Krisis Stok PS5 Masih Berlanjut, Sony Akan Genjot Produksi PS4

Sejak pertama kali diluncurkan di bulan November 2020, PlayStation 5 terus dilanda isu seputar keterbatasan stok. Di belahan dunia manapun, stok konsol terbaru Sony ini hampir selalu kosong, dan alasannya tidak lain dari krisis yang melanda industri semikonduktor secara global.

Ketimbang menerima nasib begitu saja, Sony dikabarkan sudah menyiapkan strategi lain, yakni menggenjot produksi PlayStation 4. Berdasarkan laporan Bloomberg, Sony rupanya telah menyuarakan ke mitra-mitra manufakturnya pada akhir tahun lalu bahwa mereka akan terus memproduksi konsol lamanya itu hingga tahun ini.

Sony memang tidak pernah secara resmi mengumumkan ke publik bahwa mereka bakal menyetop produksi PS4, akan tetapi mereka kabarnya sempat berencana untuk menghentikan perakitan PS4 pada akhir 2021 kemarin. Rencana tersebut batal dijalankan, dan Sony sekarang malah berniat untuk meningkatkan produksi PS4.

Narasumber Bloomberg mengatakan bahwa Sony berniat menambahkan sekitar satu juta unit PS4 tahun ini untuk mengisi kekosongan yang diakibatkan oleh terhambatnya produksi PS5. Meski begitu, angkanya bisa saja berubah tergantung permintaan. Dibanding PS5, PS4 tentu lebih mudah dan lebih murah untuk dibuat karena menggunakan komponen-komponen yang lebih inferior.

Kepada Bloomberg, juru bicara Sony mengonfirmasi bahwa produksi PS4 masih akan terus dilanjutkan, dan Sony pun dari awal tidak pernah berniat untuk menghentikannya. “PS4 merupakan konsol dengan penjualan terbesar, dan persilangan antar generasi itu bakal selalu ada,” ujarnya.

Dirilis di tahun 2013, PS4 tercatat telah terjual sebanyak lebih dari 116 juta unit, dan konsol ini pun masih cukup diminati hingga sekarang. Bukan hanya itu, PS4 juga masih menyumbangkan pendapatan yang cukup besar buat divisi gaming Sony melalui penjualan game dan subscription.

Apa yang Sony lakukan ini pada dasarnya mirip seperti langkah yang diambil oleh Nvidia. Belum lama ini, Nvidia memutuskan untuk memproduksi kembali kartu grafis lamanya (RTX 2060) demi memenuhi permintaan konsumen. Minat terhadap perangkat gaming melonjak drastis selama pandemi, sementara produksi perangkat-perangkat barunya justru terhambat karena kendala di rantai pasok. Alhasil, produk-produk lama pun dilihat sebagai salah satu cara untuk mengantisipasi.

Sumber: Bloomberg. Gambar header: Fabian Albert via Unsplash.

Sony Resmi Umumkan PlayStation VR2, Headset Virtual Reality Generasi Baru untuk PS5

Lama tidak terdengar kabarnya, PlayStation VR kembali menjadi topik pembicaraan setelah Sony memberikan pengumuman mengenainya di CES 2022. Belum, wujud headset PS VR generasi baru yang ditujukan untuk mendampingi PS5 itu masih belum disingkap, tapi setidaknya ia sudah punya nama resmi: PlayStation VR2.

Kedengarannya tidak kreatif sama sekali? Biarlah, sebab yang lebih penting adalah bagaimana PS VR2 bisa menyajikan pengalaman virtual reality yang lebih baik dari pendahulunya, dan cara termudah untuk mewujudkannya adalah dengan menyuguhkan visual yang lebih memanjakan mata.

Sony bilang bahwa PS VR2 bakal dilengkapi panel display OLED dengan resolusi 2000 x 2040 per mata, bidang pandang seluas 110°, refresh rate 90/120 Hz, beserta dukungan HDR. Apakah itu tidak terlalu berat untuk hardware PS5? Tidak, sebab Sony turut membekali PS VR2 dengan teknologi foveated rendering, yang berarti perangkat mampu me-render grafik secara dinamis berdasarkan arah pandangan penggunanya.

