Menjajal Aero 15X, Ultrabook Berperforma Tinggi Dengan Desain Max-Q Persembahan Gigabyte

Mendarat perdana di Indonesia bulan Mei silam, Aero ialah keluarga baru laptop Gigabyte yang disiapkan sebagai penengah antara perangkat kerja premium dan notebook gaming. Desainnya menarik namun tidak berlebihan, tipis, panelnya tersertifikasi X-Rite Pantone, lalu laptop ini tidak kesulitan menangani game-game blockbuster terbaru berkat penggunaan GPU GeForce GTX 10.

Kurang lebih tiga bulan setelah momen itu, sang produsen komputer asal Taiwan memutuskan buat menghadirkan versi lebih canggih dari Aero 15 ke tanah air. Kali ini, device sudah mengusung desain Nvidia Max-Q, memungkinkan laptop menyimpan kartu grafis high-end GTX 1070 atau 1080 tanpa mengorbankan portabilitasnya sama sekali. Dibanding model dengan GTX 1060, Gigabyte Aero 15X menjanjikan performa 25 persen lebih besar.

Aero 15X 15

Bermaksud untuk menunjukkan kemampuan Aero 15X, Eric Chang dari Gigabyte mengundang saya buat mencoba perangkat ini secara langsung. Eric kembali menjelaskan bahwa keluarga Aero adalah notebook yang ditujukan bagi kalangan antusias, dan itu alasannya mengapa aspek mobilitas serta kinerja begitu diperhatikan. Jenis konsumen ini memahami seluk beluk sisi teknis dan sangat menuntut kualitas.

Aero 15X 7

 

Desain

Untuk memuaskan mereka, Gigabyte tidak mengambil jalan pintas. Dalam memproduksi perangkat ini, produsen memanfaatkan teknik CNC demi memastikan tiap bagian dan potongan di laptop itu presisi, lalu menerapkan teknik nano-imprint lithography pada permukaan lid, sehingga teksturnya terasa halus saat disentuh. Seperti versi sebelumnya, Gigabyte membubuhkan lapisan serat karbon, memberikan kesan sporty di tubuh hitam premiumnya.

Aero 15X 1

Aero 15X 2

Aero 15X 3

Gigabyte Aero 15 menghidangkan layar 15,6-inci dengan bingkai super-tipis, tebalnya hanya 5mm. Tapi meskipun Gigabyte berhasil mencantumkan panel 15-inci di form-factor 14-inci, tidak ada pemangkasan terlalu banyak pada bagian keyboard: ukuran tombolnya normal, baik pada cursor arah serta num pad. Karena ukuran yang lebih kecil, Gigabyte meletakkan webcam di bawah display, konektivitas fisik di sisi kiri dan kanan, lalu area belakang didedikasikan seluruhnya buat pembuangan panas.

Aero 15X 11

Aero 15X 10

Aero 15X 17

Aero 15X 4

 

Layar

Panel 15-inci tersebut memiliki resolusi 1920×1080. Saya belum mengetahui apakah layar menyuguhkan refresh rate yang istimewa atau standar, namun adanya sertifikasi X-Rite Pantone mengindikasikan keseriusan produsen  dalam memastikan warna di layar semirip objek sesungguhnya. Selain sangat membantu para desainer dan fotografer, gamer juga memperoleh keuntungan karena berkat keakuratan kontras, mereka bisa lebih mudah mendeteksi musuh.

Aero 15X 16

Aero 15X 13

Aero 15X 14

 

Keyboard

Dalam meracik keyboard di Aero 15X, Gigabyte banyak mengadopsi elemen  gaming. Produsen memang tidak memanfaatkan switch mekanik, tapi tombol chiclet yang empuk di sana siap menunjang kegiatan gaming dan aktivitas kerja. Luas tuts dan jarak antar tombolnya pas di jari saya, sehingga insiden salah tekan jarang terjadi, bahkan ketika laptop saya gunakan buat menjalankan game shooter bertempo cepat.

Aero 15X 8

Papan ketik ini turut dibekali sistem pencahayaan RGB Pre-Key dan fitur macro. Via software Fusion, Anda dipersilakan mengutak-atik pola pencahayaan, menentukan warna masing-masing tuts, hingga memprogram ulang tombol-tombolnya.

Aero 15X 12

 

Performa

Selain menyediakan sejumlah software benchmark, Eric tahu saya sangat kecanduan Titanfall 2 dan turut menyiapkan permainan itu di Aero 15X. Secara default, sistem segera menyajikan setting grafis tinggi. Beberapa opsi sempat saya ubah: misalnya dari resolusi 1366×768 ke 1920×1800, V-Sync juga saya matikan agar tidak ada efek stuttering, lalu field-of-view saya pindahkan ke 100 derajat lebih.

Aero 15X 5

Aero 15X 22

Selanjutnya, Titanfall 2 tersuguh sangat lancar. Via Fraps, angka frame rate per detik berada di kisaran 85 sampai 110, dan satu-satunya kendala hanyalah kurang memadainya koneksi internet di kedai kopi tempat kami melakukan sesi pengujian. Begitu memuaskannya performa hardware Gigabyte Aero 15X (juga kinerja keyboard-nya), saya dapat memperoleh titel MVP setidaknya dalam dua match.

Aero 15X 24

Aero 15X 23

Aero 15X 25

Hasil benchmark laptop ini juga sangat baik. Dengan setting grafis ultra,  tessellation extreme dan resolusi full-HD di Unigine Heaven 4.0, Aero 15X mencetak FPS rata-rata 76,8 dan skor 1935. Temperaturnya tidak pernah lebih tinggi dari 79 derajat Celcius. Lalu di 3DMark Fire Strike Ultra dan 3DMark 11 Advanced Edition, notebook mendapatkan nilai 3358 dan 6359.

