Startup Proptech Kozystay Terima Pendanaan Awal dari Cercano Management

Startup proptech Kozystay memperoleh pendanaan tahap awal dari Cercano Management dengan nominal dirahasiakan. Cercano merupakan investor swasta berbasis di Washington, Amerika Serikat yang memberikan nasihat investasi dan layanan lainnya kepada UHNWI (ultra-high-net-worth-individual) dan yayasan keluarga mereka.

Kabar ini dikonfirmasi langsung oleh Co-founder dan CEO Kozystay Dane Putranto saat dihubungi DailySocial.id. “Iya benar Cercano [investor seed round],” ujar dia. Tidak disebutkan lebih lanjut oleh Dane, perolehan dana segar ini akan digunakan untuk apa saja.

Sebagai catatan, Kozystay adalah startup proptech lokal yang menyediakan layanan manajemen properti berbasis teknologi. Misinya adalah mendefinisikan ulang industri perhotelan. Perusahaan ini menyediakan sewa rumah liburan jangka pendek hingga jangka panjang, terutama untuk properti kelas menengah hingga kelas atas.

Layanan end-to-end yang disediakan untuk pemilik properti adalah akses premium amenities, linen, Wi-Fi berkecepatan tinggi, dan lainnya yang dapat disesuaikan untuk setiap tamu.

Dalam situsnya, sejak beroperasi di 2021 Kozystay sudah tersebar di 30 lokasi dengan 121 apartemen dan 3 ribu konsumen yang sudah terlayani. Lokasinya tersebar di Bandung, Tangerang, dan sebagian Jakarta (Pusat, Barat, dan Utara). Perusahaan memasarkan properti yang mereka kelola di berbagai situs OTA, mulai dari Agoda, Booking.com, Airbnb, Tiket.com, Traveloka, juga di situs resmi Kozystay.

Tak hanya itu, sejak akhir tahun lalu perusahaan juga terpilih untuk memasarkan propertinya di Homes & Villas by Marriott International (HVMI). HVMI adalah situs OTA milik jaringan hotel Marriott yang berfokus pada pasar persewaan rumah jangka pendek untuk kelas premium. Mereka bekerja sama dengan perusahaan manajemen rumah profesional terpilih untuk memastikan bahwa setiap rumah yang terdaftar dapat dilayani sesuai standar yang diharapkan jaringan hotel global tersebut.

Kesempatan tersebut juga akan dimanfaatkan Kozystay untuk menambah portofolionya di seluruh Indonesia dengan memanfaatkan kemitraannya dengan Marriott International. Dalam data terakhir disampaikan, sejak dioperasikan pada 2019, HMVI telah memiliki lebih dari 65.000 properti di lebih dari 700 lokasi seperti Amerika Serikat, Kanada, Eropa, Timur Tengah, Afrika, Asia Pasifik, Karibia, dan Amerika Latin.

Di Indonesia, terdapat sejumlah pemain startup yang masuk di vertikal yang sama dengan target pengguna beragam. Di antaranya Travelio, Flokq, Rukita, Alterstay, dan Bukit Vista.

PropertyGuru Segera Tutup Layanan Rumah.com dan FastKey

Startup proptech PropertyGuru segera menutup layanan marketplace di Indonesia yang selama ini beroperasi melalui platform Rumah.com pada 30 November 2023. Keputusan ini berdampak pada sekitar 61 karyawan Rumah.com.

Selain itu, perusahaan juga akan menghentikan operasional layanan FastKey di seluruh pasar, termasuk Indonesia pada 31 Juli 2024, serta di Malaysia dan Singapura pada 15 Oktober 2024.

Group CEO & Managing Director Hari V. Krishnan dalam surat terbuka kepada para karyawan PropertyGuru mengungkapkan, bahwa ini merupakan keputusan yang sulit. Langkah strategis ini diambil dengan memikirkan tentang masa depan bisnis perusahaan ke depannya.

“Sangat penting untuk terus meninjau kemajuan dan secara berkala merampingkan operasional kita, sambil secara hati-hati menata kembali prioritas terhadap sumber daya kita di mana mereka diperlukan. Upaya dan fokus kita harus diarahkan pada bisnis-bisnis yang sudah berjalan atau telah menunjukkan potensi untuk mencapai pertumbuhan yang bisa terus meningkat sembari memastikan nilai unit ekonomi yang kuat.” tulisnya.

Perusahaan memastikan bahwa karyawan yang terdampak akan mendapatkan dukungan yang semestinya serta membantu mereka dalam transisi menuju peluang-peluang baru. Perusahaan juga berjanji akan mengembalikan fee yang telah dibayar sesuai dengan kontrak masing-masing. Begitu pula para mitra vendor, perusaaan akan tetap membayar kewajiban sesuai komitmen.

Didirikan pada 2011, Rumah.com merevolusi proses pembelian rumah menjadi lebih transparan dan dapat diakses secara online. Rumah.com membantu para pencari properti di Indonesia dengan menyediakan beragam pilihan yang relevan, informasi mendalam, dan solusi yang akan membuat pencari properti mengambil keputusan yang tepat.

