OLX Autos Pangkas 300 Karyawan, Ubah Model Bisnis Jadi B2B dan C2B

OLX Autos mengumumkan adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada 300 karyawannya Indonesia. Dampak perubahan kondisi ekonomi global dianggap sebagai biang keladi dibalik keputusan tersebut.

Mengutip dari Kontan, Marketing Director OLX Autos Indonesia Sandy Maulana mengonfirmasi kebenaran kabar tersebut. Secara keseluruhan OLX telah mengurangi 10% karyawan di seluruh negara, unit bisnis, dan fungsi pekerjaan. Sebanyak 300 karyawan di OLX Autos Indonesia dari total 1.000 orang terkena dampak PHK dari keputusan tersebut.

Sebagai sebuah bisnis, OLX akan fokus pada layanan inti, yakni bermain di pasar mobil bekas. Kendati begitu, perusahaan berencana mengubah model bisnisnya dari saat ini, yakni B2C menjadi C2B dan B2B.

“Maka dari itu, kami pastikan bahwa perubahan ini tidak akan mengurangi layanan OLX di Indonesia,” ucap Sandy.

Sebelumnya informasi pertama beredar lewat pemberitaan DealStreetAsia. Sumber menyebutkan OLX Group sedang merampingkan bisnisnya di Indonesia, termasuk pemangkasan jumlah karyawan.

Sandy menyebut sebelum langkah ini ditempuh, pihaknya telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangi struktur biaya sehubungan dengan perubahan kondisi ekonomi makro. Meski tidak diurai secara rinci, OLX mengklaim telah melakukan berbagai cara untuk mengatasinya.

“Sayangnya, kini kami dengan sangat terpaksa harus melakukan langkah terakhir, yaitu mengurangi jumlah posisi di seluruh bisnis kami.”

OLX Autos Indonesia juga mengumumkan berakhirnya kerja sama dengan para kontributor. Secara umum, OLX Group memberikan jaminan untuk untuk karyawan yang terdampak dengan adil, layak, dan terhormat.

Perusahaan juga memastikan bahwa penerapan kebijakan ini sejalan dengan komitmen untuk memperkuat bisnis yang berkelanjutan pada masa yang akan datang.

Pemain sejenisnya, Carsome, juga mengambil langkah serupa pada September 2022. Sebanyak 10% karyawan di Indonesia dan Thailand di-PHK secara bertahap dalam tiga gelombang yang berbeda.

Perjalanan OLX

Pada awal kehadirannya, OLX sangat mengandalkan bisnis iklan baris otomotif sebagai bisnis inti perusahaan. Ada juga bisnis klasifikasi properti yang akhirnya dialihkan ke EPMG pada awal tahun kemarin.

Sebagai catatan, Emerging Markets Property Group (EMPG), grup portal properti dari Timur Tengah, Asia Selatan, dan Asia Tenggara, mengakuisisi Lamudi Global, grup portal properti yang beroperasi di Indonesia, Filipina, dan Meksiko pada Mei 2020.

Selang sebulan sebelumnya, EMPG juga mengakuisisi penuh OLX Group yang beroperasi di MENA (Middle East and North Africa) dan Asia Selatan. Langkah tersebut sukses melambungkan valuasi EMPG menjadi unicorn, berkat suntikan dana yang diperoleh dari OLX Group dan pemangku kepentingan lainnya sebesar $150 juta.

Lewat akuisisi bisnis properti OLX Indonesia, Lamudi.co.id kini memiliki lebih dari 4,5 juta unique visitors, 600 ribu listing baru setiap bulannya, dan menghasilkan minat pembelian lebih dari dua juta yang akan memastikan tingginya visibilitas dari listing para penjual.

Pada Juli 2020, OLX juga mengumumkan langkah akuisisinya terhadap pemain lokal sejenisnya, BeliMobilGue. Langkah tersebut mengubah penggunaan merek menjadi OLX Autos Indonesia (OLX Autos), sekaligus mengangkat pimpinan BeliMobilGue Johnny Widodo sebagai bagian dari OLX Indonesia hingga 2022.

Application Information Will Show Up Here

Astra Digital Resmi Meluncurkan Platform Jual-Beli Mobil Bekas “mobbi”

Untuk merangkum pasar yang lebih luas, PT Astra Digital Mobil resmi meluncurkan platform jual-beli mobil bekas “mobbi” (sebelumnya bernama mo88i). Aplikasi ini menyediakan berbagai pilihan mobil bekas dan terintegrasi dengan berbagai bisnis otomotif milik Grup Astra.