Aero 15X 21

Aero 15X 19

Aero 15X 20

Daftar spesifikasi hardware bisa Anda lihat di screenshot GeForce Experience ini, saya cantumkan di bawah sebagai bukti bahwa Aero 15X betul-betul menggunakan desain Nvidia Max-Q. Buat ruang penyimpanan, laptop memanfaatkan dua SSD M.2 PCIe.

Aero 15X 18

 

Ketersediaan

Gigabyte belum mengungkap harga resmi Aero 15X di Indonesia. Informasi terkait harga ataupun waktu peluncuran juga tidak saya temukan dalam rilis pers yang belum lama ini dikirimkan. Eric Chang sendiri sempat menyampaikan rencana Gigabyte untuk mulai memasarkannya di bulan Oktober 2017 besok.

Aero 15X 6

Gigabyte Ciptakan GPU GeForce GTX 1080 dengan Panjang Cuma Separuh Versi Standarnya

Kartu grafis high-end identik dengan komponen besar yang memakan banyak ruang dalam sebuah casing PC. Semakin tinggi performa sebuah kartu grafis, biasanya semakin bongsor pula dimensinya dan semakin banyak pula jumlah kipas pendingin yang menemaninya. Namun tidak demikian di tahun 2017 ini.

Gigabyte mencoba mematahkan anggapan tersebut melalui GeForce GTX 1080 Mini ITX 8G. Dari namanya saja kita bisa tahu kalau ia dimaksudkan untuk dipasangkan ke motherboard ukuran mini-ITX yang biasanya menjadi pilihan untuk home theater PC.

Di saat GTX 1080 standar memiliki panjang bodi 26,7 cm, GTX 1080 Mini ini hampir separuh lebih pendek di angka 16,9 cm. Kendati demikian, performanya dijamin tidak berbeda, sanggup menjalankan game terbaru dalam kualitas grafik tertinggi secara mulus maupun memotori VR headset. Kalau perlu, pengguna bahkan masih bisa meng-overclock GPU mungil ini melalui software pendampingnya.

Gigabyte GeForce GTX 1080 Mini ITX 8G

Dengan bodi sependek ini, Gigabyte sejatinya harus memutar otak perihal sistem pendinginnya. Tiga buah heat pipe komposit berbahan tembaga dipercaya mendampingi sebuah kipas custom berdiameter 90 mm. Kipas ini sendiri cukup istimewa karena menganut desain semi-pasif.

Jadi ketika PC tidak sedang menjalankan proses yang berat, GPU ini sejatinya tidak akan menghasilkan suara sama sekali mengingat kipasnya tidak berputar. Barulah saat pengguna menjalankan game yang lebih berat, kipas itu akan aktif dengan sendirinya.

Sayangnya sejauh ini masih belum ada informasi terkait harga dan ketersediaannya. Dimensi yang lebih kecil belum tentu berarti harganya juga lebih rendah dari GTX 1080 standar, sebab proses pembuatannya bisa dipastikan lebih kompleks.

Sumber: Engadget dan Gigabyte.

Gandeng Binus, Nvidia Dirikan Pusat Pengembangan AI Pertama di Indonesia

Bagi mayoritas orang, nama Nvidia hampir sinonim dengan teknologi grafis. Memang sejak didirikan, perusahaan Santa Clara itu mencurahkan perhatiannya pada pengembangan GPU. Tapi sejak 2014, Nvidia memperluas bisnis mereka ke ranah gaming, data center, otomotif serta AI. Di bulan Mei kemarin, mereka berkolaborasi bersama Toyota dalam implementasi Drive-PX di kendaraan driverless.

Di minggu ini Nvidia punya berita gembira bagi pemerhati AI di Indonesia. Tepat pada tanggal 28 Agustus kemarin, perusahaan pimpinan Jensen Huang itu mengumumkan kerja samanya dengan Universitas Bina Nusantara serta Kinetica untuk mendirikan pusat penelitian dan pengembangan kecerdasan buatan pertama di Indonesia, berlokasi di Kampus Anggrek. Acara itu dihadiri oleh rektor Binus Dr. Ir. Harjanto Prabowo, CEO Ir. Bernard Gunawan, wakil presiden sales & marketing Nvidia Raymond Teh, dan wakil presiden Kinetica Joseph Lee.

Nvidia AI R&D Center Indonesia 3

AI R&D research center tersebut difokuskan pada ranah deep learning. Tim akan ‘melatih’ neural network untuk mengenali pola dari data berjumlah besar. Menurut penuturan Raymond Teh, gunanya adalah buat memecahkan masalah-masalah kompleks dalam ilmu komputer. Saat ini, kita tahu software komputer sudah bisa menulis dan belajar sendiri. Dan tak lama lagi, ‘ratusan miliar’ perangkat dapat saling mengenali.

Nvidia menjelaskan bahwa langkah awal untuk bisa sampai di sana ialah dengan menyediakan pondasi dan solusi lewat produk. Selanjutnya, perusahaan merangkul universitas-universitas buat mendirikan laboratorium. Tentu saja, peran serta campur tangan para mahasiswa turut jadi kuncinya.

Nvidia AI R&D Center Indonesia 1

Pihak Binus sendiri menyambut baik kerja sama tersebut, karena betul-betul seirama dengan visi ‘Bina Nusantara 20/20’, yaitu menjadi institusi pendidikan kelas dunia demi menghadirkan inovasi. Pusat penelitian kecerdasan buatan ini juga dianggap Binus sebagai wujud dari komitmen universitas untuk ‘menumbuhkan dan memberdayakan masyarakat dalam membangun serta melayani bangsa’.

