East Ventures, Derianto Kusuma, and Some Investors Pour 27,7 Billion Rupiah for AllSome Fulfillment

A Malaysian-based startup in packaging and delivery order (fulfillment) “AllSome Fulfillment” just secured funding through venture round worth of $1.94 million or around 27.7 billion Rupiah. It was led by East Ventures involving some investors as Derianto Kusuma (Traveloka’s Ex Co-Founder and CTO) with other twos from previous round, Y Combinator and SOSV.

The fresh funds will be used to accelerate the company’s mission in cross-country fulfillmente-commerce. It includes expanding to Southeast Asia countries. The startup was founded by Ng Yi Ying (Malaysia) and Liu Yi Shu (China) in 2018.

AllSome is to cut some cost for cross-country fulfillment and logistics up to 40% through the services. They are now building network consists of 250 virtual warehouse in China and Malaysia and serving 50 clients in Southeast Asia. Up to 120 thousand packages proceed daily.

As the former online seller, we can say that fulfillment service is expensive. AllSome Fulfillment was built to make it affordable for all sellers in need. We are working hard to build broader coverage to serve those who want to deliver their packages,” AllSome Fulfillment’s Co-Founder and CTO, Ng Yi Ying said.

AllSomeFulfillment was first created to bridge overseas sellers and buyers, especially from China to Southeast Asia. The service omits complicated procedures for online sellers, including supplier search, quality control, storage safety, packaging, delivery to customers, and location tracking.

In terms of buyers, AllSome Fulfillment reduces the time waste for opening some sites to track their package because the service comes with a tracking system using the phone number.

East Venture Partner Melisa Irene said, “AllSome Fulfillment team has built the right term to accelerating and optimizing expedition in Southeast Asia’s online retail market. By allowing online sellers to access product availability and logistics service from China, and building decentralized local fulfillment, this is going to open a real door to the business transaction in the region.”


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Bukalapak Introduces “BukaSend”, an Integrated Delivery Service for Sellers

Bukalapak releases a new feature related to logistics. The service called “BukaSend”, made for sellers to make deliveries. The platform integrates several delivery options, makes it easier for users to make order and transaction in one place.

BukaSend offers some benefits available only for app-based users. First, a “pick-up service” that allows user (sellers) to make delivery without having to go to agents, the courier will pick up the items. Second is “live tracking”, the senders will be able to track items on delivery.

In addition, some expedition partners offer various promos. Some of the members are Grab Instant, GO-SED Instant, Paxel Same Day, SiCepat Best, SiCepat Reg, Ninja Reg, and J&T Express. Bukalapak also facilitates the payment through some previous options.

Currently, the items for delivery must not exceed 7kg. The feature only available for verified sellers

BukaSend is easy to use. Get into the app then choose the icon. Next, select the destination, item’s weight, courier, and receiver’s detail. After the payment confirmed, just wait for the courier to pick up and deliver the items.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Startup Logistik “Qiriman” Jembatani Kebutuhan Pemilik Kendaraan dan Pelanggan

Masih sedikitnya layanan transportasi untuk melakukan pindahan rumah atau kantor di kawasan Bandung dan sekitarnya menjadi alasan Teguh Nugraha (CEO), Danny Andika (CMO), Violla Laurencia (Creative Director), Thomas Aldwin (Business Analyst) dan Yudi Yohanes (CTO) mendirikan Qiriman. Yakni sebuah platform penyedia jasa pengiriman dengan berbagai macam kendaraan angkutan.

Kepada DailySocial Teguh menceritakan, berangkat dari pengalaman pribadi saat akan melakukan pindahan kantor ke gedung baru, ia melihat belum adanya layanan transportasi secara terpadu yang mampu memenuhi layanan tersebut. Mulai dari persoalan negosiasi harga hingga pilihan kendaraan, semuanya diklaim belum lengkap. Berbeda dengan di negara lain yang sudah memiliki berbagai layanan armada atau transportasi pindahan kantor atau rumah yang dikenal dengan moving company.

“Idenya muncul bermula dari kebingungan pada saat kami akan pindahan kantor. Kami kesulitan untuk mencari armada untuk membantu kami pindahan, ketika sudah dapat armada, kami kebingungan untuk nominal pembayaran, rata-rata kalau di tanya ke pengemudi pada saat pindahan mereka bilangnya ‘seikhlasnya saja pak’. Dari sini kami merasa ini bisa sangat membantu kalau ada aplikasi yang bisa menemukan pemilik mobil angkutan dengan pelanggan.”