Foto produknya belum ada sama sekali, jadi cukup logo branding-nya dulu kali ini / Sony

Namun upgrade visual baru sebagian dari cerita utuhnya, sebab PS VR2 juga dilengkapi sejumlah penyempurnaan lain yang ditujukan untuk menambah sensasi immersive. Terkait aspek tracking misalnya, headset PS VR2 menawarkan inside-out tracking dengan empat buah kamera terintegrasi dan sistem pendeteksi gerakan 6-poros. Itu berarti pergerakan pengguna dapat langsung dipantau tanpa bantuan sensor/kamera eksternal.

Dari segi audio, PS VR2 bakal mengawinkan teknologi Tempest 3D AudioTech milik PS5 dengan teknologi headset feedback. Sony percaya ini dapat mengamplifikasi sensasi yang dirasakan pengguna selama bermain. Pasalnya, selain mendengar suara dari semua sisi, pengguna juga bakal merasakan getarannya, kurang lebih mirip seperti fitur unggulan yang ditawarkan headset Razer Kaira Pro.

PS VR2 juga bakal hadir membawa teknologi eye tracking. Menggunakan kamera infra-merah, perangkat mampu mendeteksi pergerakan mata pengguna secara real-time, dan ini rupanya bisa diterjemahkan menjadi input ekstra. Alhasil, interaksi di dalam game bisa terkesan lebih intuitif.

Controller PlayStation VR2 Sense / Sony

Bicara soal input, PS VR2 akan didampingi oleh controller PS VR2 Sense. Detail sekaligus wujud dari controller baru ini sebenarnya sudah diungkap sejak Maret tahun lalu. Singkat cerita, PS VR2 Sense bakal mewarisi fitur-fitur andalan controller DualSense, spesifiknya adaptive trigger dan haptic feedback.

PS VR2 Sense menyambung via Bluetooth 5.1, sementara headset PS VR2 itu sendiri hanya memerlukan satu kabel USB-C saja untuk bisa berkomunikasi langsung dengan PS5. Jauh lebih praktis daripada generasi pertamanya yang membutuhkan unit perantara, belum lagi kamera tracking eksternal.

Berhubung gambar produknya belum ada (kecuali controller-nya), Sony pun juga belum bicara apa-apa soal harga maupun jadwal rilisnya. Tebakan saya, akhir tahun ini, bertepatan dengan musim liburan, tapi tentu saja ini masih murni berupa spekulasi.

Dalam kesempatan yang sama, Sony juga sempat menyinggung mengenai seperti apa konten yang bakal PS VR2 sajikan. Salah satu judul unggulan yang sudah dipersiapkan adalah Horizon Call of the Mountain, sebuah game baru yang secara spesifik dikembangkan untuk PS VR2, dengan lore dan dunia yang sama seperti franchise Horizon.

Detail tentang game ini memang belum banyak (video teaser-nya cuma berlangsung beberapa detik saja mulai 1:16) tapi yang pasti pemain bakal menjalankan protagonis baru, dan dalam perjalanannya mereka juga akan berjumpa dengan Aloy, lakon utama Horizon Zero Dawn sekaligus sekuelnya, Horizon Forbidden West, yang akan hadir pada 18 Februari 2022 mendatang.

Horizon Call of the Mountain merupakan hasil kolaborasi Guerilla Games dengan Firesprite. Firesprite sendiri sudah cukup berpengalaman mengembangkan game VR, dan studio asal Inggris tersebut telah resmi bergabung dengan keluarga PlayStation Studios sejak September 2021 kemarin.

Sumber: PlayStation Blog.

Tak Harus Putih, Cover PS5 Kini Dapat Diganti dengan 5 Warna Lain Berkat Aksesori Resmi dari Sony

Saat pertama kali diungkap, PlayStation 5 langsung menuai banyak kontroversi terkait desainnya. Lalu ketika Sony sudah mulai memasarkannya, tidak sedikit konsumen yang terkejut melihat ukuran fisik PS5 yang tergolong bongsor. Singkat cerita, desain PS5 bukan untuk semua orang, dan Sony tampaknya sadar akan hal itu.

Namun tentu saja merombak desainnya secara drastis sekarang terdengar kurang rasional — mungkin ini bisa jadi salah satu ekspektasi kita untuk PlayStation 5 Pro nanti, seandainya ada. Yang bisa Sony lakukan sekarang setidaknya adalah memberikan opsi personalisasi warna kepada para pengguna PS5.