Kinetica sendiri dipilih sebagai fasilitator sistem pengelolaan database berbasis GPU. Software racikan perusahaan asal Arlington itu telah dipakai di Angkatan Darat serta Layanan Pos Amerika Serikat, hingga GlaxoSmithKline (perusahaan farmasi) untuk mempermudah proses pendataan.

“Menguasai pengetahuan dan teknologi maju di bidang TI merupakan salah satu ketentuan dalam memiliki karir yang sukses di perusahaan multinasional atau menjadi pengusaha. Melalui pusat penelitian ini, kami akan mencoba mendidik, memperkaya dan memberdayakan masyarakat,” tutur Dr. Bens Pardamean selaku direktur Universitas Bioinformatics & Data Science Research Centre via rilis pers.

Header: Nvidia.

Origin PC Usung Desain Nvidia Max-Q di Notebook Gaming dan Mobile Workstation Barunya

Pertama kali diperkenalkan di Computex 2017, inovasi desain Nvidia Max-Q memungkinkan produsen memampatkan kartu grafis high-end di laptop berketebalan 18-milimeter. Beberapa nama terkenal di ranah PC segera mengadopsinya, di antaranya MSI, Asus, serta Clevo. Kali ini giliran Origin PC yang memanfaatkan teknologi tersebut di dua perangkat barunya.

Namun menariknya, perusahaan komputer asal Miami itu tidak hanya menggunakan Max-Q di perangkat gaming, namun juga menerapkannya pada g anyar mereka. Belum lama ini, Origin PC memperkenalkan EVO15-S dan NT-15. Keduanya merupakan notebook berlayar 15-inci, turut dipersenjatai prosesor Intel Core generasi ketujuh. Bedanya, EVO15-S ditujukan bagi para gamer, sedangkan NT-15 diramu buat profesional.

EVO15-S

Laptop ini menjanjikan dua hal sederhana: portabilitas dan kapabilitas menangani konten virtual reality. Layar 15,6-inci di sana tersambung ke tubuh setebal hanya 1,75cm. Hebatnya lagi, Origin PC masih bisa mencantumkan keyboard full-sized dengan sistem pencahayaan LED RGB, pemindai sidik jari di touchpad, bahkan mempersilakan Anda memilih warna case (ada pink, putih, hijau, biru, kuning, ungu, merah), menambahkan pola grafis, serta membubuhkan ukiran laser – sehingga perangkat ini merepresentasikan karakteristik Anda.

Origin PC Max-Q 1

EVO15-S mengandalkan Nvidia GeForce GTX 1070 sebagai unit olah grafis (ada opsi GTX 1060), diotaki Intel Core i7-7700HQ, juga dilengkapi RAM DDR4 2400MHz, dan penyimpanan berbasis HDD 2TB. Lalu berkat teknologi Nvidia Optimus, baterai laptop diklaim dapat bertahan hingga lima jam tanpa tersambung ke sumber listrik. EVO15-S turut ditunjang beragam konektivitas fisik esensial, dari mulai USB SuperSpeed 3.1, USB type-C, port HDMI, hingga LAN Killer.

Origin PC Max-Q 2

 

NT-15

Pemanfaatan Max-Q di mobile workstation NT-15 memberikan kesempatan bagi Origin PC untuk membenamkan GPU Nvidia Quadro P4000 ke tubuh berketebalan cuma 1,78-sentimeter. Pernak-pernik EVO15-S bisa ditemukan pada NT-15, termasuk fingerprint scanner di touchpad dan keyboard LED. Selanjutnya, Anda dipersilakan memilih panel 15,6-inci beresolusi full-HD atau 4K.

Origin PC Max-Q 3

Konsumen juga bisa menentukan sendiri susunan hardware sesuai kebutuhan kerja mereka. Tersedia pilihan RAM DDR4 2400MHz 8 sampai 32GB atau G.Skill Ripjaws 16/32GB atau opsi G.Skill Ripjaws 2666MHz; serta penyimpanan SSD SATA M.2 120/240/480GB, atau Samsung Evo 250/500GB, berbagai opsi PCIe M.2 (hingga Samsung 960 Pro PCIe NVMe M.2 2TB), serta konfigurasi hybrid. Prosesornya sendiri menggunakan tipe serupa EVO15-S, yakni Intel Core i7-7700HQ.

Origin PC Max-Q 4

Origin PC EVO15-S dibanderol mulai dari US$ 1.609, lalu NT-15 dijajakan seharga mulai dari US$ 3.073

Rayakan GeForce Day 2017, Nvidia Memulai GEXT, Bawa GPU Baru, dan Resmi Berkolaborasi Dengan TNC

Telah jadi sebuah tradisi tahunan, GeForce Day adalah ajang yang diselenggarakan Nvidia sebagai tempat berkumpulnya gamer, kesempatan buat menjajal produk-produk canggih dari produsen hardware, dan juga merupakan lokasi dilaksanakannya turnamen-turnamen eSport. Dan di GeForce Day 2017, Nvidia melangsungkan banyak acara seru serta mengungkap sejumlah pengumuman penting.

GeForce Day Indonesia 2017 dilangsungkan pada hari Sabtu 15 Juli minggu lalu di Nafiri Hall APL Tower Central Park. Sebelum dibuka untuk umum, Nvidia terlebih dulu memulai acara dengan melakukan pengumuman penting buat pers di pagi hari: perusahaan spesialis teknologi grafis asal Santa Clara itu mengabarkan telah berkolaborasi bersama TNC demi memperluas jaringan bisnis cyber cafe dari Filipina ke Indonesia.