Pada akhir tahun  2015, PropertyGuru melalui Rumah.com mengumumkan akuisisi terhadap Rumahdijual.com untuk mengukuhkan posisi sebagai pemimpin pasar situs properti. Namun, pada 17 Desember 2021, perusahaan mengumumkan langkah efisiensi bisnis dengan menghentikan operasional RumahDiJual.

PropertyGuru FastKey sendiri merupakan solusi khusus yang menawarkan serangkaian produk teknologi dan layanan terkini yang memungkinkan otomatisasi sejak sebuah proyek properti launching hingga memasuki proses closing. Beberapa fitur unggulan FastKey termasuk visualisasi kinerja, kustomisasi laporan, serta integrasi dengan sistem ERP seamless.

Dalam keterangan resmi, Grup PropertyGuru juga mengungkapkan bahwa kedua keputusan bisnis ini diperkirakan tidak akan memiliki dampak signifikan terhadap prospek keuangan di tahun 2023.

Seperti diketahui, PropertyGuru telah berhasil melakukan IPO di Bursa Saham New York (NYSE) senilai US$254 juta pada 18 Maret 2022. Aksi korporasi ini direalisasikan usai perusahaan merampungkan proses peleburannya dengan Bridgetown 2 Holdings, perusahaan akuisisi tujuan khusus yang dibentuk Pacifik Century Group dan Thiel Capital LLC.

Pasar proptech di Indonesia

Di Indonesia sendiri, Rumah.com bukan satu-satunya pemain proptech yang melakukan efisiensi. Sebelumnya, startup proptech Lamudi Indonesia juga mengumumkan perampingan bisnis mencakup pengurangan sejumlah karyawan di beberapa divisi.

Meskipun begitu, pasar proptech di Indonesia masih dianggap seksi dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini terbukti dari pendanaan yang masih terus mengalir untuk startup di sektor ini. Salah satunya adalah platform yang memfasilitasi kredit untuk hunian, Ringkas, yang belum lama ini mengumumkan pendanaan tahap awal lebih dari Rp52,4 miliar.

Selain itu, sektor ini juga masih melahirkan pemain baru seperti Briix yang menawarkan proses efisien untuk melakukan investasi properti. Selain Briix, ada juga platform marketplace investasi properti GORO yang belum lama ini memperoleh pendanaan pra-awal lebih dari Rp 15,2 miliar yang dipimpin oleh Iterative.

Beberapa pemain di sektor ini juga terus menumbuhkan inovasi baru seperti Pinhome yang belum lama ini meluncurkan fitur pengajuan KPR berjenjang. Dengan fitur ini, calon pembeli properti akan mendapatkan informasi suku bunga terbaru di program KPR berjenjang di berbagai bank yang menawarkan program tersebut.

Terkait pasar properti di Indonesia, data Rumah.com Property Market Index menunjukkan sentimen positif pada kuartal pertama 2023 dibandingkan kuartal sebelumnya, baik dari sisi penjual maupun konsumen. Hal ini juga terlihat pada indeks harga dan permintaan.

Dalam laporan ini, indeks harga menunjukkan kenaikan 1,7% secara kuartalan (quarter-on-quarter/QoQ) pada kuartal pertama 2023. Kenaikan ini lebih tinggi dibandingkan kenaikan pada kuartal sebelumnya. Kenaikan harga pada kuartal ini juga terlihat secara tahunan (year-on-year/YoY) sebesar 7,1%. Kenaikan secara tahunan ini juga lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kuartal sebelumnya.

GORO Peroleh Pendanaan Pra-Awal Senilai Rp15,2 Miliar Dipimpin Iterative

Platform marketplace investasi properti GORO memperoleh pendanaan pra-awal sebesar $1 juta (lebih dari Rp15,2 miliar) yang dipimpin oleh Iterative. Putaran ini juga didukung oleh sejumlah investor, termasuk XA Network, StashAway, dan Mike Broomell (CEO Colliers International Indonesia).

Melalui pendanaan ini, GORO berencana menambah jumlah timnya untuk memperkuat strategi akuisisi pengguna. Klaimnya, sejak resmi diluncurkan di awal 2023, GORO telah mengalami pertumbuhan sebesar 15% per minggu.

“Siapapun dapat berinvestasi di properti, tetapi terhalang oleh faktor keuangan dan prosedur yang kompleks. GORO berupaya untuk mengatasi tantangan tersebut, dan memampukan siapapun dan di manapun mereka untuk memiliki yield tinggi dari portofolio propertinya,” ungkap Co-Founder dan CEO GORO Robert Hoving dalam keterangan resmi.

GORO adalah platform marketplace yang memungkinkan pengguna berinvestasi di properti dalam bentuk pecahan mulai dari Rp10.000. Nilai dari properti tersebut akan dipecah dan dikonversi dalam bentuk token. Token properti yang dimiliki dapat dijual langsung tanpa proses yang kompleks kapan saja.

Adapun, pengguna dapat meraih imbal hasil dari pendapatan sewa bulanan dan capital appretiation atas penjualan properti. Model ini disebut memungkinkan pengguna untuk membangun portofolio properti yang beragam dan menguntungkan.

