other stakeholders.

“TADEX’ launching is an important momentum to deliver new leaps to encourage a better Indonesian digital ecosystem and become the largest in Southeast Asia,” he said.

Meanwhile, Telkom’s President Director Ririek Adriansyah believes that advertising will not lost its market even though people’s purchasing power is weakening in the current economic situation. In fact, she notices shifting in the need for advertising through digital platforms.

“We are committed to supporting various ecosystems through optimizing digital technology. This is all in line with our efforts to transform into a digital telecommunications operator (digico) in Indonesia,” Ririek said.

On the other hand, the Chairman of the Indonesian Press Council, Mohammad Nuh, considered that TADEX can raise awareness of data as an essential asset this generation should manage properly. “We expect that TADEX can create a healthy digital advertising industry, therefore, it can contribute to a national press ecosystem that is friendly to readers, especially in terms of content experience,” she said.

Supported by big data analytic

The TADEX platform is said to be the first platform to present the premium programmatic advertising publisher in Indonesia. The company mentioned, there are three excellent features offered.

First, this platform is connected to Telkom Group’s big data analytics, which is said to be able to boost advertising effectiveness. Second, TADEX provides a wide selection of digital advertising medium categories, ranging from SMS, MMS, applications, and websites from trusted publishers.

Third, TADEX allows users to personalize ads extensively. All of these features are expected to drive targeted advertising and reach a broader range of users and ad recipients.

Supported by Telkom Group’s big data analytic system, TADEX is claimed to be able to offer great scalability and impact as it provides various kinds of inventories that allow advertising content to be broadcast widely and on target.

Brand owners or media agencies can find the services they need with a variety of quality inventory. All inventories are owned by media publishers who have been verified by the Press Council.

“We are trying to create access and optimizing digital potential in various industrial sectors. This is a continuation of Telkomsel’s business transformation which is our basis for presenting products and services to meet people’s digital lifestyles,” Telkomsel’s President Director, Hendri Mulya Syam said.

Hendri said, TADEX can help advertisers optimize their ad campaigns, from traffic, placement, to delivery time , therefore, they can connect with the right segments. By leveraging data, TADEX generates comprehensive insights that advertisers can use for target profiling.

Previously, Nielsen said that the digital advertising prospect in Indonesia is expected to increase in 2021. Referring to the data in 2020, advertising in the digital space increased by four times compared to the previous year. One of the factors is said that advertisers have shifted their budget to digital during the Covid-19 pandemic.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Telkom Meluncurkan Platform Inventori Iklan “Tanah Air Digital Exchange”

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) resmi meluncurkan platform inventori periklanan Tanah Air Digital Exchange (TADEX). Platform ini merupakan hasil kolaborasi dua anak usaha Telkom, yakni Telkomsel dan Metranet, bersama Dewan Pers, Task Force Media Sustainability, dan Asosiasi Periklanan.

Dalam peluncuran TADEX yang digelar virtual, Presiden Joko Widodo meyakini TADEX akan memberikan angin segar bagi industri periklanan digital Indonesia. TADEX juga diharapkan dapat membuka peluang baru bagi advertiser, publisher, marketer, dan para pemangku kepentingan lainnya.

“Kehadiran TADEX menjadi momentum penting untuk melahirkan lompatan-lompatan baru sehingga dapat mendorong ekosistem digital Indonesia yang lebih baik dan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara,” ujarnya.

Sementara, Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah meyakini bahwa kebutuhan beriklan tidak akan hilang meskipun daya beli masyarakat sedang melemah di situasi perekonomian saat ini. Malahan, pihaknya melihat adanya pergeseran kebutuhan beriklan melalui platform digital.

“Kami telah berkomitmen untuk mendukung berbagai ekosistem melalui optimalisasi teknologi digital. Ini semua sejalan dengan upaya kami bertransformasi menjadi operator telekomunikasi digital (digico) di Indonesia,” ucap Ririek.

