Startup Logistik Kargo Technologies Peroleh Dana Segar dari Sequoia India dan Pendiri Uber Travis Kalanick Senilai 107 Miliar Rupiah

Kargo Technologies, marketplace logistik yang menghubungkan perusahaan dan layanan penyedia truk, mengumumkan perolehan pendanaan senilai $7,6 juta (lebih dari 107 miliar Rupiah) yang dipimpin oleh Sequoia India dan 10100 Fund — yang terakhir ini didirikan oleh Co-Founder Uber Travis Kalanick. Ini merupakan investasi pertama Travis di Asia Tenggara.

Pertama kali di-cover oleh DealStreetAsia, turut berpartisipasi dalam pendanaan ini sejumlah investor, yaitu Pandu Sjahrir dari Agaeti Ventures, Co-Founder Northstar Group Patrick Walujo, Intudo Ventures, Zhenfund, ATM Capital, dan Innoven Capital. Dana disebutkan akan digunakan untuk memperkuat infrastruktur dan tim teknologi perusahaan.

Didirikan oleh mantan Country Manager Uber Indonesia Tiger Fang (CEO) dan Yodi Aditya (CTO), Kargo Technologies melihat permasalahan selama ini truk pulang tanpa muatan setelah pengantaran di sentra-sentra produksi. Kargo Technologies berharap bisa meminimalisir hal ini sambil memenuhi kebutuhan perusahaan-perusahaan e-commerce dan FMCG.

Berkembangnya industri e-commerce di Indonesia, diperkirakan mencapai $53 miliar di tahun 2025 menurut studi Google dan Temasek, turut mendukung berkembangnya industri logistik yang lebih efisien dan pintar.

Kargo Technologies menawarkan platform berbasis mobile, saat ini dalam beta dan akan diluncurkan dalam waktu dekat, di platform Android untuk memudahkan perusahaan pengguna dan pengirim berinterasi dan memantau pergerakan kiriman secara real time.

Cikal bakal Kargo yang sekarang adalah Kargo yang didirikan Yodi Aditya tahun 2016 dan sempat didukung oleh East Ventures. Kami mendapatkan informasi bahwa East Ventures telah full exit dan perusahaan dijual ke Tiger Fang yang menjadi CEO baru. Di segmen logistik dan pergudangan kini East Ventures mendukung Waresix.

Dalam pernyataannya, Tiger menyebutkan, “Kargo didesain untuk mengoreksi masalah ketersediaan, transparansi harga dan kurangnya kepercayaan dalam proses pembayaran melalui satu aplikasi yang gampang dipakai.”

Gojek and Garuda Indonesia to Launch Inter-City Logistics

Gojek and Garuda Indonesia is finalizing their partnership for logistics solution. To Reuters, Garuda’s CEO, Ari Ashkara said the team are expecting an agreement in the next few months.

In this scheme, consumers will be able to use Gojek’s app to send package across cities in Indonesia using Garuda’s baggage. It’ll make the inter-island delivery faster where Indonesia’s logistics still pursuing, through over 17 thousand islands. In addition, Lion Air as the competitor has started the initiative, involving marketplace platform, with Lion Parcel.

Gojek has just obtained the first part of Series F funding, it is said to drive the valuation to $ 9 billion (over 120 trillion rupiah). Garuda, as a public company, based on today’s shares closing, has “only” 12.74 trillion rupiah market capitalization.

Logistics is a very captivating market in the current e-commerce era, considering Indonesia is an archipelago within 5000 km reach. When PT Pos Indonesia struggling in maintaining its business and market, more and more new technology-based logistics companies emerged.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Gojek dan Garuda Indonesia Siapkan Platform Logistik Antarkota

Gojek dan Garuda Indonesia saat ini tengah melakukan finalisasi kemitraan antara kedua belah pihak untuk solusi logistik. Kepada Reuters, CEO Garuda Ari Ashkara menyebutkan pihaknya mengharapkan kesepakatan akan terjalin dalam beberapa bulan ke depan.

