Greenhouse won funding, prepared new services and planned to expand

Greenhouse Co-working space receives funding worth SG$3.8 million, equivalent to Rp39 billion. It was led by 14 angel investors consist of 7 new investors and 7 previous ones. It includes Dilip and Deepak Chugani from KNS Group. The plan is to launch new service and tighten Greenhouse position in the SEA market.

“We’re very lucky to have a number of expert angel investors with additional value to the company aside from their investment,” Greenhouse’s CEO, Drew Calin, said.

He also added, “Most of the investors are part of the seed round, including our two founders and main investors. It proves their faith in us to accomplish our vision and their commitment to support us.”

Greenhouse aims to support business development in SEA market. With the latest funding, they plan to expand coverage in supporting global and local companies to develop amidst the fast-growing market, such as Indonesia, the Philippines, and throughout Southeast Asia.

Greenhouse was built to simplify the process of entering and developing company in the market through improving transparency, efficiency, and minimalizing risk. We did this by developing and managing high-quality B2B service provider, offering services, such as business framework, visa, payroll, law/tax consultation, and recruitment,” he said.

Greenhouse is currently expanding partneship all around Asia, and developing technology platform to connect expanding local business with B2B service provider that supports the plan with efficiency.

Greenhouse‘s Co-Founder, Vicknesh R. Pillay explained that their team is soon to launch Greenhouse Connect, a technology platform that offers business framework in Indonesia in the second quarter of this year. The plan is to add six more services by the end of this year.

He also mentioned, they’re currently in a negotiation for five new locations in Indonesia and the Philippines, also to explore options in Singapore. It includes calculation to acquire new talents to support expansion.

“The market includes Indonesia, the Philippines, Singapore, Thailand, and India. It’ll set us to support the companies in entering and developing business with efficiency and effectivity, and faster with lower cost,” he added.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Greenhouse Raih Pendanaan 39 Miliar Rupiah, Siap Bantu Perusahaan Ekspansi di Asia Tenggara

Co-working space Greenhouse mendapatkan pendanaan baru senilai SG$3,8 juta atau setara dengan Rp39 miliar. Pendanaan terbaru mereka ini dipimpin oleh 14 angel investor, yang terdiri dari 7 investor baru dan 7 investor lama. Termasuk di dalamnya adalah Dilip dan Deepak Chugani dari KNS Group. Rencananya Greenhouse akan meluncurkan layanan baru dan menguatkan posisi mereka di pasar Asia Tenggara.

“Kami sangat beruntung karena memiliki sekelompok angel investor berpengalaman yang juga dapat menyumbangkan nilai bagi perusahaan di luar investasi moneter mereka,” terang CEO Greenhouse Drew Calin.

Ia juga menambahkan, “Banyak dari investor ini juga berpartisipasi di seed round, termasuk dua pendiri dan investor utama kami. Ini menggambarkan kepercayaan mereka pada kemampuan kami untuk mewujudkan visi kami dan komitmen mereka untuk mendukung kami.”

Greenhouse memiliki tujuan untuk membantu pengembangan bisnis di pasar seperti Asia Tenggara. Dengan pendanaan terbaru ini mereka berencana untuk memperluas kemampuannya dalam membantu perusahaan asing masuk dan perusahaan lokal untuk tumbuh di pasar yang berkembang cepat seperti Indonesia, Filipina dan seluruh Asia Tenggara.

Greenhouse didirikan untuk menyederhanakan proses yang diperlukan untuk masuk dan tumbuh dalam paar seperti melalui meningkatkan transparansi, efisiensi, dan meminimalkan risiko. Kami melakukan ini dengan membangun dan mengelola jaringan penyedia layanan B2B berkualitas tinggi, yang menawarkan layanan seperti pendirian perusahaan, layanan visa, payroll, konsultasi pajak/hukum dan rekrutmen – sebagai contoh,” jelas Drew.