Ya, PS5 sekarang tidak harus berwarna putih. Sony baru saja menyingkap aksesori PS5 Console Cover dalam lima pilihan warna yang berbeda: Cosmic Red, Galactic Purple, Midnight Black, Starlight Blue, dan Galactic Purple. Cara pemasangannya mudah kalau menurut Sony sendiri; cukup lepas cover putih bawaan PS5, lalu ganti dengan yang baru ini. Selain untuk versi standarnya, aksesori ini juga tersedia buat PS5 Digital Edition, jadi jangan sampai Anda salah beli.

Supaya klop, Sony tidak lupa menyediakan controller DualSense dalam lima opsi warna yang sama persis, meski dua di antaranya (Cosmic Red dan Midnight Black) sebenarnya sudah tersedia selama beberapa bulan. Dari sisi fungsionalitas, controller baru ini sama persis seperti versi putih yang disertakan dalam paket penjualan PS5.

Di Indonesia, PS5 Console Cover bakal dijual secara resmi dengan harga Rp939.000, sedangkan controller DualSense dalam tiga warna barunya dibanderol Rp1.359.000. Sejauh ini belum ada informasi apakah ke depannya Sony bakal menjual konsol PS5 dalam warna-warna baru ini. Untuk sekarang, warna-warna baru ini sifatnya sebatas add-on yang opsional.

Untuk PS5 Console Cover varian Cosmic Red dan Midnight Black, pemasarannya dijadwalkan berlangsung mulai 21 Januari 2022. Sementara tiga varian warna sisanya diperkirakan bakal menyusul tidak lewat dari babak pertama 2022. Controller-nya sendiri akan lebih dulu dijual mulai 14 Januari 2022.

Di luar sana, sebenarnya sudah eksis sejumlah opsi cover untuk PS5 dari sejumlah produsen pihak ketiga — yang akhirnya memicu perseteruan hukum antara Sony dan produsen-produsen tersebut, sekaligus mendorong Sony untuk mematenkan desain cover PS5.

Sumber: Sony.

Scuf Reflex Adalah Controller PS5 dengan Kustomisasi yang Sangat Lengkap

Setahun lebih setelah PlayStation 5 eksis, produsen controller kenamaan asal AS, Scuf, akhirnya meluncurkan lini produk yang dikhususkan untuk konsol next-gen tersebut. Lini baru ini Scuf namai Reflex, dan total ada tiga model controller yang berbeda yang ditawarkan.

Model yang pertama sekaligus yang paling basic adalah Scuf Reflex. Dibandingkan controller DualSense bawaan PS5, Reflex menawarkan kelebihan dalam bentuk empat tombol ekstra di bagian belakang yang dapat diprogram sesuai kebutuhan. Perangkat dapat menyimpan hingga tiga profil konfigurasi tombol untuk game yang berbeda-beda, dan pengguna dapat berpindah dari satu profil ke lainnya hanya dengan menekan sebuah tombol.

Kustomisasi turut menjadi nilai jual ekstra dari controller seharga $200 ini. Selain pelat depan yang bisa diganti-ganti, stik analognya juga dapat dilepas dan ditukar dengan yang lain yang berbeda bentuk. Panjang, pendek, cembung, cekung; sesuaikan sendiri saja dengan selera dan kebutuhan masing-masing.

Model yang berikutnya, yakni Reflex Pro, dibanderol mulai $230 dan mengunggulkan grip spesial untuk menambah kenyamanan di samping fitur-fitur yang sudah disebutkan tadi. Kedua controller ini sama-sama dibekali fitur adaptive trigger dan haptic feedback seperti yang ditawarkan oleh controller DualSense.

Terakhir, ada Reflex FPS yang secara spesifik dirancang untuk permainan first-person shooter. Model ini tidak memiliki vibration motor, dan trigger-nya justru dibuat supaya bisa aktif secara instan dalam setiap klik. Kalau Reflex dan Reflex Pro bertujuan untuk meningkatkan sensasi immersive, Reflex FPS justru mengorbankan aspek tersebut demi memaksimalkan skill bermain penggunanya. Lucunya, Reflex FPS justru dihargai paling mahal — $260 — meski fitur yang ditawarkannya sebenarnya lebih sedikit.

