Dirancang Untuk Para Kreator, Lini ConceptD Resmi Diperkenalkan di Acer Day 2019

Sejak 2017, program Acer Day dilangsungkan sebagai wujud apreasiasi sang perusahaan PC asal Taiwan itu pada para konsumen di Indonesia. Ajang ketiganya kembali dimeriahkan oleh potongan harga, point reward hingga hadiah berupa paket wisata ke Korea Selatan. Untuk berpartisipasi, yang perlu Anda lakukan hanyalah membeli produk Acer atau bermain game selama program berlangsung.

Digelar pada tanggal 18 Juli hingga 30 September 2019, hal istimewa dari pelaksanaan Acer Day 2019 ialah momennya bersamaan dengan ulang tahun Acer Indonesia ke-20. Dalam presentasinya, presiden direktur Herbet Ang menyampaikan bahwa mereka sudah menyiapkan tidak kurang dari 2.222 hadiah buat konsumen. Acer juga tidak lupa membahas sejumlah perangkat yang jadi andalan mereka, di antaranya ialah Nitro 7 dan 5, Swift 3, serta Swift 7 (2019) yang saat ini memegang rekor sebagai laptop 14-inci tertipis di dunia.

Acer 1

Selain nama-nama familier, Acer menggunakan kesempatan Acer Day 2019 untuk memperkenalkan lini laptop baru di Indonesia. Setelah melakukan debutnya di Acer@Next New York pada bulan April 2019 silam, sang produsen akhirnya mulai membawa keluarga ConceptD ke tanah air. ConceptD adalah deretan produk yang dirancang khusus bagi para kreator konten, terdiri dari PC desktop, laptop, monitor serta head-mounted display virtual reality.

Acer 4

 

ConceptD

Kreator merupakan sebuah istilah luas yang menjangkau beragam jenis pekerja kreatif. Acer sendiri membaginya dalam tiga kategori: 2D (fotografer, desainer grafis, streamer), 3D (developer game, studio komersial TV, studio visualisasi arsitektur), dan engineering (insinyur, desain arsitektur, desain produk). Itu artinya, ConceptD harus menawarkan keseimbangan yang baik antara fungsi, presisi, performa dan desain.

Acer 6

Sebagai langkah awal kiprah ConceptD di Indonesia, Acer menyuguhkan kita dua varian, yaitu ConceptD 7 dan 5. Karena ditujukan untuk mengedepankan kinerja, dua model PC ini semuanya dibekali kartu grafis discrete dan prosesor high-end. ConceptD 5 dipersenjatai Intel Core i7-8705G plus Radeon RX Vega M GL, sedangkan ConceptD 7 menyuguhkan Intel Core i7-9750H dan GPU Nvidia GeForce RTX 2080 Max-Q.

Acer 9

Satu aspek istimewa dari ConceptD terletak pada layarnya. Acer memahami pentingnya keakuratan reproduksi warna bagi sejumlah ranah pekerjaan, misalnya fotografer dan desainer. Itu sebabnya mereka ingin memastikan konsumen mendapatkan layar berkualitas tinggi. Kedua model ini menyajikan panel seluas 15,6-inci beresolusi UHD 4K yang tersertifikasi Pantone, dengan color gamut Adobe RGB 100 persen serta Delta E kurang dari 1,5.

Acer 7

Delta E atau dE ialah sebuah cara untuk menghitung perbedaan atau kesalahan warna secara matematis. Metode ini berguna buat memilah dan membedakan warna-warna yang mirip atau ‘berdekatan’, sangat krusial di bidang komersial dan pengendalian mutu. Semakin kecil angka Delta E, maka kian baik juga kemampuan panel mereproduksi warna. Jika angka dE mencapai 0, maka dua warna yang dikomparasi betul-betul sama.

Acer 10

Acer ConceptD 5 mempunyai penampilan lebih ramping dibanding ConceptD 7, dengan rasio layar ke tubuh 80 persen, dan turut dilengkapi sensor pemindai sidik jari. Namun berkat volume yang sedikit lebih besar, ConceptD 7 mampu menyajikan spesifikasi hardware yang lebih tinggi (RAM mencapai 32GB dan memanfaatkan penyimpanan berbasis SSD NVME PCIe) serta sistem pendingin custom berbekal kipas 3D Aeroblade generasi keempat demi memastikan suaranya tidak pernah melampaui 40db ketika sedang bekerja keras.

Acer 12

Kedua laptop ConceptD mengusung chassis berbahan aluminium dengan permukaan tubuh warna putih. Perlu diingat bahwa putih bukanlah ‘warna identitas’ dari lini ConceptD karena beberapa varian seperti Desktop, Notebook dan monitor dibalut hitam.

Acer 13

Menariknya lagi, tim Acer Indonesia juga sempat menyebutkan bahwa ConceptD turut menawarkan opsi prosesor hingga Intel Xeon. Hal ini mengindikasikan bahwa ConceptD bukan hanya disiapkan khusus bagi para kreator, tapi dapat berfungsi pula sebagai workstation. Selain itu, kehadiran kartu grafis kelas GeForce RTX menegaskan kesanggupannya menangani permainan-permainan blockbuster terbaru.

