Layanan P2P Lending KreditPintar Gunakan Teknologi Artificial Intelligence untuk Proses Pinjaman

Layanan P2P (peer to peer) lending online di Indonesia mulai mendapat tempat di masyarakat. Kehadirannya dirasa memberikan kemudahan mendapatkan pinjaman dana untuk berbagai keperluan. Tahun ini banyak layanan P2P lending baru yang masuk ke dalam daftar OJK dan mulai beroperasi dengan menawarkan kelebihan masing-masing. Satu di antaranya adalah KreditPintar.

KreditPintar tercatat secara resmi di OJK pada bulan April 2018, bulan yang sama mereka resmi beroperasi. Mengusung kecanggihan teknologi AI (Artificial Intelligence), KreditPintar menjanjikan proses cepat, aman, dan nyaman. Termasuk jenis produk pendanaan dengan bunga yang kompetitif.

Target KreditPintar tahun ini ialah menjadi aplikasi P2P lending terdepan dengan jutaan pengguna. Di sisa tahun ini KreditPintar berharap bisa lebih banyak menyalurkan pendanaan dan menjadi salah satu perusahaan teknologi finansial dengan pengalaman pengguna terbaik.

Head of Marketing KreditPintar Cecillia Yaohan kepada DailySocial menjelaskan bahwa teknologi artificial Intelligence di KreditPintar bekerja untuk menggabungkan data KTP dengan data alternatif, seperti media sosial, e-commerce, layanan on-demand dan data telekomunikasi.

Melengkapi jawaban Cecilia, VP Business Development Boan Sianipar berkata, “Berbagai data tersebut digunakan untuk mengetahui kondisi dan karakter orang yang sesungguhnya, karena mampu memberikan gambaran perilaku seseorang secara keseluruhan di dunia digital. AI kami mampu menyelesaikan tugas dengan cepat, akurat, dan keputusan memberikan pinjaman dapat diketahui dalam waktu beberapa menit saja. ”

“Layanan pinjaman online Kredit Pintar terbilang simpel dan cepat dibandingkan cara konvensional yang cukup merepotkan. Cukup dengan download dan install aplikasinya, kemudian hanya dengan foto KTP dan beberapa langkah mudah, pinjaman bisa cari dalam hitungan menit. Proses meminjam yang mudah dan nyaman itu yang diminta oleh masyarakat, oleh karena itu platform kami selalu kami kembangkan sesuai keinginan dan kebutuhan masyarakat,” imbuh Cecilia.

KreditPintar menargetkan dua jenis pengguna, pemberi pinjaman (investor) dan peminjam. Untuk memenuhi dana pinjaman yang diajukan pengguna, Kredit Pintar menghimpun dana dari pemberi pinjaman dan institusi finansial, seperti bank, perusahaan pembiayaan, asuransi di Indonesia dan sumber lainnya.

“Kami terbuka menerima sumber dana dari mana saja. Sebenarnya, asal sumber dana Kredit Pintar bukan menjadi fokus perusahaan kami, tapi bagaimana kami dapat membantu memenuhi celah pembiayaan sebesar 1000 triliun Rupiah pada masyarakat Indonesia,” terang Boan.

Di Indonesia industri P2P lending terbilang cukup berkembang. Hal ini ditandai dengan mulai banyaknya pemain yang berkecimpung di industri tersebut.

“Dengan selalu berinovasi dan mengupayakan pelayanan yang terbaik, maka kepercayaan dan pengenalan dari masayrakat akan semakin tumbuh dengan sendirinya, dan dengan kepercayaan yang diberikan oleh masayarakat kepada kami, KreditPintar terus mengusahakan yang terbaik dalam mewujudkan visi dan misi mengurangi celah pembiayaan yang sangat besar di Indonesia,” terang Boan.

Application Information Will Show Up Here

IconReel is a Platform to Connect Influencer and Brand

Are you familiar with the term “selebtweet” or “selebgram”? It’s a word to call those who gain many followers on Twitter and Instagram. They’re influencing. They’re called influencer and people often hire them for any kind of product marketing campaigns or activities. The increasing use of influencer is utilized by Mumu.id (a pivot from formerly grocery service) by making an influencer discovery platform called IconReel. This platform works by connecting influencers with campaigners and brands.

IconReel provides a search engine for an easy way to find content creators, “selebtweet”, “selebgram”, and Key Opinion Leaders (KOLs) with brands to collaborate. For an optimal support, IconReel claims to use Artificial Intelligence technology for social media analysis data in helping a brand to find the suitable criteria.

In the search column, there are kinds of categories or filters that can help brands to find a specific influencer. Start from followers limit, the platforms they used, related industry, location, also countries.

Founded by Winston Muljadi and Bradian Muliadi, IconReel has been operating since August 27, 2016. As time goes by, IconReel is trying to be a leading platform for influencer marketing in Indonesia with variant features, completed with accurate analysis.