Selain PS5, ketiga model Scuf Reflex ini tentu juga kompatibel dengan PC Windows, macOS, maupun perangkat Android dan iOS. Untuk koneksinya sendiri, pengguna bebas memilih antara Bluetooth dan kabel USB-C.

Dari sisi harga, ketiganya jelas masuk kategori premium. Sebagai perbandingan, harga resmi DualSense di AS adalah $70. Sementara di kubu Xbox, Elite Wireless Controller Series 2 yang juga mengunggulkan aspek kustomisasi yang lengkap, dijual seharga $180.

Sejauh ini belum ada informasi mengenai ketersediaan trio Scuf Reflex ini di Indonesia secara resmi. Semoga saja distributor Corsair di Indonesia, DTG, berminat untuk membawanya ke sini. Sekadar mengingatkan, Scuf memang sudah menjadi bagian dari Corsair sejak akhir 2019.

Sumber: Kotaku.

Rumor: Sony Bakal Satukan PlayStation Plus dan PlayStation Now Menjadi Layanan Subscription Baru

Berdasarkan rumor terbaru yang dilaporkan oleh Bloomberg, Sony tengah sibuk menyiapkan layanan subscription baru untuk PlayStation sebagai respons atas popularitas layanan Xbox Game Pass yang terus mencuat belakangan ini.

Sejauh ini, Sony memang sudah punya dua layanan berlangganan yang ditujukan untuk konsumen PlayStation, yakni PlayStation Plus dan PlayStation Now, akan tetapi layanan baru yang secara internal dikenal dengan codename Spartacus ini kabarnya bakal menyatukan kedua layanan tersebut.

Sekadar mengingatkan, PlayStation Plus merupakan layanan yang diperlukan untuk memainkan sebagian besar game multiplayer sekaligus yang memberi bonus sejumlah game secara gratis, sedangkan PlayStation Now memungkinkan pelanggan untuk mengunduh atau streaming koleksi game yang sudah beredar selama beberapa waktu.

Spartacus di sisi lain bakal hadir dalam tiga tingkatan (tier) yang berbeda. Tier yang pertama menawarkan fasilitas serupa seperti PlayStation Plus. Tier yang kedua menambahkan akses ke sederet game PlayStation 4, dan ke depannya, PlayStation 5. Untuk tier yang ketiga sekaligus yang paling mahal, pelanggan juga bakal mendapat sejumlah demo dan fitur streaming, serta akses ke koleksi judul-judul game klasik yang pernah dirilis di PS1, PS2, PS3, dan bahkan PSP.

Bloomberg juga bilang bahwa ada kemungkinan Sony tetap mempertahankan branding “PlayStation Plus” untuk layanan baru ini. Peluncurannya dikabarkan bakal berlangsung di musim semi 2022, dan akan tersedia untuk pengguna PS4 sekaligus PS5.

Sepintas layanan baru ini kedengarannya menjanjikan, namun sayangnya Sony dikabarkan tidak akan menyertakan judul-judul game baru di hari pertama peluncurannya masing-masing seperti yang Microsoft lakukan dengan Xbox Game Pass. Jadi saat Gran Turismo 7 dirilis pada tanggal 4 Maret 2022, kemungkinan besar game-nya tidak akan langsung tersedia di layanan baru tersebut.

Hal ini kontras dengan yang ditawarkan Xbox Game Pass; Forza Horizon 5 yang dirilis pada tanggal 9 November lalu langsung tersedia buat pelanggan Xbox Game Pass sejak hari pertama, yang pada akhirnya membuat game tersebut dimainkan oleh lebih dari 10 juta orang dalam sepekan pertamanya. Sony tampaknya masih belum seberani itu.

Terlepas dari itu, layanan baru ini semestinya bakal memiliki daya tarik yang lebih besar ketimbang dua layanan subscription PlayStation yang eksis sekarang.

Sumber: Bloomberg. Gambar header: Charles Sims via Unsplash.

Biarpun Stoknya Langka, PlayStation 5 Telah Terjual Sebanyak 13,4 Juta Unit

Per tanggal 30 September 2021 kemarin, PlayStation 5 tercatat telah terjual sebanyak 13,4 juta unit. Terlepas dari kelangkaan stoknya, penjualan konsol tersebut ternyata terus bertumbuh secara signifikan, sebab dalam kurun waktu tiga bulan saja, angka penjualannya sudah naik sekitar 3,3 juta unit.

