Living Lab Ventures Berinvestasi ke Induk Startup Proptech Lamudi

Digital Classifieds Group (DCG), perusahaan induk Lamudi, mengumumkan investasi strategis dari Living Lab Ventures (LLV), corporate venture capital milik Sinar Mas Land. Langkah ini tidak hanya memperkuat posisi DCG dan Lamudi sebagai pemimpin teknologi properti di kawasan Asia-Pasifik, khususnya Indonesia, tetapi juga menandai ekspansi LLV ke Australia.

DCG sendiri melakukan akuisisi Lamudi Indonesia pada Oktober 2023 dari shareholder sebelumya, yakni Dubizzle (sebelumnya bernama EMPG – Emerging Markets Property Group).

Partner Living Lab Ventures Bayu Seto menyatakan bahwa investasi ini menjadi tonggak penting yang menegaskan keyakinan LLV terhadap kemampuan DCG dan Lamudi dalam membangun ekosistem teknologi terbesar di industri properti Indonesia. “Dengan kolaborasi ini, kami melihat peluang besar untuk memperluas jangkauan kami ke Australia dan memperkuat posisi di industri Proptech Asia-Pasifik,” ujarnya.

CEO DCG Mark Nosworthy menyambut positif investasi dari LLV. Menurutnya, dukungan ini mengukuhkan misi DCG dalam mentransformasi pasar properti melalui teknologi. “Kolaborasi ini akan mempercepat pertumbuhan kami dan meningkatkan kemampuan kami dalam menyediakan solusi teknologi mutakhir bagi pengguna di Asia Tenggara,” kata Mark.

Sejak didirikan pada tahun 2014, Lamudi telah berperan penting dalam mendigitalkan industri real-estate di Indonesia. Melalui platform ini, lebih dari 30.000 agen properti telah diberdayakan untuk meningkatkan kemahiran teknologi dan keterampilan pemasaran digital mereka. Lamudi juga telah menjalin kemitraan dengan berbagai pengembang besar di Indonesia, menyediakan layanan end-to-end untuk lebih dari 425 proyek properti.

CEO Lamudi Indonesia Mart Polman, mengungkapkan bahwa dukungan dari LLV akan membantu Lamudi memperluas operasinya dan memperkuat posisinya sebagai marketplace real-estate terdepan di Indonesia. “Investasi ini memungkinkan kami untuk mengembangkan lebih lanjut platform kami, meningkatkan pengalaman pengguna, dan menyediakan nilai yang tak tertandingi bagi pelanggan,” jelas Mart.

Investasi strategis ini tidak hanya membuka jalan bagi terobosan baru di sektor teknologi properti, tetapi juga memperkuat komitmen Sinar Mas Land dalam mendorong inovasi dan pertumbuhan di industri real-estate Indonesia. Hal ini sekaligus menjadi bukti dedikasi LLV dalam memimpin transformasi digital dan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain kunci di pasar global.

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

LLV Launchpad: Wadah Baru bagi Startup Global untuk Berkembang di Indonesia

Dalam upaya mendukung pertumbuhan startup di Indonesia secara berkelanjutan, Living Lab Ventures (LLV), unit ventura dari Sinar Mas Land, resmi meluncurkan “LLV Launchpad”. Inisiatif ini dirancang sebagai pusat inkubasi yang memberikan kesempatan bagi para pengusaha global untuk masuk dan berkembang di pasar Indonesia.

LLV Launchpad berlokasi di BSD City, yang merupakan pusat dinamis dari berbagai kegiatan teknologi dan inovasi. Melalui program ini, startup tidak hanya mendapatkan akses langsung ke pasar lokal, tetapi juga dapat mengambil keuntungan dari dukungan dan sumber daya yang disesuaikan untuk mempercepat pertumbuhan mereka.

Chief Transformation Officer Sinar Mas Land Mulyawan Gani, menegaskan bahwa banyak startup lokal telah merasakan manfaat dari dukungan LLV, dan kini pihaknya ingin membuka kesempatan yang sama bagi startup global.

“Kami berharap dapat membawa lebih banyak inovasi dan mendorong perkembangan entrepreneurship di Indonesia melalui LLV Launchpad,” ujar Gani.

Partner Living Lab Ventures Bayu Seto turut menambahkan bahwa LLV percaya pada kekuatan transformasi startup dalam mendorong inovasi.

“LLV Launchpad akan memungkinkan startup global untuk mengakses pasar potensial, mendapatkan bimbingan dari para ahli lokal, dan memanfaatkan sumber daya untuk berkembang di lingkungan yang kompetitif,” tutur Seto.

Program ini menawarkan berbagai manfaat, seperti eksposur langsung ke pasar Indonesia, peluang pendanaan dan investasi, serta kemungkinan untuk berkolaborasi dalam ekosistem Sinar Mas Land. Startup yang tergabung dalam LLV Launchpad juga dapat menikmati lingkungan kolaboratif yang dibangun untuk mendorong pertumbuhan dan inovasi bersama.

Dengan peluncuran LLV Launchpad, Living Lab Ventures tidak hanya memperkuat posisinya sebagai pemain kunci dalam ekosistem startup Indonesia tetapi juga membuka pintu bagi inovasi global untuk berkembang di Asia Tenggara.