IconReel facilitates not only brands to find the right influencers, but also provide full-service agency to help brands from planning, recruitment, execution, and evaluate campaign activities. A full package for brands or those in need of social media exposure with the role of influencers.

“We look forward to empower local business and communities globally through data analytics and social media-based technology products as our vision in Building Power and Democratizing Social Empowerment Platforms,” IconReel representative told DailySocial.

To complement IconReel as influencer discovery platform, Mumu.id is about to launch another new product called Analisa.io. It is an SaaS platform with artificial intelligence technology for Instagram’s hashtag and account analysis.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Mimpi TaniJoy Selesaikan Permasalahan Industri Pertanian Indonesia

Dikomandoi tiga co-founder, Muhamad Nanda Putra, Kukuh Budi Santoso dan Febrian Imanda Effendy, TaniJoy berangkat dengan tujuan untuk menyejahterakan petani. TaniJoy menemukan fakta bahwa permasalahan petani begitu komplit, mulai dari akses pemodalan hingga keterbatasan pilihan untuk menjual hasil pertanian. Dengan bantuan teknologi, TaniJoy berusaha menjadi platform all-in-one memecahkan permasalahan petani dengan solusi yang lengkap.

TaniJoy cukup aktif turun ke lapangan untuk mendengar permasalahan dan kebutuhan dari petani. Mereka menawarkan layanan mereka ke kelompok atau daerah-daerah.  Sejauh ini layanan mereka sudah mencakup wilayah Medan, Bogor, Bandung Barat, Sukabumi, Garut, Dieng, Bromo, hingga Malang.

“Kami memulai kerja sama dengan menawarkan model bisnis dan sistem kami ke local leader daerah tersebut, seperti ketua kelompok tani, kepala desa, tuan tanah, dan lain-lain. Kami menyasar daerah yang memiliki potensi komoditas tertentu namun masih belum tentu produktif, konsep kami adalah berangkat dari kebutuhan pasar sehingga petani tidak lagi kebingungan untuk menjual hasil taninya, lalu melakukan survei dan uji lapang terkait komoditas apa yang cocok di daerah tersebut,”  terang co-founder TaniJoy Muhamad Nanda Putra.

Di lapangan, TaniJoy menemui beberapa hal yang menghambat kegiatan mereka, di antaranya mengenai sulitnya akses internet atau sinyal di daerah dan menemukan petani yang mampu bertanggung jawab.

“Salah satu pengalaman menarik saya adalah ketika ada petani ingin mengajak kerja sama menanam tomat. Ketika itu saya bertindak sebagai investornya dan kesalahan saya saat itu adalah memberikan fresh money langsung ke petani tersebut. Ketika masa panen tiba selalu ada alasan petani bahwa tomatnya busuk, panennya kurang dan lain sebagainya. Sehingga saya tidak pernah merasakan keuntungan dari kerja sama ini,” kisah Nanda.

“Setelah saya selidiki pernah satu musim panen itu bagus tetapi petani tidak transparan kepada saya. Ternyata 50% dari dana yang saya berikan juga dipakai untuk membeli kebutuhan pribadi. Dari sini saya belajar dua hal, yang pertama adalah petani butuh pendampingan dan edukasi, yang kedua adalah ketika bekerja sama dengan petani jangan memberikan fresh money, tapi berikan dalam bentuk barang seperti suplai pertanian. Model ini yang kami terapkan di TaniJoy melalui field manager kami,” kisah Nanda.

Di TaniJoy, selain platform investasi, fitur yang dikembangkan adalah fitur farming management system. Sistem ini disediakan untuk membantu field manager yang bertugas untuk mengumpulkan data di lapangan, aktivitas petani dan perkembangan proyek yang berjalan. Fitur ini diharapkan bisa membantu para investor memantau proyek secara langsung.

TaniJoy menjadi salah satu platform investasi di sektor pertanian yang cukup yakin bahwa sektor pertanian bisa ditolong dengan pendekatan teknologi. Nanda menyebutkan bahwa salah satu harapan mereka adalah bisa menjadi solusi terhadap sistem pertanian di Indonesia.

“Target kami untuk tahun 2018 adalah bertambah 60 Ha lahan yang ditanam dengan memberdayakan lagi 100 pertani tambahan,” tutup Nanda.

Layanan E-Commerce “Niche” GoFruit.id Jamin Kesegaran Buah dengan “Same Day Delivery”

Tingginya kesadaran untuk gaya hidup sehat kini mulai dilakoni sebagian orang, terutama di kalangan menengah hingga atas. Pasar niche tersebut akhirnya jadi potensi bisnis untuk diseriusi GoFruit.id sejak enam bulan belakangan.