Sebagai contoh, dikutip dari situs resminya, apabila pengguna membeli 1% dari jumlah token sebuah properti, pengguna berhak atas 1% manfaat atau keuntungan yang dihasilkan dari properti tersebut, termasuk pendapatan sewa atau kenaikan nilai properti (capital gain).

General Partner Iterative Brian Ma, sekaligus Co-Founder proptech unicorn AS Divvy Homes mengaku bersemangat menjadi bagian dari perjalanan GORO. “Robert dan Andryan memiliki pemahaman yang menonjol terhadap pasar properti Indonesia. Kami menanti bekerja sama dengan mereka untuk mendemokratisasi kepemilikan properti dan berinvestasi ke investor di Asia Tenggara,” tambahnya.

Masuk ke pasar sekunder

Hoving melanjutkan, GORO akan masuk ke pasar properti sekunder agar memungkinkan likuiditas lebih lanjut bagi pengguna. Saat ini, GORO melayani pengguna di lebih dari 20 negara. “Kami nantinya akan memperluas ke kota-kota lain di Jakarta dan Bali, serta asset class lain.”

GORO adalah singkatan dari Gotong Royong, merefleksi komitmen perusahaan untuk membantu jutaan orang berinvestasi di properti. GORO menyebut portofolionya saat ini telah menghasilkan 11% dari imbal hasil pendapatan sewa kepada investor.

Pihaknya menilai saat ini sektor properti masih diminati investor karena risikonya lebih rendah dibandingkan investasi di pasar modal yang lebih volatil. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), total investor pasar modal tercatat sebanyak 10,3 juta di mana 58,7% berasal dari kalangan usia di bawah 30 tahun. Angka tersebut mengindikasikan generasi milenial dan Z yang mendominasi pasar modal, tengah aktif melihat peluang investasi lain.

Di sisi lain, sektor properti dinilai tidak likuid karena proses jual-beli sangat kompleks dan memakan waktu panjang. Harga properti juga bernilai tinggi. Di tengah situasi ekonomi makro dan inflasi, properti juga disebut sebagai salah satu aset yang dapat menawarkan imbal hasil stabil kepada pengguna.

Di Indonesia, ramai digitalisasi layanan di sektor properti. Tak lagi fokus pada di ranah property listingseperti Lamudi, tetapi juga masuk ke area lain yang masih relevan terhadap transaksi properti maupun pembangunannya. Misalnya, IDEAL mendigitalisasi proses pengajuan KPR dan Kabina yang menawarkan solusi untuk mensimplifikasi proses konstruksi bangunan.

Startup Proptech Lamudi PHK Sejumlah Karyawan

Startup proptech Lamudi Indonesia mengumumkan efisiensi bisnis untuk mencapai keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang. Efisiensi ini mencakup pengurangan sejumlah karyawan (PHK) di beberapa divisi.

CEO Lamudi Indonesia Mart Polman mengungkap bahwa tidak mudah mengambil keputusan untuk melakukan restrukturisasi organisasi ini.

“Namun, penting bagi perusahaan untuk terus memberikan penawaran yang terbaik bagi pengembang [properti], bank, maupun 30.000 agen properti yang bekerja sama dengan kami. Dengan ini, Lamudi dapat terus menghadirkan layanan yang kompetitif sebagai perusahaan properti teknologi terdepan di Indonesia,” ujarnya.

Bagi karyawan yang terdampak dalam restrukturisasi ini, Lamudi berkomitmen untuk memberikan dukungan terbaik, berupa dukungan finansial, kesehatan sesuai peraturan yang berlaku, dan program outplacement untuk membantu karyawan terdampak menemukan pekerjaan berikutnya.

Terlepas dari keputusan PHK ini, Lamudi mengklaim telah mengalami pertumbuhan signifikan dalam dua tahun terakhir. Lamudi mencatat kenaikan jumlah pelanggan berbayar sebesar 185% serta pendapatan sebesar 88%.

Akhir 2022 lalu, perusahaan mengakuisisi bisnis properti OLX Indonesia di mana kedua platform kini bersama-sama melayani lebih dari 22 juta pengunjung dan menerima lebih dari 1,35 juta listing properti baru setiap bulannya.

Lamudi Indonesia didirikan pada Februari 2014, lalu diakuisisi oleh Dubizzle Group (semula EMPG) pada 2020 yang merupakan grup proptech global, menaungi lima brand terkemuka di Timur Tengah, Afrika Utara, Asia Selatan, dan Asia Tenggara.

Restrukturisasi startup

Restrukturisasi adalah proses yang cukup menantang, tetapi penting bagi startup yang sedang mengalami pertumbuhan. Meski dapat berujung pada PHK, restrukturisasi sering kali didorong oleh kebutuhan untuk beradaptasi, optimalisasi sumber daya, dan keberlanjutan bisnis jangka panjang.

Platform proptech saat ini menghadirkan solusi di luar bisnis inti demi mencapai bisnis yang berkelanjutan. Tidak lagi hanya bermain pada listing dan transaksi yang tradisional, platform layanan proptech di Indonesia menawarkan solusi inovatif yang mencakup berbagai aspek siklus properti.

