BRI Segera Hadirkan Layanan Chatbot untuk Nasabah

Bank Rakyat Indonesia (BRI) akan mengeluarkan platform chatbot sebagai salah satu solusi perseroan agar terus selaras dengan perkembangan teknologi. Untuk mengimplementasi teknologi ini, BRI menggandeng Kata.ai sebagai pihak pengembangnya.

Kehadiran chatbot diharapkan dapat melayani nasabah BRI untuk mengakses layanan perbankan kapan pun dan di mana pun lewat smartphone mereka.

“Kami akan resmikan chatbot BRI pada hari ulang tahun kami yang ke-122, akan jatuh pada 16 Desember 2017,” terang Executive Vice President BRI Kaspar Situmorang di sela-sela diskusi panel yang diadakan Kata.ai, Selasa (12/12).

Secara terpisah, kepada DailySocial, Kaspar menerangkan untuk sementara chatbot baru bisa melayani fitur standar perbankan, seperti cek transaksi, info dan promo, dan lainnya. Chatbot ini juga baru bisa diakses lewat platform messaging Facebook Messenger. Kemungkinan perseroan akan membawa chatbot ini ke WhatsApp pada tahun depan.

Menurutnya, kehadiran chatbot dapat menjadi strategi perseroan dalam meningkatkan engagement dengan nasabah, sekaligus upaya menjaring nasabah baru. Saat ini BRI memiliki 52 juta nasabah tersebar di seluruh Indonesia, sementara pengguna internet banking dan SMS banking mencapai 16 juta nasabah.

Penerapan chatbot di perbankan

BRI akan menjadi bank ketiga yang mengimplementasi teknologi chatbot di Indonesia, setelah BCA dengan Vira dan BNI dengan Cinta (bekerja sama dengan Bang Joni).

BCA menghadirkan chatbot untuk memberikan informasi dan promosi terkini, juga transaksi perbankan mulai dari cek saldo, cek mutasi rekening, info kartu kredit, dan administrasi. Vira hadir di tiga platform messaging, yaitu Facebook Messenger, Line, dan Kaskus Chat.

Sementara untuk Cinta, nasabah BNI dapat melakukan kegiatan perbankan lewat percakapan via Facebook Messenger dan Direct Message di Twitter. Chatbot Cinta juga dihadirkan dalam mobile banking BNI dengan opsi Chat Now.

Kata.ai Hadirkan Produk Baru “Kata Bot Platform”, Bantu Startup Miliki Chatbot Sendiri

Kata.ai, startup yang bergerak di bidang kecerdasan buatan (AI), meresmikan produk baru Kata Bot Platform untuk membantu developer startup miliki chatbot sendiri. Tidak hanya untuk startup, platform ini juga disasar untuk developer dari perusahaan skala besar.

“Bila diibaratkan kami membuat rel yang bisa dipakai untuk bangun chatbot sendiri oleh para developer, bisa berkreasi semau mereka. Platform ini memenuhi standar industri, aman, serta dapat menangani perkembangan skala setinggi apapun,” terang CEO Kata.ai Irzan Raditya, Selasa (12/12).

Menurut Irzan, chatbot itu sendiri sebenarnya bisa dibuat oleh siapapun, hanya saja ada tantangan tersendiri saat hendak membawanya ke tingkat lebih lanjut. Apalagi saat harus menciptakan percakapan yang menarik dengan pelanggan. Antara lain, manajemen konteks, manajemen saluran, dan pengolahan bahasa secara alami.

Kata Bot Platform diklaim menangani seluruh tantangan tersebut dan menyajikannya dalam platform yang rapi. Sehingga memungkinkan developer untuk berkonsentrasi dan memastikan pengguna chatbot bisa menikmati pengalaman yang mulus.

Di dalam Kata Bot Platform, Kata.ai menyediakan kerangka kerja yang mengintegrasikan pengelolaan infrastruktur dan machine learning untuk proses pengembangan chatbot dari awal hingga akhir.

Developer pun juga dibebaskan untuk mengembangkan kemampuan chatbot hingga level tiga. Pengembangan chatbot, menurut Irzan, memiliki tiga level tingkatan. Pada level pertama, chatbot bottom based, kemudian disusul chatbot dengan Natural Language Processing (NLP) yang dapat memahami percakapan sehari-hari.

Terakhir, di level tertinggi chatbot dengan kemampuan personalisasi atas big data konsumen yang dikumpulkan brand.

“Developer startup dapat mengembangkan platform chatbot yang sudah mereka buat, tidak hanya dari level pertama saja tapi sampai ke level ketiga. Inilah yang membedakan kami dengan produk lainnya yang sudah beredar di pasaran.”

Kehadiran platform ini, diharapkan dapat membantu pelaku bisnis lebih cepat dalam meluncurkan chatbot mereka sendiri. Di saat yang bersamaan, mereka dapat menurunkan biaya investasi untuk penelitian dan pengembangan teknologi dari nol.

Kata Bot Platform sendiri baru resmi dihadirkan untuk publik pada hari ini, (12/12). Sejauh ini produk tersebut sudah diuji coba 20 perusahaan startup.

Sebelumnya, startup pengembang kecerdasan buatan lainnya BangJoni juga membuka mesinnya BJtech ke publik. Hal ini membuka kesempatan kepada pelaku bisnis atau individu mengembangkan chatbot sendiri dalam aplikasi, situs, atau platform lainnya.

Pencapaian dan rencana Kata.ai

Selain mengumumkan produk baru, Kata.ai juga mengungkapkan kinerjanya setahun setelah pivot dari YesBoss yang lebih menyasar pengguna dari kalangan B2C. Kata.ai diklaim mengalami pertumbuhan revenue hingga 34 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya, tanpa menyebutkan nominal.

Dilihat dari jumlah klien, Kata.ai telah bermitra dengan 10 perusahaan. Mulai dari Telkomsel (Veronika), Unilever (Jemma), Microsoft Indonesia (Rinna), Infomedia, Qiscus, Skyshi, Prism, Codigo, dan lainnya. Dilihat dari total pengguna dari seluruh platform, pengguna yang memakai Kata.ai mencapai 26 juta pengguna dengan 200 juta perputaran pesan.

Tahun depan Kata.ai akan tetap fokus pada pengembangan chatbot berbasis pesan teks, sambil mempersiapkan chatbot berteknologi baru lainnya. Salah satu teknologi yang kemungkinan akan dikembangkan adalah chatbot berbasis suara.

Menurut CMO Kata.ai Reynir Fauzan, tahun depan Kata.ai akan mengumumkan berbagai inisiasi baru dengan berbagai perusahaan untuk terus membawa teknologinya agar dapat diimplementasikan ke berbagai sektor bisnis. Salah satunya, mengumumkan kemitraan dengan BRI.

Telkomsel’s Long-Term Plan on Digital Transformation

Telkomsel is getting serious for digital transformation as a step of business efficiency and service optimization. In 2021, virtual-shaped assistant digital service “Veronika” is targeted to be available  across platforms to get closer to users. The expansion will be in sync with adding functionality.

Some of the platforms Telkomsel tried to be integrated with Veronika are Direct Messages on Twitter, Whatsapp for Business, and MyTelkomsel app. The Twitter plan will be launched early next year. In addition, there are other platforms will be targeted, such as motion devices with voice-based controls like a smartwatch.

Furthermore, Veronika’s function will take over the role of Grapari outlets as customer service (CS), such as handling customer surveys. CS agents will be shifted to do more productive things, such as cross-selling and upselling Telkomsel products.