Melalui skema ini, konsumen nantinya bisa menggunakan aplikasi Gojek untuk mengirim barang antarkota di Indonesia memanfaatkan armada Garuda. Solusi ini akan mempercepat pengantaran barang antar pulau yang selama ini menjadi momok logistik di Indonesia yang memiliki lebih dari 17 ribu pulau. Selain Garuda, kompetitornya, Lion Air, juga telah memulai inisiatif ini, termasuk menggandeng platform marketplace, melalui Lion Parcel.

Gojek baru saja memperoleh bagian pertama pendanaan Seri F yang disebut mendorong valuasi perusahaan menjadi $9 miliar (lebih dari 120 triliun Rupiah). Garuda sebagai perusahaan terbuka, berdasarkan penutupan saham hari ini, memiliki kapitalisasi pasar “hanya” 12,74 triliun Rupiah.

Pasar logistik adalah pasar yang sangat menarik di era e-commerce saat ini, apalagi Indonesia adalah negara kepulauan yang bentangannya mencapai lebih dari 5000 km. Di saat PT Pos Indonesia keteteran mempertahankan bisnis dan pasarnya, makin banyak bermunculan perusahaan logistik baru yang berbasiskan teknologi untuk operasionalnya.

Application Information Will Show Up Here

GrabExpress Car and GrabExpress “Nalangin” Supports SME for Delivery Process

In providing accommodation for sellers and SME players, Grab launches GrabExpress Car and GrabExpress “Nalangin”. The service which only available in Jabodetabek (Car) and Jakarta (Nalangin) are expected to facilitate business owners with fast logistics and more capacity.

Ridzki Kramadibrata, Grab Indonesia’s Managing Director said that Grab intends to help more SMEs by providing on-demand services which functioned properly.

“We use all the increasing number of GrabCar drivers to start using GrabExpress Car. On the other hand, we also want to provide new services for users.”

Supporting logistics process

GrabExpress Car, claiming to be different with a third-party logistics service, has utilized drivers with 6 seater car. In addition, users will get the proof while using the service like other logistics services – usually needed for customer’s feedback.

There’s also a real-time tracking in-app, including call center, also capable to deliver more items up to five destinations in one order. The rate starts from Rp16,000 in Jabodetabek area.

“In making the process easier, contact list saved on the smartphone is now directly integrated with Grab app, making it easier for users to select and fill in the contact details of the recipient when ordering,” Gita Prihanto, Grab Indonesia’s Head of 2 Wheels Transport & Logistics, said.

GrabExpress Nalangin, the other service, is to be used for Cash On Delivery (COD) using motorcycles. It allows micro entrepreneurs to deliver products to buyers and drivers will be paid for it first. In its trial, the service will be available exclusively for merchants with active shipment in the last 3 months.

GrabClub

Grab has announced GrabClub service in the application updates, a monthly subscription service with a special menu available in the app. It enables users to use all services in Grab with discount up to 50%.

Updates for GrabClub service have been released for users in Indonesia. However, Kramadibrata said to DailySocial that he had not received further information regarding the GrabClub launching and should provide it later.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Lalamove Raih Pendanaan Seri C 1,4 Triliun Rupiah, Perkuat Kehadiran di Indonesia

Lalamove, startup logistik on demand asal Hong Kong, menerima investasi Seri C senilai $100 juta (sekitar Rp1,4 triliun) yang dipimpin ShunWei Capital dan diikuti investor terdahulu, seperti Xiang He Capital dan MindWorks Ventures.

Cheng Tian, Partner ShunWei Capital, menuturkan, Lalamove adalah investasi penting buat VC di sektor logistik. Diperkirakan ada pertumbuhan kuat dalam sektor pengiriman dalam beberapa waktu terakhir, yang tercermin dalam pertumbuhan dan kinerja Lalamove.