GoFruit.id hadir mengembangkan bisnis di pasar buah segar, baik impor maupun lokal. Total SKU yang dimiliki sekitar 150 jenis buah, 42 jenis buah kering, dan 14 jenis makanan kering seperti granola, susu almond, dan yogurt.

Dalam menjalankan bisnisnya, GoFruit.id didukung sebuah layanan importir buah terkemuka (yang tidak bisa diungkapkan namanya). Ketika datang, buah langsung disimpan dalam gudang (yang kini berlokasi di Tangerang) dengan perlakuan khusus sesuai karakteristiknya.

Sebut saja buah dari berbagai negara, seperti Anggur Red Globe, Apel Envy USA, Apel Fuji Blush China, Apel Golden Jepang, Delima India, Lengkek Bangkok, dan masih banyak lagi tersedia di GoFruid.id. Meski didominasi buah impor, GoFruit.id juga mengedepankan petani lokal namun tetap terkurasi demi menjaga kepuasan pembeli, salah satunya menjalin kemitraan dengan Sunpride.

“Lewat GoFruit.id kami ingin permudah orang untuk mulai hidup sehat dengan makan buah. Buah impor segar didatangkan langsung dari penyuplai importir kami. Tak hanya itu, kami juga bekerja sama dengan petani lokal meski terkurasi karena kualitas buah ingin kami jaga demi kepuasan pembeli,” ucap CMO GoFruit.id Yanuar Kurniawan Putra kepada DailySocial.

Dia melanjutkan, ada lima kurir yang dikhususkan GoFruit.id untuk mengirim pesanan ke pembeli. Untuk sementara jangkauan pengirimannya terbatas, hanya di Kota Tangerang dan DKI Jakarta karena ada risiko buah rusak apabila lokasi pengiriman terlalu jauh.

Pembeli dapat membeli buah per pak, karton, atau parcel yang dapat dikostumisasi sesuai keinginan. Yanuar menjamin pengiriman akan dilakukan dalam hari yang sama, waktu maksimal pemesanan adalah jam 3 sore.

“Bila order jam 3 sore, pasti akan kami kirim saat itu juga sebab kesegaran buah itu yang terpenting. Ada promosi khusus bila jumlah pengiriman di atas Rp150 ribu.”

Untuk menjangkau para pembelinya, GoFruit.id menyediakan tiga jenis kanal distribusi yang bisa dipilih, baik menghubungi langsung via WhatsApp, layanan marketplace, dan situs GoFruit.id itu sendiri. Beberapa online marketplace yang dijajaki GoFruit.id adalah Shopee, Tokopedia, Bukalapak, dan Elevenia.

Menariknya, sambung Yanuar, pembelinya saat ini mayoritas datang dari kanal WhatsApp. Kanal WhatsApp mendominasi dengan kontribusi sekitar 45% dari total transaksi harian, disusul kanal marketplace (35%), dan sisanya melalui situs GoFruit.id.

Tantangan bisnis dan rencana ke depan

Yanuar menuturkan bisnis buah segar ternyata tidak semudah yang dikira. Masing-masing buah memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga perlakuannya tidak bisa disamaratakan. Saat memotong buahnya pun ada cara khusus, demikian juga saat buah dikirim yang ternyata ada yang tidak bisa di taruh berdempetan satu sama lainnya.

Ketika buah sampai di tangan konsumen pun, ada buah yang tidak bisa langsung dicuci lalu dimasukkan ke dalam kulkas. Malah ada juga yang tidak boleh masuk ke dalam kulkas sama sekali.

Edukasi seperti ini yang terus digalakkan GoFruit.id kepada seluruh pembelinya. Pihaknya mencantumkan informasi dalam setiap produk seperti bagaimana tingkat kerenyahannya, rasa, dan aroma. Apa manfaat mengonsumsi buah tersebut, petunjuk penyimpanannya, hingga darimana buah tersebut berasal.

“Informasi seperti ini yang perlu kita sampaikan kepara pengguna. Agar mereka bisa lebih maksimal menikmati buah dari kami. Ada buah yang harus cepat dimakan, ada yang tahan di dalam kulkas, dan sebagainya, sebab buah itu benda hidup yang mudah busuk bila penanganannya salah.”

Tak hanya dari segi pengemasan, perusahaan juga menghadapi masalah logistik. Saat ini pihaknya sedang dalam meriset kota apa yang sesuai dengan target pasar GoFruit.id. Nantinya perusahaan akan menganut konsep hub untuk mempersingkat durasi pengiriman.

Saat ini GoFruit.id telah dinikmati sekitar 2 ribu pembeli. Adapun pengguna terdaftarnya mencapai 200 orang. Pada tahap awal, setiap harinya GoFruit.id melayani sekitar 20-25 pemesanan.

