Bayar SIM di Gresik Kini Bisa Gunakan GO-PAY

Satlatas Polres Gresik bekerja sama dengan GO-JEK melahirkan inovasi baru untuk masyarakat Gresik berupa CPS (Cashless Payment System). Kini pembayaran PNBP SIM (Penerimaan Negara Bukan Pajak – Surat Izin Mengemudi) bisa dilakukan dengan layanan uang elektronik GO-PAY. Hasil inisiatif tersebut sudah efektif beroperasi sejak 17 Oktober 2018.

“Dengan dana hibah 35 miliar Rupiah yang kami dapatkan belum lama ini, kami berkomitmen untuk terus berbenah diri dan meningkatkan layanan publik bagi masyarakat Gresik. Peningkatan kualitas kerja serta kualitas layanan publik ini telah tercermin dari beragam inovasi yang bermuara pada pelayanan publik yang mudah, cepat dan transparan,” sambut Kapolres Gresik AKBP Wahyu Bintoro.

Selain dengan GO-PAY, Polres setempat juga telah bekerja sama dengan Telkomsel dan BRI untuk inovasi berikutnya demi efisiensi layanan publik. AKBP Wahyu turut menambahkan, dengan proses digital dapat meminimalisir praktik pungli dari petugas pelayanan, khususnya saat mengurus pembayaran SIM dan SKCK.

“Ini menjadi kolaborasi GO-PAY (dengan Kepolisian) yang pertama. Melalui inovasi ini GO-PAY mendukung Satlantas Polda Gresik untuk mengimplementasikan layanan yang transparan sekaligus meningkatkan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat Gresik,” ujar Head of Sales GO-PAY Arno Tse.

Pengguna yang ingin membayar BNPB SIM menggunakan GO-PAY cukup membuka aplikasi GO-JEK dan melakukan scan kode QR yang tersedia pada loket pembayaran SIM dan memasukkan jumlah yang ingin dibayarkan dan melakukan konfirmasi pembayaran.

Application Information Will Show Up Here

Grab Accommodates OVO’s In-App Transactions

Grab announces OVO’s additional feature and services that allows payment using QR Code in Grab application. The latest update supports both parties plan, both Grab which ambition is to be the “super app” and OVO to provide a better experience for users in doing transactions online.

Previously, Grab provides balance top-up with some options, the ATM, internet banking, minimarkets, debit and credit cards, also cash via driver partners. OVO can also be used to top-up mobile balance.

In the display, Grab users (OVO’s customers) can make transactions in OVO merchants by scanning the QR Code. There will be an update that allows transfers among OVO customers (p2p transfer), by QR Code or phone number.

Later, there will be loyalty points (GrabRewards) for all Grab’s in-app transactions, which can be exchanged to various kinds of prizes.

As a payment platform, OVO claims to be in more than 60 million smartphones and partners with 350,000 merchants in 212 cities. Despite being used for non-cash payment by QR Code, OVO also provides PPOB services, such as BPJS Kesehatan, Electricity, TV Cable, insurance, data plan, mobile balance, and postpaid bills.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Kantongi Lisensi E -Money, Platform Loyalitas Ezeelink Kejar Pengembangan Produk

Platform loyalitas Ezeelink bakal gencar mengembangkan produk e-money (dinamai Ezeepay), pasca mengantongi lisensi Bank Indonesia pada Juni 2018. Pada tahap awal yang akan segera diluncurkan masih standar, untuk pembayaran PPOB, tagihan, dan top up pulsa. Berikutnya akan merambah ke sektor transportasi dan lainnya.

“Mengingat perkembangan industri digital yang sangat cepat, pengembangan berikutnya akan disesuaikan dengan teknologi yang terbaru,” terang CEO Ezeelink Andre Satyadharma kepada DailySocial.

Saat ini Ezeepay masih dalam tahap pengembangan. Penggunaannya pun terbatas untuk kalangan internal perusahaan saja. Direncanakan pada akhir tahun ini Ezeepay akan segera hadir untuk publik. Nantinya seluruh pembayaran untuk produk e-voucher, pembelian pulsa, dan sebagainya akan diakomodir lewat Ezeepay.