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Living Lab Ventures Luncurkan Dana Kelolaan untuk Startup Healthtech dan Biotech

Sinar Mas Land melalui kendaraan investasinya Living Lab Ventures (LLV) meluncurkan Biomedical Fund, dana kelolaan yang mendukung pelaku startup di bidang biomedis, pusat penelitian, biobank, hingga teknologi kesehatan.

Chief Transformation Officer Sinar Mas Land Mulyawan Gani berharap Biomedical Fund dapat berperan dalam memastikan infrastruktur kesehatan di tanah air.

“Tidak hanya tangguh, tetapi juga berada di garis depan kemajuan teknologi. Melalui partisipasi LLV dalam biomedis, kini BSD City dapat benar-benar menjadi laboratorium yang hidup,” tambahnya dalam keterangan resmi.

Peluncuran ini didorong oleh pasca-pandemi yang memunculkan tren baru di lanskap kesehatan masyarakat Indonesia. Selain memperkuat kesadaran, permintaan terhadap akses layanan kesehatan yang lebih mudah dan murah ikut meningkat.

World Bank melaporkan, persentase pengeluaran kesehatan masyarakat Indonesia terhadap PDB naik dari 2,6% pada 2014 menjadi 3,2% pada 2022. Namun, persentase tersebut masih lebih rendah dibandingkan rata-rata pengeluaran negara berpendapatan rendah, yakni 4,9%.

“Biomedical Fund akan memberikan pendanaan ke startup yang berpotensi membawa perubahan positif dalam penyediaan layanan kesehatan, termasuk teknologi diagnosis, manajemen data kesehatan, telemedis, dan solusi inovatif lainnya,” tutur Partner Living Lab Venture Bayu Seto.

Sejauh ini, LLV telah berinvestasi di sejumlah startup, seperti Jumpstart, Amoda, Paper.id, dan BRIK. Investasi ini tidak hanya ditujukan ke sektor proptech, tetapi juga mencakup sektor agnostik yang memiliki fleksibilitas dan peluang yang tajam. Hingga saat ini, LLV telah memberdayakan 27 startup yang berfokus pada tiga aspek teknologi utama, yakni smart technologies, digital life, dan mobility.

Inisiatif genomik dan bioteknologi

Belum banyak dana kelolaan yang difokuskan untuk pengembangan teknologi di bidang kesehatan di Indonesia. Dua tahun lalu, Bio Farma sempat meluncurkan Bio Health Fund dengan fokus pada investasi biotech, menggandeng MDI Ventures. Namun, belum diketahui kapan dana tersebut akan di-deploy.

Sementara, East Ventures dilaporkan tengah menggalang dana kelolaan baru sebesar $30 juta untuk Healthcare Fund sejak tahun lalu. Dana ini spesifik akan disuntikkan ke startup tahap awal healthcare dan vertikal turunannya.

Adapun, inisiatif lain untuk pengembangan genomik telah digulirkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Biomedical & Genome Science Initiative (BGSi). Targetnya, sebanyak 100 ribu sample dapat terkumpul pada 2025.

Fokus Nongsa Digital Park Jadi Pusat Data Center dan Talenta

Saat ini, pasar data center di Asia Tenggara mengalami pertumbuhan dengan peningkatan minat dari cloud provider, seperti Google, AWS, dan Alibaba untuk membuka cloud region.

Penerapan layanan berbasis cloud akan menjadi pendorong utama bagi pasar dalam beberapa tahun mendatang. Sementara, peningkatan penetrasi internet kemungkinan akan mendukung penggunaan perangkat pintar di wilayah ini.

Salah satu lokasi yang tengah disiapkan sebagai data center hub di Indonesia adalah Nongsa Digital Park (NDP), proyek kerja sama antara Citramas Group dengan Sinar Mas Land melalui perusahaan konsorsium PT Citra Sinar Mas Global. NDP dibangun tidak hanya sebagai data center hub, tetapi juga digital talent pool di Indonesia.

Pusat data center Indonesia

Nongsa Digital Park (NDP) adalah pusat teknologi dan inovasi yang berlokasi di Semenanjung Nongsa, Batam, dan sangat berdekatan dengan Singapura. Lokasi ini dinilai strategis bagi perusahaan lokal maupun asing yang ingin mendirikan data center di Indonesia.

Dikembangkan oleh Citramas Group, NDP diresmikan oleh Menteri Luar Negeri Indonesia dan Singapura pada 20 Maret 2018. Data center ini dibangun dengan total investasi sebesar $200 juta (setara Rp3 triliun) dengan luas lahan mencapai 10 ha dan total kapasitas daya 28 mw.

Batam dipilih sebagai penempatan data center karena alasan minimnya lahan di Singapura saat ini. Implementasi data center, terutama hyper-scale cloud, depannya akan beralih ke negara-negara tetangga lain di Asia Tenggara, seperti Indonesia dan India dalam 5-10 tahun mendatang.

Menurut data yang dihimpun oleh NDP, saat ini terdapat kurang dari 20 penyedia data center di Indonesia. Mereka terbagi dalam kategori penyedia jasa dengan fasilitas kurang dari 5MW (Ex: IDC, Elitery, Jupiter), operator telekomunikasi (Ex: Telkom Sigma, Indosat).

