Gojek Announces Broader Availability in All Over Singapore

Gojek announces broader network to all over Singapore per Wed (2/2), although still in beta version since its establishment.

According to Gojek’s official release, this is a part of claims over the successful launch of its limited service in the lion-signed country.

Previously, Gojek is only available in the east, south, and central area since November 2018. The area covers almost half of Singapore, including Central Business District, Jurong East, Changi, Punggol, Ang Mo Kio, and Sentosa.

“This launching is the next step of our beta version, where DBS/POSB customers can have priority access to the app,” Gojek management said, quoted from Today Online.

However, users need to be in the waiting list to enjoy Gojek services and gain access to app. In this beta version, our company’s management is open for critics from all driver partners and customers in order to provide the best experience.

A few days ago, Gojek introduces dynamic rate for customers, the progress will be seen through market demand. Using this regulation. Under the provision, it’ll reduce waiting time and maintain the competitive rate for customers.

Chua Min Han, Gojek Singapore’s Head of Operation said the provision is part of company’s efforts to attract customers using Gojek services. It can also be done through promotion code and vouchers.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Gojek Umumkan Perluasan Layanan di Seluruh Singapura

Gojek mengumumkan perluasan cakupan layanan ke seluruh wilayah Singapura per hari Rabu (2/2), meski belum melepas versi beta sejak pertama kali hadir.

Menurut keterangan resmi pihak Gojek, perluasan ini adalah bagian dari klaim atas suksesnya peluncuran layanan secara terbatas di negara berlambang singa tersebut.

Sebelumnya, layanan Gojek baru bisa dinikmati di bagian timur, selatan, dan tengah Singapura sejak awal November 2018. Wilayah tersebut sebenarnya hampir mencakup lebih dari separuh Singapura, termasuk Central Business District, Jurong East, Changi, Punggol, Ang Mo Kio, dan Sentosa.

“Peluncuran ke seluruh pulau ini adalah kelanjutan dari bagian fase beta kami, di mana pelanggan DBS/POSB dapat terus menikmati akses prioritas ke aplikasi,” ujar manajemen Gojek seperti dikutip dari Today Online.

Lagipula, dalam menikmati layanan Gojek butuh daftar tunggu bagi pengguna untuk mendapatkan akses ke aplikasi. Dalam versi beta ini, manajemen perusahaan juga menyampaikan keterbukaannya terhadap masukan kepada seluruh mitra pengemudi dan pengendara demi memberikan pengalaman terbaik ke depannya.

Beberapa hari sebelumnya, Gojek memperkenalkan harga dinamis untuk pengguna, naik turunnya akan dilihat berdasarkan permintaan di pasar. Dengan ketentuan ini, pengguna akan terbantu mengurangi waktu tunggu dan harga tetap bersaing.

Head of Operation Gojek Singapura Chua Min Han mengatakan, ketentuan tersebut adalah bagian dari perusahaan untuk merayu pengguna menggunakan layanan Gojek. Bahkan ini bisa dilakukan melalui kode promosi dan voucher.

Application Information Will Show Up Here

Gojek Forms Strategic Collaboration with AEON Retail Company

After launching Gojek Thailand in beta version, the startup led by Nadiem Makarim has made a strategic move. It involves collaboration with Japan-based retail group, AEON. The partnership is done for visitors to make grocery delivery order and non-cash payment in AEON mall.

Gojek services will be available only in AEON mall Indonesia, which currently exists in BSD City and Cakung, Jakarta.

As informed by Asian Nikkei Review, Gojek and AEON have started to implement a non-cash payment system in mid-December 2018. In addition, AEON also provides grocery delivery service for buyers by driver partners. At AEON mall, Gojek drivers will standby waiting for grocery delivery order.

AEON is currently building a new location in Sentul, it’s to be launched in 2019. AEON also plans to build another mall in Deltamas city, Bekasi. Overall, there will be three new locations in Indonesia.

Gojek collaboration with AEON will be available in all AEON mall Indonesia. The “fun for family” concept is presented with the domination of Japanese products and various fashion brands.

The Japanese retail is said to focus on regional business expansion with a value up to 83.2 billion yen to the current investment, the increase has doubled during 2017.