Andre Satyadharma (CEO Ezeelink) / Ezeelink
Andre Satyadharma (CEO Ezeelink) / Ezeelink

Untuk sementara pembelian produk e-voucher dapat menggunakan opsi pembayaran dengan tukar poin loyalitas atau virtual account.

Andre bercerita persiapan memperoleh lisensi ini membutuhkan proses yang cukup lama, dimulai dari saat Ezeelink dirintis pada 2012 yang lalu. Perusahaan membangun ekosistem bisnis secara perlahan-lahan hingga akhirnya BI mempercayakan Ezeelink sebagai salah satu pemain e-money di Indonesia.

Perusahaan pun mantap untuk melanjutkan fokus pengembangan layanan ke arah aplikasi sebagai strategi berikutnya agar tetap relevan dengan era digitalisasi.

Aplikasi Ezeelink diklaim telah diunduh lebih dari 30 ribu kali. Berhasil mengakuisisi rata-rata 10 ribu pengguna baru setiap bulannya dan mengakomodasi 2 ribu sampai 3 ribu transaksi.

Perjalanan bisnis Ezeelink

Dalam perjalanannya, Ezeelink dikenal sebagai platform loyalitas yang menerbitkan kartu fisik keanggotaan berbagai merchant ataupun brand. Hingga kini Ezeelink telah memiliki lebih dari 3 ribu outlet dari 400 brand. Secara gabungan, ada lebih dari 2,5 juta pemegang Ezeelink, baik berbasis kartu fisik maupun aplikasi. Mereka tersebar di Jabodetabek, Jawa, dan Sumatera.

Merchant yang tergabung mayoritas bergerak di industri food and beverages (FnB), kemudian gaya hidup, hotel & travel, gadget & home appliance, otomotif, convenience store, edukasi, health & wellness, dan komunitas.

Secara model bisnis, Ezeelink memiliki tiga produk, yakni membership loyalty program, payment, dan e-commerce. Untuk membership, pengguna dapat merasakan manfaat menjadi anggota berbagai merchant Ezeelink. Ketika bergabung, pengguna akan mendapatkan poin yang dapat ditukar dengan berbagai produk menarik dari merchant Ezeelink.

Dari sisi e-commerce, Ezeelink menjembatani merchant untuk menjual e-voucher dan mempromosikan produknya di aplikasi. Penjualan e-voucher menjadi senjata kuat untuk meningkatkan penjualan sekaligus memperkuat hubungan loyalitas antara konsumen, merchant, dan perusahaan.

Oleh karena itu, e-voucher dijadikan sebagai salah satu channel monetisasi Ezeelink. Diklaim dari produk ini telah memfasilitasi 30 ribu transaksi dan lebih dari 5 ribu voucher terjual habis.

Tak hanya untuk konsumen, sambungnya, Ezeelink menyajikan solusi untuk merchant baik dari sisi pelatihan karyawan, merchant relation, integrated marketing, call center, dan hardware support.

“Ezeelink menyediakan mesin EDC khusus untuk para merchant saat ingin menukar poinnya dengan hadiah yang mereka bidik. Mesin itu sudah mulai didistribusikan ke beberapa merchant.”

Target Ezeelink

Andre menuturkan pada tahun depan perusahaan akan lebih agresif mengembangkan aplikasi Ezeelink. Penggunaan e-money Ezeepay bakal lebih banyak merambah ke berbagai sektor sehingga pengguna bisa mendapat manfaat dan kemudahan.

“Pertumbuhan di semester pertama tahun ini naik di atas 50% dibandingkan tahun lalu. Pasca perolehan lisensi e-money, kami proyeksikan pertumbuhan di akhir semester kedua bisa naik sekitar dua kali lipat.”

Pada tahun depan, ditargetkan pertumbuhan bisnis Ezeelink secara keseluruhan dapat tumbuh 100%. Penambahan mitra brand dan pengguna diharapkan juga tumbuh 100% dari angka saat ini.

