Mister Kirim Sediakan Solusi “On Demand Logistics”

Industri logistik turut naik daun berkat moncernya pamor belanja online. PT Mister Kirim Indonesia (Mister Kirim) mencoba hadir menawarkan kebutuhan logistik yang terintegrasi, aman dan transparan. Layanan ini tersedia untuk aplikasi Android dan web.

Fokus Mister Kirim adalah sebagai penyedia layanan on demand courier dengan armada utama sepeda motor. Meski demikian Mister Kirim memiliki beberapa pilihan jenis armada pengiriman sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Mister Kirim akan head to head dengan beberapa layanan, seperti Go-Send dari Go-Jek dan Etobee. Keduanya sama-sama menggabungkan layanan logistik dengan sentuhan teknologi.

Sebagai perusahaan logistik dengan sentuhan digital, layanan ini memiliki sejumlah fitur atau layanan meliputi, kurir kembali ke lokasi angkut barang, pengiriman terjadwal, layanan pelanggan, pelanggan prioritas, beberapa lokasi tujuan, dan pengambilan barang dari beberapa lokasi yang berbeda.

“Peluang Mister Kirim masih sangat besar seiring dengan meningkatnya kebutuhan layanan logistik yang dipicu oleh tumbuhnya industri e-commerce dan juga pelaku-pelaku usaha UMKM yang membutuhkan dukungan dalam bidang logistik untuk memperlancar dan mempercepat perkembangan usahanya. Selain itu pembangunan infrastruktur yang semakin baik makin memperluas peluang itu sendiri,” ujar Chief Marketing Officer Mister Kirim Suharti Sadja.

Peluang dan target tahun ini

Mister Kirim resmi didirikan bulan Agustus 2017. Belum genap satu tahun usianya, Mister Kirim sudah beroperasi di Jakarta dan daerah penyangga di sekitarnya dengan jumlah pengguna mencapai 4500 pada bulan Februari kemarin.

“Market logistik Indonesia sangat besar, persaingan layanan logistik saat ini dan ke depannya akan semakin ketat. Hal ini diiringi dengan tumbuhnya kesadaran tentang efektivitas dari faktor pembiayaan layanan logistik itu sendiri. Berdasarkan hal ini, nantinya akan semakin banyak hadir layanan logistik berbasis teknologi untuk mengantisipasi faktor harga pengiriman barang karena layanan logistik via aplikasi, harga kirim akan sangat transparan dan reliable,” imbuh Suharti.

Teknologi Mister Kirim disebut tidak hanya digunakan untuk pemesanan kurir. Mereka menempatkan teknologi untuk membantu pengguna lebih mudah memastikan keamanannya. Aplikasi Mister Kirim dilengkapi dengan QR code dan nomor resi yang unik untuk setiap pemesanan. QR code disediakan sebagai sistem pengenalan kurir bagi pemesan untuk memastikan kurir yang bertugas sesuai dengan identitas yang tertera. Sedangkan nomor resi digunakan untuk memastikan kiriman sampai ke tujuan.

Selain melayani pengguna individu, Mister Kirim juga melayani pelanggan bisnis, di antaranya TandaMata, OJK, IDMARCO, LimaKilo, Klik-Eat dan beberapa lainnya. Dengan tidak terpaku pada satu jenis model bisnis, Mister Kirim berharap bisa lebih banyak menjangkau pengguna. Di tahun 2018 ini Mister Kirim berencana memperluas wilayah operasi di 20 kota besar di Indonesia.

“Mister Kirim ingin memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam layanan logistik melalui transparansi biaya mengutamakan keamanan dalam proses pengiriman barang sampai di tangan penerima dan memberikan pilihan moda angkutan logistik yang ingin digunakan dalam satu aplikasi. Mister Kirim ingin membuka kesempatan peluang kerja bagi setidaknya 15.000 mitra yang bergabung menjadi kurir di Mister Kirim dan memperluas area layanan di luar Jabodetabek,” tutup Suharti.

Application Information Will Show Up Here

Sayurbaba Layani Pesan Antar Bahan Makanan di Pontianak

Seiring makin ramainya Kota Pontianak, Kalimantan Barat, membuat pertumbuhan bisnis digital di wilayah ini turut berkembang. Startup yang baru resmi meluncur para akhir Januari 2018 lalu adalah Sayurbaba, yakni sebuah aplikasi on-demand yang melayani pemesanan bahan makanan mentah, seperti sayuran, bumbu dapur, daging, hingga ikan.

