Intel Compute Stick Bertenaga Skylake Akan Tersedia Sebentar Lagi

Compute Stick ialah upaya Intel menciptakan PC yang lebih kecil dari desktop maupun small-form-factor tanpa mengorbankan performa terlalu jauh. Dengan memanfaatkan SoC Atom, Compute Stick mampu menangani fungsi hiburan di rumah serta mendukung aktivitas produktif ringan. Dan mungkin Anda sudah tahu, Intel memutuskan buat menyematkan Skylake dalam tipe terbarunya.

Varian anyar Compute Stick tersebut diumumkan pada CES 2016 bulan Januari lalu. Mereka ditenagai Intel Core M3 dan M5. Meskipun Core M memang tidak semumpuni seri Core i, tentu saja Skylake memberikan dongkrakan performa, apalagi dikomparasi dengan model Bay Trail. Ada kabar baik bagi Anda yang sedang menantinya, Compute Stick Skylake akan mulai didistribusikan pada tanggal 29 April 2016 besok.

Intel Compute Stick pada dasarnya merupakan PC desktop ber-platform Windows 10 yang dimampatkan jadi sebesar dongle HDMI – hampir seukuran flash drive USB. Keunggulan dibanding sepupu besarnya (desktop atau mini PC) adalah ia tidak memakan banyak tempat, dapat dimanfaatkan sebagai solusi jika Anda berniat menciptakan PC home theater (HTPC). Dengan mencolokkannya ke port HDMI, Anda bisa mengubah HDTV biasa menjadi smart TV.

Intel Compute Stick Skylake

Potensi Compute Stick memang menarik, namun banyak orang masih ragu terhadap penggunaan praktisnya. Selain skenario di atas, Compute Stick bisa mudah diselipkan ke kantong celana dan secara teori Anda dapat men-setup PC di manapun berada – misalnya disambungkan ke TV di kamar hotel. Tapi keterbatasan port, memori dan ruang penyimpanan bisa jadi kendala; ditambah lagi Anda tetap membutuhkan set keyboard dan mouse.

Ada tiga Compute Stick baru yang sebentar lagi meluncur, yaitu STK2m364CC (US$ 300), STK2m3W64CC (US$ 395), dan STK2mv64CC (US$ 485). STK2m364CC mengusung prosesor Core M3-6Y30 berkecepatan 2.2GHz, tapi tidak dibundel bersama sistem operasi. STK2m3W64CC sendiri telah dilengkapi Windows 10, juga dipersenjatai chip serupa.

Intel Compute Stick Skylake 02

Compute Stick STK2mv64CC merupakan varian paling high-end. Di dalamnya tersimpan prosesor Core M5-6Y57 dengan kecepatan mencapai 2,8GHz. Seperti STK2m364CC, ia tidak disertai OS. Device turut didukung Intel vPro, yaitu tool pengelolaan dan keamanan yang memungkinkan administrator memandu user menangani masalah, menghapus data, serta mematikan PC dari jauh. Sebuah petunjuk bahwa STK2mv64CC disiapkan untuk enterprise.

Spesifikasi lain ketiga perangkat cukup mirip: RAM LPDDR3-1866 4GB, GPU integrated Intel HD Graphics 515, storage 64GB, dibekali tiga buah port USB 3.0, card reader MicroSDXC, Wi-Fi 802.11ac, dan Bluetooth 4.2.

Sumber: PC World.

Mini PC Baru Racikan MSI Ini Upgradable dan Ditenagai Skylake

Teknologi berevolusi begitu cepat ke titik di mana kita bisa mendapatkan perangkat canggih dalam ukuran mungil. Itulah mengapa mini PC perlahan-lahan jadi semakin populer. Tahun lalu, MSI menyingkap Cubi sebagai upaya memuluskan manuver mereka di ranah mini PC. Dan belum lama ini, keluarga Cubi mendapatkan satu anggota baru.

Demi memperkuat line-up mini PC mereka, Micro-Star International mengungkap Cubi 2 Plus. Konsep penyajiannya sama seperti sang pendahulu, perangkat diracik dengan mengutamakan teknologi serta didesain apik, sehingga pemakaiannya fleksibel – dapat dimanfaatkan oleh konsumen biasa atau bisnis. Setidaknya ada dua aspek adalan MSI di Cubi 2 Plus: rancangan upgradable dan kehadiran Intel Skylake.