Nvidia & TNC

TNC ialah salah satu franchise iCafe terbesar di Filipina. Divisi Dota 2 mereka adalah tim Filipina pertama yang berhasil lolos dalam babak kualifikasi The International (2016), dan menjadi tim Asia Tenggara kedua yang bisa bertanding di laga itu setelah Mineski di The International pertama. Pembukaan game center di Indonesia menandai langkah perdana TNC di luar negaranya.

GeForce Day 2017 10

Dukungan dari Nvidia ditunjukkan melalui penyediaan kartu grafis GeForce kelas GTX di unit-unit PC dalam cyber cafe. Setidaknya, sistem di sana sudah dipersenjatai kartu grafis GTX 1050. GPU berbasis arsitektur Pascal itu diklaim sanggup menangani judul-judul eSport populer di setting grafis tertinggi. Menariknya lagi, di sejumlah tempat, TNC berjanji akan menyajikan PC dengan GeForce GTX 1080 Ti.

GeForce Day 2017 8

Alasan TNC melebarkan jaringannya ke Indonesia tak sulit ditebak. Mereka melihat potensi gaming yang sangat besar di nusantara. CEO TNC Indonesia Hadi Sukotjo menjelaskan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah gamer terbanyak di Asia Tenggara, mencapai 40 juta orang. Bahkan beberapa gamer kita juga berhasil memenangkan ajang global. Melalui pembukaan iCafe berstandar internasional, TNC berharap mereka bisa memberi kesempatan dan menyediakan tempat pelatihan bagi para gamer muda.

GeForce Day 2017 9

Selain mempersiapkan sarana latihan ‘Nvidia certified iCafe’, komitmen TNC dalam mendukung perkembangan industri eSport direalisasikan lewat janji untuk melaksanakan turnamen sebulan sekali. Buat sekarang, TNC akan fokus pada dua judul permainan: Dota 2 dan PointBlank.

GeForce Day 2017 14

Memiliki 100 cabang di Filipina, TNC berencana untuk membuka tidak kurang dari 50 game center di Indonesia, disebar di 15 kota: Jakarta, Surabaya, Palembang, Medan, Lampung, Bali, Malang, Samarinda, Bantan, Muara Bungo, Tanjung Pinang, Sumedang, Bogor, Blitar dan Bandung. TNC juga punya agenda buat mengimplementasikan sistem akun di iCafe mereka, sehingga sisa kredit yang Anda miliki bisa digunakan di seluruh cabang TNC.

GeForce Day 2017 6

GeForce eSports Xtreme Tournament

Digelarnya GeForce Day juga menandai dimulainya GEXT 2017 di kawasan Asia Tenggara. Di acara tersebut, Nvidia mengundang para pemain profesional game Dota 2 dan Counter-Strike: Global Offensive untuk mengeluarkan seluruh kemampuan mereka demi memperebutkan porsi terbesar dari total hadiah senilai US$ 75.000. Pertandingan-pertandingan di sana dapat disaksikan via live stream.

GeForce Day 2017 1

“Indonesia memiliki komunitas gaming yang berkembang sangat pesat, dilaporkan sebagai negara dengan pertumbuhan gamer paling cepat di Asia Tenggara.” kata Simon Tan selaku direktur bisnis konsumen Nvidia APAC di rilis pers. “Nvidia sangat gembira bisa menyelenggarakan GeForce Day dan GEXT, dimaksudkan agar gamer dapat menikmati permainan-permainan terbaru serta menyuguhkan pengalaman gaming menyeluruh, yang diberikan oleh GPU GeForce.”

GeForce Day 2017 4

GeForce Day 2017 5

 

GEXT 2017 sendiri sebetulnya sudah dimulai, ditandai oleh pertandingan perdana yang dilaksanakan di Filipina pada tanggal 16 Juni kemarin. Selanjutnya, turnamen turut digelar di Vietnam, Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Para jawara dari kawasan-kawasan ini akan berlaga di GEXT Regional Grand Finals, dilangsungkan di akhir tahun nanti.

GeForce Day 2017 2

GeForce Day 2017 11

GeForce Day Indonesia 2017

Di GeForce Day 2017, para produsen hardware tampak berlomba-lomba memamerkan produk andalan mereka dengan susunan hardware tercanggih. Event dimeriahkan oleh nama-nama populer di ranah PC seperti Asus ROG, Digital Alliance, Gigabyte Aorus, Galax, MSI, Zotac, Inno3D, Palit, Lenovo, Lenovo, Cooler Master, Seagate, Logitech, hingga LG dan JD.ID; juga dihadiri oleh tim-tim eSport lokal seperti NXL, NXA Ladies hingga Recca eSports.

GeForce Day 2017 12

GeForce Day 2017 3

Meski begitu, produk primadona di GeForce Day 2017 adalah hardware yang tidak mungkin Anda duga. Di sana, Nvidia meresmikan kehadiran GeForce GT 1030, yaitu kartu grafis GeForce Pascal kelas entry-level yang memungkinkan kita meniupkan kehidupan kembali pada PC-PC tua, sehingga mereka siap dijadikan komputer-komputer penunjang home theater serta platform buat menikmati permainan-permainan eSport.

GeForce Day 2017 13

Detail mengenai kemampuan GeForce GT 1030 bisa Anda simak lebih lengkap di artikel ini. Di Indonesia, kartu grafis tersebut dijajakan di harga mulai dari Rp 1,1 juta.

GeForce Day 2017 7

Pengumuman paling penting di GeForce Day 2017 sendiri diungkapkan oleh consumer lead Nvidia Indonesia Harry Kartono di sesi pembukaan: Olympic Council of Asia telah mengonfirmasi bahwa eSport secara resmi masuk menjadi cabang olahraga Asian Games 2018.

