Nintendo NX Sanggup Menjalankan Permainan-Permainan Wii dan GameCube?

Walaupun Nintendo memilih untuk tidak berkomentar, bocoran info yang beredar belum lama memberikan kita gambaran ke arah mana sang perusahaan gaming Jepang itu mengembangkan NX. Salah satu di antara rumor itu menyatakan bahwa NX akan ditenagai chip Nvidia Tegra X1, membuat kapabilitas backward compatibility platform tersebut jadi dipertanyakan.

Backward compatibility telah menjadi aspek andalan sistem game Nintendo sejak era Game Boy Color sampai Wii U. Problemnya, arsitektur Nvidia Tegra berbeda dari tiga console terdahulu yang mengusung IBM PowerPC, dan tampaknya NX difokuskan pada faktor portabilitas. Apakah Nintendo berkenan merelakan fitur kebanggaan itu demi sebuah console berkonsep baru? Menurut analisis Digital Foundry, backward compatibility tetap bisa disajikan.

Lewat tes yang dilangsungkan Digital Foundry, ada peluang SoC perangkat bergerak Nvidia tersebut tidak kesulitan menjalankan game-game di platform lawas melalui teknologi Virtual Console. Menurut mereka, sistem emulasi merupakan satu-satunya cara bagi NX buat menghidangkan backward compatibility, dan Tegra X1 (atau kemungkinan X2 berbasis Pascal) mampu menanganinya.

Digital Foundry mendemonstrasikan kesanggupan Tegra dengan berbekal emulator (tidak resmi) Dolphin yang dijalankan di Nvidia Shield TV. Mereka menguji sejumlah permainan-permainan terbaik di Nintendo Wii dan GameCube, dan terkesan pada performa Tegra – apalagi umumnya game tidak optimal saat dijalankan di emulator. Memang tidak ada jaminan Nintendo mengusung teknik ini, tapi melihat kemampuannya, mengapa tidak?

Di eksperimen tersebut, Digital Foundry melakukan tes pada Super Mario Sunshine. Di resolusi native serta upscale ke 1080p, permainan berjalan cukup stabil di 30 frame rate per detik, sesekali mengalami penurunan ke satu atau 10fps. Mario Kart: Double Dash sendiri kurang mulus, frame rate anjok dari 60 ke 30 saat di-upscale ke full-HD, belum lagi adanya slowdown. Digital Foundry berpendapat, masalah ini disebabkan oleh bottleneck di sisi GPU.

Jika Nintendo memilih metode emulasi, maka sudah pasti fitur Virtual Console untuk NX akan difokuskan buat mengoptimalkan performa Tegra dan didesain agar NX lebih mengerti cara kerja console tempat permainan tersebut berasal.

Saya sendiri ragu Nintendo berkenan mengorbankan backward compatibility, namun saya juga penasaran sejauh apa produsen mau berinovasi demi memegang janji menggarap console dengan ‘brand new concept‘, apalagi NX tidak diciptakan untuk menggantikan 3DS maupun Wii U.

Berdasarkan informasi sebelumnya, Nintendo berencana meluncurkan NX di bulan Maret 2017.

Sumber: Eurogamer.

Nintendo NX Ialah Console Portable Bertenaga Nvidia Tegra Dengan Controller yang Bisa Dilepas?

Jika Nintendo tidak mengubah agenda mereka, maka masih tersisa kira-kira delapan bulan lagi hingga NX akhirnya dilepas ke konsumen. Sejauh ini, kita sudah mendengar berbagai rumor mengenai sistem gaming next-gen dari perusahaan hiburan Jepang tersebut, dari mulai hardware yang lebih canggih dari PS4 sampai dukungan terhadap media cartridge dan disc.