MSI Cubi 2 Plus 01

Ukuran Cubi 2 Plus sedikit lebih besar dari Cubi, dengan dimensi 155,3×147,9×58,6-milimeter. MSI mengimplementasikan sejumlah face-lift agar device tampil menarik – pola susunan segitiga simetris mengelilingi tombol power serta lubang-lubang ventilasi segitiga yang serasi. Segi konektivitasnya juga sangat lengkap; ada USB 3.1 Type-C, USB 2.0 super charger, port USB 3.1 biasa, card reader, LAN, HDMI, serta DisplayPort.

Di dalam Cubi 2 Plus, MSI menyematkan motherboard mini STX (5×5). Lebih kecil sekitar 29 persen dibanding mini-ITX, mini STX ialah motherboard termungil yang memungkinkan pengguna mengganti atau meng-upgrade prosesor. MSI menyediakan dua varian Cubi 2 Plus, yaitu tipe standar dan vPro. Versi terakhir ini dilengkapi fitur-fitur keamanan dan pernak-pernik corporate.

MSI Cubi 2 Plus 02

Berbicara mengenai CPU, MSI menyuguhkan tiga pilihan prosesor: Intel Core i3-6100T, i5-6500T, dan i7-6700T. CPU Skylake-S itu memastikan konsumsi dayanya tetap rendah. Hardware lainnya meliputi kartu grafis Intel HD Graphics 530 dan RAM DDR4 2133MHz maksimal 32GB. Kombinasi semuanya diklaim sanggup menangani output dua monitor serta menyuguhkan video di resolusi ultra-HD.

Keunggulan Cubi 2 Plus dibanding mini PC lain terdapat pada storage. Device MSI itu mengusung penyimpanan SSD M.2 SATA sampai 256GB ditambah satu lagi hard drive 2,5-inci atau SSD, maksimal 1 terabyte.

Dengan wujudnya yang minimalis, Cubi 2 Plus bisa disematkan di tembok, ditaruh di atas meja tanpa menyebabkannya jadi berantakan, atau dicantelkan di belakang monitor. Mini PC tersebut bekerja secara hening, sehingga ia dapat mudah Anda sembunyikan.

MSI Cubi 2 Plus 03

MSI menyampaikan, Cubi 2 Plus akan mulai tersedia secara global di awal bulan Maret 2016, namun sang produsen PC dan komponen asal Taiwan itu belum mengungkap harga dari masing-masing tipe.

Sumber: MSI.com.

[Review] Xenom All-New Hercules HC15S, Jawara Notebook Gaming Lokal

Xenom mewakilkan Indonesia di tengah kencangnya serbuan brand gaming notebook asal Taiwan di pasar lokal. Mereka mencoba mencuri hati konsumen dengan dua aspek yang sulit ditandingi kompetitor luar negeri: keleluasaan kustomisasi hardware, dan tentu saja harga yang masuk akal. Xenom menyediakan lima kategori produk, dan Hercules merupakan tipe paling high-end.

Kemampuan All-New Hercules alias HC15S telah dipamerkan sendiri oleh GM Xenom Rolly Edward di momen pengungkapannya. Di sana, varian baru Hercules dengan mudah menyikat Assassin’s Creed Unity di setting grafis paling tinggi. Anda perlu tahu, Unity ialah contoh game yang tidak dioptimalkan untuk PC. Karena performa Hercules tak jauh dari PC desktop biasa, Xenom tak ragu menyebutnya sebagai ‘desktop PC masa depan‘.

Kurang lebih 10 bulan dari momen itu, akhirnya saya diberikan kesempatan buat menjajalnya secara personal. Dari hasil uji coba selama beberapa minggu, ia memang bukanlah device sempurna – ada kekurangan di sana-sini. Tetapi saya tidak ragu mengatakan bahwa Hercules merupakan produk ideal, dinilai dari konsep dan alasan utama ia dirancang.

Dan di ulasan ini, saya akan menjabarkan alasan mengapa HC15S sanggup menyaingi brand-brand global terkenal.

Design & build quality

Kesederhanaan adalah daya tarik dari Xenom All-New Hercules, dan penampilannya jauh berbeda dari varian Hercules terdahulu. Tidak ada LED menyala di balik panel, hanya ada satu lightbar di sisi bawah-depan. Layer karet matte lembut melapisi lid dan area di sekitar keyboard. Bingkai display dan chassis plastik tampak serasi dengan setup ini, kemudian logo metalik Xenom diletakkan di belakang layar dan bawah display.