Dengan model business-to-consumer (B2C), mobbi menghubungkan showroom milik ekosistem Grup Astra kepada pembeli mobil bekas. Dengan integrasi ini, pihaknya berupaya menghadirkan layanan menyeluruh kepada pelanggan, baik dari aspek kualitas, finansial, dan asuransi sebagai faktor pertimbangan utama dalam proses jual-beli dan tukar-tambah mobil bekas.

“Saat ini mobbi sudah terintegrasi dengan ekosistem Grup Astra, seperti Toyota, Daihatsu, IBID, Auto TRUST, ACC group, Toyota Astra Financial Services, Asuransi Astra Buana, dan AstraPay. Rencananya, integrasi ini terus bertambah ke depan,” kata Presiden Direktur Astra Digital Mobil Naga Sujady.

Layanan mobbi menyediakan fleksibilitas pilihan pembayaran dengan opsi tunai maupun kredit, ditambah akses kredit yang bisa didapatkan di aplikasi. Dukungan integrasi ekosistem Grup Astra diharapkan dapat mempermudah proses jual-beli dan tukar-tambah mobil bekas.

“mobbi mengedepankan tiga keunggulan, yaitu inspeksi oleh ahli dari Astra, jaminan kualitas mobbi Certified, dan jaminan delapan hari uang kembali. Jadi, jika dalam waktu tersebut, mobil tidak sesuai dengan hasil inspeksi mobbi Certified, pelanggan dapat mengembalikan mobil dan memperoleh refund 100%,” tambah Direktur dan Co-CEO PT Astra Digital Mobil CK Yap.

Lanskap penjualan mobil bekas

Pertumbuhan bisnis jual-beli mobil bekas tercatat tumbuh 10% di sepanjang 2022 dibandingkan tahun lalu. Kehadiran online marketplace turut mendorong pertumbuhan bisnis jual-beli mobil bekas. Selain mobbi, sejumlah platform yang menawarkan layanan yang sama di antaranya Carro, Carsome, Otofrens, Moladin, hingga Broom.

Berdasarkan riset DailySocial, kebiasaan orang bertransaksi di online marketplace membentuk perilaku jual-beli melalui platform digital. Adapun, layanan ritel otomotif terbagi ke dalam beberapa model bisnis, yakni B2C atau C2C. Paling populer berupa layanan penjualan mobil baru (oleh bisnis), layanan penjualan mobil bekas (oleh bisnis maupun konsumen), dan layanan penjualan mobil bekas (oleh konsumen).

Selain itu, penurunan daya beli mobil baru akibat pandemi Covid-19 justru memicu peningkatan volume penjualan mobil bekas. Saat ini, lanskap industri tengah didominasi oleh dua kubu. Di satu sisi segelintir diler besar beserta beberapa platform raksasa tengah fokus pada layanan jual instan.

Pada dasarnya, mereka mengadopsi model diler konvensional dengan modal yang jauh lebih besar dan dukungan teknologi. Di sisi lain, ada banyak sekali makelar dan pedagang rumahan yang masih bekerja secara tradisional dan sering kali kurang transparan dalam menjalankan bisnisnya. Konsep sharing economy juga banyak diterapkan oleh pemain marketplace mobil saat ini.

Application Information Will Show Up Here

Peluang Platform Car Marketplace “Autopedia” Masuk ke Ekosistem GoTo

Baru-baru ini, Garibaldi ‘Boy’ Thohir resmi menggenggam saham PT Tri Adi Bersama (Anteraja) sebesar 10 persen senilai Rp70,55 miliar. Kini, Boy Thohir kembali dikabarkan akan membeli 5-10 persen saham milik PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (IDX:ASLC).

Baik Anteraja dan Autopedia sama-sama merupakan anak usaha dari PT Adi Sarana Armada Tbk (IDX: ASSA). Sementara, Boy tercatat sebagai Komisaris Utama PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (IDX: GOTO) yang mana juga baru saja resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Akuisisinya terhadap saham Anteraja otomatis membawa perusahaan logistik tersebut ke dalam ekosistem raksasa milik GoTo. Tentu aksi korporasi ini akan sejalan dengan strategi hyperlocal yang tengah digenjot oleh GoTo.