Mulai dari Kabina yang fokus pada penyederhanaan proses konstruksi dengan memanfaatkan modularitas, pra-fabrikasi, dan bahan utama kayu. Lalu, ada Tanaku yang membangun platform untuk fasilitasi pembelian dan transaksi properti secara online; IDEAL dan Ringkas yang berambisi ingin mendemokratisasi proses pengajuan KPR dan memfasilitasi kredit untuk hunian.

Pinhome saat ini juga makin banyak menghadirkan opsi menarik kepada target pengguna, mulai dari program KPR berjenjang hingga solusi pencarian dan perawatan rumah.

Sementara itu Travelio mengklaim terus mengalami pertumbuhan yang positif dengan 600 staf, dan tidak pernah melakukan PHK sejak pandemi. Travelio membidik EBITDA disesuaikan dapat positif pada akhir 2023.

Pinhome Luncurkan Fitur Pengajuan KPR Berjenjang

Meluncurkan iVestment akhir tahun lalu untuk memfasilitasi penanaman modal bagi pengembang perumahan, Pinhome kini meluncurkan fitur pengajuan KPR berjenjang. Dengan fitur ini, calon pembeli properti akan mendapatkan informasi suku bunga terbaru di program KPR berjenjang di berbagai bank yang menawarkan program tersebut.

Kepada DailySocial, CMO Pinhome Fibriyani Elastria, menyampaikan rencana perusahaan melalui fitur KPR Berjenjang tahun ini.

Permudah pengajuan KPR ke mitra perbankan

Saat ini industri real estat terus merangkul inovasi teknologi. Dengan fitur ini, calon pembeli properti akan mendapatkan informasi suku bunga terbaru di program KPR berjenjang di berbagai bank yang menawarkan program tersebut. Calon pembeli properti bisa mengajukan pinjaman KPR secara digital ke tiga bank sekaligus.

“Dengan adanya KPR berjenjang, calon pembeli properti yang sulit mengantisipasi suku bunga floating jadi memiliki opsi pendanaan yang lebih pasti untuk jangka waktu yang lebih panjang,” ujar Fibriyani.

Fitur KPR Pinhome menawarkan simulasi program suku bunga yang selalu diperbarui setiap bulan mengikuti fluktuasi suku bunga di pasar serta kemudahan pengajuan program KPR secara daring. Sekarang fitur ini  menyertakan suku bunga berjenjang terbaru dari seluruh mitra perbankan konvensional dan syariah.

Mitra perbankan konvensional yang dirangkul di antaranya BNI, Bank CIMB Niaga, Bank Permata, Panin Bank dan OCBC. Khusus untuk bank syariah, Pinhome juga menyediakan program serupa dengan prinsip syariah dengan menggandeng Panin Syariah, BSI, OCBC Syariah, Muamalat, serta Permata Syariah.

“KPR berjenjang juga terintegrasi dengan iVestment. Calon pembeli properti iVestment dapat mengajukan KPR lewat Pinhome dan memilih program KPR berjenjang,” kata Fibriyani.

Perluas layanan dan inovasi

Pinhome juga mencoba membantu pencarian properti hingga perawatan rumah dalam satu situs dan aplikasi. Hingga saat ini perusahaan telah bekerja sama dengan lebih dari 20 ribu agen untuk menyediakan lebih dari 700 ribu listing properti berbeda di 75% kota di Indonesia.

Selain itu, Pinhome juga mengembangkan fitur Estimasi Nilai Properti, di mana berdasarkan transaksi riil yang terjadi di satu lokasi, sistem kecerdasan buatan Pinhome dapat mengkalkulasi harga properti berdasarkan fasilitas sekitarnya, hingga detail properti seperti luas tanah/bangunan dan jumlah ruangan.

“Selain perluasan fitur pendanaan, Pinhome juga akan terus mengembangkan solusi pencarian dan perawatan rumah,” kata Fibriyani.

Application Information Will Show Up Here

Ringkas Amankan Pendanaan Tahap Awal Senilai 52 Miliar Rupiah

Platform yang memfasilitasi kredit untuk hunian, Ringkas, mengumumkan pendanaan tahap awal senilai $3,5 juta atau lebih dari Rp52,4 miliar dipimpin oleh East Ventures dan Crestone Venture Capital. Investor yang turut berpartisipasi dalam putaran ini termasuk 500 Global, Teja Ventures, Orvel Ventures, Hustle Fund, dan lainnya.

Sebelumnya, Ringkas telah mendapatkan pendanaan pra-awal sekitar Rp33 miliar pada Mei 2022 lalu. Pendanaan terbaru ini rencananya akan difokuskan untuk pengembangan serta perluasan jangkauan platform ke berbagai kota di Indonesia dan pasar sekunder.

Didirikan oleh Ilya Kravtsov, Leroy Pinto, Puguh Widyoko, dan Yoko Simon, Ringkas memiliki visi untuk mendemokratisasi kepemilikan rumah. Melalui platform kredit hunian yang dikembangkan, perusahaan berharap bisa  menyederhanakan proses kredit kepemilikan rumah (KPR) untuk masyarakat Indonesia.