Review Xenom HC15S 44

Review Xenom HC15S 42

Dilihat dari belakang, dua heat sink dengan grille horisontal di kanan dan kiri menyerupai bagian supercar. Dan seandainya notebook gaming diibaratkan sebagai kendaraan perang, maka HC15S ialah pesawat siluman.

Review Xenom HC15S 45

Lampu LED juga mengisi backlight keyboard. Tidak ada tombol shortcut kapasitif atau bahkan macro fisik. Tombol power bisa langsung Anda temukan di atas, menyala hijau ketika HC15S aktif. Xenom menjaga produknya tetap simpel, namun saya sangat mengapresiasi penempatan layar sehingga ia tidak membuat Anda bungkuk. Desain ini membuat posisi panel sedikit lebih tinggi.

Review Xenom HC15S 35

Meski ada jarak cukup besar antara layar dan body, engsel mencengkeram dengan mantap. Gap tersebut dimanfaatkan Xenom untuk menempatkan set speaker Onkyo. Karena posisisnya bukan di belakang ataupun di bawah, audio jadi lebih terdengar lebih efektif.

Review Xenom HC15S 30

Penggunaan material logam pada laptop memang dapat memberikan kesan premium, namun build quality HC15S yang dari plastik tak boleh diremehkan. Tubuh All-New Hercules sangat kokoh, tidak ada bagian ‘lunak’ yang mudah menekuk. Saat saya tekan belakang display, LCD tidak terdistorsi. Karena mengedepankan konsep customizable, Anda cuma perlu membuka panel untuk mengakses hardware. Baterai 82Wh-nya juga removable.

Review Xenom HC15S 43

Review Xenom HC15S 41

Notebook 35 persen lebih tipis dibanding model terdahulu, dan berkat tubuh plastik, bobotnya lebih bersahabat dibanding kategori desktop replacement. Menurut saya, HC15S merupakan satu dari sedikit laptop gaming 15-inci ideal dalam penyuguhan faktor mobilitas, walaupun mungkin Anda akan sedikit keberatan jika harus membawanya tiap hari. All-New Hercules mempunyai dimensi 386x262x35,7mm dengan berat 3,4-kilogram sudah termasuk baterai.

Display

Jendala Anda dalam menikmati konten digital adalah sebuah layar IPS LED TrueDisplay 15,6-inci 1920×1080-pixel. Permukaan matte di sana mampu membungkam pantulan sinar yang tidak diinginkan, dan IPS memastikan viewing angle-nya luas – tetap jelas dilihat dari hampir semua sudut. Ia tajam, cerah, kaya warna, dan level saturasinya di atas rata-rata notebook gaming.

Review Xenom HC15S 36

Sedikit mengutak-atik display settings, saya menemukan bahwa Anda bisa memanfaatkan Dynamic Super Resolution di HC15S. Fitur tersebut me-render game di resolusi lebih tinggi (2715×1527), kemudian mengecilkannya kembali supaya sesuai dengan monitor. Alhasil, kita mendapatkan grafis berkualitas 4K di panel full-HD.

Review Xenom HC15S 27

Sayangnya ada masalah di display. Ketika layar menyala dalam keadaan gelap (misalnya saat peralihan sebelum loading screen), distribusi warna terlihat tidak merata. Warna lebih terang di zona-zona pinggir.

Review Xenom HC15S 32

Keyboard, touchpad & palm rest

Hercules menyajikan keyboard lengkap, tanpa ada pengecilan ukuran pada numpad. Meskipun Xenom tidak menggandeng tim spesialis periferal gaming, papan ketik ini terbilang fleksibel. Mengejutkannya, keyboard anti-ghosting itu terasa nyaman baik waktu digunakan buat bermain ataupun mengetik. Sebetulnya jarak antar tuts sangat berdekatan, tapi karena rongga gap sulit dijamah jari, peletakan tuts (huruf, angka dan kursor) 0,9×0,9mm-nya cocok di tangan saya.

Review Xenom HC15S 38

Review Xenom HC15S 25

Sisi kiri touchpad 6,2×10,65cm sejajar dengan sisi kiri tombol spasi. Posisinya memang timpang sebelah, menyisakan ruang palm rest yang lapang di area tangan kanan. Touchpad-nya multi-gesture dipadu fungsi scrolling. Teksur halusnya menjaga gerakan kursor mouse akurat, lalu kedua tombol juga empuk.