Greenhouse saat ini tengah memperluas jaringan mitranya di seluruh Asia, serta sedang membangun platform teknologi yang akan menghubungkan bisnis yang ingin berekspansi di paar lokal dengan penyedia layanan B2B yang mendukung ekspansi tersebut secara lebih efisien.

Co-Founder Greenhouse Vicknesh R. Pillay menjelaskan bahwa pihaknya akan meluncurkan Greenhouse Connect, sebuah platform teknologi yang menawarkan layanan pendirian perusahaan dasar di Indonesia pada kuartal kedua tahun 2019. Direncanakan layanannya akan bertambah enam buah di berbagai pasar pada akhir tahun.

Vicknesh menambahkan, pihaknya saat ini tengah bernegosiasi untuk lima lokasi baru di Indonesia dan Filipina, sekaligus mengeksplorasi opsi di Singapura. Termasuk memperhitungkan untuk menambah talenta baru untuk mendukung ekspansi.

“Pasar-pasar ini meliputi Indonesia, Filipina, Singapura, Vietnam, Thailand, dan India. Ini akan memosisikan kami untuk membantu perusahaan-perusahaan memasuki dan mengembangkan bisnis mereka lebih efisiensi dan efektif, dengan pengorbanan waktu serta modal yang lebih sedikit,” jelas Vicknesh.

Triplogic Amankan Pendanaan dari East Ventures

Triplogic, startup logistik on-demand dalam kota dan antar kota, mengumumkan telah berhasil mengamankan pendanaan tahap awal dari East Vetures. Tidak disebutkan nominal yang didapatkan. Hanya saja Triplogic akan memanfaatkannya untuk memperbanyak mitra dan terus menjangkau lebih banyak kota.

Triplogic didirikan oleh Oki Earlivan, Rowdy Fatha, dan Krisna Diarini. Saat ini layanan mereka menyediakan pengiriman last mile dan distribusi agensi untuk klien, ritel, UKM, hingga korporasi. Salah satu bentuk pengiriman yang ditawarkan adalah pengiriman instan. Menjanjikan barang bisa sampai ketempat tujuan dalam kurun waktu 3 jam dengan cara membangun titik pengiriman pada lokasi UKM dan toko lokal yang berbentuk loker dan boks pintar.

Triplogic bukanlah perusahaan logistik biasa yang hanya melakukan pengiriman paket. Kami adalah perusahaan logistik yang menyediakan solusi lengkap dari hulu ke hilir, mulai dari logistik, pengiriman paket, pengemasan dan distribusi untuk UKM. Sebagai perusahaan logistics as a service (LAAS), kami terus berfokus menciptakan ekosistem rantai pasokan yang kuat,” terang CEO Triplogic Oki Earlivan.

Triplogic juga cukup optimis dengan apa yang telah mereka lakukan. Mereka mengklaim telah berhasil melayani ribuan pengiriman per hari dengan pertimbuhan nilai transaksi GMV hingga 34 kali lipat.

Triplogic

Rencananya dana segar yang didapat akan dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas produk dan teknologi. Termasuk juga memperluas jaringan logistik dengan menggandeng lebih banyak mitra UKM sebagai titik pengiriman barang. Sejauh ini Triplogic sudah bermitra dengan 1.600 UKM dan beroperasi di 61 kota di seluruh Indonesia, termasuk kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, dan Palembang. Di tahun 2019 ini mereka menargetkan untuk menambah lebih dari 15.000 drop shipping point.

Partner East Ventures Melisa Irene menjelaskan bahwa sejauh ini East Ventures telah berinvestasi di sejumlah perusahaan yang bergerak dalam industri perdagangan dan rantai pasokan, dan ekosistem yang dibangun pun terus berkembang. Bergabungnya Triplogic dalam ekosistem tersebut akan melengkapi ekosistem rantai pasokan yang sudah ada.