Di sisi lain, Ketua Dewan Pers Indonesia Mohammad Nuh menilai bahwa TADEX dapat membangkitkan kepedulian terhadap data sebagai aset luar biasa yang harus dikelola dengan baik oleh anak bangsa. “Kami harap TADEX dapat menciptakan industri periklanan digital yang sehat sehingga bisa berkontribusi terhadap ekosistem pers nasional yang ramah bagi pembaca, khususnya pada pengalaman menikmati konten,” jelasnya.

Dukungan big data analytic

Platform TADEX diklaim sebagai platform pertama di Indonesia yang menghadirkan premium publisher programmatic advertising pertama di Indonesia. Perusahaan menyebut, ada tiga fitur unggulan yang ditawarkan.

Pertama, platform ini terhubung dengan big data analytic milik Telkom Group yang diyakini dapat mendorong efektivitas iklan. Kedua, TADEX menyediakan berbagai pilihan kategori medium iklan digital, mulai dari SMS, MMS, aplikasi, hingga website dari para publisher terpercaya.

Ketiga, TADEX memungkinkan penggunanya untuk melakukan personalisasi iklan secara luas. Seluruh fitur ini diharapkan dapat mendorong iklan tepat sasaran serta menjangkau pengguna dan penerima iklan secara luas.

Dengan dukungan sistem big data analytic milik Telkom Group, TADEX diklaim dapat menawarkan skalabilitas dan impact yang besar karena menyediakan berbagai macam inventori yang memungkinkan konten iklan ditayangkan secara luas dan tepat sasaran.

Para pemilik merek atau media agency dapat menemukan layanan yang dibutuhkan dengan beragam inventory berkualitas. Seluruh inventori dimiliki oleh media publisher yang sudah terverifikasi oleh Dewan Pers.

“Kami berupaya membuka akses dan potensi digital secara optimal di berbagai sektor industri. Ini merupakan lanjutan dari transformasi bisnis Telkomsel yang menjadi landasan kami untuk menghadirkan produk dan layanan untuk memenuhi gaya hidup digital masyarakat,” papar Direktur Utama Telkomsel Hendri Mulya Syam.

Menurut Hendri, TADEX dapat membantu para pengiklan mengoptimalkan kampanye iklan, baik dari hal trafik, penempatan, hingga waktu tayang sehingga dapat terhubung dengan segmen yang tepat. Dengan memanfaatkan data, TADEX menghasilkan insight menyeluruh yang dapat dimanfaatkan pengiklan untuk melakukan profiling target.

Sebelumnya, Nielsen menyebutkan bahwa prospek belanja iklan digital di Indonesia di 2021 diperkirakan bakal terus meningkat. Jika mengacu pada data 2020, belanja iklan di ruang digital naik hingga empat kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Salah satu faktornya adalah pengiklan mengalihkan bujet iklan ke digital selama pandemi Covid-19.

Google for Indonesia 2020 Fokus pada Pemulihan Dampak Pandemi

Google for Indonesia 2020 yang baru digelar hari ini (18/11) agak berbeda dari acara serupa di tahun-tahun sebelumnya. Google masih membuat sejumlah pengumuman penting pada acara ini, hanya saja mayoritas pengumuman itu berfokus pada solusi menghadapi dampak pandemi.

Pertama terkait kucuran dana senilai $10 juta atau setara 141 miliar Rupiah sebagai pinjaman modal dari Google untuk usaha kecil mikro dan kecil menengah (UMKM) di Indonesia. Google menggandeng Kiva, organisasi nonprofit global yang bergerak di sektor keuangan inklusif, dalam program ini.
Selain pinjaman modal, Google juga menghibahkan dana $1 juta atau setara 14 miliar Rupiah untuk menekan angka pengangguran di kalangan anak muda Indonesia.

