‘Mini PC ala AiO’ Gole1 Plus Sajikan Hardware Lebih Canggih dan Layar Lebih Lebar

Begitu majemuknya PC, sangat mungkin bagi kita untuk menemukan sistem yang betul-betul sesuai kebutuhan, terlebih lagi setelah munculnya banyak komputer-komputer berukuran kecil. Di pertengahan tahun lalu, tim asal China menawarkan sebuah alternatif unik dengan memadukan mungilnya form factor mini PC serta AiO. Dan belum lama ini, mereka ungkap penerusnya.

Dinamai Gole1 Plus, produk tersebut dirancang untuk menyempurnakan sejumlah kekurangan dalam device generasi sebelumnya, diungkap pertama kali di situs crowdfunding Indie Gogo. Varian Plus menyajikan layar yang lebih luas, SOC-nya lebih canggih dengan performa baterai lebih tahan lama. Dan berbeda dari Gole1 standar, cuma ada satu pilihan sistem operasi, yaitu Windows 10 64-bit.

Gole1 Plus 1

Mengusung tubuh padat dengan dimensi 19,86×13,6×2,7mm, desain Gole1 Plus tetap masuk dalam kategori mini PC, namun kehadiran layar di sisi atasnya serta dukungan baterai internal membuat potensi pemanfaatannya lebih luas. Saat diubah ke posisi berdiri (dengan memasangkan stand), panel IPS 8-inci beresolusi 1280×800 di sana memungkinkan Gole1 Plus berfungsi layakanya PC all-in-one.

Produsen tak lupa menerapkan sejumlah upgrade pada penampilannya. Pertama, mereka memindahkan tombol power dan volume ke sisi kanan. Karena tidak lagi tombol fisik di bawah layar, bingkai bisa jadi lebih ramping. Selanjutnya, mereka menghilangkan antena Wi-Fi eksternal. Sayang sekali, tim desainer memutuskan buat meniadakan port microUSB, sehingga Anda hanya bisa men-charge lewat port DC.

Gole1 Plus 2

Berbicara konektivitas, Anda bisa menemukan satu port USB 2.0, satu USB 3.0, dan colokan audio 3,5mm di kanan; lalu terdapat port LAN, HDMI, slot kartu microSD, dan sebuah USB 2.0 lagi di bagian belakang. Koneksi wireless-nya sendiri meliputi Wi-Fi dual band 2.4G/5.0G dan Bluetooth 4.0.

Gole1 Plus memanfaatkan system-on-chip Intel Atom x5-Z8350 (kecepatan maksimal 1,92GHz) sebagai otaknya, dipadu GPU Intel HD Graphics, dibekali RAM DDR3 sebesar 4GB, dengan memori internal 64GB (ada opsi 128GB). Tenaganya dipasok oleh unit baterai 5.000mAh, muatannya lebih besar dari Gole1 (2.600mAh) namun belum dijelaskan sebarapa lama ia bisa bertahan tanpa tersambung ke sumber listrik.

Gole1 Plus 3

Belum diketahui kapan tepatnya Gole1 Plus akan tersedia, tetapi Mini PC DB berhasil memperoleh info mengenai harganya, yakni US$ 200 – sekitar US$ 10 di atas Gole 1 biasa. Tak seperti sebelumnya, Gole1 Plus juga tidak (atau belum) dijajakan melalui situs crowdfunding, dan saat artikel ini ditulis, info mengenainya belum muncul di situs Gole.Tech.

Via Digital Trends.

Asus VivoPC X Adalah Mini PC yang Sanggup Mengatasi VR Gaming

VR merupakan salah satu topik pembicaraan terbesar tahun 2016, dan gaungnya tentu saja akan semakin terdengar di tahun yang baru ini. Memanfaatkan panggung CES 2017, Asus mengungkap VivoPC X, sebuah desktop PC berukuran mini yang diklaim sanggup mengatasi VR gaming.

VivoPC X mengingatkan saya pada Steam Machine; kecil nan bertenaga, meski kali ini fokusnya ada pada VR gaming yang memang menuntut PC berspesifikasi tinggi. Ukurannya tergolong sangat ringkas, dengan bobot tidak lebih dari 2,2 kilogram.