Review Xenom HC15S 37

Tatakan telapak tangan terasa lembut dan sedikit hangat (akan kita bahas lebih detail di gaming experience). Tapi saya sedikit cemas minyak dan keringat akan menggerus permukaan karet doff-nya.

Review Xenom HC15S 26

Connectivity

Dengan membeli All-New Hercules, Anda harus bersedia merangkul sistem distribusi digital. Notebook tidak mempunyai optical disk drive, kompensasinya adalah segi konektivitas yang luas: terdapat dua port USB 3.0, sebuah port USB 3.1 Thunderbolt 3.0, 6-in-1 card reader, eSATA dan LAN di kiri; headphone jack, microphone jack, line-in jack, S/PDIF output jack dan satu lagi USB 3.0 di kanan; serta satu port HDMI 1.4a dan sepasang DisplayPort 1.2.

Gaming experience

Selama pemakaian, All-New Hercules jarang sekali mengecewakan. Xenom sengaja meminimalisir overlay software sehingga tidak mengganggu gamer – sebuah janji anti-bloatware dari produsen. Sisi negatifnya, tanpa petunjuk tertulis, saya hampir tidak sadar kita bisa membuka app Flexikey via kombinasi tombol ‘Fn’ dan ‘/’.

Di sana Anda bisa mengkustomisasi macro, mengaktifkan fitur Statisitcs (merekam frekuensi tekanan pada tombol, serta mengatur warna dan pola cahaya backlight (breath, cycle, flash, tempo, dance, dan lain-lain) dan lightbar. Setup bisa disimpan terpisah di profile berbeda.

Review Xenom HC15S 24

Kendala-kendala ‘standar’ notebook gaming turut muncul di HC15S. Sewaktu digunakan di waktu lama di ruang terbuka tanpa AC, temperatur akan naik. Berdasarkan pemantauan saya, panas berpusat di wilayah keyboard ke atas, merambat ke palm rest. Namun temperatur tidak melewati batasan-batasan yang mengkhawatirkan.

Seperti laptop gaming lain, unit baterai (8-cell smart Lithium-Ion 82Wh) hanyalah komponen ‘wajib’. Anda direkomendasikan buat selalu menyambungkan HC15S ke sumber listrik agar permainan berjalan maksimal.

Review Xenom HC15S 28

Kehadiran sepasang speaker Onkyo 2-watt plus Sound Blaster X-Fi 5 ialah kejutan menyenangkan. Karena diarahkan ke wajah pengguna, output terdengar jelas dan lantang. Kekurangannya bisa ditebak: terletak pada bass yang kurang menendang. Jika Anda sangat kompetitif dan selalu ingin mendengar suara langkah lawan di game multiplayer, menggunakan headphone gaming tambahan sangat disarankan.

Review Xenom HC15S 34

Review Xenom HC15S 39

Oh satu lagi, saat bermain game, touchpad harus dimatikan. Seringkali gerakan tangan kiri teregistrasi sebagai input. Awalnya saya memaklumkan hal ini, hingga suatu ketika di Fallout 4 secara tidak sengaja saya menembakkan nuklir portable tepat di bawah kaki sendiri.

Hardware

Inilah spesifikasi dan susunan hardware berdasarkan Speccy dan PC Mark 8:

Review Xenom HC15S 03

Review Xenom HC15S 08

Gaming performance

Sebelum menganalisis video game, ada baiknya Anda melihat hasil benchmark All-New Hercules. Saya memakai software 3D Mark 8, Unigine Valley 1.0 dan Heaven 4.0.

Di bawah adalah setting yang saya gunakan dan hasil terbaik di Valley:

Review Xenom HC15S 04

Review Xenom HC15S 05

Dan ini nilai di Heaven:

Review Xenom HC15S 06

Review Xenom HC15S 07

Terakhir ialah skor di 3D Mark 8:

Review Xenom HC15S 09

Hasil di atas menunjukkan angka istimewa, tapi apa artinya teori tanpa praktek? Buat tes gaming, saya memanfaatkan empat permainan: Dragon’s Dogma Dark Arisen, The Witness, Rainbow Six: Siege dan Fallout 4, dibantu Fraps. Pembahasan saya mulai dari judul yang paling ‘ringan’ terlebih dahulu.

