Nvidia Resmi Luncurkan GeForce RTX 3070, RTX 3080, dan RTX 3090

Penantian panjang para gamer PC akhirnya usai. Nvidia semalam resmi mengungkap GeForce RTX 30 Series, keluarga kartu grafis generasi terbarunya yang mengandalkan arsitektur Nvidia Ampere. Sejauh ini sudah ada tiga model yang diperkenalkan, yakni RTX 3070, RTX 3080, dan RTX 3090.

Ketiganya dibangun di atas proses pabrikasi 8 nm besutan Samsung, dan menurut Nvidia ini berdampak langsung pada kepadatan transistor yang bisa dikemas dalam satu GPU. Tidak main-main, RTX 3080 sebagai model flagship dibekali sekitar 28 miliar transistor, menjadikannya lebih kencang sekaligus lebih efisien daripada generasi sebelumnya.

Secara total ada 8.704 CUDA core yang tertanam di RTX 3080, lengkap beserta memory GDDR6X dengan kapasitas 10 GB dan kecepatan 19 Gbps. Kombinasi ini, Nvidia bilang, dapat menghasilkan performa jauh di atas RTX 2080 Ti sekalipun, atau dua kali lipat lebih ngebut jika dibandingkan dengan RTX 2080.

Pencapaian tersebut sungguh mengesankan, terutama jika melihat harga RTX 3080 yang dibanderol $699, lebih murah $100 ketimbang harga awal RTX 2080, sama-sama varian Founders Edition. Singkat cerita, kalau Anda merupakan gamer yang menargetkan resolusi 4K 60 fps (lengkap dengan efek ray tracing aktif), Nvidia percaya RTX 3080 siap menyuguhkan semua itu secara konsisten.

Buat saya pribadi, jujur saya belum perlu 4K, dan di sini RTX 3070 jadi pilihan yang lebih masuk akal. Di atas kertas, spesifikasinya memang tidak sebombastis kakaknya – 5.888 CUDA core, memory GDDR6 8 GB – akan tetapi kala dipraktikkan, kinerjanya bahkan bisa mengalahi RTX 2080 Ti yang semestinya sudah beda kasta.

Andai saya membeli RTX 2080 Ti dalam sebulan atau dua bulan terakhir, mungkin saya bakal kesal bukan kepalang. Pasalnya, RTX 3070 ini dihargai cuma $499, sedangkan RTX 2080 Ti Founders Edition sebelumnya dipatok $1.200. Harga tidak sampai separuhnya, tapi performa bisa melampaui, luar biasa memang Ampere.

Lalu buat yang benar-benar sultan, ada RTX 3090 yang menanti untuk dipinang. Kartu ini ukurannya benar-benar masif – “BFGPU” kalau kata CEO Nvidia, Jensen Huang – dengan tebal yang memakan tiga slot PCIe. Jumlah CUDA core-nya jelas lebih banyak lagi dibanding RTX 3080, persisnya 10.496 core. Namun yang lebih membuat geleng-geleng kepala adalah memory-nya: GDDR6X dengan kapasitas 24 GB dan kecepatan 19,5 Gbps.

Saat dikomparasi dengan Titan RTX, Nvidia bilang RTX 3090 punya performa 50% lebih cepat selagi berjalan di suhu yang lebih adem. Kalau Anda punya rencana untuk menikmati sesi gaming di resolusi 8K 60 fps, saatnya menabung untuk menggaet RTX 3090 yang dihargai $1.499. Kehadiran port HDMI 2.1 juga memastikan setup-nya cuma perlu mengandalkan satu kabel saja.

Satu catatan yang perlu diperhatikan adalah, ketiga kartu grafis baru ini memanfaatkan konektor power model baru, yakni 12-pin ketimbang 8-pin. Kabar baiknya, Nvidia memastikan setiap unit kartu grafis bakal dilengkapi adaptor di paket penjualannya sehingga konsumen tidak perlu membeli PSU baru.

Ketiganya akan mulai dipasarkan dalam waktu dekat; RTX 3080 dan RTX 3090 di bulan September, RTX 3070 menyusul di bulan Oktober. Lalu di mana RTX 3060? Seperti biasa kita harus menunggu beberapa bulan sampai Nvidia merilis kartu baru kelas mainstream. Melihat RTX 3070 yang semenggiurkan itu, saya tidak sabar melihat semenarik apa value yang bakal ditawarkan RTX 3060 nantinya.

Sumber: Nvidia.

Nvidia Umumkan Laporan Keuangan Q2 2020, Pemasukan Capai Rp57 Triliun

Nvidia baru saja mengumumkan laporan keuangan mereka untuk Q2 2020. Sepanjang Q2 2020, pemasukan Nvidia mencapai US$3,87 miliar (sekitar Rp57 triliun), naik 50 persen dari tahun lalu. Pendapatan Nvidia ini melebihi perkiraan analis, yang hanya mencapai US$3,65 miliar (sekitar Rp53,8 triliun). Sementara itu, margin laba kotor Nvidia pada Q2 2020 mencapai 66 persen. Sebagai perbandingan, pada periode yang sama tahun lalu, margin laba kotor Nvidia hanya mencapai 60,1 persen.

Dari total pendapatan Nvidia, pemasukan dari divisi datacenter mencapai US$1,7 miliar (sekitar Rp25 triliun), naik 167 persen dari tahun lalu. Sementara itu, divisi gaming hanya menyumbangkan US$1,65 miliar (sekitar Rp24 triliun), naik 26 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu. Periode Q2 2020 adalah kali pertama divisi datacenter memberikan kontribusi yang lebih besar pada pemasukan Nvidia dari divisi gaming.

laporan keuangan Nvidia
Nvidia Selene adalah salah satu dari 10 supercomputer terbaik di dunia.