Ekosistem pemain data center di Indonesia dan negara lainnya / Sumber: NDP

Di NDP sudah ada beberapa perusahaan yang menempatkan data center mereka. Di antaranya adalah Princeton Digital Group (PDG) dan Gaw Capital Partners. PDG dikabarkan telah menyiapkan investasi sebesar $150 juta atau sebesar Rp2,1 triliun untuk memperkuat bisnis data center di Indonesia.

Jakarta dominasi pusat data center

Penempatan NDP di Batam berupaya menjawab persoalan data center yang saat ini kebanyakan berpusat di Jakarta dan Jawa Barat. Lokasi terbanyak saat ini adalah Jakarta. Pemain seperti LOGOS dan Pure Data Centres membangun pusat data di Jakarta.

Sebelumnya, Amazon Web Services (AWS) telah membuka Region Indonesia, yakni AWS Asia Pasifik (Jakarta) Region. Pembukaan Region ini sejalan dengan rencana AWS untuk berinvestasi sebesar $5 miliar (sekitar Rp71 triliun) dalam 15 tahun ke depan di Indonesia dengan estimasi kontribusi terhadap PDB Indonesia sebesar $10,9 miliar (sekitar Rp155 triliun).

Pemain lain yang juga telah membangun data center mereka di Indonesia di antaranya adalah Tencent Cloud yang berlokasi di kawasan CBD Jakarta. Saat ini perusahaan menyampaikan, infrastruktur layanan komputasi awan mereka telah mencakup 27 wilayah dengan 61 zona ketersediaan.

Jika dilihat dari potensi yang ada, tak hanya Batam, tetapi juga Jawa Timur juga berpotensi menjadi data center hub di Indonesia. Penyebaran data center yang tidak terpusat pada satu lokasi dapat terhindar dari bencana alam, pemadaman listrik, dan gangguan lainnya yang berisiko bagi industri yang membutuhkan data secara intensif.

Pusat talenta digital

Pusat pelatihan digital talent di NDP / NDP

NDP saat ini juga diposisikan sebagai digital talent hub untuk Indonesia. Bermitra dengan perusahaan, seperti IBM, Apple hingga Royal Melbourne Institute of Technology (RMIT), Infinite Learning memberikan pelatihan hingga beasiswa kepada mahasiswa terpilih.

Melalui Infinite Learning, pelatihan seperti mobile development, web development, cybersecurity, cloud practitioner essential, digital business hingga digital supply chain bisa diikuti oleh mahasiswa dan masyarakat umum lainnya dengan harga terjangkau.

Selain Infinite Learning, di NDP juga terdapat cabang ketiga Purwadhika Digital Technology School di Kota Batam sebagai pusat pembelajaran yang diharapkan dapat memicu lahirnya digital talent pool di kawasan tersebut.

Kepada media, Member of The Board & Senior Director NDP Marco Bardelli, mengungkapkan akan berkontribusi terhadap ekonomi digital. Dan yang penting adalah pergeseran mindset dari cara tradisional untuk mengukur sukses dalam hal investasi.

“Bagi kami yang penting adalah digital talent, bagaimana pekerjaan bisa disalurkan dengan adanya pembangunan ini. Saya lebih fokus kepada sisi manusia, yaitu membangun talenta muda Indonesia bisa bersaing dengan talenta digital lainnya dari berbagai negara,” kata Marco.

Nongsa Digital Park mengklaim telah menampung sekitar 1.000 tenaga kerja digital dari 100 perusahaan multinasional seperti Glints, R/GA, dan WebImp. Kawasan ini juga dilengkapi dengan fasilitas dan infrastruktur yang mendukung dalam pengembangan talenta sesuai keahlian yang relevan dengan kebutuhan industri di bidang kreatif dan teknologi digital.

Sinar Mas Land dan Mitsubishi Luncurkan Layanan Alice Style untuk Penyewaan Barang

Kendaraan investasi milik Sinar Mas Land, Living Lab Ventures (LLV) melalui Living Lab X resmi menghadirkan layanan jasa penyewaan barang “Alice Style” melalui aplikasi OneSmile. Inisiatif ini adalah hasil kolaborasi dengan Peace Tech Lab, penyedia jasa sewa menyewa barang dari Jepang yang diinisiasi oleh Mitsubishi Corporation.

Ini merupakan kelanjutan dari kemitraan strategis antara Sinar Mas Land dan Mitsubishi Corporation dalam mentransformasikan BSD City sebagai smart integrated digital city.

Kentaro Katayama dari Mitsubishi Corporation juga menyampaikan bahwa kolaborasi kedua perusahaan tidak terbatas di ranah properti tetapi juga layanan kehidupan seperti ini. “Alice Style adalah inovasi baru yang dihadirkan sebagai solusi untuk mewujudkan konsep gaya hidup yang ramah lingkungan (eco-living),” ungkapnya.

Duet antara Sinar Mas Land dan Mitsubishi Corporation sendiri telah berjalan cukup lama. Sebelumnya, kedua perusahaan juga membangun kawasan properti mixed-use premium dan sudah mulai mengoperasikan autonomous electric vehicles (AV) pertama di Indonesia dalam kawasan BSD City.