Ke depannya GoFruit.id akan memperbarui tampilan situs agar lebih responsif menerima pesanan. Perusahaan juga berencana meluncurkan aplikasi untuk mendorong transisi konsumen dari kanal WhatsApp ke kanal situs.

Tak sampai disitu, Yanuar menuturkan pihaknya sedang dalam proses integrasi dengan Go-Jek sehingga pengiriman beberapa produk buah yang tidak membutuhkan banyak perlakuan khusus menggunakan layanan ride hailing tersebut.

GoFruit.id juga berencana meningkatkan coverage di marketplace dan membantu para pedagang buah eceran untuk meningkatkan kualitas barang yang dijajakannya.

“Akan perbanyak juga jumlah mitra marketplace agar kami bisa dijangkau tak hanya oleh segmen ekonomi A dan B saja, tapi juga ke bawahnya,” pungkas Yanuar.

IconReel Jadi Platform Penghubung “Influencer” dan “Brand”

Pernah mendengar istilah “selebtwit” atau “selebgram”? Sebuah istilah yang diberikan kepada mereka yang memiliki banyak pengikut di platform Twitter dan Instagram. Mereka berpengaruh. Mereka ini disebut juga dengan influencer, tak jarang jasa mereka digunakan untuk berbagai jenis kampanye pemasaran produk atau kegiatan. Meningkatnya penggunaan influencer ini disambut Mumu.id (yang sudah pivot dari awalnya membuat layanan grocery) dengan membuat platform pencarian influencer IconReel. Platform ini bekerja dengan menghubungkan influencer dengan mereka yang memiliki rencana kampanye dan juga brand.

IconReel menyediakan mesin pencarian untuk memudahkan mencari para konten kreator, “selebtwit”, “selebgram” dan Key Opinion Leaders (KOLs) dengan brand untuk berkolaborasi. Untuk mendukung pencarian yang optimal, pihak IconReel mengklaim telah menggunakan teknologi artificial intelligence untuk menyuguhkan data analisis media sosial untuk membantu brand menemukan kriteria yang cocok dengan mereka.

Di dalam kolom pencarian juga disediakan berbagai macam kategori atau filter yang bisa membantu brand menemukan influencer yang spesifik. Mulai dari batasan jumlah followers, jenis media sosial yang digunakan, industri yang terkait dengan influencer, lokasi, hingga negara.

Diprakarsai Winston Muljadi dan Bradian Muliadi, IconReel sudah beroperasi sejak 27 Agustus 2016. Seiring berjalannya waktu, IconReel mencoba hadir sebagai salah satu pemimpin untuk platform influencer marketing di Indonesia dengan beragam fitur lengkap dengan analisis yang akurat.

Selain memudahkan brand dalam mencari influencer yang tepat, IconReel juga menyediakan full service agency yang bisa membantu brand, mulai dari planning, rekrutmen, eksekusi, hingga mengevaluasi kegiatan kampanye. Paket lengkap yang ditujukan untuk brand atau siapa pun yang membutuhkan exposure media sosial dengan memanfaatkan peran influencer.

“Kami berharap untuk [bisa] memperdayakan komunitas dan bisnis lokal, secara global melalui produk teknologi berbasis social media dan data analytics dengan visi kami Building Power and Democratizing Social Empowerment Platforms,” terang co-founder IconReel Winston Muljadi ketika dihubungi DailySocial.

Selain memiliki IconReel sebagai platform pencarian influencer dalam waktu dekat, Mumu.id juga akan meluncurkan produk terbaru lainnya, Analisa.io. Produk ini adalah sebuah platform SaaS dengan teknologi artificial intelligence untuk analisis akun dan hashtag Instagram yang akan melengkapi peran IconReel.

Online Motorcycle Platform Moladin Receives 17 Billion Rupiah New Funding

Online platform that offers anything about motorcycle, Moladin, announces a fresh capital injection of $1.2 million or around Rp17.1 billion from East Ventures, Berjaya Group, and Ethos Partners.

The service is currently available in Jabodetabek, Banten, Bandung, Yogyakarta, Solo, and Semarang. The fresh money will be used to expand their reach across Indonesia.

Moladin is a specified online platform for motorcycle stuff. Not only for purchasing, Moladin also provides apparel, spare parts, and information of dealer and forum related to motorcycles.

Founded in November 2017 by Jovin Hoon and Mario Tanamas, the company has already partnered with over 40 dealers with some popular leasing company in Indonesia. Moladin claims to have increased sales by 20-30% per month with more than $1 million in total transaction.

moladin

Jovin Hoon, Moladin’s Co-Founder, explained the conventional purchase was complicated and takes a lot of time. Consumers should pay more than a visit to the dealer to get the one and buy it. Payment was also a thing, it took forever to register the plate. It is why Moladin claims to get a warm welcome as an online platform.