Di dalamnya, Asus berhasil menjejalkan sederet komponen yang telah memenuhi standar yang ditetapkan oleh Oculus Rift maupun HTC Vive. Dimulai oleh prosesor Intel Core i5 Kaby Lake, GPU Nvidia GeForce GTX 1060, RAM 8 GB dan SSD berkapasitas 512 GB.

Asus VivoPC X mengusung konektivitas yang lengkap untuk menyambungkan VR headset beserta aksesori-aksesorinya / Asus
Asus VivoPC X mengusung konektivitas yang lengkap untuk menyambungkan VR headset beserta aksesori-aksesorinya / Asus

Komponen-komponen kelas atas yang bersesakan tersebut memang beresiko membuat perangkat jadi kepanasan, tapi Asus memastikan hal tersebut tidak akan jadi masalah berkat ventilasi udara yang terpasang di sisi kiri-kanan maupun belakang.

Panel belakangnya sendiri menjadi rumah dari seabrek konektivitas, mulai dari empat port USB 3.1, dua port USB 2.0 dan sepasang port HDMI serta DisplayPort yang bisa disambungkan ke monitor berteknologi Nvidia G-Sync. Premisnya secara keseluruhan adalah Anda bisa memindahkan perangkat ini dengan mudah dan menikmati VR gaming di ruangan manapun.

Asus VivoPC X rencananya akan dipasarkan mulai bulan Maret mendatang seharga $799.

Sumber: The Verge.

Duo Mini PC Racikan GiadaTech Ini Ditopang Chipset Intel Apollo Lake

Perangkat mini PC kian menjadi populer, terlebih ketika beberapa pabrikan elektronik telah merilis sejumlah produk SBC (single-board computer) yakni komponen CPU mungil yang berukuran tidak lebih besar dari lebar telapak tangan orang dewasa.

Sebagai produsen chipset, Intel tak mau ketinggalan untuk bisa lebih memberikan kontribusi di ranah mini PC ini. Dan seolah ingin membangkitkan kembali tren PC dekstop yang kian meredup, Intel juga sudah mulai merangsek ke ranah mini PC, agar perangkat mungil ini tak hanya bisa difungsikan untuk bekerja namun juga bisa difungsikan sebagai perangkat hiburan, dalam artian semakin powerfull.

Salah satu pabrikan elektronik asal Shenzhen, Tiongkok yakni GiadaTech baru saja merilis dua buah produk fanless mini PC yang memiliki dimensi 7.5″ x 5.9″ x 1″. Kedua model teranyar yang masuk lini seri Giada F105D itu merupakan perangkat komputasi yang tidak hanya memiliki ukuran mungil yang anti-bising, namun ia juga merupakan perangkat komputasi cukup bertenaga yang dioperasikan dengan konsumsi listrik berdaya rendah yakni hanya 6 watt saja.

Dua buah model fanless mini PC racikan GiadaTech tersebut telah hadir dengan sokongan chipset Intel Apollo Lake. Untuk type Giada F105D-BS200, ia telah ditopang dengan prosesor dual-core Celeron N3350 sementara untuk varian lain dengan type F105D-BQ200 telah ditopang dengan prosesor quad-core Celeron N3450, kedua model chip tersebut merupakan prosesor seri Apollo Lake besutan Intel.

Untuk dapat melakukan proses komputasi sehari-harinya, kedua model Mini PC tersebut telah hadir dengan dukungan RAM sebesar 4 GB dan komponen SSD berukuran 2.5 inci yang mendukung slot M.2 atau pun mSATA dengan kapasitas yang bisa dipilih oleh penggunanya.

Tak lupa, pihak Giada juga telah menjejalkan sebuah slot MicroSD, dua buah port Gigabit Ethernet, tiga buah port USB 3.0, dua buah port USB 2.0 dan slot ekspansi mini PCIe bagi pengguna yang ingin menjejalkan komponen kartu PCIe (seperti untuk menambahkan fitur WiFi dan Bluetooth misalnya).

Model mini PC ini juga telah menyediakan port HDMI dan VGA dengan dukungan grafis Intel HD Graphics 550, dimana kedua buah port tersebut bisa digunakan secara besamaan sehingga penggunanya bisa menggunakan lebih dari satu monitor pada perangkat ini. Dan dengan konfigrasi di atas, perangkat ini juga mampu menampilkan gambar berkualitas 4K.

Sayangnya, belum ada informasi detail mengenai harga dan di pasar mana saja produk ini akan dijual.

