Anki Vector Adalah Robot Mungil yang Mandiri dan Penuh Kepribadian

Melihat perkembangan pesat teknologi robotik dan artificial intelligence (AI) dalam beberapa tahun terakhir, tidak sedikit yang membayangkan skenario masa depan di mana robot berhasil memperbudak manusia. Bahkan sosok jenius macam Elon Musk dan almarhum Stephen Hawking pun percaya kemungkinan seperti ini bisa terjadi.

Lain halnya dengan perusahaan robotik dan AI bernama Anki. Mereka ingin membuktikan hal sebaliknya, bahwa robot juga bisa berteman dengan manusia. Dua tahun lalu, mereka pun memperkenalkan Cozmo, robot mungil yang punya kepribadian dan dirancang untuk menjadi penggembira keseharian manusia.

Anki Vector

Anki masih sangat percaya dengan visinya itu. Mereka bahkan ingin membuktikannya lebih jauh lagi. Dari situ lahirlah Anki Vector, saudara sekaligus suksesor Cozmo yang jauh lebih cerdas. Wujudnya memang mirip, begitu juga fungsi-fungsi mendasarnya, akan tetapi Anki telah menerapkan sederet pembaruan yang punya dampak sangat signifikan.

Yang paling utama, kalau Cozmo memerlukan koneksi konstan ke smartphone untuk melancarkan semua aksinya, Vector tidak demikian. Sambungan dengan smartphone hanya diperlukan pada setup awalnya. Setelahnya, Vector bisa ‘hidup’ sendiri tanpa bantuan smartphone.

Anki Vector

Rahasianya terletak pada penggunaan prosesor Qualcomm APQ8009, yang pada dasarnya mirip seperti prosesor smartphone, hanya saja dirancang secara spesifik untuk perangkat IoT (Internet of Things) dengan mempertimbangkan faktor-faktor krusial seperti dimensi, efisiensi energi, dan lain sebagainya. Sebagai robot mungil yang mandiri, Vector merupakan kandidat kuat untuk prosesor ini.

Berkat prosesor tersebut, Vector bisa menerapkan kapabilitas berbasis AI maupun kebutuhan komputasi lainnya secara lokal. Ia memang masih perlu terhubung dengan jaringan cloud (via Wi-Fi), akan tetapi ini hanya untuk menerima firmware dan software update, serta untuk mengolah perintah suara dengan teknik natural language processing.

Anki Vector

Perintah suara? Ya, Vector bisa mendengar. Tidak seperti Cozmo, Vector telah dibekali empat buah mikrofon berteknologi beam-forming. Cukup panggil dia dengan frasa “Hey Vector”, maka Vector langsung siap menerima instruksi maupun mendengar pertanyaan dari orang-orang di sekitarnya.

Kamera HD dengan sudut pandang 120º masih ada dan masih berperan sebagai indera penglihatan di sini. Wajahnya juga diisi oleh panel layar IPS berwarna untuk mengekspresikan beragam perasaannya. Ia bahkan bisa bereaksi terhadap sentuhan manusia berkat panel kapasitif yang tertanam di bagian punggungnya.

Anki Vector

Anki mengklaim bahwa secara total ada nyaris 700 komponen yang membentuk Vector. Itu termasuk beraneka sensor seperti 4 sensor infra-merah di bagian bawahnya yang berfungsi untuk mencegah Vector terjatuh saat berada di ujung permukaan, serta scanner laser di bawah wajahnya untuk memetakan lingkungan di sekitarnya dengan radius maksimum sekitar 90 cm.

Ketika baterainya hampir habis, Vector bakal bergerak sendiri menuju charging dock-nya untuk ‘mengisi bensin’. Sifat mandiri dan disiplin memang sudah semestinya tidak mengenal ukuran, apalagi dalam konteks robot.

Anki Vector

Sama seperti Cozmo, Vector juga dipastikan bakal bertambah pintar seiring Anki merilis update demi update. Komitmen Anki ini pun sudah terbukti; selama dua tahun Cozmo berkiprah, sudah ada 23 update yang dirilis untuknya, dan itu semua bisa didapat tanpa biaya ekstra.

Berhubung Vector lebih pintar, wajar kalau harga jualnya lebih mahal ketimbang Cozmo. Anki bakal memasarkannya mulai tanggal 12 Oktober mendatang seharga $250. Anki pun juga melangsungkan kampanye crowdfunding di Kickstarter bagi yang tertarik melakukan pre-order sekaligus mendapatkan potongan harga, meski ini hanya berlaku untuk konsumen di Amerika Serikat saja.