Berdasarkan paparan publik beberapa waktu lalu, Co-founder dan CEO GoTo Andre Soelistyo menyebut akan menggunakan dana IPO untuk mengeksekusi strategi hyperlocal lewat tiga anak usaha, yakni Gojek (ride-hailing), Tokopedia (e-commerce), dan GoTo Financial (fintech). Pada lini ride-hailing dan e-commerce, logistik memainkan peran yang sangat penting.

Ekosistem digital GoTo / Sumber: IndoPremier

Lalu bagaimana dengan Autopedia?

Penjualan mobil O2O

Jika melihat model bisnisnya, Adi Sarana saat ini punya posisi kuat di sektor otomotif lewat tiga pilar bisnis, yakni JBA Indonesia, Caroline.id, dan Cartalog.

JBA merupakan platform lelang kendaraan, baik online maupun offline, yang didukung 34 jaringan lelang offline di seluruh Indonesia. Sebagian besar menyasar B2B yang melibatkan perusahaan pihak ketiga, yakni pembiayaan dan diler. Cartalog adalah platform untuk engine berbasis teknologi AI yang menyediakan daftar harga kepada seluruh pemain di industri otomotif, khususnya penjual dan pembeli mobil bekas.

Kemudian, Caroline.id adalah marketplace C2C dan B2C yang menghubungkan pembeli dan penjual mobil bekas dengan harga transparan. Melalui platform ini, penjual dapat mengirimkan appraisal untuk menilai, melakukan listing, dan memproses mobil yang akan dijual. Di ranah B2C, Caroline.id bersaing dengan sejumlah pemain, seperti Carro, OLX, dan Carsome.

Per kuartal ketiga 2021, JBA Indonesia telah melelang sebanyak 75.000 unit kendaraan, lebih dari 20.000 pengguna, dan lebih dari 50.000 unduhan di Google Play Store. Caroline mencatat transaksi lebih dari 100 unit mobil, dan memiliki 1.000 unduhan aplikasi di Play Store, sedangkan Cartalog masih 5.000 unduhan.

Berdasarkan wawancara dengan DailySocial.id tahun lalu, Direktur Adi Sarana Armada Jany Candra mengatakan tengah fokus memperkuat digitalisasi pada tiga pilar bisnisnya dan meningkatkan ekosistem otomotif berbasis digital yang terintegrasi dengan teknologi terkini. Autopedia juga tengah membidik untuk menjadi O2O untuk mobil bekas lewat brand Caroline dan JBA.

“Saat ini, kami masih fokus untuk mengembangkan bisnis yang sudah ada dan memperkuat fundamental perusahaan dengan melakukan inovasi-inovasi teknologi berbasis digital. Namun, kami masih harus lihat perkembangan bisnis ke depan jika bicara kemungkinan kolaborasi dengan platform yang punya ekosistem digital besar,” ujarnya kepada DailySocial.id.

Jika benar masuk ekosistem GoTo, skenario yang cukup memungkinkan adalah mengintegrasikan layanan yang dimiliki Adi Sarana ke platform Tokopedia yang juga sudah merambah ke penjualan mobil baru maupun bekas. Ekosistem raksasa yang dimiliki GoTo memungkinkan Adi Sarana untuk memperluas channel penjualan mobilnya.

Salah satu kolaborasi Tokopedia yang sudah berjalan adalah bersama Carro. Carro mencatat tren pembelian mobil secara contactless mengalami peningkatan 100% dari bulan ke bulan. Per September 2020, sebanyak tiga dari sepuluh mobil terjual, terjadi secara contactless.

Selain itu, platform car marketplace juga bisa menjadi alternatif bagi mitra pengemudi Go-Car yang mungkin membutuhkan bantuan pengadaan armada. Seperti diketahui, platform serupa Autopedia biasanya juga bekerja sama dengan lembaga pembiayaan untuk pembelian mobil bekas — atau kegiatan tukar-tambah.

Bisnis car marketplace berkembang pesat

Di Indonesia, bisnis car marketplace berkembang dengan baik dengan model bisnis C2B2C. Beberapa platform yang telah melayani pasar ini di antaranya Carsome, Carro, Moladin, OLX Autos, sampai dengan yang paling baru ada Broom. Selain memberikan platform, mereka juga bertindak untuk membeli dan menjual mobil bekas langsung dari/ke pelanggan.