“Dengan dukungan dari filantropi Google.org, Plan International akan bekerja sama dengan ASEAN Foundation untuk menyediakan pelatihan keterampilan dan bantuan pencarian kerja untuk lebih dari 5000 anak muda,” jelas Country Director Google Indonesia Randy Jusuf.

Public Policy & Government Relations Manager Google Danny Ardianto menjelaskan lebih lanjut bahwa dalam program pinjaman modal tadi mereka dan Kiva akan menggaet sejumlah mitra lokal untuk penyaluran kredit. Lewat tangan mitra lokal tadi, pinjaman diharapkan dapat menyentuh sebanyak mungkin UMKM di seluruh Indonesia.

“Tujuan kami adalah bisa menjangkau seluas-luasnya di semua sektor dan bisa memberikan tingkat bunga yang rendah,” imbuh Danny.

Sementara itu untuk dana hibah tadi akan difokuskan untuk pelatihan kejuruan anak muda. Program tersebut dijadwalkan memakan waktu dua tahun dengan harapan mengakselerasi kemampuan kerja angkatan muda di Indonesia.

Fokus melawan pengangguran

Fokus Google untuk menekan dampak pandemi terhadap angkatan kerja di Indonesia juga terlihat dari pengembangan aplikasi Kormo Jobs. Diluncurkan sejak awal tahun lalu, Google semakin mantap mengembangkan Kormo Jobs sebagai platform yang mempertemukan pencari pekerjaan dengan perusahaan yang membutuhkan.

Operations Lead Kormo di tim Next Billion Users Google Bickey Russell mengungkapkan setidaknya ada tiga pembaruan dalam aplikasi tersebut. Pertama adalah fitur yang memungkinkan terjadinya wawancara pekerjaan jarak jauh. Kedua adalah tersedianya modul belajar dalam bahasa Inggris yang bisa membantu pencari kerja. Terakhir adalah sertifikasi profesional untuk kursus online yang diambil. Untuk poin terakhir Google menggandeng Arkademi dan QuBisa.

Bickey mengklaim jumlah pengguna Kormo Jobs terus berlipat ganda pada tahun tahun ini. Itu sebabnya mereka terus memperluas daftar perusahaan yang terdaftar mulai dari sektor logistik, layanan esensial, hingga UKM.

“Untuk saat ini kami masih fokus meningkatkan performa aplikasi. Kami melihat masih perlu banyak peningkatan, seperti cara mencocokkan pencari kerja dengan perusahaan, merekomendasikan pekerjaan yang sesuai, dan lainnya. Itu fokus kami saat ini,” terang Bickey.

Selaras target pemerintah

Pada awal acara Google for Indonesia 2020, Presiden Joko Widodo yang membuka rangkaian dengan menyebut besarnya kebutuhan negara akan talenta digital. Presiden mengatakan setidaknya Indonesia membutuhkan 9 juta talenta digital hingga 2035 mendatang.

“Kita perlu lebih banyak lagi software developer, kita perlu lebih banyak lagi product designer, dan kita juga memerlukan dukungan content creator sebanyak-banyaknya. Oleh karena itu pengembangan SDM IT tidak bisa ditunda-tunda lagi,” ucap Jokowi dalam pembukaan Google for Indonesia 2020.

Selain kebutuhan SDM di sektor digital, Jokowi juga menyinggung kebutuhan permodalan untuk menggairahkan UMKM di masa pandemi ini. Ia menyebut dari total 64 juta UMKM di Tanah Air, setidaknya baru 8 juta saja yang sudah terintegrasi ke teknologi digital.

Softbank to Invest More on Grab and Tokopedia

Softbank Group stated to add up $2 billion (more than Rp28 trillion) for Grab. The fresh money will be allocated to develop the next generation of city transport, also the essential service transformation, such as the health industry.

The Japanese conglomerate is said to invest more on another portfolio in Indonesia, Tokopedia.