Sumber: 1, 2, 3.

Benchmark Kirin 710 di Huawei Nova 3i Terkuak, Bisakah Kalahkan Snapdragon 710?

Seperti yang Anda ketahui, Huawei membuat SoC (System on Chip) sendiri yang disebut Kirin dan diproduksi oleh anak perusahaannya yakni HiSilicon. Nah baru-baru ini Huawei telah memperkenalkan chipset Kirin 710 sebagai penantang Snapdragon 710.

Smartphone pertama dengan Kirin 710 ialah Huawei Nova 3i. Sedangkan, ponsel pintar dengan Snapdragon 710 ada Xiaomi Mi 8 SE dan Vivo Nex A.

huawei-nova-3i-1

SoC Kirin 710 ini menggunakan proses pabrikasi 12 nm. Terdiri dari empat inti Cortex A-73 dengan kecepatan 2,2GHz dan empat inti Cortex A53 dengan kecepatan 1,7GHz, serta GPU Mali-G51 MP4.

Sebagai pembanding, Snapdragon 710 menggunakan pabrikasi 10nm. CPU Kryo 360 ini terdiri dari dua inti gold custom Cortex-A75 dengan kecepatan 2.2GHz dan enam inti silver custom Cortex-A55 dengan kecepatan 1.7GHz, serta GPU Adreno 616.

hisilicon-kirin-710

Jadi, siapa yang lebih unggul – apakah Kirin 710 atau Snapdragon 710? Jawabannya bisa kita lihat dari hasil benchmark Huawei Nova 3i dan Xiaomi Mi 8 SE di aplikasi GeekBench 4,2.

benchmark-kirin-710-pada-huawei-nova-3i-2

Hasil ujicoba single-core Huawei Nova 3i mencetak skor 1.601 poin, sedangkan Xiaomi Mi 8 SE mendapatkan skor lebih tinggi yakni 1.863 poin – selisih 262 poin.

benchmark-kirin-710-pada-huawei-nova-3i-3

Kemudian hasil ujicoba multi-core Huawei Nova 3i meraih skor 5.457 poin, sementara Xiaomi Mi 8 SE mendapatkan skor 5.801 poin – 344 poin.

Hasil sementara dari hasil BeekBench 4.2 dimenangkan oleh Xiaomi Mi 8 SE dengan Snapdragon 710. Hasil ini belum tentu sebanding dengan kinerja dalam dunia nyata.

Sekali lagi, mari kita lihat komposisi intinya – Kirin 710 memiliki empat core besar, sedangkan Snapdragon 710 hanya memiliki dua. Jadi, konfigurasi mana yang lebih baik dalam praktik ber-smartphone sehari-hari?

Huawei rencananya akan merilis seri Nova generasi ke-3 di Indonesia pada 31 Agustus 2018. Kemungkinan, seri Nova 3i dan kami pasti akan melakukan review lebih lengkap.

Sumber: GSMArena

Mengurai Fitur Unggulan Chipset Qualcomm Snapdragon 660

Saat mendarat pertama kali di Indonesia, smartphone terbaru dari Vivo seri V9 menuai banyak kritik pedas dari para reviewer gadget.

Karena keputusan Vivo yang merilis V9 versi downgrade, dengan spesifikasi lebih rendah dan hanya dibekali chipset Snapdragon 450 yang terbilang ‘culun’ di kelasnya.

Tapi, saya senang Vivo mendengarkan masukan-masukan dari reviewer gadget di Tanah Air. Mereka pun merilis varian baru V9 6GB, bukan cuma besaran RAM saja yang bertambah tapi yang bikin heboh adalah penggunaan chipset Snapdragon 660.

Vivo kemudian menurunkan harga V9 standar menjadi Rp3,8 juta dari Rp4 juta. Sementara, V9 6GB dibanderol Rp4,3 juta dan harga itu sangat ‘seksi’. Lalu, apa sih spesialnya Snapdragon 660? Mari kita urai bersama.

Yang Terkuat di Kelasnya

Dirilis pada bulan Mei 2017, Snapdragon 660 merupakan chipset kelas menengah yang menawarkan performa tinggi.

Pada high-tier Snapdragon 600 series, Snapdragon 660 adalah yang terkuat di kelasnya dan mewarisi sejumlah fitur premium dari Snapdragon 800 series.