A similar strategic partnership has occurred before between OVO and Grab. In terms of non-cash payment, OVO is widely available in Lippo Group malls, almost all tenants. Grab, is now available in many “shelter” specifically made for GrabCar and GrabBike in all Lippo Group malls.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Gojek Jalin Kolaborasi Strategis dengan Perusahaan Ritel AEON

Setelah sebelumnya meluncurkan Gojek versi beta di Thailand, langkah strategis kembali dilakukan startup yang dipimpin Nadiem Makarim tersebut. Kali ini melibatkan kolaborasi dengan grup ritel asal Jepang, AEON. Kemitraan dilakukan untuk memudahkan pengunjung melakukan pemesanan jasa antar barang belanjaan dan pembayaran non-tunai di mall AEON.

Layanan Gojek rencananya akan tersedia secara khusus di mall Aeon di Indonesia yang saat ini sudah ada di kawasan BSD City dan Cakung, Jakarta.

Menurut informasi dari Asian Nikkei Review, pertengahan Desember 2018 ini Gojek dan AEON sudah mulai menerapkan sistem pembayaran non-tunai. Selain pembayaran dengan Go-Pay, AEON juga menyediakan layanan pengantaran barang ke rumah pembeli, memanfaatkan mitra pengemudi Gojek. Di mall AEON nantinya mitra pengemudi Gojek akan standby menanti pemesanan jasa transportasi untuk pengantaran barang.

AEON sendiri saat ini tengah membangun lokasi baru di Sentul, rencananya akan diresmikan pada tahun 2019. AEON juga memiliki rencana membangun lokasi mall di Deltamas city, Bekasi. Secara keseluruhan ditargetkan akan ada tiga lokasi mall baru di Indonesia.

Nantinya kolaborasi dengan Gojek dan Aeon akan tersedia di seluruh mall AEON di Indonesia. Konsep “fun for family” memang sengaja dihadirkan oleh mall AEON yang sarat dengan produk dari Jepang hingga fesyen dari brand beragam.

Dikabarkan ritel asal Jepang ini fokus untuk memperluas bisnis secara regional dengan nilai hingga 83,2 miliar Yen ke investasi baru saat ini, peningkatan tersebut naik hingga dua kali lipat selama tahun 2017.

Kerja sama strategis serupa juga telah dilakukan oleh OVO dan Grab. Untuk pembayaran non-tunai, OVO sudah banyak tersedia di mall milik Lippo Group di hampir semua tenant. Sementara untuk Grab sendiri, saat ini sudah banyak tersedia “shelter” khusus untuk GrabCar dan GrabBike di semua mall yang dimiliki oleh Lippo Group.

Application Information Will Show Up Here

Grab Raises 2 Trillion Rupiah Funding from Yamaha Motor

Yamaha Motor and Grab, today (12/13) announce a strategic partnership to maximize the potential of two-wheelers transportation in Indonesia. As part of the contract, Yamaha Motor is to pour $150 million (equals 2.1 trillion rupiah) investment for Grab. This is an advanced investment involving the automotive company after Hyundai and Kia Motors spent 3.5 trillion rupiah for funding.

Yamaha Motor and Grab, through this partnership, will develop a series of solutions. First, the company will use Yamaha technology to improve partner safety and motorcycle-based passenger services. Second, Yamaha will provide incentives in the form of easy purchasing for anyone interested in becoming a Grab ride-hailing partner.

“In addition to improving safety and comfort, [there will be] the new type of Yamaha Motor technology adoption as a transportation system that is more user-friendly. We also predict the mobility system improvement in the future and the creation of new mobility solutions,” Takuya Kinoshita, Yamaha Motor’s General Manager of Motorcycle Business Operations, said.

In order to approach the two countries’ long-term vision, the collaboration will be contained with the latest technology exploration such as robotics to address issues related to the mobility system.

Ming Maa, Grab‘s President said the security of driver and customer partners is the most important thing for Grab. The collaboration is expected to deliver innovative solutions for ride-hailing services.

