Resmi “Rebranding”, Aplikasi Gojek Kini Bisa Digunakan di Vietnam

Aplikasi Gojek akhirnya mendarat ke Vietnam, menyusul pengumuman penggunaan brand tunggal Gojek untuk operasional di luar Indonesia. Dalam waktu dekat, Thailand (GET) akan menyusul.

Dalam keterangan resmi perusahaan yang dikutip dari media setempat, disebutkan para pengguna di seluruh kawasan Vietnam dapat menggunakan aplikasi Gojek untuk memanfaatkan layanan transportasi GoBike, logistik GoSend, dan pesan antar makanan GoFood.

Saat ini Gojek Vietnam memiliki 150 ribu mitra pengemudi dan 80 ribu merchant di Hanoi dan Ho Chi Minh City.

General Director of Gojek Vietnam Phung Tuan Duc mengumumkan sejumlah peningkatan fitur, seperti tampilan utama yang lebih simpel, opsi buat pengguna untuk menyematkan hidangan favoritnya di GoFood, berbagi gambar dengan pengemudi, dan dukungan pesanan lebih dari satu di seluruh layanan. Seluruh fitur tersebut sudah bisa dirasakan sepenuhnya oleh Gojek Indonesia.

“Hari ini menandai momen penting dalam perjalanan Gojek, dan dalam komitmen jangka panjang kami ke Vietnam. Kami terus melihat potensi besar untuk pertumbuhan dan dampak buat negara ini, kami bangga dan bersemangat untuk memperkenalkan pengalaman super-app Gojek untuk pengguna,” ucap Co-CEO Gojek Kevin Aluwi.

Milestone ini tidak hanya untuk pengguna Gojek Vietnam saja, tapi juga tiga negara di mana perusahaan beroperasi, yakni Thailand, Singapura, dan Indonesia. Dengan aplikasi tunggal, pengguna yang melancong ke salah satu negara tersebut tidak perlu mengunduh aplikasi lain saat ingin bepergian. Pengalaman tersebut sudah dijalankan oleh Grab.

Perkembangan bisnis di regional

Dalam wawancara bersama DailySocial sebelumnya, manajemen Gojek menerangkan model bisnis GEt, GoViet, dan Gojek cenderung bisa beradaptasi dengan kondisi selama pandemi. Beberapa layanan justru memberikan dampak baik di masyarakat. Layanan pesan-antar makanan dan dompet digital juga sudah digulirkan Gojek di mancanegara, seperti GET Food di Thailand atau Go Food di Vietnam.

“Karena orang-orang lebih sering tinggal di rumah dan melakukan pemesanan lebih banyak selama beberapa bulan terakhir, kami melihat ketahanan berkelanjutan dalam bisnis perdagangan online (pengiriman makanan dan paket), pembayaran non-tunai, dan konten digital. Konsumen makin tertarik pada kebiasaan digital ini, bahkan sebelum Covid-19. Kini layanan online seperti itu benar-benar menjadi kebutuhan sehari-hari.”

Sama seperti di Indonesia, mitra Gojek di luar negeri juga terus berkembang. Tak hanya sebatas pengemudi. Di sana mereka juga merangkul pedagang untuk meramaikan loka pasar yang sediakan di aplikasi. Pandemi justru dilihat sebagai kesempatan untuk lebih giat membawa pedagang masuk ke platformnya demi membuat bisnis tetap berjalan. Berbagai program dijalankan untuk mendorong digitalisasi tersebut, termasuk sistem pembayaran digital.

“Kami juga melakukan penyesuaian dan memperkenalkan layanan baru, seperti GET Pay di Thailand untuk pengiriman makanan, pengiriman tanpa kontak langsung, [dan] untuk memastikan kebutuhan konsumen dipenuhi dengan aman.”

Sejauh ini Gojek baru mengaplikasikan layanan pembayaran digital di Thailand (GetPay). Rencana peluasan layanan fintech Gojek juga sudah diagendakan, termasuk di negara persinggahan selanjutnya, seperti Filipina. Di sana Gojek sudah mengakuisisi perusahaan lokal Coins.ph.

Application Information Will Show Up Here

Facebook and PayPal Invest in Gojek

Gojek, today (03/6) announces Facebook and PayPal as the new investors in the latest round with undisclosed nominal. Google and Tencent also pour their investment; previously they had joined the previous round in 2018.