Rangkuman Coaching Clinic Overwatch Bersama NXA Ladies

Overwatch ialah satu dari sedikit game yang secara konsisten menghimpun banyak pemain berbulan-bulan setelah ia dirilis. Dan mendekati hari ulang tahun pertamanya di bulan Mei kemarin, jumlah pemain terhitung melampaui 30 juta orang. Overwatch juga dikenal gamer sebagai permainan eSport. Blizzard sering mengadakan turnamen serta tak segan mengucurkan banyak dana.

Coaching Clinic Overwatch 1

Ada banyak panduan bermain Overwatch bertebaran di internet, dan DailySocial sendiri sudah memublikasikan sejumlah tutorial, dari mulai panduan pemula hingga pedoman bermain jadi hero  support, offense dan defense. Namun tentu saja masukan langsung dari para pakar jauh lebih menarik dan manjur. Bermaksud untuk berbagi ilmu dan pengalaman pada sesama pemain, tim NXA Ladies melangsungkan coaching clinic Overwatch di akhir bulan Juni kemarin.

Coaching Clinic Overwatch 3

Dalam sesi yang dilaksanakan di tengah-tengah acara Intel Game Time with Nvidia itu, perwakilan NXA Ladies – Nixia, Sylvia dan Aimeii – memberikan banyak masukan tentang bagaimana cara mereka tetap unggul di pertandingan kompetitif Overwatch. Kebetulan, manajemen tim meminta bantuan perwakilan dari DailySocial untuk menjadi moderator di event tersebut.

Coaching Clinic Overwatch 4

Acara coaching clinic selama kurang lebih satu setengah jam itu berisi talk show dan live demo dari tiga anggota NXA Ladies. Beberapa hal penting yang berhasil saya tangkap dari pemaparan Nixia dan kawan-kawan saat menjawab pertanyaan mengenai pembagian peran anggota tim adalah, meskipun pemain disarankan untuk fokus pada spesialisasi tertentu, kita juga direkomendasikan buat melakukan eksperimen – terutama saat latihan (atau quick play).

Coaching Clinic Overwatch 5

Alasannya cukup sederhana. Pertandingan kompetitif bisa dilakukan di tipe map manapun – Assault, Escort, Control atau Assasult/Escort. Sangat penting bagi kita untuk beradaptasi sesuai kebutuhan tim, apalagi Overwatch memungkinkan gamer buat mengganti hero kapanpun diperlukan. Nixia bilang, mencoba-coba karakter berbeda di map akan mengekspos jalan pintas serta rute rahasia untuk mengendap-endap ke posisi musuh.

Coaching Clinic Overwatch 7

Satu contohnya ada di Volskaya Industries. Hero-hero seperti Genji, Pharah, Reaper, Tracer, dan D.Va di tim menyerang bisa melesat melewati gap panjang yang memisahkan pekarangan di zona awal dengan area capture point. Lalu, tim bertahan dapat menangkalnya dengan memasang turret (khusus Torbjörn dan Symmetra), serta menghalangi jalan mereka dengan Ice Wall punya Mei.

Coaching Clinic Overwatch 8

Tentu saja, di match kompetitif, sering kali kita tidak bisa bermain jadi karakter favorit. Tidak baik bagi kita untuk bersikeras dengan pola pikir ‘saya hanya bermain sebagai sniper‘ (atau bermain Genji tanpa koordinasi dan men-spam ‘I need healing!’). Jika menginginkan kemenangan, komposisi tim harus selalu diperhatikan. Tak jarang Anda harus siap memainkan hero yang kurang disukai – misalnya tank seperti Reinhardt atau Mercy yang dapat mengobati teman-temannya secara langsung.

Coaching Clinic Overwatch 2

Menariknya, NXA Ladies tidak mengharamkan gagasan ‘main-inghero – atau hampir secara eksklusif memilih satu karakter sewaktu bermain. Pharah adalah karakter favorit Nixia, dan di sesi live demo, ia menggunakannya buat flanking dan kemudian menyerang dari arah yang tidak disadari lawan. Satu trik menarik dari Nixia ialah penggunaan Concussive Blast. Selain untuk mendorong lawan jatuh ke luar arena, Concussive Blast dapat dipakai buat menambah dorongan Pharah saat terbang atau melarikan diri dari sergapan lawan.

Coaching Clinic Overwatch 11

Bertolak belakang dari Nixia, Sylivia lebih fleksibel dalam pemilihan hero. Sylvia bilang ia tak ragu mencoba semuanya, tapi melihat langsung bagaimana Sylvia bermain, saya merasa ia sangat mahir jadi penembak jitu. Aimeii sendiri merupakan spesialis tank sekaligus offense. Hero kesukaannya adalah Winston, dan ia akan beralih jadi Tracer ketika NXA Ladies membutuhkan dukungan sewaktu menyerang.

Coaching Clinic Overwatch 6

NXA Ladies pernah berkesempatan mengikuti babak kualifikasi online ESL Overwatch tahun lalu. Sayang sekali, perjalanan mereka terhenti di awal karena harus berhadapan dengan salah satu tim terbaik di turnamen sebelumnya. Di talk show, saya bertanya, apa yang NXA Ladies lakukan ketika mereka tahu akan berduel melawan tim veteran? Apakah NXA Ladies akan tetap berpegang pada rencana atau mencoba strategi radikal?