Di industri jual-beli kendaraan bekas memang masih ada sejumlah tantangan klasik yang dihadapi pelakunya. Mulai dari fragmentasi pasar, transparansi harga, inventarisasi produk, sistem inspeksi, sampai dengan kemudahan dalam pembiayaan. Setiap bermain berlomba-lomba untuk menyajikan solusi terbaik dalam menyelesaikan isu tersebut.

Adi Sarana Armada Memperkuat Transformasi Digital di Sektor Otomotif

PT Adi Sarana Armada Tbk (IDX: ASSA) akan memperkuat digitalisasi layanan di sektor otomotif melalui tiga model bisnisnya di platform JBA Indonesia, Caroline.id, dan Cartalog. Perusahaan memberikan pinjaman kepada Autopedia Sukses Lestari senilai Rp225 miliar untuk merealisasikan rencana tersebut.

Dalam keterangan resminya beberapa waktu lalu, Direktur Adi Sarana Armada Jany Candra mengatakan bahwa perusahaan berupaya mengakomodasi peningkatan tren jual-beli mobil bekas secara online. Tren ini meningkat sejalan dengan akselerasi adopsi digital sejak pandemi Covid-19 pada tahun lalu.

Dihubungi secara terpisah, Jany mengungkap tengah menyiapkan sejumlah rencana pengembangan ketiga platform tersebut dengan memanfaatkan momentum transformasi digital di Indonesia.

Salah satu fokusnya adalah menghadirkan pengalaman penggunaan layanan yang lebih baik dan meningkatkan ekosistem otomotif berbasis digital yang terintegrasi dengan teknologi terkini. Strategi ini diharapkan dapat meningkatkan operasional ASL di sektor otomotif dan memberikan kinerja positif terhadap induk usaha.

“Saat ini, kami masih fokus untuk mengembangkan bisnis yang sudah ada dan memperkuat fundamental perusahaan dengan melakukan inovasi-inovasi teknologi berbasis digital. Namun, kami masih harus lihat perkembangan bisnis ke depan jika bicara kemungkinan kolaborasi dengan platform yang punya ekosistem digital besar,” ujarnya kepada DailySocial.id.

Adi Sarana Armada mengawali bisnis dari penyewaan kendaraan dengan jaringan nasional. Saat ini, Adi Sarana memiliki berbagai lini bisnis, yakni penyewaan kendaraan, jasa lelang kendaraan, jasa penyediaan juru mudi, dan layanan logistik end-to-end logistic.

Per kuartal ketiga 2021, JBA Indonesia telah melelang sebanyak 75.000 unit kendaraan, lebih dari 20.000 pengguna, dan lebih dari 50.000 unduhan di Google Play Store. Caroline mencatat transaksi lebih dari 100 unit mobil, dan memiliki 1.000 unduhan aplikasi di Play Store, sedangkan Cartalog masih 5.000 unduhan.

Pandemi dorong digitalisasi sektor otomotif

Lebih lanjut, Jany mengungkap bahwa pandemi covid-19 mendorong akselerasi jual-beli kendaraan di Indonesia. Bahkan, minat masyarakat Indonesia terhadap transaksi jual-beli kendaraan bekas melalui marketplace juga turut meningkat.

Ia mencotohkan pencapaian JBA Indonesia yang saat itu sudah menerapkan online auction di 2020. Perusahaan mencatatkan penjualan 44.000 unit mobil di 2020 atau naik 19% dari tahun sebelumnya melalui platform JBA.

“Sejak awal kami tidak menggabungkan ketiga lini ini ke dalam satu platform sekaligus mengingat masing-masing punya model bisnis yang berbeda,” tambahnya. Dengan agenda transformasi digital ini, pihaknya dapat mendorong penguatan masing-masing layanan yang memiliki target pasar berbeda.

Sekadar informasi, JBA merupakan platform lelang kendaraan, baik online maupun offline, yang didukung dengan 34 jaringan lelang offline di seluruh Indonesia. Sebagian besar pasarnya menyasar B2B yang melibatkan perusahaan pihak ketiga, yakni pembiayaan dan dealer.

Kemudian, Caroline.id adalah marketplace C2C dan B2C yang menghubungkan pembeli dan penjual mobil bekas dengan harga transparan. Melalui platform ini, penjual dapat mengirimkan appraisal untuk menilai, melakukan listing, dan memproses mobil yang akan dijual.