“Our rapid growth shows strong validation of what we’re making. We’re very enthusiastic about the journey ahead to develop Moladin even more,” Hoon explained.

Willson Cuaca, East Ventures’ Managing Partner, said on what Moladin did is to facilitate motorcycle purchases by partnering with dealer and investors. Potential customers shouldn’t take a long route and wait forever to buy a motorcycle.

“We saw how Moladin sales volume in May 2018 has multiple three times since early January. It shows the increase in customer’s trust to buy motorcycle via Moladin. There’s a lot of space to develop in the motorcycle industry. We believe their business model will dominate the market as many customers feel comfortable to buy motorcycle digitally,” he added.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Xquisite Informatics Berharap Jadi Penyedia Layanan Komplet untuk Pengelolaan Data

Data kini menjadi hal yang sangat penting. Menggunakan teknologi, proses pengumpulan, pengelolaan, dan analisis data bisa lebih optimal. Hal tersebut ditawarkan Xquisite Informatics (selanjutnya disebut XQ), sebuah perusahaan yang menawarkan solusi implementasi analitik dan integrasi data secara menyeluruh .

Implementasi menyeluruh yang ditawarkan XQ ini mulai dari data engineering (data offloading dan transformasi), data science (data preparation dan data modeling), visualisasi hingga integrasi dengan sitem yang sudah ada. XQ juga meluncurkan beberapa produk untuk melengkapi sistem implementasinya.

Di antaranya adalah Oxide (layanan data orchestration and cleansing), Vaia (layanan API Gateway and Management), Ara (sistem untuk social media listening dan online media crawling), dan yang terakhir adalah Terra (layanan untuk territory management dan visualisasi).

XQ sendiri sudah beroperasi sejak November 2016 silam. Co-Founder XQ Fikri Akbar menjelaskan, “Layanan unggulan kami berkisar pada implementasi big data, implementasi machine learning dan implementasi analytics use case lainnya, seperti 360-degree customer view, customer profiling, cross/up-selling recommendation, preventive maintenance, healthcare analytics, ROI analysis, performance analysis, dan lain-lain.”

Optimis bisa diterima target pengguna

Lebih jauh menjelaskan, dengan solusi yang mereka miliki XQ menyasar perusahaan hingga organisasi yang memiliki data dengan ukuran yng cukup besar dan atau mereka yang memiliki kebutuhan untuk pengelolaan data untuk bisa mengambil insight yang bisa dimanfaatkan untuk membantu bisnisnya.

XQ cukup optimis bisa diterima pengguna karena solusi yang ditawarkan cukup lengkap untuk pemanfaatan data, termasuk untuk cleansing atau pembersihan data.

“Kami ingin membantu perusahaan-perusahaan untuk bisa mengintegrasikan dan membersihkan data-data tersebut dengan baik, sebelum memulai proses implementasi data analytics yang termasuk data modelling dan visualisasi data. Selain itu, kami memiliki sumber daya manusia yang memiliki kompetensi di bidang terkait (big data, analytics, machine learning) dan beberapa success story di client enterprise kami,” imbuh co-founder XQ Galih Permadi.

Hampir berumur dua tahun, Galih juga menjelaskan tahun ini XQ sudah berhasil mencapat target utamanya, yakni melakukan implementasi teknologi big data dan machine learning use case di salah satu klien mereka. Mereka juga berhasil menjadi official partner untuk MapR dan Microsoft. Terakhir mereka terpilih mewakili Indonesia di Echelon Top 100 Fight Club.

 

Mengenal Digiroin, Open Platform yang Memanfaatkan Teknologi Blockchain

Teknologi blockchain dalam beberapa tahun belakangan dieksplorasi untuk bisa ditempatkan di banyak sektor. Kemampuannya menyimpan data, faktor keamanan dan kemudahan transaksi menjadi nilai lebih. Kelebihan tersebut coba dimanfaatkan Corechain, pengembang Digiroin untuk menjadikan Digiroin sebagai platform terbuka untuk pembayaran atau wallet.

CEO Corechain Adryan Malindra menjelaskan bahwa Digiroin merupakan sebuah platfrom terbuka yang memungkinkan siapa pun bisa mengembangkan dan menggunakannya. Digiroin akan berfungsi sebagai hyperwallet yang mengakomodir pembayaran untuk semua microapps (aplikasi yang berjalan di di platform Digiroin).

“[Saat ini] kita baru kerja sama dengan anak-anak kampus, karena itu jadi menarik kalau anak-anak kampus aja bisa. Mereka ini banyak bikin game-game. Kita lagi diskusi dengan partner-partner potensial karena kami tidak mau asal masuk kurasi dulu,” jelas Adryan.