Sayurbaba didirikan oleh Sutrisno dan Yunardi dengan konsep menjadi perantara antara masyarakat sebagai konsumen dan petani. Dalam operasional bisnis yang sudah dijalankan, Sayurbaba melayani pemesanan dalam dua shift pengantaran, yakni pagi dan siang. Dari statistik yang ada, saat ini Sayurbaba sudah mendapatkan unduhan 2300 kali di Play Store dan 700 kali di App Store.

Diceritakan bahwa kondisi Kota Pontianak saat ini sudah semakin ramai. Dengan banyaknya pekerja urban dan mahasiswa, terbuka banyak peluang usaha yang bisa dikembangkan. Sayurbaba melihat, pertumbuhan rumah kos atau kontrakan yang ada di Pontianak sebagai pangsa pasar yang dapat digali. Umumnya anak kos atau kontrakan ingin berhemat, sehingga tidak semua selalu membeli makanan siap saji.

“Untuk kesediaan sayur dan daging mentah, kami membeli dari petani dan rekanan lokal di Pontianak dengan sistem beli putus,” ujar Yunardi. “Namun Sayurbaba juga tidak ingin ‘mengganggu’ pedagang sayur lokal. Saat ini kami tengah mengembangkan proses bisnis sehingga nantinya bisa bekerja sama dengan pedagang sayur keliling yang ada.”

Sayurbaba mendapat keuntungan dari margin penjualan yang dipatok belasan persen. Selain itu juga dari ongkos kirim.

“Untuk minimal pemesanan kita patok minimal seharga Rp20.000 ditambah ongkos kirim sebesar Rp10.000, sedang untuk pemesanan Rp50.000 bebas biaya pengiriman.”

Di bawah payung legal CV Sayurbaba Online Borneo, saat ini Sayurbaba memiliki sepuluh karyawan, terdiri dari 6 orang kurir dan 4 admin, termasuk bagian pengemasan. Setiap hari pemesanan dibuka hingga pukul 22.00 malam, untuk diantar keesokan harinya.

Ke depan Sayurbaba akan menambah produk berupa buah-buahan dan paket lauk.

“Saat ini kita sudah mulai berkembang hingga ke luar Pontianak, untuk peluasan pangsa pasar mungkin kita mencari investor,” tutup Yunardi.

Application Information Will Show Up Here

Solusi Populix Hadirkan Kemudahan untuk Kelola Riset dan Survei

Di saat teknologi mulai merambah ke semua aspek kehidupan manusia, solusi-solusi unik berbasis teknologi semakin banyak bermunculan. Termasuk salah satunya Populix, startup yang memudahkan penggunanya untuk mendapatkan responden survei dan riset.

Populix juga menawarkan jasa untuk mendesain kuesioner riset dan menganalisis data dari hasil riset. Pihak Populix menceritakan bahwa layanan mereka merupakan end-to-end service bagi mereka yang ingin belanja riset dan menggunakan teknologi untuk membuat semua proses lebih sederhana.

Di sisi lain, di sisi responden Populix membuka kesempatan bagi mereka yang ingin bergabung di sistem Populix. Mereka diwajibkan menjawab beberapa pertanyaan dasar seperti umur, domisili, industri, pekerjaan dan lain-lain. Setelah itu pihak Populix akan melakukan verifikasi data dengan berbagai cara, salah satunya dengan mencocokan data melalui media sosial.

Ketika data sudah selesai dihimpun dan diverifikasi. Tahap selanjutnya jika ada periset yang ingin mendapatkan data riset atau survei pihak Populix akan memilah data sesuai kriteria yang diinginkan dan menghubungi responden yang masuk dalam kriteria via email. Mereka yang mengikuti survei selanjutnya akan diganjar dengan reward yang sesuai.

“Kalau dari segi periset, periset dapat langsung berdiskusi dengan tim Business Development Populix.  Setelah menerima research brief-nya, kami akan langsung memberikan proposal beserta quotation. Setelah disetujui, klien tinggal menunggu hingga hasil riset tersebut selesai,” terang Founder Populix Eileen Kamtawijoyo.

 Masalah utama yang coba diselesaikan

Populix memang belum lama diluncurkan. Dari keterangan Eileen mereka baru meluncurkan Populix 5 bulan silam. Ada permasalahan mendasar yang coba dijawab dengan solusi yang mereka sediakan yakni soal kualitas, biaya, dan waktu. Populix tidak mengubah konsep keseluruhan riset, tapi lebih ke mempersingkat proses riset dengan menggunakan teknologi. Memangkas waktu, biaya namun dengan kualitas yang terjaga.

“Populix tentunya bisa diterima di masyarakat, walaupun memang industri riset ini pemainnya sudah senior-senior dan klien yang sudah terbiasa dengan ‘the status quo’ jadi memerlukan waktu untuk mengedukasi layanan ataupun produk seperti Populix. Saat ini, kami menjalankan proyek-proyek yang nantinya dapat digunakan sebagai ‘case study‘ yang dibawa untuk menarik klien lainnya,” ungkap Eileen.