Launched four months ago, Veronika has been able to serve top-up balance, check the remaining quota, swap Telkomsel POIN, provide information about MyGrapari location, or other information about Telkomsel service. Recently, Veronica has been added with a new service to handle the re-listing of prepaid cards.

Presented by Telkomsel, Veronika is currently have reached 1.5 million users spread across three platforms, namely Line, Telegram, and Facebook Messenger. In developing Veronika, Telkomsel took Kata.ai as the developer and Accenture as project manager.

For Grapari, the plan is to redesign it as the last place to serve customers. Grapari later will be divided into several modes to adjust the target and customer type. There is thematic, which targets are young people or companies. The other one is for regular users.

Veronika’s presence did not merely threaten Grapari’s presence. As Telkomsel goal is to shift the transaction to online.

The current number of active Grapari is 400 outlets spread across Indonesia. It represents Telkomsel area, so it can not be closed.

“Grapari will be divided into several types, the amount is still, but the size will be minimized. It will be more of self service, and a video call with CS agent. The physical agent will not be there, it will directed to other activity. There is nothing to be worried regarding CS agents that will be inefficient,” explained Telkomsel VP Customer Care Management Andri Wibawanto while attending Digital Summit Indonesia 2017 on Wednesday (11/8).

Other than relying on Veronica virtual assistant and Grapari, Telkomsel will also add digital kiosk machines. The machine will serve the purchase of a new SIM card, upgrade to 4G, pay bills, top-up balance and others. One machine consists of two dispensers that can accommodate 500 card slots each. According to Andri, the machines are spread in 80 points throughout Indonesia.

Expected on all digital plans, transactions from digital channels in Telkomsel will reach 70% compared to 30% of  traditional channels in 2021. Nowadays, traditional channels is still dominating at 85% , and the rest is occupied by online channel.

Digital Transformation Impact

According to Andri, the digital application will target three pillars. It includes improving services from Telkomsel to customers, decreasing the cost, and increasing revenue.

He took an example, traditional channels cost more than digital. Telkomsel can reduce loads by 60-70 percent when developing digital channels. With this efficiency, companies can offer better programs to customers.

“Our cross-sell and upsell will get better. It surely getting better for increasing revenue. This is what we can get from the digital transformation,” said Andri.


Original article is written in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Rencana Transformasi Digital Jangka Panjang Telkomsel

Telkomsel makin serius untuk transformasi ke digital sebagai langkah efisiensi bisnis dan optimalisasi layanan. Ditargetkan tahun 2021, layanan digital berbentuk asisten virtual “Veronika” akan hadir di seluruh platform agar makin dekat dengan pengguna. Perluasan ini juga akan dibarengi dengan menambahkan fungsionalitas.

Beberapa platform yang sedang dicoba Telkomsel untuk diintegrasikan dengan Veronika di antaranya Direct Messages di Twitter, Whatsapp for Business, dan aplikasi MyTelkomsel. Rencananya untuk Twitter akan diluncurkan pada awal tahun depan. Selain itu terdapat juga platform lain yang akan turut disasar, misalnya perangkat gerak dengan kontrol berbasis suara seperti smartwatch.

Ke depannya, fungsi Veronika akan menggeser peran gerai Grapari sebagai costumer service (CS), misalnya melayani survei pelanggan. Agen CS fisik pun akan beralih ke hal-hal yang lebih produktif, misalnya untuk cross selling dan up selling dari produk Telkomsel.

Sejak empat bulan lalu diluncurkan, Veronika baru bisa melayani pembelian pulsa, mengecek sisa kuota internet, menukar Telkomsel POIN, memberikan informasi lokasi MyGrapari, atau informasi lainnya seputar layanan Telkomsel. Belum lama ini Veronika juga dibubuhi layanan baru untuk mampu melayani daftar ulang kartu prabayar.

Disampaikan pihak Telkomsel, saat ini pengguna Veronika telah mencapai 1,5 juta orang yang tersebar di tiga platform, yaitu Line, Telegram, dan Facebook Messenger. Dalam mengembangkan Veronika, Telkomsel menggandeng Kata.ai sebagai pihak pengembang dan Accenture sebagai project manager.

Untuk Grapari sendiri, rencananya akan didesain ulang sebagai tempat terakhir melayani pelanggan. Nantinya Grapari akan terbagi menjadi beberapa jenis menyesuaikan target dan tipe pelanggan. Ada yang tematik, menyasar anak muda atau perusahaan. Satu lagi untuk pengguna reguler.

Kehadiran Veronika bukan semata-mata mengancam kehadiran Grapari. Sebab tujuan yang ingin disasar Telkomsel adalah menggeser transaksi ke arah online.

Saat ini jumlah Grapari yang aktif beroperasi ada 400 gerai tersebar di seluruh Indonesia. Jumlah persebaran ini merepresentasikan daerah perwakilan Telkomsel, sehingga tidak bisa bila ditutup begitu saja.

“Grapari akan jadi beberapa jenis, jumlahnya tetap, tapi ukurannya akan dikecilkan. Arahnya bakal lebih ke self service, ada video call dengan agen CS. Agen fisik malah tidak ada, sebab kami akan arahkan untuk kepentingan lain. Jadi tidak ada kekhawatiran agen CS akan diefisiensi,” terang VP Customer Care Management Telkomosel Andri Wibawanto saat menghadiri Digital Summit Indonesia 2017, Rabu (8/11).

Selain mengandalkan asisten virtual Veronika dan Grapari, Telkomsel juga akan menambah mesin kios digital. Mesin tersebut melayani pembelian kartu SIM baru, upgrade ke 4G, bayar tagihan, beli pulsa dan lainnya. Satu mesin terdiri atas dua dispenser yang mampu menampung masing-masing 500 slot kartu. Menurut Andri, mesin ini tersebar di 80 titik di seluruh Indonesia.

Diharapkan dari seluruh rencana digital ini, transaksi dari channel digital di Telkomsel akan mencapai 70% dibandingkan channel tradisional 30% pada 2021 mendatang. Adapun saat ini, channel tradisional masih mendominasi dengan porsi 85%, dan sisanya ditempati channel online.

Dampak transformasi digital

Andri melanjutkan dampak dari penerapan digital ini ada tiga pilar yang disasar. Yakni, meningkatkan pelayanan dari Telkomsel untuk pelanggan, menurunkan beban pengeluaran, dan meningkatkan pendapatan.

Dia mengambil contoh, channel tradisional lebih memakan ongkos daripada digital. Telkomsel dapat menekan beban sekitar 60-70 persen ketika mengembangkan channel digital. Dengan adanya efisiensi ini, perusahaan dapat membuat program yang lebih bagus untuk ditawarkan ke pelanggan.

“Jadinya cross sell dan up sell kami akan semakin bagus. Tentunya ini akan lebih bagus untuk meningkatkan pendapatan. Ini yang bisa kita dapat dari transformasi digital,” pungkas Andri.

Kiat CEO Kata.ai Irzan Raditya Membangun Kultur Perusahaan

Ada banyak aspek untuk mempertahankan bisnis tetap berjalan. Sebagai bisnis yang baru dirintis, perjuangan startup jelas semakin berat. DailySocial berkesempatan untuk mendengar cerita Irzan Aditya, co-founder dan CEO Kata.ai, salah satu startup yang menyediakan chatbot yang menguasai bahasa Indonesia dengan teknologi NLP (Natural Language Processing). Salah satu implementasi Kata.ai adalah asisten Virtual Veronica milik Telkomsel.