Alice Style menawarkan pengalaman berbelanja yang berbeda dengan konsep equality dan sustainability melalui model bisnis penyewaan barang-barang berkualitas dan harga yang terjangkau. Konsep ini juga diharapkan bisa menjangkau semua lapisan masyarakat dan mengurangi jumlah sampah hasil penggunaan alat rumah tangga hingga barang elektronik.

Untuk dapat menggunakan layanan ini, pengguna dapat bertransaksi melalui platform OneSmile yang dikembangkan khusus warga BSD City. Beberapa kategori peralatan yang disewakan di Alice Style antara lain beauty, home appliances, electronics, hobbies, dan lain-lain. Harga sewa yang dipatok berkisar Rp5 ribu hingga Rp150 ribu dengan syarat dan ketentuan berlaku.

CEO Peace Tech Lab, Inc., Rieko Muramoto juga mengungkapkan kekagumannya pada visi Sinar Mas Land melalui LLV bersama dengan Mitsubishi Corporation dalam memberikan solusi berkelanjutan bagi kehidupan sehari-hari. “Dalam penerapannya, Peace Tech Lab, Inc. terus berkomitmen untuk bekerja menuju masyarakat dimana pengalaman dapat diberikan secara lebih merata melalui layanan yang ramah terhadap dompet dan bumi.

Terkait kerja sama ini, Partner Living Lab Ventures Bayu Seto mengungkapkan bahwa LLV kini fokus untuk menginkubasi new ventures. “Di sini, Peace Tech Lab, Inc dan mitra LLV lainnya dapat langsung membuat proyek inovasi dengan mengimplementasikannya di beberapa ekosistem offline yang bekerja sama dengan kami” tambahnya.

Inovasi Living Lab Ventures

Dukungan Living Lab Ventures terhadap inovasi teknologi melalui percepatan dan pendanaan startup potensial di Indonesia semakin solid usai Sinar Mas Land meluncurkan Urban Getaway Fund. Pada Agustus 2022 lalu, LLV juga menyalurkan pendanaan pra awal sebesar Rp57 miliar kepada startup proptech IDEAL.

Selain investasi langsung, LLV juga mendukung proyek pengembangan lain melalui divisi Living Lab X, sebuah laboratorium untuk menginkubasi dan mengembangkan perusahaan rintisan serta mengintegrasikan teknologi mereka ke dalam kehidupan masyarakat.

Beberapa program yang sudah berjalan, termasuk berkolaborasi dengan startup proptech Pashouses untuk membangun Rumalaku.id. Melalui proyek ini, keduanya ingin memfasilitasi penjualan rumah tapak secondary di area BSD City dan sekitarnya. Lalu, mengembangkan KlikGazz, marketplace untuk Kebutuhan Gas Elpiji dan Galon.

Melalui Living Lab Ventures, Sinar Mas Land berupaya mengembangkan ekosistem digital, terutama untuk menambah aspek digital pada pengembangan township secara keseluruhan. Salah satu tesisnya adalah mencari startup yang dapat memberikan dampak terhadap masalah yang dimiliki penghuni kota dan solusi berbasis city centric-driven.

Application Information Will Show Up Here

KlikGazz Memperkenalkan Marketplace untuk Kebutuhan Gas Elpiji dan Galon

Berawal dari pemikiran sederhana di mana air minum galon dan tabung gas elpiji menjadi kebutuhan pokok di berbagai kalangan masyarakat, hadir sebuah online marketplace yang diperuntukkan bagi kebutuhan rumah tangga. Platform ini dikembangkan oleh Teguh Bayu Widodo (COO), Edward Hilman (CEO), dan David JM (CTO).

Berdiri sejak November 2017, PT. Klik Gas Indonesia (KlikGazz) merupakan hasil merger dari PT. Raja Rumah International (RAJA RUMAH) dengan YS Gass yang sudah berjalan sejak 10 Juni 2009. Perusahaan ini mengawali operasionalnya di Bandung, sebelum akhirnya menjadi bagian dari program inkubator milik PT. Sinar Mas Land, yakni Living Lab Ventures.

Teguh Bayu Widodo selaku COO KlikGazz melihat tingginya angka pertumbuhan penduduk di Indonesia tidak diimbangi dengan ketersediaan produk-produk kebutuhan rumah tangga, utamanya air galon dan gas elpiji yang memadai. Kehadiran KlikGazz diharapkan bisa menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan lebih mudah, cepat, dan terjangkau.

Di samping itu, Bayu juga menemukan fakta bahwa banyak orang yang masih kesulitan untuk mendapatkan pasokan galon dan gas dengan cepat. Proses penjualan di sektor ini juga dinilai masih sangat manual. KlikGazz ingin menciptakan jalur distribusi yang lebih efisien juga pengalaman yang lebih seamless bagi pengguna dalam pemesanan air galon dan gas elpiji.