Di awal pengembangannya, Digiroin menjalin kerja sama strategis dengan POS Indonesia. Digiroin menerima feedback POS Indonesia untuk menyempurnakan sistem yang dijalankan. Saat ini ada beberapa fitur atau layanan dari microapps yang sudah bisa digunakan, antara lain fitur untuk isi pulsa, main game, mendengarkan musik dan pesan instan.

Fitur penting lain yang ada di Digiroin adalah mengirim uang. Pengguna Digiroin dimungkinkan untuk mendapat kiriman uang dengan mudah, semudah memindai QR code.

Peran penting teknologi

Digiroin didukung teknologi blockchain untuk mengelola transaksi yang ada di sistemnya. Teknologi ini terkenal sebagai teknologi yang aman untuk pencatatan transaksi. Di blockchain semua transaksi tercatat di buku besar dan disimpan ke dalam sebuah blok yang kemudian didistribusikan ke seluruh jaringan.

Andryan menjelaskan, blockchain merupakan teknologi yang menarik, namun bisa juga menjadi jebakan. Selain teknologi blockchain, UX (User Experience) dianggap menjadi satu hal yang penting. Dan sejauh ini Digiroin akan masih terus mengembangkan layanannya dan tentu menambah lebih banyak microapps di dalamnya.

“Kita akan rollout use case penting yang sudah kita pikirkan, setidaknya sudah ada puluhan yang sudah kita mapping,” terang Adryan.

Application Information Will Show Up Here

Tanibox Gabungkan Blockchain dan IoT untuk Merevolusi Sektor Pertanian

Tanibox hadir mengusung konsep smart agriculture yang cukup inovatif. Ia memadukan kapabilitas blockchain dan Internet of Things (IoT) untuk menyajikan sistem pertanian yang lebih efektif. Proyek pengembangan startup ini bermula pada tahun 2012 saat pasangan Asep Bagja Priandana dan Retno Ika Safitri (co-founder) merancang sebuah proyek pribadi berbasis IoT untuk urban farming di apartemen miliknya. “Tanibox” adalah nama proyek yang waktu itu disepakati.

Proyek pribadi tersebut terus berlanjut, hingga akhirnya keduanya berpindah rumah dan memiliki kebun kecil sebagai laboratorium risetnya. Singkat cerita proyek tersebut berevolusi menjadi sebuah produk teknologi, mereka memvalidasinya dengan mengikuti kompetisi Indonesia IoT Challenge (mendapat juara ketiga). Akhir tahun 2016, sistem manajemen pertanian bernama “Tania” diinisiasi.

Mantap dengan inovasinya, awal tahun 2017 Tanibox berdiri sebagai unit bisnis dan merilis Tania ke publik sebagai open source. Kuartal ketiga tahun 2017, Tanibox mendaftarkan diri sebagai unit usaha legal di Estonia. Dengan tim yang semakin komplit, Tanibox kini debut dengan tiga produk: Tania, Terra, dan Trace. Tahun 2018, selain merilis pembaruan Tania, ada terobosan berupa kampanye pra-ICO (Initial Coin Offering) untuk TaniCoin, titik awal adopsi blockchain Tanibox.

Tampilan dasbor aplikasi Tania / Tanibox
Tampilan dasbor aplikasi Tania / Tanibox

Sebuah perjalanan startup yang cukup menarik untuk didalami. DailySocial menghubungi CEO Tanibox Asep Bagja untuk menanyakan beberapa detail dalam proses inovasi dan pendirian. Kami mengawali perbincangan dengan pembahasan dua unit legal bisnis yang saat ini dimiliki Tanibox, di Indonesia dan Estonia. Asep menjelaskan ada alasan khusus dan urgensi terkait hal tersebut.

“Tanibox memang terdaftar di dua negara. Yang di Estonia untuk menyasar pasar Uni Eropa dan memudahkan saat butuh merekrut talenta di sana. Saat ini tim di Tanibox beroperasi secara remote dan tersebar di beberapa kota di Indonesia: Denpasar, Solo, Bandung, Bekasi dan Jakarta. Di awal masa pengembangan, kami juga sempat mengontrak orang asing dan bekerja secara remote dari luar negeri: Estonia dan Kanada. Saat ini, kami juga sedang melakukan pengurusan cryptocurrency business license di Estonia, karena di sana legal framework untuk cryptocurrency sudah ada,” jelas Asep.

Konsep blockchain untuk pertanian

Penerapan blockchain untuk penyelesaian masalah pertanian bisa dibilang masih sangat baru. Banyak skenario yang bisa diaplikasikan, salah satunya seperti yang tengah digarap tim Tanibox. Terkait implementasi blockchain Asep menjelaskan bahwa dengan menggunakan blockchain segala transaksi yang terjadi di dalamnya akan sangat transparan dan datanya sulit untuk diakali.