“Hanya dalam beberapa tahun, standarisasi, kecepatan layanan, operasional yang ramping, dan strategi pelaksanaan Lalamove semuanya secara drastis meningkatkan efisiensi serta membentuk reputasi yang sangat baik di seluruh Asia. Daya tahan dan upaya untuk terus berinovasi telah memungkinkan mereka memimpin bisnis pengiriman,” ucap Cheng dalam keterangan resmi.

CEO Lalamove Shing Chow menambahkan pihaknya akan terus mengembangkan layanannya ke kota lain yang dirasa dapat membuat perusahaan yakin dapat memberikan pelayanan pengiriman terbaik. Selain ekspansi, dana juga akan dipakai untuk merekrut talenta baru di seluruh bagian organisasi demi menghadirkan fitur baru yang memungkinkan lebih banyak akses langsung ke mitra Lalamove.

Salah satunya adalah layanan terbaru integrasi API dari Lalamove yang membantu UMKM memanfaatkan teknologi pengiriman on-demand Lalamove melalui layanan bisnis mereka sendiri.

Di Jakarta, pertumbuhan Lalamove diklaim mengalami pertumbuhan yang cukup eksponensial selama enam bulan terakhir. Ada lebih dari 15 ribu pengguna dengan ribuan mitra pengemudi.

Pendanaan ini akan menjadi pijakan kuat untuk perkuat penetrasi Lalamove di Jakarta dengan terus menambah mitra karena disebutkan mengalami permintaan yang terus meningkat.

Pada Juli 2017, Lalamove diklaim telah mencapai tonggak penting dalam menyediakan layanan pengiriman di 100 kota untuk melayani lebih dari 15 juta pengguna. Didukung lebih dari 2 juta mitra pengemudi di seluruh Tiongkok dan Asia Tenggara.

Model bisnis Lalamove

Lalamove hadir di Indonesia dan mulai beroperasi sejak Februari 2018. Dalam layanannya, Lalamove memanfaatkan kemampuan web, mobile web, dan ekonomi berbagi untuk menyediakan layanan pengiriman pada hari yang sama bagi UKM yang membutuhkan layanan pengiriman on-demand yang cepat.

Dalam wawancara sebelumnya bersama DailySocial, Marketing Manager Lalamove Indonesia David Ceasario mengatakan Lalamove mengirim barang pada hari yang sama dengan maksimal jarak tempuh sekitar dua jam untuk satu lokasi dan tambahan 30 menit untuk lokasi tambahan.

Pengguna bisa memilih armada pengiriman dengan moda roda dua dan roda empat. Untuk mendaftar sebagai mitra, hanya perlu mengisi data pribadi, data kendaraan, SIM, usia di atas 18 tahun, dan bersedia mengikuti pelatihan sebelum terjun ke lapangan.

Perusahaan menetapkan pembagian komisi untuk mitra 80% dari nominal order, sisanya masuk ke perusahaan. Besaran tarif yang ditetapkan adalah flat tanpa jam sibuk.

Untuk motor, tarif pengiriman di 5 km pertama sebesar Rp16 ribu dan untuk km berikutnya dikenakan biaya Rp5 ribu per km. Sementara, kalau mobil sebesar Rp16.500 untuk 3 km pertama, setelah 5 km dikenakan tarif Rp5 ribu per km.

Pengguna dapat melakukan permintaan tambahan kepada mitra apabila pengiriman dilakukan tengah malam, libur nasional, tambahan tujuan, dan bantuan ekstra. Ada biaya masing-masing untuk setiap layanan tersebut.

Application Information Will Show Up Here

Logistics Service Pakde Receives Seed Funding Worth of 6 Billion Rupiah from TNKapital

A logistics startup, Paket Delivery (Pakde) announced it has obtained seed funding from TNKapital worth of $400,000 (around 6 billion rupiah) this October. Previously, in July 2018, TNKapital became an angel investor for the same company.