Sumber: Liliputing | Gambar Header: GiadaTech

RetroEngine Sigma Ialah Console Game dan Media Player Sebesar Walkman Klasik

OnLive mungkin boleh dikatakan sebagai nama yang memperkenalkan konsep microconsole, tapi device ini baru betul-betul jadi populer setelah serbuan platform mobile di semua ranah. Console-console berukuran mini tersebut memanjakan penggunanya dengan ratusan ribu permainan, bahkan memungkinkan kita menikmati judul-judul lawas, seperti kreasi Doyodo ini.

Memang ada banyak pilihan produk microconsole tersedia sekarang, namun startup dari Santa Monica itu lebih fokus pada dua hal: penyajian retrogaming dan penggunaan yang sederhana. Termotivasi karena judul-judul permainan klasik mulai naik daun kembali, Doyodo juga bermaksud memberi kemudahan dalam mengaksesnya. Hasilnya adalah sebuah perangkat bernama RetroEngine Sigma.

RetroEngine Sigma 1

Begitu melihatnya, wujud RetroEngine Sigma segera mengingatkan saya pada cassette player Sony Walkman jadul, apalagi dengan tubuh berwarna perak – berdimensi 110×8533,5mm. Fungsi dua tombol di depan dapat Anda konfigurasi, lalu Sigma juga dibekali dua port USB standar, satu microUSB, dan port HDMI. Device mendukung segala jenis gamepad wired misalnya controller Xbox, DualShock hingga keyboard dan mouse.

Tiap unit RetroEngine Sigma dibundel bersama 15 game, bisa segera dimainkan setelah perangkat dikeluarkan dari bungkus. Lalu lewat software installer di tablet atau smartphone, user diperkenankan membubuhkan lebih banyak permainan. Prosesnya sangat simpel, Anda tinggal menentukan ROM yang bisa diinstal dengan browser atau dicantumkan di adaptor kartu microSD.

RetroEngine Sigma 2

RetroEngine Sigma turut dilengkapi konektivitas Wi-Fi 11b/g/n, memudahkan kita mengelola konten dan menyambungkan perangkat ke network di rumah. Sebagai tambahan, Doyodo turut menawarkan dongle Bluetooth (akan menyusul) sehingga controller bisa terkoneksi tanpa kabel. Hebatnya lagi, RetroEngine Sigma juga dapat dijadikan komputer desktop berkat pemakaian Armbian OS dengan XFCE dan app Kodi Media Center.

Agar RetroEngine Sigma bisa menjalankan seluruh fungsinya, Doyodo membenamkan chip Allwinner H3 berisi prosesor quad-core Cortex A7 1,2GHz dan GPU Mali 400 MP2, RAM DDR3 512GB, lalu tenaganya dipasok oleh unit power supply internal 5V 2A. Untuk medium penyimpanan, produsen memanfaatkan kartu microSD 16 atau 32GB.

Doyodo menyampaikan bahwa mereka belum mempunyai agenda untuk menjual RetroEngine Sigma secara retail. Produk ini hanya dapat Anda beli melalui situs crowdfunding  Indie Gogo, dan selama masa pengumpulan dana berlangsung di sana, Sigma bisa Anda miliki dengan mengeluarkan uang sebesar US$ 70 (atau US$ 90 untuk paket lengkap berisi controller dan SD card 32GB).

HP Z2 Mini Ibarat Mac Mini yang Disuntik Steroid

Dalam beberapa kasus, ungkapan “size doesn’t matter” ada benarnya. Buktinya bisa dilihat dari mini PC terbaru HP berikut yang dijuluki Z2 Mini. Ukurannya yang mungil membuat kita berprasangka bahwa kinerjanya pas-pasan, padahal itu salah besar.

Z2 Mini dideskripsikan sebagai workstation, mengusung spesifikasi yang sanggup memenuhi kebutuhan kalangan profesional; baik untuk keperluan desain, CAD maupun animasi 3D. Singkat cerita, jika dibandingkan Mac Mini, Z2 Mini jauh lebih bertenaga.