Selain divisi datacenter dan gaming, Nvidia juga punya beberapa divisi lain, walau pemasukan dari divisi-divisi tersebut tak terlalu besar. Pemasukan dari divisi visualisasi profesional mencapai US$203 juta (sekitar Rp3 triliun), turun 30 persen dari tahun lalu. Divisi lain yang pemasukannya turun adalah divisi otomotif. Pemasukan bisnis otomotif turun 47 persen menjadi US$111 juta (sekitar Rp1,6 triliun). Terakhir, pemasukan divisi lain-lain dari Nvidia naik 32 persen dari tahun lalu, menjadi US$146 juta (sekitar Rp2,15 triliun).

“Jumlah pengguna teknologi Nvidia terus bertambah, meningkatkan pemasukan kami,” kata CEO Nvidia, Jensen Huang, seperti dikutip dari GamesBeat. “GeForce gaming juga tumbuh pesat, seiring dengan semakin banyaknya gamer yang ingin bermain menggunakan teknologi RTX ray tracing dan AI agar mereka bisa bermain di dunia game yang realistis.”

Lebih lanjut, Huang berkata, “Arsitektur GPU baru kami, Ampere juga sangat populer. Penyedia layanan cloud terbaik dunia berlomba-lomba untuk menyediakan teknologi komputsi Nvidia. Mellanox juga tumbuh pesat berkat tingginya kebutuhan jaringan dengan kecepatan tinggi di datacenter cloud.”

Sementara itu, CFO Nvidia, Colette Kress mengakui bahwa pandemi COVID-19 memberikan dampak buruk pada bisnis Nvidia, khususnya divisi otomotif dan visualisasi profesional. Ke depan, dampak itu masih akan terasa.

Kress mengungkap, pandemi juga memberikan dampak buruk pada pelanggan Nvidia di berbagai industri, seperti industri edukasi, riset, energi, otomotif, arsitektur, dan media. Untungnnya, semua industri itu tengah berusaha untuk pulih. Hanya saja, kemampuan untuk bangkit dari masing-masing industri berbeda-beda.

Sumber header: Trusted Reviews

Layanan Cloud Gaming GeForce Now Kini Tersedia di Chromebook

Di berbagai negara, sebagian besar pengguna Chromebook adalah kalangan pelajar. Tren ini semakin menguat semenjak pandemi melanda dan mengharuskan mereka semua belajar dari kediamannya masing-masing.

Namun kalau menurut Nvidia, Chromebook tidak hanya pantas dipakai untuk belajar. Deretan laptop dengan spesifikasi yang tidak terlalu tinggi ini sebenarnya juga cocok untuk keperluan gaming. Bagaimana bisa komputer berspesifikasi rendah menjalankan game AAA dengan mulus? Dengan bantuan layanan cloud gaming tentu saja.

Ya, layanan GeForce Now sekarang sudah tersedia di Chrome OS, baik untuk para pelanggan gratisan maupun berbayarnya. Nvidia bilang bahkan Chromebook seharga $299 yang ditenagai prosesor Intel Celeron pun sanggup menjalankan beragam game via GeForce Now dengan baik.

Seperti halnya layanan cloud gaming lain, yang lebih penting dari spesifikasi perangkat secara umum justru adalah koneksi internet; kita butuh koneksi yang cepat sekaligus stabil kalau mau mendapatkan pengalaman dan kualitas grafik terbaik. Satu hal yang cukup disayangkan adalah, Chromebook yang dibekali prosesor berarsitektur ARM sejauh ini belum kompatibel.

Ini memang kedengaran agak aneh, apalagi mengingat GeForce Now sudah bisa dinikmati lewat sejumlah smartphone Android yang notabene juga mengemas chipset ARM. Jadi buat yang memiliki perangkat seperti Lenovo Chromebook Duet, sayang sekali perangkat itu belum bisa dipakai untuk mengakses GeForce Now meski masih tergolong baru.

Sejauh ini, GeForce Now tercatat sudah memiliki sekitar empat juta pengguna terdaftar, sedangkan katalog game-nya sudah mencakup lebih dari 650 judul yang berbeda terlepas dari kontroversi yang sempat melanda. Selain game yang terdapat Steam, GeForce Now juga punya akses ke game yang dijajakan di Epic Games Store maupun Uplay milik Ubisoft.

Satu kekecewaan yang terakhir adalah, GeForce Now masih belum tersedia buat kita yang berdomisili di Indonesia.

Sumber: ZDNet dan Nvidia.

Nvidia Siap Upgrade Server GeForce Now dengan GPU Ampere

Kalau Anda mengikuti berita perkembangan hardware PC gaming, pastinya Anda tahu bahwa Nvidia sedang bersiap untuk memperkenalkan kartu grafis generasi baru, yang sejauh ini dikenal dengan nama Ampere.

Ampere sendiri bukanlah berita baru, hanya saja versi consumer-nya memang belum ada sampai saat ini. Sejak diumumkan secara resmi pada bulan Mei lalu, Ampere sejauh ini baru digunakan di data center saja, termasuk halnya milik Google. Versi consumer-nya, yang kemungkinan bakal diwakili oleh seri GPU RTX 30XX, diprediksi baru akan hadir dalam beberapa bulan mendatang.