Irzan mencapai kondisi saat ini bukan tanpa tantangan. Ia memulai Kata.ai karena melihat peluang di sektor penyedia layanan chat bot dengan NLP. Kini Kata.ai menjadi salah satu pioneer di sektor ini dan terus fokus untuk mencapai tujuan perusahaannya.

Kepada DailySocial, Irzan menuturkan langkah pertama untuk memastikan suatu organisasi dapat bergerak fokus mencapai tujuan dan menghadapi hambatan adalah dengan memastikan tim diisi orang-orang yang tepat. Membangun tim yang berkualitas adalah kunci dan untuk itu perlu dibangun kultur dan value perusahaan.

Berikut beberapa value yang saat ini diterapkan Irzan untuk Kata.ai dalam upayanya berjuang mencapai tujuan dan tetap tangguh menghadapi cobaan yang ada.

Fast

Dalam dunia teknologi, kecepatan adalah kunci yang dapat membedakan suatu pemenang dari yang lainnya pada suatu kompetisi. Hal ini dapat diaplikasikan pada kecepatan berinovasi, iterasi produk, memecahkan masalah, adaptasi dengan perubahan, perekrutan karyawan, respon komunikasi internal dan eksternal, dan lain-lain.

Ask Why

Penting bagi seluruh tim untuk memiliki pola pikir yang kritis dan menganalisis suatu permasalahan atau alasan-alasan dari keputusan yang diambil. Dari sanalah kultur data-driven terbentuk. Seluruh keputusan harus bisa dicari justifikasinya berdasarkan data-data yang ada. Seluruh alasan tersebut akan merujuk balik ke higher purpose: “Why the company exists at the first place”.

Innovation

Di era pertumbuhan teknologi yang eksponensial seperti ini peting untuk memiliki semangat berinovasi yang hadir di setiap individu yang tergabung untuk mencoba hal baru demi mengembangkan solusi yang lebih baik dari waktu ke waktu. Salah satu yang dilakukan di Kata.ai adalah dengan melakukan internal hackathon untuk menggali ide-ide menarik atau inovasi apa saja yang bisa dikembangkan.

“Kami percaya inovasi bisa datang dari masing-masing individu yang tergabung di Kata.ai, tidak hanya datang dari para pendiri atau manajemen,” cerita Irzan.

Tough

Perjalanan suatu perusahaan tidak akan pernah mulus. Kendala akan hadir dari mana saja baik dari faktor internal ataupun faktor eksternal. Maka dari itu, ketangguhan / resiliency dari setiap individu dibutuhkan untuk tetap bisa bertahan dalam menghadapi hambatan yang ada. Salah satu contohnya adalah perjalanan Irzan yang memutuskan pivot dari YesBoss ke Kata.ai. Menurutnya tanpa ketangguhan dari tim yang tergabung, belum tentu ada Kata.ai saat ini.

Humble

Nilai terakhir yang disebut Irzan adalah humble. Menurutnya terlepas dari apa pun yang dibangun dari segi teknologi dan bisnis, ia percaya selalu ada langit di atas langit. Untuk itu Irzan dan tim berusaha tetap menjadi yang terdepan tetapi dengan kerendahan hati ia dan tim bisa terus belajar dan menjadi yang lebih baik setiap harinya.

“Jika huruf-huruf depan dari nilai nilai di atas digabungkan maka akan didapatkan, F-A-I-T-H, tim kami harus yakin dan percaya apapun yang kami upayakan dan bangun saat ini khususnya di ranah kecerdasan buatan dan chatbot dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat di kemudian hari kelak,” pungkas Irzan.

Menangkap Lebih Jauh Potensi Bisnis Percakapan Melalui Chatbot

Platform perpesanan kini tidak hanya sekadar jadi alat yang menjembatani antara satu orang dengan orang lain saja. Sebab, saat ini mulai berkembang chatbot berteknologi kecerdasan buatan (AI) yang membuat berbagai brand berlomba-lomba untuk menggunakannya. Malah ada yang menyebut chatbot ini menjadi evolusi perpesanan antara brand dengan konsumen di masa depan.

Pasalnya, selain meningkatkan interaksi dan engagement, percakapan dapat menjadi pintu gerbang baru bagi suatu brand untuk meningkatkan pendapatan bisnis. Akan tetapi, seberapa perlukah bagi brand untuk memiliki chatbot? Jika iya, bagaimana bentuk pendekatannya? Apakah pamor teknologi ini ke depannya akan lebih cerah ke depannya?

Untuk menjawab seluruh pertanyaan tersebut, salah satu sesi Social Media Week Jakarta 2017, mengangkat tema “Conversational Chatbot, A Brand’s Must Have”. Sesi tersebut menghadirkan sejumlah pelaku pemain chatbot di Indonesia, yaitu CEO dan Co-Founder Kata.ai Irzan Raditya, Business Development Director Line Indonesia Revie Sylviana, Product Manager AI Microsoft Indonesia Yugie Nugraha, dan Senior Vice President BCA Martinus Robert Winata. Sesi ini dimoderatori CEO DailySocial Rama Mamuaya.

Lebih mudah dibanding membuat aplikasi

Menurut Revie, saat ini sudah bukan saatnya bagi brand untuk meluncurkan aplikasi. Menurutnya churn rate-nya sangat tinggi karena brand harus berkompetisi dengan aplikasi lainnya agar diunduh oleh pengguna.

Dibandingkan satu juta aplikasi yang hadir di Google Play, tingkat kompetisi antar aplikasi pun makin sengit. Jika aplikasi tersebut tidak memiliki fitur yang sesuai kebutuhan pengguna yang disasar, potensi di-uninstall akan besar.

“Brand akan sulit bersaing dengan aplikasi lainnya, maka akan lebih relevan bila menggunakan akun resmi dalam salah satu platform messanging,” terangnya.

Buat chatbot sesuai kebutuhan

Revie menambahkan chatbot pada dasarnya diperlukan untuk seluruh brand. Hanya saja perlu disusun seperti apa penggunaannya. Apakah digunakan untuk meningkatkan engagement atau ingin mengakuisisi pelanggan baru. Bila bertujuan ingin meningkatkan engagement, chatbot perlu menganut unsur kenyamanan yang mudah digunakan pengguna.

Ketika brand mengedepankan unsur kenyamanan maka sasaran pengguna akan lebih tepat jika menyasar anak muda. Brand pun harus berusaha mengikuti gaya hidup anak muda, dengan demikian brand akan lebih mendekati mereka.

Jika terkait akusisi pelanggan, hal ini akan bersinggungan dengan tingkat kompetisi antar brand. Chatbot dapat digunakan sebagai alat utilisasi untuk penerapan strategi online to offline atau sebaliknya.

Bila perusahaan ritel ingin memberi sampel produk atau diskon, misalnya, dapat menambah fitur image recognition dalam chatbot-nya. Pelanggan hanya perlu mengunggah bukti pembayaran, kemudian bot akan secara otomatis membaca dan memberikan sesuai arahan strategi.

Irzan Raditya menambahkan,sebaiknya pada tahap awal brand perlu fokus pada fitur yang sesuai dengan kebutuhan. Bisa dimaklumi ketika pada baru berdiri, bot belum pintar menangani setiap percakapan. Jika diibaratkan seperti manusia, bot itu adalah mesin pintar yang perlahan-lahan perlu dilatih.