The announcement is made by Softbank’s Chairman and CEO, Masayoshi Son after meeting Indonesia’s President, Joko Widodo (7/29) at Istana Merdeka, Jakarta. Accompanied by Grab’s CEO, Anthony Tan, Grab Indonesia’s President, Ridzki Kramadibrata, and Tokopedia’s CEO, William Tanuwidjaya. Also participated in the event Coordinating Minister for Maritime Affairs, Luhut Binsar Pandjaitan and Head of the Investment Coordinating Board, Thomas Lembong.

“We’re to invest $2 billion through Grab. Tokopedia is indeed very important for us to make it grow even bigger,“ he said as quoted from Bloomberg, Monday (7/29).

Son officially revealed on a different occasion that the Grab investment is to accelerate digitization on some essential services and infrastructure projects. Grab and Softbank will create the next generation of the transportation network for Indonesia with the environment-friendly electric vehicles.

Both companies are to build a geo-mapping solution in Indonesia to accelerate local development and future technology adoption.

In addition, as part of the long-term commitment, Grab is to build the second HQ in Indonesia. It’ll be a home for the R&D Center and headquarter for GrabFood.

Thus, Grab can serve better for Indonesia’s unique demand and focus on creating solutions that support SMEs and Grab-Kudo agents.

[Le-Ri] Grab's CEO Anthony Tan, Softbank's Chairman and CEO Masayoshi SSon, Coordinating Minister of Maritime Affairs Luhut Binsar Pandjaitan, and President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata / Grab
[Le-Ri] Grab’s CEO Anthony Tan, Softbank’s Chairman and CEO Masayoshi SSon, Coordinating Minister of Maritime Affairs Luhut Binsar Pandjaitan, and President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata / Grab
The HQ should provide career opportunities for dozens of talents and improve their skills in terms of technology through partnerships with Indonesia’s top lists of universities.

Grab’s CEO, Anthony Tan represented his team to make a long-term commitment in this country’s development. He believes through investment for the essential services and infrastructure projects digitization, Indonesia is on its way to being the biggest economy digital in Southeast Asia.

Moreover, Luhut Binsar Pandjaitan added to the development of electric vehicles, there will be trials in Jakarta. It should be finished in three years, along with Softbank investment.

He also said Softbank investment in Indonesia for the next three years could reach $5 billion (over Rp70 trillion), it includes the latest $2 billion for Grab.

The investment, he thought, is to be placed in small startups, such as Aruna in the maritime sector. “We’re on a discussion, it might be for SMEs, not only Grab and Tokopedia,“ he said, quoted from Katadata.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Softbank Akan Kembali Suntik Dana Segar untuk Grab dan Tokopedia

Softbank Group mengungkapkan segera menambah investasi sebesar $2 miliar (lebih dari Rp28 triliun) untuk Grab. Rencananya dana tersebut akan dipakai untuk pengembangan jaringan transportasi perkotaan generasi selanjutnya, serta transformasi layanan penting seperti industri kesehatan.

Konglomerat asal Jepang ini juga siap tambah investasi untuk portofolionya yang lain di Indonesia, yakni Tokopedia.

Pengumuman ini disampaikan Chairman dan CEO Softbank Masayoshi Son setelah menemui Presiden Joko Widodo tadi pagi (29/7) di Istana Merdeka, Jakarta. Ditemani CEO Grab Anthony Tan, President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata, dan CEO Tokopedia William Tanuwidjaya. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong juga turut hadir dalam pertemuan tersebut.

“Kami akan berinvestasi $2 miliar melalui Grab. Tokopedia juga sangat, sangat penting untuk itu kami akan tambah investasi ke sana agar tumbuh lebih pesat,” terang Son seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (29/7).

Secara terpisah, dalam keterangan resmi, Son mendetailkan suntikan untuk Grab ini bakal digunakan untuk mendorong digitalisasi di beberapa layanan penting dan proyek infrastruktur. Grab dan Softbank akan menciptakan jaringan transportasi generasi berikutnya untuk Indonesia dengan ekosistem kendaraan elektrik yang ramah lingkungan.