Coaching Clinic Overwatch 9

Ternyata, para gadis tetap setia berpedoman pada taktik yang mereka tentukan sebelumnya, dengan sejumlah modifikasi jika betul-betul diperlukan. Sylvia bilang, NXA Ladies perlu berkoordinasi sebelum mereka mengganti karakter, karena perubahan satu hero akan berdampak pada formasi, kadang juga diikuti pergantian karakter anggota tim lain agar barisan NXA Ladies tetap efektif.

Coaching Clinic Overwatch 12

Di Overwatch, komunikasi adalah salah satu kunci kemenangan, dan bagi mayoritas anggota NXA Ladies, headphone ialah perangkat wajib saat mereka bertanding. Dan jika Anda berniat menyeriusi ranah kompetitif dari permainan Overwatch, tidak ada salahnya melakukan investasi dengan membeli gaming gear yang andal.

Foto-foto diambil dari album NXA Ladies Team di Facebook. DailySocial telah mendapatkan izin dari manajemen tim.

Baidu Gandeng Nvidia Maksimalkan Peran AI untuk Mobil Tanpa Sopir dan Cloud Computing

Nvidia yang kita kenal sekarang bukan lagi sekadar produsen kartu grafis. Perusahaan yang bermarkas di Santa Clara tersebut juga serius mengembangkan artificial intelligence (AI), yang salah satu implementasinya berupa sistem kemudi otomatis Drive PX. Dua tahun sejak Drive PX pertama diumumkan, rupanya sudah ada pihak yang tertarik dengan potensinya.

Tidak main-main, yang tertarik dengan teknologi Nvidia ini adalah raksasa internet asal Tiongkok, Baidu. Kedua perusahaan baru-baru ini mengumumkan rencana mereka untuk bekerja sama dalam memaksimalkan peran AI pada ranah mobil tanpa sopir, cloud computing serta home assistant.

Salah satu bentuk kerja samanya adalah penggunaan Drive PX 2 pada platform mobil tanpa sopir Baidu, Apollo, plus rencana untuk mengembangkan mobil kemudi otomatis bersama sejumlah pabrikan otomotif besar di Tiongkok. Baidu sendiri sangat serius dalam hal pengembangan sistem kemudi otomatis sampai-sampai co-founder-nya, Robin Li, memberanikan diri untuk datang ke sebuah event dengan menunggangi mobil tanpa sopir meskipun hal ini melanggar hukum setempat.

Di ranah cloud computing, platform Baidu Cloud nantinya akan ditenagai oleh GPU Nvidia Volta, yang memang dirancang secara spesifik untuk implementasi AI. Selain itu, Volta juga akan membantu optimalisasi PaddlePaddle, framework deep learning besutan Baidu yang open-source, sehingga akses untuk para akademisi dan peneliti pun bisa diperluas lagi.

Terakhir, kolaborasi ini juga akan membuahkan integrasi asisten virtual DuerOS kepunyaan Baidu pada perangkat Nvidia Shield TV untuk pasar Tiongkok, mengubahnya menjadi semacam home assistant ala Amazon Echo, atau yang baru saja diluncurkan untuk pasar Tiongkok oleh Alibaba, Tmall Genie.

Sumber: Engadget dan Nvidia.

Selain Berikan Performa, Nvidia GeForce GT 1030 Pastikan Biaya Merakit PC Jadi Lebih Hemat

Begitu pesatnya perkembangan teknologi grafis, kita telah tiba di era ketika GPU integrated sanggup menjalankan aplikasi-aplikasi 3D, termasuk sejumlah video game casual. Namun tentu saja, kartu grafis terintegrasi masih belum ideal untuk menangani tugas-tugas yang lebih berat seperti edit foto, penyajian video di resolusi tinggi, hingga gaming mainstream.

GT 1030 9

Kita tahu, kartu grafis mumpuni bukanlah barang murah. Dan sebelum membeli, Anda juga harus memastikan hardware lainnya siap mendukung GPU agar tak terjadi bottleneck pada sistem. Dan di bulan Mei kemarin, Nvidia mengungkap sebuah penawaran menarik untuk mereka yang betul-betul memerlukan upgrade PC namun enggan merogok kocek terlalu dalam. Perusahaan asal Santa Clara itu memperkenalkan GPU budget GeForce GT 1030.

GT 1030 2

GeForce GT 1030 merupakan kartu grafis  di keluarga GT 10 Series pertama, kembali dipresentasikan bersamaan dengan event pengenalan Nvidia Max-Q di Bangkok minggu kemarin. Berbekal arsitektur paling baru, Nvidia meramunya agar PC Anda siap menyikat software-software baru, baik produktif maupun hiburan. GT 1030 kabarnya memastikan sistem Anda sanggup menghidangkan video di resolusi UHD secara optimal, serta didukung penuh oleh tool GeForce Experience.

GT 1030 10

GT 1030 11

GT 1030 12

GT 1030 adalah kartu grafis berarsitektur Pascal, ditunjang Nvidia GameWorks, Game Ready Drivers, GPU Boost 3.0, serta API Microsoft DirectX 12. Berbicara lebih teknis, ia menyimpan 384-core Cuda, boost clock 1468MHz, dengan memori GDDR5 2GB berkecepatan 3000MHz. GT 1030 mempunyai connector HDMI 2.0 dan DVI single link, mampu menunjang multi-monitor serta menyuguhkan resolusi digital maksimal 7680×4320 di 60Hz.

GT 1030 6

Wujud dari GT 1030 bervariasi tergantung dari pabrikannya. Dalam acara di Bangkok, Nvidia memamerkan varian dari Asus dan MSI (wujudnya menyerupai kartu grafis gaming) serta Zotac dan Gigabyte. GeForce GT 1030 dari Zotac dan Gigabyte cukup mungil untuk Anda sematkan di home theater PC mungil di ruang keluarga. Lalu jika kebetulan Anda sedang mencoba menabung buat membeli GTX 1060 ke atas, GT 1030 dari Asus dan MSI bisa jadi alternatif sementara untuk menikmati game-game eSport populer.