TNKapital is a venture capital founded at the end of 2017. It’s focused on making a financial investment, mentorship, networking, publication, and resource allocation. TNKapital’s targets are startups in logistics, application, and system for HR management, administration, convection products, and supply chain.

Founded in 2016, Pakde claims to have significant growth. The peak was marked with the increase of warehouse transaction in May 2018 up to 2015% following the increase of online shopping transaction during Ramadhan. The similar achievement was made in September 2018 through the aggressive client acquisition and warehouse extension in Bandung.

Pakde provides operational service includes inbound, such as stock report and stock management. It also provides warehousing in private owned warehouse and outbound service such as packaging and delivery from client to partners.

“Since January 2018, Pakde has been recorded up to 194% transaction, and it was a positive response for all our partners,” Nicko Batubara, Pakde’s CEO, said.

Currently, Pakde has approximately 15 partners using its service. Aside from SMEs players, the online warehouse solution has been considered by corporates, particularly in health and electronic industries.

The company is said to make an expansion to six cities in Indonesia and two in Southeast Asia. The expansion plan is its main focus for the next funding round.

“Pakde targets to grow 5 times by December 2018 from July 2018,” he said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Layanan Logistik Pakde Kantongi Pendanaan Awal 6 Miliar Rupiah dari TNKapital

Startup yang bergerak di industri logistik, Paket Delivery (Pakde), mengumumkan perolehan pendanaan awal dari TNKapital senilai $400 ribu (sekitar 6 miliar Rupiah) bulan Oktober ini. Sebelumnya, pada bulan Juli 2018, TNKapital telah menjadi angel investor untuk perusahaan yang sama.

TNKapital merupakan venture capital yang berdiri pada akhir 2017. Fokusnya adalah memberikan investasi finansial, mentorship, networking, publication, dan resource allocation. TNKapital fokus ke startup di sektor logistik, aplikasi dan sistem untuk pengelolaan SDM, pengelolaan administrasi, jasa pembuatan produk konveksi, dan supply chain.

Sejak didirikan tahun 2016 lalu, Pakde mengklaim mengalami pertumbuhan yang signifikan. Puncak pertumbuhannya ditandai dengan kenaikan transaksi gudang di bulan Mei 2018 sebesar 215% terdorong kenaikan transaksi belanja online selama bulan Ramadhan. Prestasi yang sama kembali dicetak pada bulan September 2018 melalui akuisisi klien secara agresif dan penambahan gudang di Bandung.

Pakde menyediakan jasa operasional, mencakup layanan inbound seperti stock report dan stock management. Pakde juga menyediakan layanan warehousing di gudang milik sendiri dan layanan outbound berupa pengemasan dan pengiriman barang ke partner dari klien.

“Sejak Januari 2018, transaksi Pakde sudah mencatat hingga 194%, dan ini merupakan respon yang positif untuk seluruh partner kami,” kata CEO Pakde Nicko Batubara.

Saat ini Pakde telah memiliki sekitar 15 mitra yang memanfaatkan layanan Pakde. Selain pelaku UKM, solusi gudang online yang dihadirkannya juga mulai dilirik korporasi, secara khusus di industri kesehatan dan elektronik.

Perusahaan disebut akan melakukan ekspansi ke enam kota lain di Indonesia dan merambah ke dua kota di Asia Tenggara. Rencana ekspansi tersebut merupakan fokus utama pendanaan di tahapan selanjutnya.

“Pakde menargetkan pertumbuhan mencapai 5 kali liat di bulan Desember 2018 dari bulan Juli 2018,” kata Nicko.

Layanan “E-Commerce Enabler” Jet Commerce Umumkan Rencana Ekspansi ke Malaysia dan Filipina

Jet Commerce siap mengembangkan cakupannya ke dua negara baru, yakni Malaysia dan Filipina, pada tahun depan seiring mewujudkan ambisinya sebagai pemain “e-commerce enabler” terdepan di regional. Perusahaan telah mengoperasikan bisnisnya di Thailand dan Vietnam baru-baru ini. Sudah ada tim lokal yang ditempatkan di negara tersebut untuk mengembangkan bisnis.