Acer 15

 

Ketersediaan

Di Indonesia, Acer menjajakan ConceptD 5 dan 7 masing-masing seharga Rp 30 juta dan Rp 50 juta. Di Acer Day 2019, sepertinya hanya mereka berdua yang tidak mendapatkan potongan harga. Ketersediaannya juga kemungkinan sedikit lebih lambat dibanding model lain. Dari sesi bincang-bincang terpisah, seorang representasi Acer menyebutkan bahwa ConceptD baru betul-betul tiba di nusantara kurang lebih sebulan lagi.

Acer 2

Kembali ke Acer Day 2019, ada banyak program cashback serta hadiah langsung yang dapat Anda nikmati. Dengan mengeluarkan uang sebesar Rp 6,5 juta, Anda bisa memiliki Swift 3 plus printer Canon Pixma. Potongan harga juga diterapkan pada seluruh varian Swift 3 lain, baik Acer Day Edition, Air maupun Infinity; lalu Nitro 5 (khususnya model berprosesor Ryzen) bisa dimiliki seharga mulai dari Rp 9,8 juta saja.

Acer 5

Acer 16

MiniBook Ialah ‘Mobile Workstation’ Mungil Berdesain Convertible

Banyak orang masih membayangkan workstation sebagai alat komputasi berukuran besar untuk kebutuhan teknis atau ilmiah. Pandangan ini pelan-pelan berubah setelah versi mobile-nya bermunculan. Teknologi memungkinkan produsen memampatkan hardware-hardware berkinerja tinggi di perangkat berukuran mungil, termasuk laptop-laptop berdesain ultra-thin.

Sejak ide itu diajukan, rancangan dan penyajian mobile workstation tidak banyak berubah – kecuali pada tingkat ketipisan produk. Namun sebuah perusahaan asal Shenzhen bernama Chuwi mencoba sesuatu yang berbeda. Mereka mengajukan sebuah pertanyaan: bagaimana seandainya workstation tak cuma berukuran kecil, tapi juga dapat digunakan layaknya notebook convertible? Inilah dasar dari penggarapan MiniBook.

Sederhananya, MiniBook adalah mobile workstation berukuran saku (volumenya kurang lebih hanya seperempat laptop tradisional), sehingga memudahkan kita menyimpan dan membawa-bawanya. Aspek terunik dari desain MiniBook sendiri ialah kehadiran sepasang engsel putar 360 derajat, yang memungkinkan perangkat digunakan secara terbalik atau dalam mode tablet berkat dukungan layar sentuh.

“Lewat riset, kami menyadari bahwa perangkat ultra-mobile personal computer yang banyak tersedia di pasar masih menyimpan kekurangan,” tulis Chuwi di laman Indie Gogo, “hal inilah yang menginspirasi kami untuk mengembangkan MiniBook. Tujuannya adalah buat mengoptimalkan pengalaman penggunaan para user.”

MiniBook menyajikan layar sentuh seluas 8-inci dengan dimensi 20,1×12,8×1,9-sentimeter. Saat mengangkat layarnya, Anda disuguhkan keyboard berdesain padat dipadu tombol abjad lengkap. Desainer Chuwi tetap memerhatikan jarak antar tuts sehingga kegiatan mengetik tetap nyaman, sembari menawarkan opsi layout Inggris atau Jepang. Bagian display-nya mengusung rasio 16:10 dan menyajikan resolusi 1920x1200p.

MiniBook 2

Bagi saya, yang sedikit mengganjal adalah bagaimana Chuwi memasarkan MiniBook sebagai mobile workstation ketika pada nyatanya ia memiliki susunan hardware sekelas MacBook Air dan Surface Go.

Perangkat diotaki prosesor Intel Core m3-8100Y, juga ditopang chip grafis Intel HD 615, RAM 8GB LPDDR3 dual-channel, penyimpanan seluas 128GB, serta kamera 2Mp untuk kebutuhan teleconference. Selain itu, tersedia slot ekspansi yang memungkinkan kita menambahkan storage SSD M.2 dan kartu TF.

MiniBook 3

MiniBook juga punya aspek konektivitas yang lebih luas dari produk-produk kompetitor, dibekali satu port USB type-C, USB type-A 3.0 dan 2.0 serta microHDMI. Sebagai komparasi di sisi koneksi, keunggulan MacBook Air hanya terletak pada eksistensi Thunderbolt.

MiniBook 4

Rencananya akan didistribusikan mulai bulan September 2019, MiniBook bisa Anda pesan via situs crowdfunding  Indie Gogo seharga mulai US$ 530. Tersedia pula opsi alternatif yang lebih ekonomis lagi, memanfaatkan prosesor Intel Celeron N4100 seharga US$ 430. Perlu Anda ketahui bahwa Chuwi bukanlah pemain baru di ranah pembuatan laptop mini. Mereka pernah memproduksi beberapa tablet berbasis Windows ala Microsoft Surface.

Lenovo Luncurkan ThinkPad P1, Mobile Workstation High-End Dengan Rasa Ultrabook

Saat membahas workstation, hal yang terbersit di benak kita ialah perangkat-perangkat kerja raksasa yang disiapkan untuk menangani tugas-tugas berat. Konsep mobile workstation memang telah muncul beberapa tahun silam, namun perubahan karakteristik pekerja mendorong produ-sen membuat terobosan, salah satu bentuknya adalah memangkas ukurannya lebih jauh lagi.