“Misal dengan adanya transparansi di dalam sistem, orang jadi tahu seorang pembeli apakah membeli komoditas dari petani dengan harga pasar yang baik atau tidak (fair trade), atau konsumen jadi bisa tahu cerita perjalanan satu produk komoditas yang dia beli di supermarket sejak mulai dari tangan petani sampai ke supermarket. Jika ada komoditas yang membutuhkan sertifikasi seperti kelapa sawit dengan RSPO-nya (Roundtable on Sustainable Palm Oil), akan semakin memudahkan pihak pemberi sertifikasi apakah perkebunan tersebut benar-benar sudah memenuhi syarat atau tidak,” terang Asep.

Cukup meyakinkan, namun pertanyaannya akan selalu kembali pada kondisi sektor agro yang ada di Indonesia, salah satunya persoalan SDM pertanian. Di Tanibox strateginya ialah pada penerapan model bisnis, konsumen utamanya adalah B2B. Misal koperasi yang menaungi banyak petani, koperasi inilah yang akan menjadi konsumen Tanibox, dan mereka yang akan mengajarkan petani-petaninya.

Asep turut mengoreksi anggapan kondisi SDM pertanian yang ada saat ini, lambat laun mereka juga melek teknologi. Senada dengan kondisi yang ia lihat langsung di lapangan dalam berbagai kesempatan. Sehingga pengguna produk Tanibox terbuka lebih luas, misalnya untuk pemilik perkebunan besar atau pengusaha hidroponik.

Varian produk Tanibox

Visi besar yang digenggam erat ialah “To bring the simplest farming experience and to democratize access to modern AgTech”. Perwujudannya dengan tiga teknologi yang saat ini menjadi pilar Tanibox. Pertama Tania, yakni sebuah aplikasi manajemen pertanian yang didesain untuk memudahkan petani mengelola pekerjaan, sumber daya, meningkatkan pengetahuan dan mengoperasikan aktivitas perangkat secara otomatis.

Keyakinan pengembang bahwa pertanian modern harus berorientasi pada bisnis. Lebih dari sekadar memproduksi tanaman, petani perlu memikirkan tentang profit, produktivitas, kualitas dan keberlanjutan. Selain menjadi petani yang baik, mereka perlu menjadi manajer pertanian dan pemilik bisnis yang andal. Tania diharapkan membantu petani mencapai hal tersebut. Tania dipublikasikan sebagai open source, di bawah lisensi Apache 2.0.

“Para pendiri dan tim di Tanibox, memang sudah senang berkecimpung di dunia open source. Dengan menempatkan Tania sebagai open source masyarakat dapat dengan bebas mencoba dan memodifikasi, tentu saja dukungan yang kami berikan bersifat komunitas. Artinya tidak ada dukungan yang bersifat eksklusif seperti melakukan kustomisasi atau mengajarkan cara pakai ke masing-masing pengguna. Jika ada pengguna yang ingin melakukan kustomisasi dan membutuhkan dukungan yang eksklusif, maka mereka harus membayar. Ini model bisnis yang lumrah di dunia open source. Dengan melepas Tania menjadi open source, kami juga bisa mendapatkan traksi yang lebih cepat,” ungkap Asep.

Produk kedua Terra, yakni sebuah komputer dan sensor mini yang bekerja secara real-time untuk menangkap dan mempelajari kondisi lahan dan lingkungan di sekitarnya. Selain digunakan untuk mengoperasikan alat seperti pancuran penyiram secara jarak jauh, perangkat IoT ini juga diterapkan untuk mengumpulkan dan mengirimkan data. Konsepnya sebenarnya juga mengadopsi dari kebiasaan para petani. Mereka selalu menggunakan informasi tentang cuaca, iklim, dan kondisi alam lainnya untuk mengetahui waktu terbaik bercocok tanam.

Penerapan produk komputer dan sensor Terra pada lahan tanaman / Tanibox
Penerapan produk komputer dan sensor Terra pada lahan tanaman / Tanibox

Didukung algoritma komputasi, sensor memberikan informasi untuk mengontrol berapa banyak air yang dibutuhkan oleh tanaman, mendeteksi kebocoran, mengukur data terkait curah hujan, kelembapan, suhu, tekanan udara hingga tingkat kontaminasi. Implementasi di lahan menggunakan dua alat: Farm Computer dan Sensor. Sedangkan akses data dan kontrol perangkat dapat dilakukan melalui aplikasi mobile (direncanakan rilis ke publik kuartal ketiga tahun ini).

Yang ketiga, Trace, disebut sebagai platform pelacakan. Memberikan informasi produk makanan dan pertanian yang telah diverifikasi, mulai dari produsen, asal-usul, hingga kepemilikannya. Setiap item produk akan memiliki identitas unik, memungkinkan dilakukan pelacakan jika dibutuhkan oleh konsumen. Platform ini dinilai dapat memungkinkan para mitra mengelola bisnis, produk, dan rantai pasokan mereka lebih mudah transparan.