Tidak seperti hipotek konvensional yang melibatkan proses prakualifikasi yang terfragmentasi, aplikasi manual yang panjang, dan transparansi yang terbatas, Ringkas menawarkan pendekatan yang disederhanakan. Dengan prakualifikasi real-time dan platform digital yang ramah pengguna, konsumen dapat dengan mudah mengajukan KPR ke beberapa bank secara bersamaan, memastikan kenyamanan, transparansi, dan berbagai pilihan yang dapat diandalkan.

Setelah putaran pendanaan terbaru ini, Co-founder Ringkas Ilya Kravtsov menargetkan transaksi hipotek bisa mencapai Rp3 triliun dalam 6-12 bulan ke depan. Perusahaan juga menargetkan lebih dari 100 proyek di 34 kota di seluruh Indonesia. “Putaran pendanaan terbaru ini juga akan mempercepat adopsi teknologi Ringkas di daerah-daerah yang belum terlayani di seluruh Indonesia,” tambahnya.

Co-founding Partner Crestone Venture Capital, Inanc Balci menyatakan komitmen penuh mereka sebagai modal ventura spesialis fintech pasar berkembang. “Kami berkomitmen mendukung Ringkas dalam mencapai misinya untuk membuat kepemilikan rumah menjadi lebih cepat, mudah, dan terjangkau bagi seluruh masyarakat Indonesia,” ujarnya.

Perkembangan bisnis Ringkas

Ringkas dikembangkan sebagai solusi atas permasalahan kepemilikan rumah di Indonesia, khususnya tingkat penetrasi hipotek yang sangat rendah, yaitu 3,25% dari total PDB. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan India yang memiliki tingkat penetrasi hipotek sebesar 11% dari PDB, dan Amerika Serikat yang memiliki tingkat penetrasi hipotek lebih dari 50% dari PDB.

Selain itu, Indonesia menghadapi tantangan backlog perumahan yang mencapai 12,75 juta unit yang terus meningkat setiap tahunnya. Penyebab dari situasi yang menantang ini disinyalir karena 55% tenaga kerja negara lokal di Indonesia terdiri dari pengusaha kecil dan menengah, pekerja lepas, hingga individu tanpa kontrak yang pasti.

Di sini, Ringkas bertujuan untuk menjembatani kesenjangan antara jutaan pencari rumah, 12.000 pengembang properti, dan 1.200 bank dan lembaga keuangan, memungkinkan pemrosesan hipotek yang lebih cepat dan lebih terarah. Ringkas memiliki visi besar membantu 100 juta masyarakat Indonesia memfasilitasi pembelian rumah melalui KPR.

Ringkas memastikan keamanan data konsumen dengan memberikan jejak audit dan membatasi akses data ke pihak terkait yang terlibat dalam proses hipotek. Terkait hal ini, Ringkas telah menjadi operator inovasi keuangan digital yang diatur oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan) sejak awal tahun 2023 dan telah memperoleh sertifikasi ISO27001 terkait privasi pelanggan dan keamanan data.

Dalam menjalankan layanannya, Ringkas tidak secara langsung menyalurkan pinjaman kepada konsumen. Perusahaan berkolaborasi dengan institusi finansial yang menyediakan pinjaman, lalu menerima fee dari setiap transaksi yang berhasil terjadi dalam platform.

Hingga saat ini, Ringkas telah mengamankan proyek perumahan bernilai sekitar Rp30 triliun melalui kemitraan dengan pengembang properti terbesar yang tersebar di 5 kota. Ringkas juga telah bermitra dengan banyak bank terkemuka di tanah air, seperti BCA, Bank Mandiri, Bank Syariah Indonesia, BRI, Bank CIMB Niaga, Bank Permata, Bank Danamon, Bank Maybank Indonesia, OCBC NISP, UOB Indonesia, Bank Panin, Bank CCB Indonesia, dan masih banyak lagi.

Selain Ringkas, ada beberapa startup yang menawarkan solusi terkait KPR. Salah satunya startup proptech IDEAL yang menawarkan produk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Secondary, menghadirkan layanan pembiayaan dan pengelolaan hipotek untuk hunian sekunder bagi calon pembeli rumah. Selain itu juga ada pengembang platform p2p lending pembiayaan properti Gradana.

Travelio Kantongi Pendanaan Seri C

Platform proptech Travelio telah mengantongi pendanaan seri C yang dipimpin oleh sebuah grup keuangan asal Korea. Turut terlibat dalam putaran pendanaan tersebut DAOL Ventures (sebelumnya KTB), Orzon Ventures (didukung oleh PTTOR Konglomerat Thailand dan 500 Global), dan Appworks dari Taiwan.

Pavilion Capital yang merupakan investor Travelio sebelumnya, turut berpartisipasi dalam putaran pendanaan ini. Tidak disebutkan lebih lanjut berapa nilai investasi yang mereka peroleh. Dana segar ini kemudian akan digunakan oleh perusahaan untuk meluncurkan vertikal bisnis baru di sektor rent-to-own.