CEO Jet Commerce Oliver Yang menuturkan, Thailand dan Vietnam merupakan dua negara yang pertama kali disambangi lantaran kedua negara tersebut memiliki kondisi yang mirip dengan Indonesia. Di samping itu, ada permintaan dari sisi mitra brand global yang menginginkan kehadiran perusahaan di negara tersebut.

“Jet Commerce ingin menjadi pemain terdepan di regional, sudah ada sejumlah rencana yang kami siapkan. Nanti di tiap negara akan menangani solusi ‘e-commerce enabler’ yang dihadapi brand untuk kepuasan konsumennya,” terangnya Oliver kepada DailySocial.

Meskipun demikian, Oliver enggan membeberkan investasi yang disiapkan untuk melancarkan seluruh strategi ekspansinya tersebut.

Jet Commerce pertama kali hadir di Indonesia tahun lalu dengan nama J&T Alibaba, kemudian rebranding dengan nama sekarang sejak September 2017 berbarengan dengan dimulainya produk baru, yakni e-commerce enabler. Jet Commerce mengawali bisnisnya sebagai mitra resmi Alibaba.com di Indonesia yang menghubungkan penjual lokal dengan pembeli internasional dari seluruh dunia.

Dalam model bisnis ini, Jet Commerce menggaet mitra UKM yang siap ekspor untuk memasarkan produknya lewat Alibaba.com. Mereka juga mengadakan workshop secara rutin untuk membantu UKM paham menggunakan platform Alibaba.com. Meskipun demikian, Jet Commerce tidak ikut berpartisipasi dalam kesepakatan pembelian karena sepenuhnya dilakukan di luar platform.

“Untuk produk ini, kami hanya mengedukasi mitra UKM agar paham menggunakan platform Alibaba.com karena umumnya ada keterbatasan penguasaan bahasa Inggris. Apabila ada deal dengan pembeli internasional kami tidak ikut campur karena Alibaba.com itu kan platform B2B sehingga prosesnya di luar platform.”

Terhitung kurang lebih ada 400 mitra UKM di seluruh Indonesia yang telah tergabung dalam platform B2B Alibaba.com.

Mirip dengan konsep Alibaba

Konsep e-commerce enabler ini, menurut Oliver, diinspirasi dari apa yang dilakukan Alibaba dalam membangun ekosistem di masing-masing unit bisnisnya. Salah satunya adalah Tmall, platform ritel e-commerce B2C. Dalam model bisnisnya, Tmall sebagai platform terbuka menyediakan infrastruktur untuk membantu brand mengoperasikan etalase toko digitalnya.

Brand dapat mendesain tata letak desain etalase yang diinginkan, integrasi sistem, pemasaran produk, layanan pra purna jual, manajemen inventaris dan pergudangan, sampai memproses pesanan yang masuk. Semua layanan tersebut sudah disediakan Tmall dan dibantu ekosistem Alibaba.

Oleh karena itu, Jet Commerce mantap untuk mengadopsi konsep e-commerce enabler sebagai pengembangan layanannya. Ditegaskan kembali bahwa antara Alibaba dengan Jet Commerce hanya sebatas pada mitra resmi, tidak ada penempatan saham sama sekali.

Diklaim pendekatan Jet Commerce berbeda dengan apa yang ditawarkan pemain lain yang kebanyakan fokus pada fulfilment dan warehousing. Perusahaan juga menawarkan solusi front-in untuk para brand, mulai dari strategi pemasaran digital, mengelola akun official store di berbagai platform marketplace, dan lainnya yang bermuara pada cara menjaga kepuasan konsumen.

Ada tim dedicated yang disiapkan Jet Commerce untuk melayani tiap brand, apa saja kebutuhan mereka dan inisiatif seperti apa yang perlu dilakukan.