“Intinya bot itu harus mampu menangani setiap percakapan. Namun tahap awalnya perlu step by step, mulai dari kata-kata sederhana hingga makian. Brand perlu fokus pada salah satu fitur terlebih dahulu,” ucap Irzan.

Salah satu bot yang dibuat Kata.ai adalah Veronika milik Telkomsel. Sejak pertama kali diluncurkan, Veronika mampu menangani 96% pertanyaan dan memiliki 10 juta pengguna dari Line, Facebook Messenger, dan Telegram.

Produk lainnya buatan Kata.ai adalah Jemma milik Unilever. Jemma memakai teknologi Natural Language Processing (NLP) dan Natural Language Understanding (NLU) untuk Bahasa Indonesia. Dalam kurun waktu sembilan bulan sejak diluncurkan, Jemma telah menghimpun 180 juta percakapan dengan 1,4 juta pengguna.

Bot lainnya adalah Rinna buatan Microsoft. Yugie Nugraha mengungkapkan tujuan Microsoft menghadirkannya bot ini lantaran ingin meningkatkan engagement kepada pengguna dengan pendekatan secara EQ. Sejak dirilis pada 22 Agustus 2017 kemarin, Rinna diklaim sudah mampu menghimpun 60 ribu pengguna.

“Karena kami ingin engage user, bisa dibayangkan hubungan seperti apa yang bisa terjalin antara manusia dengan AI. Ketika pengguna mulai terbuka, kita bisa bawa Rinna membangun engagement antara brand dengan pengguna,” katanya.

Beri keamanan berlapis

Berbicara tentang keamanan data dalam chatbot, menurut Martinus Robert Winata, mengingat regulasi perbankan di Indonesia cukup ketat. Pemanfaatan chatbot untuk transaksi perbankan juga harus diperhatikan.

Untuk chatbot buatan BCA, yakni VIRA, perusahaan menerapkan keamanan berlapis dengan tetap mempersyaratkan proses registrasi nasabah dengan verifikasi lewat ATM. Cara ini penting untuk memagari orang yang berhak akses info mereka adalah mereka sendiri.

“Bank sangat hati-hati bagaimana tetap melindungi privasi nasabah saat transaksi via online. Untuk saat ini, VIRA baru bisa melayani transaksi non finansial. Ke depannya mungkin akan kami tambahkan fitur transaksi finansial.”

Terkait data konsumen yang dihimpun bot, Yugie menambahkan bahwa pihaknya rutin menghapus data dalam kurun beberapa waktu tertentu. Perusahaan pun tidak bisa sembarang menghubungi pengguna tanpa ada persetujuan dari mereka.

Sama halnya yang dilakukan Kata.ai, data pribadi tidak disimpan dalam server Kata.ai, tetapi di server klien. Perusahaan hanya menyimpan data percakapan untuk belajar agar mesin AI semakin pintar.


Disclosure: DailySocial adalah media partner Social Media Week Jakarta 2017

Kata.ai Umumkan Perolehan Pendanaan Seri A Sebesar 46,5 Miliar Rupiah

Kata.ai, layanan lokal yang fokus di penggunaan teknologi artificial intelligence untuk interaksi brand dan penggunanya, mengumumkan perolehan pendanaan $3,5 juta (atau sekitar 46,5 miliar Rupiah) yang dipimpin Trans-Pacific Techology Fund (TPTF) Taiwan. Juga turut berpartisipasi dalam putaran pendanaan kali ini MDI Ventures, Access Ventures Korea Selatan, Convergence Ventures, VPG Asia, Red Sails Investment, dan Eddy Chan.

Pasca pendanaan ini, pimpinan TPTF Barry Lee akan masuk ke dewan direksi Kata.ai. Dana yang diperoleh akan digunakan untuk R&D, peningkatan layanan untuk menjadi yang terdepan di Indonesia, dan perluasan layanan ke Asia Tenggara dan Taiwan.

“Kami sangat terkesan dengan manajemen tim Kata.ai. Mereka menunjukkan semangat dan kecakapan teknis yang luar biasa dalam industri AI. Kemampuan mereka untuk memonetisasi platform sembari menangani beberapa jenis industri telah membawa mereka ke posisi strategis untuk pertumbuhan eksponensial. Meskipun tergolong startup muda, kami percaya Kata.ai sudah menjadi pemimpin industri NLP Indonesia,” ungkap Barry tentang pendanaan ini.

Kata.ai adalah pivot perusahaan yang sebelumnya mengusung brand YesBoss. Jika sebelumnya YesBoss menyasar pasar ritel, Kata.ai lebih ditujukan ke klien korporasi (B2B). Perusahaan mengklaim pihaknya, setelah pivot, telah meningkatkan pendapatan hingga 30 kali lipat dalam waktu setahun.

Kepada DailySocial, Co-Founder dan CEO Kata.ai Irzan Raditya menyebutkan, “Salah satu hal yang kami pelajari adalah pada dasarnya suatu startup harus bisa mencari cara untuk tetap bertahan dengan membangun fundamental bisnis secara kuat, terlepas dari kondisi fundraising di suatu pasar.”

“Melihat kondisi pasar saat ini, ketika misi kami ingin mendemokrasikan teknologi chatbot (AI/NLP) kepada masyarakat luas, edukasi pasar adalah hal yang sangat krusial. Salah satu bentuk pendekatan pasar yang paling efektif menurut kami adalah dengan meluncurkan solusi chatbot untuk merek-merek/perusahaan-perusahaan ternama bagi pelanggan mereka demi menjawab beberapa permasalah yang dialami dan meningkatkan kualitas layanan,” lanjutnya.

Dimulai dengan Veronika dan Jemma

Kata.ai telah mengembangkan Veronika, bersama Accenture, untuk Telkomsel dan Jemma untuk Unilever Indonesia. Veronika tersedia di platform Facebook Messenger, LINE, dan Telegram; sementara Jemma tersedia di LINE.

Irzan menyebutkan hingga saat ini total percakapan di kedua platform tersebut sudah mencapai 170 juta buah, sementara jumlah keseluruhan pengguna yang berinteraksi dengan chatbot Kata.ai telah mencapai 6 juta orang.

Dalam pengembangan layanan ini, mereka mencari cara yang scalable untuk mendistribusikan teknologinya melalui kemitraan dengan konsultan teknologi, system integrator, dan software house untuk mengimplementasikan solusi chatbot menggunakan teknologi dan platform yang perusahaan kembangkan.

Secara jangka panjang, Irzan berharap banyak pemain lokal yang dapat memanfaatkan teknologi tersebut demi memberikan kemudahan dan efisiensi di berbagai macam layanan dan sektor indsutri, dari telekomunikasi, healthcare, layanan finansial dan perbankan, smart city, dan lainnya.

“Era ini mengingatkan kami 10 tahun yang lalu, ketika iPhone baru pertama kali rilis. [Ketika itu] aplikasi merupakan hal yang sangat baru di pasaran. Kami sendiri memiliki optimisme yang kuat dengan perkembangan bot ke depannya,” ujar Irzan.

Ia melanjutkan, “Dasar alasan kami adalah sebagai berikut: untuk perbandingan dalam 1 tahun App Store rilis hanya tersedia 50.000 aplikasi di pasaran, namun dalam 1 tahun Facebook Messenger merilis teknologi chatbot, angka tersebut mencapai 2 kali lipat. 100.000 bots dalam setahun sudah tersedia di pasaran.”