Untuk akselerasi bisnis, dia tidak menutup kemungkinan apabila mendapatkan penawaran strategis dari eksternal. Selama ini Ezeelink masih fokus menggunakan dana internal untuk pengembangan bisnisnya.

Application Information Will Show Up Here

Grab Fasilitasi Transaksi OVO di Dalam Aplikasi

Grab mengumumkan penambahan fitur dan layanan OVO yang kini memungkinkan pembayaran dengan scan QR Code di dalam aplikasi Grab. Pembaruan ini mendukung rencana kedua belah pihak, baik Grab yang berambisi menjadi “super app” maupun OVO dalam memberikan pengalaman lebih baik untuk pengguna saat bertransaksi non tunai.

Sebelumnya, aplikasi Grab baru memungkinkan pengguna melakukan top up saldo OVO dengan berbagai opsi. Bisa dari ATM, internet banking, minimarket, kartu debit dan kredit, dan tunai lewat mitra pengemudi. Saldo OVO di dalam Grab juga dapat dipakai untuk membeli pulsa.

Dalam tampilannya, pengguna Grab (sekaligus OVO) dapat melakukan transaksi pembayaran di merchant OVO dengan scan QR Code. Ke depannya akan ada pembaruan fitur yang memungkinkan transfer antar pengguna OVO (p2p transfer), dengan scan QR Code atau nomor ponsel.

Nantinya setiap transaksi yang dilakukan dalam aplikasi Grab, pengguna akan diberikan poin loyalitas GrabRewards yang bisa ditukarkan dengan berbagai hadiah.

Sebagai sebuah platform pembayaran, OVO mengklaim kini telah tersedia di lebih dari 60 juta ponsel dan menggaet 350.000 gerai merchant di 212 kota. Selain dapat dipakai untuk pembayaran non tunai dengan scan QR Code, di dalam aplikasi OVO juga menyediakan layanan PPOB, seperti pembayaran tagihan BPJS Kesehatan, PLN, TV kabel, asuransi, paket data, pulsa, dan pascabayar.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Bukalapak Tentukan Kepastian Rencana IPO Tahun 2019

Salah satu e-commerce unicorn Indonesia, Bukalapak menegaskan kembali belum tertarik untuk mencari pendanaan baru menjelang akhir tahun ini. Menurut Presiden Bukalapak, Fajrin Rasyid, saat ini belum ada kebutuhan pendanaan mendesak.

“Kami belum urgent cari pendanaan baru. Belum ada kebutuhan untuk saat ini,” ungkap Fajrin ditemui beberapa waktu lalu di “Konferensi Bukalapak Hadirkan Buka DANA“.

Ditanya mengenai rencananya untuk Initial Public Offering (IPO), ia mengungkapkan pihaknya masih mengkaji rencana tersebut. Ia memastikan keputusan untuk IPO atau tidak ditentukan tahun depan.

“Saat ini kami masih lakukan analisis plus-minusnya. Paling cepat tahun depan kami putuskan akan IPO atau cari funding baru. Tapi, kami sudah siapkan laporan keuangan teraudit selama tiga tahun terakhir, apabila IPO jadi,” tutur Fajrin.

Bukalapak tercatat menyandang status unicorn dengan valuasi di atas $1 miliar pada akhir 2017 lalu. Kini Bukalapak telah mengantongi Gross Merchandise Value (GMV) bulanan Rp4 triliun ($270 juta) per bulan atau Annualized GMV mencapai Rp48 triliun (sekitar $3,2 miliar).

Pertimbangkan DANA gantikan Buka Dompet

Bukalapak baru saja meresmikan kerja sama dengan PT Espay Debit Indonesia Koe (dompet digital DANA) sebagai channel pembayaran di platform e-commerce miliknya. Dengan demikian, bertambah satu lagi channel pembayaran Bukalapak, selain melalui dompet digitalnya, Buka Dompet.