HP Z2 Mini bisa menjalankan enam monitor sekaligus / HP
HP Z2 Mini bisa menjalankan enam monitor sekaligus / HP

Pertama-tama, terkait prosesor, opsi yang ditawarkan mencakup Intel Core i3, i5, i7 atau Xeon E3–1200v5 yang biasa digunakan pada komputer server. Tidak ketinggalan adalah GPU Nvidia M620 Quadro dengan VRAM 2 GB yang secara spesifik dirancang untuk mempercepat proses rendering dalam aplikasi seperti Autocad atau 3DS Max – tapi tidak untuk gaming mengingat ini bukan seri GeForce.

Turut mendukung adalah RAM DDR4 berkapasitas 32 GB dan HP Z Turbo Drive, yang pada dasarnya merupakan M.2 SSD dengan kecepatan membaca di atas 1 GB/s dan kapasitas hingga 1,5 TB. HP mengklaim Z2 Mini memiliki performa dua kali lipat mini PC lain di pasaran, dan ia bisa menjalankan enam monitor sekaligus jika perlu.

Konektivitas HP Z2 Mini termasuk lengkap, minus port HDMI / HP
Konektivitas HP Z2 Mini termasuk lengkap, minus port HDMI / HP

Semua ini dikemas dalam bodi yang 90 persen lebih ringkas ketimbang workstation pada umumnya. Casing-nya yang berbentuk oktagon memiliki dimensi 8,5 x 2,3 inci, lebih pendek dari cangkir kopi dan tidak jauh lebih besar dari Mac Mini (7,7 x 1,4 inci). Selagi beroperasi, Z2 Mini juga diyakini 63 persen lebih senyap dibanding mini PC kelas bisnis lain milik HP.

HP Z2 Mini rencananya akan dipasarkan pada bulan Desember mendatang, dengan harga mulai $699 untuk konfigurasi terendahnya (Core i3, GPU terintegrasi). HP tidak memberikan rincian harga untuk konfigurasi tertingginya yang mengemas prosesor Intel Xeon dan GPU Nvidia Quadro, tapi kemungkinan besar bisa 2 – 3 kali lipat lebih mahal.

Sumber: Engadget dan HP.

Backpack PC Zotac VR GO Bisa Difungsikan Layaknya Desktop PC Biasa

Setidaknya sudah ada tiga brand besar yang mengungkap buah pemikirannya akan sebuah backpack PC: MSI, Alienware dan HP. Meski desainnya berbeda-beda, konsep yang diusung ketiganya sama, yakni memberikan keleluasaan kepada pengguna dalam menikmati VR gaming.

Tidak mau ketinggalan momentum adalah Zotac. Pabrikan yang dikenal akan kartu grafis dan mini PC-nya ini mengungkap perangkat unik bernama VR GO. VR GO pada dasarnya merupakan backpack PC seperti yang ditawarkan tiga pabrikan di atas, bedanya di sini VR GO juga bisa berfungsi layaknya desktop PC biasa.

Zotac VR GO bisa ditempatkan di atas meja dan dipakai seperti desktop PC biasa / AnandTech
Zotac VR GO bisa ditempatkan di atas meja dan dipakai seperti desktop PC biasa / AnandTech

Meski terkesan sepele, pendekatan seperti ini menjadikan Zotac VR GO lebih fleksibel. Perangkat bisa didiamkan di atas meja saat hendak dipakai untuk bermain game biasa, lalu sambungkan strap-nya ketika hendak dipakai bersama VR headset seperti Oculus Rift atau HTC Vive.

Detail-detail kecil seperti penempatan port turut diperhatikan dengan baik oleh Zotac; semua port yang diperlukan untuk VR gamingoutput HDMI, sepasang port USB 3.0 dan power connector dipusatkan pada satu sisi VR GO, sehingga manajemen kabel bisa jauh lebih baik dan pada akhirnya pengalaman bermain meningkat drastis.

Zotac VR GO dilengkapi baterai yang bisa dilepas-pasang tanpa perlu mematikan perangkat lebih dulu / AnandTech
Zotac VR GO dilengkapi baterai yang bisa dilepas-pasang tanpa perlu mematikan perangkat lebih dulu / AnandTech

Sebagai PC berlabel VR-ready, spesifikasinya tidak main-main: prosesor Intel Core i7, GPU Nvidia GeForce GTX 1070 MXM sepasang modul memory SO-DIMM DDR4, M.2 SSD, dan modul Wi-Fi AC. Lebih lanjut, terdapat tiga port USB 3.0/3.1 ekstra, slot SD card, dua output HDMI ekstra dan dua DisplayPort, dua port Ethernet dan dua jack audio 3,5 mm.