“Semua platform e-commerce yang kami beri investasi memberikan nilai tambah karena pelanggan semakin mudah mendapatkan produk yang mereka inginkan, sehingga menciptakan pengalaman online ke offline yang mulus; contoh terbaru adalah Fore Coffee. Kami menyadari bahwa Triplogic, sebagai pemain logistik last mile, cocok untuk melengkapi ekosistem rantai pasokan kami selama ini,” terang Melisa.

Application Information Will Show Up Here

Ekrut Secures Pre-Series A Funding

Ekrut recruitment platform has announced to secure Pre-Series A funding with undisclosed value. It was led by Venturra Discovery, Venturra Capital’s investment arm. Bizreach Inc also participated in this round, including all the previous ones, such as East Ventures, Prasetia Dwidharma, and SkyStar Capital.

This funding will be used to speed up Ekrut’s business growth, including to improve product quality and data science by making efficient recruitment. It applies also to the recommendation system of talent platform.

Using the current funding, Ekrut has plan to improve talent and entrepreneur network in Indonesia to build stronger value with lower cost.

“In the last decade, we’ve seen how technology has helped the multi-industry and disrupt the usual way. It’s ironic how the highly skilled process of recruiting middle-high level managers is still manual, with specific mechanism and difficult way to sort the best candidates. It requires unique and special solution to provide classified candidates based on technology skill identification, which we believe exist in Ekrut,” Venturra Discovery’s Managing Partner, Raditya Pramana said.

Ekrut was founded by Steven Suliawan and Ardo Gozal which premise is hard to acquire talents with relevant experience, particularly in technology. The company is said to have 2,700 network companies with 120,000 skilled talents.

“We finally identify the market issues and decided to solve it.” Suliawan said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Ekrut Amankan Pendanaan Pra-Seri A

Platform perekrutan Ekrut mengumumkan telah berhasil mengamankan pendanaan Pra-Seri A dengan nominal yang tidak disebutkan. Pendanaan kali ini dipimpin Venturra Discovery, seed investment arm dari Venturra Capital. Bizreach Inc juga terlibat dalam pendanaan kali ini, termasuk seluruh investor yang terlibat di putaran sebelumnya, seperti East Ventures, Prasetia Dwidharma, dan Skystar Capital.

Investasi kali ini rencananya akan digunakan untuk menggenjot pertumbuhan bisnis Ekrut, termasuk meningkatkan kualitas produk dan data science dengan melakukan perekrutan yang efisien. Peningkatan juga dilakuan untuk sistem rekomendasi pada talenta platform.

Dengan pendanaan yang didapat, Ekrut juga berencana meningkatkan jaringan pengusaha dan talenta di Indonesia untuk membangun value yang lebih kuat dengan biaya operasi yang lebih rendah.

“Dalam dekade terakhir kami melihat bagaimana teknologi telah membantu mendorong pertumbuhan multi industri dan mengganggu cara melakukan sesuatu. Sangat ironis bahwa proses perekrutan manajer tingkat menengah ke atas yang sangat terampil masih sangat manual, dengan secara khusus melalui mekanisme penyortiranyang yang sangat sulit untuk menyoroti kandidat yang baik. Ini membutuhkan solusi unik dan spesial untuk meneydiakan klasifikasi kandidat berdasarkan pengidentifikasi kemampuan teknologi, yang kami percaya Ekrut miliki,” ujar Managing Partner Venturra Discovery Raditya Pramana menanggapi pendanaan ini.

Ekrut dibangun oleh Steven Suliawan dan Ardo Gozal dengan premis sulitnya startup mencari talenta dengan relevansi pengalaman yang sesuai, khususnya di bidang teknologi. Perusahaan mengklaim sudah memiliki 2.700 jaringan perusahaan dengan 120.000 kandidat yang terampil.

 

“Kami akhirnya mengidentifikasi masalah di pasar dan memutuskan untuk menyelesaikannya. ” terang Steven.