Kedua perusahaan juga akan mengembangkan solusi geo-mapping bagi Indonesia untuk mendorong pengembangan dalam negeri, serta adopsi teknologi masa depan.

Tak hanya itu, sebagai komitmen jangka panjang, Grab akan mendirikan headquarter kedua di Indonesia. Nantinya kantor pusat ini akan menjadi rumah bagi R&D Center dan kantor pusat untuk bisnis GrabFood.

Dengan demikian, memungkinkan Grab melayani kebutuhan konsumen di Indonesia yang unik serta fokus menciptakan solusi yang mendukung pemberdayaan wirausahawan kecil dan agen Grab-Kudo.

[Ki-ka] CEO Grab Anthony Tan, Chairman dan CEO Softbank Masayoshi Son, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, dan President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata / Grab
[Ki-ka] CEO Grab Anthony Tan, Chairman dan CEO Softbank Masayoshi Son, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, dan President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata / Grab
Kantor pusat ini akan memberikan kesempatan berkarier bagi ribuan sumber daya manusia Indonesia dan meningkatkan keahlian talenta di bidang teknologi melalui kemitraan dengan universitas terkemuka di Indonesia.

CEO Grab Anthony Tan menerangkan, pihaknya memiliki komitmen jangka panjang dalam pembangunan negeri secara berkelanjutan. Dia percaya melalui investasi untuk digitalisasi layanan penting dan proyek infrastruktur, dapat mewujudkan ambisi Indonesia sebagai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.

Sementara itu, Luhut Binsar Pandjaitan menambahkan pengembangan kendaraan elektrik akan menjadi proyek percobaan di Jakarta. Dia menargetkan persiapan pengembangan ini akan selesai dalam waktu tiga tahun, sejalan dengan investasi Softbank.

Luhut juga mengungkapkan komitmen investasi Softbank untuk Indonesia pada tiga tahun mendatang bisa mencapai sebesar $5 miliar (lebih dari Rp70 triliun), termasuk suntikan modal baru untuk Grab sebesar $2 miliar.

Investasi ini, menurutnya, bakal disalurkan Softbank untuk perusahaan startup kecil seperti Aruna yang juga bergerak di sektor maritim. “Kami sedang dalam diskusi, mungkin pelaku usaha kecil juga, tidak hanya Grab dan Tokopedia,” terang Luhut dikutip dari Katadata.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Pemerintah Segera Beri Keringanan Pajak untuk Startup Unicorn

Presiden Joko Widodo mengungkapkan rencana keringanan pajak untuk startup unicorn sebagai bentuk dukungan ekonomi digital, pasca terpilih kembali untuk memimpin Indonesia sampai lima tahun ke depan.

Dalam wawancara dengan Nikkei Asian Review, menurutnya keringanan pajak akan membantu Indonesia menemukan unicorn berikutnya, sekaligus meningkatkan investasi di negara ekonomi terbesar di Asia Tenggara.

“Kami ingin Indonesia menjadi rumah bagi tech giant. Kami memiliki pasar dan pekerja terampil. Dan Indonesia sudah memiliki empat unicorn, kami akan selalu mendorong startup dan memberi mereka ruang untuk tumbuh,” kata Joko Widodo.

Ekonomi digital Indonesia diestimasi bernilai $27 miliar di 2018, tiga kali lebih besar dari Singapura. Empat unicorn lokal, Gojek, Traveloka, Tokopedia, dan Bukalapak disebutkan telah membantu ekonomi sekitar 5% setiap tahun selama setengah dekade terakhir.