Namun ternyata menunggu Nvidia merilis keluarga GeForce RTX 30XX bukanlah satu-satunya opsi untuk menikmati peningkatan performa grafik yang ditawarkan Ampere. Opsi lainnya adalah melalui layanan cloud gaming GeForce Now. Pasalnya, Nvidia sudah punya rencana untuk menyematkan GPU dengan arsitektur Ampere pada server yang menenagai GeForce Now.

“Kami ingin GeForce Now membuka peluang bagi gamer untuk menikmati teknologi gaming terkini dari Nvidia. Maka dari itu, Anda bisa mengekspektasikan Ampere di GeForce Now ke depannya,” ucap Andrew Fear selaku Senior Product Manager GeForce Now kepada PC Gamer.

Nvidia memang tidak bilang kapan pastinya server GeForce Now bakal di-upgrade menggunakan GPU Ampere. Bisa jadi kedatangannya lebih cepat daripada upgrade sebelumnya – dari arsitektur Pascal ke Turing – yang baru diterapkan pada bulan Februari lalu, alias setahun lebih semenjak perilisan awalnya menggunakan Pascal.

Lalu apakah ini berarti tarif GeForce Now bakal dinaikkan pasca implementasi Ampere? Nvidia belum bisa memastikan. Yang pasti tidak dalam waktu dekat, dan Nvidia baru akan mempertimbangkannya paling cepat tahun depan. Untuk sekarang, Nvidia bakal tetap mematok tarif $5 per bulan bagi konsumen yang ingin menikmati GeForce Now secara maksimal, alias tanpa batasan waktu dan dengan efek ray tracing selalu aktif pada game yang mendukung.

Sumber: PC Gamer.

[Review] ASUS TUF Gaming A15 FX506: Kencangnya AMD Ryzen Dipadu dengan NVIDIA RTX

aSebelum masa kejayaan AMD Ryzen, penggunaan Graphics Processing Unit dari NVIDIA selalu dipasangkat dengan prosesor Intel. Tidak sedikit pula yang menganggap bahwa saat prosesor AMD dipasangkan dengan GPU NVIDIA membuahkan kinerja yang tidak optimal. Tentu saja hal tersebut sudah berkali-kali dibantah oleh berbagai pihak. Dan sekali lagi, hal tersebut pun tidak dihiraukan oleh ASUS yang mengeluarkan sebuah laptop gaming yang memadukan keduanya.

Perusahaan asal Taiwan tersebut saat ini memiliki laptop dengan nama ASUS TUF Gaming A15 yang menggunakan AMD dan NVIDIA. AMD saat ini memiliki prosesor mobile dengan kinerja tinggi, yaitu Ryzen 7 4800H. ASUS pun memasangkan NVIDIA GeForce RTX 2060 dan layar yang mendukung refresh rate 144 Hz.

ASUS TUF Gaming A15 -

Menyandang nama TUF (The Ultimate Force) mengartikan bahwa harga jual dari laptop ini akan lebih “terjangkau” dibandingkan dengan kelas RoG (Republic of Gaming). Namun, lebih terjangkau tidak berarti bahwa harga pasarannya murah. Untuk versi yang saya dapatkan ini (Ryzen 7 4800H + NVIDIA GeForce RTX 2060) dijual dengan harga Rp. 20.299.000.

Spesifikasi lengkap dari ASUS TUF Gaming A15 FX506 yang saya dapatkan adalah sebagai berikut

Prosesor AMD Ryzen Mobile 7 4800H 8C16T
GPU NVIDIA GeForce 2060
RAM 8 GB DDR4 3200 MHz Single Channel
Storage SSD PCIe NVMe 512 GB
Monitor 15,6 inci Full HD 144 Hz 3ms Adaptive Sync
OS Windows 10
Bobot 2.3 Kg
Dimensi 359,8 x 256 x 24,7 mm
Audio DTS-X Ultra

Untuk hasil dari CPU-Z dan GPU-Z bisa Anda lihat di bawah ini

Desain

Saat melihat desain dari TUF A15 ini, saya cukup terkesan dengan ketebalannya. ASUS TUF Gaming A15 ini bukanlah sebuah laptop gaming yang terlihat bulky seperti saudaranya, ROG. Namun, laptop ini juga tidak setipis Zephyrous yang berasal dari ASUS juga.

ASUS TUF Gaming A15 - KEyboard

Casing laptop ini masih terbuat dari plastik polikarbonat. Akan tetapi, ASUS TUF Gaming A15 sudah memiliki standarisasi militer MIL-STD-810H yang membuatnya lebih kuat saat terjadi benturan atau jatuh. Hal ini tentu saja membuat penggunanya tidak lagi harus khawatir saat laptopnya terbentur.

ASUS TUF Gaming A15 - BElakang

Seperti laptop gaming ASUS lainnya, TUF Gaming A15 juga memiliki desain full keyboard dengan desain chiclet. ASUS menghiasi keyboard-nya untuk para gamer dengan membuat tombol WASD menjadi transparan, sehingga memiliki warna yang lebih kontras saat LED backlit dinyalakan. Keyboard ini juga sudah menggunakan teknologi bernama Overstroke Technology yang membuatnya bisa bertahan lama.

ASUS TUF Gaming A15 - Sisi Kanan

Laptop yang satu ini menggunakan layar dengan dimensi 15,6 inci dengan jenis TN. Layarnya sendiri juga sudah mendukung refresh rate 144 Hz dengan response time 3 ms serta teknologi adaptive sync yang membuatnya bisa terbebas dari tearing. Bingkai yang dimiliki oleh layar ini juga cukup kecil sehingga cukup nyaman untuk dipandang.