Kantongi Pendanaan Baru, Platform Logistik TheLorry Siap Jangkau Lebih Banyak Kota di Indonesia

Platform logistik asal Malaysia TheLorry berhasil mengamankan pendanaan Seri B dengan nilai investasi sebesar $5,85 juta (83 miliar Rupiah). Dengan suntikan dana segar ini, TheLorry akan untuk menguatkan operasi mereka di Malaysia, Singapura, Thailand, dan Indonesia.

Pendanaan kali ini dipimpin FirstFloor Capital dan diikuti oleh PNB-INSPiRE Ethical Fund I, Cradle Seed Ventures, Axiata Digital Innovation Fund, dan SPH Ventures. Yang terakhir juga terlibat dalam putaraan pendanaan seri sebelumnya.

“Ada banyak value dalam karier truk dan mengemudi truk yang belum dilihat dan dihargai banyak orang. Kami ingin menjadi agen perubahan dalam mengangkat status dan pendapatan pengemudi truk dan truk di wilayah ini [Asia Tenggara],” terang Executive Director TheLorry Nadhir Ashafiq seperti dikutip dari e27.

TheLorry pertama kali diperkenalkan pada tahun 2014 dan masuk ke Indonesia pada tahun 2018 kemarin. Sejauh ini TheLorry Indonesia sudah bekerja sama dengan beberapa partner untuk memberikan layanan logistik, beberapa partner TheLorry Indonesia antara lain Shopee, Ninja Express, Asmaraku, dan lainnya.

Head Of Business Development TheLorry Indonesia Rendi Ferdiansyah kepada DailySocial menyebutkan, saat ini mereka sudah memiliki 1.000 mitra armada terdaftar di Indonesia. Angka ini akan terus bertambah sejalan dengan rencana TheLorry untuk hadir di lebih banyak kota di Indonesia.

TheLorry Indonesia sudah hadir sejak Juni 2018 yang lalu, bahkan saat ini sudah memberikan servis di lima kota besar di Indonesia yaitu Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Bali. Pendanaan terbaru ini akan kita gunakan untuk meningkatkan brand awareness kita di seluruh masyarakat Indonesia serta rencana untuk ekspansi di kota-kota besar lainnya di pulau Jawa,” terang Rendi ketika dimintai keterangan rencana selanjutnya TheLorry Indonesia selepas pendanaan.

Rendi lebih jauh menjelaskan, sebelum menentukan kota selanjutnya untuk ekspansi bisnisnya TheLorry Indonesia akan lebih dulu melakukan riset di kota-kota besar yang memiliki kebutuhan logistik yang tinggi.

Application Information Will Show Up Here

Qlue Secures Funding from GDP Venture and MDI Ventures

After the positive achievement last year, and entering the second month in 2019, Qlue manages to secure new funding. The latest round was led by GDP Venture and supported by MDI Ventures.

Qlue said the fresh funding is to be used for talent acquisition in technology and business to develop Artificial Intelligence (AI) and Internet of Things (IoT). They are expected to improve services and smart city solution offered by Qlue.

There is no further details of the total value, however, Telkom’s participation is expected to give a strategic touch of the synergy in Indonesia’s government and state-owned enteprise.

The CEO, Rama Raditya said, “our initial mission is to accelerate the positive movement in the world, and we’re to make synergies with partners in similar mission. Telkom will be helping to strengthen scalability in the government and state-owned enteprise for our solution can give positive impact on digital transformation in Indonesia, according to the government lead to industry 4.0.”

“GDP Venture, on the other hand, has been helping us to build a developed and sustainable business. We’re very pleased and thrilled to join parnership with MDI Venture and Prasetia in our journey for better Indonesia,” he added.

Qlue is in a process to builf the biggest smart city ecosystem in Indonesia by improving smart city solution service for house developer, apartment, police department, toll, shopping center, industry area, and others through computer vision technology, such as face recognition, license plate recognition, street analysis, and people counting.