Setelah melakukan riset dan persiapan, Teguh dan tim akhirnya mencoba untuk menawarkan model bisnis tersebut kepada investor. Mendapat respons yang positif akhirnya Qiriman diluncurkan dan berbasis di Bandung, Jawa Barat. Saat melakukan riset tersebut Teguh menegaskan banyak fakta menarik yang ditemukan di lapangan. Setelah mendapatkan pendanaan awal, Qiriman memiliki sejumlah rencana yang sudah disiapkan dalam waktu 10 tahun ke depan.

“Pada langkah awal ini kami meluncurkan layanan pertama kami, di mana kami melayani pengiriman barang baik dalam maupun luar kota. Langkah kami selanjutnya akan mengembangkan fitur baru untuk menjangkau pasar yang lebih besar,” kata Teguh.

Cara kerja dan wilayah layanan

Saat ini Qiriman bukan hanya tersedia di Bandung dan Jabodetabek namun juga sudah meluas hingga Yogyakarta, Bali, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur hingga Sumatera. Tersedia dalam aplikasi dan desktop, pelanggan yang ingin mengakses Qiriman dan menikmati layanan yang disediakan, bisa menikmati fitur seperti pengiriman yang terjadwal, harga yang transparan, kesempatan untuk negosiasi harga, melihat history pemesanan hingga jaminan keamanan barang yang diantar. Untuk strategi monetisasi yang dilancarkan, Qiriman memberlakukan sharing profit dengan mitra mereka.

Untuk kategori layanan pengiriman, Qiriman juga menyediakan tiga pilihan yaitu, Trip untuk pengiriman barang dalam maupun luar kota berdasarkan lokasi pengambilan dan lokasi tujuan. KG untuk pengiriman dalam maupun luar kota berdasarkan berat tonase barang, dan yang terakhir adalah Bulan, merupakan semua jenis kendaraan yang dapat disewakan per bulannya.

Tahun ini Qiriman masih memiliki sejumlah target yang ingin dicapai, salah satunya adalah meluncurkan dua jenis layanan, baik trucking maupun logistik domestik dan internasional.

“Kembali pada tujuan awal kami, di mana kami ingin menjadi one stop solution marketplace platform kargo dan logistik. Dengan tujuan tersebut kami akan masuk ke pasar B2B dan C2C. Kami sedang melakukan pitching untuk mendapatkan pendanaan baru guna memperluas cakupan wilayah dan layanan kami,” kata Teguh.

Application Information Will Show Up Here

East Ventures, Derianto Kusuma dan Sejumlah Investor Berikan Pendanaan 27,7 Miliar Rupiah untuk AllSome Fulfillment

Startup di bidang pengemasan dan pengiriman barang (fulfillment) berbasis di Malaysia “AllSome Fulfillment” baru saja mendapatkan pendanaan dalam venture round senilai $1,94 juta atau setara 27,7 miliar Rupiah. Putaran pendanaan ini dipimpin oleh East Ventures dengan keterlibatan sejumlah investor lain, meliputi Derianto Kusuma (ex Co-Founder & CTO Traveloka) serta dua investor di putaran sebelumnya Y Combinator dan SOSV.

Investasi ini akan difokuskan untuk mempercepat misi perusahaan memenuhi kebutuhan fulfillment e-commerce lintas negara. Termasuk dengan mengembangkan jaringan bisnis ke negara-negara di Asia Tenggara. Startup ini didirikan oleh Ng Yi Ying(berasal dari Malaysia) dan Liu Yi Shu (Tiongkok) pada 2018.

Melalui layanan yang  dikembangkan, AllSome ingin mengurangi biaya fulfillment dan logistik lintas negara hingga 40%. Saat ini mereka telah membangun jaringan yang terdiri atas 250 gudang virtual di Tiongkok dan Malaysia, serta melayani 50 klien di Asia Tenggara. Setiap harinya, bisa memproses pengiriman hingga 120 ribu paket.