Populix memang masih harus bergelut dengan edukasi masyarakat dan terus mensosialisasikan layanan mereka ke khalayak untuk menambah database responden mereka. Namun mereka tetap optimis. Tahun ini mereka menargetkan untuk terus bisa mengembangkan portofolio klien mereka untuk bisa lebih dipercaya oleh pengguna riset di Indonesia.

Mengenal Stocks Asia, Mesin Pencari Khusus Tulisan Bisnis dan Saham

Dewasa ini sumber bacaan atau artikel bisa didapat dengan mudah dengan mengandalkan mesin pencari seperti Google atau Bing. Mengusung semangat yang sama, Stocks Asia hadir dengan membawa spesialisasi menjadi mesin pencari khusus untuk artikel atau berita bertema saham, bisnis dan ekonomi. Stocks Asia membantu mereka untuk memilah-milah berita dari berbagai sumber berita atau artikel terpercaya.

Selain itu Stocks Asia tidak hanya menyediakan pencarian berdasarkan kata kunci. Di sistem mereka pencarian juga bisa dikhususkan atau dipersempit dengan menerapkan filter berdasarkan topik, sumber sektor, hingga analisis mendasar.

Ada beberapa hal yang menjadi keunggulan Stocks Asia, pertama volume. Pemantauan terhadap ratusan sumber berita secara berkelanjutan dan koleksi yang besar. Dari penuturan tim Stocks Asia saat ini sudah ada jutaan artikel saham yang terindeks dan terkategorisasi dengan baik.

Yang kedua adalah terstruktur. Semua artikel ditandai dan dikategorikan berdasarkan kode saham, topik, sumber berita, tanggal, bahasa dan kata kunci sehingga memudahkan pengguna. Stocks Asia juga menambahkan beberapa algoritma yang memahami kata-kata yang ada di artikel berita sehingga pencarian bisa lebih akurat.

Founder Stocks Asia Benny Prijono kepada DailySocial menceritakan bahwa mesin pencari yang ia ciptakan merupakan perwujudan dari solusi untuk permasalahan yang sering ia hadapi. Benny sebagai investor ritel sering mendapatkan kendala dalam mencari berita saham, yakni dalam mendapatkan berita terbaru dan dalam mencari informasi historis.

“[Dalam mencari informasi historis, kendala dihadapi] terutama untuk long term investor, sebelum berinvestasi di suatu saham tentu kita ingin membaca sebanyak mungkin analisis tentang saham tersebut, baik penjelasan tentang perusahaannya, analisis performansi perusahaan di masa lalu, prospek perusahaan di masa depan, gaya manajemen, catatan aksi korporasi dan lain-lain. Informasi ini sangat penting bagi investor, tapi juga sangat sulit ditemukan karena sulit untuk mencari kata kunci yang tepat untuk menemukannya,” terang Benny.

Perjalanan Stocks Asia dimulai ketika tahun 2015. Tahun itu tahun peluncuran dan diikutkan dalam kompetisi INAICTA 2015 dan berhasil membawa pulang predikat juara 3 untuk kategori R&D. Setelah itu Stocks Asia kurang dikembangkan dan kembali disempurnakan mulai Maret 2017.

Untuk target, Benny telah memasang beberapa poin yang ingin dicapai di tahun ini. Seperti, untuk bisnis Stocks Asia masih berusaha menambah banyak pengguna. Untuk fitur, penyempurnaan algoritma pencarian dan untuk teknologi pihaknya mencoba mengupayakan infrastruktur yang berkualitas untuk menjamin kecepatan akses.

Media Sosial Lokal “Oorth” Resmikan Platform Web dan Aplikasi iOS

Bertempat di Solo, hari ini (21/3) aplikasi media sosial lokal berbasis komunitas “Oorth” secara resmi meluncurkan aplikasi iOS dan website. Di fase awalnya menjelang akhir 2017 lalu, Oorth hadir di platform Android. Momentum peluncuran ini diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi Oorth menjadi media sosial yang dapat diterima oleh masyarakat luas. Untuk versi web, layanan dapat diakses melalui alamat http://www.oorth.me/.

Selain memiliki fitur untuk chatting bagi komunitas, berbagi foto dan video layaknya media sosial pada umumnya, Oorth mempunyai fitur lain berupa digital wallet dan donasi stream. Hal ini memungkinkan komunitas-komunitas yang terdaftar dan terverifikasi di Oorth bisa melakukan penggalangan dana dan iuran komunitas secara digital. Pengguna Oorth sendiri dapat menjadi donatur dalam penggalangan dana yang diadakan oleh komunitas-komunitas tersebut melalui digital wallet yang disebut Skypay.