Menambah ‘koleksi informasi’ mengenai Nintendo NX, Eurogamer mendeskripsikannya sebagai console portable dengan unit gamepad detachable. Laporan tersebut didasari dari konfirmasi sejumlah narasumber, menguatkan gagasan ‘hardware game berkonsep baru’ yang sebelumnya dijanjikan Nintendo. Penjabaran Eurogamer mengindikasikan bahwa NX merupakan perpaduan antara home console dan handheld console.

Nintendo NX

NX dihadirkan berupa console portable mumpuni dengan bagian display mandiri, lalu bagian kendali seperti D-Pad, sepasang analog stick dan action button diposisikan di sisi kiri dan kanan layar. Cukup normal bukan? Namun NX menyimpan kejutan: pengguna bisa melepas modul controller-nya.

Seperti PS Vita atau 3DS, NX didesain buat menemani Anda bermain game di perjalanan, kemudian saat sampai di rumah, Anda bisa menyambungkannya ke TV untuk menikmati permainan di layar lebar. Console dilengkapi base unit atau docking buat mengoneksikan komponen otak yang diposisikan di contoller ke display/televisi.

Kabar mengenai unit proses yang dipakai oleh NX juga cukup mengejutkan. Ketika platform current-gen semisal PlayStation 4 dan Xbox One memanfaatkan kreasi AMD, Nintendo malah memilih chip Nvidia Tegra X1 buat mentenagai sistem – serupa Shield Android TV. Penggunaan Tegra X1 turut memperkuat estimasi ke arah mana Nintendo mengembangkan NX, serta menampik info soal ia akan lebih mumpuni dari PS4.

Teknologi Nvidia Tegra dititikberatkan pada penyeimbangan aspek performa dan efisiensi pemakaian daya baterai – lebih cocok untuk menangani game-game mobile. Tapi Anda jangan buru-buru meremehkan kinerjanya. Digital Foundry memberi contoh di satu skenario: di Xbox 360 dan PS3, Doom BFG Edition berjalan di 720p 60fps dengan beberapa kali penurunan frame-rate. Sedangkan micro-console Shield Android TV sanggup menanganinya di resolusi 1080p 60fps tanpa masalah.

Untuk media distribusi konten NX sendiri, narasumber kembali menyampaikan pada Eurogamer bahwa Nintendo akan menggunakan cartridge, boleh jadi tipe berukuran 32GB; dan tidak menutup kemungkinan permainan disajikan via download digital. Pertanyaannya: apakah NX masih didukung fitur backward compatibility seperti Wii U dan 3DS?

Seorang informan bilang, produsen berencana menyingkap NX di acara pengumuman resmi di bulan September 2016 nanti. Ketika dimintai keterangan oleh Eurogamer, Nintendo tentu saja enggan memberi komentar.

Jepang Jadi Negara Asia Pertama Tempat Pendaratan Resmi Pokémon Go

Bersama Hello Kitty dan Tamagotchi, Pokémon ialah franchise sekaligus ekspor budaya Jepang tersukses. Industri gaming Barat memang akhirnya mendominasi Jepang, tapi sejauh ini penduduk negara itu merupakan konsumen gaming yang paling dimanjakan. Itu mengapa banyak orang heran mengapa Nintendo malah menunda peluncuran Pokémon Go di sana.

Kabar gembiranya, usai sudah penantian ‘panjang’ para fans Pokémon di Jepang selama lebih dari dua minggu. Akhirnya permainan berbasis augmented reality karya tim pencipta Ingress itu tersedia di Google Play dan Apple app store, disertai dukungan penuh layanan Niantic. Jepang adalah negara pertama lokasi pendaratan Pokémon Go di Asia, setelah sebelumnya hadir di Kanada awal minggu ini.

Kiprah Pokémon dimulai lewat dua game untuk Game Boy, dikembangkan oleh Game Freak dan dipublikasi Nintendo. Franchise kini sudah meluas ke berbagai media: permainan trading card, film animasi, komik, sampai mainan. Sayang sekali The Pokémon Company, tim yang memegang lisensi Pokémon, merasa ragu buat memanfaatkan teknologi smartphone. Nyatanya, meminta Niantic Labs untuk menggarap Pokémon Go ialah sebuah langkah tepat.