Dalam laporan finansial terbarunya untuk kuartal fiskal kedua tahun 2021, Sony mencatatkan penjualan hardware sebesar 160 miliar yen (19,9 triliun rupiah), naik drastis dibanding penjualan di periode yang sama tahun lalu sebesar 41 miliar yen. Secara total (hardware plus software), divisi gaming Sony mencatatkan penjualan sebesar 645,4 miliar yen (80,5 triliun rupiah) untuk periode Juli-September 2021.

Lucunya, laba operasional yang didapat justru turun 21% menjadi 82,7 miliar yen (10,3 triliun rupiah). Ini disebabkan oleh anjloknya penjualan konsol PS4. Di periode ini, PS4 rupanya cuma laku sebanyak 200 ribu unit saja, bandingkan dengan 1,5 juta unit yang terjual pada periode yang sama di tahun sebelumnya.

Ghost of Tsushima / Sony

Faktor lain yang juga punya pengaruh besar adalah performa penjualan game dari studio-studio internal Sony sendiri (first-party). Di periode ini, Sony rupanya hanya mampu menjual 7,6 juta kopi game first-party, sedangkan tahun lalu mereka berhasil menjual sebanyak 12,8 juta kopi dalam periode yang sama.

Namun perlu dicatat, dalam tiga bulan terakhir ini memang belum ada game first-party baru yang dirilis oleh Sony, sementara di periode yang sama tahun lalu mereka sempat terbantu oleh peluncuran perdana Ghost of Tsushima – meski ini bukanlah game terlaris yang pernah Sony buat.

Titel game first-party terlaris Sony sejauh ini masih dipegang oleh God of War, yang telah terjual sebanyak 19,5 juta kopi, dan yang diprediksi bakal bertambah lagi seiring perilisannya versi PC-nya tahun depan. Di belakangnya ada Marvel’s Spider-Man dengan 13,2 juta kopi, kemudian Horizon: Zero Dawn dengan 10 juta kopi, dan Marvel’s Spider-Man: Miles Morales dengan 6,5 juta kopi.

Sumber: VentureBeat dan GamesIndustry.biz. Gambar header: Kerde Severin via Unsplash.

Animal Crossing: New Horizons Bakal Dapat Update Gratis, Valve Blokir Game dengan Cryptocurrency dan NFT

Nintendo mengumumkan bahwa mereka akan meluncurkan update gratis untuk Animal Crossing: New Horizons. Sementara itu, BioWare mengungkap bahwa mereka akan meluncurkan Dragon Age 4 untuk konsol next-gen dan PC, tapi tidak untuk konsol generasi sebelumnya. Pada minggu lalu, Valve juga memutuskan untuk memblokir game-game yang menggunakan NFT dan cryptocurrency dari Steam.

Final Fantasy 14 Jadi Game Final Fantasy Paling Menguntungkan

Saat ini, jumlah pemain Final Fantasy 14 mencapai 24 juta orang. Dengan begitu, game tersebut menjadi game Final Fantasy dengan keuntungan paling besar. Informasi ini diungkap oleh Game Director Naoki Yoshida. Final Fantasy 14 diluncurkan pada 2010. Pada 2015, jumlah pemain dari game itu mencapai 5 juta. Angka itu naik menjadi 10 juta orang pada 2017, menurut laporan IGN.

“Kita semua tahu, ketika Final Fantasy 14 diluncurkan, game ini mendapat sambutan yang kurang baik,” ujar Yoshida, seperti dikutip dari GamesIndustry. “Sejak saat itu, kami berhasil mengubah game tersebut sehingga ia menjadi game yang memberikan kontribusi besar pada keuntungan perusahaan.”

Nintendo Bakal Luncurkan Update Gratis untuk Animal Crossing: New Horizons

Nintendo mengumumkan bahwa Animal Crossing: New Horizons akan mendapatkan update gratis pada 5 November 2021. Melalui update ini, New Horizons akan mendapatkan sejumlah fitur baru, termasuk lokasi, karakter, dan aktivitas baru. Salah satu lokasi baru yang bisa pemain kunjungi adalah Roost, yang diurus oleh Brewster. Para pemain akan bisa mengundang pemain lain ke pulau mereka untuk menikmati kopi di Roost.