“Era aplikasi selama 10 tahun terakhir telah melahirkan perusahaan-perusahaan teknologi berbasis aplikasi dengan valuasi miliaran dollar dan dampak besar di masyarakat. Kami percaya 10 tahun ke depan adalah eranya AI dan bot. Kami ingin melahirkan the next generation of entrepreneurs melalui teknologi yang kami bangun.”

Ekspansi

Tentang rencana ekspansinya di Asia Tenggara dan Taiwan, Irzan menyebutkan Jakarta akan tetap menjadi kantor pusat, tetapi pihaknya sudah memiliki beberapa rencana ke depan. Kata.ai akan mengembangkan teknologi Pengolahan Bahasa Alami (NLP) dengan tujuan dapat memahami dan meningkatkan kemampuannya beroperasi dalam beberapa bahasa Asia Tenggara, di luar Bahasa Indonesia yang digunakan sekarang.

“Kami sudah memiliki rencana dengan beberapa mitra strategis untuk support pengembangan bahasa lokal di masing-masing negara. Begitu halnya dari segi pemasaran kami memiliki relasi yang sangat baik dengan mitra kami seperti Microsoft dan Accenture untuk solusi go-to-market.”

Dengan bantuan TPTF, Kata.ai akan mendirikan anak perusahaan yang sepenuhnya berdiri di Taiwan dan berkolaborasi dengan startup teknologi untuk melayani pasar lokal. Kini, mereka sedang menjalani proses diskusi dengan mitra potensial dalam seluruh wilayah jangkauannya.

“Fleksibilitas teknologi Kata.ai untuk mengadopsi bahasa baru juga memungkinkan perluasan secara cepat ke berbagai negara. Dengan memanfaatkan jaringan internasional dan kemampuan teknologi TPTF, kami ingin memperluas bisnis Kata.ai di luar Indonesia,” ungkap Barry.

Bot Studio Platform

Pengembangan teknologi Kata.ai ke depannya adalah pengembangan platform bagi pengembang yang ingin membangun chatbot sendiri dengan teknologi bot dan NLP dari Kata.ai. Disebut sebagai “Bot Studio Platform”, platform ini ditujukan untuk memenuhi permintaan dari perusahaan regional dan pemerintah. Saat ini versi betanya sudah tersedia untuk beberapa mitra terpilih, seperti Accenture. Meskipun demikian, Bot Studio Platform akan melayani suatu cita-cita yang lebih besar.

“Bot Studio Platform akan tersedia juga versi gratisnya. Misi kami adalah memberikan akses ‘teknologi masa depan’ yang kami garap seluas mungkin tidak hanya ke sektor enterprise namun juga startup, software developers, pelajar dan komunitas. Bot Studio Platform ini dijadwalkan akan siap di pasar dalam waktu dekat,” tutup Irzan.

Telkomsel Hadirkan GraPARI Virtual dengan Teknologi Besutan Kata.ai

Telkomsel secara resmi meluncurkan GraPARI Virtual yang disediakan untuk menjawab dan menanggapi permintaan informasi seputar produk dan layanan miliknya. Sistem ini dikembangkan bersama dengan Accenture, dan kini dapat sudah bisa diakses pelanggan melalui berbagai macam platform chatbot seperti LINE, Facebook Messenger, dan Telegram. Dengan peluncuran ini Telkomsel mengukuhkan diri sebagai operator seluler pertama di Indonesia yang mengadopsi layanan asisten virtual.

Lebih jauh, GraPARI Virtual Telkomsel ini merupakan sebuah layanan pelayanan pelanggan di ranah digital yang dikembangkan dengan menggabungkan sisi artificial Intelligence, customer analytics dan interaksi manusia untuk menghasilkan pengalaman terbaik dari sebuah pelayanan pelanggan. Asisten virtual yang diberi nama Veronika juga akan hadir setiap waktu, 7×24 jam untuk melayani pelanggan Telkomsel.

Di balik asisten virtual Veronika ternyata ada teknologi yang menjadi spesialisasi Kata.ai, startup yang digawangi oleh Irzan Raditya. Menanggapi kerja sama yang terjalin dengan Telkomsel Irzan mengatakan:

“Sebagai layanan chatbot pertama dan terdepan di industri telekomunikasi Indonesia dan Asia Tenggara, besar harapan kami bahwa manfaat teknologi artificial intelligence dari Kata.ai tidak hanya dapat meningkatkan efisiensi proses penanganan pelanggan, namun secara signifikan juga berpengaruh positif terhadap revenue dari penjualan dan pemasaran berbagai produk-produk Telkomsel.”

Menanggapi peluncuran ini Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah mengatakan, “Kami terus melakukan berbagai perbaikan dan peningkatan layanan di ranah digital untuk meningkatkan pengalaman pelanggan dalam berinteraksi dengan kami. Dengan adanya GraPARI Virtual Telkomsel, kami berharap permintaan informasi seputar produk dan layanan Telkomsel dapat direspon dengan lebih cepat dan tepat.”

Ada pun informasi yang bisa dilayani melalui GraPARI Virtual Telkomsel antara lain informasi GraPARI terdekat, cara updgrade ke 4G, informasi plakat aktif dan berlangganan, informasi tagihan, informasi PIN T-Care dan informasi PUK. Selain itu GraPARI Virtual Telkomsel juga memungkinkan pelanggan bisa mendapatkan beberapa pelayanan untuk berlangganan paket, pembelian pulsa, membayar tagihan, dan melakukan pertukaran poin.

“Saat ini pelanggan memiliki mobilitas yang tinggi dan gaya hidup digital mendorong kami untuk memberikan solusi yang cepat dan tepat terhadap kebutuhan layanan yang mereka gunakan. Hadirnya GraPARI Virtual ke genggaman pelanggan layaknya memberikan mereka akses 24 jam untuk mengunjungi GraPARI Telkomsel,” jelas Ririek lebih lanjut.

Chatbot atau asisten virtual memang menjadi salah satu inovasi lanjutan di sisi pelayanan pengguna. Kehadirannya dan respons cepatnya diharapkan bisa memberikan pengalaman pengguna. Namun, di sisi lainnya kualitas jawaban juga menjadi pertimbangan.

Daftar Startup Indonesia di Bidang SaaS (UPDATE)

Software as a Services (SaaS) menjadi varian produk teknologi yang kini banyak digandrungi, baik oleh pengguna personal ataupun bisnis. SaaS merupakan varian produk perangkat lunak yang dapat digunakan secara langsung oleh pengguna, tanpa perlu adanya instalasi secara rumit. Umumnya saat ini produk SaaS diakses secara online –baik langsung menggunakan peramban ataupun melalui medium aplikasi, dan dikemas dalam bentuk berlangganan.

Ada dua faktor utama yang menjadi pendukung akan melejitnya SaaS. Faktor pertama dari sudut pandang konsumen, penetrasi internet dan perangkat pendukung menjadi pendongkrak utama. Kemudian faktor kedua ialah dari sudut pandang pengembang, fleksibilitas layanan komputasi awan sangat mendukung penguatan berbagai unsur teknis.

Di Indonesia, startup digital yang mengembangkan produk berjenis SaaS tidak sedikit. Beragam kebutuhan –khususnya berkaitan dengan pengelolaan keuangan dan sumber daya manusia—mulai difasilitasi dengan teknologi berbasis aplikasi. DailySocial mencoba merangkum startup-startup tersebut dalam sebuah daftar startup Indonesia di bidang SaaS.