GT 1030 3

GT 1030 4

GT 1030 5

Dalam presentasinya, perwakilan Nvidia menjelaskan bahwa dengan membubuhkannya di PC Anda, GeForce GT 1030 menambah kinerja pengolahan file Adobe Photoshop CC 2017 sebesar tiga kali lipat dibanding sekadar menggunakan kartu grafis integrated Intel HD 510 di Pentium G440. Kemudian, GPU GeForce Pascal entry-level ini mendongkrak performa Adobe Premiere Pro CC 2017 sebanyak 11 kali.

GT 1030 7

GT 1030 8

Untuk gaming sendiri, GT 1030 menjanjikan peningkatan performa hingga enam kali. Di acara kemarin, Nvidia mencoba mengomparasikannya secara live: di PC dengan GPU integrated, Counter-Strike: Global Offensive di setting default hanya berjalan 40fps, sedangkan di sistem ber-GeForce GT 1030, frame rate per detik mencapai 110-120.

GT 1030 13

GT 1030 14

Nvidia juga mencontohkan dua skenario berbeda yang menunjukkan bagaimana GeForce GT 1030 dapat membuat biaya belanja hardware jadi lebih hemat. Kira-kira, Anda membutuhkan dana US$ 500 buat membeli Intel Core i5 6400, RAM DDR4 8GB, hard disk 1TB dan Windows 10. Tukar Intel Core i5 tersebut dengan i3 6100 dan GT 1030, angka akan menyusut jadi US$ 445, namun kinerja sistem bertambah 2,5 kali.

Menjawab pertanyaan saya, tim Nvidia bilang bahwa GeForce GT 1080 baru tersedia untuk PC desktop. Mereka masih belum mengonfirmasi eksistensi dari versi laptopnya.

GeForce GT 1030 sudah meluncur dan Anda bisa membelinya seharga mulai dari US$ 70.

Nvidia Buka-Bukaan Mengenai Desain Max-Q yang Inovatif

Tak lama selepas notebook gaming diperkenalkan ke publik, perkembangan teknologinya melaju sangat pesat. Dahulu, mayoritas gamer akan memandangnya sebelah mata dan bilang, sulit bagi laptop untuk menyamai performa PC desktop. Prasangka ini pelan-pelan tersingkir setelah para produsen sukses menyematkan hardware kelas desktop ke komputer ‘mobile‘.

Dari sana, terobosan yang mereka lakukan tak sedikitpun melambat. GPU dan CPU generasi terbaru kini lebih bertenaga, efisien dalam pemakaian listrik, serta memakan lebih sedikit ruang. Dalam satu dua tahun ke belakang, kita terus kebanjiran notebook-notebook tipis bersetifikat VR ready. Dan sebuah inovasi baru diungkap oleh Nvidia di Computex 2017 kemarin: sebuah desain bernama Max- Q.

Nvidia Max-Q 6

Gagasan di belakang Max-Q terdengar sederhana, yakni memungkinkan kartu grafis high-end dimasukkan dalam sistem-sistem bertubuh tipis. GPU ‘high-end‘ tersebut bukan sekadar tipe VR ready, tapi model-model paling canggih saat ini seperti GTX 1070 dan GTX 1080. Berkatnya, laptop berketebalan (paling tipis) 18-milimeter dapat menyikat game-game blockbuster baru di setting grafis serta resolusi tinggi dan tetap menyuguhkan ratusan FPS.

Nvidia Max-Q 4

Janji ini tentu memunculkan banyak pertanyaan: bagaimana dengan panas yang dihasilkan hardware? Akan seperti apa suara kipasnya? Dapatkah Nvidia mempertanggungjawabkan klaim tersebut? Lalu apa dampak Max-Q terhadap komponen lain? Bermaksud untuk menjelaskan Max-Q lebih lengkap, perusahaan spesialis teknologi grafis asal Santa Clara itu mengundang media di kawasan Asia Pasifik untuk hadir di acara pers di Bangkok.

Nvidia Max-Q 3

Dalam presentasinya, Jeff Yen selaku director of tech marketing GeForce menjelaskan bahwa Max-Q merupakan langkah mereka dalam merealisasikan satu keinginan, yaitu menciptakan laptop yang tipis, sanggup menangani gaming di 4K, dan bisa bekerja dengan hening. Dilemanya, GTX 1080 – kartu grafis kelas konsumen yang bisa menjalankan game di UHD – butuh TDP 180W agar beroperasi optimal; namun laptop bertubuh tipis mungkin hanya menyajikan 90W.

Nvidia Max-Q 1

Setidaknya ada empat hal yang jadi pilar dari kecanggihan Max-Q: pemanfaatan kartu grafis berkinerja tinggi di tingkat paling efisien, penyajian game di setting optimal, penggunaan solusi pendingin canggih, serta pemakaian regulator yang efisien (atau voltage regulator module adalah converter pemasok tenaga, sehingga microprocessor memperoleh tenaga yang mecukupi).

Nvidia Max-Q 2

Jeff Yen menegaskan bahwa di unit proses grafis, efisiensi puncak berbeda dari performa tertinggi. Kekuatan hardware sangat memang memengaruhi kinerja grafis, tapi di satu titik, kenaikannya akan melandai – yaitu ketika kecepatan komponen tak lagi meningkatkan performa secara signifikan. Titik itulah target dari desain Nvidia Max-Q.