Produk tiap brand disimpan di warehouse Jet Commerce yang berlokasi di Daan Mogot, Jakarta Barat, seluas empat ribu meter persegi. Pengiriman last mile dilakukan mitra logistik yang dipilih konsumen.

Disebutkan Jet Commerce telah bermitra dengan 20 brand global, seperti Mattel, Shiseido, MamiPoko, Oppo, Mustika Ratu, Colgate, dan sebagainya. Oliver menargetkan setidaknya ada tambahan 20 brand global yang bermitra dengan perusahaan.

Untuk mendukung rencana tersebut, pihaknya sedang mempersiapkan tambahan gudang yang siap ditempatkan di sekitar Jawa demi mendukung efisiensi ongkos pengiriman ke tempat tujuan.

“Indonesia butuh lebih banyak pemain ‘e-commerce enabler‘. Di Cina saja ada sekitar 1000 pemain dengan menawarkan berbagai solusi. Di Indonesia, kami ingin menjadi pemain yang fokus pada kepuasan konsumen. Orang Indonesia itu mudah percaya dan itu yang ingin kembangkan dengan packaging dan pelayanan lebih menarik buat mereka,” pungkasnya.

Pos Indonesia Umumkan Produk-Produk Hasil Kemitraan dengan Kioson

PT POS Indonesia (Pos Indonesia) mengumumkan realisasi kerja sama dengan Kioson, salah satu perusahaan teknologi yang sudah go public di lantai bursa. Pos Indonesia meluncurkan beberapa layanan digital baru, yakni M-Agenpos, Agenpos B2B Kurir, Agenpos B2B Layanan Jasa Keuangan, dan juga Contact Center Oranger.

Menurut Direktur Komersial Pos Indonesia Charles Sitorus, M-Agenpos merupakan aplikasi mobile berbasis Android yang bisa digunakan untuk layanan pembayaran listrik, telekomunikasi, air bersih, tiket pesawat dan kereta, premi asuransi, hingga Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Aplikasi ini nantinya bisa membantu pengguna yang biasanya tidak perlu datang ke kantor pos untuk membayar.

Layanan baru lainnya yang disediakan Pos Indonesia adalah Agenpos B2B layanan Jasa Keuangan. Sebuah layanan yang merupakan pengembangan layanan hasil kemitraan dengan Channel Pospay sejak 2002. Dengan layanan ini nantinya pembayaran produk milik mitra Pos Indonesia dengan konsumen B2B bisa dibayarkan secara non tunai melalui aplikasi ponsel pintar, SMS banking, hingga melalui ATM.

Pos Indonesia juga menghadirkan Contact Center Oranger, sebuah layanan pengambilan barang gratis dengan nomor kontak 1500261. Layanan ini diklaim akan mempermudah pengiriman barang masyarakat, penjual online hingga UMKM karena mereka tak perlu mengantar kiriman ke gerai pos. Sedangkan layanan Agenpos B2B Layanan Kurir adalah layanan hasil pengembangan agen pos dengan kerja sama dengan mitra badan usaha secara online.

Mitra usaha harus menyediakan koneksi jaringan virtual antara host-nya dengan host Pos Indonesia. Sementara Pos Indonesia menyediakan layanan jasa kurir denga sistem yang terhubung.

Pos Indonesia sebagai perusahaan logistik dalam dua tahun terakhir cukup aktif dalam implementasi teknologi, baik melalui peluncuran layanan baru hingga kerja sama dengan sejumlah pihak, seperti yang dilakukan dengan Kioson dan MCASH.

Di beberapa daerah, seperti Semarang dan Solo, Pos Indonesia juga mulai memperkenalkan FastPOS, sebuah layanan on demand yang mencoba memberdayakan kurir Pos Indonesia dengan lebih optimal.