Ditanya mengenai peluang DANA menggantikan Buka Dompet, Fajrin memberikan sinyal akan mempertimbangkan hal tersebut. Pasalnya, hingga saat ini Buka Dompet belum mendapat lisensi e-wallet dari Bank Indonesia. Kolaborasi dengan DANA sudah berjalan sejak April lalu untuk versi Beta.

“Kami belum tahu dengan Buka Dompet bagaimana, makanya kami mau lihat respon (dari konsumen) seperti apa. Anything is possible. Kami juga tidak terburu-buru karena menggantikan secara keseluruhan itu takes time. Kita lihat saja ke depan nanti,” papar Fajrin.

Terkait pengembangan selanjutnya, baik Bukalapak dan DANA menyatakan akan fokus terhadap pasar offline. Fajrin menyebutkan pihaknya akan menambah banyak mitra ritel offline untuk menyasar pasar konsumen offline.

“Menurut riset, hanya 10 persen yang belanja online melalui platform e-commerce. Artinya, masih ada 90 persen pangsa yang belum belanja lewat platform yang proper. Makanya, kami excited dan akan put effort banyak,” tambah Fajrin.

Chief Communication Officer DANA, Chrisma Albandjar  menyebutkan pihaknya tengah menunggu izin terkait layanan top up secara offline. Saat ini, DANA bisa digunakan di berbagai merchant untuk bertransaksi, seperti BlackBerry Messenger (BBM), Ramayana, dan TIX.

Application Information Will Show Up Here

Budi Kusmiantoro Jadi CTO Baru OVO

OVO mengumumkan penunjukan Budi Kusmiantoro sebagai CTO yang baru. Budi sebelumnya adalah VP of Engineering Traveloka dan sempat berkiprah di Silicon Valley bersama Google dan PayPal. Dengan merekrut Budi, OVO berharap bisa mempercepat proses perluasan platform pembayaran tersebut ke seluruh Indonesia.

Sebagai sebuah platform pembayaran, OVO mengklaim kini telah tersedia di lebih dari 60 juta ponsel dan menggaet 350.000 gerai merchant di 212 kota. Pihaknya juga mengaku sebagai platform pembayaran nomor satu di Indonesia berdasarkan volume pembayaran.

Selain bermitra dengan merchant secara langsung, OVO juga bermitra dengan Grab dan Kudo untuk perluasan jangkauan melalui 1,4 juta agen Kudo dan ketersediaan Grab di 130 kota. OVO juga telah bermitra dengan Alfamart, Moka, dan Bank Mandiri.

Kehadiran Budi, yang menggantikan Jim Geovedi yang direkrut tahun lalu, diharapkan membantu mendukung OVO dalam persaingannya sebagai platform pembayaran mobile, khususnya terhadap Go-Pay dan Tcash.

“Saya sangat senang dapat mengambil peran di OVO dan memiliki kesempatan yang luar biasa untuk menyelesaikan tantangan terbesar di Indonesia: memberi akses kepada UMKM dan konsumen atas layanan keuangan dan pembayaran non-tunai, di mana pun di Indonesia. Saat ini kami telah menjadi platform pembayaran digital dengan penerimaan terluas dan kami dapat membangun layanan dan fitur baru yang benar-benar dapat membuat hidup lebih mudah bagi UMKM dan konsumen di seluruh Indonesia,” ujar Budi.

Application Information Will Show Up Here

Buka DANA is Bukalapak’s Latest Digital Payment Platform

The collaboration between DANA Indonesia and Bukalapak continues. After receiving payment using DANA a while ago, both now collaborate to create Buka DANA. It’s an e-money platform as the new payment method in Bukalapak. Buka DANA is currently available on the Android version.

Buka DANA feature is available since August 10, 2018. Aside from being a payment method at Bukalapak, it can also be used as an alternative to accommodate temporary assets from canceled transactions (refund). Buka DANA is a collaboration of two companies under EMTEK group.

Previously, Bukalapak owns BukaDompet platform which operation was suspended by Bank Indonesia. Buka DANA feature in Bukalapak facilitates consumers to control their DANA account. The integration is one of Bukalapak’s innovation to boost transaction using e-money.