Besarnya penantian dan harapan konsumen membuat Pokémon Go menjadi fenomena global dalam waktu singkat. Ia mendominasi app store sebagai aplikasi paling populer, terlepas dari kritik para media terkemukagameplay-nya dangkal, belum mempunyai fitur-fitur yang dijanjikan, lalu dinodai kendala teknis.

Dari penjelasan sebelumnya, penundaan peluncuran Pokémon Go di Jepang disebabkan oleh besarnya playerbase. Developer membutuhkan lebih banyak waktu untuk meningkatkan kapasitas server mereka demi menghadapi serbuan jutaan pemain.

Tentu saja, gamer Jepang harus mengejar ketinggalan dari pemain di negara lain. Belum lama ini, seorang gamer bernama Nick Johnson dikabarkan telah berhasil menangkap seluruh Pokémon di Amerika Serikat. Di sana ada 142 spesies ‘monster saku’ dari total 151 spesies, sisanya merupakan Pokémon eksklusif yang cuma terdapat di area tertentu, namun belum ada yang bisa menebak di mana lokasi enam spesies lainnya.

Pada Business Insider, Johnson menceritakan cara melakukan pencapaian tersebut. Ia banyak menghabiskan waktu berjalan di malam hari, bisa menghabiskan sampai delapan jam. App Health di iPhone miliknya menginformasikan bahwa sang gamer rata-rata menempuh jarak hampir 13-kilometer per hari.

Kini pertanyaannya adalah: dengan peluncuran Pokémon Go di Jepang, apakah proses perilisan game di kawasan Asia lain, termasuk Indonesia, akan jadi lebih cepat?

Via Reuters. Sumber: Facebook Pokémon Go.

Tiga Hal yang Bisa Dipelajari dari Pokemon Go Mengenai Startup Internal

Pokemon Go kini menjadi game yang digandrungi oleh banyak kalangan di seluruh dunia dan memberikan banyak hal yang bisa dipetik lewat keberadaannya. Salah satunya terkait dengan perusahaan pengembangnya yang pada musim gugur tahun lalu masih menjadi bagian dari keluarga Google, yakni Niantic Labs.

Lewat Niantic Labs, setidaknya ada tiga hal yang bisa kita pelajari mengenai startup internal yang dikembangkan oleh perusahaan besar.

1. Niantic Labs, yang dikembangkan sebagai startup internal, terbukti bisa sukses hidup mandiri dan lepas dari label anak perusahaan Google. Padahal, tidak lama sebelum lepas, Google telah bertransformasi mendirikan induk perusahaan baru bernama Alphabet untuk menaungi seluruh anak usaha Google.

Perlu diketahui, saat startup dikembangakan secara internal dan menjadi bagian dari korporasi, ada stigma negatif yang kerap muncul di jagat maya yang berkaitan dengan sulitnya mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) untuk suatu hasil karya yang telah diciptakan. Pasalnya, kebanyakan startup internal berakhir di pertempuran demi mendapatkan HKI. Namun, Niantic Labs telah membuktikan bahwa memperjuangkan HKI itu masih bisa didapatkan.

2. Niantic Labs berhasil membuktikan bahwa mereka masih bisa meningkatkan sumber pendanaannya di luar eks-induk perusahaan. Pasca berpisah, perusahaan tersebut justru berhasil menggalang kepercayaan dari investor baru untuk menanamkan uangnya seperti dari The Pokemon Company dan Nintendo.

[Baca juga: Tahukah Bahwa Pokemon Go Bagus untuk Pemasaran Bisnis Anda?]