Skypay ini mirip dengan berbagai layanan pembayaran yang menempel di platform online. Pengisian saldo Skypay bisa dilakukan dengan cara mentransfer melalui bank-bank atau merchant yang sudah bekerja sama dengan Oorth.

Aplikasi Oorth sendiri dikembangkan Skynosoft Portal Prime, sebuah perusahaan software developer berbasis di Solo, Jawa Tengah. Perusahaan ini dikembangkan Krishna Adityangga sebagai Chief Executive Officer (CEO) bersama dua rekannya Dhanny Ardiansyah sebagai Chief Technology Officer (CTO) dan Mulyono Herman sebagai Chief Information Officer (CIO).

“Berawal dari keresahan karena belum ada media sosial yang mengintegrasikan kebutuhan-kebutuhan komunitas secara digital dan bagaimana media sosial bukan hanya menjadi ajang untuk mencari eksistensi diri, tetapi juga memberikan manfaat bagi banyak orang,” ujar Krishna Adityangga.

Krishna  menambahkan bahwa di era digital saat ini banyak hal yang bisa ditransformasikan ke dalam bentuk digital, termasuk kegiatan-kegiatan komunitas. Kehadiran Oorth sekaligus menjadi bukti bahwa industri teknologi tidak hanya berkembang pesat di kota-kota besar seperti Jakarta, tetapi juga di daerah seperti Solo.

Dari data yang dipaparkan, sejak diluncurkan pada Oktober 2017 lalu, jumlah pengguna Oorth sudah mencapai 34 ribu. Berdasarkan usia pengguna, Oorth diakses oleh masyarakat usia 25-34 tahun sebanyak 31,01%, usia 35-44 tahun sebanyak 22,37%, dan usia 18-24 tahun sebanyak 20,63%. Pengguna Oorth bukan hanya berasal dari Indonesia saja, tetapi sudah digunakan oleh masyarakat internasional dan komunitas-komunitas yang ada di luar negeri seperti di Hong Kong, Australia, Malaysia, Singapura, dan lain-lain.

Untuk menguatkan kehadirannya, Oorth juga sudah bekerja sama dengan berbagai institusi, perusahaan, dan komunitas dalam rangka pengembangan aplikasi agar lebih menjawab kebutuhan pengguna. Misalnya dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) di mana masyarakat cukup membayar zakat melalui aplikasi Oorth.

Mengangkat tema Find Easiness, Oorth ingin memberikan solusi kemudahan bagi pengguna dan komunitas-komunitas untuk terus terhubung dan membantu sesama. Kemudahan tersebut di antaranya dengan fitur chatting baik secara personal maupun dalam grup komunitas. Fitur News menyajikan berita-berita terkini dari berbagai portal online agar pengguna dapat selalu update informasi.

Kelebihan lain yang coba diusung dari media sosial Oorth adalah menekankan pada isu humanity, dengan harapan dapat menjadi platform untuk melakukan penggalangan dana, donasi, crowdfunding atau fundraising.

“Ke depannya kami akan terus jalin kerja sama dengan beragam institusi dan komunitas agar semakin banyak orang yang mendapatkan manfaat dari media sosial Oorth ini. Apalagi sekarang sudah bisa diakses di Android, iOS, dan Web,” ujar Krishna.

Application Information Will Show Up Here

Bitcoin.co.id Ubah Nama Menjadi INDODAX

Bitcoin Indonesia atau dikenal dengan Bitcoin.co.id kini resmi berganti nama sebagai INDODAX (Indonesia Digital Asset Exchange). Dengan wajah baru ini INDODAX berharap bisa tetap menjawab tingginya minat dan kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap layanan pengelolaan aset digital.

INDODAX akan tetap bisa melayani jual dan beli aset digital seperti Bitcoin, Ethereum, Ripple, dan beberapa cryptocurrency lainnya. Dalam keterangan resminya, INDODAX menyampaikan bahwa pihaknya berusaha mengedepankan keamanan, kemudahan, kecepatan, dan pelayanan yang memuaskan dalam setiap transaksinya. Dengan wujud terbarunya ini memungkinkan pengguna untuk membeli atau menjual aset digital setiap saat, 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu, termasuk juga pada saat hari libur.

“Kami percaya bahwa teknologi digital asset dapat memberikan dampak positif yang besar terhadap ekonomi. Kini peranan digital asset di Indonesia sebagai salah satu media spekulasi pun semakin berkembang, khususnya dengan makin berkembangnya teknologi blockchain. INDODAX hadir untuk membantu pelanggan dalam memberikan tempat untuk membeli dan menjual digital asset dengan cara yang mudah, aman dan cepat,” terang CEO INDODAX Oscar Darmawan.