HC15S sama sekali tidak kesulitan menyikat Dragon’s Dogma Dark Arisen. Slider grafis saya tempatkan semuanya di sebelah kanan, kemudian saya tambahkan file modifikasi ENB Series supaya visualnya tampil lebih baik lagi. Walau demikian, frame rate tidak pernah bergeming dari 60. Semua efek tersuguh seperti yang diinginkan developer-nya, lalu perputaran siang dan malam tidak memengaruhi performa. Nikmati screenshot-nya di bawah:

Review Xenom HC15S 10

Review Xenom HC15S 11

Review Xenom HC15S 13

Review Xenom HC15S 12

Sejujurnya, Dragon’s Dogma merupakan game port berusia tiga tahun. Bagaimana kesanggupan All-New Hercules menghadapi paling baru? Saya beralih ke The Witness, dan game hanya ada tiga pilihan kualitas grafis. Lagi-lagi, di tingkat paling tinggi, The Witness selalu tersaji di 60 frame rate per detik.

Review Xenom HC15S 14

Review Xenom HC15S 15

Review Xenom HC15S 16

Rainbow Six Siege adalah wakil dari genre shooter kompetitif blockbuster, dan saya gunakan setting grafis default di resolusi 1080p. Baik di singleplayer ataupun multiplayer, Xenom HC15S mengangani Siege semulus sutra, di 60 fps – di luar ekspektasi saya sebelumnya.

Sedikit catatan: ada kendala ketika saya memasang resolusi 2715×1527 di Windows, menyebabkan cursor mouse tidak sinkron di dalam permainan. Mengembalikan resolusi ke full-HD menyelesaikan problem ini.

Review Xenom HC15S 17

Review Xenom HC15S 18

Review Xenom HC15S 19

Saya tidak menyia-nyiakan kesempatan peminjaman unit review HC15S, dan memakainya untuk menikmati Fallout 4 selama beberapa belas jam. Di tingkatan ultra 1080p (anti-aliasing TAA, anisotropic filtering 16-samples, depth of field bokeh, ambient occlusion SSAO, dan godrays high), angka 60 selalu muncul di pinggir layar, menunjukkan frame rate yang saya dapatkan. Ia baru bergeser ke 59 ketika kamera digerakkan, lalu kembali ke 60.

Review Xenom HC15S 20

Review Xenom HC15S 21

Review Xenom HC15S 22

Review Xenom HC15S 23

Satu hal yang sangat terasa di permainan open-world ini: loading screen berjalan singkat, jauh meninggalkan ROG G752VT.

Verdict

HC15S memang bukanlah notebook gaming paling cantik, paling canggih, ataupun menyodorkan inovasi baru; namun ia berhasil merepresentasikan visi Xenom, yaitu menawarkan produk paling ideal bagi gamer PC ‘nomaden’. Produsen menyingkirkan gimmick, dan fokus pada faktor terpenting dan tujuan utama laptop diciptakan: gaming.

Dari perspektif performa versus harga, ia merupakan salah satu notebook 15-inci terbaik. Uang yang Anda keluarkan benar-benar hanya dialokasikan ke hobi tersebut, dan pengguna tidak juga digerecoki oleh software-software tambahan. Dan jika kita tanya pada diri sendiri, pernak-pernik semisal warna-warni lampu LED sebenarnya tidak akan membuat kita bermain lebih baik.

Meski saya berkata demikian, tidak semata-mata All-New Hercules HC15S ialah produk yang murah. Xenom membanderolnya di kisaran Rp 40 jutaan, tergantung dari hardware pilihan Anda.

Review Xenom HC15S 33

Microsoft: Prosesor Generasi Baru Tak Lagi Kompatibel Dengan Windows 7

Berkat penyajian secara gratis dalam jangka waktu setahun, beragam fitur menjanjikan, serta API DirectX 12, adopsi penggunaan Windows 10 menunjukkan angka positif. Microsoft juga tampaknya pelan-pelan menghilangkan dukungan terhadap platform lawas (termasuk Windows 8). Padahal berdasarkan data statistik, Windows 7 masih menjadi OS favorit gamer.

Bagi yang masih bertahan untuk tetap menggunakan sistem operasi lawas nan handal tersebut, akan tiba suatu masa ketika Anda ‘dipaksa’ beralih ke Windows 10. Lewat blog berjudul ‘Windows 10 Embracing Silicon Innovation’ Terry Myerson selaku Windows and Devices Group Executive Vice President mengungkap kabar kurang baik. Pada intinya, prosesor jenis baru tak lagi dikompatibel dengan Windows 7.