Padahal seringkali muncul stigma negatif dalam pandangan investor baru terkait konflik kepentingan laten yang terjadi di eks-induk startup tersebut berasal. Tapi, Niantic Labs berhasil menyelesaikan isu tersebut dengan baik.Flickr

3. Startup internal bisa meluncurkan Minimum Viable Product (MVP) ketika masih menjadi bagian dari perusahaan. Pada 1 April 2014 silam, Google membuat sebuah game untuk merayakan April Mop yang mengizinkan penggunanya mencari pokemon dari Google Map.

Niantic Labs adalah developer di balik game tersebut. Dengan adopsi yang cepat dan memanfaatkan momentum penggunaan lelucon, dikombinasikan dengan pembelajaran dari integrasi sistem dengan permainan adalah pencerahan untuk Pokemon Go hari ini.

Biasanya perusahaan besar sering tidak ingin mengambil risiko merusak merek untuk merilis MVP, bahkan jika pembelajaran yang bisa diperoleh sangat besar. Mereka lebih suka bermain aman dan tidak mengambil risiko pers buruk. Tapi, Google membahas hal ini dengan meluncurkan produk sebagai lelucon April Mop dan menangkap analisis dalam penelitian ini.

Lewat kehadiran Ingress dan Pokemon Go, Niantic Labs sudah membuktikan bahwa sebuah perusahaan startup internal dapat mendulang kesuksesan berulang kali. Mereka berhasil menyelesaikan isu HKI, membesarkan perusahaan sembari menciptakan game berkonsep Augmented Reality (AR), dimana semua orang pasti akan berburu mencontohnya.

Nintendo Siap Rilis Kembali Console NES, Kali Ini Dalam Wujud Miniatur

Di tengah kehebohan Pokémon Go dan penantian NX, Nintendo menyingkap sebuah kejutan tidak terduga yang tampaknya sengaja dibuat untuk membawa gamer sepuh mengarungi waktu dan kembali ke era keemasan gaming, serta memanjakan para retro-gamer. Perusahaan Jepang ini kabarnya berniat merilis console paling legendaris mereka ke konsumen modern.

Lewat situs resmi dan sosial media, Nintendo mengumumkan rencana untuk melepas NES Classic Edition demi menghidangkan ‘keseruan game retro dari masa lalu’. Device dibuat sebagai versi minatur dari Nintendo Entertainment System, yaitu console terlaris di masanya yang berhasil merevitalisasi industri gaming Amerika Serikat setelah kejadian video game crash di tahun 1983.

NES Classic Edition memiliki wujud yang kecil, selebar telapak tangan Anda, tetapi masih mengusung penampilan ala NES klasik: tubuh dengan dua warna abu-abu dan bumbu hitam, font khas berwarna merah, dan juga ada tobol power serta reset. Unit controller klasik juga disediakan buat menyempurnakan pengalaman retro gaming. Lupakan gamepad-gamepad ergonomis: controller bertubuh balok dengan D-pad dan sepasang action button telah hadir kembali.

NES Classic Edition 1
NES Classic Edition dan NES Classic Controller.

Menariknya, NES Classic Controller tidak hanya kompatibel ke NES Classic Edition. Gamepad bisa dipakai untuk menikmati permainan-permainan NES Virtual Console di Wii ataupun Wii U, cukup dengan menyambungkannya ke Wii Remote. Layaknya Nintendo Entertainment System lawas, perangkat ini sengaja didesain buat dimainkan dua orang gamer.