Lenovo sendiri bukanlah nama baru di bidang penyediaan workstation. Bahkan sebelum diakusisi oleh Lenovo di tahun 2006, ThinkPad telah menjadi pilihan favorit sejumlah perusahaan dalam menyediakan alat kerja bagi para staf. Ada banyak opsi laptop kerja persembahan brand asal Tiongkok itu, tapi mungkin belum ada yang seunik ThinkPad P1. Rekan saya Glenn bilang, workstation ini lebih ringan dari MacBook Pro.

P1 5

Kurang lebih sebulan setelah diperkenalkan, Lenovo resmi meluncurkan ThinkPad P1 di Indonesia. Acaranya dilakukan secara istimewa, dilaksanakan di showroom Aston Martin Jakarta. Mungkin Anda penasaran apa yang mencetus kerja sama kedua nama ini. Lenovo menjelaskan bahwa mobile workstation ThinkPad mempersilakan para teknisi otomotif bekerja di mana pun, misalnya buat mengerjakan desain 3D atau melakukan simulasi wind tunnel.

Peluncuran ThinkPad P1 dilaksanakan tak lama setelah mendaratnya Aston Martin New Vantage di Indonesia. Menurut general manager marketing Aston Martin Francisca Prandayani, Lenovo dan brand mobil sport mewah Inggris itu punya banyak kesamaan visi, dari mulai fokus pada desain mutakhir, teknologi canggih, serta betul-betul memperhatikan ‘craftsmanship‘ dalam menggarap produk.

P1 2

P1 17

 

Desain

Lewat ThinkPad P1, Lenovo mencoba memadukan pengalaman mereka dalam menggarap workstation andal dengan konsep mobilitas tinggi dan desain ultrapremium. Tubuh laptop high-end ini tersusun dari konstruksi magnesium yang dikombinasikan bersama serat karbon. Lalu meski menghidangkan layar 15-inci, penampilannya terlihat lebih mungil karena Lenovo telah meminimalkan lebar bingkainya.

P1 8

P1 9

ThinkPad P1 mempunyai dimensi 361,8×245,7mm, berketebalan hanya 18,4mm serta memiliki bobot 1,7-kilogram. Di sisi desain, Lenovo meng-upgrade bagian logo, mengubah font ‘ThinkPad’ berwarna silver menjadi hitam. Jangan cemas, titik di huruf ‘i’ tetap mengusung LED merah. Ketika lid dibuka, Anda disuguhkan keyboard tenkeyless enam baris, touchpad dengan tombol terpisah, serta tombol power dan sensor sidik jari di area kanan.

P1 10

P1 14

Meneruskan tradisi ThinkPad, bagian keyboard kembali menjadi salah satu aspek andalan di ThinkPad P1. Papan ketik ber-backlight itu mungkin masih menggunakan rubber dome (tak seperti sistem magnetic levitation di Dell XPS 15 2-in-1), namun tetap terasa nyaman untuk dipakai mengetik. Perwakilan Lenovo menjelaskan, hal tersebut tercapai berkat pemanfaatan keycap cekung yang mengikuti kontur jari serta dengan menentukan jarak key travel ideal – tidak terlalu jauh ataupun dangkal – di 1,8-milimeter.

P1 11

P1 12

Rasa empuk yang sama juga bisa ditemukan di tombol mouse, diposisikan di atas area touchpad. Touchpad ThinkPad P1 memanfaatkan lapisan kaca bertesktur halus. Dan jika Anda membutuhkan metode pengendalian mouse yang lebih presisi, ThinkPad P1 tak lupa dibekali TrackPoint, berada di antara tombol G, H dan B.

P1 13

Segala port seperti USB 3.1, LAN, audio, card reader dan dua ThunderBolt 3.0 dapat Anda temukan di sisi kiri dan kanan. Absennya konektivitas fisik di bagian belakang membebaskan layar buat bergerak sejauh 180 derajat.

 

Layar

ThinkPad P1 yang Lenovo bawa ke Indonesia adalah unit dengan layar anti-glare 15,6-inci beresolusi 4K 3840x2160p. Panel berjenis IPS tersebut mampu menghidangkan tingkat kecerahan 400-nit, serta memiliki kedalaman warna 10-bit dan kapabilitas reproduksi warna 100 persen color gamut Adobe – dapat menjadi rekan ideal para desainer dan fotografer.

P1 21

 

Hardware

Komposisi hardware ThinkPad P1 dapat disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Lenovo menyediakan pilihan prosesor dari mulai Intel Core generasi kedelapan i7-8850 plus vPro, Core i9, hingga Intel Xeon E-2176M. Selain itu ada opsi kartu grafis Nvidia Quadro P1000 atau P2000, memori dual DIMM hingga 64GB, serta penyimpanan SSD M.2 NVMe ganda, siap mendukung storage sampai 4TB. Lalu, baterai internalnya mampu menjaga laptop tetap aktif hingga 13 jam.

P1 18

Hal yang membedakan laptop biasa dengan mobile workstation ialah sertifikasi independent software vendor (ISV). Itu berarti, hardware-hardware ThinkPad P1 bukan saja telah memenuhi kriteria workstation serta lulus simulasi sesi uji  software. Notebook juga siap mendukung memori ECC untuk CPU Xeon, bisa mendeteksi dan memperbaiki eror single bit.