Menutup semua itu, tersedia slot untuk menyematkan SSD ekstra (HDD tidak disarankan karena perangkat ini bakal dipakai sambil bergerak). Zotac juga membekalinya dengan baterai yang bisa dilepas-pasang tanpa mengharuskan perangkat untuk dimatikan terlebih dulu.

Meski kelihatannya sudah siap untuk dipasarkan, Zotac masih belum mau mengungkapkan jadwal rilis pastinya maupun banderol harganya.

Sumber: AnandTech.

Zotac Luncurkan Mini PC Gaming ‘VR Ready’ Bertenaga Radeon RX 480 Pertama

Zotac bukanlah pemain baru di dunia gaming. Sejak didirikan satu dekade silam, reputasi produsen asal Macau itu tumbuh subur. Sudah lama gamer memercayai Zotac untuk mentenagai PC mereka dari sisi grafis, lalu Zotac juga jadi salah satu nama yang tak ragu berpartisipasi dalam prakarsa Steam Machine milik Valve lewat PC ala console bernama NEN.

Penyediaan mini PC kini merupakan salah satu spesialisasi Zotac, dan kali ini, mereka mencoba mengintegrasikan performa kartu grafis AMD Radeon seri 400 ke perangkat gaming berukuran mungil. Upaya tersebut melahirkan Magnus ERX480, anggota terbaru keluarga Zbox Magnus sekaligus mini PC berarsitektur Polaris pertama. Selain mendukung penuh fungsi gaming, susunan hardware di dalam memastikan device sanggup tangani headset virtual reality.

Zotac Magnus ERX480 1

Penampilan Magnus ERX480 boleh dibilang identik dengan Magnus EN bertenaga chip Nvidia. Tubuh hitamnya berbentuk balok berdimensi 21×20,32×6,22-sentimeter, ada lingkaran bulat khas di atasnya dan lingkaran kuning menandai tombol power. Di sisi depan, Anda segera bisa menemukan slot card reader SD, sebuah port USB 3.1, USB type-C, dan sepasang port mic serta headphone.

Di belakang, konektivitasnya bahkan lebih lengkap lagi: tersedia dua USB 2.0, dua USB 3.0, dua HDMI 2.0, dua DisplayPort 1.3, serta port LAN Gigabit ganda. Berkat setup seperti ini, kapabilitas Magnus ERX480 tak terpentok di VR dan gaming saja, tapi juga mencakup ranah multimedia high-end. Mini PC ini siap menopang empat buah panel 4K.

Zotac Magnus ERX480 2

Magnus ERX480 mengusung spesifikasi yang unik. Memang betul, dapur pacu grafis Zotac serahkan pada Radeon RX 480. Namun sang produsen malah memutuskan untuk memanfaatkan Intel Core i5-6400T sebagai prosesornya. Zotac menawarkan tiga model Magnus ERX480: satu tipe standar, satu model dengan upgrade memori (8GB sampai 32GB) dan penyimpanan, dan satu varian lagi sudah dibekali sistem operasi Windows 10.

Via press release, AMD Corporate VP Spencer Pan menyampaikan, “Radeon RX dengan arsitektur Polaris mengubah dinamika hardware gaming karena menawarkan keseimbangan antara harga dan perfoma. Kami sangat bersemangat bisa berkolaborasi bersama Zotac, produsen mini PC gaming terkemuka, dalam menghadirkan mini PC bertenaga AMD Radeon RX480 pertama di dunia.”

Zotac Magnus ERX480 3

Untuk sekarang, Zotac belum menjelaskan soal sistem pendingin yang mereka gunakan di Magnus ERX480, hanya bilang bahwa mini PC ini ‘bekerja dengan hening’. Mungkinkah produsen menggunakan pendingin fanless?

Lalu Zotac juga belum mengabarkan info mengenai harga serta kapan Magnus ERX480 tersedia.

Sumber: Zotac.

Mini PC Teranyar Racikan Gigabyte Ini Hadir dengan Dukungan Chipset ‘Apollo Lake’

Keberadaan dari perangkat komputasi desktop dengan desain tower atau mini tower boleh jadi tengah stagnan, namun keberadaan perangkat komputasi mini berdesain mungil justru malah terlihat sebaliknya karena perangkat komputer model ini tengah ramai dirilis oleh sejumlah produsen.