Selain console, bundel NES Classic Edition berisi satu NES Classic Controller, kabel HDMI dan power, serta sudah diisi oleh 30 judul permainan. Di bawah ini daftar lengkapnya:

  • Balloon Fight
  • Bubble Bobble
  • Castlevania
  • Castlevania II: Simon’s Quest
  • Donkey Kong
  • Donkey Kong Jr.
  • Double Dragon II: The Revenge
  • Dr. Mario
  • Excitebike
  • Final Fantasy
  • Galaga
  • Ghosts’n Goblins
  • Gradius
  • Ice Climber
  • Kid Icarus
  • Kirby’s Adventure
  • Mario Bros.
  • MEGA MAN 2
  • Metroid
  • Ninja Gaiden
  • Pac-Man
  • Punch-Out!! Featuring Mr. Dream
  • StarTropics
  • Super C
  • Super Mario Bros.
  • Super Mario Bros. 2
  • Super Mario Bros. 3
  • Tecmo Bowl
  • The Legend of Zelda
  • Zelda II: The Adventure of Link

“Kami ingin memberikan kesempatan bagi para fans di semua kalangan usia untuk menjajal kembali console orisinil Nintendo dan merasakan lagi pengalaman jatuh cinta pada Nintendo,” kata Reggie Fils-Aime selaku presiden Nintendo Amerika dalam pengumuman NES Classic Edition.

NES Classic Edition rencananya akan tersedia mulai tanggal 11 November 2016, ditawarkan seharga cuma US$ 60. Anda juga bisa membeli NES Classic Controller secara terpisah, seharga US$ 10. Perlu diketahui, sistem ini tidak bisa tersambung ke internet dan tidak mendukung storage tambahan.

Via Gamespot. Sumber: Nintendo.com.

Pokémon Go Akan Tiba di Asia Sebentar Lagi?

Sejak Pokémon Go meluncur minggu lalu, demam Pokémon kembali merebak seperti di tahun 90-an. Besarnya penantian khalayak mendorong banyak orang melakukan cara-cara ‘kurang legal’ buat menikmati permainan saat mereka tahu Pokémon Go belum tersedia di negaranya – dan boleh jadi banyak di antara mereka ialah kawan-kawan Anda sendiri.

Sebetulnya Pokémon Go baru tersedia resmi di sejumlah wilayah saja: Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru dan Jerman. Bungkamnya Nintendo (dalam hal ini The Pokémon Company) mengenai kapan ia meluncur di Asia membuat banyak orang gemas, apalagi kemarin kita mendengar kabar soal penundaan peluncuran global Pokémon Go karena Niantic bermaksud membenahi masalah server. Tapi dari update terkini, ada kemungkinan Pokémon Go segera tiba di Asia sebentar lagi.

Berdasarkan laporan The Verge yang mengacu pada tulisan Wall Street Journal, terdapat peluang Nintendo akan melepas Pokémon Go di Asia dan negara-negera Eropa lain minggu ini. Minggu lalu via Twitter miliknya, Takashi Mochizuki dari Wall Street Journal juga sempat menyampaikan bahwa publisher meminta konsumen di Amerika dan Jepang untuk ‘bersabar’ menanti kedatangan permainan mobile fenomenal tersebut. Apakah Jepang akan jadi negara Asia pertama tempat pendaratan Pokémon Go?

Informasi lain yang menguatkan prediksi ini bisa Anda lihat di blog Pokémon Go Asia ciptaan ‘perkumpulan pecinta Pokémon’. Hipotesis pertama adalah waktu refresh global Apple app store yang jatuh di hari Kamis, mengindikasikan probabilitas peluncuran lebih luas di iOS dan Google Play. Kemudian kita juga tahu selama beberapa hari ke belakang, Niantic telah bersusah-payah menambah kapasitas server.

Asumsi tersebut didukung oleh keadaan saat ini: setelah seminggu pelepasan Pokémon Go, semakin jarang kita dengar berita mengenai glitch dan bug. Lalu di tanggal 11 Juli kemarin, ‘narasumber terpercaya’ menjelaskan peluncuran game akan dilangsungkan tidak lama lagi.

Baru kemarin warga Jerman merayakan kehadiran Pokémon Go di negaranya, dan di sana, game sudah menimbulkan kontroversi. Meski fans sangat gembira, perwakilan pengurus monumen peringatan korban rezim Nazi menyayangkan kelakuan para pemain yang membanjiri lokasi itu untuk berburu ‘monster saku’. Menurutnya, hal tersebut sangat tidak pantas.