P1 20

Webcam ThinkPad P1 ditunjang kemampuan mendeteksi inframerah, memungkinkan kita membuka notebook dengan wajah via Windows Hello. Bagian tersebut turut diproteksi oleh ThinkShutter, yaitu penutup lensa yang bisa ditarik jika Anda khawatir ada oknum-oknum yang berusaha melanggar privasi.

P1 19

Sebelumnya, saya sempat menyampaikan bahwa ThinkPad P1 mempunyai dua port ThunderBolt 3.0. Koneksi berkecepatan tinggi tersebut disuguhkan lewat USB type-C, memperkenankannya menghidangkan visual di resolusi maksimal 8K.

P1 15

 

Ketersediaan

Tim Lenovo menyampaikan bahwa ThinkPad P1 sudah dapat dipesan oleh konsumen di tanah air. Peluncuran produk juga ditemani oleh pelepasan mobile workstation ‘VR ready‘ ThinkPad P52 dan P72. ThinkPad P1 sendiri dijajakan seharga mulai dari Rp 30 juta.

P1 6

MSI Sulap PC Rasa Console Game-nya Menjadi Mobile Workstation

Selain laptop, MSI merupakan nama yang segera muncul di benak gamer ketika mereka menginginkan sistem dengan desain super-ringkas. Dan bukan hanya menyediakan PC berukuran kecil semisal Nightblade atau Aegis  saja, sang produsen awal New Taipei City ini juga memberikan alternatif berupa ‘PC rasa console‘, contohnya varian Vortex serta Trident.

Namun seperti notebook-notebook-nya, Micro-Star International juga melihat kebutuhan lain yang bisa dipenuhi PC small-form mereka. Di pertengahan bulan ini, sang produsen memperkenalkan versi bisnis dari Vortex G25 yang meluncur di Malaysia bulan Oktober silam. Diberi nama Vortex W25, MSI mempersiapkannya sebagai mobile workstation, ekspansi dari seri WT, WS, dan WE.

Vortex W25 3

Meski menjadi bagian dari keluarga mobile workstation MSI, Vortex W25 tidak dibekali layar dan beroperasi layaknya komputer desktop. Desainnya sendiri identik dengan varian gaming Vortex G25, hanya saja kali ini ia mengusung logo MSI Workstation. Mungkin Anda sudah tahu, angka 25 di nama perangkat tersebut menandai sebuah pencapaian desain: Vortex W25 mempunyai volume cuma 2,5-liter dan bobot 2,5-kilogram.

Vortex W25 2

Vortex W25 memiliki dimensi 279x331x43-milimeter, bertubuh hitam dan dihias striping LED. Pencahayaan tersebut menyala dengan warna hijau untuk menandai bahwa ia merupakan anggota  seri workstation, dan saya belum dapat memastikan apakah kita bisa mengubah warnanya via app. Tubuh mungilnya memungkinkan Vortex W25 ditaruh berdiri atau horisontal tanpa membuat meja kerja Anda jadi berantakan; atau alternatifnya, ia bisa disembunyikan di belakang monitor.

Vortex W25 4

Untuk memudahkan penggunaan, MSI mencantumkan port-port penting seperti sepasang USB 3.0, USB type-C Thunderbolt 3, HDMI 2.0, dan audio di sisi depan. Tentu saja, sejumlah konektivitas fisik lain dapat ditemukan di belakang; meliputi port LAN, dua port USB 3.0, dan sebuah USB type-C lagi.

Vortex W25 5

Sistem dipersenjatai oleh prosesor kelas desktop Intel generasi kedelapan Core i7, lalu dilengkapi pula bersama kartu grafis Nvidia Quadro. MSI menyediakan pilihan Quadro P5200 16GB, Quadro P4200 8GB atau Quadro P3200 6GB. Untuk memori RAM, Vortex W25 didukung 4x SO-DIMM DDR4 2400MHz sampai 64GB; lalu storage-nya memanfaatkan dua buah SSD NVMe dan HDD 1TB. Buat mengatasi panas, MSI mengandalkan teknologi Cooler Boost Titan yang biasanya ada pada laptop gaming desktop replacement mereka.

MSI menyampaikan bahwa Vortex W25 sudah bisa Anda pesan sekarang di Amazon, dibanderol seharga mulai dari US$ 2.050. Namun saat ini saya belum dapat menemukan page-nya.

Eksistensi Quadro secara jelas menyatakan bahwa Vortex W25 ialah PC yang dirancang untuk menangani kegiatan olah grafis 3D high-end, namun GPU tersebut juga siap menjalankan aplikasi produktif berbasis virtual reality.

Origin PC Usung Desain Nvidia Max-Q di Notebook Gaming dan Mobile Workstation Barunya

Pertama kali diperkenalkan di Computex 2017, inovasi desain Nvidia Max-Q memungkinkan produsen memampatkan kartu grafis high-end di laptop berketebalan 18-milimeter. Beberapa nama terkenal di ranah PC segera mengadopsinya, di antaranya MSI, Asus, serta Clevo. Kali ini giliran Origin PC yang memanfaatkan teknologi tersebut di dua perangkat barunya.

Namun menariknya, perusahaan komputer asal Miami itu tidak hanya menggunakan Max-Q di perangkat gaming, namun juga menerapkannya pada g anyar mereka. Belum lama ini, Origin PC memperkenalkan EVO15-S dan NT-15. Keduanya merupakan notebook berlayar 15-inci, turut dipersenjatai prosesor Intel Core generasi ketujuh. Bedanya, EVO15-S ditujukan bagi para gamer, sedangkan NT-15 diramu buat profesional.