Selain itu, pemain juga akan bertemu karakter baru bernama Kapp’n, yang bisa membawa pemain ke pulau-pulau terpencil. Selain update gratis, New Horizons juga akan mendapatkan ekspansi berbayar berjudul Happy Home Paradise. Ekspansi itu juga akan diluncurkan pada 5 November 2021, lapor VentureBeat.

Valve Blokir Game dengan Cryptocurrency dan NFT di Steam

Valve memutuskan untuk memblokir semua game yang menggunakan cryptocurrency atau NFT dari Steam. Mereka juga memperingatkan, ke depan, mereka akan melarang keberadaan game-game yang menggunakan cryptocurrency serta NFT. Memang, dalam satu tahun belakangan, game-game yang menggunakan cryptocurrency dan NFT menjadi semakin marak.

Keputusan Valve untuk memblokir game-game tersebut di Steam memang tidak akan menghentikan para developer untuk membuat game dengan cryptocurrency dan NFT. Namun, mengingat Steam adalah platform toko game digital terbesar, maka keputusan Valve untuk memblokir game dengan cryptocurrency dan NFT akan membatasi cakupan dari game-game itu, seperti yang disebutkan oleh ClutchPoints.

Dragon Age 4 Dirilis untuk PS5, Xbox Series X, dan PC

Dragon Age 4 bakal diluncurkan untuk PlayStation 5, Xbox Series X/S, dan PC. Namun, game itu tidak akan tersedia untuk PlayStation 4 dan Xbox One. Hal ini menunjukkan, para developers game — seperti BioWare — telah siap untuk meninggalkan konsol generasi sebelumnya.

Dragon Age 4 bakal diluncurkan untuk PlayStation 5, Xbox Series X, dan PC.

Membuat game untuk konsol terbaru adalah keputusan yang masuk akal untuk para developer game. Namun, sebagian developer tampaknya enggan untuk melakukan itu. Pada Mei 2021, BioWare merilis Mass Effect: Legendary Edition. Namun, game itu tidak diluncurkan untuk PS5 dan Xbox Series X. Menurut laporan VentureBeat, EA dan BioWare justru meluncurkan game tersebut untuk PS4 dan Xbox One. Pemilik PS5 dan Xbox Series X/S yang ingin memainkan game itu dapat menggunakan fitur backward compatibility di konsol mereka.

Activision Perkenalkan Sistem Anti-Curang untuk Call of Duty

Activision memperkenalkan sistem anti-curang untuk Call of Duty, yang disebut Ricochet. Demi mengurangi jumlah orang yang bermain curang, Ricochet dilengkapi dengan beberapa fitur, seperti dari alat untuk memonitor kecurangan, proses penyelidikan untuk mengidentifikasi cheaters, update untuk memperkuat keamanan akun pemain, dan lain sebagainya. Dengan ini, Activision berharap, mereka bisa mengatasi masalah kecurangan yang membuat banyak pemain Call of Duty frustasi. Ricochet akan diluncurkan bersamaan dengan Call of Duty: Vanguard, yaitu pada 5 November 2021, menurut laporan VentureBeat.

Samsung Rilis SSD 980 Pro untuk PS5 yang Dilengkapi Heatsink Bawaan

Tidak seperti Xbox Series X, PlayStation 5 mendukung ekspansi penyimpanan via SSD non-proprietary. Jadi ketimbang mengandalkan slot dengan konektor khusus, PS5 justru mengemas slot kosong yang dapat diisi SSD NVMe dengan form factor M.2.

Namun pada praktiknya, meng-upgrade storage milik PS5 tidaklah sesimpel itu, sebab ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Yang paling utama, spesifikasi SSD-nya harus sesuai dengan syarat yang tercantum, demikian pula ukuran fisik dan struktur heatsink-nya.

Kabar baiknya, produsen SSD tidak ingin tinggal diam begitu saja. Samsung misalnya, mereka tengah mempersiapkan SSD baru yang spesifik dirancang untuk dijejalkan ke dalam PS5 tanpa memerlukan modifikasi dalam bentuk apapun. Cukup keluarkan SSD dari boksnya, selipkan ke dalam slot ekspansi milik PS5, maka kapasitas penyimpanan sang konsol otomatis sudah bertambah.