“Sebagai mantan pedagang online, kami mengerti bahwa layanan fulfillment selalu mahal. AllSome Fulfillment pada dasarnya dibuat untuk membuat layanan tersebut menjadi terjangkau oleh semua pedagang yang akan menggunakan layanan fulfillment di mana pun mereka membutuhkan. AllSome Fulfillment telah berusaha keras membangun jaringan fulfillment yang luas untuk melayani para pedagang online yang ingin mengirimkan produk mereka,” sambut Co-Founder dan CTO dari AllSome Fulfillment Ng Yi Ying.

AllSome Fulfillment dibuat sebagai perantara antara pedagang dan pembeli yang masing-masing menjual dan membeli barang dari luar negeri, khususnya Tiongkok. Layanan mereka menghilangkan seluruh hal-hal yang menyulitkan bagi pedagang online, mulai dari pencarian pemasok barang, pemeriksaan kualitas, tempat penyimpanan yang aman, pengemasan, pengantaran ke konsumen, hingga fitur pelacakan paket.

Bagi pembeli, AllSome Fulfillment menghilangkan keharusan untuk membuka beberapa situs hanya untuk melacak barang yang mereka beli, karena layanan tersebut memungkinkan mereka untuk memantau pengiriman-pengiriman menggunakan nomor telepon mereka.

Partner East Ventures Melisa Irene mengatakan, “Tim AllSome Fulfillment membangun pedoman yang tepat untuk mempercepat dan mengoptimasi jalur pengiriman barang di pasar ritel online Asia Tenggara. Dengan memungkinkan para pedagang online di Asia Tenggara untuk bisa mengakses ketersediaan produk dan keahlian logistik dari Cina, dan dengan membangun kemampuan fulfillment lokal yang terdesentralisasi, hal ini akan membuka potensi yang sebenarnya dari transaksi perdagangan di wilayah ini.”

Bukalapak Hadirkan “BukaSend”, Layanan Pengiriman Barang Terpadu untuk Pelapak

Bukalapak kembali merilis fitur baru, kali ini terkait dengan jasa logistik. Bernama “BukaSend”, layanan tersebut dapat dimanfaatkan oleh pelapak untuk melakukan pengiriman barang. Platform tersebut mengintegrasikan beberapa opsi pengiriman sekaligus, sehingga memudahkan pengguna dalam pemilihan dan transaksi di satu tempat.

BukaSend hanya tersedia di aplikasi, tawarkan beberapa keuntungan. Pertama, “pick-up service” yang memungkinkan pengguna tidak perlu lagi membawa barang kiriman ke agen, karena mitra kurir yang akan mendatangi ke lokasi penjemputan. Kedua adalah “live tracking”, memungkinkan pelapak tahu posisi barang yang tengah dalam proses pengiriman.

Selain itu juga disuguhkan ragam promo dari mitra ekspedisi yang tergabung. Saat ini beberapa perusahaan logistik yang sudah tergabung adalah Grab Instant, GO-SEND Instant, Paxel Same Day, SiCepat Best, SiCepat Reg, Ninja Reg, dan J&T Express. Bukalapak turut menjembatani proses pembayaran melalui berbagai opsi yang telah tersedia sebelumnya.

Untuk saat ini, bobot pengiriman maksimal 7 kg. Fitur ini hanya bisa digunakan oleh pelapak yang sudah terverifikasi.

Untuk menggunakan BukaSend cukup mudah. Pengguna cukup masuk ke aplikasi, lalu pilih ikonnya. Setelah itu tentukan detail lokasi pengiriman, berat paket, agen kurir, dan detail penerima. Setelah dibayar dan terkonfirmasi, pengguna cukup menunggu di lokasi penjemputan untuk selanjutnya barang kiriman dijemput kurir mitra.

Application Information Will Show Up Here

Logisly, Startup Anyar yang Bertekad Ubah Peta Bisnis Angkutan Logistik

Inefisiensi yang kerap bercokol dalam industri logistik mendorong kelahiran Logisly. Startup baru tersebut dibuat tidak hanya untuk memudahkan pemilik barang mencari truk pengangkut, tapi juga melancarkan arus transaksi dalam bisnis logistik yang dikenal lambat.

Logisly mulai beroperasi sejak April 2019 sebagai aplikasi penyedia truk angkut berbagai tipe. Baru pada Rabu (31/7) siang tadi mereka resmi memperkenalkan produknya ke publik.