Keamanan dan transparansi dalam bertransaksi digital asset menjadi fokus utama INDODAX. Salah satu perwujudannya adalah dengan peraturan yang diterapkan oleh perusahaan di mana setiap orang yang ingin membeli atau menjual digital asset melalui INDODAX harus mendaftarkan diri sesuai dengan data pribadi yang sah untuk menghindari munculnya tidak kriminal.

Selain itu pihak INDODAX mengklaim bahwa mereka didukung dengan teknologi blockchain yang membuat semua aset digital dan perpindahannya dapat dilacak dengan lebih mudah. Karena semua transaksi yang terjadi tercatat secara elektronik di dalamnya.

Saat ini INDODAX mencatat sudah memiliki 1,1 juta anggota terdaftar yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Rata-rata pertumbuhan baru pun mencapai angka 3000 per hari dengan rata-rata volume transaksi yang sekarang terjadi mencapai 100 miliar rupiah.

“Hingga saat ini, terdapat berbagai pilihan digital asset yang dapat dibeli dan dijual seperti Bitcoin, Bitcoin Cash, Bitcoin Gold, Ethereum, Ripple, Dogecoin, Litecoin, Bitshares, NXT dan NEM, serta DASH. Kami akan terus melengkapi produk yang kami tawarkan agar dapat terus memenuhi kebutuhan pengguna,” terang Oscar.

Application Information Will Show Up Here

Wallezz Sajikan Ragam Solusi Teknologi Keuangan Berbentuk SaaS

Wallezz adalah salah satu dari sekian banyak perusahaan teknologi finansial yang ada di Indonesia. Beroperasi sejak Januari 2017, Wallezz (akronim dari Wallet Effortlezz) berusaha membantu menyediakan berbagai solusi di bidang pembayaran digital dengan beragam solusi yang ditawarkan.

CEO Wallezz Christian Linting bercerita kepada DailySocial, bisnisnya memiliki beberapa solusi seperti aplikasi untuk pengguna dan merchant berupa e-wallet, IoT as a Services, Credit Scoring as a Services, dan beberapa solusi penerimaan pembayaran online bagi pemerintah kabupaten dan provinsi dalam bentuk SaaS. Wallezz juga membantu UMKM dalam mengelola keuangan yang semuanya dalam bentuk digital, cashless dan cardless.

“Kami ingin menciptakan suatu ekosistem di mana seluruh nasabah bank atau non-bank dapat menikmati cara bertransaksi digital tanpa batasan. Tentu hal ini berbeda dengan kondisi saat ini di mana semua orang bekerja untuk mendorong cashless society, tapi tidak ada yang membuka diri agar infrastrukturnya mau dipakai bersama,” terang Christian.

Christian melanjutkan, selama satu tahun berjalan pihaknya sangat fokus untuk membangun berbagai macam solusi tadi dan membangun kemitraan B2G dan B2B dengan timnya yang saat ini berjumlah 32 orang. Wallezz sebagai perusahaan juga telah mengantongi perizinan umum untuk perusahaan di Indonesia dan sudah terdaftar di Layanan Pengadaan Secara Elektronik milik pemerintah.

“Sejak awal berdiri kami terus melakukan koordinasi dengan regulator, yaitu Bank Indonesia dan OJK, yang tentu saja sangat kooperatif dan benar-benar memosisikan diri sebagai mitra kerja,” terang Christian.

Ia juga menambahkan bahwa sebelum aturan BI yang baru ini pihaknya sudah melakukan pemaparan ke Bank Indonesia, dan dengan aturan baru dari BI Wallezz sebagai perusahaan pun sudah berusaha memenuhi dan berharap secepatnya bisa terdaftar di BI.

“Proses pendaftaran ke BI Fintech telah kami lalui dan telah memenuhi standar BI Fintech serta tinggal menunggu proses publikasi di Website BI, melengkapi 8 fintech lainnya yang sudah lebih dulu terdaftar,” imbuh Christian.

Yang dilakukan di tahun 2018

Tahun ini bisa dibilang sebagai tahun yang cukup sibuk bagi Wallezz. Selain masalah perizinan Wallezz juga tengah berupaya untuk menjalin lebih banyak kerja sama dengan berbagai macam pihak. Salah satu yang dipaparkan Christian adalah pihaknya selalu terbuka untuk bekerja sama dengan pemerintah, bank atau bahkan badan usaha lain untuk menggunakan solusi cashless dan cardless melalui layanan IoT yang disediakan Wallez. Termasuk untuk implementasi solusi berbasis vending machine, fully automatic parking, IoT Gate untuk KRL, busway, kereta api dan lain sebagainya.