Previously noted, Gojek’s latest round was a Series F. Various investors, especially global corporations, had taken part. This fund is focused on expanding activities and tightening the company’s competitive value.

In their official statement, the two investors want to support Gojek’s mission, through GoPay, in driving digital economic growth in Southeast Asia, with a focus on payment and financial services. It is considering most of SMEs in this region rely on cash in their transactions.

More SMEs are targeted towards digitalization. It starts from small and medium-sized businesses that operate in roadside shops, also large-scale businesses with objectives to build up their digital payment infrastructure.

The four investors, which in fact are global technology companies, will synergize all of their resources, therefore, the mission can be launched immediately..

Gojek’s Co-CEO Andre Soelistyo said Facebook, PayPal, Google, and Tencent are some kind of acknowledgment as the most innovative technology companies in the world saw Gojek’s positive impact on Indonesia and Southeast Asia.

“With this collaboration, we have the opportunity to achieve something truly unique in line with our efforts to support more digitalization in the business world and ensure millions of customers benefit from the digital economy,” he said, Wednesday (3/6).

The statement also made by the Facebook representative. WhatsApp’s COO Matt Idema said; Gojek, WhatsApp and Facebook are important services in Indonesia. “Through collaboration, we can help millions of SMEs and their customers to join the largest digital economic community in Southeast Asia,” he said.

As a highlight, Gojek was the first Indonesian company to receive investment from Facebook. The company wants to create business opportunities in Indonesia, including through the widely used instant messaging service, WhatsApp.

Meanwhile, PayPal will have a collaboration with Gojek. PayPal will open its network which has reached 25 million merchants worldwide.

Head of Corporate Development and Ventures for APAC PayPal, Farhad Maleki added, “Southeast Asia is at a very crucial point in the process of digital adoption which can create new opportunities to provide financial services to unbanked or underbanked consumers and service providers.”

“We are very excited about having a strategic connection with Gojek to expand access and provide new experiences for us in this very dynamic market and throughout the world,” he continued.

Since the establishment in 2015, Gojek claims to have successfully helped hundreds of thousands of merchants to digitize and give them access to more than 170 million Gojek users throughout Southeast Asia. GoPay alone has facilitated billions of transactions every year and has become one of the largest digital wallet services in Indonesia.

The achievement majorly came from the GoFood food delivery service line and the expansion of GoPay coverage in other sectors, both inside and outside the Gojek ecosystem.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Facebook dan PayPal Bergabung sebagai Investor Baru Gojek

Hari ini (03/6) Gojek mengumumkan Facebook dan PayPal menjadi investor terbaru dalam penggalangan dana di putaran terkini dengan nominal dirahasiakan. Google dan Tencent juga turut menambah investasinya; sebelumnya mereka sudah tergabung dalam putaran sebelumnya di tahun 2018.

Diketahui sebelumnya, putaran terakhir yang sedang digalakkan Gojek adalah pendanaan seri F. Berbagai investor, khususnya dari kalangan korporasi global, telah bergabung. Dana ini difokuskan untuk kegiatan ekspansi dan penguatan nilai kompetitif perusahaan.

Dalam keterangan resminya, kedua investor ini ingin mendukung misi Gojek, melalui GoPay, dalam mendorong pertumbuhan ekonomi digital di Asia Tenggara, dengan fokus pada layanan pembayaran dan keuangan. Mengingat, mayoritas UKM di wilayah ini masih mengandalkan uang tunai dalam bertransaksi.

Ditargetkan lebih banyak UKM menuju digitalisasi. Mulai dari usaha kecil dan menengah yang beroperasi di toko-toko pinggir jalan, hingga bisnis berskala besar yang ingin memperkuat infrastruktur pembayaran digital mereka.

Empat investor tersebut, yang notabenenya adalah perusahaan teknologi global, akan mensinergikan seluruh sumber dayanya agar misi tersebut dapat segera terealisasi.

Co-CEO Gojek Andre Soelistyo mengatakan Facebook, PayPal, Google, dan Tencent merupakan pengakuan di mana perusahaan teknologi paling inovatif di dunia melihat dampak positif Gojek terhadap Indonesia dan Asia Tenggara.