Terlebih ketika keberadaannya telah pula didukung oleh sang produsen chipset, salah satunya adalah Intel yang kini sudah melahirkan sejumlah prosesor baru khusus untuk menyasar perangkat komputasi model ini.

Baru-baru ini, salah satu produsen komputasi terkemuka, Gigabyte, menelurkan perangkat yang mereka sebut sebagai Ultra Compact PC Kit teranyarnya untuk melengkapi lini Brix besutannya. Kendati memiliki desain dan ukuran yang nyaris serupa dengan perangkat Brix varian sebelumnya, model teranyar ini telah hadir dengan dukungan prosesor Intel Celeron N3350 “Apollo Lake”.

Brix-02

Perangkat mini PC yang memiliki nama seri Gigabyte Brix GB-BPCE-3350 ini merupakan sebuah CPU mungil berdimensi 4.5″ x 4.2″ x 2.2″ yang ditopang dengan prosesor Intel dual-core berdaya 6-watt serta mendukung penggunaan RAM hingga 8 GB.

Menariknya, sebuah CPU berukuran mungil yang sejatinya merupakan barbone PC ini juga masih menyisakan ruang bagi pengguna untuk menjejalkan harddisk atau SSD berukuran 2.5 inci ke dalamnya.

Pada perangkat Brix GB-BPCE-3350 ini, pihak Gigabyte juga telah menyediakan sejumlah port seperti HDMI 2.0, VGA, micro SD, port headset untuk audio, dua buah port USB 3.0 dan Ethernet.

Sebagai perangkat barbone PC, pada perangkat ini Gigabyte hanya menyediakan casing, power supply, prosesor dan dukungan koneksi Bluetooth serta WiFi dengan standar 802.11ac, sehingga nantinya pengguna dapat memilih sendiri besaran RAM, kapasitas harddisk serta sistem operasi apa yang akan digunakan.

Informasi detail mengenai spesifikasi dan dukungan dari perangkat Brix GB-BPCE-3350 ini dapat dilihat melalui website resmi mereka melalui tautan berikut ini.

Sumber: Liliputing | Gambar Header: Gigabyte

MSI Luncurkan Mini PC Cubi Baru, Kini Modular dan Ditenagai Intel Kaby Lake

Di antara gerombolan PC desktop, notebook dan hardware-hardware yang disiapkan untuk mendukung kegiatan gaming, MSI tentu saja tidak melupakan perangkat-perangkat penunjang aktivitas produktif. Portfolio mereka meliputi mobile workstation, AiO, dan tahun lalu produsen dari Taiwan itu memperkenalkan keluarga baru mini PC buat end-user.

Device bernama Cubi itu dipamerkan perdana pada khalayak internasional di ajang Computex 2015. Permintaan akan perangkat komputasi berukuran mungil tampaknya meningkat, mendorong MSI untuk menyiapkan varian yang lebih mumpuni dibekali Intel Skylake, yaitu Cubi 2 Plus. Dan perjalanan Cubi masih belum berakhir. Di awal minggu ini, MSI resmi menyingkap mini PC anyar bernama Cubi 2.

Antara Cubi 2 Plus dan Cubi 2, nama produknya memang sedikit membingungkan. Pada dasarnya, Cubi 2 merupakan penerus dari Cubi generasi pertama, mempunyai wujud yang hampir identik. Tubuhnya berbentuk boks bertekstur halus dengan ujung membundar. Dimensinya hanya 115,3×147,9×58,6-milimeter – lebih kecil dari kotak makan siang – dan ber-volume 0,45-liter. MSI memang tidak menginformasikannya, tapi saya menerka, Cubi 2 masih memanfaatkan sistem pendingin berbasis kipas.

MSI Cubi 2 1

Seperti Cubi, tombol power diletakkan menyerong di pojok kiri device, lalu MSI memposisikan lubang-lubang ventilasi di belakang serta bawah. Konektivitas fisiknya tergolong lengkap, ada tiga USB 3.0 (salah satunya Super Charger), HDMI, port LAN, mini DisplayPort, sepasang port audio 3.5mm in/out, serta USB type-C yang tidak ada di model Cubi sebelumnya.