Earlier this year, Grab targeted to raise fresh funding up to $ 3 billion. Some large companies and venture capitalists have contributed, including Booking Holdings, Microsoft, Toyota, and Kasikorn Bank.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Grab Dapat Pendanaan Tambahan dari Yamaha Motor Senilai 2 Triliun Rupiah

Yamaha Motor dan Grab hari ini (13/12) mengumumkan kerja sama strategis untuk memaksimalkan potensi transportasi roda dua di Indonesia. Sebagai bagian dari kesepakatan, Yamaha Motor mengucurkan investasi ke Grab senilai $150 juta (setra 2,1 triliun Rupiah). Ini adalah investasi lanjutan yang melibatkan perusahaan di bidang otomotif setelah sebelumnya Hyundai dan Kia Motors suntikan dana setara 3,5 triliun Rupiah.

Melalui kemitraan ini Yamaha Motor dan Grab akan mengembangkan serangkaian solusi. Pertama, perusahaan akan memanfaatkan teknologi Yamaha untuk meningkatkan keselamatan mitra dan penumpang layanan berbasis sepeda motor. Kedua, Yamaha akan memberikan insentif berupa kemudahan akses pembelian bagi siapa saja yang tertarik menjadi mitra layanan ride-hailing Grab.

“Selain meningkatkan keselamatan dan kenyamanan, [akan ada] penerapan teknologi Yamaha Motor tipe baru sebagai sistem transportasi yang lebih melibatkan pengguna. Kami juga memprediksi adanya peningkatan dalam sistem mobilitas di masa depan, dan terciptanya solusi-solusi mobilitas baru,” sambut General Manager of Motorcycle Business Operations Yamaha Motor Takuya Kinoshita.

Untuk menjangkau visi jangka panjang kedua negara, kerja sama ini akan turut diisi dengan eksplorasi teknologi terbaru seperti robotika untuk menjawab isu-isu terkait sistem mobilitas.

President Grab Ming Maa mengatakan, keamanan mitra pengemudi dan pelanggan merupakan hal yang paling penting bagi Grab. Harapannya kerja sama ini dapat melahirkan solusi inovatif untuk layanan ride-hailing.

Sebelumnya tahun ini Grab telah menargetkan untuk melakukan penggalangan dana baru hingga $3 miliar. Beberapa perusahaan besar dan pemodal ventura sudah turut andil, di antaranya Booking Holdings, Microsoft, Toyota, hingga Kasikorn Bank.

Application Information Will Show Up Here

Grab Akan Tambah Layanan Travel dan Healthcare Tahun Depan

Indonesia sebagai pasar digital terbesar di Asia Tenggara memberikan banyak ruang bagi Grab untuk memperkuat layanan lain di samping ride-sharing. Maka itu, di tahun depan Grab berencana menghadirkan dua layanan baru untuk pasar Indonesia, yakni di bidang travel dan healthcare. 

“Kami melihat banyak potensi berbeda dan ini menjadi kombinasi apa yang terpenting bagi pengguna di Asia Tenggara,” ungkap Co-founder Grab, Tan Hooi Ling ditemui saat Media Briefing di Jakarta. 

Sebagaimana diketahui, keinginan Grab untuk masuk ke dua layanan ini sudah terlihat jelas dari kemitraannya dengan dua perusahaan yang sama-sama kuat di sektornya, yakni Booking Holdings dan Ping An Healthcare and Technology Company (Ping An Good Doctor) beberapa bulan lalu. 

Grab resmi bermitra dengan Booking Holdings di bulan Oktober. Pengguna berbagai merek di Booking Holdings dapat menawarkan layanan transportasi on-demand lewat aplikasi Grab. Pun sebaliknya, pengguna Grab dapat memesan akomodasi di seluruh layanan milik Booking Holdings. Selain itu, Booking Holdings juga menyuntik investasi sebesar $200 juta ke Grab.

Kemitraan dengan Ping An Healthcare and Technology Company (Ping An Good Doctor) dari Tiongkok resmi terjalin pada September lalu. Ping An Good Doctor merupakan layanan kesehatan terintegrasi dengan teknologi kecerdasan buatan yang menyediakan konsultasi kesehatan berbasis online. Ini pertama kalinya Ping An Good Doctor beroperasi di Asia Tenggara.

Hooi Ling berujar bahwa keputusan menggandeng Booking Holdings dinilai tepat mengingat raksasa pemilik layanan Booking.com dan Agoda tersebut telah lama di bisnis ini. Menurutnya, Booking Holdings paham mengenai pasar travel di Asia Tenggara, seperti Indonesia, Singapura, dan Filipina. 