“Dengan bekerja sama, kami memiliki kesempatan untuk mencapai sesuatu yang betul-betul unik seiring dengan upaya kami mendukung lebih banyak digitalisasi di dunia usaha dan memastikan jutaan pelanggan mendapat manfaat dari ekonomi digital,” ujarnya, Rabu (3/6).

Pernyataan juga datang dari perwakilan Facebook. COO WhatsApp Matt Idema mengatakan; Gojek, WhatsApp, dan Facebook adalah layanan penting di Indonesia. “Melalui kerja sama, kita bisa bantu jutaan UMKM dan pelanggannya untuk bergabung di komunitas ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara,” ucapnya.

Ditekankan pula, bahwa Gojek ada perusahaan Indonesia pertama yang menerima investasi dari Facebook. Perusahaan ini ingin menciptakan peluang bisnis di Indonesia, termasuk melalui layanan instant messaging yang sudah digunakan secara luas yakni WhatsApp.

Sementara itu, PayPal akan berkolaborasi dengan Gojek. PayPal akan membuka jaringannya yang sudah mencapai 25 juta merchant di seluruh dunia.

Head of Corporate Development and Ventures for APAC PayPal Farhad Maleki menambahkan, “Asia Tenggara berada dalam di titik yang sangat krusial dalam proses adopsi digital yang dapat menciptakan kesempatan baru untuk memberikan layanan finansial kepada konsumen maupun penyedia layanan yang selama ini belum terhubung ke layanan perbankan.”

“Kami sangat bersemangat dalam memasuki sebuah hubungan strategis dengan Gojek untuk memperluas akses dan memberikan pengalaman baru bagi kami di pasar yang sangat dinamis ini dan di seluruh dunia,” sambungnya.

Sejak dirilis pada 2015, Gojek mengklaim telah berhasil membantu ratusan ribu merchant untuk melakukan digitalisasi dan memberikan mereka akses kepada lebih dari 170 juta pengguna Gojek di seluruh Asia Tenggara. GoPay sendiri telah memfasilitasi miliaran transaksi setiap tahun dan menjadi salah satu layanan dompet digital terbesar di Indonesia.

Sebagian besar pencapaian ini datang dari lini layanan pesan antar makanan GoFood dan perluasan cakupan GoPay di sektor lain, baik di dalam maupun di luar ekosistem Gojek.

Application Information Will Show Up Here

Kevin Aluwi dan Ryu Suliawan Ikut Pendanaan Seri A untuk Startup India m.Paani

Dua petinggi Gojek, Co-Founder dan Co-CEO Gojek Kevin Aluwi dan Head of Merchant Gojek Ryu Suliawan, terlibat dalam pendanaan Seri A sebesar $5,5 juta (sekitar 77 miliar Rupiah) untuk platform digitalisasi peritel India m.Paani.

Turut berpartisipasi dalam pendanaan kali ini VC asal Turki AC Ventures, Henkel, Candy Ventures, Suvir Varma (Bain & Company), Chiratae Ventures, dan Blume Ventures.

Dikutip dari ETtech.com, pendanaan akan dipakai untuk pengembangan produk, mengejar pertumbuhan, dan ekspansi wilayah baru.

Kevin Aluwi mengatakan, m.Paani memiliki pemahaman yang mendalam tentang peritel lokal, tercermin dari produk dan strategi mereka untuk menyelesaikan masalah dan aspirasi penggunanya. Menurutnya, model bisnis m.Paani dapat diberdayakan untuk peritel lokal di luar India, terutama di negara berkembang di mana toko-toko kecil masih mendominasi pola konsumsi.

“Kami juga melihat potensi besar bagi mereka untuk memberdayakan peritel lokal di luar India,” terangnya.

m.Paani didirikan lima tahun lalu di Mumbai oleh Akanksha Hazari. Startup ini bergerak di analitik data dan pemasaran yang memungkinkan pengecer lokal untuk go-online, mendigitalkan hubungan dengan konsumen mereka, mengakses data dan insight bisnis, dan mengelola operasi bisnis secara lebih efektif.

“m.Paani menjembatani kesenjangan teknologi untuk memastikan bahwa pengecer lokal kami tidak hanya bertahan tetapi berkembang di India 2.0. Masa depan ritel India harus dikuasai pemain lokal,” katanya.