In its early collaboration with Bukalapak, Vincent Iswaratioso, DANA’s CEO, said that Bukalapak’s customers will be guaranteed with safety, speed, easy, and efficient transaction. There’s no need to download any app because DANA has been integrated with the Bukalapak app.

bukadana

In terms of activation, users with Bukalapak’s account just have to complete the registration by adding an active phone number, enter BukaDompet menu, and choose Buka DANA activation. OTP will be sent to be entered by users to complete the activation.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Bagaimana Layanan Fintech Membangun Kepercayaan Konsumen

Layanan fintech adalah bisnis kepercayaan karena ada dana konsumen yang dipercayakan untuk dikelola/disimpan dalam sebuah platform digital. Dengan semakin banyaknya layanan yang hadir di Indonesia, semuanya berlomba-lomba menarik pengguna baru. Lalu bagaimana sebenarnya cara sebuah perusahaan berlomba menarik kepercayaan konsumen?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, #SelasaStartup edisi awal September 2018 menghadirkan CEO DANA Vincent H Iswaratioso. DANA merupakan bagian Emtek Group yang fokus ke platform pembayaran, menghadirkan solusi digital wallet.

DANA kini menyediakan berbagai channel sumber dana untuk membayar segala transaksi. Sumber dana tersebut berasal dari kartu debit, kartu kredit, virtual account, direct, OTC (over the counter), P2P (transfer antar pengguna), kupon, gift card, dan voucher.

Layanan yang komprehensif ini membutuhkan kepercayaan konsumen. Bagaimana DANA membangun kepercayaan konsumen agar mau memakai layanannya? Berikut rangkumannya:

1. Bangun integritas

Vincent menekankan bahwa sebelum membuat produk berbasis fintech, butuh integritas tinggi yang dimulai dari internal perusahaan di segala level. Integritas akan membuahkan ke hasil akhir produk dan merambat ke pengguna.

“Integritas itu membuat orang jadi lebih bertanggung jawab, bahwa data konsumen itu harus dijaga tidak boleh bocor. Integritas itu harus datang dari semua internal perusahaan, enggak buat level manajerial saja,” katanya.

2. Patuh regulasi

Sebelum DANA beroperasi secara penuh, sambungnya, hal pertama yang dilakukan olehnya adalah mengikuti aturan yang sudah ditetapkan regulator. Misalnya, sudah memenuhi ketentuan untuk lisensi e-money yang dikeluarkan BI, memakai data center lokal, dan sebagainya.

“Kita cukup beruntung untuk scalability karena di belakang kami banyak expert yang memberikan masukan agar tetap comply dengan regulasi. Ini tentunya sangat menunjang DANA dalam eskalasi bisnis lebih cepat.”

3. Pertebal sistem keamanan

Karena DANA menghubungkan berbagai channel sumber dana, makanya sistem keamanan harus dipertebal demi menunjang kepercayaan konsumen. Untuk itu, DANA menerapkan zero data sharing policy sehingga tidak ada data pribadi konsumen yang dipakai untuk kebutuhan tertentu, seperti 16 digit kartu kredit, CCV, dan sebagainya.

DANA hanya menyimpan ID transaksi dengan tanpa nama lengkap konsumen. Setiap data yang masuk ke platform DANA secara otomatis terenkripsi dan disimpan dalam server. Data hanya dipakai oleh perusahaan untuk memeriksa bagaimana retention rate, apakah ada drof off atau tidak, atau kebutuhan lainnya yang sebatas melihat kinerja saja.

“Kita cuma platform, tapi data itu milik merchant dan konsumen. Data security ini hal yang paling kita jaga sekali, makanya ada zero data sharing policy.”

Di balik sistem keamanan yang tebal, DANA juga memanfaatkan teknologi terkini dengan smart authentication untuk permudah proses otentikasi konsumen dalam mengakses DANA. Sebagai contoh, DANA tidak selalu meminta kode OTP, atau memasukkan password buat memastikan orang yang bertransaksi adalah pemilik akun yang sah.