Caroline.id menggandeng perusahaan pembiayaan serta menawarkan uang muka 0% dan buyback warranty selama satu bulan sebagai nilai tambah layanannya. Selain itu, Caroline juga memiliki beberapa showroom yang ada di beberapa kota, seperti Jakarta dan Semarang

Adapun, Cartalog adalah platform untuk engine berbasis teknologi AI yang menyediakan daftar harga kepada seluruh pemain di industri otomotif, khususnya penjual dan pembeli mobil bekas. Cartalog dapat dikatakan sebagai support system untuk mendapatkan acuan harga mobil sebelum melakukan transaksi jual-beli mobil bekas, misalnya di Caroline.id.

Application Information Will Show Up Here

Astra Gencar Transformasi Digital, Memperkenalkan Aplikasi Jual-Beli Mobil Bekas “mo88i”

Konglomerasi bisnis grup Astra kembali memperkenalkan produk baru di ekosistem digitalnya. Melalui PT Serasi Autoraya (SERA) atau Mobil88, perusahaan resmi meluncurkan aplikasi mo88i yang memungkinkan konsumen untuk melakukan jual-beli mobil bekas.

Langkah Mobil88 masuk ke channel digital sejalan dengan tren pertumbuhan adopsi digital dalam dua tahun terakhir. Selain itu, survei internal perusahaan menunjukkan bahwa sebanyak 40% konsumen Mobil88 mengaku berminat membeli mobil bekas secara online.

Direktur Astra Suparno Djasmin meyakini pengalaman kuat grup Astra di industri ini. Maka itu, pihaknya berupaya memberikan customer journey yang seamless untuk melayani transaksi di seluruh Indonesia dengan situasi saat ini.

Berdasarkan laporan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil wholesale (distribusi dari pabrik ke dealer) anjlok signifikan di angka 532.027 unit dibandingkan penjualan di 2019 yang mencapai 1 juta unit.

Lebih lanjut, salah satu keunggulan yang ditawarkan adalah integrasi mo88i dengan ekosistem layanan grup Astra, seperti Astra Credit Companies (ACC), Asuransi Astra, dan Asuransi Car Valuation (ACV). Selain itu, mo88i juga terhubung dengan produk digital Astra lainnya, seperti dompet digital AstraPay dan platform produk keuangan Moxa.

“Kami melihat pertumbuhan adopsi digital selama beberapa tahun terakhir dan kami ingin revamp dengan mengembangkan platform berbasis aplikasi maupun web,” papar Suparno dalam konferensi pers virtual.

Presiden Direktur Mobil88 Naga Sujady menambahkan, mo88i memiliki omnichannel terlengkap yang dinilai unggul dari marketplace mobil bekas sejenis. Kolaborasi channel online dan offline akan memudahkan konsumen menemukan dan bertransaksi mobil bekas. Saat ini, Mobil88 memiliki jaringan offline di 22 showroom.

“Konsumen juga dapat menjajal langsung mobil dengan fitur test drive. Ada juga fitur flexible credit simulation dan experience melihat interior dan eksterior mobil secara 360 derajat via aplikasi. Stok mobil di platform ini juga real-time. Ke depan, kami akan menambah fitur-fitur lain,” ungkapnya.

Transformasi digital Astra

Grup Astra mulai melakukan transformasi digital sejak beberapa tahun lalu. Transformasi ini menggunakan tiga strategi utama, yakni memodernisasi core business, menciptakan sumber pendapatan baru yang inovatif, dan berinvestasi pada produk di ekosistem digital. Beberapa produk digital yang sudah dilahirkan antara lain CariParkir, Sejalan, Movic, dan SEVA.

Di sepanjang 2021, Astra semakin gencar memperkuat ekosistem produk digitalnya. Pada kuartal pertama 2021, anak usaha Astra Financial meluncurkan aplikasi Moxa alias Mobile Experience by Astra Financial. Kemudian beberapa minggu lalu, Astra meluncurkan AstraPay. Untuk saat ini, kedua aplikasi sudah dapat digunakan di ekosistem Grup Astra, yaitu jaringan FIF Group, Astra Credit Companies (ACC), Toyota Astra Finance (TAF), dan Maucash.