Roolin Njotosetiadi adalah CEO sekaligus pendiri Logisly. Perempuan yang tadinya bekerja sebagai Head of Product Kudo ini menyebut teknologi Logisly memungkinkan pengusaha truk memperoleh klien jauh lebih mudah lewat sistem yang mereka buat.

“Sering kali truk berjalan tanpa muatan atau di pool saja, tidak mendapat order. Manajemen di perusahaan UKM truk banyak yang masih bersifat manual,” kata Roolin.

Adapun jenis truk yang tersedia dalam platform Logisly mulai dari van, trailer, tronton, hingga flatbed/reefer. Total mereka mengklaim sudah menyediakan 5000 truk dari ratusan mitra transportir

Meski sekilas menyerupai GoBox, Logisly sama sekali tidak bermain di pasar konsumen individu, melainkan di pasar business to business (B2B). Mereka juga tidak memakai sistem bagi hasil atau komisi seperti halnya kompetitor.

Roolin menuturkan pihaknya mengambil untung dari margin biaya yang mereka dapatkan dari shipper dan transportir sehingga mereka tetap dapat memperoleh profit meskipun layanannya gratis.

“Bisa juga misalnya dari layanan premium yang mana kita bisa memberikan optimalisasi rute bagi truk yang punya multi-destinasi agar efisien,” tutur Roolin memberi contoh.

Dari sisi pengusaha truk keberadaan Logisly dinilai signifikan karena mempermudah pengusaha truk menemukan klien agar kendaraan mereka tak lama menganggur. Logisly juga memberikan jaminan pembayaran dalam kurun dua hari. yang mana kerap kali ongkos jasa angkut truk baru dibayarkan setelah 14-30 hari pengantaran selesai.

Sementara dari sudut pandang shipper, layanan Logisly juga disebut memudahkan mencari truk sesuai kebutuhan hingga memudahkan pemeriksaan dokumen proof of delivery (POD).

Logisly memperkirakan saat ini ada 8 juta unit truk di seluruh Indonesia dengan potensi ekonomi dari sektor ini sekitar US$100 miliar. Dan menyitir tren industri logistik, pada tahun lalu sektor ini bernilai Rp797,3 triliun dan diprediksi tumbuh 11,56 persen menjadi Rp889,4 triliun. Dari sekian besar pasar itu, Roolin menargetkan menambah mitra transportir menjadi 1.000 dan menggaet 1.000 shipper.

“Truknya saja masih belum 1 persen, kesempatan masih besar dan perjalanan masih panjang,” pungkas Roolin.

Application Information Will Show Up Here

Ezyhaul Logistics Startup Secures Funding Worth of 226 Billion Rupiah, Preparing for Expansion to Indonesia

A logistics service and platform developer startup Ezyhaul today (7/10) announced series B funding worth of $16 million (around 226 billion Rupiah). There’s no further information about the investor related. The capital is to be focused on the expansion to Indonesia and the Philippines.

Founded by Mudasar Mohamed and Raymond Gillon, the company providing delivery services has a headquarter in Singapore. They run a B2B business model with shorthaul (short-distance), longhaul (long-distance), and cross-border (cross-countries).

Using the series A funding in 2018, Ezyhaul has been running operation in Malaysia, India, and Thailand. It’s an end-to-end product, starts from logistics vehicles, door-to-door transportation (pick-up and delivery), also logistic management.

The clients only required to plan logistics delivery. After filling the order details and make a payment, the system will offer delivery options based on specification, for example, related to the items, its size, etc.

The driver partners can take an order from the mobile app – it’s similar to Go-Send – only for bigger shipment. In the current dashboard, customers can also track the delivery.

In addition to the analytic and report features, Ezyhaul also develops API service to be integrated into the company’s system. It is to provide efficiency in time for delivery.

In this e-commerce era, logistics are very vital. On the other hand, Indonesia offers various challenges for the logistics business, sometimes breaking a validated business model in other countries. For example, in terms of geographic as islands, the logistics business should be prepared for two modes shipping process, land-sea or air-land. Thus, there will always be adjustments in the operational process.

There are already some startups providing similar solutions in Indonesia. One of them is Waresix, they have just received 205 billion series A funding business development in Indonesia.