AkuntansiOnline

Sesuai namanya, layanan ini menawarkan sistem akuntansi virtual yang dapat diakses melalui aplikasi online. Startup yang digagas bersama PT Zahir Internasional ini tidak hanya menyediakan aplikasi perhitungan semata, namun di dalam layanannya juga disematkan dukungan konsultasi pendampingan. Tepatnya ada tiga bidang pekerjaan yang coba difasilitasi AkuntansiOnline. Pertama berkaitan dengan pembuatan SOP bisnis dan sistem akuntansi perkantoran. Kedua berkaitan dengan konsultasi bisnis. Dan yang ketiga berkaitan dengan jasa pembuatan laporan keuangan.

Amplifia

Startup ini menyajikan sebuah platform employee advocacy yang mencoba percaya bahwa suara karyawan sebuah perusahaan dapat menjadi alternatif periklanan yang lebih efisien. Hal ini didasari dengan tren –khususnya di wilayah Amerika Serikat—bahwa employee advocacy sudah menjadi model baru dari marketing automation. Advocacy marketing sebenarnya punya kekuatan yang mampu memperkuat brand melalui media sosial. Sistem Amplifia mendesain karyawan perusahaan berperan langsung di dalam proses tersebut.

Application Information Will Show Up Here

 

Eresto

Eresto merupakan solusi end-to-end untuk manajemen restoran. Untuk kebutuhan konsumen, Eresto menyediakan fitur self-order. Para pengunjung bisa melakukan pemesanan dan pembayaran dari meja masing-masing. Sedangkan di sisi pengelola restoran, Eresto disebutkan bisa digunakan mulai hulu hingga hilir, termasuk manajemen pemesanan, pengaturan inventaris barang, sampai sistem pencatatan keuangan. Sistem ini bisa dijalankan di cloud secara total maupun secara hybrid, sehingga kendala infrastruktur internet tidak menjadi masalah mendasar.

Exquisite Informatics

Startup yang berdiri sejak Oktober 2016 ini menyediakan layanan analisis data dan pengembangan platform data untuk korporasi. Saat ini telah menangani beberapa bidang bisnis, mulai dari perbankan, medis, ritel hingga perusahaan energi. Produk Exquisite Informatics memungkinkan data dari berbagai sumber untuk disatukan dan direstrukturisasi, sehingga memudahkan proses visual dan analisis terjadi dalam satu dasbor terpadu.

Selain produk berupa SaaS, Exquisite Informatics juga menyediakan layanan pengembangan dan konfigurasi infrastruktur server. Hal ini mengingat banyak perusahaan yang butuh comply dengan memiliki pusat data on-premise untuk server yang menampung data konsumen Indonesia.

Gadjian

Layanan yang disajikan ialah untuk pengelolaan sumber daya manusia (SDM). Berbagai dukungan dihadirkan dalam layanan berbasis web dan aplikasi mobile, yang paling anyar ialah kemampuan untuk mengelola presensi pegawai. Platform Gadjian juga memberikan fungsionalitas untuk perusahaan dalam memonitor karyawan yang bekerja di luar kantor. Fungsi dasarnya mengelola kebutuhan HRD secara menyeluruh, termasuk penggajian, lembur, cuti dan sebagainya. Diharapkan seluruh fitur tersebut dapat memudahkan pengelolaan karyawan di perusahaan yang memiliki banyak kantor cabang, karyawan dengan mobilitas tinggi, atau bekerja jarak jauh (remote).

Application Information Will Show Up Here

 

GDIAnalytics

Dikembangkan oleh GDILab, produk analitik GDIAnalytics mencoba membantu UMKM dengan sebuah sistem terpadu untuk memantau dan menganalisis performa pemasaran yang dilakukan melalui kanal Twitter, Facebook dan Instagram. Cara kerjanya platform ini mengelola unstructured data yang berpotensi menjadi digital market insight. GDIAnalytics merupakan perpaduan dua produk yang diciptakan sebelumnya yaitu Polaris dan Iris.

Handl (Tidak Aktif)

Handl merupakan platform manajemen acara. Menyediakan banyak fitur, mulai dari kanal pendaftaran, monetisasi hingga pengelolaan peserta. Proses kerjanya secara sederhana peserta dapat langsung melakukan registrasi secara online dan data akan terekap dalam basis data penyelenggara. Penyelenggara dapat mengawasi aliran pemasukan pembayaran tiket mulai dari pendaftaran hingga pencairannya setiap waktunya. Handl sudah mendukung alternatif pembayaran yang variatif mulai dari transfer bank, kartu kredit, dan offline melalui mini-market.

Jubelio

Jubelio adalah layanan omni-channel memungkinkan penjual online mengelola produk dan transaksi dari berbagai marketplace di satu dasbor. Selain layanan manajemen stok barang dan transaksi, Jubelio juga terintegrasi dengan sebuah layanan Point of Sale (POS), Accounting, dan Webstore. Yang saat ini juga tengah dikembangkan ialah integrasi layanan pelanggan secara terpusat.

Jurnal

Jurnal menjadi sebuah platform akuntansi berbasis komputasi awan dengan beragam fitur yang mampu mengakomodasi berbagai tugas. Beberapa tugas tersebut termasuk pengelolaan faktur, pengelolaan biaya, pengelolaan stok barang, hingga pelaporan dalam jurnal akuntansi bisnis. Ditambah fitur seperti manajemen aset otomatis, inventori & multi-gudang, serta beragam fitur lainnya untuk menunjang kinerja pebisnis agar lebih profesional sehingga relasi dan kepercayaan dengan pelanggan dan juga pemasok dapat dengan mudah dijalin.

Application Information Will Show Up Here

 

Jojonomic

Dari awal dikembangkan, Jojonomic telah berkembang dari layanan perencanaan keuangan individu ke platform reimburse karyawan. Reimbursement manual dapat sangat menyulitkan, tetapi Jojonomic membantu untuk digitalisasi proses tersebut sehingga pelaku bisnis dapat dengan cepat dan mudah menyetujui dan melakukan kontrol biaya yang dikeluarkan karyawan mereka. Startup ini mencoba membantu perusahaan untuk menyelesaikan tantangan tersebut menggunakan teknologi berbasis komputasi awan dan OCR (Optical Character Recognition).

Application Information Will Show Up Here

 

Kata.ai

Kata.ai merupakan sebuah conversational platform dikembangkan dengan teknologi Artificial Intelligence (AI) guna menghubungkan brand dengan konsumen secara lebih efektif. Kata.ai menawarkan Dialogue Engine dengan Natural Language Processing yang memungkinkan pelaku bisnis mewujudkan persona brand melalui chatbot yang dapat melakukan beragam aktivitas meliputi pemasaran produk, transaksi jual-beli, hingga pengumpulan data perilaku konsumen melalui media sosial dan messaging app yang populer digunakan.

Kofera

Kofera adalah platform otomasi pemasaran berbasis AI dan machine learning. Tujuannya untuk membantu perusahaan mengeluarkan biaya pemasaran yang efisien dan menjalankan kampanye pemasaran yang efektif. Pembuatan campaign, monitoring dan optimasi sudah terintegrasi dengan teknologi machine learning, sehingga pelaku usaha cukup memberikan data produk dan tujuan bisnis untuk beriklan secara online. Harapannya, dengan Kofera, pelaku bisnis yang awam sekalipun dapat beriklan secara online dengan mudah dan tepat sasaran.