Produk Kategori Grup
AstraPay Fintech Astra Financial
Moxa Fintech Astra Financial
Maucash Fintech Astra Welab Digital Arta
mo88i Marketplace (mobil bekas) Serasi Autoraya (Mobil88)
CariParkir Transportation (navigation) Astra Digital
Seva.id Marketplace (mobil baru dan bekas) Astra Digital
Movic Transportation (car rental) Astra Digital
Sejalan Transportation (ride-sharing) Astra Digital

Langkah ini menjadi strategi untuk mengejar momentum akselerasi adopsi digital akibat Covid-19 dan proyeksi adopsinya pasca-pandemi. Menurut, laporan e-Conomy SEA 2020 oleh Google, Temasek, Bain & Company, sebanyak 37% pengguna internet di Indonesia merupakan first time user. Sementara, 93% konsumen digital di Indonesia mengaku akan terus menggunakan platform digital untuk memenuhi kebutuhannya usai Covid-19.

Application Information Will Show Up Here

Penjualan Mobil Bekas Meningkat Selama Pandemi, Carro Bukukan Pertumbuhan Bisnis

Sebuah studi bertajuk Indonesian Autos dari HSBC Global Research menemukan 90% respondennya beralih ke kendaraan pribadi selama masa pandemi ini. Di saat yang sama penjualan mobil baru masih jauh dari pulih. Di sisi lain, penjualan mobil bekas kian melonjak.

Carro, salah satu pemain marketplace untuk mobil bekas, mendapati berkah tersebut. Perusahaan rintisan yang bermarkas di Singapura itu mengklaim mengalami kenaikan permintaan hingga 600%. Angka itu terbilang besar untuk industri otomotif yang terpukul cukup dalam akibat pandemi sepanjang tahun.

Co-Founder Carro Aditya Lesmana memaparkan, pencapaian itu ditengarai oleh daya beli masyarakat yang menurun dan lebih berhemat dalam membelanjakan uangnya selama wabah berlangsung. Namun karena wabah juga, pasar beralih dari transportasi publik ke kendaraan pribadi agar terhindar dari ancaman virus saat bepergian. Carro ikut mereguk keuntungan dari kondisi ini.

“Selama pandemi Covid-19, Carro sendiri telah mengalami lonjakan jual beli mobil bekas bersertifikat yang dapat diuji coba dari rumah dan dibeli secara online,” ujar Aditya.

Data dari Lokadata menunjukkan penjualan mobil bekas tumbuh 80% pada Agustus kemarin. Dalam periode yang sama, penjualan mobil baru yang perlahan mulai pulih, masih tumbuh di angka 45% saja. Dan semua itu terjadi dengan catatan penjualan mobil secara year on year turun 47,8% per Oktober 2020. Hal ini memperkuat minat pasar di Indonesia masih kuat terhadap mobil bekas.

Aditya Lesmana menjelaskan, kenaikan permintaan yang mereka alami juga didorong oleh perubahan-perubahan dalam merespons kebutuhan pasar. Beberapa di antaranya adalah fitur test drive yang bisa dilakukan di tempat calon pembeli sehingga meminimalisasi kontak. Pembelian pun juga bisa diantar difasilitasi untuk dikirim langsung ke rumah pembeli.

“Tidak ada perubahan yang signifikan. Kami tetap melaksanakan rencana yang telah kami buat sejak beberapa tahun lalu dalam mengedepankan teknologi untuk memfasilitasi masyarakat agar dapat melakukan pembelian mobil secara contactless,” imbuh Aditya.

Carro sendiri memiliki model bisnis C2B untuk membantu konsumen menjual mobilnya; dan B2C untuk menjual mobil bekas yang dibeli dari konsumen. Di lanskap ini, mereka bersaing langsung dengan beberapa pemain, di antaranya OLX Autos dan Carsome.

Optimis Kian Tumbuh

Presiden Direktur Dyandara Promosindo Hendra Noor Saleh menilai pergeseran minat masyarakat ke mobil bekas masuk akal karena kondisi pandemi mendorong mereka beralih ke kendaraan pribadi namun dengan harga yang jauh lebih terjangkau.

Hendra pun yakin mereka yang bermain dengan memanfaatkan platform digital seperti Carro dapat bertahan dari tekanan ekonomi akibat pandemi.

“Di tengah tekanan yang diakibatkan pandemi Covid-19, industri otomotif harus bergerak cepat dan bertransformasi secara digital. Melalui penerapan teknologi akan muncul kekuatan baru bagi industri otomotif terutama dalam hal meningkatkan kualitas pelayanan dan interaksi dengan konsumen,” ujar Hendra.

Berkaca dari pencapaian tadi, Carro bersiap mereguk untung dari tren yang sedang berlangsung. Aditya Lesmana menjelaskan mereka berencana meluncurkan aplikasi untuk memudahkan konsumen dalam memantau penggunaan mobil hingga memeriksa jadwal perawatan. Sejumlah fitur baru juga akan mereka perkenalkan untuk mendukung kenyamanan pengguna.