Sebut saja, CPU Kyro 260, modem X12 LTE dengan kecepatan download hingga 600 Mbps dan kecepatan upload 150 Mbps, Spectra 160 ISP, Hexagon 680 DSP, dukungan teknologi Quick Charge 4.0, Bluetooth 5.0, dual SIM dual VoLTE, dan banyak lagi.

Arsitektur CPU Kyro 260

qualcomm_snapdragon_660

Snapdragon 660 adalah anggota keluarga Snapdragon 600 series pertama yang menggunakan arsitektur CPU Kyro 260 dan memperoleh kemampuan dari machine learning.

CPU Kyro 260 ini terdiri dari empat inti kustom Cortex-A73 dan empat inti kustom Cortex-A53 yang bersatu dalam konfigurasi big.LITTLE dengan clock hingga 2,2GHz.

Menurut Qualcomm, Snapdragon 660 merupakan penerus dari Snapdragon 653. CPU Kryo 260 memiliki kinerja hingga 20 persen lebih tinggi dari pendahulunya itu.

Sementara, GPU Adreno 512 lebih baik 30 persen dari Adreno 510 di Snapdragon 653 dan mendukung display beresolusi QHD (2K).

Lebih lanjut, mobile platfrom ini dibangun pada proses fabrikasi 14 nm yang efisien dan mendukung jenis RAM LPDDR4 hingga 8GB.

Spectra 160 ISP

Selain menentukan seberapa kuat performa dari sebuah smartphone, chipset juga mempengaruhi kecepatan koneksi dan kemampuan fotografi.

Fitur Spectra 160 ISP, Dual Image Sensor Processor (ISP), dan Clear Sight misalnya, di mana mampu meningkatkan kualitas hasil foto pada smartphone dual camera.

Seperti fungsi optical zoom dengan kinerja lebih halus, menyajikan foto dengan efek bokeh, autofocus lebih cepat, sistem penahan getar EIS lebih stabil, foto lebih baik dalam kondisi low light, warna lebih natural, dan banyak lagi.

Snapdragon 660 ini menawarkan dukungan untuk single kamera hingga 25-megapixel dan kamera ganda hingga 16-megapixel.

Verdict

Saat ini, Vivo V9 6GB adalah smartphone pertama di Indonesia dengan chipset Snapdragon 660, bahkan sejak artikel ini ditulis masih merupakan satu-satunya.

Sekedar informasi, hasil benchmark V9 6GB di AnTuTu tembus 140 ribu poin. Performa nyatanya juga mengagumkan, sangat menyenangkan untuk aktivitas gaming.

Dalam waktu dekat, ada kemungkinan Xiaomi akan merilis Mi A2 yang juga memiliki chipset Snapdragon 660 pada tanggal 25 Juli mendatang.

Ya, chipset Snapdragon 660 tak hanya membuat smartphone menawarkan performa lebih kencang, tapi juga koneksi yang lebih cepat, dan kemampuan fotografi lebih baik.

Namun, semua itu balik lagi ke produsen smartphone. Apakah ingin mengadopsi dan memaksimalkan potensi penuh yang ditawarkan oleh Qualcomm atau tidak.

Oppo Umumkan True Wireless Earphone Berdesain Cantik untuk Find X

Lima tahun yang lalu, menyebut smartphone buatan pabrikan Tiongkok sebagai smartphone yang berdesain paling cantik terkesan tidak masuk akal. Namun zaman sudah bergeser, Oppo Find X sekarang merupakan salah satu ponsel berpenampilan paling menawan, bukan hanya karena layar tanpa notch dan tanpa bezel atas, tapi juga berkat warna dual-tone yang memukau.

Bersamaan dengan Find X, Oppo rupanya juga telah menyiapkan aksesori yang pas, yakni sepasang true wireless earphone bernama O-Free. Sama-sama bertampang elegan, O-Free pun juga hadir dalam kombinasi warna dual-tone demi menjunjung tinggi aspek keserasian.

Oppo O-Free

Dari segi teknis, O-Free merupakan salah satu true wireless earphone pertama yang menggunakan chipset Bluetooth QCC3026 buatan Qualcomm. Chip ini pada dasarnya merupakan versi terjangkau dari QCC5100 yang diperkenalkan di ajang CES lalu, dengan keunggulan pada aspek efisiensi baterai dan konektivitas yang stabil.