Telegraph sendiri mengingatkan agar kita tidak bersemangat secara berlebih-lebihan, karena sejauh ini Nintendo belum mengungkap tanggal rilis resmi di wilayah lain, terlepas dari prediksi sejumlah situs.

Peluncuran Global Pokémon Go Dihentikan Sementara

Peluncuran Pokémon Go minggu lalu dirayakan dengan sangat meriah, bisa Anda lihat sendiri bagaimana game AR hasil kolaborasi Niantic dan Nintendo itu memenuhi timeline sosial media dan internet. Meskipun belum dirilis resmi di Indonesia serta negara-negara Asia Tenggara lain, tidak sedikit fans berhasil memperoleh cara agar mereka dapat segera menikmatinya.

Tampaknya antusiasme tinggi gamer memberi dampak negatif bagi developer. Masalah koneksi menodai momen pelepasan Pokémon Go, di mana sejumlah pemain sama sekali tidak bisa masuk ke game. Niantic mengetahui adanya problem ini dan telah mulai memperbaikinya. Efek dari hal tersebut adalah, developer terpaksa menghentikan sementara perilisan Pokémon Go secara global, kabar buruk bagi Anda yang menanti kemunculan game di app store.

Fokus utama Niantic ialah membenahi kapasitas server, menunda peluncurannya di Inggris dan Belanda. Meskipun tim tidak mau berlama-lama, pada Business Insider mereka bilang ‘akan menangguhkan waktunya hingga betul-betul merasa nyaman’. Kejadian seperti ini bukanlah hal baru di ranah game online. Banyak permainan blockbuster kreasi developer raksasa mengalami kendala koneksi di hari pertama perilisannya.

Sejauh ini, peluncuran Pokémon Go terbilang sangat sukses, ia menempati urutan pertama daftar Top Grossing dan Free di Apple app store – menyingkirkan app-app populer seperti Snapchat, Spotify, serta NBA Live Mobile. Walaupun cuma mengusung metode monetisasi in-app purchase, efeknya segera dirasakan oleh Nintendo, menyebabkan harga saham mereka naik 10 persen, mendongkrak nilai perusahaan ke angka US$ 23 miliar.

Tapi terlepas dari berita gembira untuk Nintendo, kehadiran Pokémon Go ternyata menimbulkan sejumlah masalah keamanan dan keselamatan. Beberapa orang dilaporkan mengalami luka ringan akibat tidak berhati-hati ketika bermain, sementara itu belasan gamer dikabarkan menjadi korban perampokan bersenjata. Dan perlu Anda tahu, insiden terkait Pokémon Go juga terjadi di Indonesia.

Tidak hanya itu, perusahaan keamanan Proofpoint mengeluarkan sebuah peringatan pada mereka yang tidak sabar menanti kemunculan Pokémon Go di Google Play dan memutuskan untuk menggunakan APK. Salah satu APK diketahui dimodifikasi dengan program backdoor bernama DroidJack. App tersebut cukup mirip versi aslinya dan berhasil mengelabui banyak user awam.

Pokémon Go telah tersedia secara resmi di Amerika Serikat, Australia dan Selandia baru sejak tanggal 6 Juli kemarin. Dengan adanya penundaan ini, pemain di wilayah lain memang harus menunggu lebih lama.

3DNES Emulator Sulap Tampilan Game Nintendo Menjadi Tiga Dimensi

Meski produksinya telah dihentikan sejak tahun 1995, kebesaran nama Nintendo Entertainment System (NES) sebagai salah satu game console terpopuler sepanjang masa masih membekas hingga saat ini. Hal ini turut diperkuat dengan adanya software emulator yang memungkinkan kita untuk memainkan game NES di berbagai perangkat, mulai dari komputer sampai ponsel Android.