Regarding this round, MDI Ventures’ CEO, Nicko Widjaja said, “MDI Ventures has vision to build the leading startup generation in Indonesia, this investment is a realization of our attempt to make it happen. We’ve known Qlue since the beginning, and consider them to have disruptive and innovative mindset.”

He also aware of Qlue’s partnership with the government, it goes along with Telkom Indonesia’s main synergy. Moreover, their team decided to support Indonesian local startups with disruptive and game changing mindset like Qlue.

A similar speech comes out from GDP Venture’s CEO, Martin Hartono. He’s aware of Qlue’s smart city solution has the same vision and mission, and considered to be sustainable and capable to adapt with market situation, not only the government but also corporate.

“Qlue’s ability to provide command center and tech and data-based smart city management, is a crucial base towards Indonesia’s better future. We’re proud in supporting Qlue with the same vision and mission, not only for the development of digital tech ecosystem but also a very useful app for Indonesian people,” Hartono said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Qlue Amankan Pendanaan dari GDP Venture dan MDI Ventures

Setelah melewati tahun 2018 dengan capaian positif, memasuki bulan kedua tahun ini Qlue berhasil mengamankan pendanaan terbaru. Putaran pendanaan terbaru kali ini dipimpin oleh GDP Venture dengan partisipasi dari MDI Ventures.

Pihak Qlue menyebutkan bahwa dana segar yang didapatkan akan dimanfaatkan untuk merekrut para ahli di bidang teknologi dan bisnis untuk mengembangkan produk Artificial Intelligence (AI) dan Internet of Things (IoT). Talenta-talenta baru tersebut diharapkan mampu meningkatkan layanan dan solusi smart city yang ditawarkan oleh Qlue.

Tidak ada informasi resmi mengenai jumlah dana yang didapatkan, hanya saja keterlibatan Telkom diharapkan mampu memberikan sisi strategis sinergi di dalam pemerintahan dan BUMN Indonesia.

CEO Rama Raditya mengatakan, “Misi kami sejak awal adalah untuk mengakselerasi perubahan positif di dunia, dan kami ingin bersinergi sebanyak-banyaknya dengan mitra usaha yang memiliki kesamaan misi. Telkom akan banyak membantu kami untuk memperkuat skalabilitas di dalam pemerintahan dna BUMN agar solusi kami bisa memberikan dampak positif bagi transformasi digital di Indonesia sesuai arahan pemerintah menuju industri 4.0.”

“Sedangkan GDP Venture, sudah sejak lama membantu kami dalam membangun bisnis Qlue agar lebih maju dan berkelanjutan. Kami sangat terhormat dan bersyukur dapat menjalin kerja sama dengan MDI Ventures, GDP Venture dan Prasetia dalam perjalanan kami memberikan kemajuan bagi Indonesia,” lanjutnya.

Qlue tengah mengupayakan pembangunan ekosistem smart city terbesar di Indonesia dengan meningkatkan layanan solusi smart city untuk pengembang perumahan, apartemen, kepolisian, jalan tol, pusat perbelanjaan, kawasan industri dan mitra bisnis lainnya melalui inovasi teknologi computer vision seperti face recognition, license plate recognition, street analysis dan people counting.

Menanggapi putaran pendanaan ini, CEO MDI Ventures Nicko Widjaja menyampaikan, “MDI Ventures memiliki visi untuk membangun generasi startup terdepan di Indonesia dan investasi ini merupakan sebuah wujud nyata dari konsistensi kami untuk mendorong visi tersebut. Kami sudah mengenal Qlue sejak awal perusahaan tersebut berdiri, dan kami menilai bahwa Qlue selalu memiliki pola pikir disruptif dan inovatif.”