Nvidia Max-Q 12

Nvidia Max-Q 13

Dengan menemukan titik efisiensi tertinggi, laptop mampu menghidangkan keseimbangan sempurna antara performa, desain, hingga suara yang dihasilkan sistem pendingin. Dibanding perangkat gaming ber-chip Nvidia Kepler, laptop Max-Q jauh lebih tipis (18mm vs. 51mm), bobotnya setengah kali lebih ringan (2,3kg vs. 4,5kg), dengan performa 3,3 kali lebih tinggi (GTX 1080 vs. GTX 880M).

Nvidia Max-Q 14

Lalu bagaimana jika Max-Q dikomparasi dengan perangkat berarsitektur Nvidia Pascal? GTX 1060 adalah standar VR ready dan sudah lebih dari cukup untuk menangani game-game terbaru. Dengan menyematkan GTX 1080 di perangkat bervolume hampir serupa, Anda memperoleh lompatan kinerja 1,5 sampai 1,75 kali lipat di judul-judul blockbuster seperti The Division, Rise of the Tomb Raider, Hitman, Far Cry Primal, The Witcher 3, serta Crysis 3.

Nvidia Max-Q 15

Suaranya pun jauh lebih hening. Di kondisi full load, gaming laptop umumnya mengeluarkan suara 50dBA (desibel) lebih, terutama model-model ultrabook. Sementara notebook ber-GTX 1080 dan Max-Q hanya menghasilkan 40dBA.
Tentu saja laptop dengan GTX 1080 Max-Q tidak ‘setangguh’ sepupunya yang menyimpan GTX 1080 standar. Meski demikian, perbedaannya tidak begitu jauh hingga benar-benar berdampak pada kenyamanan ber-gaming. Berdasarkan keterangan Yen, selisihnya hanya 4 sampai 7 persen; mencapai 15 persen hanya di kondisi paling ekstrem.

Nvidia Max-Q 6

Nvidia Max-Q 7

Proses pengoptimalan desain Max-Q dilakukan pada hardware, khususnya pada rancangan silikon. Jeff Yen bilang pada saya mereka mengerjakannya secara kolaboratif bersama brand-brand terkenal seperti Asus dan MSI. Kerja sama tersebut sangat penting karena masing-masing nama punya arahan desain produk sendiri serta menggunakan sistem pendingin khusus. Satu contohnya ialah Asus ROG Zephyrus, ultrabook high-end ini mengusung rancangan yang cukup kontras dari laptop gaming lain.

Nvidia Max-Q 9

Jeff Yen juga menyampaikan, konsep Max-Q bertolak belakang dengan upaya meng-overclock hardware. Sasaran utama Max-Q adalah efisiensi dan optimalisasi, sedangkan overclock fokus pada mendongkrak kecepatan komponen setinggi-tingginya.

Nvidia Max-Q 10

Di sisi software, Nvidia memperkenalkan fitur bernama Whispermode, akan hadir via update GeForce Experience. Fungsinya sederhana tapi berpengaruh besar: mengoptimalkan setting grafis sehingga sistem tidak mengeluarkan suara bising, hemat pemakaian listrik, tapi tetap bisa menyuguhkan frame rate tinggi. Prinsipnya hampir menyerupai desain Max-Q, yakni menemukan titik paling efisien. Kabarnya, Nvidia sudah mem-profile lebih dari 400 judul permainan agar mendukung Whispermode.

Nvidia Max-Q 8

Beberapa brand gaming terkenal sudah mulai mengadopsi Nvidia Max-Q. Selain Asus dengan ROG Zephyrus, Clevo turut membenamkannya di laptop gaming P950, lalu Anda bisa menemukannya juga di MSI GS63VR Raider. Kabarnya, nama-nama lainnya akan segera menyusul.

Cuma $70, Nvidia GeForce GT 1030 Ditujukan Buat Peminat eSport

Kartu grafis merupakan salah satu komponen termahal dalam sebuah gaming PC. Akan tetapi kalau fokus Anda adalah esport, Anda bisa sedikit kompromi soal kartu grafis, dan Nvidia diam-diam baru saja meluncurkan alternatif yang cukup menarik.

GeForce GT 1030 bukan ditujukan untuk kalangan gamer mainstream, melainkan mereka yang punya keterbatasan soal dana. Penamaannya sebenarnya sudah bisa menjadi indikasi; di saat seri-seri lainnya mengusung label “GTX”, 1030 hanya diawali oleh label “GT” saja.

Secara teknis, GT 1030 mengemas 384 CUDA core, memory GDDR5 sebesar 2 GB dan clock 1.265 MHz – dapat di-boost menjadi 1.518 MHz. Output-nya sendiri mengandalkan satu port HDMI dan satu port DisplayPort.

Di atas kertas dan secara praktek, GT 1030 tak akan sanggup menjalankan game AAA macam The Witcher 3 dan yang lain secara mulus. Seperti yang saya bilang, target pasar GT 1030 adalah peminat esport, terutama mereka yang sehari-harinya beradu ketangkasan dan strategi di game seperti Dota 2, League of Legends atau Counter-Strike: Global Offensive.

Bagian terbaiknya, Anda tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam untuk meminang Nvidia GeForce GT 1030, yang dibanderol mulai $70 di pasaran – cuma sepersepuluh harga GTX 1080 Ti. Dengan harga seperti ini, GT 1030 akan bersaing langsung dengan AMD Radeon RX550 yang juga belum lama dirilis.

Namun seandainya Anda punya sedikit ekstra budget dan hendak menikmati sesi gaming 1080p 60 fps, masih ada alternatif lain seperti GeForce GTX 1050 yang dipasarkan mulai $109.

Sumber: VentureBeat.