Memangnya seawet apa baterainya? Oppo bilang bahwa O-Free siap digunakan untuk mendengarkan musik selama 4 jam dalam satu kali pengisian, sedangkan charging case-nya dapat memberikan 12 jam daya ekstra. Di sisi lain, stabilitas koneksi beserta pairing yang lebih simpel dapat diwujudkan berkat teknologi Qualcomm TrueWireless Stereo, di mana kedua earpiece akan menyambung ke ponsel secara langsung dan tanpa perantara.

Oppo O-Free

Rencananya, Oppo O-Free bakal dilego seharga 699 yuan (± Rp 1,5 juta) saat dipasarkan di Tiongkok pada bulan Agustus nanti. Namun bagi yang membeli Find X varian khusus Automobili Lamborghini Edition, O-Free rupanya bakal dibundel secara cuma-cuma dalam paket pembelian.

Sumber: The Verge.

Membahas Snapdragon 632, SoC yang Buat Smartphone Kelas Menengah Makin Gesit

Qualcomm telah mengumumkan tiga chipset terbaru di segmen menengah ke bawah yakni Snapdragon 632, 439, dan 429. Namun pada artikel ini saya akan mencoba membongkar membahas keunggulan yang dibawa oleh Snapdragon 632.

SoC ini diposisikan sebagai pengganti Snapdragon 626 dan 625 yang sudah lawas dan merupakan versi ekonomis dari Snapdragon 636. Qualcomm mengklaim kinerja CPU pada Snapdragon 632 meningkat 40 persen dan kemampuan olah grafisnya meningkat 10 persen dibanding Snapdragon 626.

Snapdragon 632 sendiri masuk dalam keluarga high-tier Snapdragon 600 series pada golongan yang menekankan efficiency atau lebih mengutamakan efisiensi dayaseperti Snapdragon 636, 630, 626, dan 625. Mari kita ungkap lebih banyak.

Arsitektur CPU Kryo 250 

Snapdragon 632 menjadi anggota keluarga Snapdragon 600 ketiga setelah Snapdragon 660 dan Snapdragon 636 yang telah mengadopsi elemen dari premium-tier Snapdragon 800 series yakni CPU dengan arsitektur core Kyro.

Namun berbeda dengan Snapdragon 660 dan Snapdragon 636 yang menggunakan Kyro versi 260, model yang digunakan Snapdragon 632 ialah Kyro 250 dengan GPU Adreno 506.

Meski begitu, mobile platform terbaru Qualcomm ini menggunakan teknologi 14mm dan konfigurasinya sama yakni ada empat core Cortex-A73 untuk performance dan empat core sisanya Cortex-A53 untuk efficiency, dengan clock hingga 1.8GHz

ISP, Modem, dan Spesifikasi Snapdragon 632 Lainnya

SoC ini menggunakan modem Snapdragon X9, membawa capabilitas LTE Cat 12 hingga 300 Mbps (downlink) dan LTE Cat 5 hingga 150 Mbps (uplink), serta DSP Hexagon 546.

Kemudian Dual-ISP dalam Snapdragon 632 mampu mendukung penggunaan sensor single kamera 24-megapixel atau dual-camera 13-megapixel.

Sementara untuk resolusi layar maksimal mendukung hingga Full HD+ dan memiliki berkemampuan merekam video 4K 30fps dan 1080p 120fps.

Verdict

Di tahun 2018 ini, bagi Anda yang berburu smartphone kelas menengah dengan performa yang mumpuni di kelasnya – ponsel pintar dengan SoC Snapdragon 660 dan 636 masih menjadi pilihan utama.

Namun kehadiran Snapdragon 632 sebagai pengganti Snapdragon 625 dan 626 yang sudah lawas – diharapkan semakin banyak pilihan smartphone terjangkau berperforma kencang.

Sumber: Qualcomm

Update: Ada revisi perbaikan, dari membongkar menjad membahas judul tanpa menguubah maksud dan tujuan dari artikel. 

Qualcomm Umumkan Chipset Smartwatch Baru, Tapi Khusus untuk Smartwatch Anak-Anak

Bulan lalu, beredar laporan bahwa Qualcomm tengah menyiapkan sejumlah chipset baru untuk smartwatch. Salah satunya telah disingkap baru-baru ini. Namanya Snapdragon Wear 2500, tapi ia bukanlah untuk generasi baru smartwatch Wear OS, melainkan dikhususkan untuk segmen smartwatch anak-anak.