ASUS TUF Gaming A15 - Sisi Kiri

Untuk sisi kanannya, ditemukan sebuah USB 2.0, pembaca SD, dan lubang udara. Pada sisi kanannya terdapat cukup banyak port yang terdiri dari RJ45 atau LAN, HDMI, dua buah USB 3.2, USB-C, serta audio 3.5 mm. Bagian belakang dari laptop ini dihiasi oleh sirip-sirip pendingin serta ventilasi untuk mengeluarkan udara.

Pengujian

Laptop ini menggunakan prosesor dari AMD yang juga dirilis pada tahun 2020. Ryzen Mobile 4000 series memang dirancang untuk memiliki jumlah inti dan thread yang banyak. Pada Ryzen 7 4800H yang diproduksi dengan proses pabrikasi 7 nm ini, jumlah intinya adalah 8 dan threads-nya 16. Kecepatan yang dimiliki oleh prosesornya adalah 2.9 GHz dengan Boost Clock 4.2 GHz.

 

ASUS TUF Gaming A15 juga memiliki dua buah grafis. Yang pertama adalah grafis terintegrasi Radeon Vega 7 dan yang kedua adalah NVIDIA GeForce RTX 2060. Tentu saja pada pengujian ini saya hanya menggunakan discrete graphics saja, untuk menghemat waktu. Untuk menghemat baterai, gunakan grafis terintegrasi Vega 7.

Pada pengujian kali ini saya menghadirkan prosesor untuk laptop Intel Core i7  9750H. Hal tersebut untuk mengetahui seberapa kencang kinerja dari laptop dengan AMD Ryzen 7 4800H dan Core i7 9750H. Kedua laptop sama-sama menggunakan NVIDIA GeForce RTX 2060.

Saya juga melakukan pengujian dengan menggunakan game. Berikut adalah hasilnya dengan pembandingnya.

Baterai

DailySocial menguji laptop yang satu ini berdasarkan berapa lama sebuah perangkat bisa menonton file video 1080p. Perlu diketahui bahwa tidak satu tes baterai pun yang mampu memberikan hasil yang sama dengan penggunaan sehari-hari. Hanya saja, sebuah riset pernah dilakukan untuk mengukur pemakaian sebuah laptop. Hasilnya, untuk nonton video, laptop yang satu ini ternyata bisa bertahan selama 5 jam 24 menit. Tentu saja saat digunakan dalam menggunakan Office ringan, hasilnya bisa jadi lebih lama. Tetapi jika digunakan untuk melakukan rendering video dan bermain game, sepertinya akan lebih cepat habis.

Verdict

Sebuah laptop gaming memang sudah selaras dengan citra “harga tinggi”. Harga tersebut bisa menembus lebih dari 30 juta dengan spesifikasi yang sangat tinggi. Hal tersebut membuat tidak semua orang bisa membelinya. Oleh karena itu, ASUS mengeluarkan solusinya dengan meluncurkan seri TUF. Untuk kali ini, kelas TuF yang dimiliki oleh ASUS adalah Gaming A15 yang menggunakan AMD dan NVIDIA didalamnya.

ASUS TUF Gaming A15 - Atas

Dengan menggunakan AMD Ryzen 7 4800H, kinerja ASUS TUF Gaming A15 memang tidak bisa dianggap remeh. Kinerjanya yang tinggi membuat semua pekerjaan bisa diselesaikan dengan cepat. Untuk bermain game, sepertinya tidak perlu lagi khawatir dengan frame rate rendah karena sudah menggunakan NVIDIA GeForce RTX 2060.

ASUS menjual laptop yang satu ini dengan harga Rp. 20.299.000. Harga tersebut memang mahal, namun lebih terjangkau dibandingkan dengan seri RoG. Dengan harga itu pula, pengguna sudah bisa bermain dengan nyaman.

Sparks

  • Kinerja tinggi dengan AMD Ryzen 7 4800H
  • Menggunakan NVIDIA GeForce RTX 2060 untuk gaming
  • Layar mendukung 144 Hz
  • Menggunakan SSD NVMe PCIe
  • Daya tahan baterai yang bagus untuk sebuah laptop gaming

Slacks

  • Kipasnya cukup berisik
  • RAM masih single channel, membuat kinerjanya tidak optimal

 

HP Luncurkan OMEN 15 2020 dengan Performa Apik dan Mumpuni

Hari ini secara resmi HP meluncurkan seri laptop gaming terbaru mereka, OMEN 15 2020. Indonesia menjadi salah satu negara paling awal di Asia yang kedatangan seri OMEN 15 2020. OMEN 15 seri terbaru dipastikan membawa pembaruan di antara deretan portfolio laptop gaming dari HP.

Saat ini tidak dapat dipungkiri, Indonesia tengah mengalami peningkatan yang signifikan di pasar laptop, lebih khusus lagi laptop gaming. Pandemi yang merebak telah menyebabkan lebih banyak aktivitas bekerja maupun belajar yang harus dikerjakan secara remote. Tidak ketinggalan juga, di sela waktu pun laptop akan diandalkan untuk aktivitas gaming atau entertainment lainnya. Pasar laptop gaming di Indonesia diprediksi dapat terus tumbuh seiring berjalannya waktu.

Fiona Lee dari HP Inc. | via: HP
Fiona Lee dari HP Inc. | via: HP

Fiona Lee, Indonesia President Director, dari HP Inc. menyatakan, “HP berkomitmen untuk terus mendukung pertumbuhan industri gaming Indonesia dengan mengembangkan portofolio kelas dunia kami dan meningkatkan pengalaman gaming melalui inovasi andal dan terpercaya serta kemitraan strategis dalam industri ini.” 