“Kami sangat bersemangat untuk meluncurkan inisiatif baru ini karena ini akan menyelesaikan masalah rendahnya kepemilikan rumah untuk milenial kalangan menengah, yang merupakan mayoritas penyewa kami. Dengan cara ini, kami tidak hanya menjadi solusi sementara untuk mereka selama beberapa tahun, tetapi sebaliknya untuk seumur hidup mereka,” ujar Co-founder & CSO Travelio Christina Suriadjaja.

Tahun 2019 lalu Travelio mendapatkan pendanaan seri B senilai $18 juta. Putaran investasi ini dipimpin oleh Pavilion Capital dan Gobi Partners. Investor sebelumnya dikatakan turut terlibat, termasuk Vynn Capital, Insignia Ventures Partners, IndoGen Capital, dan PT Surya Semesta Internusa Tbk.

Hingga saat ini Travelio memiliki lebih dari 15 ribu properti yang dikelola secara eksklusif. Perusahaan juga sudah beroperasi di 12 kota yaitu Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bogor, Depok, Bandung, Surabaya, Semarang, Karawang,
Makasar, Yogyakarta dan Medan.

Selanjutnya mereka memiliki rencana untuk memperluas ke kota-kota lain tahun ini. Perusahaan saat ini telah memiliki lebih dari 600 staf dan tidak melakukan kegiatan perampingan atau PHK sejak pandemi.

Telah capai EBITDA positif

Berdiri sejak tahun 2015 lalu, layanan yang disuguhkan adalah platform manajemen properti untuk mengelola beragam apartemen fully furnished terstandardisasi yang disewakan secara online. Travelio didirikan Hendry Rusli, Christina Suriadjaja, dan Christie Tjong. Layanannya penyewaan rumah tinggal dan apartemen yang diusung sudah menjangkau berbagai kota di Indonesia. Penyewa dapat memilih opsi tinggal harian, bulanan, atau tahunan.

Travelio mengklaim sebagai satu-satunya platform online dan transaksional di Indonesia yang memungkinkan penyewa membayar bulanan sewa dalam jangka waktu tahunan. Dengan cara tersebut ternyata memudahkan penyewa beradaptasi dengan skema pembayaran yang fleksibel dari yang sebelumnya mengandalkan pembayaran secara tunai untuk membayar uang muka 20% dan membayar uang jaminan lanjutan lebih dari satu tahun.

Selain menyediakan apartemen fully-furnished, Travelio juga memperluas produknya menjadi unfurnished apartemen dan rumah. melalui manajemen propertinya yang mengoperasikan apartemen berperabotan lengkap telah
mencapai EBITDA yang disesuaikan positif sejak tahun lalu. Travelio sebagai grup diharapkan bisa menyesuaikan EBITDA positif pada akhir tahun 2023 ini.

Application Information Will Show Up Here

Platform Investasi Properti Briix Resmikan Kehadiran [UPDATED]

Investasi properti merupakan salah satu kelas aset yang memiliki banyak peminat sejak dulu, tapi prosesnya belum terdigitalisasi sepenuhnya, belum lagi ini berkaitan dengan priviledge. Melihat masalah tersebut, Briix meresmikan kehadirannya dengan menawarkan solusi menyeluruh lewat satu aplikasi.

Sebelum menjelma jadi perusahaan teknologi, orang-orang di belakang Briix memiliki pengalaman lebih dari satu dekade di industri properti real estat dan hospitality. Keputusan untuk masuk ke dunia digital, tak lain dikarenakan ingin mendemokritasi akses investasi properti untuk ke lebih banyak orang.

Briix didirikan pada 2020 oleh Conrad Warren (CEO) dan David Anderson (Chairman) di Bali. Proses mempersiapkan seluruh lisensi yang dibutuhkan sebagai fondasi perusahaan, menjadi alasan mengapa startup ini baru diluncurkan. Salah satu lisensi yang sudah dikantongi adalah penyelenggara IKD di OJK.

“Briix terdiri dari tiga unit bisnis, properti (Briix Property Management), finansial (Briix Financial Services), dan teknologi (Briix Financial Technology). Kami mengintegrasikan ketiganya sebagai pilar bisnis dengan tujuan utama membuat investasi properti jadi lebih efisien. Selama ini akses tersebut hanya bisa diakses oleh sebagian orang saja dan kami ingin mendemokratisasi tersebut ke lebih banyak orang,” ujar Warren saat peresmian Briix di Jakarta, Rabu (5/4).

Sebagai catatan, investasi properti yang ditawarkan Briix sejauh ini untuk vila dan condo dengan total 26 vila yang dikelola sendiri di Bali dan Lombok. Kedua lokasi ini dipilih karena menjadi salah satu destinasi wisata yang banyak dikunjungi wisata domestik dan internasional, sekaligus lokasi yang banyak diminati oleh ekspat dan lokal untuk berinvestasi properti.

Model bisnis Briix

Melalui aplikasi Briix, calon investor dapat mengisi informasi mereka untuk mendapatkan akses ke pinjaman dan memilih properti vila yang saat ini tersedia. Briix fokus menilai aset yang calon investor inginkan, bukan untuk melihat kemampuan finansial investor tersebut.