“Jika mau masuk ke Asia Tenggara, better do with or without us, it’s a win-win partnership. Mereka juga tahu kita punya partner [lokal] terbaik di Indonesia,” tuturnya.

Di samping itu, masuk ke sektor healthcare dirasa sejalan dengan komitmen perusahaan untuk menyediakan layanan terbaik kepada pelanggan. Terlebih, ia menilai mencari dokter atau mengatur jadwal konsultasi masih menjadi masalah utama masyarakat di Indonesia.

Selain menambah dua layanan baru, Grab juga akan memperkuat layanan existing GrabFood di tahun depan dengan memperbanyak jumlah merchant. Grab menargetkan GrabFood menjadi platform pertama di Indonesia untuk pesan-antar makanan. 

Saat ini, layanan GrabFood telah hadir di 139 kota, dari sebelumnya hanya 30 kota per September 2018. Jumlah pemesanan di GrabFood juga tercatat naik enam kali, dan merchant base naik delapan kali sejak GrabFood hadir di Indonesia pada awal 2018.

Salah satu inisiasi Grab untuk memperkuat layanan ini adalah melalui program Kitchen by GrabFood. Perusahaan mendatangkan merchant terpilih agar bisa beroperasi di Jakarta. 

Merchant di GrabFood menjadi bagian penting dalam ekosistem kami. Makanya, kami mencari merchant terbaik di seluruh Indonesia dan membawanya ke Jakarta,” ujar Hooi Ling.

Di sepanjang tahun 2018, ada banyak strategi yang telah direalisasikan Grab untuk mencapai target sebagai “super apps”. Grab bermitra dengan platform e-commerce dan pembayaran digital besar, yakni Tokopedia dan Ovo, untuk memperkuat ekosistemnya di Indonesia.

Managing Director Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata menyebutkan bahwa pihaknya terus menjaga agar fraud rate untuk layanan bodong tetap di bawah satu persen. Kini Grab mengklaim telah menguasai 60 persen pangsa pasar di Indonesia untuk ride-hailing (motor) dan 70 persen untuk GrabCar.

Untuk tahun ini, Grab menargetkan pendapatan sebesar $1 miliar, dan naik menjadi $2 miliar untuk tahun 2019. 

Application Information Will Show Up Here

GrabExpress Car and GrabExpress “Nalangin” Supports SME for Delivery Process

In providing accommodation for sellers and SME players, Grab launches GrabExpress Car and GrabExpress “Nalangin”. The service which only available in Jabodetabek (Car) and Jakarta (Nalangin) are expected to facilitate business owners with fast logistics and more capacity.

Ridzki Kramadibrata, Grab Indonesia’s Managing Director said that Grab intends to help more SMEs by providing on-demand services which functioned properly.

“We use all the increasing number of GrabCar drivers to start using GrabExpress Car. On the other hand, we also want to provide new services for users.”

Supporting logistics process

GrabExpress Car, claiming to be different with a third-party logistics service, has utilized drivers with 6 seater car. In addition, users will get the proof while using the service like other logistics services – usually needed for customer’s feedback.

There’s also a real-time tracking in-app, including call center, also capable to deliver more items up to five destinations in one order. The rate starts from Rp16,000 in Jabodetabek area.

“In making the process easier, contact list saved on the smartphone is now directly integrated with Grab app, making it easier for users to select and fill in the contact details of the recipient when ordering,” Gita Prihanto, Grab Indonesia’s Head of 2 Wheels Transport & Logistics, said.

GrabExpress Nalangin, the other service, is to be used for Cash On Delivery (COD) using motorcycles. It allows micro entrepreneurs to deliver products to buyers and drivers will be paid for it first. In its trial, the service will be available exclusively for merchants with active shipment in the last 3 months.

GrabClub

Grab has announced GrabClub service in the application updates, a monthly subscription service with a special menu available in the app. It enables users to use all services in Grab with discount up to 50%.