Nicko juga melihat bahwa Qlue bekerja sama dengan pemerintah, hal tersebut selaras dengan sinergi utama Telkom Indonesia. Selanjutnya pihaknya berkomitmen untuk terus mendukung startup-startup lokal Indonesia yang memiliki pola pikir disruptif dan game changing seperti Qlue.

Hal senada disampaikan CEO GDP Venture Martin Hartono. Ia melihat Qlue memiliki solusi smart city yang juga memiliki visi dan misi yang sama, karena dinilai mampu terus berkembang dan beradaptasi dengan kebutuhan pasar, tidak hanya pemerintahan namun juga korporasi.

“Kemampuan Qlue untuk menyediakan command center dan pengelolaan smart city berbasis teknologi dan data merupakan salah satu pilar penting menuju masa depan bangsa Indonesia. Kami bangga dapat turut serta mendukung Qlue yang memiliki visi dan misi bukan saja untuk perkembangan ekosistem digital teknologi Indonesia tetapi juga mengembangkan suatu aplikasi yang sangat bermanfaat untuk bangsa Indonesia,” jelas Martin.

Application Information Will Show Up Here

Bukalapak Kantongi Pendanaan Baru 706 Miliar Rupiah dari Mirae Asset dan Naver Corp

Setelah santer diberitakan akan mendapat pendanaan dari Naver Corp, akhirnya Bukalapak mengumumkan telah mengantongi dana segara dari Asia Growth Fund yang diprakarsai Mirae Asset dan Naver Corp.

Bukalapak tidak menyebutkan berapa besaran dana yang dikucurkan melalui Fund tersebut, tapi pihak Mirae Asset menyebutkan dana yang dikucurkan mencapai $50 juta atau setara dengan Rp706 miliar.

Sebagai satu dari empat unicorn yang dimiliki Indonesia saat ini, Bukalapak disebut didukung EMTEK, GIC, dan Ant Financial (pengelola Alipay) sebagai pemegang saham utama. Dengan investor baru ini Bukalapak berencana terus berinovasi dan membantu UKM Indonesia memajukan bisnisnya.

“Kami menyambut baik dukungan dari Mirae Asset-Naver Asia Growth Fund kepada bisnis Bukalapak. Kami berharap dengan adanya dukungan kemitraan ini dapat semakin mempercepat langkah kami untuk berinovasi melalui teknologi untuk mendorong usaha kecil di Indonesia semakin naik kelas,” terang Co-Founder dan President Bukalapak Fajrin Rasyid.

Dalam keterangan resminya dijelaskan bahwa Bukalapak mengalami peningkatan yang cukup signifikan di 2018. Di kuartal ke-4 2018 jumlah pendapatan transaksi mereka melampaui apa yang mereka raih selama satu tahun pada periode 2017.

Sementara itu pihak Mirae Asset menyebutkan bahwa investasi yang mereka berikan merupakan bentuk kerja sama antara perusahaan finansial dan perusahaan teknologi yang sedang berkembang. Mereka juga berkomitmen untuk terus mendukung Bukalapak untuk terus berkembang.

“Investasi kali ini merupakan bentuk kerja sama co-investment fund antara perusahaan finansial dan salah satu perusahaan teknlogi yang sedang berkembang sangat pesat di Asia Tenggara yang memiliki karakteristik kuat. Melalui program kolaborasi strategis kami akan mendukung Bukalapak agar dapat terus berkembang,” ujar Head of New Growth Investment Mirae Asset Capital Jikwang Chung.

Mirae Asset-Naver Asia Growth Fund berencana untuk terus berinvestasi pada perusahaan yang memiliki pertumbuhan tinggi, terus berinovasi dan memberikan pertumbuhan jangka panjang. Industri yang masuk dalam pantauan seperti e-commerce, platform internet, kesehatan, distribusi, barang konsumsi, dan logistik.