“Kami terus berfokus dalam meningkatkan layanan ke konsumen sebagai pengguna akhir maupun showroom mobil bekas dengan menambahkan opsi asuransi mobil dan juga pembiayaan,” imbuh Aditya.

Aditya enggan menjawab angka penjualan mobil bekas yang ditargetkan oleh Carro untuk tahun ini. Namun ia optimis pencapaian mereka akan lebih baik seiring perekonomian yang diperkirakan akan membaik pada 2021.

“Kita mungkin tidak menjual mobil termurah tapi kita memberikan garansi mobil terlengkap,” pungkas Aditya.

Application Information Will Show Up Here

DStour #82: Berkunjung ke Kantor Belimobilgue

Terletak di kawasan Ampera, Jakarta Selatan, Belimobilgue memanfaatkan saung dan ruang terbuka, dari layout yang sebelumnya adalah restoran, menjadi kantor dengan konsep tropical garden office.

Dipandu Head of Human Resource Suryani Valentine Simanjorang, berikut adalah liputan DStour selengkapnya.

BeliMobilGue Secures Series A Funding Worth 140 Billion Rupiah

A marketplace for used cars, BeliMobilGue, secures Series A funding worth $10 million (around Rp140 billion) led by Frontier Car Group. Participated also in this funding, Jardines, under PT Toyota Tunas Indonesia and some previous investors. It is to be used for expansion to other cities, launch new vertical, increase sales, and talent acquisition.

Since the first launch in April 2017, BeliMobilGue focused on the marketplace concept which facilitates user to sell and connect with more than 1,000 qualified buyers.

BeliMobilGue has a special team for inspection with 300 points in total for each used car. Moreover, the result will be uploaded to the app for all partners can immediately bid.

BeliMobilGue’s Founder and CEO, Rolf Monteiro said that this is a big achievement for him. The new investors and involvement of the previous investors are the reflection of trust and excitement. BeliMobilGue also claims to have achieved annual business growth of up to 10 times.

“I believe this round will show investor’s strong validation towards our business in Indonesia, trusted and excited by the new investors coming to us. Using the latest funding, this round will fasten the growth through global affiliation and local strategic partnership,” he explained.

After build up its business in Jabodetabek, BeliMobilGue is to introduce services in big cities around Java. It’s still focused on Indonesian market which is considered as the biggest car market in Southeast Asia.

Included also the plan after funding, to develop technology platform, to provide better service for partners and users. BeliMobilGue also plans to recruit more talents for business development and ensure the high-quality experience for all end users.

Before this round, BeliMobilGue has secured $3.7 million pra-Series A funding or Rp52 billion led by Intudo Ventures and supported by Amand Ventures, Tasman Fund, and Digital Garage.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

BeliMobilGue Amankan Pendanaan Seri A Senilai 140 Miliar Rupiah

Layanan marketplace mobile bekas BeliMobilGue amankan pendanaan seri A sebesar $10 juta (setara dengan Rp140 miliar) yang dipimpin oleh Frontier Car Group. Turut berpartisipasi dalam pendanaan ini Jardines yang dimiliki oleh PT Toyota Tunas Indonesia dan sejumlah investor lamanya. Perolehan kali ini akan digunakan untuk ekspansi ke kota-kota baru, meluncurkan vertikal baru, meningkatkan penjualan dan pemasaran, dan merekrut talenta baru.

Sejak awal diluncurkan pada April 2017, BeliMobilGue fokus pada konsep marketplace yang memudahkan penggunanya menjual mobil dan terhubung dengan jaringan pembeli yang terdiri dari lebih dari 1000 pembeli terkualifikasi.

BeliMobilGue juga memiliki tim ahli untuk melakukan inspeksi dengan total 300 poin inspeksi pada setiap mobil bekas. Selanjutnya hasil laporan inspeksi akan diunggah ke aplikasi mitra sehingga seluruh mitra dari BeliMobilGue bisa langsung memberikan penawaran.

Founder dan CEO BeliMobilGue Rolf Monteiro menyebutkan, putaraan pendanaan kali ini merupakan pencapaian besar baginya. Masuknya investor baru dan keterlibatan investor lama dilihat sebagai sebuah kepercayaan dan kegembiraan. BeliMobilGue juga mengklaim telah mencapai pertumbuhan bisnis tahunan hingga 10 kali lipat.