Updates for GrabClub service have been released for users in Indonesia. However, Kramadibrata said to DailySocial that he had not received further information regarding the GrabClub launching and should provide it later.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Gambaran Persaingan Bisnis Digital di Empat Sektor Terpopuler di Indonesia

Dilihat dari geliat bisnis –meliputi nilai pangsa pasar dan putaran investasi—ada beberapa sektor digital yang tumbuh signifikan di Indonesia. Salah satunya merujuk pada hasil riset Google dan Temasek tahun ini, empat sektor utama yang mendominasi adalah e-commerce, online travel, online media, dan ride-hailing. Selain empat di atas sektor lain juga turut bertumbuh, salah satu yang menggeliat adalah fintech.

Pada tulisan ini, kami coba menghadirkan gambaran persaingan terkini industri digital yang sedang memanas dan menjadi sorotan di Indonesia. Terdiri dari bisnis ride-hailing, fintech, e-commerce, dan online travel. Masing-masing telah diisi oleh pemain besar dengan basis pengguna dan dukungan pendanaan yang sangat besar juga.

Ride-hailing masih tentang Go-Jek vs Grab

Berbicara tentang persaingan ride-hailing di Indonesia, maka masih mengerucut pada dua unicorn Go-Jek dan Grab. Keduanya terus mendominasi pangsa pasar dengan porsi yang berbeda. Sejauh ini dari sisi kelengkapan, aplikasi Go-Jek jauh lebih unggul karena menawarkan varian yang lebih banyak.

Namun dari total statistik unduhan di Play Store, angka Grab lebih banyak –karena hanya menggunakan satu aplikasi di seluruh wilayah operasional, sementara Go-Jek memisahkannya; seperti di Vietnam menggunakan Go-Viet atau bahkan layanan sekunder dengan Go-Life.

Go-Jek vs Grab
Go-Jek dan Grab masih terus bersaing menjadi yang terbaik

Di sisi lain, fitur e-wallet menjadi salah satu model bisnis layanan. Go-Jek bermanuver sendiri melalui Go-Pay, sementara Grab masih bergantung pada pihak lain, dalam hal ini Ovo dari Lippo Group. Untuk perluasan bisnis keduanya juga sama-sama memiliki unit investasi, merangkul pemain lain memperkuat ekosistem layanan –ada Go-Ventures dan Grab Ventures.

Mapan, Promogo, Findaya, Dana Cita dll adalah startup digital yang kini bermitra strategis dengan Go-Jek, dijalin melalui pendanaan dan/atau akuisisi. Kudo, HappyFresh, StickEarn, Karta dan beberapa pemain lainnya ada di sudut Grab. Dari sepak terjang yang ada, keduanya seakan-akan mengarah pada satu titik yang sama dalam kaitannya dengan tujuan bisnis.

Tahun ini nilai pangsa pasar ride-hailing di Indonesia diperkirakan mencapai $3,7 miliar. Angka tersebut diproyeksikan akan terus meningkat hingga menyentuh minimal $14 miliar di tahun 2025 mendatang. Sehingga babak demi babak persaingan masih akan sangat menarik disaksikan dari kedua startup besar tersebut.

Fintech tumbuh pesat, e-money miliki potensi terbesar

Di Indonesia ada dua sub-sektor fintech yang terlihat tumbuh subur, yakni lending dan e-money. Dari sisi jumlah pemain, fintech lending jauh lebih banyak, pun yang sudah berizin dari regulator. Sementara e-money cenderung lebih sedikit dan didominasi oleh pemain besar.

Ada alasan yang sangat mendasar mengapa e-money akan menjadi sub-sektor fintech yang paling berpotensi. Seperti layaknya uang di dompet, saldo e-money didesain untuk membantu pengguna bertransaksi kebutuhan sehari-hari.

Tak ayal kini pemain e-money makin gencar melakukan akuisisi pengguna dengan memperluas ekosistem layanan. Di Indonesia ada beberapa layanan populer untuk e-money, mulai dari Dana, Go-Pay, Paytren, Tcash dan lain-lain. Namun yang paling mendominasi pemberitaan akhir-akhir ini ada tiga layanan, yakni Dana, Go-Pay, dan OVO.

Dominasi pemberitaan tak lain terkait upaya perluasan integrasi layanan. Kini ketiga layanan populer tersebut sudah terintegrasi dengan platform berpopulasi pengguna besar. Dari survei yang dilakukan oleh DailySocial melibatkan 825 pengguna layanan, secara peringkat pengguna Go-Pay berada di urutan pertama, disusul oleh OVO, Tcash, dan Dana.