Startup Logistik Deliveree Layani Pengiriman Kargo untuk 23 Kota Pulau Jawa

Deliveree, startup logistik asal Thailand, menambah layanan FTL (full truck load) untuk pengiriman kargo antar kota ke 23 kota di Pulau Jawa. Layanan ini merupakan inisiasi perusahaan untuk pengguna B2B agar semakin memiliki banyak pilihan armada yang mereka butuhkan.

“Layanan FTL diperuntukkan pengiriman jarak jauh (long haul) untuk pengguna B2B kami. Ke depannya kami akan tambah berbagai opsi kendaraan ukuran besar lainnya, seperti tronton dan wingbox, sehingga pengguna punya banyak pilihan,” terang CEO dan Co-Founder Deliveree Tom Kim, Rabu (10/10).

Berbeda dengan layanan sebelumnya, FTL mengenakan harga tetap untuk rute pengiriman setiap kota sudah termasuk semua biaya dasar. Mulai dari biaya sewa kendaraan, pengemudi, bahan bakar, tol, dan parkir. Harga kirim antar kota Deliveree diklaim rata-rata 20%-30% di bawah harga pasar. Ambil contoh untuk pengiriman dari Jakarta-Surabaya Rp5,7 juta, Bandung-Semarang Rp3,5 juta, dan sebagainya.

Transparansi harga ini untuk mengurangi keresahan pengguna yang ingin menggunakan layanan FTL untuk pengiriman jarak jauh. Satu truk hanya didedikasikan untuk satu pengguna dalam satu kali pengiriman. Pengguna tidak perlu khawatir dengan keamanan barang mereka bercampur dengan milik orang lain.

Pelanggan bisa memesan setidaknya satu hari sebelum hingga dua minggu ke depan, lewat aplikasi Deliveree maupun situs. Titik penjemputan berada di tiga lokasi (Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya) dan 23 titik tujuan (termasuk Brebes, Cilegon, Yogyakarta, Subang, Tuban, Solo, dan masih banyak lagi).

Tom menyebutkan, pihaknya telah merangkul sekitar 7 ribu mitra pengemudi, sekitar 3 ribu diantaranya adalah mitra yang aktif. Adapun penggunanya sudah lebih dari 100 ribu orang sejak pertama kali kehadirannya di Indonesia pada 2015.

Deliveree memiliki berbagai variasi armada, yakni Fuso, Double Engkel Long (CDD Long), Double Engkel, Engkel Box, hingga armada lebih kecil seperti Box Kecil dan Van.

Ekspansi berikutnya

Tom mengungkapkan tahun depan Deliveree akan resmi ekspansi ke Vietnam. Malaysia jadi negara berikutnya yang siap disambangi, meski Tom enggan membeberkan detailnya. Agak molor dari target awal.

“Fokus kami adalah menjadi pemain regional di Asia Tenggara. Oleh karena itu, negara-negara yang akan kami bidik ada di sana semua.”

Deliveree memiliki kantor pusat di Thailand, kemudian merambah ke Filipina dan Indonesia. Secara kontribusi bisnis, menurut Tom, untuk saat ini antara ketiganya tidak jauh berbeda. Ia memprediksi Indonesia akan jadi pasar terbesar Deliveree mengingat cakupan areanya lebih besar dari negara lainnya.

Untuk itu pihaknya tidak hanya fokus ke ekspansi negara tapi juga menambah kehadiran di kota-kota tempat mereka telah beroperasi. Untuk Indonesia, Deliveree sedang mempersiapkan diri untuk masuk ke Bali dan Medan.

Demi mendukung seluruh rencana besar tersebut, Tom membuka kemungkinan kembali melakukan penggalangan dana yang akan dimulai pada tahun depan. Terakhir, Deliveree menerima investasi Seri A senilai US$14,5 juta pada Oktober 2017.

Fundraising adalah hal umum yang biasa dilakukan oleh perusahaan teknologi setiap setahun sampai dua tahun sekali. Terakhir kami menerima investasi pada akhir 2017, bila dihitung timeline-nya bisa disimpulkan sendiri,” pungkas Tom.

Application Information Will Show Up Here