EVO15-S

Laptop ini menjanjikan dua hal sederhana: portabilitas dan kapabilitas menangani konten virtual reality. Layar 15,6-inci di sana tersambung ke tubuh setebal hanya 1,75cm. Hebatnya lagi, Origin PC masih bisa mencantumkan keyboard full-sized dengan sistem pencahayaan LED RGB, pemindai sidik jari di touchpad, bahkan mempersilakan Anda memilih warna case (ada pink, putih, hijau, biru, kuning, ungu, merah), menambahkan pola grafis, serta membubuhkan ukiran laser – sehingga perangkat ini merepresentasikan karakteristik Anda.

Origin PC Max-Q 1

EVO15-S mengandalkan Nvidia GeForce GTX 1070 sebagai unit olah grafis (ada opsi GTX 1060), diotaki Intel Core i7-7700HQ, juga dilengkapi RAM DDR4 2400MHz, dan penyimpanan berbasis HDD 2TB. Lalu berkat teknologi Nvidia Optimus, baterai laptop diklaim dapat bertahan hingga lima jam tanpa tersambung ke sumber listrik. EVO15-S turut ditunjang beragam konektivitas fisik esensial, dari mulai USB SuperSpeed 3.1, USB type-C, port HDMI, hingga LAN Killer.

Origin PC Max-Q 2

 

NT-15

Pemanfaatan Max-Q di mobile workstation NT-15 memberikan kesempatan bagi Origin PC untuk membenamkan GPU Nvidia Quadro P4000 ke tubuh berketebalan cuma 1,78-sentimeter. Pernak-pernik EVO15-S bisa ditemukan pada NT-15, termasuk fingerprint scanner di touchpad dan keyboard LED. Selanjutnya, Anda dipersilakan memilih panel 15,6-inci beresolusi full-HD atau 4K.

Origin PC Max-Q 3

Konsumen juga bisa menentukan sendiri susunan hardware sesuai kebutuhan kerja mereka. Tersedia pilihan RAM DDR4 2400MHz 8 sampai 32GB atau G.Skill Ripjaws 16/32GB atau opsi G.Skill Ripjaws 2666MHz; serta penyimpanan SSD SATA M.2 120/240/480GB, atau Samsung Evo 250/500GB, berbagai opsi PCIe M.2 (hingga Samsung 960 Pro PCIe NVMe M.2 2TB), serta konfigurasi hybrid. Prosesornya sendiri menggunakan tipe serupa EVO15-S, yakni Intel Core i7-7700HQ.

Origin PC Max-Q 4

Origin PC EVO15-S dibanderol mulai dari US$ 1.609, lalu NT-15 dijajakan seharga mulai dari US$ 3.073

Jajaran Notebook VR Ready dan Gaming MSI Baru Jadi Primadona di Computex 2016

Jangankan untuk virtual reality, masih banyak orang ragu pada kemampuan notebook buat menangani gaming. Dan sudah cukup lama, MSI berupaya menyingkirkan anggapan tersebut dengan membuat terobosan dalam produk-produknya. Lalu ketika VR semakin naik daun, MSI ungkaplah laptop ‘VR Ready’ pertama di dunia buat ikut memeriahkan Computex 2016.

Namun tak hanya fokus pada virtual reality, MSI turut me-refresh sejumlah keluarga notebook lainnya. GT83 dan GT73 Titan memang jadi primadona, tapi update terhadap seri GS tak kalah menarik. Buat saya, GS merupakan tipe paling ideal untuk para gamer nomaden, berada di titik ekuilibrium antara performa dan mobilitas. Beberapa modelnya mungkin sudah Anda dengar: GS63 serta GS73. Dan jangan lupakan juga mobile workstation VR Ready MSI.

GT83 Titan

Sebagai pewaris desktop replacement kebanggaan MSI, produsen memberikan perhatian khusus terhadap GT83. Notebook berlayar full-HD 18,4-inci ini dibekali sepasang kartu grafis GeForce desktop melalui teknologi SLI, prosesor Intel i7 generasi keenam, RAM DDR4 sampai 64GB; sehingga VR bukanlah hal berat baginya. Tersedia penyimpanan berupa dua SSD M.2 plus hard drive 1TB dengan konfigurasi Super RAID 4.

Computex MSI notebook 7
MSI GT83 Titan.

Wujud GT83 hampir sama seperti GT80, tapi MSI menambahkan garis merah di belakang buat membingkai grille heat sink. Di dalam, GT83 memanfaatkan sistem pendingin Cooler Boost Titan ‘eksklusif’ rancangan MSI.

Computex MSI notebook 8
Desain GT83 hampir serupa tipe terdahulu.

Keyboard mekanik ber-switch Cherry MX Brown kembali hadir di sana. Dan di sisi audio, MSI membubuhkan chip DAC Hi-Fi ESS Sabre.

GT73 Titan

Titan pertama dari kelas GT7x, awalnya sedikit membingungkan karena dahulu titel Titan hanya diberikan pada GT80. Seperti GT83, GT73 adalah notebook VR ready dengan dua GPU. Konfigurasi hardware hampir menyerupai GT83, termasuk RAID 4, chip Intel Skylake, RAM DDR4 hingga 64GB, DAC ESS Sabre, serta thermal engineering Cooler Boost Titan.