Jika disetujui, nantinya tim screening akan menghubungi calon investor. Karena Briix memiliki lisensi sebagai perusahaan multifinance, nantinya calon investor berkesempatan untuk mendapatkan hingga 70% pinjaman terhadap nilai (loan-to-value) dengan tenor 12 tahun dan tersedia opsi pembayaran tagihan yang fleksibel.

Pada tahap awal ini, Briix baru menyediakan aset vila yang perusahaan kelola sendiri untuk permudah saat penilaian aset sebelum dibuka untuk calon investor. Meskipun demikian, Warren memastikan ke depannya mulai membuka aset properti non-perusahaan dapat dikelola dan menjadi lahan investasi bagi para investor.

Demo aplikasi Briix

Bahkan membuka kemungkinan untuk menyediakan fractional ownership. Adapun saat ini di Briix, satu aset properti hanya bisa dimiliki oleh satu investor saja. “Kami juga sedang mempertimbangkan untuk masuk ke fractional ownership ke dalam pipeline.”

Fractional ownership dalam real estat adalah membagi biaya pembelian dengan beberapa beberapa orang, masing-masing memiliki persentase kepemilikan dan berbagi hak pakai.

Briix juga menyediakan solusi manajemen properti. Nantinya setiap aset yang sudah didanai para investor akan dikelola operasionalnya, mulai dari pemesanan ke berbagai platform OTA, jasa perawatan, dan sebagainya.

“Investor dapat melihat day-to-day bisnis secara berkala lewat aplikasi, termasuk lihat komisi dari booking di OTA, harga kamar, pajak, dan lain-lain, semuanya melalui aplikasi. Sebelumnya dalam bisnis manajemen properti belum ada yang seperti itu.”

Satu hal yang diunggulkan dari solusi Briix adalah membuka kesempatan bagi para ekspat untuk berinvestasi properti dengan cara yang legal di Indonesia. Meski tidak dirinci seperti apa prosesnya, namun dari tim Briix akan membantu mereka membangun PT PMA sebelum membeli properti dan memiliki status Hak Pakai atau Hak Guna Bangunan (HGB).

“Kita sudah teregulasi untuk dapat memberikan solusi mortgage untuk WNA.”

Warren menyebut Briix masih bootstrap dalam menjalankan operasional hariannya. Menurutnya dengan model bisnis seperti, ditargetkan perusahaan dapat mencapai product-market-fit sebelum melaju cari pendanaan tambahan dari VC.

*) Kami menambahkan informasi terbaru seputar Briix yang memiliki lisensi sebagai perusahaan multifinance

Application Information Will Show Up Here

99 Group Tutup Pendanaan 169 Miliar Rupiah dari GAW Capital dan OCBC NISP Ventura

Startup proptech 99 Group mengumumkan pendanaan lanjutan sebesar $11 juta (lebih dari 169 miliar Rupiah) dari GAW Capital dan OCBC NISP Ventura. GAW Capital merupakan investor sebelumnya yang mendanai 99 Group pada Juli 2022 dalam putaran seri C senilai $52 juta.

Dalam keterangan yang disampaikan OCBC NISP Ventura, perusahaan menyambut 99 Group sebagai bagian dari keluarga besar. Investasi ini akan mendukung percepatan pertumbuhan, ekspansi, kemajuan teknologi, konsolidasi tim, serta pelaksanaan kemitraan strategis dan akuisisi 99 Group.

“Kami membayangkan 99 Group dapat terus melayani masyarakat Indonesia dengan paket lengkap platform transaksi real estat yang empati, cerdas, dan andal. Kami juga sangat senang untuk memulai kolaborasi yang bermanfaat dengan Darius Mahtani Cheung, Wasudewan, dan tim 99 Group,” tulis perusahaan, Selasa (14/3).

Sebagai catatan, 99 Group merupakan perusahaan holding yang fokus pada industri proptech dan mengkhususkan diri dalam periklanan properti digital. Berbasis di Singapura, perusahaan mengoperasikan tiga unit usaha di sana, yakni 99.co, SRX.com.sg, dan iProperty.com.sg, sementara di Indonesia, terdapat 99.co dan Rumah123.com.

Digitalisasi proptech

Kini inovasi di industri proptech tak hanya sebagai listing properti saja, solusinya lebih luas dan mendalam. Salah satunya adalah digitalisasi proses KPR atau pembiayaan kepemilikan rumah, mereka adalah IDEAL, Tanaku, Ringkas, dan Pinhome.

IDEAL misalnya, membantu pengguna menghitung biaya dan cicilan pembiayaan properti secara detail sesuai dengan kebutuhan dan preferensi yang dimiliki. Perusahaan turut menyediakan platform yang memungkinkan pengguna melakukan pengajuan pembiayaan di beberapa bank sekaligus.

Inovasi proptech mulai menyasar segmen-segmen yang belum terdigitalkan. Salah satu model bisnis yang juga bermunculan tahun ini adalah B2B Commerce yang mendigitalkan proses supply-chain bahan bangunan untuk pengembangan properti. Beberapa startup yang bermain di sini di antaranya Tokban, BRIK, dan GoCement.

Model lainnya, yakni membantu pemilik properti untuk mengelola aset yang dimiliki, baik yang berbentuk indekos maupun apartemen. Platform seperti Travelio, Mamikos (Singgahsini), atau Rukita bermain di area tersebut. Selain informasi berupa listing, mereka membantu menyajikan pengalaman transaksi sewa secara lebih efisien.