Di awal blog, Myerson menjelaskan keuntungan menggunakan prosesor Intel Core generasi ke-6 ‘Skylake’ di Windows 10 dibandingkan Windows 7. Berkat kombinasi dua aspek tersebut, performa GPU integrated melonjak 30 kali lipat, lalu daya tahan baterai meningkat sampai tiga kali, ditambah sistem keamanan Credential Guard. Ia mengetahui bahwa masih banyak orang memanfaatkan Windows versi lawas. Dan di ranah enterprise, transisi menuntut waktu.

Namun hitungan mundur sudah dimulai. Myerson menyampaikan, waktu buat beralih ke OS baru akan tiba. Alasan secara lebih teknisnya: Windows 7 didesain hampir 10 tahun lalu sebelum SOC x86/x64 terlahir. Supaya Windows 7 bisa berjalan di prosesor modern, driver dan firmware perlu mengemulasikan ekspektasi sistem operasi dalam menyela proses, mendukung bus (sistem komunikasi antar komponen), dan pengelolaan tenaga; yang cukup kompleks saat diterapkan ke Wi-Fi, grafis, security, dan lain sebagainya.

“Ketika para partner membuat kustomisasi ke setting layanan, driver dan firmware legacy, konsumen kemungkinan besar akan melihat sendiri kemunduran [update] servis Windows 7,” tuturnya. Microsoft berencana mempublikasi daftar device Skylake lengkap yang masih serasi dengan Windows 7 dan Windows 8.1 minggu depan.

Windows 7 telah memasuki periode extended support. Microsoft tetap menjamin reliabilitas, keamanan, serta kompatibilitas sampai tanggal 14 Januari 2020. Dukungan serupa didapat oleh Windows 8.1 hingga 10 Januari 2023. Tapi dengan diperkenalkannya prosesor generasi baru, konsumen memerlukan platform Windows teranyar saat itu.

List Skylake yang tadi dibahas akan menjadi acuan sampai 17 Juli 2017, setelah Microsoft melepas update-update keamanan paling penting untuk Windows 7 dan 8.1. Mereka turut berjanji buat mempermudah konsumen dalam ‘merangkul inovasi CPU baru dikombinasi dengan Windows 10’.

Via PC Gamer. Sumber: Blog Microsoft.

Asus Kemas Skylake, USB-C dan DVD Writer Dalam Tubuh Ramping Notebook A456

Ambisi produsen menghadirkan generasi baru notebook yang lebih ringan dan tipis tanpa mengurangi performa hardware berujung pada lahirnya ultrabook. Desainnya mewakilkan perangkat komputasi era modern, tapi dengan berkurangnya volume dan luas permukaan device, muncul beberapa kendala: Sisi konektivitas jadi berkurang, belum lagi masalah temperatur.

Di awal tahun ini, Asus menawarkan solusi mereka terhadap hal-hal di atas dengan membawa A456 ke Indonesia. Ia merupakan notebook ultra-thin yang ditopang keleluasaan konektivitas. Key selling point dari A456 adalah adanya port USB type-C dan optical drive DVD writer meskipun notebook memiliki desain ramping, serta dukungan prosesor Intel Core generasi keenam ‘Skylake’.

Asus A456 02

Asus mengemas hardware dalam tubuh setebal 2,53-sentimeter. Di bagian punggung, Anda disuguhkan tampilan khas berupa permukaan logam berpola garis melingkar, berpangkal pada logo tepat di tengahnya. A456 mempunyai panel LED 16:9 14-inci beresolusi 1366×768, ditenagai chip Nvidia GeForce GT 930M 2GB VRAM dan GPU integrated Intel HD. Melihat pemilihan kartu grafisnya, gaming 3D bukanlah spesialisasi utama ultrabook ini.

Bagian keyboard mengusung desain chiclet, dipadu touchpad yang luas. Supaya Anda tetap merasa nyaman saat harus mengetik berjam-jam, Asus membubuhkan fitur Ice Cool di palm rest, menjaga suhu berada di antara 28 sampai 35 derajat Celcius – lebih rendah dibandingkan temperatur rata-rata tubuh manusia.

Asus A456 04

Asus merasa percaya diri bahwa Intel Core i5-6200U 2,3GHz di dalam mampu ‘menyajikan kinerja yang handal’, cocok buat menangani kebutuhan kerja standard di kantor atau penyuntingan video. Di sisi hiburan multimedia, Asus membekali ultrabook tersebut dengan speaker SonicMaster. Lalu lewat fitur Splendid, Anda bisa mengaktifkan mode Theater (alias efek sinematik) saat menggunakan A456 untuk menonton video.