Konektifa

Layanan ini menangani proses inventori secara digital, khususnya bagi UMKM yang belum mendalami betul tentang bagaimana mengaitkan proses inventori dengan manajemen bisnis guna memonitor seluruh kegiatan usaha sebelum melangkah ke keputusan selanjutnya. Menggunakan Konektifa pemilik bisnis bisa memonitor administrasi usahanya mulai dari rekap kegiatan bisnis dalam satu laporan terpadu, catatan transaksi penjualan dan pembelian, data konsumen dan penyuplai, dan lainnya.

MailTarget

MailTarget adalah aplikasi online yang didesain untuk membantu bisnis melakukan pemasaran melalui kanal email. Saat ini layanan otomasi email untuk pemasaran masih menjadi fokus MailTarget. Layanan ini juga dilengkapi dengan fitur Social Media Management. Untuk bersaing dengan produk-produk luar negeri ada sejumlah keunggulan yang coba dihadirkan dalam platform MailTarget.

Contact Management dan Email Automation dengan sistem labeling akan memudahkan pengguna MailTarget dalam melakukan segmentasi pengguna. Ditambah lagi dengan kapabilitas analisis dan fitur laporan kampanye yang mendalam. Dengan ragam fitur tersebut MailTarget percaya diri bisa menjadi salah satu layanan email marketing lokal yang terpercaya.

Moka

Startup ini menyediakan layanan kasir (atau POS – Point of Sale) berbasis aplikasi. Dengan produk andalannya mPOS, Moka memfokuskan diri untuk menyasar segmentasi bisnis UMKM. Melalui sistemnya Moka merampingkan proses bisnis, menambah efisiensi dan memberikan pemilik ritel tradisional visibilitas yang lebih baik untuk bisnis mereka. Layanan Moka juga memudahkan ritel UMKM dengan mudah mendapatkan akses pembayaran cashless melalui kartu kredit dan kartu debit.

Application Information Will Show Up Here

 

NadiPOS

Mengandalkan teknologi komputasi awan, platform manajemen untuk restoran, food-truck dan bisnis F&B lainnya, NadiPOS menyediakan layanan terpadu untuk memudahkan pengaturan sistem pembayaran dan keuangan. Prosesnya dengan menghubungkan beberapa perangkat, kemudian informasi dari perangkat dapat dikirim ke back-office untuk dilakukan analisis penjualan, inventaris, pelanggan, staf, dan keuangan secara langsung.

Application Information Will Show Up Here

 

NoLimit

Didirikan sejak tahun 2010, NoLimit merupakan layanan SaaS berplatform big data untuk monitor dan analisis media sosial. Saat ini startup asal Bandung tersebut memiliki tiga pilar produk utama, yakni: (1) NoLimit Dashboard, (2) NoLimit Care, dan (3) Online Loyalty. Sistem dasbor membantu pengguna memantau dan menganalisis informasi yang disajikan dari media sosial. Termasuk memahami konsumen internet (warganet) dan kampanye online yang dilakukan kompetitor.

NoLimit Care menyajikan aplikasi yang membantu bisnis memiliki kanal terpadu untuk mengadakan layanan pelanggan melalui media sosial, termasuk via Facebook, Twitter, Instagram dan aplikasi chatting. Sementara itu Online Loyality adalah platform yang membantu meningkatkan keterlibatan warganet terhadap kampanye online yang dilakukan oleh brand. Saat ini kliennya sudah hadir dari berbagai vertikal industri, mulai dari perusahaan telekomunikasi, logistik, finansial hingga pemerintahan.

 

Nusatalent

Nusatalent memiliki dua produk yang dikhususkan untuk mendukung kebutuhan tim SDM di perkantoran. Pertama adalah layanan head hunting yang dikembangkan untuk membantu tim HR melakukan pencarian kandidat, interview kandidat, dan akhirnya memberikan rekomendasi kepada tim HR kandidat yang cocok.

Produk kedua adalah sebuah perangkat lunak untuk membantu tim HR membuat rencana perekrutan dan menggunakan basis data NusaTalent untuk mencari kandidat yang cocok dengan filter-filter yang ada.

OnlinePajak

OnlinePajak diluncurkan untuk memudahkan kegiatan perpajakan untuk UKM dengan sistem yang dijalankan secara online. Kegiatan pencatatan perpajakan yang diakomodasi cukup lengkap, mulai dari perpajakan badan usaha hingga perpajakan pribadi/karyawan. Saat ini OnlinePajak juga telah memiliki API untuk memudahkan beragam transaksi online mengatur otomatis pajak yang harus ditanggung.

Paper.id

Paper.id adalah startup yang menyediakan layanan invoicing (penagihan), akuntansi, dan inventory. Memungkinkan pelaku usaha membuat laporan keuangan di berbagai perangkat dan menyediakan analisis sehingga mereka bisa mengetahui semua hal tentang keuangan perusahaan (arus kas, inventaris, dan lainnya) secara real time.

Application Information Will Show Up Here

 

Pawoon

Pawoon adalah sebuah aplikasi kasir berbasis komputasi awan yang dapat memantau penjualan yang terjadi dan bisa dilakukan di mana saja secara real-time. Saat ini platform Pawoon telah mendukung kebutuhan untuk berbagai jenis bisnis, mulai dari kedai kopi, ritel, butik, restoran, hingga pameran. Fitur di dalamnya termasuk manajemen inventori terpadu dan sistem pelaporan bisnis. Pawoon ditujukan untuk pasar bisnis kecil dan menengah, sembari memberikan alternatif perangkat lunak dengan harga terjangkau.

Application Information Will Show Up Here

 

Quintal

Layanan Quintal terdiri dari beberapa sistem yang dikembangkan untuk menunjang kebutuhan administratif sekolah, yakni berupa LMS (Learning Management System) dan Sistem Informasi Administratif Sekolah. Pangsa pasarnya cukup spesifik, yakni untuk sekolah berjenjang K-12 di Indonesia (atau setara SD-SMA). Gagasan pengembangan sistem ini muncul untuk mengatasi isu efisiensi pengajaran yang selama ini mengganggu kegiatan belajar. Quintal juga menyediakan layanan belajar online yang memungkinkan guru untuk mengunggah bahan ajar dan kegiatan ujian. Sistem juga mendesain agar orang tua siswa dapat memantau perkembangan anaknya di sekolah.

Application Information Will Show Up Here

 

Sales1CRM

Fokus di sektor korporasi, Sales1CRM menyajikan layanan berbasis komputasi awan untuk membantu perusahaan di Indonesia menjalankan tim penjualan mereka menjadi lebih efisien, kompetitif, dan produktif. Sejauh ini Sales1CRM telah menjalin kerja sama dengan perusahaan di Jakarta, Tegal, Semarang, Surabaya, dan Denpasar untuk menjadi mitra lokal. Secara head-to-head layanan Sales1CRM berhadapan langsung dengan sejumlah perusahaan ternama, seperti Salesforce dan ZohoCRM. Dengan pelokalan layanan, Sales1CRM menjadi berbeda untuk pasar Indonesia.

SIKAD

SIKAD (Sistem Akademik) merupakan sebuah produk berbasis SaaS yang dikembangkan untuk membantu manajemen pendidikan di sekolah. Layanan ini disuguhkan melalui paltform web, dengan harapan bisa diakses di mana pun dan melalui perangkat apa pun. Fungsi utama SIKAD ialah membantu proses administrasi di berbagai lini divisi di sekolah, mulai dari membantu guru dalam mengelola nilai, hingga membantu staf tata usaha untuk mengelola arus kas.