Jokowi menjelaskan rencana keringanan pajak (super deductible tax) ini sedang dibahas oleh Kementerian Keuangan dan akan dirilis bulan depan. Langkah ini bertujuan untuk mendorong pengembangan sumber daya manusia di sektor digital, industri yang berorientasi ekspor, dan bisnis-bisnis lokal yang memproduksi barang pengganti impor.

“Mudah-mudahan akan membuat para investor lebih antusias untuk berinvetasi ke Indonesia,” tambahnya.

Di samping itu, Jokowi juga mengatakan untuk menjadikan Indonesia sebagai ekonomi terbesar di 2020, perlu adanya efek riak dengan menghubungkan ekosistem online dan offline. Oleh karena itu, dia mendorong unicorn Indonesia untuk bantu usaha kecil dan mikro agar tumbuh bersama.

“Itu berarti unicorn tidak tumbuh sendirian, mereka harus membawa usaha kecil (untuk tumbuh bersama).”

Rencana peringanan pajak ini tertuang dalam beleid PP Nomor 94 Tahun 2010 tentang Penghitungan Kena Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan (super deductible tax) dalam Tahun Berjalan.

Dalam revisi PP, akan berisi soal pemberian pengurangan pajak sebesar 100% ditambah 100% bagi perusahaan yang berinvestasi di bidang pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan vokasi.

Sebenarnya pemerintah juga berencana untuk memberi keringanan pajak untuk perusahaan yang mengembangkan riset di Indonesia. Hanya saja aturan ini masih terus dikaji.

Incar pajak dari Google dan Facebook

Di pertemuan G20 di Jepang, negara-negara G20 telah menyepakati kerja sama perpajakan internasional dan peningkatan transparansi perpajakan secara global. Kerja sama ini dilakukan untuk memerangi penghindaran pajak, sekaligus menghadapi era digital yang menyebabkan erosi basis perpajakan di seluruh dunia.

Isu ini masih terus menghantui Indonesia, yang disampaikan oleh kantor pajak kepada Jokowi. Perusahaan seperti Google dan Facebook gagal membayar pajak penghasilan, meskipun memperoleh pendapatan iklan dalam jumlah besar di Indonesia.

Dikutip dari CNN Indonesia, Kementerian Keuangan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan selama ini pemerintah berupaya untuk mengenakan pajak kepada sejumlah perusahaan digital dengan dasar yang sejalan dilakukan oleh negara-negara G20.

Dalam hal ini, pengenaan pajak dilakukan atas aktivitas usahanya di Indonesia, meski kantornya berada di negara lain yang tarif pajaknya lebih rendah.

Rencananya, negara-negara G20 akan menyepakati kerangka dan prinsip perpajakan internasional untuk mencegah upaya penghindaran pajak dan menghadapi perkembangan ekonomi digital dalam pertemuan di Arab Saudi tahun depan.

“Dengan kerja sama internasional dan transparansi perpajakan global, maka akan semakin sulit bagi siapapun untuk menghindari dan menyembunyikan kewajiban perpajakan,” kata Sri Mulyani.

Tim Amazon Temui Presiden, Janjikan Investasi 14 Triliun Rupiah

Amazon semakin serius memasuki pasar Indonesia. CTO dan VP Amazon Werner Vogels menemui Presiden Joko Widodo dan menjanjikan investasi 10 tahun ke depan dengan nilai $1 miliar (lebih dari 14 triliun Rupiah). Sektor cloud, melalui Amazon Web Service (AWS), menjadi sasaran perdananya. Tidak ada informasi lebih lanjut apakah layanan e-commerce-nya juga bakal hadir.

Saat menerima perwakilan Amazon tersebut Presiden didampingi Menkeu Sri Mulyani dan Kepala BKPM Tom Lembong. Sebelumnya pihak Amazon telah membahas sisi perpajakan dengan Sri Mulyani.

Sri Mulyani, seperti dikutip dari Viva, mengatakan, “Mereka menyampaikan [janji] investasi Rp14 triliun di Indonesia dalam waktu 10 tahun ke depan. [Pelaksanaan investasi] dimulai secara baik, dari sisi cloud services yang mereka lakukan.”