Adapun OMEN 15 2020 akan mengusung performa maksimal dan teknologi pengaturan suhu pada melalaui pembaruan OMEN Command Center. Dari sisi visual dan grafis HP OMEN membenamkan NVIDIA GeForce RTXTM 2060 yang akan memberikan performa dan tampilan maksimal untuk game yang menuntut tampilan grafis nan apik. Layar dengan refrresh rate 144hz akan mendukung tampilan Hi-res yang tidak saja mendukung aktivitas multimedia tetapi juga mendukung performa gaming.

Performa maksimal OMEN 15 2020 juga didukung teknologi cooling fan dan 4 output yang akan menjaga suhu dan sirkulasi panas device  pemakain waktu panjang.

OMEN 15 2020 | via: HP
OMEN 15 2020 | via: HP

Meninjau dari sisi estetika, OMEN 15 2020 memperkenalkan kembali logo yang terkesan fresh dan minimalis namun tetap memberikan nuansa yang dinamis. Gradien berwarna hijau kebiruan menjadi warna dan wajah HP OMEN yang baru.

OMEN 15 2020 akan tersedia dalam 2 pilihan warna yaitu Mica Silver dan Shadow Black. Rangka luar laptop OMEN 15 2020 hadir lebih tipis dan ringkas dari generasi sebelumnya dan terbilang ringan jika dibawa bepergian. Dengan harga mulai dari Rp19.000.000, Anda sudah bisa mendapatkan performa yang prima yang mendukung aktivitas belajar, bekerja, maupun gaming.

Seluruh produk laptop OMEN 15 2020 dapat didapatkan secara ekslusif di platform Blibli.com yang sudah dilengkapi garansi perlindungan device dan aplikasi pendukung lainnya.

Lenovo Luncurkan Ideapad Gaming 3i dan Legion 5i dengan CPU Intel

Wabah COVID-19 sepertinya tidak membuat Lenovo mengendurkan jadwalnya untuk meluncurkan perangkat gaming mereka di Indonesia. Pada tanggal 25 Juni 2020 yang lalu, Lenovo meluncurkan dua laptop gaming terbarunya di Indonesia, Kedua laptop gaming tersebut adalah Lenovo Ideapad Gaming 3i dan Lenovo Legion 5i.

Sebelum acara peluncuran diadakan, Lenovo juga pernah memperlihatkan kepada para wartawan tentang laptop terbarunya ini. Namun, ternyata Lenovo memilih untuk langsung meluncurkan perangkatnya tersebut. Versi yang menggunakan Intel merupakan yang pertama diluncurkan.

Pada Legion 5i, Lenovo memperkenalkan lima kunci penjualannya. Legion 5i menggunakan layar dengan refresh rate 144 Hz dengan 100% sRGB. WiFi 6 pun juga sudah tersedia pada laptop yang satu ini. Untuk keyboard-nya, Legion 5i menggunakan teknologi TrueStrike 100% Anti-Ghosting.

Legion 5i juga sudah dilengkapi dengan pendingin bernama ColdFront 2.0. Teknologi ini menggunakan vapor chamber untuk mendinginkan prosesor serta kartu grafis yang ada didalamnya. Terakhir, Legion 5i memiliki daya tahan baterai sampai 8 jam dengan menggunakan mode Hybrid.

IdeaPad Gaming 3 (2)

Ada dua jenis Legion 5i yang dikeluarkan. Perbedaannya ada pada prosesor yang digunakan, yaitu Core i5 10300H dan i7-10750H. Layar yang digunakan juga berbeda, di mana yang menggunakan Core i5 memakai layar 120 Hz. Untuk yang Core i7, Lenovo Legion 5i memakai layar IPS 144 Hz.

Lenovo menjual Legion 5i dengan Core i5 dengan harga Rp. 16.999.000. Sedangkan varian Core i7-nya dijual dengan harga Rp. 21.999.000.

Laptop kedua adalah IdeaPad Gaming 3i. Lenovo pun membanggakan produk yang satu ini karena memiliki standar Military Grade. Hal ini berarti IdeaPad Gaming 3i sudah tahan terhadap benturan dari ketinggian 122 cm. Selain itu, laptop ini bisa digunakan pada temperatur hingga 63 derajat celsius.

IdeaPad Gaming 3i keluar dengan dua jenis pengaturan RAM dengan total empat varian. Jenis pertama adalah menggunakan RAM 8 GB DDR4 2933 MHz. Keduanya menggunakan NVIDIA GTX1650. Prosesor yang digunakan adalah Core i5-10300H dan Core i7-10750H. Lenovo menjual jenis yang pertama ini dengan harga Rp. 12.999.000 dan 14.999.000, tergantung dari prosesor yang digunakan.

Jenis yang kedua menggunakan RAM Dual Channel 16 GB. Keduanya menggunakan prosesor yang sama, yaitu Core i7-10750H. Yang membedakan adalah penggunaan GPU-nya, di mana yang satu memakai NVIDIA GTX1650 dan yang lain memakai GTX1650Ti. Lenovo membanderolnya dengan harga Rp. 15.999.000 dan Rp. 16.999.000, tergantung dari GPU yang digunakan.

Semua laptop Lenovo yang baru dihadirkan ini sudah termasuk OS Windows 10 serta Office 2019 Home & Student yang berlaku seumur hidup. Lenovo juga memberikan game Tom Clancy’s The Division 2 bagi 100 orang pertama yang melakukan redeem.