Kalau Anda ingat, dua tahun lalu Qualcomm juga pernah meluncurkan chipset smartwatch anak-anak, yaitu Snapdragon Wear 1100. Chipset baru ini tentu saja membawa sejumlah peningkatan, namun yang paling utama adalah dukungan atas konektivitas 4G LTE.

Adanya konektivitas 4G memudahkan anak-anak pengguna smartwatch untuk memanggil voice assistant macam Alexa kapan saja mereka perlu. Menurut Qualcomm, hal ini bisa mendorong anak-anak untuk belajar di mana saja dan kapan saja; cukup dengan bertanya ke Alexa mengenai banyak hal yang dijumpainya sehari-hari.

Omate Nanoblock

Juga menarik adalah bagaimana Snapdragon Wear 2500 telah dioptimalkan untuk sistem operasi Android yang dirancang khusus buat keperluan anak-anak. Basisnya masih Android Oreo, tapi berbeda dari Wear OS yang ada sekarang, dan karena diperuntukkan anak-anak, kemungkinan besar tidak akan ada akses ke Play Store.

Dimensi fisik Wear 2500 rupanya sepertiga lebih kecil dibanding chipset generasi sebelumnya, yang berarti konsumsi daya baterainya bakal sedikit lebih efisien, sampai 14 persen kalau kata Qualcomm. Selain LTE, chipset ini juga mendukung berbagai macam sensor, fitur tracking lokasi, serta kamera 5 megapixel.

Smartwatch anak-anak berbekal Snapdragon Wear 2500 dijadwalkan meluncur tahun ini juga. Yang pertama kemungkinan berasal dari Huawei, yang ditunjuk sebagai mitra utama Qualcomm dalam pengembangan chipset ini.

Sumber: Qualcomm dan The Verge.

Chipset Qualcomm Snapdragon 850 Dibuat Khusus untuk Laptop

Ketika membahas mengenai smartphone flagship, hampir bisa dipastikan nama Snapdragon selalu disebut. Chipset buatan Qualcomm tersebut, utamanya seri 8xx, telah menjadi andalan ponsel Android kelas high-end dalam beberapa tahun terakhir.

Namun sejak Snapdragon 835, Qualcomm melihat potensi chipset smartphone andalannya itu untuk digunakan di laptop. Itulah yang menjadi latar belakang di balik lahirnya Snapdragon 850, sebuah chipset yang secara eksklusif dirancang untuk laptop, dan bukan penerus Snapdragon 845 yang menjadi andalan ponsel flagship terkini.

Snapdragon 850 pada dasarnya menjanjikan peningkatan performa, konektivitas dan daya tahan baterai ketimbang Snapdragon 835 yang digunakan pada laptop. Berdasarkan klaim Qualcomm, performanya naik sekitar 30 persen, sedangkan daya tahan baterainya lebih awet 20 persen.

Sejatinya ada banyak kemiripan antara Snapdragon 850 dan Snapdragon 845, mulai dari proses fabrikasi 10 nm sampai integrasi Qualcomm Artificial Intelligence Engine dan Snapdragon X20 LTE, yang memungkinkan kinerja machine learning yang lebih optimal serta kemampuan transfer data hingga secepat 1,2 Gbps di atas kertas.

Dari kacamata sederhana, Snapdragon 850 bisa dianggap sebagai Snapdragon 845 yang telah dioptimalkan untuk ekosistem PC. Qualcomm gampangnya ingin menghadirkan keunggulan-keunggulan smartphone dan arsitektur ARM ke ranah laptop, utamanya prinsip always on dan always connected, serta baterai yang bisa tahan seharian.

Kalau semuanya berjalan sesuai rencana Qualcomm, laptop berbekal chipset Snapdragon 850 dari berbagai pabrikan bakal dirilis pada musim liburan tahun ini juga.

Sumber: Qualcomm.

Qualcomm Snapdragon 710 Hadirkan Fitur Premium ke Perangkat Menengah

Pada bulan Februari 2018 lalu, Qualcomm mengumumkan seri Snapdragon 700 Mobile Platform, chipset kelas menengah yang fokus pada kecerdasan buatan dan fitur-fitur premium. Pengumuman itu menjadi pintu bagi seri Snapdragon 710 yang baru saja diperkenalkan ke publik.

Jika bicara kemampuan, Snapdragon 710 Mobile Platform jelas lebih kuat daripada Snapdragon 660, chipset mid-range lainnya dari Qualcomm. Namun 710 tidak sekuat Snapdragon 845 yang berada di puncak.