Namun belum lama ini seorang developer dengan alias “geod” mencoba menawarkan cara baru untuk menikmati game NES. Dirinya menciptakan sebuah emulator bernama 3DNES. Seperti yang bisa ditebak dari namanya, 3DNES bisa dibilang ajaib karena dapat mengubah tampilan game 8-bit tersebut menjadi tiga dimensi.

Mulai dari Super Mario Bros, Dr. Mario, Duck Hunt sampai Castlevania, gamegame legendaris ini bisa dimainkan menggunakan 3DNES seolah-olah grafiknya tiga dimensi. Pun demikian, cara bermain dari masing-masing game masih sama persis seperti aslinya. 3DNES hanya mencoba memberikan perspektif baru bagi para penikmat game klasik.

Tampilan game Super Mario Bros dalam 3DNES / geod
Tampilan game Super Mario Bros dalam 3DNES / geod

Untuk bisa menikmati game NES dalam tampilan 3D, pengguna hanya memerlukan emulator 3DNES itu sendiri tanpa software tambahan lain. Tentunya pengguna juga membutuhkan file game-nya yang bisa didapat dari berbagai situs, seperti misalnya Emuparadise.

3DNES saat ini sudah bisa dinikmati secara cuma-cuma oleh pengguna PC atau laptop – atau dengan memberikan donasi sukarela – dengan mengunduhnya langsung dari situs sang pengembang. Anda bisa mengatur konfigurasi grafik maupun input kontrol sebelum mulai bermain.

Sumber: WindowsClan.

[Rumor] Nintendo NX Akan Mendukung Disc Serta Cartridge?

Walaupun fans dengan penuh harap menanti kabar selanjutnya mengenai platform anyar Nintendo di E3 2016, produsen malah memutuskan untuk tetap menjaga rahasianya rapat-rapat. Bulan Mei silam, presiden Tatsumi Kimishima menjelaskan bahwa NX bukanlah penerus Wii U ataupun 3DS, dihadirkan buat ‘menyajikan cara baru dalam menikmati video game‘.

Belum lama ini, muncul detail menarik lain terkait NX. Berdasarkan info trademark Legend of Zelda: Breath of the Wild, platform game next-gen Nintendo itu kabarnya mendukung cartridge serta dics sebagai medium distribusi konten. Hal itu memperkuat laporan bulan di Agustus tahun lalu, yang menyebutkan bahwa penyajian NX hampir mirip seperti Nintendo 3DS.

Mengacu pada sebuah screenshot, Legend of Zelda: Breath of the Wild akan didistribusikan secara digital, lewat disc dan juga cartridge; padahal dari pengumuman sebelumnya, permainan cuma tersedia di Wii U serta NX. Game Legend of Zelda baru tersebut adalah salah satu dari beberapa judul yang sudah dikonfirmasi hadir di NX (beserta Just Dance 2017 garapan Ubisoft).

Untuk referensi, sejauh ini Nintendo menyebut judul 3DS sebagai ‘game  cartridge’, sedangkan permainanWii U dihidangkan melalui disc. Dan jika NX betul-betul mengusung cartridge, maka kemungkinan ia tersedia dalam jenis SD card berkapasitas antara 32GB sampai 64GB. Menggantikan disc dengan cartridge memang memberikan keunggulan dari sisi ruang penyimpanan serta kepraktisan.

Informasi tersebut memberikan satu peluang lain: selain cartridge, NX juga mendukung dics. Caranya? Cartridge didesain untuk disisipkan ke komponen hybrid gamepad/portable console, kemudian disc Blu-ray tradisional dirancang untuk dimasukkan ke unit console hub. Namun kendala dari teori ini adalah, pendekatannya kurang efisien.