In detail, DailySocial has published quite in-depth articles on the challenges and trends on the logistics business in Indonesia, titled “Ramai Beradu Teknologi Realisasikan Smart Logistics“.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Dapat Pendanaan 226 Miliar Rupiah, Startup Logistik Ezyhaul Siapkan Kehadiran di Indonesia

Startup pengembang platform dan layanan logistik Ezyhaul hari ini (10/7) mengumumkan perolehan pendanaan seri B senilai $16 juta (setara 226 miliar Rupiah). Dalam rilisnya, tidak diinformasikan mengenai investor yang terlibat pendanaan. Modal usaha tersebut akan difokuskan untuk melancarkan ekspansi ke Indonesia dan Filipina.

Didirikan oleh Mudasar Mohamed dan Raymond Gillon, perusahaan yang menyajikan layanan pengantaran barang via jalur darat tersebut memiliki markas pusat di Singapura. Mereka menjalankan model bisnis B2B dengan tipe layanan shorthaul (pengiriman jarak pendek), longhaul (pengiriman jarak jauh) dan cross-border shipments (pengiriman antar negara).

Dengan pendanaan seri A yang didapatkan pada tahun 2018, Ezyhaul telah mematangkan operasi di Malaysia, India dan Thailand. Produk yang disediakan end-to-end, mulai dari penyediaan kendaraan logistik, transportasi door-to-door (ambil dan antar barang), dan optimasi pengelolaan logistik.

Cara kerjanya, klien hanya perlu melakukan perencanaan pengiriman logistik. Setelah selesai menginformasikan detail pesanan dan pembayaran, sistem akan menyajikan opsi pengiriman sesuai spesifikasi yang diberikan, misalnya terkait jenis barang yang dikirim, ukuran dll.

Mitra pengemudi bisa mengambil pesanan dari aplikasi mobile yang telah didistribusikan –modelnya mirip dengan layanan Go-Send yang selama ini sering dijumpai di sini—hanya saja ini untuk pengiriman dengan armada besar. Di dasbor yang disediakan, pengguna bisa memantau posisi kendaraan.

Dikembangkan untuk bisnis, selain fitur analisis dan pelaporan, Ezyhaul turut menghadirkan layanan API untuk diintegrasikan ke sistem yang telah dimiliki perusahaan. Diharapkan bisa memberikan efisiensi ketika membutuhkan jasa angkut sewaktu-waktu.

Di era e-commerce, layanan logistik dibutuhkan sebagai salah satu komponen penting. Di lain sisi, Indonesia menyajikan beragam tantangan untuk bisnis logistik, kadang mematahkan model bisnis yang telah tervalidasi baik di negara lain. Sebagai contoh, dengan kondisi geografis berupa kepulauan, bisnis logistik harus siap mendesain proses pengiriman menjadi dua moda, darat-laut atau darat-udara. Sehingga harus selalu ada penyesuaian dalam proses operasional.

Sudah ada beberapa startup yang menyajikan solusi serupa di Indonesia. Salah satunya Waresix, mereka baru mendapatkan pendanaan seri A senilai 205 miliar untuk penguatan bisnis di Indonesia.

Secara mendetail, DailySocial pernah menerbitkan artikel yang cukup mendalam mengenai tantangan dan tren bisnis logistik di Indonesia, bertajuk “Ramai Beradu Teknologi Realisasikan Smart Logistics“.

QRIM Express Strategy in the E-commerce Era, Making Transformation Using Technology

Recently, the logistics industry has significantly risen up due to the “blast” of the e-commerce industry. Logistics companies strive to build up in order to provide excellent service for the community. QRIM Express is one of them. The company, formerly known as Red Carpet Logistics (RCL), is working to improve services through a technology-based approach.

QRIM Express is a logistics company owned by Sumitomo and Lippo Group. With the new identity, they are committed to providing national logistics with and real-time tracking systems. Accessible, Reliable and Convenience become their leading vision.

“Business transformation is one of the strategic steps taken by the company in order to optimize the business amid the fresh air of economic growth and the national logistics business,” QRIM Express’ CEO, Abdul Rahim Tahir said.

To date, QRIM Express has 54 hubs around Java, Sumatra, Kalimantan, Bali, and Sulawesi. They have no less than 515 vehicles and 423 couriers. The truck and motorcycle are targeted to reach 3000 units in the next few years.