MSI juga membenamkan prosesor Intel Core terbaru, yakni Kaby Lake U (tersedia pilihan i3-7100U, i5-7200U, atau i7-7500U), dijanjikan lebih ampuh dalam mengolah data tapi tetap hemat listrik. Mini PC turut menyimpan kartu grafis integrated Intel HD 500, dikombinasi memori RAM DD4 2133MHz dual channel (maksimal sebesar 32GB), serta konfigurasi penyimpanan SSD M.2 atau hard disk SATA 2,5-inci. Listrik dipasok dari unit adapter 65-Watt.

MSI Cubi 2 2

Menariknya lagi, Cubi 2 mengusung struktur tubuh modular, memungkinkan Anda menambah penyimpanan. Pengguna dapat mudah menggonta-ganti modul ekspansi di bawah, lalu ia juga kompatibel dengan mount VESA sehingga mini PC bisa disembunyikan di belakang monitor. Karena fleksibel, Cubi 2 dapat dimanfaatkan sebagai ‘rekan kerja’ di kantor ataupun dijadikan pusat hiburan (home theater PC) di rumah, berkat dukungan output display ganda (HDMI dan mini DisplayPort).

Di press release, MSI belum menginformasikan berapa harga Cubi 2, namun sepertinya produk sudah mulai dipasarkan di sejumlah negara semenjak bulan September 2016 kemarin.

Biostar Perkenalkan Mini PC Termungil Mereka, Bisa Bersembunyi Dalam Kantong

Beberapa bulan selepas Computex 2016, Biostar masih berapi-api dalam memperkenalkan produk baru. Setelah belum lama mencoba memantapkan cengkraman di segmen gaming gear dengan mengumumkan mouse gaming pertama mereka, sang perusahaan hardware asal Taiwan ini menyingkap anggota baru keluarga Racing, kali ini berupa mini PC.

Lewat langkah tersebut, lini produk Racing akhirnya tidak hanya terdiri dari motherboard saja, tapi juga meliputi komputer personal. Biostar memberinya nama yang unik, tampak sesuai dengan desain dan tema ‘balapan’ secara keseluruhan, yaitu Racing P1. Tidak sulit melihat adanya faktor kesengajaan soal mengapa mini PC ini mengusung nama mirip mobil sport hybrid populer garapan McLaren Automotive itu.

Biostar Racing P1 1

Biostar Racing P1 mempunyai ukuran sangat kecil, hanya berdimensi 129x83x27-milimeter dengan volume 0,28-liter. Wujud mungil ini bisa tercapai berkat penggunaan desain tanpa fan, memungkinkan Anda menyelipkan device di dalam kantong celana. Sang produsen bahkan tak ragu-ragu mengklaim Racing P1 sebagai mini PC paling padat di dunia. Dan ketika pencipta produk sejenis hanya fokus pada memperkecil tubuhnya, Biostar tidak melupakan aspek penampilan.

Biostar Racing P1 2

Sisi atas Racing P1 memiliki decal menyerupai lapisan serat karbon dan garis serta lengkungan simetris ala kap mobil balap. Di sana ada logo Racing dengan LED RGB backlight, dapat dikustomisasi lewat software Vivid LED DJ. Di sisi samping, Anda bisa segera menemukan konektivitas fisik esensial: ada USB 3.0, USB 2.0, card reader SD, header LED 5V, dan port audio; lalu di sisi yang berlawanan terdapat port LAN, HDMI, dan empat buah port USB 2.0 lagi.

Biostar Racing P1 3

Selain didesain agar portable, Racing P1 juga kompatible dengan mount VESA standar. Tak hanya cuma bisa ditaruh di atas meja, mini PC ini juga dapat disembunyikan di bekalang monitor sehingga area kerja Anda jadi lebih rapi.

Bagi Biostar, Racing P1 disiapkan sebagai titik temu antara portabilitas, produktivitas dan kelengkapan konektivitas. Laptop mungkin merupakan pilihan utama mereka yang selalu on-the-go, tapi mouse dan keyboard masih menjadi periferal produktif terbaik. Tablet juga bukan alternatif teroptimal karena terbatasanya port membatasi fungsi perangkat. Menurut Biostar, mini PC ialah solusinya.

Racing P1 dipersenjatai prosesor quad-core Intel Z8350 berkecepatan 1,92GHz, dengan RAM 4GB dan penyimpanan internal 64GB. Kabarnya, produk sudah mulai dipasarkan, dibanderol di harga sangat terjangkau: US$ 160 untuk versi tanpa sistem operasi.