Sebagai sebuah kebutuhan primer, produk hunian memang menjadi salah satu yang paling banyak diburu. Hadirnya inovasi digital ini, diharapkan bisa membantu berbagai kalangan masyarakat untuk mengatasi isu yang selama ini ditemui untuk memenuhi kebutuhan akan hunian —dari proses pencarian sampai dengan pembelian secara lebih mudah dan transparan.

Application Information Will Show Up Here

Sinar Mas Land dan Mitsubishi Luncurkan Layanan Alice Style untuk Penyewaan Barang

Kendaraan investasi milik Sinar Mas Land, Living Lab Ventures (LLV) melalui Living Lab X resmi menghadirkan layanan jasa penyewaan barang “Alice Style” melalui aplikasi OneSmile. Inisiatif ini adalah hasil kolaborasi dengan Peace Tech Lab, penyedia jasa sewa menyewa barang dari Jepang yang diinisiasi oleh Mitsubishi Corporation.

Ini merupakan kelanjutan dari kemitraan strategis antara Sinar Mas Land dan Mitsubishi Corporation dalam mentransformasikan BSD City sebagai smart integrated digital city.

Kentaro Katayama dari Mitsubishi Corporation juga menyampaikan bahwa kolaborasi kedua perusahaan tidak terbatas di ranah properti tetapi juga layanan kehidupan seperti ini. “Alice Style adalah inovasi baru yang dihadirkan sebagai solusi untuk mewujudkan konsep gaya hidup yang ramah lingkungan (eco-living),” ungkapnya.

Duet antara Sinar Mas Land dan Mitsubishi Corporation sendiri telah berjalan cukup lama. Sebelumnya, kedua perusahaan juga membangun kawasan properti mixed-use premium dan sudah mulai mengoperasikan autonomous electric vehicles (AV) pertama di Indonesia dalam kawasan BSD City.

Alice Style menawarkan pengalaman berbelanja yang berbeda dengan konsep equality dan sustainability melalui model bisnis penyewaan barang-barang berkualitas dan harga yang terjangkau. Konsep ini juga diharapkan bisa menjangkau semua lapisan masyarakat dan mengurangi jumlah sampah hasil penggunaan alat rumah tangga hingga barang elektronik.

Untuk dapat menggunakan layanan ini, pengguna dapat bertransaksi melalui platform OneSmile yang dikembangkan khusus warga BSD City. Beberapa kategori peralatan yang disewakan di Alice Style antara lain beauty, home appliances, electronics, hobbies, dan lain-lain. Harga sewa yang dipatok berkisar Rp5 ribu hingga Rp150 ribu dengan syarat dan ketentuan berlaku.

CEO Peace Tech Lab, Inc., Rieko Muramoto juga mengungkapkan kekagumannya pada visi Sinar Mas Land melalui LLV bersama dengan Mitsubishi Corporation dalam memberikan solusi berkelanjutan bagi kehidupan sehari-hari. “Dalam penerapannya, Peace Tech Lab, Inc. terus berkomitmen untuk bekerja menuju masyarakat dimana pengalaman dapat diberikan secara lebih merata melalui layanan yang ramah terhadap dompet dan bumi.

Terkait kerja sama ini, Partner Living Lab Ventures Bayu Seto mengungkapkan bahwa LLV kini fokus untuk menginkubasi new ventures. “Di sini, Peace Tech Lab, Inc dan mitra LLV lainnya dapat langsung membuat proyek inovasi dengan mengimplementasikannya di beberapa ekosistem offline yang bekerja sama dengan kami” tambahnya.

Inovasi Living Lab Ventures

Dukungan Living Lab Ventures terhadap inovasi teknologi melalui percepatan dan pendanaan startup potensial di Indonesia semakin solid usai Sinar Mas Land meluncurkan Urban Getaway Fund. Pada Agustus 2022 lalu, LLV juga menyalurkan pendanaan pra awal sebesar Rp57 miliar kepada startup proptech IDEAL.

Selain investasi langsung, LLV juga mendukung proyek pengembangan lain melalui divisi Living Lab X, sebuah laboratorium untuk menginkubasi dan mengembangkan perusahaan rintisan serta mengintegrasikan teknologi mereka ke dalam kehidupan masyarakat.

Beberapa program yang sudah berjalan, termasuk berkolaborasi dengan startup proptech Pashouses untuk membangun Rumalaku.id. Melalui proyek ini, keduanya ingin memfasilitasi penjualan rumah tapak secondary di area BSD City dan sekitarnya. Lalu, mengembangkan KlikGazz, marketplace untuk Kebutuhan Gas Elpiji dan Galon.

Melalui Living Lab Ventures, Sinar Mas Land berupaya mengembangkan ekosistem digital, terutama untuk menambah aspek digital pada pengembangan township secara keseluruhan. Salah satu tesisnya adalah mencari startup yang dapat memberikan dampak terhadap masalah yang dimiliki penghuni kota dan solusi berbasis city centric-driven.

Application Information Will Show Up Here