Application Information Will Show Up Here

Alpha JWC Ventures Beri Pendanaan Seri A untuk “Target Media Nusantara”

Target Media Nusantara (TMN), sebuah perusahaan jaringan periklanan digital, mengumumkan perolehan pendanaan Seri A dari Alpha JWC Ventures. Tidak disebutkan berapa jumlah yang didapat, hanya saja pendanaan kali ini disebut akan dimaksimalkan untuk pengembangan bisnis dan operasional.

Sebagai sebuah bisnis, TMN adalah bagian dari Focus Media Group, sebuah perusahaan media gaya hidup digital yang berasal dari Tiongkok. Bisnis Focus Media Group meliputi LCD display, poster frame, movie theater, dan in-store advertising network.

Di Indonesia, TMN mulai beroperasi pada pertengahan tahun 2018 dengan mengusung visi menjadi market leader di sektor periklanan digital dalam ruangan di Indonesia. TMN sendiri menyediakan layanan periklanan di berbagai jenis bangunan komersial, seperti gedung perkantoran, apartemen, dan hotel. Dengan 450 layar iklan yang terpasang di 104 gedung di Jabodetabek, sejauh ini TMN telah berhasil membuat jejak sebagai salah satu alternatif periklanan dalam ruangan di Indonesia. Untuk memaksimalkan potensi pertumbuhannya, TMN memasang target pemasangan 900 layar di 200 gedung komersial Jabodetabek.

“Untuk mereplikasi sukses Focus Media Group di Indonesia, kami akan fokus untuk mendapatkan audience premium di pasaran dengan menyediakan produk yang berkualitas tinggi, efektif, dan mampu menjangkau banyak orang,” terang CEO Target Media Nusantara Thomas Chan.

Thomas juga menjelaskan bahwa sesuai dengan visi mereka saat ini, pendanaan yang didapat dari Alpha JWC Ventures akan diperuntukkan untuk memaksimalkan pengembangan bisnis dan operasional, termasuk mengembangkan kanal media lainnya yang sesuai dengan visi mereka.

“TMN memiliki visi untuk menjadi kanal media papan atas dan utama di Indonesia. Untuk itu, semua dana investasi termasuk pendanaan Seri A dari Alpha JWC Ventures ini akan kami maksimalkan untuk pengembangan bisnis dan operasional pada tahap awal. Dalam jangka panjang, kami juga akan mengembangkan kanal media lainnya yang bersinergi dengan visi kami,” lanjut Thomas.

Dari penjelasan Thomas, pihak TMN tidak menempatkan diri sebagai penyedia media tetapi sebagai rekanan komunikasi yang mengerti perilaku audience, prospek bisnis dan dinamika pasar komunikasi. TMN berniat menyediakan solusi komunikasi yang efektif bagi klien mereka.

Saat ini TMN sedang mengembangkan layar terbaru dengan fitur analisa pelacakan gerakan mata (eyeball trackig analytics) . Fitur ini dapat merekam berapa lama seseorang melihat bagian tertentu dari sebuah iklan dan nantinya data yang dihasilkan akan menjadi pertimbangan evaluasi dan strategi komunikasi klien.

Sementara itu pihak Alpha JWC Ventures menyatakan kebanggaan mereka dalam mendukung TMN di Indonesia. Co-founder dan Managing Partner Alpha JWC Ventures Chandra Tjan menyebutkan bahwa pihaknya bangga menjadi rekan ekslusif bagi Focus Media Group dalam ekspansinya ke Indonesia.

“Kami bangga menjadi rekan ekslusif dan terpercaya bagi Focus Media Group dalam ekspansinya ke Indonesia. Thomas Chen memiliki pengalaman lebih dari 25 tahun dalam periklanan digital serta jaringan klien yang luas di seluruh dunia. Dengan dukungan finansial dan praktis dari Alpha JWC Ventures, pengalaman Thomas serta dukungan dari Focus Media Group kami yakin TMN bisa berkembang ke tingkatan selanjutnya dan memenangkan pasar Indonesia,” tutup Chandra.