Dibandingkan Snapdragon 660, Qualcomm mengklaim Snapdragon 710 menawarkan kinerja total dua kali lebih baik terutama dalam menjalankan fitur kecerdasan buatan. Arsitektur di Snapdragon 710 Mobile Platform disebut mampu menjalankan aplikasi AI dengan cepat dan efisien. Berbicara tentang efisien, perangkat nantinya mengadopsi chipset Snapdragon 710 Mobile Platform bakal mengonsumsi daya 40% lebih sedikit ketika melahap game dan memutar video beresolusi HDR 4K. Efisiensi lebih baik juga diperoleh ketika memutar video secara online dengan pemangkasan sebesar 20%. Sementara untuk memperoleh kembali tenaga yang hilang, Quick Charge 4+ hanya butuh waktu 15 menit untuk mengisi kembali 50% daya.

“Dengan menggabungkan kemampuan  utama  AI  dan peningkatan performa,  Snapdragon  710  didesain  untuk  mengubah  produk  konsumen menjadi  asisten  pribadi  yang  paling  mutakhir sehingga  dapat meningkatkan  kualitas pengalaman konsumen  sehari-hari.  Salah  satunya  adalah fitur  kamera high end yang akan mendapatkan  manfaat  dari kapabilitas  pemrosesan on-device AI  berkecepatan tinggi, tentunya tanpa mengorbankan daya tahan baterai.” Papar  Kedar  Kondap,  Wakil Presiden untuk Manajemen  Produk  di Qualcomm  Technologies,  Inc

Snapdragon 710 juta menawarkan peningkatan signifikan di sisi konektivitas. Di bagian ini, chipset mengadopsi Snapdragon X15 LTE yang mendukung kecepatan Cat 15 LTE (800Mbps), termasuk dukungan untuk 4×4 MIMO yang memberikan peningkatan kecepatan hingga 70% di area dengan sinyal yang loyo sekalipun. Tambahan menyenangkan lainnya berupa audio multicast Bluetooth 5 yang ditingkatkan dengan dukungan untuk earbud nirkabel berdaya rendah.

Fitur-fitur baru yang dijumpai di Snapdragon 710 ini ditawarkan oleh chipset premium di tier teratas yang tidak dijumpai di chipset mid-range yang ada. Qualcomm telah berjanji bahwa ponsel pertama dengan Snapdragon 710 akan tersedia pada kuartal kedua tahun 2018 ini.

Lewat Kampanye BackTo5, Asus Berupaya Mengembalikan ZenFone ke Masa Kejayaannya

Asus ZenFone boleh dibilang sebagai salah satu brand smartphone yang memercik persaingan di ranah entry-level. Ketika varian generasi pertamanya diperkenalkan, khalayak menyambutnya dengan sangat antusias karena saat itu ZenFone merupakan satu dari sedikit produk yang menawarkan kualitas tinggi dan spesifikasi cukup mumpuni di harga ekonomis.

Tapi sejak saat itu, ZenFone telah melewati beberapa kali perubahan visi. Asus tampaknya tak ingin cuma bermain di ranah budget saja, hingga akhirnya mereka memperkenalkan varian mid-range hingga high-end dengan bermacam-macam fitur andalan. Tak lama, pecahnya fokus Asus digunakan oleh sejumlah kompetitor untuk merebut tahta di kelas entry-level.

Zen 2

Namun belakangan, sang produsen hardware Taiwan terlihat berkomitmen untuk merebut kembali gelar tersebut. Di bulan April kemarin, Asus meluncurkan smartphone ZenFone Max Pro M1 untuk menjegal Redmi Note 5. Dan kemarin, mereka kembali membawa tiga model handset ‘terjangkau’ yang masing-masing diposisikan di segmen budget sampai high-end melalui acara bertema BackTo5. Mereka adalah ZenFone Live L1, ZenFone 5 dan ZenFone 5z.

Begitu banyaknya model handset yang Asus tawarkan memang sering kali membingungkan. Dalam satu lineup saja, ZenFone tersuguh dalam banyak varian: Selfie, Max, Pro, Go dan lain-lain. ZenFone sendiri sudah melewati lima kali regenerasi. Lewat BackTo5, Asus bermaksud memastikan lineup ZenFone generasi kelima tersebut laris manis seperti ZenFone 5 1st-Gen.