Tim m.Paani / Inc42
Tim m.Paani / Inc42

Di India, terdapat lebih dari 10 juta toko kelontong (disebut Kirana) berkontribusi lebih dari 85% dari barang-barang konsumen. Sisanya datang dari ritel modern dan online yang bersama-sama menyumbang 10-15%.

Sebagian besar pengguna korporat m.Paani, termasuk Hindustan Unilever, telah menghasilkan permintaan melalui pemasaran berbasis data dan menghubungkan pembeli ke toko menggunakan aplikasi peritel.

Dari hasil riset mereka, sekitar 86% masyarakat India berbelanja melalui Kirana yang hanya berjarak 3-4 km dari rumah. Konsep bisnis m.Paani disebutkan berhasil membuktikan ada monetisasi melalui pelanggan pengecer, memberikan pertumbuhan bisnis lebih dari 25% kepada mitra ritel yang terlibat.

Saat ini, m.Paani memiliki lebih dari 50.000 pengecer dan tujuh juta konsumen di platformnya.

Model bisnis serupa m.Paani juga mulai digarap pemain lokal. Sebut saja Wahyoo, GrabKios, Warung Pintar. Bahkan Bukalapak dan Tokopedia juga sudah terjun ke segmen yang sama. Keterlibatan Gojek, bila membawa m.Paani ke Indonesia, akan meramaikan peta persaingan di vertikal ini.

Gojek Paparkan Strategi Jangka Panjang, Termasuk Ekspansi ke Malaysia dan Filipina

Gojek memantapkan diri untuk ekspansi ke Malaysia dan Filipina pada tahun depan. Rencana ini termasuk dalam rangkaian strategi jangka panjangnya yang dinamai “Going the Distance.”

“Tahun depan ada dua negara tambahan, Malaysia dan Filipina. Kami sedang persiapkan semua agar bisa hadir di dua negara tersebut. Di Filipina sebenarnya kami sudah hadir tapi sebagai sistem pembayaran, untuk layanan transportasinya sedang kami upayakan,” ucap Co-CEO Gojek Andre Soelistyo, Sabtu (2/11).

Perusahaan sebelumnya sudah mencadangkan dana sebesar $500 juta (hampir 7 triliun Rupiah) untuk ekspansi global. Dia menyebut dana tersebut masih memadai untuk masuk ke negara baru.

Rangkaian ekspansi ini dimaksudkan untuk mewujudkan aspirasi perusahaan yang ingin jadi berskala global. Andre berharap dapat meningkatkan rasio pelanggan Indonesia vs pasar internasional menjadi 50:50 dari saat ini 80:20. Target ini bakal dicapai paling lambat sampai lima tahun ke depan.

“Indonesia tetap menjadi ujung tombak buat kami. Apa yang kami pelajari selama ini ada kecocokan buat negara berkembang. Isunya sama, ada inefisiensi dan infrastruktur yang kurang maju, sehingga bisa bantu UMKM-nya untuk maju. Menurut kami, platform kami cocok.”

Sejalan dengan itu, pihaknya ingin membuka layanan Gojek yang ada di Indonesia untuk di bawa keluar. Tentunya, perlu dipilih yang mana yang sesuai dengan kondisi negara masing-masing, sebab belum tentu apa yang cocok di Indonesia pasti cocok untuk negara tersebut.

“Tinggal dari para pemimpin Gojek di negara tersebut yang memilih, mana yang cocok. Mimpinya tahun depan ingin sediakan layanan apa saja asalkan bisa memuaskan para pelanggan.”

Khusus di Singapura, Andre menyebut tantangan di negara tersebut hanya akan sekitar transportasi, sebab masalah di sana adalah mengenai mobilitas. Lantaran perekonomian di sana terpaut lebih maju dibandingkan negara tetangganya.

“Singapura itu unik karena kelas atas dan jumlah penduduknya sedikit, jadi apa yang cocok di Indonesia belum tentu cocok di Singapura. Makanya fokus kita di sana adalah transportasinya.”

Perjalanan Gojek ke luar kandang, dimulai dari akhir 2018 dengan masuk ke Singapura. Lalu berlanjut ke Thailand dan Vietnam, selang beberapa bulan kemudian. Di Filipina sebenarnya sudah ada, tapi sebagai sistem pembayaran.

Layanan yang disediakan di negara tersebut masih seputar transportasi dan antar makanan. Padahal, di Indonesia Gojek sudah menyediakan lebih dari 20 ragam layanan, baik disediakan sendiri maupun bekerja sama dengan pihak ketiga.