DANA memverifikasi pengguna dengan memeriksa kebiasaan bertransaksi, dengan demikian konsumen tidak harus diribetkan dengan berulang-ulang memasukkan password. Pengalaman akan jauh lebih seamless dan menyenangkan.

“Karena dikhawatirkan ketika consumer journey yang terlalu panjang, harus sign up sana sini untuk memakai channel pembayaran tertentu akan berdampak pada tingkat drop off yang tinggi. Belum lagi kalau salah memasukkan password lebih dari 3 kali akhirnya di-block.”

BluePay Acquires E-Money License from Bank Indonesia (UPDATED)

Bank Indonesia (BI) released another e-money license for fintech company. It’s for PT Blupay Digital International (BluePay). Its operational license is active starting from August 8, 2018, along with PT Ezeelink Indonesia (Ezeelink), which was reportedly has acquired the license.

PT BluePay Digital International was established in Jakarta as local financial technology company. The operational, server and development center of PT BluePay Digital International itself is in Jakarta.

The application is called BluePay Wallet which can be downloaded on the Google Play Store for Android users and from the App Store for iOS users. The balance from BluePay Wallet is called BluePay Cash, users can perform activities such as electricity/water bill payments, top up cellular/data packages, game vouchers, and purchase food and beverages in the vending machine using the scan by QR method.

BluePay payment platform receives e-money license from Bank Indonesia

One of BluePay’s main use cases is BlueMart smart vending machine. The company makes use of its extensive vending machine network in the country, providing offline user with the most convenient, smart and new retail experience through mobile payment to users.

BluePay Wallet uses the BlueShield security system to protect daily transactions from BluePay users. With real time detection capability, BlueShield helps analyze and prevent potential risks that may occur.

The company’s vision itself is to become a mobile apps payment company with the best experience to all customers and partners in Indonesia. The company’s focus is to serve the segment transaction needs that are still underserved by underbanked banking services, such as the MSME segment and young adult segment which aims to help achieve the financial inclusion target. The local site BluePay.id has also been launched as part of the expansion.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Buka DANA Jadi Platform Pembayaran Digital Terbaru Bukalapak

Kolaborasi DANA Indonesia dan Bukalapak terus berlanjut. Setelah beberapa waktu lalu Bukalapak menerima pembayaran menggunakan DANA, kini keduanya berkolaborasi untuk menghadirkan Buka DANA. Buka DANA menjadi platform e-money sebagai metode pembayaran baru di Bukalapak. Sementara ini Buka DANA tersedia di aplikasi versi Android.

Fitur Buka DANA sudah bisa digunakan sejak tanggal 10 Agustus 2018. Fitur ini, selain bisa digunakan untuk pembayaran transaksi, juga bisa digunakan sebagai alternatif menampung dana sementara dari transaksi yang dibatalkan (refund). Kehadiran Buka DANA adalah hasil dari kolaborasi antara dua perusahaan yang sama-sama berada di bawah naungan group EMTEK.

Sebelumnya Bukalapak memiliki platform BukaDompet yang dibekukan operasionalnya oleh Bank Indonesia. Adanya fitur Buka DANA di Bukalapak memudahkan konsumen melakukan kontrol terhadap akun DANA mereka. Bisa dikatakan integrasi ini adalah salah satu bentuk inovasi Bukalapak untuk menggenjot transaksi menggunakan e-money.

Di awal kolaborasi DANA Indonesia dengan Bukalapak, CEO DANA Vincent Iswaratioso menyebutkan pelanggan Bukalapak akan mendapat jaminan keamanan, kecepatan, kemudahan dan efisiensi dari segi transaksi. Tidak perlu mengunduh aplikasi baru karena integrasi DANA sudah ada di aplikasi Bukalapak.

Buka DANA

Untuk aktivasi, pengguna yang sudah memiliki akun Bulakapak tinggal melengkapi akun dengan nomor ponsel aktif kemudian masuk ke menu Buka Dompet dan memilih menu aktivasi Buka DANA. Selanjutnya OTP akan terkirim dan pengguna tinggal menyelesaikan proses aktivasi dengan memasukan nomor OTP.

Application Information Will Show Up Here