“Solusi-solusi yang kami kembangkan dengan dukungan produk-produk SaaS seperti eGovernment, eEnterprise, eLoyalty, Online Banking Bank Sampah. Kami akan terus mengembangkan sisi teknologi dan bisnis dengan mengedepankan kerja sama dan saling dukung bisnis dengan seluruh pemangku kepentingan dan tidak ingin menyerang bisnis mitra-mitra kami,” imbuh Christian.

Mengenai legalitas, Christian menceritakan bahwa ada beberapa perizinan yang coba diurus. Seperti perizinan ke BI dan perizinan ke OJK untuk unit bisnis (Online Banking Bank Sampah) terkait bisnis model p2p lending yang diaplikasikan. Dari segi bisnis, Wallezz juga masih dalam fokus untuk akuisisi pelanggan perusahaan dan pemerintah.

“Satu harapan kami perusahaan startup yang baru satu tahun usianya ini, kami bisa menjadi pendorong integrasi seluruh pemangku kepentingan. Di tahap awal, kami menargetkan sebanyak mungkin dapat mengakuisisi pelanggan-pelanggan bisnis dan pemerintah daerah. Kami memiliki target yang cukup menantang di tahun ini, setidaknya kami sudah berpartner dengan 5 pemerintah kota/kabupaten, 2 bank BUKU, 6 bank pembangunan daerah, dan 3 komunitas. Sejujurnya itu masih jauh dari target kami di tahun 2018 ini,” tutup Christian.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Fokus dan Strategi Wahyoo, Startup Berbasis Aplikasi Menyasar Warung Makan

Setelah sukses membangun AR&Co yang fokus pada pengembangan produk berbasis augmented reality, Founder & CEO Peter Shearer mendirikan startup social enterprise bernama Wahyoo.

Kepada DailySocial, Peter menyampaikan sejumlah alasan mengapa dirinya tertarik untuk mendirikan startup baru yang menyasar warung makanan di Indonesia (warteg).

“Jika dilihat saat ini ada sekitar tiga ribu warung makan di Jakarta saja. Namun bisnis yang hanya ada di Indonesia ini masih belum memanfaatkan teknologi dengan sempurna. Berangkat dari alasan itulah akhirnya Wahyoo saya dirikan,” kata Peter.

Memanfaatkan pengalaman dan latar belakang teknologi yang dimilikinya, Peter dan tim kemudian mencoba untuk mengoptimalkan warung makan di Jakarta mengadopsi teknologi. Dengan demikian mereka bisa meningkatkan pendapatan sekaligus menjadi platform untuk keperluan digital yang saat ini makin marak kehadirannya.

“Berbasis aplikasi nantinya pemilik warung bisa mendapatkan akses kebutuhan produk dari brand FMCG ternama hingga menjadi meeting point layanan transportasi on-demand di Indonesia,” kata Peter.

Cara kerja Wahyoo

Warung makan binaan Wahyoo
Warung makan binaan Wahyoo

Menggandeng enam brand terkemuka saat ini, di antaranya adalah Redoxon, Teh Pucuk, Betadine, Le Minerale, Tora Bika dan Happy Tos, pemilik warung makan diberikan kesempatan untuk menjual sekaligus mempromosikan brand tersebut di warung makan mereka. Memanfaatkan jumlah pengunjung yang datang ke warung makan setiap harinya, kegiatan pemasaran tersebut bisa dimanfaatkan oleh brand secara langsung.

“Setiap harinya untuk satu warung makan bisa kedatangan 100 orang. Potensi tersebut bisa dimanfaatkan oleh brand untuk promosi, dan tugas kami dari Wahyoo adalah memastikan kegiatan pemasaran tersebut berjalan dengan baik,” kata Peter.

Sementara keuntungan yang bakal didapatkan oleh pemilik warung adalah akses mudah dan cepat produk FMCG pilihan tersebut, point rewards yang nantinya bisa ditukarkan hadiah umroh hingga naik haji, juga pelatihan yang dihadirkan oleh Wahyoo seputar cara tepat mengelola keuangan, memilih menu dan produk makanan yang sehat hingga demo masak.

“Dengan demikian pemilik warung bisa meningkatkan pendapatan melalui promo yang ada sekaligus mendapatkan informasi dan pengetahuan tambahan untuk meningkatkan usaha,” kata Peter.

Masih fokus melakukan sosialisasi penggunaan aplikasi kepada pemilik warung, untuk menghindari kesulitan mengakses aplikasi tersebut, Peter dan tim pun mencoba untuk membuat aplikasi semudah mungkin.