Diklaim kontribusi bisnis internasional Gojek untuk total transaksinya (Gross Transaction Value/GTV) dalam setahun terakhir mencapai $1,5 miliar (hampir 21 triliun Rupiah). Pengguna aktif (MAU) Gojek di Singapura disebutkan ada 800 ribu orang, Vietnam (4,3 juta), Thailand (2 juta).

Pada saat yang sama, perusahaan sesumbar bangga dengan konsep super app yang kini menjadi referensi pemain teknologi global, salah satunya Uber. Model ini berhasil membuktikan ekosistem bisnis yang menghubungkan jutaan orang, pelanggan, mitra driver, merchant, serta penyedia layanan.

Andre juga turut bangga dengan mulai banyak talenta dari internasional yang melirik untuk berkarier di Gojek. Dalam enam bulan terakhir, perusahaan telah berhasil merekrut berbagai pemimpin industri teknologi kelas dunia antara lain dari Silicon Valley, serta perusahaan global terkemuka seperti NASA, Netflix, dan lainnya.

Pencapaian bisnis saat ini

Dalam rangkaian strategi “Going the Distance“, ada empat hal yang difokuskan. Yaitu, peningkatan kepuasan pelanggan, penyelarasan pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis, menjadi perusahaan global melalui ekspansi internasional, dan mewujudkan Gojek sebagai tempat bekerja kelas dunia.

Bila diterjemahkan dalam bentuk nyata, perusahaan akan memperkuat pengembangan tiga pilar produk yang paling dibutuhkan dan diminati pelanggan. Yakni, pesan antar makanan dan minuman, pembayaran, serta transportasi.

Ketiganya disebutkan mampu mencetak kontribusi margin positif di Gojek, meski tidak disertai angka detailnya. “Tiga produk di atas jadi titik tumpu untuk pengembangan produk kami berikutnya,” tambah Co-CEO Gojek Kevin Aluwi.

Berikutnya, menambah kerja sama dengan pihak ketiga untuk perluasan layanan baru, dan berinvestasi pada sarana dan inisiatif jangka panjang yang bisa memastikan pengalaman terbaik pelanggan dalam menggunakan aplikasi.

“Salah satunya investasi yang kami lakukan adalah membuat pemetaan [kartografi] semacam Googgle Maps untuk routing yang lebih cepat.”

Untuk menjaga bisnis yang sehat, Kevin menekankan perlu fokus pada pertumbuhan yang berorientasi pada penguatan produk untuk meningkatkan loyalitas pelanggan. Terutama dari basis pelanggan yang menggunakan tiga atau lebih layanan Gojek setiap bulannya (core users).

Dari grafik yang dipaparkan, transaksi yang datang dari core users pada 2018 ada 258 juta transaksi, pada tahun sebelumnya sebanyak 238 juta transaksi. Diklaim angka ini lebih tinggi dari Alibaba dan Lyft.

“Banyak user yang balik karena kualitas servis kita yang baik dari mitra dan aplikasi. Maka ke depannya, fokus untuk meningkatan pengalaman dan produk. Mudah-mudahan dengan tambahan fitur baru, akan ada aktivasi baru dari user yang angkanya bisa lebih tinggi lagi.”

Pencapaian bisnis Gojek saat ini, meski tanpa disertai detailnya, diklaim telah mencetak pertumbuhan pendapatan dua kali lipat dalam setahun terakhir. Pertumbuhan transaksinya dalam tiga tahun terakhir mencapai 1100%.

Pertumbuhan angka unduhan aplikasi Gojek mencapai 1.992 kali lipat sepanjang Januari 2015-Desember 2018. Total unduhannya lebih dari 155 juta kali. Adapun untuk pengguna aktif bulanan (MAU) ada 29,5 juta orang. Mitra pengemudi ada lebih dari 2 juta, merchant GoFood 500 ribu, dan GoLife 60 ribu.

Sempat disebut juga terkait rencana dual listing dalam rangka menuju bisnis yang berkelanjutan. Andre memastikan perusahaan akan listing di Indonesia dan satu negara lagi yang masih dipertimbangkan. Terkait kapan akan dilaksanakan, ia belum bersedia mengungkapkan lebih jauh, sebab semuanya masih dalam persiapan.