Computex MSI notebook 15
GT73 Titan siap topang Rift dan Vive.

Perbedaannya terletak di ukuran layar, yaitu 17,3-inci (dan ketiadaan keyboard mekanik). Panel 1080p tersebut anti-glare serta menyuguhkan NTSC 94 persen, dan menariknya lagi, dirancang sebagai layar notebook gaming dengan refresh rate 120Hz – waktu responsnya hanya 5-milidetik.

Computex MSI notebook 9
MSI terapkan sejumlah face-lift pada GT73 tanpa mengubah desainnya terlalu drastis.

GS73 Stealth

Keberadaan GS73 Stealth (dan saudarinya GS63) sempat bocor di awal April silam, dan tim MSI cukup terkejut ketika saya memberitahukan hal ini. GS73 seharusnya menjadi kejutan di Computex 2016: salah satu notebook 17,3-inci tertipis dan teringan yang ada sekarang. MSI menerapkan sejumlah update pada desain luarnya, mencoba mengurangi kesan agresif (rancangan gaming laptop MSI terinspirasi dari mobil sport), dan meraciknya agar lebih elegan.

Computex MSI notebook 12
GS73 ialah salah satu notebook gaming 17-inci paling tipis.

Sepertinya produsen menggunakan tipe layar serupa GT73, dengan resolusi 1820×1080, lapisan anti-glare, display NTSC 84 persen, dan refresh rate 120Hz. Buat jeroannya, Anda bisa menemukan prosesor Intel Skylake, kartu grafis Nvidia GeForce, RAM DDR4 32GB, serta storage SSD M.2 512GB dan hard disk 1TB.

GS63 Ghost

Computex MSI notebook 10
GS63 ini sangat ideal buat para gamer nomaden.

Bagi saya, aspek terfavorit dari GS63 Ghost ada pada rasio desain dan ukuran layar, menjadikannya fleksibel dalam pemakaian. Ada banyak sekali notebook 15-inci di luar sana, dan MSI berupaya membuat GS63 agar tersaji spesial, diramu dengan prinsip serupa GS73: ringan dan tipis. Berdasarkan informasi yang disingkap produsen, komposisi hardware GS63 tak jauh berbeda dari GS73.

Computex MSI notebook 11
GS63 memiliki engsel dengan sudut gerakan paling luas di antara saudara-saudaranya.

WT72

Terdiri dari beberapa tipe – 6QJ, 6QK dan 6QM vPro – WT72 ialah mobile workstation yang ditujukan bagi desainer dan kalangan antusias, performanya dioptimalkan untuk penerapan profesional, menitikberatkan build quality serta kestabilan sistem (tersertifikasi ISV). Ia ditenagai prosesor Intel Skylake atau Xeon vPro, dan Anda dapat memilih kartu grafis Quadro M2000M sampai M5000M, dipadu RAM maksimal sebesar 64GB.

Computex MSI notebook 13
WT72 siap tangani software Adobe Stingray yang dijalankan melalui HTC Vive.

Varian inilah yang merupakan mobile workstation VR ready andalan MSI.

WS72

WS72 menyimpan kapabilitas olah data mumpuni dalam tubuhnya yang ramping (MSI mengklaimnya sebagai mobile workstation tertipis) berkat kehadiran prosesor Xeon, GPU Nvidia Quadro M2000M, RAM 32GB, SSD M.2 512GB dan HDD 1TB.

Computex MSI notebook 14
Ia adalah mobile workstation tertipis dari MSI.

Spesifikasi canggih kini memang bukan lagi hal baru, tetapi aspek paling istimewa dari WS72 terletak pada layar 4K berukuran 17,3-inci di sana. Panel tersebut mengusung teknologi True Color demi memastikan reproduksi warna yang akurat. Mutunya bahkan lebih baik lagi dari keluarga Prestige, menjanjikan AdobeRGB 100 persen.

Computex MSI notebook 5
WS60 (paling depan), WS72 (kedua) dan WT72 (baris ketiga).

WT72 sudah tersedia di pasar, dan WS72 baru saja diluncurkan; namun MSI tidak buru-buru merilis empat gaming notebook di atas, baru akan menyusul beberapa minggu lagi.

Computex MSI notebook 4
Beberapa notebook yang digunakan MSI untuk menjalankan game-game berbeda.

[Computex 2016] MSI Dukung Perkembangan Virtual Reality Lewat Berbagai Produk Unik

Seperti pengumuman minggu lalu, VR menjadi tema yang MSI angkat di Computex Taipei 2016. Sebelumnya, MSI sempat mengungkap notebook gaming pendukung VR pertama di dunia, disusul oleh mobile workstation VR ready. Di presentasinya, sang produsen ternyata telah mempersiapkan beragam pendekatan distingtif demi menopang perkembangan ekosistem VR.

Computex 2016 MSI 16
Booth MSI di Computex 2016.

Pada pameran ICT tahunan terbesar di dunia itu, perhatian besar terhadap VR MSI perlihatkan lewat tujuh booth yang mereka dedikasikan pada pengalaman virtual reality berbeda. Namun tidak hanya untuk hiburan, perusahaan gaming asal Taiwan tersebut sudah memikirkan berbagai kegunaan VR di ranah profesional serta bisnis, mereka ungkapkan dengan mendesain perangkat-perangkat unik.