Sang produsen membubuhkan memori RAM DDR3L 1600 sebesar 4GB yang dapat diperluas hingga maksimal 12GB, penyimpanan berbasis hard disk 5400rpm berkapasitas 500GB, serta baterai Li-polymer 38Whrs. Menurut Asus, jenis lithium polymer mempunyai daya tahan lebih tinggi dibanding Li-ion.

Asus A456 03

Selain ODD writer, A456 dilengkapi port USB Type-C sebagai langkah future proof, ditemani USB 3.0, USB 2.0, port LAN, HDMI, port VGA, Wi-Fi, dan Bluetooth 4.0.

Asus A456 dijajakan seharga Rp 7,7 juta. Paket penjualan sudah termasuk OS Microsoft Windows 10 dan garansi selama dua tahun.

Dukung Inovasi Lokal, Intel Gelar Innovation Day 2015 Dengan Skylake Sebagai Primadonanya

Menyusul ajang Intel Developer Forum yang sudah dilaksanakan dua kali di tahun ini, sang perusahaan teknologi serta produsen semiconductor terbesar dunia itu menggelar Intel Innovation Day 2015 di Indonesia. Seperti judulnya, acara tersebut berprinsip pada upaya mendorong inovasi, ditopang berbagai solusi dari Intel dan diarahkan pada komunitas developer lokal.

Digelar pada tanggal 8 Desember 2015 silam, Intel menyampaikan bahwa Innovation Day adalah cara mereka mempertegas loyalitas demi mendukung inovasi lokal. Tentu saja produsen dari Kalifornia itu tidak datang dengan tangan kosong, Intel resmi memperkenalkan prosesor teranyar ber-mikroarsitektur Skylake untuk pasar Indonesia. Intel Core generasi keenam disebut-sebut sebagai prosesor terbaik dan teristimewa dalam dasawarsa ini.

Intel Innovation Day 2015 12

Intel mendesain Core 6th Gen supaya jadi keluarga prosesor paling scalable, memungkinkannya menopang bermacam-macam rupa form factor, dan pada akhirnya dapat digunakan untuk segala jenis kebutuhan – dari mulai fungsi mainstream dan gaya hidup, gaming hingga platform workstation, Compute Stick, tablet, PC 2-in-1, all-in-one, laptop ultra-thin, sampai embedded system.

Intel Innovation Day 2015 11

Pada penggunaan secara umum, Intel Core 6th Gen diklaim menyuguhkan standard baru dalam komputasi. Gregory R. Pearson selaku Senior Vice President General Manager Sales and Marketing bilang, berkat Skylake, performa produktivitas naik 2,5 kali, baterai bisa tiga kali bertahan lebih lama, dan kinerja grafis 3D melonjak 30 kali lebih baik dibanding notebook berusia lima tahun.

Intel Innovation Day 2015 09

Intel Innovation Day 2015 14

Buat memperlihatkan kapabilitasnya, Intel meminta saya naik ke atas panggung untuk adu kecepatan antara rendering video 4K dan memasak mi instan. Tim Intel ingin menunjukkan bahwa dengan Skylake, kini prosesnya jadi jauh lebih singkat dari performa prosesor terdahulu. Singkat cerita, video sudah bisa ditayangkan bahkan sebelum air di panci mendidih, sedemikian gesitnya Intel Core 6th Gen. Tapi kemajuan teknologi tak cuma difokuskan ke lini olah data semata.

Intel Innovation Day 2015 13

Kita tahu terdapat banyak ranah tempat Intel ‘menebarkan jala’, misalnya bidang pendidikan dan UKM. Di Intel Innovation Day 2015, mereka turut mengundang beberapa developer lokal berprestasi dan mengajak mereka memamerkan produk-produk kreatif kepada para pengunjung. Di antaranya ada mobil listrik berbasis Intel Galileo karya mahasiswa Teknik Industri dari Universitas Islam Yogyakarta, serta Carpus kreasi Intel Blackbelt Developer Aulia Faqih – yang dibuat berbekal Intel Software Development Kit.