Tentang TaniCoin

Saat ini Tanibox tengah menjalankan proses ICO, menjual TaniCoin (atau disebut TACO) dengan target total koin sebanyak 1 miliar unit. TACO didefinisikan sebagai “participant-oriented project” yang juga dapat berfungsi sebagai koin utilitas untuk membangun teknologi blockchain. Koin kripto ini dikembangkan dengan algoritma CryptoNight. Ditargetkan proses ICO akan berakhir pada Desember tahun ini. Diharapkan keberhasilan ICO tersebut akan melancarkan roadmap produk dan bisnis yang sudah direncanakan secara jelas.

“TaniCoin sendiri sebenarnya didesain sebagai utility coin, artinya koin tersebut akan digunakan di dalam ekosistem blockchain Tanibox untuk melakukan transaksi, tetapi tidak menutup kemungkinan pemilik TaniCoin akan melakukan jual beli (trading) dengan cryptocurrency lain selepas ICO. Karena kami akan mendaftarkan TaniCoin di cryptocurrency exchange yang bersifat publik,” ujar Asep menjelaskan.

Proses ekonomi yang akan terjadi dalam blockchain Tanibox / Tanibox
Proses ekonomi yang akan terjadi dalam blockchain Tanibox / Tanibox

Pada akhirnya tim Tanibox meyakini bahwa sektor agrikultur adalah sektor yang jarang tersentuh oleh perkembangan teknologi informasi, oleh karena itu dengan semakin banyak orang-orang di industri teknologi informasi yang mau berkecimpung diharapkan makin memajukan sektor agrikultur.

“Jumlah populasi manusia semakin bertambah, tidak mungkin petani dapat menghasilkan makanan untuk manusia jika masih menggunakan cara-cara yang sama seperti pada saat populasi manusia masih sedikit,” tutup Asep.

Platform Sepeda Motor Online Moladin Peroleh Suntikan Dana 17 Miliar Rupiah

Platform online yang bergerak di sektor sepeda motor Moladin mengumumkan telah mendapat suntikan dana segar sebesar $1,2 juta atau sekitar Rp17,1 miliar dari East Ventures, Berjaya Group, dan Ethos Partners.

Saat ini layanan pembelian motor Moladin baru bisa dinikmati mereka yang tinggal di area Jabodetabek, Banten, Bandung, Yogyakarta, Solo dan Semarang. Dana segar yang didapat rencananya akan digunakan melebarkan cakupan wilayah ke daerah lain di Indonesia.

Moladin merupakan sebuah platform online yang khusus menangani serba-serbi sepeda motor. Tidak hanya melayani pembelian sepeda motor, Moladin juga melayani pembelian apparel, spare part, informasi mengenai bengkel, dan forum yang membahas mengenai sepeda motor.

Diluncurkan sejak November 2017, Moladin yang didirikan oleh Jovin Hoon dan Mario Tanamas sudah bermitra dengan lebih dari 40 dealer dan beberapa perusahaan leasing besar di Indonesia. Moladin mengklaim mengalami pertumbuhan penjualan 20-30% per bulannya dengan total nilai transaksi lebih dari $1 juta.

Co-Founder Moladin Jovin Hoon menjelaskan, sebelum adanya Moladin pembelian sepeda motor secara konvensional membutuhkan waktu dan cukup rumit. Rata-rata konsumen harus membuat dua sampai tiga kali kunjungan ke dealer untuk mendapatkan motor yang diinginkan sebelum memutuskan untuk membeli.  Belum lagi transaksi pembayaran, registrasi nomor plat yang memakan waktu. Itulah mengapa Moladin sebagai platform online diklaim disambut baik masyarakat.

“Pertumbuhan kami yang cepat menunjukkan validasi yang kuat atas apa yang kami sedang bangun. Kami sangat bersemangat dengan perjalanan kami ke depan untuk terus mengembangan Moladin,” lanjut Jovin.

Managing Parter East Ventures Willson Cuaca mengungkapkan bahwa apa yang dilakukan Moladin adalah melancarkan proses pembelian sepeda motor dengan beerja sama dengan jaringan dealer dan pemodal. Pembeli potensial tidak harus menempuh jarak dan menunggu lama untuk membeli sepda motor.

“Kami melihat bagaimana volume penjualan Moladin pada Mei 2018 telah meningkat tiga kali lipat sejak awal Januari. Ini menunjukkan kepercayaan pelanggan yang terus meningkat dalam membeli sepeda motor melalui Moladin. Masih banyak ruang untuk bertumbuh di industri sepeda motor. Kami percaya bahwa model bisnis mereka akan mendominasi pasar dengan semakin banyaknya orang yang merasa nyaman untuk membeli sepeda motor secara digital,” imbuh Willson.

Application Information Will Show Up Here