Backpack PC

Kendala utama pada headset VR high-end yang ada sekarang adalah minimnya faktor mobilitas. Device seperti HTC Vive dan Oculus Rift harus selalu tertambat ke PC yang bertugas mentenagainya. Jalan keluar MSI adalah dengan mendesain sistem dalam wujud ransel. Teorinya, pengguna dapat menyambungkan headset ke PC, mengenakan device layaknya tas punggung, dan memperoleh satu set virtual reality portable.

Computex 2016 MSI 2
Backpack PC dirancang buat memperingkas penggunaan Vive dan Rift.

Konsumen biasa mungkin hanya mempunyai kesempatan kecil untuk memilikinya. Di sesi tanya jawab bersama tim MSI pusat, PC backpack tersebut diarahkan ke segmen enterprise. Buat sekarang, MSI masih belum berkenan mengungkap info tentangnya lebih rinci. Yang jelas ia mampu menampung GPU high-end (termasuk Nvidia GTX seri 1000), lalu hardware dikemas dalam desain casing yang padat, dan bobotnya tidak sampai 5-kilogram.

Computex 2016 MSI 1
Bobot backpack PC diklaim kurang dari 5kg.

Metode ini tidak serta-merta segera menyulap Vive dan Rift jadi seringkas Gear VR. Headset harus tersambung dengan kabel ke backpack PC, dan ia tetap mesti disertai baterai. MSI telah memikirkan skenario-skenario di mana backpack PC dapat dipakai: misalnya untuk mendukung pembuatan taman rekreasi seperti The Void.

Computex 2016 MSI 3
Seperti inilah contoh pemakaian backpack PC dan headset VR.

Backpack PC tampaknya bukanlah nama resmi device ini. Dari penjelasan mereka, ada kemungkinan MSI akan memberinya panggilan baru di waktu ke depan. Saat ditanya soal harga, MSI cuma bilang, mereka sama sekali belum memutuskannya.

Notebook VR Ready

Computex 2016 MSI 7
MSI GT83 Titan.

Di Computex 2016, MSI memamerkan dua notebook gaming ‘Titan’ anyar. Kini tak cuma GT80, Titan adalah titel yang produsen berikan pada sistem paling high-end; saat ini meliputi GT83 dan GT73. Kedua device masih mempunyai benang merah dengan versi terdahulu, tapi tentu saja MSI sudah menambahkan bermacam-macam upgrade, terutama di sisi solusi pendingin. Khusus buat GT73, ada pilihan layar 120Hz, sempurna untuk gamer profesional.

Computex 2016 MSI 6
MSI GT73 Titan.
Computex 2016 MSI 17
Regional marketing manager Green Lin sedang mendemokan pengalaman VR menggunakan gaming notebook MSI.

Vive dan Rift memerlukan spesifikasi yang tak jauh berbeda, menuntut setidaknya sebuah kartu grafis Nvidia GeForce GTX 970. Hardware di GT83 dan GT73 jauh melampaui standar minimal itu, ditenagai sepasang chip GeForce terbaru via teknologi SLI. Tak cuma VR, mereka siap sajikan 4K gaming tanpa kesulitan.

Computex 2016 MSI 13
Vive dan controller tersambung ke mobile workstation WT72.

Kehadiran WT72 juga merupakan pemandangan menarik. Ia boleh dibilang sebagai satu-satunya mobile workstation yang sanggup menopang VR. Tak hanya hiburan dan gaming, menurut MSI, VR juga akan berperan besar di ranah industri dan komersial, contohnya arsitektur, manufaktur, otomotif, kesehatan, edukasi dan lain-lain.

Computex 2016 MSI 14
MSI WT72.

MSI mendemonstrasikan salah satu kegunaannya di bidang desain interior dengan memanfaatkan Vive buat mengakses software Adobe Stingray. Di sana, Anda dapat mengustomisasi furnitur serta menjelajahi isi rumah secara virtual – bisa menjadi metode baru dalam mempresentasikan/mengiklankan tempat tinggal.

PC & hardware

Computex 2016 MSI 9
Aegis (depan) dan Aegis X (belakang).

HTC Vive tampak mendominasi booth MSI di Computex 2016. Dan untuk menopangnya, MSI mengandalkan Aegis X dan Vortex – menyimpan kartu grafis GTX 980 SLI serta GTX 1080. Aegis X adalah tipe Aegis yang dispesialisasikan ke fungsi VR, bisa Anda lihat dari port HDMI di area bawah-depan PC desktop berpenampilan pedang katana itu.

Computex 2016 MSI 15
MSI Aegis X.
Computex 2016 MSI 11
MSI Vortex.

Performanya dalam menangani Vive tidak perlu Anda ragukan. Saya berkesempatan menjajal Longbow di The Lab dan Audioshield; kedua aplikasi ini berjalan sangat mulus, gerakannya begitu responsif dan saya tidak merasakan sama sekali efek motion sickness. Kedua controller juga merespons gerakan real-time tanpa adanya keterlambatan, terasa ketika menarik tali busur virtual atau menangkis sinar di Audioshield.

Computex 2016 MSI 12
Seorang pengunjung sedang mencoba Audioshield.