SSD yang dimaksud adalah Samsung 980 Pro with Heatsink. Perangkat ini mengemas spesifikasi dan kinerja yang identik seperti versi normalnya yang dirilis tahun lalu, akan tetapi bodinya sudah dibungkus dengan heatsink logam berukuran tebal untuk membantu menekan suhunya selagi bekerja, baik pada permukaan bawah maupun atasnya.

Solusi pendinginan tersebut penting mengingat performa SSD ini memang luar biasa ngebut, dengan kecepatan tulis 5.100 MB/s dan baca 7.000 MB/s, jauh di atas syarat yang ditetapkan oleh Sony (5.500 MB/s).

Meski ditargetkan buat para pengguna PS5, SSD ini pastinya tetap bisa digunakan di PC apapun yang memiliki slot M.2. Namun agar bisa mencapai kecepatan maksimumnya, pastikan motherboard yang digunakan sudah mendukung interface PCIe 4.0. Sebagai referensi, perangkat ini tercatat memiliki dimensi 80 x 24 x 8,6 mm.

Di Amerika Serikat, Samsung 980 Pro versi PS5 ini kabarnya akan tersedia mulai 29 Oktober 2021. Samsung mematok harga $250 untuk versi 1 TB, dan $450 untuk versi 2 TB. Sejauh ini belum ada informasi mengenai versi 500 GB atau 250 GB (kapasitas minimum yang didukung PS5).

Sumber: Tom’s Hardware.

Kelangkaan Komponen Konsol Disebut akan Berlangsung hingga 2023

Harapan para gamer untuk dapat mencicipi konsol next gen seperti PlayStation 5 dan Xbox Series X|S memang masih sebatas angan-angan hingga sekarang. Terhambatnya proses produksi karena adanya pandemi sekaligus kelangkaan komponen memang membuat suplai mesin gaming menjadi sangat terbatas di seluruh dunia.

Berita buruknya, kelangkaan komponen ini kelihatannya akan berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan. Hal ini merujuk pada pernyataan yang dikeluarkan oleh Toshiba kepada Bloomberg. Toshiba memang menjadi salah satu produsen chipset power-regulator yang digunakan di hampir semua perangkat mulai elektronik hingga kendaraan.

Toshiba mengabarkan bahwa suplai chipset yang dapat mereka distribusikan akan tetap sangat terbatas setidaknya hingga bulan September tahun depan. Dan bahkan beberapa konsumen mereka tidak akan mendapat pasokan hingga 2023.

Credit: Toshiba

Direktur dari Toshiba, Takeshi Kamebuchi menjelaskan bahwa penyebabnya adalah kelangkaan material serta tingginya permintaan dari berbagai pabrikan telah melebihi kapasitas yang dapat ditangani Toshiba. Pihak Toshiba juga meminta maaf kepada para konsumennya yang mungkin merasa frustasi karena pasokan komponennya yang tidak bisa maksimal.

“Kami mempertimbangkan pelanggan mana yang menghadapi situasi lebih buruk, seperti risiko terhentinya lini produksi ataupun bisnis yang terancam karena suplai chipset yang terhambat,” ujar Kamebuchi.

Pabrikan produsen konsol game disebut sebagai salah satu pelanggan yang mengajukan permohonan pasokan yang paling kuat.

Beberapa konsol yang terdampak dari kelangkaan chipset dari Toshiba ini antara lain adalah PlayStation 5, Xbox Series X|S, dan juga Nintendo Switch. Padahal konsol-konsol ini juga memiliki rencana untuk menggenjot produksi konsolnya untuk mengejar ketertinggalan produksi dan menstabilkan pasokan konsol mereka ke berbagai negara.

Para produsen konsol ini disebut menghubungi pemasok komponennya setiap hari untuk memastikan bahwa suku cadang yang mereka butuhkan dapat tiba sesuai perjanjian. Bahkan beberapa pelanggan dikatakan mengambil langkah yang cukup ekstrim dengan mengubah desain papan sirkuit atau PCB mereka untuk mengurangi komponen-komponen yang langka.

Toshiba juga memiliki rencana untuk memperluas produksi semikonduktornya di tahun-tahun mendatang dengan harapan mengurangi kemungkinan munculnya bottleneck produksi. Toshiba merencanakan investasi sebesar 60 miliar Yen atau sekitar Rp 7,7 triliun hingga Maret 2024 mendatang.