Selain menyediakan layanan untuk pelanggan atau end user, perusahaan juga membuka peluang untuk para pengusaha yang ingin menjadi merchant tanpa memungut biaya tambahan. Para mitra akan dilengkapi dengan aplikasi yang dapat menerima notifikasi dan mengingatkan pesanan. “Mereka hanya perlu modal untuk galon dan tabung saja,” tambah Bayu.

KlikGazz memiliki model bisnis sebagai platform-as-a-service yang menghubungkan distributor dengan pelanggan. Keunggulan yang ditawarkan adalah proses pemesanan yang mudah dan cepat sekaligus pemasangan gas dan galon gratis. Barang yang disediakan juga lengkap untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga masyarakat.

Perusahaan juga telah bermitra dengan supplier gas elpiji terpercaya seperti Pertamina dan Himpunan Asosiasi Pengusaha Gas. Untuk produk-produk galon, KlikGazz sudah bekerja sama dengan Danone (Aqua, Amidis, Vit).

Bagi pengguna yang ingin menikmati layanan KlikGazz dapat langsung mengunduh aplikasinya (saat ini hanya tersedia di platform Android), melengkapi form registrasi, lalu melakukan pemesanan air galon atau gas elpiji tanpa minimal pemesanan. Pesanan akan segera diantarkan ke alamat tujuan dengan biaya pengiriman mulai dari Rp5.000.

Dari sisi pasar, KlikGazz bersaing langsung dengan toko-toko sembako konvensional atau minimarket yang juga menyediakan layanan yang sama. Selain itu juga ada jaringan Mitra Bukalapak yang semakin memperluas layanannya dan hingga kini telah menjangkau sekitar 8,7 juta mitra di seluruh Indonesia.

Target ke depan

Saat ini, KlikGazz masih menjalani masa inkubasi dalam program inkubator Living Lab Ventures di bawah Grup Sinarmas melalui Sinarmas Land Limited (bersama dengan anak perusahaan dan afiliasinya, “Sinar Mas Land”). Program ini memiliki tiga aspek teknologi utama, yakni Smart Technologies, Digital Life, dan Mobility untuk membangun ekosistem digital yang menyeluruh.

Sumber: KlikGazz

Menurut Bayu Seto selaku Partner dari Living Lab Ventures, perusahaan saat ini tengah mencari platform yang dapat memberikan dampak kepada problem statement yang dimiliki oleh penghuni kota. “Kita coba cari solusi yang city centric-driven. Di samping itu, kami juga melihat path to profitability dari startup tersebut, model bisnis, serta founder yang mumpuni.”

Ke depannya, perusahaan juga akan memperluas jangkauan layanan ke delapan wilayah baru selain Bandung dan BSD, termasuk Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Denpasar, Medan, Makassar, dan Malang. Hingga saat ini, KlikGazz telah memiliki lebih dari 50 mitra di BSD dan Bandung. Targetnya, di tahun depan sudah bisa menjangkau 400 mitra untuk di BSD saja.

KlikGazz sendiri saat ini tengah dalam tahap penggalangan dana Seri A. “Harapannya, kita bisa segera close di Q1 2023,” ujar Teguh Bayu. Sebelumnya, KlikGazz juga telah disuntik seed funding oleh investor angel di tahun ini.

Application Information Will Show Up Here

Melihat Sejauh Mana Digitalisasi dalam Bisnis Properti di Indonesia

Pandemi dinilai telah mengakselerasi pertumbuhan platform proptech di Indonesia. Hal ini ditengarai urgensi bisnis properti untuk bisa mempercepat semua proses dengan mengadopsi digital. Untuk melihat seperti apa tren dan gelombang berikutnya dari bisnis proptech di Indonesia, perlu dilihat juga perubahan dari kebiasaan di sisi pelanggan.

Dalam sesi temu media yang digelar Sinar Mas Land pekan lalu, hadir Maria Herawati Manik (Country Manager Rumah123), Indira Shadrina (Co-Founder & CCO IDEAL), Irawan Harahap (Chief Digital Tech and Ecosystem Sinar Mas Land), Mulyawan Gani (Chief Transformation Officer Sinar Mas Land), dan Bayu Seto (Partner Living Lab Venture). Diskusi tersebut membahas perkembangan dan potensi proptech di Indonesia.

Inovasi digital dan peluang konsumen muda

Setelah melakukan joint venture dengan 99.co, Rumah123 mencatat peningkatan jumlah kunjungan pengguna di website saat pandemi hingga sekarang. Untuk bisa terus menghadirkan inovasi yang relevan, mereka juga berupaya melakukan kegiatan secara online dengan mitra terkait hingga mendorong para agen mereka untuk lebih cepat melakukan follow up, ketika calon pembeli atau potential buyer sudah melakukan pencarian online.

“Apa yang terjadi adalah selama pandemi mulai banyak bermunculan pilihan pencarian properti secara online dengan menggunakan teknologi 3D. Sebelum pandemi teknologi tersebut belum banyak digunakan oleh pembeli hingga agen, dan hanya berfungsi sebagai pelengkap saja,” kata Country Manager Rumah123.com Maria Herawati Manik.

Namun demikian menurut Maria, meskipun dari kalangan pengembang properti sudah secara cepat mengadopsi digital, dari kalangan agen belum banyak yang mau melakukan kegiatan secara online. Untuk Rumah123 terus mendorong semua agen untuk melakukan kegiatan omnichannel, dengan menggabungkan proses pencarian secara online kemudian ditindaklanjuti lagi secara offline.