Di segmen DIY, MSI turut menyiapkan X99A Godlike Gaming Carbon dan X99A Xpower Gaming Titanium, diklaim sebagai motherboard ‘VR ready’ serta ‘VR gaming‘. Khusus buat X99A Godlike Gaming Carbon, ia mendukung SLI empat-arah serta AMD Crossfire demi memaksimalkan kinerja olah grafis; dipadu DDR4 Boost dengan desain Steel Armor dan teknologi Killer DoubleShot-X3 Pro.

Computex 2016 MSI 8
Keluarga GeForce GTX 1080 MSI.
Computex 2016 MSI 20
Motherboard MSI X99A Gaming Pro Carbon.

Perlu diketahui, sejumlah produk di atas tidak bisa segera dimiliki, baru akan tersedia setelah Computex 2016 berakhir.

MSI Hadirkan Mobile Workstation ‘VR Ready’ Pertama di Dunia

Perkembangan teknologi gaming sangat membantu evolusi virtual reality, dan kepopularitasannya mendorong berbagai nama di industri untuk turut berkecimpung. Sebagai produsen bereputasi, belakangan ini MSI juga tampak sibuk. Beberapa waktu lalu mereka memperkenalkan kartu grafis pendukung headset VR serta notebook gaming bersertifikasi ‘VR ready’.

Namun sepertinya perusahaan dari New Taipei City itu tak puas jika potensi virtual reality terbatas pada ekosistem gaming semata. Di minggu ini, MSI mengungkap varian terbaru produk notebook kelas profesional mereka, yaitu WT72 6QN ProVR. Ia adalah mobile workstation pertama di dunia yang sanggup menangani VR, dibekali chip grafis high-end Nvidia. Dengannya, MSI mencoba membawa VR ke ranah kreasi konten.

MSI WT72 03

“Ciptakan apa saja, dan bekerja di mana saja,” itulah moto yang diusung Micro-Star International dalam penyingkapan WT72 6QN. Jantung dari kapabilitas mobile workstation tersebut ialah GPU Quadro M5500 dan Nvidia DesignWorks VR – serangkaian API, fitur dan library – memungkinkan developer meracik karya berkualitas tinggi berbasis VR.

Lalu karena kartu grafis dioptimalkan oleh vendor software independen (ISV), desainer dipersilakan menjajal kontennya secara langsung dan memodifikasinya dengan software. Berkatnya, manfaat VR bisa segera mereka rasakan: teknologi ini memangkas waktu yang diperlukan buat menciptakan purwarupa dan mempersingkat proses pengembangan. WS72 6QN disiapkan baik untuk desain maupun visualisasi.

MSI WT72 01

Dari sisi penampilan, wujud WT72 6QN ProVR terlihat identik dengan mobile workstation di seri WT72 lain. Anda disuguhkan layar 17,3-inci, ada pilihan resolusi full-HD dan 4K (3840×2160), dan panelnya telah dikalibrasi berdasarkan teknologi True Color. Prosedur ini memastikan penyajian warnanya lebih akurat, mendekati sRGB 100 persen. Untuk sistem input, tersedia keyboard full-sized plus fitur Shortcut Manager untuk menyederhanakan perintah.

Selain kartu grafis Nvidia Quadro, WT72 6QN ProVR dipersenjatai prosesor Intel Xeon E3-1505M v5, RAM DDR4-2133MHz sampai 64-gigabyte, penyimpanan SuperRaid 4 dan hard drive 1TB; serta dapat disambungkan ke tiga monitor eksternal via teknologi Matrix Display demi mempermudah multi-tasking. Dan dengan sertifikasi ISV, perangkat kompatibel ke software buatan AutoDesk, Dassault Systems, PTC, Adobe, dan lain-lain.

MSI WT72 02

Untuk konektivitas, WT72 6QN ProVR dilengkapi enam port USB 3.0, sebuah USB 3.1 type-C (Thunderbolt 3), Mini DisplayPort, HDMI, Killer Gaming Network E2400, Wi-Fi dan Bluetooth 4.1.

Ada tiga varian WT72 6QN yang bisa dipilih, perbedaannya terletak pada jenis prosesor dan resolusi layar. Workstation ini dibanderol mulai dari harga US$ 5.500 sampai US$ 6.900.

Sumber: MSI.

Inilah Dia Mobile Workstation 15-6-Inci Tertipis dan Teringan Dari MSI

Didesain khusus untuk aplikasi teknis dan ilmiah, itulah deksripsi dari PC kelas workstation. Namun ia pun mengalami evolusi, workstation sekarang bukan lagi sekedar PC monster berukuran raksasa, sangat mungkin buat mengemas performa tinggi tersebut dalam bentuk yang lebih mungil. Dan MSI baru saja melangkah ke tingkatan baru peracikan workstation. Continue reading Inilah Dia Mobile Workstation 15-6-Inci Tertipis dan Teringan Dari MSI

Tampil Bak Ultrabook Gaming, HP Omen Pro Diramu Buat Kelas Profesional

Walau tidak berpartisipasi langsung dalam pengembangan semikonduktor, Hewlett-Packard dikenal orang sebagai pencetus simbolis dari Silicon Valley. Perjalan HP belakangan berujung pada penyediaan gaming notebook yang sedang naik daun, mereka namai Omen. Tapi jika Anda belum puas dengan kinerjanya, HP telah menyiapkan jelmaan unik dari Omen. Continue reading Tampil Bak Ultrabook Gaming, HP Omen Pro Diramu Buat Kelas Profesional