Vogels datang ke Indonesia dalam rangka AWS Startup Day 2018 di Jakarta. Di sela-sela acara tersebut Vogels menyatakan tidak memiliki rencana membangun server lokal di Indonesia dan bakal meningkatkan edukasi terkait teknologi cloud dengan inisiatif AWS Academy. AWS sendiri telah mendirikan kantor dan merekrut tim lokal sejak Desember 2017 lalu.

Go-Viet Resmi Meluncur di Vietnam, Kini Beroperasi di Dua Kota

Hari ini Go-Jek meresmikan kehadiran Go-Viet di Vietnam yang juga dihadiri Presiden Joko Widodo. Kehadiran Go-Viet di Vietnam diklaim disambut baik oleh masyarakat setempat. Co-Founder dan CEO Go-Jek Nadiem Makarim mengklaim mereka mampu merebut 15% pasar transportasi online di Ho Chi Minh hanya dengan hitungan minggu. Go-Viet kini juga tersedia di kota Hanoi.

“Satu hal yang istimewa dari Go-Viet adalah semangat kolaborasinya. [..] Kami bangga bisa membagikan teknologi Indonesia ke mancanegara untuk bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Vietnam,” kata Nadiem Makarim seperti dikutip dari Kumparan.

Nadiem melanjutkan, Go-Viet sudah mendapatkan 1,5  juta unduhan sejak pertama kali  beroperasi di kota Ho Chi Minh. Kini Go-Viet akan hadir di Hanoi membawa dua layanan starter mereka, Go-Bike dan Go-Send.

CEO Go-Viet Duc Nguyen berharap Go-Jek bisa memberikan pengaruh dan dampak baik di Vietnam, sama seperti yang Go-Jek lakukan di Indonesia.

“Kami membuka layanan tergantung pada permintaan. Pada akhir 2018 dan awal 2019 ada empat pilar utama: Go-Bike, Go-Send, Go-Food dan e-wallet. Ini adalah hal yang paling esensial bagi pelanggan Vietnam. Berdasarkan hal itu kami akan ekspansi lebih jauh,” terang Nguyen.

Menkominfo Rudiantara menunjukkan rasa bangganya terhadap capaian Go-Jek melalui akun Twitter pribadinya. Melalui sebuah cuitan, Rudiantara menjelaskan momen peluncuran Go-Jek di Vietnam mampu menjadi legacy pertama Indonesia di ranah digital. Ia berharap momen ini bisa menjadi pelecut bagi startup-startup lainnya untuk bisa menembus pasar regional dan global.

Tahun ini menjadi tahun yang agresif bagi Go-Jek. Selain sejumlah rencana ekspansi regional, Go-Jek juga mematangkan diri sebagai perusahaan yang merambah berbagai sektor dengan penambahan layanan seperti Go-Deals dan layanan event Go-Live. Melalui Go-Ventures, Go-Jek juga baru saja berinvestasi di media online Kumparan.

Application Information Will Show Up Here

Pesan Presiden Jokowi untuk Pemain Startup Lokal

Presiden Joko Widodo memberikan pesan singkat untuk startup lokal agar terus berinovasi secara agresif di dunia digital, mengingat internet memiliki peluang tanpa batas. Pesan ini ia sampaikan saat membuka acara konferensi IDByte 2017 hari ketiga, Kamis (28/9).

Berkat internet, kini setiap negara saling berlomba-lomba mengembangkan inovasi terbaru dan menjadi perusahaan skala global bernilai tinggi. Presiden mencontohkan, dari 12 perusahaan terbesar di dunia, delapan di antaranya adalah perusahaan teknologi seperti Alibaba, Tencent, Microsoft, Apple, Facebok, Samsung, Alphabet, dan sebagainya.