E-money di Indonesia
Layanan e-money terus perluas integrasi layanan untuk perkaya ekosistem

Pasca integrasi yang dilakukan besar-besaran tahun ini, artinya genderang persaingan baru saja dimulai. Beberapa pemain memang sudah terlihat meredup – misalnya PayPro yang akhirnya mencoba keberuntungan di ritel kecil tradisional.

Beberapa pemain baru juga bermunculan ditandai dengan rilis lisensi penyelenggara e-money oleh Bank Indonesia. Sebut saja BluePay, Duwit, hingga E2Pay yang segera memantapkan debutnya.

Sektor travel lengang namun menjanjikan

Menurut data Google dan Temasek, saat ini sektor online travel memiliki pangsa pasar yang paling besar di Asia Tenggara, yakni $30 miliar. Di Indonesia sendiri tahun ini diperkirakan akan menyumbang perputaran uang mencapai $8,6 miliar, dan diproyeksikan akan mencapai $25 miliar di tahun 2025 mendatang. Pemain di online travel sebenarnya juga banyak, sebut saja Airy, Pegipegi, Tiket.com, Traveloka, dan lain-lain.

Jika ditarik pemain dengan peringkat teratas, maka merujuk pada dua pemain besar – kebetulan keduanya didirikan pengembang lokal – yakni Tiket.com dan Traveloka. Pasca exit, Tiket.com saat ini berada dalam naungan Djarum Group melalui unit usaha Blibli. Sementara Traveloka masuk dalam jajaran unicorn di Indonesia dengan valuasi saat ini diperkirakan melebihi $2 miliar.

Traveloka vs Tiket
Traveloka pimpin bisnis OTA di Indonesia

Tampaknya modal besar membuat akuisisi pengguna oleh Traveloka cukup berhasil –diimbangi dengan inovasi layanan yang terus digencarkan. Secara statistik Traveloka saat ini masih mengungguli Tiket.com, kendati dari sisi varian layanan keduanya hampir memiliki kesamaan. Di sudut inovasi Traveloka juga banyak meluncurkan gebrakan, misalnya fitur PayLater melalui TravelokaPay bermitra dengan layanan pinjaman Danamas.

Secara khusus DailySocial juga pernah merilis laporan bertajuk “Online Travel Agencies Survey 2018”. Hasil survei menempatkan urutan layanan paling populer ada Traveloka, Tiket.com, Pegipegi, Airy, Blibli, Jd.id, Nusatrip dll. Besarnya pangsa pasar online travel membuat e-commerce juga berbondong-bondong menyajikan layanan penjualan tiket pesawat dan hotel. Beberapa e-commerce bekerja sama dengan pengembang OTA, sisanya mendesain sistem secara mandiri.

E-commerce di Indonesia bergerak dinamis

Sektor digital yang paling ramai sejak beberapa tahun terakhir, pun dengan pertumbuhannya terlihat paling mengesankan. Jika dikemas dalam anekdot, perjalanan digital society di Indonesia dimulai dari penggunaan media sosial, lalu e-commerce, baru ke layanan lainnya.

Saat ini lanskap e-commerce di Indonesia didominasi empat pemain besar, yakni Bukalapak, Lazada, Shopee dan Tokopedia. Pembeda antara e-commerce dan online marketplace pun semakin melebur.

Sementara itu di luar empat pemain tersebut masih banyak platform lain yang juga terus memperkuat keberadaannya, sebut saja Blibli, Bhinneka, Mataharimall dll. Pemain dengan segmen khusus seperti Sale Stock, Hijub, Berrybenka dll juga masih memiliki pangsa pasar. Belum lagi yang di segmen khusus B2B, ada Bizzy, Mbiz dll.

Beberapa penelitian menyebutkan, bahwa e-commerce akan menjadi bisnis digital paling berpengaruh dalam beberapa tahun mendatang. Per tahun 2018, nilai pangsa pasar e-commerce di Indonesia sudah mencapai $18 miliar, terbesar di regional.