“Terutama dari generasi muda. Dibutuhkan waktu rata-rata sekitar satu minggu bagi mereka untuk melakukan penelitian rumah pilihan, bahkan beberapa membutuhkan waktu lebih. Sebagai platform kita mencoba untuk melihat seperti apa pain point mereka untuk bisa melancarkan kegiatan pembelian hingga final,” kata Maria.

Mulai bermunculan usia muda untuk pembelian properti juga dilihat oleh pengembang properti besar seperti Sinar Mas Land. Menurut Chief Transformation Officer Sinar Mas Land Mulyawan Gani, sejak tahun 2020 usia 40 tahun ke bawah mulai banyak yang melakukan pembelian properti. Diperkirakan dalam waktu lima tahun ke depan akan lebih banyak lagi generasi muda yang melakukan pembelian.

“Dengan adanya platform seperti Rumah123 hingga IDEAL, diharapkan bisa memberikan informasi yang lebih mendalam kepada calon pembeli. Ke depannya kita juga ingin memfokuskan kepada riset dan keputusan untuk membeli rumah, untuk itu edukasi menjadi penting bagi kami selaku property developer,” kata Mulyawan.

IDEAL juga memiliki misi untuk bisa menjadi platform yang relevan bagi calon pembeli yang ingin melakukan pembelian rumah melalui “responsible lending”. Memanfaatkan mitra pengembang ternama dan perbankan, platform mereka menghadirkan kemudahan untuk bisa melancarkan proses pembelian rumah para generasi muda saat ini.

“Kita melihat ketakutan terbesar generasi muda saat ingin membeli rumah adalah penolakan KPR yang ternyata kerap terjadi. Untuk itu sebagai platform fintech yang mendukung sektor properti, kita berharap bisa meminimalisir penolakan KPR tersebut di kalangan generasi muda,” kata Co-Founder & CCO IDEAL Indira Shadrina.

Perluas ekosistem melalui “Digital Hub”

Sinar Mas Land melakukan transformasi digital untuk memberikan pelayanan dan produk terbaik bagi masyarakat sejak tahun 2016. Dari segi infrastruktur, perusahaan menerapkan penyediaan jaringan fiber optic untuk internet berkecepatan tinggi, pengawasan lalu lintas melalui traffic command center, dan lain sebagainya.

Sejak tahun 2017 Sinar Mas Land pun menggelontorkan investasi senilai 1,5 triliun Rupiah untuk bisa melancarkan rencana mereka memperluas ekosistem. Ke depan, Sinar Mas Land menyiapkan dana investasi mencapai Rp5 -6 triliun untuk terus mengembangkan kawasan Digital Hub. Perusahaan sendiri mengklaim hingga saat ini sudah mengantongi revenue Rp1 triliun-Rp 1,2 triliun dari startup.

Mereka juga mengembangkan Digital Hub, sebuah kawasan seluas 26 hektar yang didedikasikan untuk komunitas, institusi pendidikan, startup, dan perusahaan multinasional di bidang teknologi digital dan kreatif. Perusahaan seperti Traveloka, Unilever, NTT, Grab, dan Apple kini telah masuk ekosistem digital Sinar Mas Land.

Dalam kesempatan tersebut juga dibahas upaya Sinar Mas Land untuk memperluas ekosistem mereka melalui Digital Hub. Saat ini sudah ada 4 startup unicorn di Indonesia yang berkantor di BSD. Dalam waktu dekat kawasan BSD juga bakal menjadi TikTok Hub bagi konten kreator TikTok di Indonesia.

“Selain menyediakan infrastruktur kami juga ingin fokus mengembangkan talenta digital. Di BSD saat ini sudah banyak sekolah hingga kelas untuk edukasi yang relevan yang diharapkan nantinya bisa menghubungkan talenta yang relevan dengan tech company hingga startup yang ada,” kata Chief Digital Tech and Ecosystem Sinar Mas Land Irawan Harahap.

[Video] Fokus Living Lab Ventures Perkuat Ekosistem Sinar Mas Land

Melalui wawancara bersama DailySocial, Chief Transformation Officer Sinar Mas Land Mulyawan Gani memperkenalkan apa itu Living Lab Ventures dan seperti apa ekosistem startup yang dikembangkan.

Sebagai kendaraan investasi baru yang dibentuk Grup Sinar Mas Land, Gani  menjelaskan tentang tren sektor proptech yang saat ini berkembang di Indonesia.

Gani mengatakan, meski Sinar Mas Land adalah pemain utama di sektor property, Living Lab Ventures tetap menggunakan pendekatan sektor agnostik yang terbuka untuk menjangkau jaringan investasi yang lebih luas.

Dukungan Living Lab Ventures terhadap inovasi teknologi melalui percepatan dan pendanaan startup potensial di Indonesia semakin solid usai Sinar Mas Land meluncurkan Urban Getaway Fund.

Seperti apa startup-startup yang menjadi target Living Lab Ventures? Bagaimana strategi pendanaaan Living Lab Ventures dalam mendukung ekosistem startup di Indonesia?