“Yang penting aplikasi bisa digunakan untuk melakukan pembelian produk, nantinya secara rutin update fitur akan kami tambahkan mengikuti demand dan perkembangan yang ada,” kata Peter.

Strategi monetisasi

Untuk saat ini monetisasi yang diterapkan oleh Wahyoo adalah berasal dari brand yang menjalin kemitraan dengan Wahyoo. Target dari Wahyoo selain menambah jumlah brand dari FMCG, juga dari startup agriculture demi menyediakan bahan makan dan sayuran yang berkualitas.

“Salah satunya kita juga tengah melakukan finalisasi dengan 8Villages agar nantinya bisa memasok bahan sayuran dan produk segar lainnya kepada pemilik warung makan binaan Wahyoo,” kata Peter.

Di fase awal fokus dari Wahyoo adalah merekrut lebih banyak warung makan di seluruh Jakarta. Saat ini Wahyoo telah memiliki 315 warung makan di Jakarta. Target Wahyoo hingga akhir tahun 2018 bisa mencapai 2000 warung makan.

“Fase lainnya yang ada di pipeline kami adalah menambah kemitraan dengan platform crowdfunding, memberikan pilihan pembayaran hingga menghadirkan bahan makanan setengah jadi untuk warung makan,” kata Peter.

Bermitra dengan Grab

Founder dan CEO Wahyoo Peter Shearer
Founder dan CEO Wahyoo Peter Shearer

Kemitraan lain yang bakal dilancarkan oleh Wahyoo adalah dengan Grab. Bentuk kemitraan ini adalah menjadikan warung makan binaan Wahyoo sebagai meeting point sekaligus tempat beristirahat mitra pengemudi Grab. Dengan demikian mitra pengemudi tersebut memiliki tempat istirahat di semua warung makan yang bergabung dengan Wahyoo dan akan mendapatkan minuman gratis jika membeli makan di warung makan binaan Wahyoo.

“Bentuk kerja sama lainnya yang akan kami hadirkan adalah pengantaran makan dan minum dari warung makan tersebut ke rumah pembeli melalui aplikasi dan mitra Grab. Namun saat ini masih dalam rencana kami,” kata Peter.

Saat ini Wahyoo belum meluncurkan aplikasi untuk pengguna dan masih fokus kepada aplikasi untuk pemilik warung makan. Jika nantinya sudah diluncurkan, aplikasi untuk pengguna lebih kepada loyalty program dengan memberikan poin yang bisa didapatkan jika makan dan minum di warung makan binaan Wahyoo.

Rencana fundraising Wahyoo

Masih menjalankan bisnisnya secara bootstrapping, Wahyoo yang mulai berjalan sejak bulan Juni 2017 sudah berencana akan melakukan fundraising. Berencana untuk launching akhir bulan Maret 2018 mendatang, Peter berharap melalui publikasi tersebut, Wahyoo bisa menarik perhatian investor yang tertarik dengan model bisnis Wahyoo.

“Sesuai dengan misi kami yaitu membantu meningkatkan usaha pemilik warung makan agar lebih relevan menyesuaikan kemajuan jaman. Kami juga ingin menggali potensi bisnis ini menjadi seperti ‘one stop shopping’ bukan hanya sebagai warung makan namun juga agen pulsa, tempat branding perusahaan dan masih banyak lagi,” tutup Peter.

Solusi Komplit Ternaknesia untuk Bantu Peternakan di Indonesia

Industri startup di sektor investasi budidaya atau bisnis yang mencoba membantu permasalahan konvensional di sektor peternakan perlahan mulai tumbuh. Kondisi ini ditandai dengan mulai banyaknya layanan yang muncul dengan solusi yang kian komplit.

Salah satu yang berpartisipasi di dalamnya adalah Ternaknesia. Beroperasi sejak tahun 2015, kini Ternaknesia hadir dengan solusi yang semakin lengkap mulai dari investasi hingga membantu memasarkan hasil peternakan.

Dari penuturan tim Ternaknesia pihaknya mengawali bisnisnya tiga tahun silam dengan membantu memasarkan hewan kurban baik secara online maupun offline. Seiring berjalannya waktu jaringan peternak yang semakin besar menggugah Ternaknesia untuk membantu di lebih banyak hal. Pada akhirnya di awal tahun 2017 Ternaknesia mulai membangun aplikasi dan website yang berisi fitur crowd investment untuk membantu pemasaran melalui fitur ternakQurban.

Sejauh ini jaringan Ternaknesia sudah menjangkau kota-kota di Jawa Timur, seperti Kediri, Madiun, Bojonegoro, Wonogiri, Pacitan, dan Madura. Selain itu jaringan peternak Ternaknesia sudah sampai di Banten.