“Sedang dipertimbangkan di mananya karena tergantung kondisi pasar di tiap negara, pasti selalu ada pro dan cons-nya. Tapi yang pasti satu listing harus di Indonesia karena Gojek itu perusahaan milik Indonesia dan harus bisa berkontribusi ke pasar saham Indonesia,” tutupnya.

Application Information Will Show Up Here

Following Gojek’s Succession, Andre Soelistyo and Kevin Aluwi to be the “Co-CEO” Replacing Nadiem Makarim

Today (10/21) at the Istana Merdeka, Gojek’s Founder & CEO, Nadiem Makarim announced to the media, that he’s been prepared and accepted Jokowi’s request to have him join Indonesia’s new cabinet.

Although the detail is yet to be confirmed, he said to have no more power over the decacorn company he founded.

“…I do, I accept […] I gave up my position in Gojek and no longer have power…,” he said.

Gojek has also announced that Nadiem has been “requested” by President to join the new cabinet. The company shared its gratitude towards the appointment. They also stated, the absence of Nadiem will not affect the company’s stability.

In addition, Gojek’s Group President, Andre Soelistyo and Co-Founder, Kevin Aluwi will take over Nadiem’s position. They will be Co-CEO and run the next business innovation.

“Today, President Joko Widodo just called Nadiem to the place to join the new cabinet. We’re very proud due to Gojek’s fruition that has brought Indonesia’s name into the global market,” Gojek’s Chief Corporate Affairs, Nila Marita said.

She added, “Next, Gojek will appoint the new leader. Gojek Group President, Andre Soelistyo and Co-Founder, Kevin Aluwi will share the responsibility to run the company as co-CEO, focusing on taking the next big step for the company. We’ve prepared some future plans and to announce further on this within the next few days.”


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Suksesi Gojek, Andre Soelistyo dan Kevin Aluwi Jadi “Co-CEO” Gantikan Peran Nadiem Makarim

Hari ini (21/10) di Istana Merdeka, Founder & CEO Gojek Nadiem Makarim memberikan pernyataan kepada awak media, bahwa dirinya siap dan menerima penunjukan Presiden Jokowi atas dirinya untuk masuk ke dalam jajaran kabinet.

Meskipun belum disebutkan detail mengenai posisinya di pemerintahan, ia mengatakan sudah melepaskan jabatannya di perusahaan decacorn yang ia dirikan.

“…saya bersedia, saya menerima […] saya sudah mundur dari posisi di Gojek dan sudah tidak memiliki kewenangan sama sekali…,” terang Nadiem.

Pihak Gojek pun telah memberikan pernyataan, mengatakan bahwa Nadiem memang sudah “diminta” Presiden untuk menjadi anggota kabinet. Perusahaan mengaku bangga dengan penunjukan tersebut. Perusahaan juga menyampaikan, mundurnya Nadiem tidak akan mengganggu laju bisnis yang sudah berjalan.

Selain itu, Group President Gojek Andre Soelistyo dan Co-Founder Kevin Aluwi akan menggantikan posisi Nadiem. Mereka akan menjadi Co-CEO perusahaan dan melanjutkan inovasi bisnis selanjutnya.

“Hari ini Nadiem dipanggil Presiden Joko Widodo untuk hadir di Istana Negara untuk menjadi bagian dari kabinet baru. Kami sangat bangga karena founder Gojek akan turut membawa Indonesia maju ke panggung dunia. Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya, di mana visi seorang pendiri startup lokal mendapat pengakuan dan dijadikan contoh untuk pembangunan bangsa,” terang Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita.

Nila melanjutkan, “Ke depan, Gojek akan menghadirkan pemimpin baru. Andre Soelistyo, Presiden Gojek Grup dan Kevin Aluwi, Co-founder Gojek akan berbagi tanggung jawab untuk menjalankan perusahaan sebagai co-CEO, dengan fokus membawa perusahaan ke tahap selanjutnya. Kami telah memiliki rencana yang matang ke depan dan akan mengumumkan lebih jauh mengenai arti pengumuman ini bagi perusahaan dalam beberapa hari ke depan.”

Application Information Will Show Up Here

Tips Gojek Bagi Startup yang Ingin Menggunakan “Machine Learning”

Kemajuan teknologi menjadi kunci cepatnya pertumbuhan ekonomi digital. Untuk hal ini machine learning bertanggung jawab menyebabkan banyak aspek dalam bisnis digital bisa melesat cepat.