Simak pembahasan tentang Living Lab Ventures yang terangkum di video wawancara berikut.

Untuk video menarik lainnya seputar program akselerasi dan ekosistem pendukung startup Indonesia, kunjungi kanal YouTube DailySocialTV di sesi Let’s Accelerate.

Living Lab Ventures dan Pashouses Kolaborasi Membangun Proyek Rumalaku.id

Living Lab Ventures melalui divisi inkubasi Living Lab X berkolaborasi dengan startup proptech Pashouses untuk membangun Rumalaku.id. Melalui proyek ini, keduanya ingin memfasilitasi penjualan rumah tapak secondary di area BSD City dan sekitarnya.

Untuk menyerap pasar rumah tapak secondary di kawasan tersebut, Rumalaku bekerja sama dengan pengembang properti Sinar Mas Land. Nantinya, Rumalaku.id akan dikelola bersama oleh Pashouses dan Sinar Mas Land. Sementara, Pashouses dapat membantu pemilik rumah untuk melakukan renovasi ringan sehingga rumah dapat siap jual dengan harga terbaik. Pashouses juga memfasilitasi pengajuan KPR sesuai kebutuhan calon pembeli.

Chief Transformation Officer Sinar Mas Land Mulyawan Gani mengungkap kolaborasi ini merupakan langkah untuk mengakselerasi transformasi pada seluruh proyek milik perusahaan. “Kami melayani pemilik rumah yang ada di proyek Sinar Mas Land melalui platform yang dapat memfasilitasi penjualan rumah secondary dengan informasi akurat,” ungkapnya.

Sementara itu, Partner di Living Lab Ventures Bayu Seto menuturkan, Pashouses dan mitra Living Lab Ventures dapat langsung menjalankan pengembangan proyek dengan mengimplementasikannya di sejumlah ekosistem offline yang telah bekerja sama dengannya. Adapun, keberhasilan Pashouses mengoptimalkan jual-beli properti secondary nanti dapat diperluas hingga skala nasional.

Co-founder dan CEO Pashouses Junghans Tasani menambahkan, “Kerja sama strategis ini dilakukan untuk menjawab kebutuhan para investor untuk mendapatkan properti dengan mudah di BSD City melalui platform digital,” ucapnya.

Living Lab Ventures

Living Lab Ventures merupakan kendaraan investasi baru milik Sinarmas Land Limited (Sinar Mas Land) untuk sektor agnostik di Asia Tenggara. Living Lab Ventures memfasilitasi startup secara berkelanjutan melalui tiga pilar utama, yakni investasi, inkubasi dan integrasi, serta venture building.

Melalui Living Lab Ventures, Sinar Mas Land berupaya mengembangkan ekosistem digital, terutama untuk menambah aspek digital pada pengembangan township secara keseluruhan. Salah satu tesisnya adalah mencari startup yang dapat memberikan dampak terhadap masalah yang dimiliki penghuni kota dan solusi berbasis city centric-driven.

Baru-baru ini, Living Lab Ventures juga memberikan pendanaan pra-awal (pre-seed) sebesar Rp57 miliar kepada startup proptech IDEAL. Startup ini menghadirkan platform yang dapat menyederhanakan dan mendigitalkan proses administrasi pada pengajuan KPR hunian.

Adapun, solusi-solusi ini diharapkan mampu tantangan besar pada masalah pembelian rumah di Indonesia. Pasalnya, Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa literasi masyarakat terhadap pengajuan KPR masih rendah sehingga mereka belum sepenuhnya memahami seluruh proses di dalamnya. Belum lagi tantangan klasik lainnya, seperti administrasi dokumen yang masih manual hingga keamanan data.

Lebih lanjut, data BI mencatat industri KPR lokal di 2021 mencapai $39 miliar dengan proyeksi pertumbuhan sebesar 17% dalam lima tahun ke depan. Pertumbuhan ini didorong oleh kenaikan populasi Gen Y dan Gen Z dalam sepuluh tahun ke depan yang akan menjadi target utama pasar properti.

Web3 Developer Bootcamp Tarik Minat Developer Indonesia untuk Terjun ke Ekosistem Web3

Jakarta, 4 Agustus 2022. Web3 diyakini bakal memegang kunci dalam evolusi internet. Dengan visi mewujudkan ekosistem internet yang lebih terbuka, terdesentralisasi, dan aman, banyak raksasa teknologi dunia yang kini menaruh perhatiannya terhadap perkembangan teknologi Web3. Namun, saat hype seputar Web3 kian menguat, ada kesenjangan yang cukup dalam antara kebutuhan bisnis dan ketersediaan talenta yang mumpuni dan berkualitas dalam bidang Web3.

Menurut analisis Venture Capital yang berfokus pada crypto, Electric Capital, komunitas pengembang Web3 masih sangat kecil, dengan hanya ada 18.000 pengembang aktif bekerja pada proyek open source Web3 dan crypto hari ini, dan tumbuh sekitar 75% sejak awal 2021. Data ini juga didukung oleh penelitian dari Hired, job marketplace khusus teknologi yang mengatakan bahwa kandidat Web3 telah meningkat sekitar 67% sejak awal 2021.