Saat ini sudah ada banyak fitur yang diakomodasi oleh SIKAD, di antaranya fitur rapor digital, sistem pendaftaran siswa baru, layanan bimbingan konseling, administrasi tata usaha, sistem perpustakaan, hingga yang terbaru sistem penilaian kinerja guru.

SIRCLO

SIRCLO membantu pemiliki bisnis berjualan online dengan menyediakan akses ke teknologi, seperti jasa pembuatan website e-commerce, integrasi ke berbagai marketplace, dan beragam jasa lainnya. Dikemas dalam bentuk SaaS, menjadikan pengguna tidak perlu lalu memusingkan bab teknis, pasalnya cukup memilih dan memasang fitur yang ada, maka semua akan dikonversi secara otomatis menjadi sebuah platform bisnis yang andal. Salah satu varian fitur yang menarik di SIRCLO adalah kalkulasi ongkos kirim dan sistem pembayaran, karena dua hal tersebut biasanya menjadi hal utama bagi bisnis untuk mulai berjualan online, khususnya bagi kalangan UMKM.

Sleekr

Mengawali debutnya sebagai aplikasi akuntansi, Sleekr kini menjadi sebuah solusi bisnis end-to-end dengan menawarkan berbagai keunggulan. Salah satunya ialah layanan pengurusan pajak secara online yang terintegrasi dengan sistem akuntansi perusahaan. Sejak awal Sleekr didesain untuk memudahkan UMKM dan korporasi untuk melakukan kegiatan akunting hingga HR. Saat ini Sleekr juga telah terintegrasi dengan berbagai layanan seperti Kartunama.net dan mPOS.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

 

Talenta (Diakuisisi Sleekr)

Talenta merupakan platform SaaS untuk manajemen sumber daya manusia. Saat ini fiturnya juga telah terintegrasi dengan layanan OnlinePajak. Selain itu terdapat beberapa layanan mendasar Talenta, seperti manajemen karyawan, pengelolaan cuti, lembur, reimburse, hingga sistem penggajian. Semenjak kemunculannya, Talenta memang memfokuskan diri untuk usaha kecil dan menengah seperti UKM dan startup.

Turboly

Turboly menyediakan sistem manajemen seperti POS (Point Of Sale), ERP (Enterprise Resource Planning), dan sistem manajemen lainnya untuk operasional bisnis secara digital. Ide awal Turboly berangkat dari masih banyaknya usaha kecil dan menengah masih banyak yang menggunakan manual dalam hal manajemennya. Hal ini tidak lepas dari sistem ERP yang ada di pasaran dinilai terlalu mahal. Karena tidak adanya sistem tersebut maka kontrol atas inventaris, keuangan dan pajak menjadi berantakan.

Trivio (Tidak Aktif)

Trivio dirancang untuk mengedepankan kontrol proses penjualan yang terukur dan transparan bagi para manajer, pemilik bisnis dan salesman sendiri. Ada pun fitur-fitur yang menjadi unggulan antara lain, Absensi Online melalui aplikasi yang terintegrasi, Pipeline yang digunakan untuk melihat proses, Check in – Check out untuk update penjualan dan lokasi pertemuan, Photo Geo-tagging untuk laporan keberadaan lokasi, Region Based Salesman, dan beberapa lainnya. Selain itu Trivio juga menyediakan fitur untuk memantau kondisi GPS, sehingga penggunaan GPS palsu akan terdeteksi. Demikian juga status baterai dari perangkat yang digunakan.

Ukirama

Ukirama adalah startup SaaS  ERP (Enterprise Resource Planning). Produknya menawarkan sistem aplikasi lengkap berbasis komputasi awan yang menyediakan kemampuan mengontrol dan mengatur data transaksi pembelian, penjualan, manajemen stok, akuntansi, keuangan, reparasi, manufaktur, proyek, dan HRD yang membantu mengelola kegiatan administrasi bisnis, khususnya di tingkat UKM.

Pasca Penghentian Layanan Asisten Pribadi, YesBoss Luncurkan Kata.ai untuk Bisnis

Setelah dikabarkan telah mulai menghentikan layanan dan segera melakukan pivot bisnis, YesBoss Group akhirnya kini mengumumkan layanan barunya. Kali ini tidak disasarkan untuk kalangan konsumen umum, melainkan spesifik untuk brand di Indonesia. Bernama Kata.ai, sebuah conversational platform dikembangkan dengan teknologi Artificial Intelligence (AI) guna menghubungkan brand dengan konsumen secara lebih efektif.

Dalam rilisnya dikatakan bahwa Kata.ai merupakan produk perdana dari banyak produk yang akan segera dirilis mendatang dalam naungan YesBoss Group. Langkah ini diambil demi meraih peluang baru di sektor bisnis dan konsumen. Dalam sambutannya, CEO YesBoss Group Irzan Raditya memperlihatkan semangat dan optimismenya.

“Kami sangat menantikan kesempatan untuk bekerja sama dengan brand berskala nasional untuk mengubah cara berkomunikasi mereka dengan jutaan konsumennya. Sebagai startup teknologi, kami tidak sabar untuk segera mengaplikasikan teknologi Kata.ai di sektor bisnis sekaligus mengembangkan produk-produk lainnya di sektor konsumen yang akan diluncurkan dalam waktu dekat.”

Pada versi awal ini, Kata.ai menawarkan Dialogue Engine dengan Natural Language Processing (NLP). Fitur tersebut memungkinkan pelaku bisnis mewujudkan persona brand melalui chatbot yang dapat melakukan beragam aktivitas. Aktivats yang dapat dikelola meliputi pemasaran produk, transaksi jual-beli, hingga pengumpulan data perilaku konsumen melalui media sosial dan messaging app yang populer digunakan.

Kata.ai akan mulai dipasarkan dalam bentuk Software as a Services (SaaS) pada awal tahun 2017 mendatang. Teknologi ini diyakini akan menjadi pendobrak di pasar, membantu para pelaku bisnis memahami perilaku konsumen secara mendalam dengan meningkatkan kualitas hubungan dengan konsumen. Visinya platform ini akan menjadi teknologi NLP dalam Bahasa Indonesia yang kaya fitur. Perekrutan ilmuwan Jim Geovedi sebagai Tech Advisor telah menunjukkan keseriusan ini.

Kendati telah mulai dihentikan, layanan YesBoss sebagai asisten virtual pribadi memberikan modal dan pengalaman berharga dalam pengembangan Kata.ai, begitu diungkapkan oleh CTO YesBoss Group Ahmad Rizqi. Dalam keterangannya Rizqi menyampaikan:

“Lewat layanan asisten pribadi YesBoss, kami belajar banyak tentang bagaimana konsumen Indonesia ingin dilayani, terutama saat melakukan percakapan via teks. Kami paham betul kompleksitas Bahasa Indonesia saat bertukar pesan. Pemahaman ini memberikan keuntungan lebih dalam melatih dan mendesain platform AI kami lewat data perilaku dari jutaan percakapan yang meliputi lebih dari 50 ranah komersial.”

Sebelum peluncuran resmi Kata.ai, YesBoss Group telah bekerja sama dengan Microsoft, Infomedia Nusantara (contact center terbesar di Indonesia, anak perusahaan dari Telkom) dan aCommerce dalam rangka memuluskan jalan mereka untuk bekerja sama dengan ratusan brand berskala nasional dan perusahaan di berbagai industri, mulai dari e-commerce, FMCG, hingga layanan finansial seperti perbankan. Kata.ai siap membawa tren conversational commerce di Indonesia lewat teknologi AI berstandar tinggi.