Apakah Lenovo Legion 5i juga Military Grade?

Kelebihan dari Lenovo IdeaPad Gaming 3i yang baru diluncurkan kali ini adalah tingkat ketahanannya. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, IdeaPad Gaming 3i memiliki standar militer yang membuatnya lebih tahan terhadap jatuh dari ketinggian 122 cm. Namun, apakah Lenovo Legion 5i yang lebih mahal juga memiliki standarisasi yang sama?

Lenovo - Kevin

Kevin Adityo selaku Consumer Notebook 4P dan T1 Lenovo Indonesia menjelaskan bahwa Lenovo Legion 5i tidak memiliki sertifikasi militer seperti IdeaPad Gaming 3i. Namun beliau mengatakan build quality dari Legion 5i sudah sangat bagus. Legion 5i juga sudah dites untuk standar militer, namun tidak dikeluarkan sertifikasinya.

Sertifikasi untuk IdeaPad Gaming 3i memang dikeluarkan karena memang Lenovo ingin memastikan bahwa laptop gaming entry level ini build quality nya tidak sembarangan. Lenovo mau memastikan dan mengkomunikasikan mengenai kualitas dari laptopnya kepada para penggunanya bahwa mereka tidak “neko-neko” dan memberikan standar militer.

Saya juga menanyakan apakah Lenovo IdeaPad Gaming akan ada versi AMD-nya. Secara tidak langsung, Kevin mengatakan bahwa versi AMD akan hadir sebentar lagi. Namanya nanti adalah IdeaPad Gaming 3 tanpa huruf I, karena itu merupakan kependekan dari Intel.

Yoga Slim 7 Gunakan NVIDIA GeForce MX350 dan Intel Core i 10th Gen, Diluncurkan di Indonesia

Laptop Thin and Light di pasar Indonesia pun kembali ramai dengan munculnya perangkat baru dari Lenovo. Kali ini, Lenovo memperkenalkan Yoga Slim 7 untuk tahun 2020 yang disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube. Lalu apa yang menarik dari laptop baru dari Lenovo ini?

Dengan membawa nama Yoga Slim, berarti dimensi yang dimiliki oleh laptop ini cukup tipis dan membawa bobot yang ringan. Yoga Slim 7 edisi 2020 ini memiliki ketebalan yang hanya 14,7 mm dan bobot 1,4 kg saja. Laptop ini menggunakan material aluminium sehingga membuatnya menjadi lebih kokoh.

Yoga Slim 7

Lenovo Yoga 7 kali ini hadir dengan dua macam dimensi layar, yaitu 14 inci dan 15 inci. Untuk urusan audio, Yoga 7 juga sudah dipasangkan Dolby Atmos yang memiliki suara yang lebih mendetil.

Laptop tipis ini ternyata memiliki ketahanan daya baterai yang cukup panjang, yaitu sekitar 14 jam. Uniknya, Lenovo juga menyematkan teknologi Rapid Charge Pro, yang mampu mengisi baterai 50% dalam waktu 30 menit saja.

Dengan menggunakan Intel Ice Lake, tentu saja kinerja dari laptop ini akan menjadi lebih kencang. Untuk menjaga suhunya, Lenovo juga menggunakan AI Adaptive Intelligent Cooling yang membuat lebih dingin dan memperpanjang masa baterai.

Untuk laptop yang satu ini, Lenovo memberikan garansi yang cukup unik, di mana akan mengganti kerusakan karena kesalahan pengguna yang tidak disengaja. Hal tersebut seperti ketumpahan kopi, jatuh, LCD retak, tegangan listrik, dan lainnya. Semua akan akan diganti sampai senilai Rp. 1.250.000.

Yoga slim 7 depan belakang

Terakhir, Lenovo Yoga Slim 7 menggunakan GPU NVIDIA GeForce MX350 yang kinerjanya sudah cukup untuk menjalankan game-game dengan setting rendah. Lenovo juga bakal memboyong Yoga Slim 7 versi AMD Ryzen 7 seri 4000 ke Indonesia. Menurut rilis yang saya dapatkan, harganya hanya terpaut satu juta rupiah saja.

Harga dari Lenovo Yoga Slim 7 versi Intel di mulai dari Rp. 13.999.000 dan versi AMDnya akan memiliki harga Rp. 12.999.000. Dan selama New Normal, versi Intel-nya bisa dipesan melalui Shopee, Blibli, dan Tokopedia.

 

Akhiri Kontroversi, Nvidia Terapkan Kebijakan Baru untuk GeForce Now

Pasca perilisan resminya, GeForce Now terus mendapat banyak perhatian di industri gaming. Sayang perhatian tersebut lebih mengarah ke sisi negatifnya, di mana banyak publisher game ternama yang mangkir dan memutuskan untuk menarik semua game-nya dari katalog GeForce Now.

Menyimpulkan bahwa Activision Blizzard, Bethesda, 2K Games dan nama-nama besar lain di dunia gaming yang meninggalkan GeForce Now sebagai korporasi yang serakah adalah reaksi yang paling gampang kita berikan sebagai konsumen. Namun di saat yang sama, kita tidak boleh mengabaikan sudut pandang developer itu sendiri.

Seorang developer indie bernama Raphael van Lierop sempat bercerita di Twitter bahwa Nvidia mencantumkan game buatannya, The Long Dark, di katalog GeForce Now tanpa izin. Poin yang ingin dia sampaikan adalah, developer berhak mengatur di mana saja game garapannya eksis, sebab ini merupakan bagian dari strategi pemasaran mereka dalam menjalankan bisnis di industri gaming.