“In addition, we also managed to reach more than 1.3 trillion Rupiah in revenue. In the first two quarters of 2019, QRIM Express shows up as the top player with profitable revenue growth. At QRIM, we believe to develop an end-to-end full containment model to ensure consistent and on-time deliveries,” he added.

The company is getting ready for the grand launch, it’s to be held in September 2019. The event will also introduce QRIM Express automation solutions, bringing the concept of techno-based delivery service.

QRIM Express’ CSO, Tetsushi Kuroda explained, their mission is to provide delivery services and payment platforms in its contribution to the local community development and to become a leading logistics provider that for solution-based express delivery services. This year, they will collaborate with BTPN, Ovo, True Money, and Grab Indonesia for their users to have easy access.

“We have a commitment to make business transformation by developing our C2C or retail segment. Currently, we have been competing in the B2B segment for over 60 percent, and B2C around 20 percent. Why? It is to enter the retail segment due to its rapid growth, reaching up to 37 percent per year. In our observation through the market approach, C2C in Indonesia’s logistics business has reached 80 percent, we are targeting to get 10-20 percent of the total market,” the CEO explained.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Strategi QRIM Express di Era E-commerce, Lakukan Transformasi dengan Teknologi

Industri logistik beberapa tahun terakhir turut terdongkrak signifikan akibat “meledaknya” industri e-commerce. Perusahaan logistik kemudian berlomba-lomba memperbaiki diri demi menyediakan layanan prima bagi masyarakat. QRIM Express salah satunya. Perusahaan yang dulu dikenal dengan nama Red Carpet Logistic (RCL) ini tengah berupaya meningkatkan pelayanan melalui pendekatan berbasis teknologi.

QRIM Express merupakan perusahaan logistik miliki Sumitomo dan Lippo Group. Dengan identitas barunya, mereka berkomitmen untuk menyediakan solusi logistik dengan cakupan jaringan nasional dan sistem pelacakan real time. Accessible, Reliable dan Convenience adalah visi yang coba dikedepankan.

“Transformasi bisnis adalah salah satu langkah strategis yang diambil perusahaan dalam rangka mengoptimalkan bisnis di tengah hawa segar pertumbuhan ekonomi dan bisnis logistik nasional,” terang CEO QRIM Express Abdul Rahim Tahir.

Sejauh ini QRIM Express sudah memiliki 54 hub yang tersebar di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali, dan Sulawesi. Mereka tak kurang memiliki 515 kendaraan dan 423 kurir. Ditargetkan unit truk dan sepeda motor akan terus mencapai 3000 unit dalam beberapa tahun ke depan.

“Di samping itu kami juga berhasil mencapai pendapatan lebih dari 1,3 triliun Rupiah. Pada dua kuartal pertama tahun 2019, QRIM Express menunjukkan sebagai pemain teratas dengan pertumbuhan pendapatan yang menguntungkan. Di QRIM, kami percaya dalam mengembangkan model penahanan penuh dari ujung ke ujung untuk memastikan bahwa kami memberikan pengiriman yang konsisten dan tepat waktu,” imbuh Abdul.

Perusahaan juga sedang  mempersiapkan grand launching, rencananya diadakan bulan September 2019 mendatang. Acara tersebut nantinya juga akan memperkenalkan solusi automasi QRIM Express, mengusung konsep techno-based delivery service.

Dijelaskan CSO QRIM Express Tetsushi Kuroda, misi yang mereka emban adalah menyediakan jasa delivery dan platform pembayaran untuk berkontribusi bagi pembangunan masyarakat lokal dan menjadi penyedia logistik terkemuka yang menyediakan layanan pengiriman ekspres berbasis solusi. Tahun ini untuk memudahkan pengguna mereka akan berkolaborasi dengan BTPN, Ovo, True Money, dan Grab Indonesia.

“Kami berkomitmen melakukan transformasi bisnis signifikan dengan memperkuat segmen C2C atau ritel. Selama ini kami banyak bermain di segmen B2B lebih dari 60 persen, lalu B2C sekitar 20 persen. Alasan kami untuk masuk ke segmen ritel karena pertumbuhannya pesat, yakni hingga 37 persen per tahun. Kalau dilihat dari sisi market, C2C di bisnis logistik Indonesia mencapai 80 persen, kami menargetkan bisa mendapat kue 10-20 persen dari total market itu,” terang Abdul lebih jauh.