Potensi cerah yang diusung oleh teknologi Web3 di masa depan tentu bukan tanpa alasan. Untuk itulah DailySocial.id dan Hybrid.co.id berkomitmen untuk berkontribusi pada perkembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul di bidang teknologi Web3 dengan menyelenggarakan Web3 Developer Bootcamp, sebuah bootcamp yang disiapkan secara khusus bagi profesional di bidang teknologi untuk mempelajari lebih jauh seputar ekosistem Web3 yang terdiri dari teknologi blockchain, crypto, DAO, NFT, serta DeFi.

Web3 Developer Bootcamp diadakan selama 3 hari penuh di Green Office Park 9, yang berada di bilangan BSD Tangerang Selatan. Sebanyak 70 developer Indonesia ikut bergabung dalam bootcamp dengan berbagai latar belakang. Mulai dari tech enthusiast, komunitas, hingga developer profesional, yang hadir dari luar Jakarta, seperti Karawang, Bandung, hingga Jogjakarta. Perhelatan ini diisi oleh materi-materi eksklusif dari para trainer dengan berbagai fokus, mulai dari “The Development Guide to Web3 Stack”, hingga “How to Build Utility Token” yang dipraktikkan langsung oleh para peserta bersama dengan trainer.

Dalam gelaran kali ini, beberapa sosok ahli di dunia Web3 turut berkontribusi dan menyampaikan insight-nya melalui sesi coaching dengan sederetan trainer yang sudah terjun langsung dalam pembangunan ekosistem Web3. Para trainer yang hadir antara lain Muqorrobin Marufi (Founder & CTO Ansvia), Tata Tricipta (Co Founder Exclusor), Muhammad Mustadi (Lead Dev, Reimagined Finance), Reza Anwar (CTO Inamart), Gilang Bhagaskara (CEO Blocksphere) dan Sofian Hadiwijaya (Co Founder Warung Pintar).

Empat keynote speaker juga terlibat dalam kegiatan ini yaitu  On Lee (CEO & CTO, GDP Labs), Antonny Liem (Investment Partner, GDP Ventures), Intan Wibisono (Founder, Art Pop Up & Indonesia NFT Festiverse), dan Yohanes Adhi (CTO DailySocial.id).

Peluang Web3 di Indonesia

Web3 Developer Bootcamp 2022
Web3 Developer Bootcamp 2022

“Kebutuhan akan SDM Web3 di dunia sangatlah tinggi namun sayangnya Developer yang memiliki kualifikasi itu masih sangat sedikit,” menurut CTO Dailysocial.id, Yohanes Adi (27/07/2022).

Yohanes juga menambahkan. “Dengan diselenggarakannya bootcamp Web3 ini diharapkan akan muncul talenta teknologi lokal yang semakin terbuka dengan Web3 dan bisa semakin berkontribusi bagi perkembangan Web3 di tanah air,” tambahnya.

Jeffrey Budiman, Chief Innovation Officer  dan Co-Founder WIR Group mengatakan “Edukasi tentang teknologi web3 adalah langkah strategis dan kebutuhan yang tak terelakkan guna memastikan pengembangan kapasitas sektor bisnis dan industri dalam menghadapi persaingan global. Teknologi web3 ini akan memberi kesempatan bagi penggunanya untuk mendapatkan pengalaman yang lebih immersive dengan penggunaan teknologi seperti AR, VR, dan AI yang terintegrasi dengan beragam teknologi lainnya sehingga bisa berdampak positif baik pada aspek komersial sebuah bisnis maupun loyalitas pelanggan. 

Platform Web3 adalah suatu keniscayaan, sebuah bentuk evolusi ekosistem teknologi yang akan mendorong terciptanya liveable digital world for everyone. Penggunaan teknologi yang tidak hanya canggih namun juga terintegrasi sungguh memungkinkan setiap pengguna untuk berkomunikasi, berinteraksi tanpa batas, dan personal, tutur Jeffrey.

Salah satu peserta Fahmil mengungkapkan antusiasmenya, Developer IT di Merah Cipta Media itu mengatakan, “buat saya yang masih berkutat di web2 jadi lebih mengerti fundamental awal dari web3, selain itu pengetahuan saya juga terbuka dengan manfaat web3 lain seperti storage datafile tidak hanya tentang crypto” ungkapnya. Fahmil yang merasakan manfaat dari event Web3 Developer Bootcamp juga berharap event ini berkelanjutan dengan pelatihan yang lebih jangka panjang. 

Dengan mengikuti event Web3 Developer Bootcamp, yang didukung oleh WIR Group dan Sinar Mas Land, peserta diharapkan semakin dapat meningkatkan skill serta pengetahun teknis para developer, tapi juga terbuka pada masa depan Web3 baik secara industri dan bisnis. 

Sejalan dengan itu VP of Ecosystem Acquisition & Partnership Sinar Mas Land, Yanto Suryawan mengungkapkan komitmennya, “Sinar Mas Land berupaya menjadi wadah bagi semua ekosistem teknologi dan kewirausahaan digital di Indonesia. Kami mendukung dan berharap acara ini bisa meningkatkan ekosistem Blockchain di Indonesia” tutupnya.