 

 

ZenFone 5 & ZenFone 5z

ZenFone 5 dan kakaknya, 5z merupakan bintang panggung keluarga ZenFone generasi kelima. Sebagai flagship, Asus berupaya memastikan produk ini prima dari beragam aspek – desain, fitur, teknologi hingga performa. Asus juga terlihat tidak segan mengadopsi sejumlah elemen yang saat ini populer di kalangan produsen smartphone, di antaranya ialah pemakaian notch hingga pemanfaatan kecerdasan buatan untuk mendongkrak pengalaman penggunaan.

Zen 13

Zen 25

Kehadiran notch di layar ZenFone 5 menandai keputusan Asus untuk mengadopsi sentuhan desain trendi di produk barunya itu. Namun karena hampir semua produk flagship kini mengusungnya, orisinalitas bukanlah faktor terkuat dari perangkat ini.

Zen 4

Zen 8

Tidak ada perbedaan di sisi desain antara ZenFone 5 dan 5z. Kedua smartphone menggunakan konstruksi logam yang diapit oleh kaca 2.5D di kedua sisinya. Lengkungan bagian samping mengingatkan saya pada ZenFone 3, apalagi ditambah pola brushed di punggung yang memberikan efek optik. Menariknya, pemanfaatan rasio 19:9 memungkinkan produsen membenamkan panel IPS 6,2-inci 2246x1080p di form-factor 5,5-inci. ZenFone 5 memiliki dimensi 153×75,6×7,7, seperti ZenFone 4; lalu, rasio layar ke tubuhnya mencapai 83,6 persen.

Zen 11

Zen 12

Zen 14
Komparasi desain antara ZenFone 5 (kiri) dan iPhone X (kanan).

 

Fotografi

Fotografi merupakan aspek yang sangat dibangga-banggakan Asus dalam ZenFone 5. Produk ini meneruskan kampanye ‘We love Photo’ mereka, dan di sana, sang produsen mempersenjatai sensor flaghship Sony IMX363 dengan kecerdasan buatan serta melengkapinya bersama modul kamera sekunder 8Mp. Asus turut mencantumkan sistem OIS empat poros buat meminimalkan blur, lensa ber-aperture f/1.8 dan PDAF dual-pixel.

Zen 20

Country marketing manager Asus Galip Fu menyatakan bahwa dengan ZenFone 5, Anda tidak perlu belajar fotografi untuk mendapatkan hasil jepretan memuaskan karena AI-nya bisa mempejari fotografi buat Anda. Kecerdasan buatanya dapat mengenal objek atau skenario foto berbeda, misalnya makanan, hewan, matahari terbenam, flora hingga salju.

Zen 10

 

AI

Berbicara soal artificial intelligence, Asus mengimplementasikannya bukan cuma di kamera, tapi juga di berbagai aspek  ZenFone 5, dari mulai layar (akan menyala terus saat Anda sedang melirik kontena dan menyesuaikan temperatur warna bergantung dari kondisi pencayahayaan), baterai untuk menggenjot kinerja hardware serta memperpanjang umurnya, hingga untuk mengimplementasi ringtone pintar.

Zen 9

Namun saya menduga, AI tersebut bekerja lebih cerdas di ZenFone 5z. Varian ZenFone 5z menyimpan system-on-chip Snapdragon 845, dan di dalamnya, Qualcomm membenamkan neural processing engine; sedangkan ZenFone 5 diotaki oleh chip Snapdragon 636. Selain itu, perbedaan kedua model terletak pada jumlah memori. Varian 5z paling high-end ditopang RAM 8GB dan memori internal 256GB – setara laptop mainstream.

Zen 7

 

ZenFone Live L1

ZenFone Live L1 disiapkan Asus untuk menggempur segmen smartphone entry-level yang saat ini dimeriahkan oleh Oppo A83, Vivo Y71 dan Redmi 5. Untuk melancarkan aksinya itu, ada dua senjata yang digunakannya: harga dan layar ‘full view‘ 18:9. Asus mencantumkan layar 2.5D 5,5 HD+ tersebut ke tubuh plastik, namun mereka berhasil memastikan desainnya tetap ramping (berketebalan 8.1mm) serta ringan (140g).

Zen 18

Zen 15

Pemakaian kamera 12Mp f/2.0 di belakang dan 5-Mp f/2.4 di depan memang tergolong standar, namun merupakan penawaran terbaik di harga yang terjangkau ini. Apalagi ZenFone Live L1 sudah ditunjang oleh chip Qualcomm Snapdragon 425 serta didukung tiga slot SIM (salah satunya bisa diganti dengan kartu microSD). Asus menyiapkan dua konfigurasi memori, yaitu RAM 2GB dan ROM 16GB, serta RAM 3GB dan ROM 32GB.