Intel Innovation Day 2015 08

Tema Internet of Things sangat kental di Intel Innovation Day 2015. Di sana ada truk makanan Meksiko Tacombi, di mana kita tidak perlu repot-repot mengantre. Cukup scan QR Code, dan duduk santai selagi menunggu. Jika makanan sudah siap, notifikasi akan segera muncul via app. Anda tinggal menunjukkannya pada pramusaji untuk mengambil pesanan. Beberapa contoh lain ialah sistem pemberi pakan ikan otomatis, mirip eFishery, namun dikhususkan buat ikan peliharaan; serta sistem pengairan kebun pintar Siramin.

Intel Innovation Day 2015 03

Intel Innovation Day 2015 06

Bagi saya, produk paling menarik di event tersebut adalah Intel Education Content Access Point. Dirancang untuk menjadi solusi pendidikan komprehensif, ia merupakan kombinasi router dan storage, medium penyimpanan data (misalnya konten Wikipedia) buat wilayah-wilayah yang tak terjamah koneksi internet. Education Content Access Point bisa diakses 50 siswa secara bersamaan, dan pengajar dapat meng-update isinya saat ada sambungan internet.

Intel Innovation Day 2015 05

Intel Innovation Day 2015 04

Kembali ke pemakaian mainstream, Country Manager Intel Indonesia Harry K. Nugraha menuturkan bagaimana Core 6th Gen diramu bersama Microsoft demi mengoptimalkan fitur-fitur yang ada di sistem operasi Windows 10. PC jadi lebih cerdas dalam mengenal wajah Anda, bisa diimplementasikan untuk log-in – ia sanggup membedakan seseorang meskipun kembar identik. Dan pastinya, asisten pribadi Cortana bekerja lebih maksimal.

“Kami berharap agar Intel Innovation Day 2015 mampu menggambarkan komitmen jangka panjang atas inovasi melalui teknologi terbaru dan bagaimana kami bisa memberdayakan developer, system integrator, dan para inovator lokal demi mewujudkan ide-ide cedas mereka berbekal produk Intel. Kami percaya, dengan mendukung para kreator jenius lewat teknologi yang tepat, kita dapat membawa Indonesia ke tingkat berikutnya dalam era ekonomi digital,” kata Harry lewat pernyataan tertulis.

Intel Innovation Day 2015 01

Intel, Microsoft, Lenovo, HP dan Dell Berkolaborasi Promosikan PC?

Kekhawatiran khalayak terhadap menghilangnya peran PC terbilang berlebihan. Hingga kini personal computer masih menjadi perangkat kebutuhan produktif paling optimal, serta diakui sebagai platform gaming terbaik. Namun tampaknya beberapa raksasa di industri terpicu buat menginformasikan kapabilitas PC lebih jauh, dan melangsungkan sebuah strategi unik.
Continue reading Intel, Microsoft, Lenovo, HP dan Dell Berkolaborasi Promosikan PC?

MSI GS40 Phantom Diramu Sebagai Ultrabook Gaming 14-Inci Paling Bertenaga

Apapun janjinya, kompromi adalah hal yang sulit dihindari dalam perancangan notebook gaming. Dari awal produsen harus menentukan tendensi produk: mobilitas atau performa. Dan di sisi konsumen, portabilitas mau tak mau turut melambungkan harga. Diterima atau tidaknya laptop gaming bersandar pada kemampuan desainer menyeimbangkan semua faktor tersebut. Continue reading MSI GS40 Phantom Diramu Sebagai Ultrabook Gaming 14-Inci Paling Bertenaga

MSI Update Jajaran Notebook Gaming Mereka Dengan Intel Skylake

Dengan janji membawa perubahan signifikan pada teknologi prosesor, peluncuran Intel Skylake di Gamescom 2015 menandai babak baru pada penyediaan hardware. Ia mungkin tak memberi lompatan besar dalam performa, tapi Skylake menggiring banyak fitur canggih ke tangan kita. Dan sebagai salah satu nama bereputasi di ranah gaming, MSI tentu tak mau ketinggalan. Continue reading MSI Update Jajaran Notebook Gaming Mereka Dengan Intel Skylake

Prosesor Generasi Keenam Intel, Skylake, Resmi Diumumkan

Setelah prosesor Intel Skylake versi desktop diumumkan lebih dulu di ajang Gamescom 2015 bulan Agustus kemarin, kini Intel menghadirkan secara resmi lini prosesor terbarunya tersebut untuk semua perangkat. Continue reading Prosesor Generasi Keenam Intel, Skylake, Resmi Diumumkan