Yup, bisa jadi sumber perkaranya memang hanya sesimpel seputar perizinan, bukan perkara duit seperti yang banyak konsumen asumsikan. Itulah mengapa Nvidia memutuskan untuk mengambil kebijakan baru: mulai sekarang, suatu game baru bisa muncul di katalog GeForce Now apabila developer dan publisher-nya sudah menyetujui.

Nvidia bilang bahwa respon developer dan publisher cukup positif terhadap kebijakan barunya. Sejauh ini sudah ada lebih dari 200 publisher yang setuju, termasuk salah satunya studio indie pimpinan Raphael van Lierop itu tadi, Hinterland.

Tanpa mengabaikan transparansi, Nvidia juga memaparkan bahwa sejumlah publisher masih belum punya strategi bulat seputar cloud gaming. Alhasil, Nvidia bakal menghapus semua game dari publisher yang belum menyetujui kebijakannya mulai tanggal 31 Mei mendatang.

Kebijakan baru ini pastinya bakal menghambat pertumbuhan katalog game milik GeForce Now. Pun begitu, para pelanggan setidaknya tidak perlu lagi khawatir game yang sedang asyik dimainkannya di GeForce Now tiba-tiba hilang begitu saja karena ditarik oleh publisher-nya.

Sumber: The Verge dan Nvidia.

[Review] Membandingkan Kinerja 3 Laptop Gaming Dell: G3, G5, dan G7

Memilih sebuah laptop untuk bermain game memang sepertinya mudah. Hal tersebut dikarenakan laptop gaming memiliki spesifikasi yang tinggi yang mampu menjalankan berbagai macam game. Sebuah vendor, seperti Dell, pun mengeluarkan berbagai macam model untuk menarik minat konsumennya. Tiga di antaranya adalah Dell G3, G5, dan G7.

Dell G3

Ketiga laptop gaming ini datang ke meja pengujian Dailysocial sekitar 2-3 minggu sebelum pemberlakuan PSBB. Sayang memang, hal tersebut membuat saya cukup kesulitan karena beberapa bahan benchmark ada di server kantor. Selain itu, ada beberapa hal yang membuat artikel ini bisa tayang dengan waktu yang cukup lama. Oke… cukup curhatnya…

Dell G7

Ketiga laptop yang datang menggunakan satu prosesor yang sama, yaitu Intel Core i7 9750H. Dimensi layar yang digunakan juga sama-sama 15 inci. Hal ini tentu saja sudah membuat nyaman orang yang ingin bermain game pada sebuah laptop. Yang membedakan adalah spesifikasi lainnya yang dipasang pada ketiga laptop ini seperti graphics card, RAM, dan lain sebagainya.

Spesifikasi lengkap dari ketiga laptop gaming tersebut adalah sebagai berikut:

G3 G5 G7
Prosesor Intel Core i7 9750H 6C 12T 2,6 GHz Turbo 4,6 GHz
GPU NVIDIA GeForce GTX 1660 Ti NVIDIA GeForce GTX 1650 NVIDIA GeForce RTX 2060
RAM 8 GB DDR4 2666 MHz Dual 8 GB DDR4 2666 MHz Dual 16 GB DDR4 2666 MHz Dual
Layar 15,6″ 1080p 15,6″ 1080P 15,6″ 1080P 144Hz
Storage 512 GB SSD 256 GB SSD + 1 TB HDD 256 GB SSD + 1 TB HDD
Port 1x HDMI 2.0
1x SuperSpeed USB 3.1
2x USB 2.0
1x USB-C DisplayPort
1x RJ45
1x Standard SD Card slot
1x Wedge Lock slot
1x Headphone/Mic
1x Power-in
1x HDMI 2.0
3x SuperSpeed USB 3.1 Gen 1
1x 2-in-1 SD Card slot
1x Wedge lock slot
1x Headphone/Mic
1x USB-C™ DisplayPort
1x RJ45
1x Mini DisplayPort
1x RJ-45 Gigabit Ethernet Port
1x HDMI 2.0
3x SuperSpeed USB 3.1 Gen 1
1x 2-in-1 SD Card slot,
1x USB-C DisplayPort
1x RJ45
1x USB-C DisplayPort / Thunderbolt2
1x Mini DisplayPort3
1x RJ-45 Gigabit Ethernet Port
1x Headphone Jack
Dimensi 365.5 x 254 x 21.6 mm 364.3 x 273.4 x 23.7 mm 364.3 x 273.4 x 19.9 mm
Bobot 2.34 kg 2.68 kg 2.498 kg

Dell G5

Berikut adalah hasil CPUZ dari Dell G3

Hasil CPUZ untuk Dell G5 adalah sebagai berikut

Dan terakhir, inilah hasil CPUZ dan GPUZ dari Dell G7:

Ketiga laptop ini memang sudah teruji mampu menjalankan game-game kelas atas yang beredar saat ini. Oleh karena ketiganya datang langsung ke meja pengujian tim DailySocial, saya pun ingin mengetahui seberapa kencang ketiganya. Oleh karena itu, saya membandingkan kinerja ketiganya.

Dell G7 Back

Sebagai informasi, Dell G3 merupakan laptop yang paling murah di antara ketiganya. Dell G3 3590 yang datang memiliki harga Rp. 16.999.000. Sedangkan Dell G5 5590 memiliki harga Rp. 18.999.000. Terakhir, Dell G7 7590 dijual dengan harga Rp. 29.699.000.