Zen 19

Fakta menarik dari penyingkapan ZenFone Live L1 kemarin adalah, Asus memilih Indonesia sebagai tempat pengumuman perdana produk ini. Hal tersebut menandai pentingnya pasar Indonesia bagi Asus, senada dengan komentar regional director Southeast Asia Benjamin Yeh dalam presentasinya.

Zen 16

Zen 17

 

Harga

ZenFone 5z, ZenFone 5, maupun ZenFone Live L1 dijajakan di harga yang sangat fantastis untuk masing-masing segmen. Saya masih sulit percaya smartphone ber-Snapdragon 845 bisa diperoleh dengan mengeluarkan uang kurang dari Rp 8 juta. Pertanyaan saya, apakah ada fungsi atau fitur yang dipangkas? Sejauh ini, Asus belum membahas kapabilitas fast charging, dan saya belum dapat memastikan apakah fitur ini ada atau tidak.

Zen 24

Harga dari ketiga ZenFone baru itu bisa Anda simak di bawah:

  • ZenFone 5z 8GB/256GB – Rp 7,5 juta
  • ZenFone 5z 6GB/128GB – Rp 6,5 juta
  • ZenFone 5 – Rp 4,3 juta (flash sale Rp 4 juta)
  • ZenFone Live L1 3GB/32GB – Rp 1,7 juta
  • ZenFone Live L1 2GB/16GB – Rp 1,4 juta (flash sale Rp 1,3 juta)

Qualcomm Siap Luncurkan Chipset Smartwatch Baru Musim Gugur Nanti

Belum banyak smartwatch baru sejak Android Wear resmi berganti nama menjadi Wear OS. Salah satu di antaranya adalah Gc Connect yang dirilis bulan lalu. Meski baru, ada yang janggal dari spesifikasi smartwatch tersebut: chipset yang digunakan adalah Snapdragon Wear 2100 yang sudah berumur dua tahun, dan sama persis seperti yang tersemat pada smartwatch keluaran tahun 2016 macam Nixon The Mission.

Jadi semisal ditanya mengapa perkembangan smartwatch Wear OS, terkesan stagnan, saya bakal maklum jika ada yang menyalahkan Qualcomm. Dibandingkan dengan chipset smartphone, Qualcomm terkesan malas mengembangkan chipset smartwatch, terbukti dari tidak adanya chipset baru dalam kurun waktu dua tahun.

Namun kabar baiknya, Qualcomm berencana meluncurkan chipset smartwatch baru tahun ini juga, tepatnya di musim gugur mendatang, bersamaan dengan sebuah smartwatch kelas flagship. Kabar ini didapat dari wawancara Wareable dengan Pankaj Kedia selaku salah satu petinggi divisi wearable Qualcomm.

Smartwatch Wear OS

Beliau menjelaskan bahwa chipset baru ini bakal lebih dioptimalkan lagi untuk smartwatch karena telah didesain dari nol. Seperti yang kita tahu, chipset smartwatch generasi pertama, Snapdragon 400, tidak lebih dari chipset smartphone yang dimodifikasi. Snapdragon Wear 2100 sendiri hanyalah hasil modifikasi yang lebih menyeluruh.

Lain halnya dengan chipset generasi ketiga ini. Qualcomm bilang bahwa ada kemungkinan mereka merilis beberapa varian, dan masing-masing akan disesuaikan dengan skenario penggunaan. Jadi yang untuk smartwatch kategori olahraga sendiri, dan yang untuk kategori fashion pun juga disendirikan.

Perubahan lain yang tak kalah penting adalah dari segi fisik, di mana Qualcomm mengklaim chipset baru ini memungkinkan produsen untuk merancang smartwatch yang berdimensi lebih ringkas lagi dari sebelumnya. Lebih lanjut, daya tahan baterai juga bakal meningkat secara signifikan berkat penggunaan chipset baru ini.

Memang sudah waktunya konsumen disambut oleh deretan smartwatch Wear OS baru yang mengemas spesifikasi baru pula. Selama tiga generasi, Apple Watch memang tidak banyak berubah soal desain, tapi masing-masing selalu menggunakan chipset baru, dan itu juga sebenarnya yang dibutuhkan oleh smartwatch Wear OS.

Sumber: Wareable.