Menjelang akhir tahun, di tengah hajatan akbar e-commerce beberapa lembaga survei merilis laporan terkait popularitas layanan e-commerce. Salah satunya MarkPlus, mereka mengatakan bahwa saat ini Shopee berada di urutan pertama, bersaing ketat dengan Tokopedia. Sebelumnya di kuartal kedua DailySocial juga pernah melakukan survei popularitas layanan e-commerce, menempatkan Shopee, Tokopedia, dan Bukalapak di urutan teratas.

E-commerce di Indonesia
Empat layanan e-commerce unggulan terus bersaing ketat

Persaingan belum usai sampai di sini. Masing-masing pengembang platform terus memaksimalkan berbagai strategi untuk memperkuat kehadirannya di pangsa pasar. Strateginya juga memiliki pendekatan berbeda antar pemain.

Misalnya Bukalapak memilih memaksimalkan biaya iklan – per kuartal ketiga tahun 2018, Bukalapak menjadi startup yang paling banyak beriklan. Beda lagi dengan Shopee yang mencoba memperkuat branding dengan menggaet tokoh terkenal Asia dan mengadakan pagelaran besar.

Go-Jek Mulai Versi Beta di Singapura

Go-jek secara resmi meluncurkan aplikasi untuk operasional di Singapura. Aplikasi betanya tersedia untuk plaform iOS dan perkembangan layanan dilakukan bertahap seiring dengan bertambahnya mitra pengemudi. Di Singapura Go-Jek memakai nama Gojek (tanpa strip) dan mengawali debutnya dengan membawa layanan GoCar.

“Kami bangga dapat memulai layanan kami di Singapura. Dari pelanggan di Singapura kami mendengar bahwa mereka menginginkan lebih banyak pilihan di sektor ini dan dengan peluncuran aplikasi beta Gojek, penantian mereka akan segera berakhir,” terang Presiden Gojek Andre Soelistyo.

Andre juga mengungkapkan bahwa pihaknya masih terus menyempurnakan layanan mereka di Singapura, untuk itu ia meminta pengguna, baik penumpang maupun pengemudi untuk memberikan feedback atau umpan balik.

”Versi beta diluncurkan seraya kami melakukan penyempurnaan dan memastikan bahwa aplikasi kami memenuhi standar terbaik yang diharapkan warga Singapura. Oleh karena itu, kami mengajak semua pengguna, baik mitra driver maupun penumpang, untuk terus memberikan feedback yang akan membantu kami memberikan layanan terbaik,” imbuhnya.

Umpan balik dari penumpang dan mitra driver dengan cara mengakses fungsi “Help” yang ada di dalam aplikasi Gojek. Feedback dari pelanggan kemudian akan dikombinasikan dengan data analisis pengandara untuk digunakan Gojek sebagai bahan evaluasi dan peningkatan layanan Gojek sebelum diluncurkan sepenuhnya.

Peluncuran versi beta di Singapura ini juga menandai permulaan kemitraan strategis regional antara Gojek dan DBS yang sudah terjalin beberapa waktu lalu. Selama fase beta yang sedang berlangsung akses pelanggan ke aplikasi akan diberikan secara bertahap untuk memastikan keseimbangan antara permintaan dan kemampuan layanan.

Nasabah DBS/POSB di Singapura diberikan prioritas dalam daftar tunggu dengan mengikuti petunjuk yang ada. Selain prioritas nasabah DBS juga akan menerima voucher kredit sebesar lima dolar Singapura untuk dua perjalanan pertama mereka.

Beroperasi tanpa ojek

Kehadiran Go-Jek di Singapura merupakan salah satu momentum penting bagi perjalanan bisnis Go-Jek.

Di Singapura Gojek akan beroperasi tanpa armada andalan mereka di negara-negara lainnya, sepeda motor (ojek). Hal ini karena di Singapura ada regulasi yang melarang kendaraan roda dua digunakan untuk transportasi umum. yang berimbas pada logo dan brand Gojek.

Belum ada informasi lanjut mengapa mereka tetap menggunakan brand Gojek di Singapura, tetapi menggunakan nama Go-Viet di Vietnam dan GET di Thailand. Di Singapura Gojek telah memiliki kantor sejak awal untuk kegiatan tim Engineering.

Application Information Will Show Up Here