“Saya percaya bahwa babak ini menunjukkan validasi investor yang kuat terhadap bisnis kami di Indonesia, yang mencerminkan kepercayaan dan kegembiraan yang dimiliki oleh investor baru dan yang sudah ada bagi kami. Dengan pendanaan terbaru, putaran ini akan lebih mempercepat pertumbuhan melalui keterlibatan global dan kemitraan strategis lokal,”  jelas Rolf.

Setelah memperkuat kehadirannya di Jabodetabek, BeliMobilGue segera menghadirkan layanan di berbagai kota besar di pulau Jawa. Masih fokus di pasar Indonesia yang disebut-sebut sebagai pasar mobil terbesar di Asia Tenggara.

Termasuk di dalam rencana setelah pendanaan adalah mengembangkan platform teknologi untuk memberikan pelayanan prima bagi mitra dan pengguna. BeliMobilGue juga merencanakan untuk merekrut lebih banyak talenta untuk mendorong pertumbuhan bisnis dan memastikan pengalaman berkualitas bagi semua pengguna akhir.

Sebelum putaran ini BeliMobilGue mengamankan pendanaan pra-seri A senilai $3,7 juta atau senilai Rp52 miliar yang dipimpin oleh Intudo Ventures dan didukung oleh Amand Ventures, Tasman Fund, dan Digital Garage.

Pasca Perolehan Dana Satu Triliun Rupiah, Carro Siapkan Marketplace Mobil Bekas di Indonesia (UPDATED)

Carro, startup Singapura yang bergerak di bidang otomotif kini siap memberikan layanan marketplace-nya di Indonesia untuk segmen mobil bekas. Dipimpin mantan pimpinan Tokobagus / OLX Alif Priyono, yang juga sempat menjadi Country Manager mobil123, Carro Indonesia mencoba mengambil ceruk mobil bekas di Indonesia.

“Kami berhasil mengumpulkan dana Seri B sebesar satu triliun Rupiah akhir bulan lalu dan akan menggunakan dana tersebut salah satunya mengembangkan marketplace di Indonesia,” terang Co-Founder Carro Indonesia Aditya Lesmana.

Dana satu triliun Rupiah tersebut diperoleh dari konsorsium beberapa venture capital, seperti AlphaJWC, Skystar, Softbank, Singtel, Insignia, dan B Capital. Carro sendiri sudah tersedia di Indonesia sejak tahun lalu.

Carro Indonesia fokus untuk menyediakan layanan “jual cepat” bagi customer yang ingin menjual mobil bekas. Mengusung slogan “Sell your car in 30 minutes”, Carro Indonesia mengupayakan platform yang mampu menjual mobil bekas dengan mudah, cepat, aman, dan nyaman. Selain itu Carro Indonesia juga akan membantu perusahaan yang ingin menjual asset kendaraan tanpa biaya administrasi, biaya pemindahan unit maupun biaya-biaya tambahan lainnya.

“Saat ini kami memiliki partner lebih dari 3000 dealer mobil bekas di seluruh Indonesia dan Asia Tenggara. Carro mengembangkan mobil bisnis C to B to C (customer to business to customer) dan memposisikan diri sebagai supply bagi dealer mobile bekas,” terang Alif.

Alif melanjutkan, pihaknya akan memperkenalkan teknologi yang mampu mengubah pasar tradisional mobil bekas di Indonesia dengan memberikan alternatif platform yang kredibel selain cara tradisional seperti classified.

“Dari sisi product technology, saat ini kita sudah memiliki fitur Jual Cepat dan Dealer App. Ke depan kita akan kembangkan fitur Titip Jual, Bulk Purchase, Intercity dan beberapa layanan fitur yang lain,” jelas Alif.

Alif juga menjabarkan bahwa Carro Indonesia akan melakukan investasi pemasaran dengan melakukan edukasi, baik terhadap pelanggan maupun used-car delaer dengan menggunakan berbagai media komunikasi dan marketing untuk mengenalkan layanan Carro Indonesia.

Pihak Carro juga meyakini bahwa marketplace yang dikembangkan akan mampu memberikan dampak ekonomi yang besar bagi pengusaha mobil bekas di Indonesia. “Kami menargetkan supply ke dealer mobil bekas sebanyak 1000 unit per bulan di akhir tahun ini,” tutup Alif.

Update : Penambahan komentar Alif Priyono