“Kita hidup di era keterbukaan, internet membuat kita jadi tak kenal batas. Dengan teknologi, telekomunikasi, dan konektivitas, orang dapat dengan mudah melakukan kegiatan sehari. Ini artinya, sebuah perusahaan internet bisa tembus jadi terbesar di dunia dalam waktu cepat. [Kesempatan yang sama] berlaku juga untuk startup lokal,” terang Presiden.

Startup Indonesia pun, menurutnya, memiliki kesempatan dan peluang yang besar untuk bisa maju ke ranah global. Hanya saja mau tak semua pihak mulai dari pemerintah, swasta, hingga pelaku harus fleksibel menerima perubahan teknologi.

Presiden pun menyarankan kepada pemain startup lokal untuk tidak membuat startup tandingan menghadapi Google ataupun Alibaba. Sebab, hal ini dinilai buang-buang energi. Untuk itu ia menyarankan agar perusahaan yang ada sekarang dimanfaatkan untuk membangun inovasi dalam negeri.

“Menurut saya, menurut bapak ibu dan saudara bisa berbeda, jangan coba-coba bikin Alibaba atau Google tandingan. Buat apa bikin lagi, menurut saya buang energi. Lebih baik manfaatkan mereka untuk mengembangkan inovasi baru karena bisa menjadi pasar tersendiri.”

Dorong inovasi dengan unsur lokal

Jokowi menambahkan, perusahaan raksasa tersebut tidak akan berarti apa-apa ketika ekspansi ke negara baru karena mereka akan terbentur dengan masalah keterbatasan praktisi untuk memahami tradisi lokal.

Apalagi di Indonesia, banyak kosakata daerah yang tidak mereka pahami. Konsep lokalisasi dalam hal ini menjadi kelebihan utama yang dikuasai startup lokal. Di luar Indonesia, salah satu startup lokal yang berhasil mendominasi negaranya sendiri adalah Flipkart, layanan e-commerce berasal dari India.

Kehadiran Flipkart, sambung Jokowi, membuat Amazon memutuskan untuk mengakuisisi startup penyedia pembayaran online Emvantage. Juga, perusahaan ritel dari India Shopper Stop untuk bersaing dengan Flipkart.

“Internet memang membuat jarak jadi tidak berarti. Tapi bukan berarti lokasi jadi tidak penting. Orang asing belum tentu paham dengan kata baper atau ndeso. Keterbatasan inilah yang jadi peluang lokal untuk terus berkembang.”

Salah satu startup lokal yang mengedepankan unsur lokal, disebut Jokowi adalah HijUp, layanan e-commerce khusus busana muslim. Startup tersebut dinilai mampu melayani seluruh konsumen di seluruh dunia dengan menjual produk asli Indonesia.

“Jadi apakah kita akan menyerah dengan raksasa global internet? Sama sekali tidak, kita tidak boleh pasrah. Kita perlu meng-Indonesia-kan produk lokal ke pasar internasional dengan platform global seperti Lazada dan Tokopedia. Sebab kekuatan kita itu ada di lokal.”

Dorong akselerasi dengan deregulasi aturan

Selain menekankan pesan kepada startup untuk terus berinovasi, Presiden menuturkan peran pemerintah adalah melakukan deregulasi aturan yang sifatnya mencekik dan mematikan inovasi. Aturan lama dinilai tidak sesuai dengan prinsip perusahaan itu sendiri, yang mana terlalu kaku dan tidak fleksibel.

Terlebih, startup memiliki risiko gagal yang tinggi. Sehingga startup tidak akan dapat tumbuh agresif bila mereka dikelilingi oleh aturan yang justru akan mematikan.

“Startup bisa tercekik karena aturan lama, makanya deregulasi itu penting. Banyak startup yang gagal salah satunya karena masalah aturan. Startup itu yang penting bisa bangkit lagi setelah jatuh,” pungkas Jokowi.