Solusi yang ditawarkan Ternaknesia sebenarnya tidak jauh berbeda dengan solusi yang ditawarkan startup investasi budidaya lainnya. Solusi pemasaran misalnya, didesain untuk membantu para peternak untuk mendapatkan kanal pemasaran yang baik dengan harga yang sesuai.

Solusi ini dinilai akan memutus mata rantai distribusi yang cenderung panjang sehingga lebih efisien dari segi harga, bagi untuk konsumen maupun pelanggan. Baik itu hewan hidup atau yang sudah diolah seperti susu, daging, telur dan lainnya.

Di sisi manajemen, Ternaknesia menyiapkan aplikasi untuk membantu proses manajemen peternakannya. Salah satu yang diunggulkan adalah sistem pencatatan keuangan, sehingga peternak dimudahkan dalam mengatur modal dan menentukan penghasilan.

Sementara untuk para pengguna Ternaknesia menyediakan fitur investasi yang bisa menjadi sumber modal bagi para peternak yang kesulitan mengakses permodalan.

Digawangi Dalu Nuzlul Kirom sebagai Founder sekaligus CEO, Suryawan sebagai CTO, Diaz Permana sebagai COO, Saktiawan sebagai CMO, dan 7 orang lainnya yang berlatar belakang IT, elektro, peternakan, kedokteran hewan, keuangan, dan pemasaran, Ternaknesia berusaha mewujudkan cita-cita sebagai layanan yang menyediakan solusi lengkap dari hulu ke hilir untuk peternakan di Indonesia.

Kondisi terkini dari Ternaknesia, dilaporkan bahwa mereka saat ini sudah mendapatkan 1648 jumlah unduhan aplikasi, dengan 206 investor dan 56 rekanan yang terdiri dari peternak hingga pengepul susu, daging dan telur.

Application Information Will Show Up Here

Solusi Pembelian Reksadana INVISEE Targetkan 100.000 Investor Tahun ini

Teknologi finansial diprediksi akan menjadi salah satu ranah yang cukup ramai dan menjanjikan di masa mendatang. Dari sekian banyak layanan teknologi finansial yang muncul, INVISEE menjadi layanan yang menawarkan kemudahan akses ke beragam produk reksa dana.

INVISEE pertama kali didirikan pada tahun 2015, kemudian resmi terdaftar OJK pada November 2016. Operasionalnya sendiri secara resmi dimulai awal tahun 2017. INVISEE dijalankan dengan harapan membantu meningkatkan literasi keuangan nasabah pemula, khususnya produk reksa dana dengan akses yang mudah, nominal yang terjangkau, dan bantuan perencanaan keuangan.

“Permasalahan yang menjadi latar belakang dibuatnya INVISEE adalah jumlah investor reksa dana di Indonesia terbilang cukup rendah dibandingkan negara-negara lain. Hal ini karena kurangnya akses dan informasi terhadap produk-produk investasi tersebut,” terang Tim Sales & Marketing INVISEE Rusdan Trendyano.

Di segmen yang sama, INVISEE akan bergabung dengan layanan teknologi lain seperti Bareksa yang menggandeng Bukalapak dan Tokopedia.

Fitur-fitur yang ditawarkan

INVISEE paham bahwa masyarakat sekarang sudah mulai terbiasa dengan transaksi online seiring dengan bertumbuhnya layanan e-commerce di Indonesia. Dalam praktiknya, INVISEE dibuat dengan mengadopsi pengalaman berbelanja dan bertransaksi e-commerce.

INVISEE dilengkapi dengan fitur Shopping Cart untuk pembelian reksa dana dan fitur autodebet untuk memudahkan nasabah atau pelanggan membeli secara reguler. Saat ini ada beberapa produk reksa dana yang ditawarkan, mulai dari reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, dan reksa dana saham.

Ada juga fitur Goal Planner, sebuah fitur yang diperuntukkan bagi para investor untuk merancang, mengatur, dan mengelola investasinya sehingga dapat memantau perkembangan investasinya dengan lebih optimal.

“INVISEE dapat membantu para pekerja muda dapat mengelola keuangannya agar dapat optimal dalam mewujudkan cita-citanya di sisi keuangan,” terang Rusdan.

Optimis dengan sambutan masyarakat

Setahun berjalan, INVISEE cukup yakin dengan apa yang ingin diraih. Dijelaskan Rusda,  saat ini mereka dalam kondisi yang positif. Pertumbuhan investor dan transaksi mencapai 25% dengan per investor rata-rata memiliki akun reksa dana senilai Rp2 juta.

Kondisi ini membuat INVISEE  memasang target bisa mendapatkan 100.000 investor pada akhir tahun dengan dana kelolaan di atas Rp200 miliar.

Application Information Will Show Up Here