Gojek adalah contoh startup yang mengimplementasikan machine learning ke dalam sistem mereka. Teknologi tersebut begitu penting sehingga memungkinkan jutaan transaksi terjadi antara jutaan pihak, mulai dari pelanggan, pengemudi, merchant, hingga berbagai penyedia jasa lainnya. Tarif GoRide, ketersediaan pengemudi, rekomendasi makanan di GoFood, adalah contoh buah pemikiran machine learning.

“Tanpa teknologi itu mungkin sepuluh tahun lagi kita baru sampai di titik ini,” ucap VP Research Gojek Group Ramda Yanurzha.

Ramda yang kesehariannya bergelut dengan data di Gojek menekankan pentingya machine learning bagi perusahaan teknologi. Namun sebelum mengaplikasikan machine learning, Ramda menilai ada sejumlah kondisi yang dipenuhi.

Pertama, startup atau pihak yang ingin melibatkan machine learning dalam sistemnya harus siap bereksperimen. Pekerjaan machine learning adalah mengotomasi proses dari data yang ada, mengolahnya hingga memperoleh hasil terbaik dapat tampil di produk atau solusi yang dihadirkan ke konsumen.

“Harus ada mindset siap eksperimen. Gagal, mencoba lagi, gagal, coba lagi, sampai berhasil. Machine learning ini bisa membuat proses itu lebih mudah,” imbuh Ramda.

Poin kedua dan yang terpenting menurut Ramda adalah fokus bisnis yang jelas. Machine learning sejatinya adalah alat. Tanpa masalah yang jelas, tujuan pemakaian yang detail, machine learning dianggap tak akan efektif.

“Jadi kalau mereka punya mindset growth dan siap menuju target growth, punya fokus bisnis yang jelas, itu suasana yang cukup kondusif untuk mengaplikasikan machine learning,” pungkasnya.

Di kesempatan terpisah, Co-Founder Gojek, Kevin Aluwi menambahkan ada dua poin penting yang perlu diperhatikan saat mengimplementasikan machine learning yakni jumlah data dan algoritma.

Jumlah data bisa begitu berpengaruh dalam kepintaran machine learning. Semakin banyak dan sulit masalah yang harus dikerjakan sang mesin, semakin akurat pula insight yang dihasilkan olehnya.

“Selanjutnya algoritma perhitungan akan semakin terlatih dengan meningkatnya volume dan kompleksitas data yang masuk,” ucap Kevin.

Kendati manfaatnya yang begitu besar, masih ada pihak-pihak yang sungkan memakai machine learning ke dalam sistem mereka. Salah satu kendala yang membuat orang ragu memakainya adalah jumlah analis data yang masih minim di Indonesia. Sekalipun ada, kerap kali startup harus merogoh kocek yang dalam untuk memperkerjakan mereka.

Hal ini bisa diukur dari besarnya kebutuhan perusahaan-perusahaan teknologi. Gojek misalnya harus jauh-jauh membuka kantor di Bengaluru, India, guna memperkuat teknologi platform mereka.

AIA Indonesia Berpartisipasi dalam Pendanaan Seri F Gojek, Akan Berkolaborasi Hadirkan Produk Wellness

AIA Indonesia hari ini (18/9) mengumumkan keterlibatannya dalam putaran pendanaan seri F Gojek dengan nilai yang tidak disebutkan. Kedua perusahaan juga akan menjalin sinergi bisnis untuk mengintegrasikan platform dan produk yang dimiliki.

Sebagai bagian dari kerja sama, AIA Indonesia akan menjadi salah satu pilar dalam strategi layanan finansial Gojek. Salah satu realisasinya pada penyediaan solusi asuransi jiwa dan asuransi kesehatan bagi pengguna, mitra pengemudi, dan merchant Gojek.

Selain itu mereka juga akan bersama-sama merancang dan mengembangkan penawaran wellness dari Grup AIA serta ekosistem Gojek, untuk membantu masyarakat Indonesia hidup lebih sehat.

“Melalui putaran pendanaan seri F, berbagai perusahaan kelas dunia turut bergabung dengan Gojek. Bergabungnya AIA Indonesia semakin mengukuhkan langkah Gojek untuk menghadirkan lebih banyak lagi perubahan-perubahan positif,” sambut Co-Founder Gojek Kevin Aluwi.