Sejauh ini rincian spesifikasi NX masih belum pasti. Narasumber bilang, sistem mengusung GPU AMD Polaris 14nm dan ditenagai prosesor Nvidia Tegra, menyajikan permainan di resolusi 900p di 60fps, serta ditopang kapabilitas video 4K. Developer sempat mengklaim, sangat mudah mengembangkan game untuk NX, dan di waktu peluncurannya nanti, hardware turut dilengkapi line-up software lengkap.

Rencananya, Nintendo akan menyingkap NX di tahun ini juga, boleh jadi di event Gamescom di bulan Agustus atau pada saat dilangsungkannya Tokyo Game Show 2016 September nanti. Via La Presse, CEO Nintendo Canada Pierre-Paul Trepanier berjanji, “Kami akan berbicara lebih banyak soal NX di akhir 2016.”

Sumber: Tweak Town.

Nintendo Umumkan Franchise Game Baru, Disiapkan Buat 3DS

Nama Nintendo akan segera mengingatkan kita pada franchise klasik seperti The Legend of Zelda, Mario serta Pokémon; dan biasanya judul-judul eksklusif inilah yang menarik hati banyak orang buat membeli platform game Nintendo. Di acara Treehouse E3 2016, Nintendo ungkap satu kejutan untuk gamer setia console handheld mereka, sebuah franchise permainan orisinil berjudul Ever Oasis.

Ever Oasis adalah game role-playing action adventure singleplayer untuk Nintendo 3DS, di mana Anda bisa melakukan berbagai hal seperti menciptakan tempat tinggal di tengah gurun, menghimpun tim dan mengelola perlengkapan, menjelajahi dungeon, serta menyelesaikan beragam puzzle. Tim developer Greezo berjanji, permainan menyuguhkan ‘segala aspek yang digemari para pecinta RPG’.

Game mengisahkan petualangan seorang pemuda bernama Tethu (bisa Anda pilih sebagai karakter pria ataupun wanita) seorang Seedling yang terpilih untuk membangun koloni di daerah oasis bersama rekannya, Isuna. Tentu saja perjalanan Anda tidak akan selalu mulus, sebuah bahaya muncul mengancam kedamaian koloni di gurun pasir. Itulah alasannya pemain diminta mengumpulkan tim.

Ever Oasis 3
Screenshot Ever Oasis.

Sistem pertempuran Ever Oasis disajikan secara real-time, dan Anda dapat mengendalikan langsung tiga karakter. Game memiliki sistem perputaran siang-malam, dan layaknya RPG, terdapat bermacam-macam material yang bisa diperoleh dari gua dan tempat-tempat lain, digunakan untuk membangun toko-toko ataupun menciptakan perlengkapan baru. Alternatifnya, bahan-bahan tersebut bisa dibuat di rumah pohon Anda.

Dari penjelasan Nintendo, untuk menciptakan party, pertama-tama Anda harus menghimpun penduduk desa – masing-masing mempunyai shop, kemampuan, bahkan persenjataan sendiri. Setelah itu, pemain baru bisa mengajak mereka berpetualang atau menyuruh penduduk desa mengumpulkan sumber daya. Menyimak trailer-nya, Ever Oasis terlihat seperti campuran antara Animal Crossing, The Legend of Zelda dan Final Fantasy.

Dari sisi desain, developer mengaku bahwa segi estetika Ever Oasis terinspirasi dari era Mesir Kuno. Permainan diproduksi serta disutradarai oleh Koichi Ishii, figur yang turut menakhodai tiga judul Final Fantasy pertama serta hampir seluruh seri Mana. Tim Greezo sendiri didirikan di tahun 2006, sebelumnya sempat mengerjakan proyek game Zelda buat handheld, misalnya Ocarina of Time 3D, Majora’s Mask 3D dan Tri-Force Heroes.

Sejauh ini, Ever Oasis belum mendapatkan tanggal rilis, baru tiba tahun depan.

Ever Oasis 2
Isuna dan Tethu.

Via Kotaku. Sumber: Nintendo.