Ketiganya memang memiliki bobot yang berat, lebih dari 2 KG. Oleh karena itu, ketiga laptop ini memang tidak cocok untuk dibawa kemana-mana, kecuali ada suatu acara tertentu. Ketiganya juga lebih cocok untuk dijadikan sebagai komputer pengganti desktop.

Bising memang sudah menjadi bagian dari sebuah laptop gaming. Hal tersebut pun juga terjadi pada laptop Dell G3, G5, dan terutama G7. Memang lumrah, karena memang kinerja tinggi akan menghasilkan panas yang berlebih sehingga kipas akan berputar lebih kencang saat suhunya meningkat.

Kinerja

Tiba saatnya saya menyajikan data benchmarking dari ketiga laptop gaming yang saya uji. Dengan menggunakan prosesor Intel generasi ke 9, kinerjanya bisa dipastikan ada pada tingkat yang tinggi pada saat ini. Penggunaan enam inti dan dua belas thread pada Core i7 9750H memang akan membuat lancar setiap software yang dijalankan pada laptop-laptop ini.

Untuk pertama kali, mari kita uji bagaimana kinerja prosesor yang terpasang. Walaupun menggunakan prosesor yang sama, belum tentu kinerjanya akan sama antara satu dengan yang lainnya. Kinerjanya memang bakal terpaut sedikit, namun pendingin yang terpasang juga akan mempengaruhi kinerjanya.

Setelah melakukan pengujian selama tiga kali, entah mengapa kinerja prosesor yang dipasang pada Dell G5 memiliki kinerja paling rendah dalam perbandingan kali ini. Masih tergolong kencang, namun tidak sekencang G3 dan G7. Masih belum diketahui apakah memang unit yang saya dapatkan memiliki masalah pada sisi pendinginnya atau tidak.

Selanjutnya, mari kita lihat benchmark yang lebih condong pada pemakaian GPU

Jelas, G5 memang memiliki kinerja yang paling rendah di antara ketiganya karena menggunakan NVIDIA GeForce GTX 1650. Sedangkan G7 mengungguli ketiganya dengan RTX 2060. Namun, kinerja ketiganya memang sudah tergolong tinggi untuk sebuah laptop gaming.

Terakhir, saya mencoba bermain beberapa game yang menjadi basis pengujian laptop game. Bagi game yang tidak memiliki mesin pengukur frame rate, saya menggunakan MSI Afterburner untuk mengukurnya, terutama saat dijalankan pada mode Direct X 12. Berikut adalah hasilnya

Semua game dijalankan pada seting tertinggi dengan resolusi 1920×1080. Hasilnya, ketiga laptop bisa dengan nyaman memainkan game dengan resolusi tersebut. Namun, dapat dilihat lagi-lagi Dell G5 tidak mampu bersaing dengan dua saudaranya karena menggunakan NVIDIA GTX 1650 serta kinerja prosesor yang tidak sekencang G3 dan G7.

Baterai

Menguji baterai pada ketiga laptop ini masih menggunakan metode yang sama dengan pengujian laptop lainnya: menonton video. Saya menggunakan sebuah video MP4 yang di loop dari baterai 100% hingga laptop mati sendiri. Dan sedikit anomali terjadi di sini.

Saya menggunakan firmware paling akhir yang ada untuk ketiga laptop. Dan baterai pun secara default ada pada profile bernama Dell. Sepertinya profile yang satu ini tidak dapat diutak atik, sehingga walaupun saya set agar laptop tidak auto shutdown saat didiamkan beberapa saat, hal tersebut tidak berlaku. Laptop mati!

Workaround-nya adalah dengan memilih profile Balanced dan memilih never pada pilihan auto shutdown. Pengujian dilakukan selama tiga kali dari baterai penuh hingga mati.

Dell G3 mendapatkan daya tahan baterai hingga 2:02:16 jam. Sedangkan Dell G5 mendapatkan daya tahan baterai paling panjang, yaitu 2:33:31 jam. Dell G7 merupakan yang paling boros baterai, hanya mendapatkan 1:37:53 saja.

Verdict

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa ketiga laptop Dell yang dipasarkan untuk para gamers ini memiliki kinerja yang tinggi. Menggunakannya untuk bermain game, melakukan rendering, serta bekerja memang membuat penggunanya menjadi nyaman karena tidak akan menemukan lag.

 

Dari hasil yang ada, secara pribadi, saya menemukan bahwa laptop gaming terbaik pada perbandingan kali ini adalah Dell G3. Laptop ini memang hanya menggunakan SSD 512 GB yang kecil, namun kinerja berbanding harganya memang paling baik di antara ketiganya.

Dell G7 merupakan yang terkencang dengan NVIDIA GeForce RTX 2060-nya. Namun, kinerja tersebut memang harus dibayar dengan harga yang cukup menjulang tinggi. Walaupun begitu, spesifikasi yang diberikan juga lebih baik dibandingkan G3 dan G5. Jadi, jika Anda membutuhkan kinerja yang ekstra tinggi, Dell G7 adalah pilihannya.

Dell G5 merupakan yang memiliki kinerja tinggi, namun masih di bawah kedua saudaranya yang ikut dalam perbandingan kali ini. Akan tetapi, laptop yang satu ini memiliki port dan storage yang lebih besar dibandingkan G3, membuatnya memiliki harga yang pantas. Jadi jika Anda membutuhkan penyimpanan yang lebih besar serta ports yang lebih lengkap, Dell G5 adalah pilihannya.