Sementara itu Presiden Direktur AIA Indonesia Sainthan Satyamoorthy mengatakan, “Melalui kerja sama strategis ini, AIA Indonesia dan Gojek akan dapat menggabungkan berbagai produk dan layanan terdepan kami untuk mengembangkan cara inovatif yang lebih tepat sasaran untuk para konsumen kami di seluruh Indonesia.”

Dikenal sebagai perusahaan penyedia produk asuransi jiwa dan investasi, AIA Indonesia (PT AIA Financial) merupakan anak usaha dari AIA Group Limited.

Baru-baru ini Visa dan Siam Commercial Bank juga mengumumkan telah berpartisipasi dalam pendanaan putaran seri F yang menargetkan dana hingga $3 miliar tersebut. Sebelumnya putaran pendanaan telah dimulai dari keterlibatan JD, Tencent, Google, Astra International, dan Mitsubishi Corporation.

Dalam rilis yang kami terima turut disampaikan, bahwa saat ini aplikasi Gojek sudah digunakan lebih dari 155 juta pengguna di Asia Tenggara.

Application Information Will Show Up Here

Gojek Kenalkan GoCar Instan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta

Gojek secara resmi memperkenalkan fitur GoCar Instan. Sebuah fitur yang memungkinkan pengguna yang ada di Bandara Internasional Soekarno-Hatta mendapatkan layanan GoCar dengan cepat.

Co-Founder Gojek Kevin Aluwi menyebutkan fitur GoCar Instan mampu mempersingkat waktu tunggu penjemputan di terminal kedatangan sehingga berdampak pada lancarnya arus keluar masuk kendaraan di bandara.

“Kami sangat berterima kasih kepada Angkasa Pura II atas sambutan hangat serta keterbukaan untuk mengadopsi teknologi yang memudahkan mobilitas pengguna bandara. Untuk itu, kami menghadirkan fitur baru, GoCar Instan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Fitur tersebut merupakan salah satu solusi Gojek untuk transportasi cepat dan mudah dari bandara,” jelas Kevin.

Mengenai GoCar Instan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta Kevin menjelaskan, mereka tak hanya menyediakan fitur pemesanan on the spot tetapi juga dilengkapi oleh solusi pengelolaan antrian untuk membantu konsumen mendapatkan kendaraan dengan cepat tanpa menunggu kelancaraan arus kendararaan. Bagi mitra driver Gojek, fitur ini memudahkan mereka untuk bisa cepat bertemu dnegan pelanggan.

Seremoni Sambung Pita oleh Gojek, Angkasa Pura II dan Koperasi Ligat Utama Sejahtera (Maesa) disaksikan oleh perwakilan Kemenhub dan Kemenkominfo.

“Kami tawarkan solusi pengelolaan antrian yang membuat arus masuk dan keluarnya kendaraan jadi ringkas. Kami melihat bahwa penumpukan antrian kendaraan cukup sering terjadi di bandara, sementara zaman sekarang masyarakat ingin semuanya serba cepat. Untuk itu kami hadirkan fitur GoCar Instan agar pemesan layanan dan mitra driver cepat bertemu dan dapat langsung berangkat,” jelas Kevin.

Fitur GoCar Instan juga didukung dengan hadirnya titik jemput GoCar Instan di Terminal Kedatangan 2D, dan 2F. Dalam waktu dekat juga akan diperluas untuk area kedatangan 1A dan Terminal 3 Domestik serta Internasional di Bandara Soekarno-Hatta.

“Dukungan dari Angkasa Pura II menjadi tonggak sejarah pengembangan layanan pemesanan on the spot yang cepat dan mudah. Kami juga berharap masyarakat mencoba layanan baru kami di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan tidak ragu berbagi pengalaman bersama kami agar kami dapat ide-ide fresh untuk terus berinovasi,” terang Kevin.

Selain GoCar Instan, Gojek juga memperkenalkan GoRide Instan yang mulai tersedia di Stasiun Depok Baru dan Pasar Blora Dukuh Atas, lokasi ini berdekatan dengan Stasiun Sudirman maupun Stasiun MRT Dukuh Atas. Fitur GoRide Instan ini merupakan fitur yang serupa dengan GrabNow milik Grab.

Application Information Will Show Up Here